Makalah Psikologi Kebidanan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Sekarang disadari bahwa penyakit dan komplikasi obstetrik tidak semata-



mata disebabkan oleh gangguan organik. Beberapa diantaranya ditimbulkan atau diperbuat oleh gangguan psikologik. Latar belakang timbulnya penyakit dan komplikasi dapat dijumpai dalam berbagai tingkat ketidakmatangan dalam perkembangan emosional dan psikoseksual dalam rangka kesanggupan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan situasi tertentu yang sedang dihadapi, dalam hal ini khususnya kehamilan, persalinan dan nifas. Karena rasa nyeri dalam persalinan sejak zaman dahulu sudah menjadi pokok pembicaraan diantara wanita, maka banyak calon ibu menghadapi kehamilan dan kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas. Tidaklah mudah untuk menghilangkan rasa takut yang sudah berakar dalam itu, akan tetapi dokter dan bidan dapat berbuat banyak dengan membantu para wanita yang disinggapi perasaan takut dan cemas. Sejak pemeriksaan kehamilan pertama kali dokter atau bidan harus dengan kesabarannya meyakinkan calon ibu bahwa kehamilan dan persalinan adalah hal yang normal dan wajar. Dia tidak hanya harus menimbulkan kepercayaan, akan tetapi harus pula menimbulkan anggapan pada wanita yang bersangkutan bahwa ia seorang kawan yang ahli dalam bidangnya dan yang sungguh-sungguh berkeinginan mengurangi rasa nyerinya serta menyelamatkan ibu dan anak. Perubahan psikologis keseluruhan seorang wanita yang sedang mengalami persalinan sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan antisipasi yang ia terima selama menghadapi persalinan, dukungan yang diterima wanita dari pasangannya, orang terdekat lain, keluarga dan pemberi perawatan.



B.



Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud Gangguan Mental Minor dalam kehamilan Trimester 1?



1



2. Bagaimana Gangguan Mental Minor dalam Kehamilan Lanjut? 3. Apa penyebab gangguan psikologi pada ibu bersalin? 4. Bagaimana Mental mayor dalam Kehamilan ? 5. Bagaimana Gangguan Mental pada Puer perium? C.



Tujuan 1. Gangguan Mental Minor dalam kehamilan Trimester 1 2. Gangguan Mental Minor dalam Kehamilan Lanjut 3. Gangguan psikologi pada ibu bersalin 4. Gangguan Mental mayor dalam Kehamilan 5. Gangguan Mental pada Puer perium



BAB II PEMBAHASAN A.



Gangguan Mental Minor dalam kehamilan Trimester 1 Gangguan mental lebih sering terjadi pada kehamilan, terutama pada



trimester I. Hal ini disebut dengan Gangguan Mental Minor dalam Kehamilan Trimester 1, yakni gangguan yang berhubungan dengan kejiwaan yakni karena dampak dari kondisi stres dan ketidaksiapan atau lingkungan yang kurang mendukung selama kehamilan. Gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1 terjadi karena : 1. Perubahan hormonal 2



Serangan jiwa pada gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1 berkaitan erat dengan kadar hormon estrogen progesteron, sehingga ibu hamil penyandang gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1 dengan kadar estrogen progesteron yang meningkat akan lebih sering mengalami gangguan jiwa dibandingkan dengan yang kadarnya menurun. Sebaliknya kerja hormon progesteron adalah menekan pengaruh glutamat sehingga menurunkan kepekaan untuk terjadinya serangan gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1. 2. Perubahan metabolisme Adanya kenaikan berat badan pada ibu hamil yang disebabkan penumpukan air dan garam serta perubahan metabolisme seperti terjadinya perubahan metabolisme di hati yang dapat mengganggu metabolisme obat anti gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1 (terutama proses buang kotoran). Keadaan ini dapat menimbulkan gangguan jiwa, meskipun masih selalu diperdebatkan. (Baca juga mengenai 3. Masalah tidur Ibu hamil sering mengalami kurang tidur yang disebabkan beberapa keadaan seperti rasa mual muntah, nyeri pinggang, gerakan janin dalam kandungan. Semuanya ini dapat meningkatkan serangan jiwa. 4. Penurunan vitamin tubuh Penurunan vitamin pada tubuh ibu hamil yakni asam folat (37%) dalam serum darah dapat ditemukan pada ibu hamil. Ibu hamil dengan gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1 lebih mungkin menjadi kekurangan darah, karena sebagian besar obat anti gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1 yang dikonsumsi berperan sebagai pelawan terhadap asam folat dan juga. Jadi walaupun terdapat sedikit kekhawatiran terhadap pemberian asam folat namun dosis rendah minimal 0,4 mg/ hari tiap hari secara teratur masih dianggap aman dan dapat dilanjutkan selama kehamilan pada ibu hamil penyandang atau



