Makalah Psikologi (Adaptasi Pada Fase Bayi) [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Mirna
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karna rahmat dan hidayahnyalah sehingga penulisan makalah Adaptasi Psikologi Pada Fase Bayi ini dapat terselesaikan. Makalah ini kami susun dengan maksud untuk menjelaskan mengenai proses adaptasi yang dilakukan oleh bayi. Kami menyadari bahwasanya pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran dari bergabai pihak demi kelancaran dan kesempurnaan pembuatan makalah-makalah selanjutnya.



BAUBAU, 25 MARET 2013 PENYUSUN



KELOMPOK 1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAH A. Rumusan Masalah B. Tujuan BAB II PEMBAHASAN ADAPTASI PADA FASE BAYI A. Pengetian Adaptasi B. Proses Adaptasi C. Faktor yang Mempengaruhu Penyesuaian Pasca Natal D. Perilaku Emosi Pada Bayi E. Ekspresi Bahagia Pada Bayi BAB III PENUTUP A. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



A. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah makalah yaitu: 1. Bagaimana proses adaptasi psikologi pada fase bayi dalam kehidupan sehari-hari. 2. Apakah akibat kegagalan adaptasi pada bayi yang sedang menyesuaikan diri. 3. Apakah fakto-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pascanatal. 4. Bagaimana cara bayi dalam mengepresikan emosi. 5. Bagaimana cara bayi dalam mengekspresikan kebahagiaan. B. Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu: 1. Untuk mengetahui proses adaptasi psikologi pada fase bayi dalam kehidupan seharihari. 2. Untuk mengetahui akibat kegagalan adaptasi psikologi pada fase bayi yang sedang menyesuaiakan diri. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian pascanatal. 4. Untuk mengetahui cara bayi dalam mengekspresikan emosi. 5. Untuk mengetahui cara bayi dalam mengekspresikan kebahagiaan.



BAB II PEMBAHASAN



ADAPTASI PSIKOLOGI PADA FASE BAYI A. Pengertian Adaptasi/Penyesuaian Diri Scneider mengemukakan banyak arti tentang penyesuaian diri. Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai adaptasi yang berarti menyesuaikan diri untuk tujuan mempertahankan hidup dan biasanya bersifat biologis. Gerungan mengemukakan arti menyesuaikan diri dalam arti yang luas, dan berarti mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan ) diri.



B. Proses Adaptasi Masa Bayi (pasca natal) a. Perubahan Lingkungan. Pada masa ini terjadi peralihan yang radikal dari lingkungan dalam kandungan ke lingkungan luar (dunia), oleh karena itu bayi akan mengadakan berbagai penyesuaian. Penyesuaian tersebut terjadi pada: Perubahan suhu Bernafas Mengisap dan menelan Pembuangan b. Akibat kegagalan adaptasi Hurlock (1992) Kegagalan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan tersebut akan berakibat munculnya gangguan perkembangan dalam berbagai aspek yaitu : 1. penurunan berat badan Ini karena gagal dalam menyesuaiakan diri untuk menghisap dan menelan. 2. perilaku yang tidak teratur Pada hari I dan ke 2 pasca natal, semua bayi menunjukkan perilaku yang relative tidak teratur, spt ketidakteraturan dalam bernafas, sering kencing dan berak, berdesah dan muntah. Hal sebagian disebabkan adanya tekanan otak saat kelahiran sebagian karena susunan saraf otonom kurang berkembang. 3. Kematian bayi



C. Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Pasca Natal 1. Lingkungan Pra Natal Kondisi ibu saat hamil yang kurang baik akan mempengaruhi perkembangan janin. Kondisi ibu hamil yang kurang baik dapat disebabkan karena kondisi ekonomi/kemiskinan sehingga gizi yang tidak mencukupi, penyakit diabetes, tekanan psikologis yang begitu kuat selama kehamilan. Tekanan psikologis/stres/depresi mengakibatkan janin menjadi hiperaktif selama bulan-bulan terakhir kehamilan, namun setelah lahir bayi akan menunjukkan gejala berat badan turun, sulit tidur,peka,cepat terganggu. Sehingga bayi-bayi ini akan mengalami neurotic. 2. Jenis Persalinan Jeffcoate menunjukkan bahwa perjalanan yang paling berbahaya yang dialami setiap calon bayi adalah saluran lahir empat inci. Sedang Scwatz menekankan bahwa kelahiran merupakan proses kejam yang membahayakan kehidupan dan kesehatan anak. Semain sulit persalinan, besar kemungkinannya terjadinya kerusakan. Ketidakmampuan motorik, kelumpuhan cerebral palsy dan keterbelakangan mental seringkali dilaporkan sebagai akibat buruk dari persalinan yang sulit terutama harus digunakan sarana medis. Bayi yang lahir dengan spontan bisanya lebih cepat dan lebih berhasil dalam penyesuaian di dengan lingkungan pasca Natal.



3. Pengalaman yang Berhubungan dengan Persalinan Ada 2 pengalaman yang berpengaruh besar pada penyesuaian pasca natal yaitu: a. seberajauh ibu terpengaruh oleh obat-obatan selama proses persalinan. Ibu yang banyak meminum obat selama masa persalinan maka bayi akan menunjukkanperilaku kurang teratur dan banyak mengantuk selama tiga hari pertama, dibandingkan bayi yang ibunya tidak meminum obat saat melahirkan. Obat anestesi dan analgesic sering kali menganggu penyesuaian diri yang harus dilakukakan bayi untuk menunjang kehidupan spt pernafasan spontan. b. mudah tidaknya bayi dapat bernafas. Gampang tidaknya bayi bernafas setelah lahir juga mempengaruhi penyesuaian diri.



4. Lama periode Kehamilan Bayi premature dengan bayi normal tentu berbeda dalam kemampuan adaptasi dengan lingkungan. 5. Sikap Orang Tua Keberhasilan bayi dalam menyesuaikan lingkungan pasca natal sangat dipengaruhi sikap orang tua. Sikap orang tua yang menyenangkan yang tercermin dalam perlakuan terhadap bayi, akan memudahkan bayi menyesuaiakan dengan lingkungan. Kondisi yang positif adalah: interaksi bayi-orang tua yang tidak emosional,tidak ada kegelisahan, tidak ada penolakan. 6. Perawatan Pascanatal Saat bayi dalam kandungan sudah terbiasa dengan lingkungan yang stabil dan kebutuhan tubunhnya terpenuhi secara otomatis tanpa adanya usaha, ketika lahir maka bayi harus tergantung pada orang lain dalam lingkungannya. Dan bayi yang baru lahir belum dapat mengungkapkan apa yang diinginkannnya. Oleh karena itu perawata pascanata sangat penting bagi bayi. Ada 3 aspek yang penting yaitu : a. banyaknya perhatian yang diperoleh bayi untuk menyakinkan bahwa kebutuhannya akan terpenuhi dalam waktu yang relative cepat. b. Banyaknya rangsang yang diperoleh dari waktu ke waktu c. Derajad kepercayaan orang tua terutama ibu dalam memenuhi kebutuhan bayi.



D. Perilaku Emosi Pada Bayi 1. Pengertian Emosi Emosi adalah reaksi yang bersifat subjektif, seperti kesedihan, ketakutan, kebahagiaan, yang selalu diidkuti oleh perubahan fisiologis dan perilaku. Papalia et al (2009). 2. Perkembangan Emosi Pada Bayi Berikut ini adalah tahap perkembangan bayi menurut papalia et al (2009) yang diadaptasi dari sumber Sroufe:



-



Bayi umur 0-3 tahun Bayi mulai bisa menerima stimulus dan rangsangan. Mereka mulai menunjukkan ketertarikan dan kepenasarannya, dan mulai bisa untuk tersenyum kepada orangorang disekitarnya.



-



Bayi usia 3-6 tahun Bayi mulai bisa mengantisipasi apa saja yang terjadi pada sekitarnya dan mulai merasakan kekecewaan. Bayi pada usia ini menunjukkan kekecewaan dengan menjadi marah atau bertindak hati-hati. Mereka sering tersenyum, mengoceh, dan tertawa. Pada usia ini merupakan titik dari awal adanya interaksi antara bayi dengan pengasuhnya.