3



penderita gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1. Dosis tinggi (4 mg/ hari) diberikan pada ibu hamil yang sebelumnya melahirkan anak dengan kelainan otak, terutama ibu hamil yang pernah mendapat obat anti gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 5. Psikologik (stres dan rasa cemas) Stres dan rasa cemas sering berhubungan dengan peningkatan jumlah terjadinya serangan jiwa yang berujung pada gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1. Keadaan ini sering disertai dengan gangguan tidur, gangguan nutrisi, dan gangguan psikologik depresi. 6. Penggunaan alkohol dan zat tertentu Penggunaan alkohol yang berlebihan akan menginduksi enzim hati dan menurunkan kadar plasma obat anti gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1 (phenobarbital, phenytoin dan karbamazepin) sehingga timbul gangguan jiwa. Di samping itu racun alkohol mapun obat obatan terlarang akan menyebabkan gangguan siklus tidur normal sehingga meningkatkan gangguan jiwa. Hal lain yang meningkatkan jumlah serangan jiwa pada ibu hamil penyandang gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1 adalah faktor kesengajaan menghentikan makan obat karena takut efek obat terhadap janin yang dikandungnya. Gejala Gangguan Mental Minor dalam Kehamilan Trimester 1 



Keadaan emosi gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1 / tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang ditandai oleh laporan subjektif (contoh: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan individu lain (contoh: terlihat seperti ingin menangis).







Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan individu lain)



4







Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara signifikan (contoh: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya dalam satu bulan)







Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari







Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh individu lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat)







Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari







Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa merupakan delusi) hampir setiap hari







Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan individu lain)







Berulang kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri



Cara Mengatasi Gangguan Mental Minor dalam Kehamilan Trimester 1 Strategi kesehatan yang bisa diterapkan pada saat masa kehamilan untuk mengantisipasi gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1 yaitu menjadikan masa hamil sebagai pengalaman yang menyenangkan, selalu konsultasi dengan para ahli kandungan, makan makanan yang sehat, cukup minum air, mengupayakan selalu dapat tidur dengan baik dan melakukan senam bagi ibu hamil. Di samping itu juga melakukan terapi kejiwaan supaya terhindar dari gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1, lebih meningkatkan keimanan dan tentunya mendapat dukungan dari suami dan keluarga. Sedangkan bagi yang telah terdiagnosis, perencanaan kehamilan sangat penting pada ibu hamil yang didiagnosis gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1, sebaiknya kehamilannya perlu direncanakan atau dikonsultasikan



5



dengan ahli kebidanan dan kandungan, dan psikiater tentang masalah resiko serta keuntungan setiap pemakaian obat obat psikofarmakologi. Rawat



inap



sebaiknya



dipikirkan



sebagai



pilihan



pengobatan



psikofarmakologis pada trimester I untuk kasus kehamilan yang tidak direncanakan, dimana pengobatan harus dihentikan segera dan apabila terdapat riwayat gangguan yang sama. Pengobatan yang dilakukan di klinik kesehatan dilakukan dalam tahap berikut :  Tahap akut Gejalanya ditangani, dosis obat disesuaikan untuk mencegah efek yang merugikan dan penderita diberi penyuluhan.



B.



Gangguan Mental Minor dalam Kehamilan Lanjut Gangguan lanjut mental minore pada kehamilan lanjut merupakan bangunan



kedepresian yang di alami oleh yang ibu atas kehamilannya yang telah berusia lanjut untuk menjelang proses persalinannya. Bangunan mental ini dapat berupa :  Depresi  Stres  Depresi Depresi dapat berupa gejala kumpulan gejala (sindrom) ataupun ganguan depresi. a. Gejala depresi 



Sedih







Murung







tidak ada semangat ingin menyendiri ibu di katakana mnderita gagngguan depresi bila gejala dan tanda yang ada pada ibu memenuhi keretreia diagnostic untuk gangguan depresi .depresi dapat di sebabkan oleh berbagai factor antara lain : a) factor biologis bahwa adanya konsistensi dari hipotesis gangguan mood berhubungan erat dengan diregulasi dan



6



biogeni camin, serotonin, norepinefrin dan dopamine pada ibu hamil 1) factor genetic 2) factor psikososial b) factor keperibadian orang mempunyai keperibadian histronik, obsesif-kompulsif dan borderline lebih banyak menderita gangguan depresi disbanding ibu yang mempunyai keperibadian antisocial dan paranoid c) factor ketidak berdayaan ketidak



berdayaan



menghubungkan pengalaman



yang



fenomena



peristigwa



di



pelajari



depersi yang



pada



dari



depresi



ibu



tentang



tidak



terkenadali



kreteria diagnostic untuk gangguan depresi pada ibu hamil pada usia lanjut : adapun gejala yang sudah berlangsung sekurang-kurang dua minggu dan menunjukan adanya perubahan dari fungsi sebelumnya. d) contoh depresi pada ibu saat keamilan lanjut :  mood depresi yang berlangsung spanjang hari hamper sepanjang hari yang di tunjukan oleh adanya rasa sedih, pada ibu  berkurangnya



minat



pada



kehamilannya



terhadap



kesenangan keseluruhan, terhadap aktifitas sehari-hari  berkurangnya berat badan sehingga berdampak pada janin ibu.  Tidur



terganggu



sehinga



waktu



istirahat



kurang,



fositif



terhadap



berlangsung tiap hari  Mengamuk mara-marah atau malas  Kesulitan



untuk



kehamilannya



7



berkonsentrasi



Fikiran yang berulang tenang kematian janin dan hal-hal yang tidak diininginkan pada kehamilannya Cata penanggulangan depresi : a)



usahakan



agar



ibu



terhindari



dari



hal-halyang



membahayakan keselamatanya b)



kirimkan kedokter / psikiater untuk dapat piñata laksaanan selanjutnya.



c)



Lakukan usaha untuk mengulangi atau menghilangkan penyebab terjadinya depresi



d)



Mencoba berkomunikasi yang baik memberikan halhal yang fosihtif pada ibu tentang kehamilannya sekarang



Untuk mendiagnosakan retardasi mental pada ibu dengan tepat, perlu di ambil anamnesa dari orang terdekat, denga sangat teliti tentang kehamilannya, perkembangan janin dan persalinan.



Stress sters dapat mengakibatkan kecemasan yang berlebihan pada kehamilan ibu memasuki trimester ketiga sebagian besar wanita hamil dalam keadaan cemas nyata, alas an yang mungkin menyebabkan peningkatan kecemasan aadalah kecemasan mengenai ketakutan untuk melahirkan dan kekwatiran terhadap anaknya. Penanggulangan kecemasan dalam kehamilan



8



seorang ibu yang tabah akan berusaha menguasai keadaan menganggap saat melahirkan sebagai suatu puncak yang telah dapat di lalui akan mendatangkan kebahgiaan.  Mempercayai anjuran dan pengobatan yang di berikan oleh tenaga kesehatan  Menyelenggarakan



hubungan



batin



yang



baik



sehingga usaha pertolongan dapat mudah di lakukan  Memberikan penerangan, penjelasan dan pengertian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan rumah tangga peristiwa kehamilan dan persalinan Sumber stres dapat di golongkan dalam bentuk : a)



Krisis Perubahan yang timbul mendadak dan mengoncangkan keseimbangan ibu di luar jangkauan daya penyesuaian sehari-hari



b)