-



Bayi usia 6-9 bulan Bayi mulai mencoba untuk menarik perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Mereka mulai berbicara, menyentuh, dan membujuk bayi lain untuk bisa menarik perhatian. Expresi emosi mereka lebih bervariasi. Mereka menunjukkan kegembiraan, ketakutan, kemarahan, dan keterkejutan.



-



Bayi usia 9-12 bulan Bayi menjadi sangat lekat dengan pengasuhnya dan berinteraksi dengan pengasuh secara intens, kadang-kadang merasa takut dengan orang asing, dan bertindak tenang dalam lingkungan dan situasi yang baru. Bayi lebih sering menghabiskan waktu bermain sendirian saja. Dan ketika ada orang asing yang meskipun tampak ramah mendekat, bayi akan memandanginya dan tiba-tiba saja meledakkan tangisnya sambil mendekati pengasuhnya.



-



Usia 12-18 bulan Balita mulai mengeksplorasi lingkungannya, menggunakan orang-orang yang paling dekat dengannya sebagai bodyguard. Ketika mereka menguasai lingkungannya, mereka menjadi lebih percaya diri dan lebih bersemangat.



-



Usia 18-36 bulan Balita kadang-kadang merasa cemas karena mereka mulai menyadari adanya jarak atau keterpisahan dengan pengasuh mereka. Mereka bekerja keras di luar kesadaran mereka tentang keterbatasan mereka dalam berfantasi dan bermain dan dengan mengidentifikasi orang dewasa.



3. Cara bayi mengekspresikan emosi a. Menangis Selama tiga bulan pertama, bayi akan sering sekali menangis dan kemudian tangisannya berhenti. Kondisi ini akan berlangsung sampai memasuki usia enam bulan, terutama pada malam hari. Pada umumnya, jika dihitung berapa lama bayi menangis setiap hari maka totalnya kurang lebih sekitar dua jam. Sekitar 75% bayi menangis paling lama 30 menit sebelum tangisannya berhenti. Menangis adalah cara bayi memberitahukan keinginan dan perasaannya pada sekitarnya karena belum mampu berbicara. Menangis adalah bentuk komunikasi alami pada bayi. Berdasarkan riset, (papalia et al ) ada beberapa bentuk tangisan bayi, yang masingmasing bentuk tangisan ini bermakna sesuatu, yaitu the basic hunger cry (tangisan lapar); the angry cry (tangis kemarahan); the pain cry (tangis kesakitan); dan frustation cry (tangisan frustasi). Kebanyakan ibu di Indonesia ketika melihat bayinya menangis, akan segera memberikan asi atau susu botol kepada mereka. Ini adalah kebiasaan yang salah, dan akan berpengaruh buruk bagi perilaku bayi di masa yang akan datang. Karena sang ibu mendidik untuk memasukkan sesuatu ke dalam mulut setiap kali menangis, kelak ketika dewasa, setiap ditimpa masalah anak akan cenderung melampiaskan masalahnya dengan banyak makan. Akibatnya, anak akan rentan terhadap obesitas dan gangguan penyakit lain. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui makna bahasa – bahasa tubuh bayi yang ditunjukkan lewat tangisan mereka. b. Membaca bahasa Tubuh lewat tangisan bayi Komunikasi non-verbal melibatkan penggunaan ekspresi wajah, tangan, lengan, dan gerakan kaki dalam suatu pola dan kombinasi, dimana masing-masing gerakan memiliki makna tertentu. Para psikolog menyatakan bahwa meskipun sudah dapat berbicara, bayi menggunakan 55% bahasa tubuh untuk memberitahukan keinginan mereka). Di bawah ini adalah beberapa macam tangisan bayi dan maknanya. 



Bayi merasa tidak nyaman Jika merasa kesakitan, tangisannya terdengar nyaring, hampir seperti jeritan, kemudian seperti mengambil nafas, lalu menjerit lagi. Dan apabila kesakitan karena suatu penyakit, gerakan anggota tubuhnya cenderung lemah.







Bayi ingin ditemani Saat bayi merasa sedih dan kesepian karena tidak dapat melihat Ibunya, tangisannya terdengar pilu, tidak nyaring. Seolah-olah sedang merasa sedih, bukan sedang marah. Tangan dan kaki tidak begitu banyak bergerak.