Frutrasi Kegagalan dalam usaha pemuasan diri / dorongan naluri sehingga timbul kekecewaan pada ibu atas kandungannya



c)



Konflik Pertentangan antara dua keinginan antara dorongan naluri dan kekuatan yang menngendalikan dorongan – dorongan naluri tersebut



d)



Tekanan Berhubungan dengan tanggung jawab yang besar yang harus di tanggungnya Akibat dari stress  



perasaan cemas rasa takut



9







Tertekan







kehilangan rasa nyaman







gelisah







Pusing







kurang istirahat







tidak dapat berfikir fositif



penanggulangan stres 



mengenal dan menyadari sumber-sumber stress







mengembangkan hidup sehat







mengucapkan syukur kepada tuhan yang maha esa terhadap seuatu yang terjadi saat ini dan nanti







meminta bimbingan, nasehat serta masukan yang fositif untuk kebaikan dirinya dan janin yang di kandungnya kepada pendamping dan tenaga kesehatan menghindarkan sikap-sikap negative dari ibu itu sendiri



C.



Gangguan psikologi pada ibu bersalin 1.



Pengertian Gangguan psikologis pada ibu bersalin Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan. Gangguan yang terjadi pada seorang ibu menjelang persalinan, yang bersumber pada rasa takut & sakit pada fisik yg teramat sangat. Pada ibu hamil banyak terjadi perubahan , baik fisik maupun psikologis. Begitu jaga pada ibu bersalin, perubahan psikologis pada ibu bersalin



10



wajar terjadi pada setiap orang namun ia perlu memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar ia dapat menerima keadaan yang terjadi selama persalinan dan dapat memahaminya sehingga ia dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong persalinan. Perubahan psikologis pada kala satu, beberapa keadaan dapat terjdi pada ibu dalam persalinan, trauma bagi ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan - perubahan yang di maksud adalah: 1. Perasaan tidak enak. 2. Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang di hadapi. 3. Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah persalinan berjalan normal. 4. Menganggap persalinan sebagai cobaan. 5. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya. 6. Apakah bayi normal apa tidak. 7. Apakah ia sanggup merawat bayinya. 8. Ibu cemas. 2.



penyebab Gangguan psikologi pada ibu bersalin a.



Perubahan hormone Perlu diketahui, ketika mengandung bahkan setelah melahirkan terjadi "fluktuasi" hormonal dalam tubuh. Hal inilah yang antara lain menyebabkan terjadinya gangguan psikologis pada ibu yang baru melahirkan.



b.



Kurangnya persiapan mental Yang dimaksud di sini adalah kondisi psikis atau mental yang kurang dalam menghadapi berbagai kemungkinan seputar peran ganda merawat bayi, pasangan, dan diri sendiri. Terutama hal-



11



hal baru dan "luar biasa" yang bakal dialami setelah melahirkan. Ini tentunya dapat menimbulkan masalah. Penderitaan fisik dan beban jasmaniah selama berminggu-minggu terakhir masa kehamilan itu menimbulkan banyak gangguan psikis dan pada akhirnya meregangkan jalinan hubungan ibu dan anak yang semula tunggal dan harmonis. Maka beban inilah yang menjadi latar belakang dari impuls-impuls emosional yang diwarnai oleh sikap permusuhan terhadap bayinya. Lalu ibu tersebut mengharapkan jika bayi yang dikandungnya untuk segera dikeluarkan dari rahimnya. c.



Keinginan narsistis Keinginan yang narsistis ini cenderung menolak kelahiran bayinya, dan ingin mempertahankan bayinya selama mungkin di dalam kandungan. Peristiwa ini disebabkan oleh : 1. Fantasi tentang calon bayinya yang akan menjadi objek kasih saying 2. Beban fisik oleh semakin membesarnya bayi dalam kandungan



3.



Macam-macam gangguan pada masa persalinan a.



gelisah dan takut menjelang persalinan terdiri dari : 1. cemas terhadap proses persalinan 2. cemas terhadap kondisi bayi 3. cemas menghadapi rasa sakit 4. cemas terhadap mitos-mitos 5. takut mati



b.



gangguan bounding attachment pengertian bounding attachmet/ keterikatan awal/ ikatan batin adalah suatu proses dimana sebagai hasil dari interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.