Bayi ingin diberi makan Tangisan karena lapar biasanya berulang-ulang dan nyaring. Tangisannya kemudian berhenti sejenak untuk bernafas, kemudian menangis lagi,lalu bernafas sejenak, dan terus seperti itu. Tangan dan kakinya bergerak dengan penuh kekalutan.







Bayi ingin popoknya diganti Tangisan ini biasanya disebabkan karena bayi mulai merasa tidak nyaman, awalnya pelan kemudian perlahan tangisannya semakin keras. Bayi juga berguling-guling di atas tempat tidurnya sambil menangis.







Bayi merasa bosan Karena tangisan seperti ini dimaksudkan untuk mendapatkan perhatian, maka akan terdengar seperti teriakan, bukan jeritan. Secara tiba-tiba bayi menggerakkan badannya saat melihat pengasuh mendekatinya. Biasanya, bayi cenderung bergerak dengan lebih lamban.







Bayi merasa kelelahan Kelelahan membuat bayi cepat menangis. Bayi akan merengek penuh kesakitan, dan mungkin tertidur tidak lama setelah itu. Kemudian bayi akan bangun dengan terkejut, dan akan menggosok-gosok mata dengan tangannya atau menarik telinganya. c. Arti tangis bayi menurut para ahli



-



IMANUEL KANT Menangis sebagai proses rohani manusia terhadap belenggu kepancaideraan yang akan dideritanya.



-



SIGMUND FREUD Menangis sebagai ekspresi keinginan untuk kembali kedalam kandungan yang an, lembut dan hangat.



-



SIS HEYTER Menangis sebagai pertanda bahwa dia mempunyai kesadaran sebagai satu reaksi spontan yang disebabkan oleh dorongan dari dalam diri.



E. Ekspresi Bahagia Pada Bayi a. Tersenyum dan Tertawa pada Bayi Tersenyum yang paling awal terlihat secara samar dan terjadi secara spontan sesaat setelah bayi dilahirkan. Bayi dapat tersenyum oleh sensasi ringan, seperti tertawa di hadapannya, atau meniup lembut di kulitnya. Pada minggu kedua, bayi dapat tersenyum dengan lebar setelah penyusuan. Pada minggu ketiga, kebanyakan bayi mulai tersenyum ketika mereka memperhatikan pengasuh itu menganggukkan kepala dan mendengar suaranya. Pada usia sekitar satu bulan, bayi biasanya menjadi lebih sering tersenyum. Selama bulan kedua, karena kemampuan visual yang berkembang, bayi tersenyum lebih kepada adanya rangsangan visual, misalnya tersenyum hanya karena melihat wajah-wajah yang dikenalinya. Pada bulan keempat, Bayi tertawa terbahak-bahak ketika dicium dan digelitik perutnya. Setelah bayi tumbuh dewasa, mereka menjadi lebih aktif terlibat dalam interaksi yang menyenangkan. Bayi yang berusia enam bulan akan tertawa cekikikan sebagai tanggapan terhadap ibu yang membuat suara yang tidak biasa atau muncul dengan handuk di wajah. sedangkan bayi usia 10 bulan akan tertawa dan mencoba untuk mengembalikan handuk yang terjatuh ke wajah ibunya. Permainan ci-luk-ba ini tidak hanya mempengaruhi perkembangan emosinya, tetapi juga perkembangan kognitifnya.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai adaptasi yang berarti menyesuaikan diri untuk tujuan mempertahankan hidup dan biasanya bersifat biologis. Pada saat manusia baru terlahir ke dunia maka akan terjadi peralihan yang radikal dari lingkungan dalam kandungan ke lingkungan luar (dunia), oleh karena itu bayi akan mengadakan berbagai penyesuaian.



DAFTAR PUSTAKA



MAKALAH “PSIKOLOGI PADA FASE BAYI” D I S U S U N



Oleh:



KELOMPOK 1 ADE IRMAWATI. G MARFIA NOVA MIRDA SITI SAWIA



KELAS C12



AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN KESEHATAN NASIONAL KOTA BAUBAU 2013