12



4.



cara pencegahan Gangguan psikologi pada ibu bersalin Tugas penting atau yang paling utama dari seorang wanita dalam proses kelahiran bayinya, khusus pada periode permulaan (periode mulai melebarnya saluran vagina dan ujung uterus) ialah sebagai berikut: 1. Sepenuhnya patuh mengikuti kekuatan-kekuatan naluriah dari dalam 2. Memberikan partisipasi sepenuhnya 3. Dengan kesabaran sanggup menderita segala kesakitan. Selanjutnya , jika proses kesakitan pertama-tama menjelang kelahiran itu disertai banyak ketegangan batin dan rasa cemas atau ketakutan yang berlebihan, atau disertai kecenderungan yang sangat kuat untuk bertingkah super aktif, dan mau mengatur sendiri proses persalinan maka: 1. Proses kelahiran bayi bisa menyimpang dari pola normal dan spontan 2. Prosesnya kan sangat terganggu (merupakan kelahiran yang abnormal). Situasi pada periode kedua berlangsung agak berbeda sekarang wanita harus berkerja keras menahan kesakitan yang semakin hebat. Dan tekanan-tekanan dalam perut harus disertai usaha merejan secara sungguh-sungguh.semua ini dibarengi dengan kontrak-kontraksi dari dalam, diperkuat oleh kemamuan sendiri, dan dirangsang oleh dorongan serta sugesti dari luar yaitu dari bidan, dokter dll maka segenap daya psikis dan fisik wanita benar-benar dikonsentrasikan pada pengabdian diri untuk melanggenggkan generasi manusia dengan jalan melahirkan bayinya.



5.



penatalaksanaan gangguan psikologi pada ibu bersalin Adapun cara-cara mengatasi masalah psikologis pada saat persalinan, yaitu:



13



a. Kegiatan konseling pada ibu melahirkan merupakan pemberian bantuan kepada ibu yang akan melahirkan. Adapun langkahlangkah konseling kebidanan pada ibu melahirkan seperti: 1)



Menjalin hubungan yang mengenakan (rapport) dengan klien.



2)



Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dukungan yang positif.



3)



Kehadiran Merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang meliputi



mengatasi



semua



kekacauan/kebingungan,



memberikan perhatian total kepada klien. Bidan dalam memberikan



pendampingan



klien



yang



bersalin



difokuskan secar fisik dan psikologis. 4)



Mendengarkan Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.



5)



Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalin Sentuhan bidan terhadap klien akan memberikan rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi. Misalnya: ketika kontraksi pasien merasakan kesakitan, bidan memberikan sentuhan pada daerah pinggang klien. Sehingga pasien akan merasa nyaman.



6)



Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan Merupakan upaya untuk memberikan rasa percaya diri pada



klieb



bahwa



klien



dapat



menyelesaikan



persalinanya. 7)



Memandu persalinan Misalnya : bidan menganjurkan klien meneran pasa saat his berlangsung



8)



Mengadakan kontak fisik dengan klien



14



Misalnya: mengelap keringat, mengipasi , memeluk pasien, menggosok klien. 9)



Memberikan pujian kepada klien atas usaha yang telah dilakukannya Misalnya : bidan mengatakan: “bagus ibu, pintar sekali menerannya”.



10) Memberikan ucapan selamat kepada klien atas kelahiran anaknya dan mengatakan ikut berbahagia b. Bila diperlukan alternatif pilihan yaitu melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode relaksasi Hypnobrithing. Hypnobrithing adalah suatu hipnoterapi yang dilakukan dengan melakukan kontak langsung dengan alam bawah sadar sehingga mencapai kondisi rileks yang mendalam dan stabil, kita akan mampu menanamkan suatu program atau konsep baru yang secara otomatis akan mempengaruhi kehidupan dan tindakan kita sehari-hari. c. Menggunakan media air guna mengurangi rasa sakit, seperti metode Water Birth D.



Mental mayor dalam Kehamilan Pengertian Gangguan Mental Mayor dalam Kehamilan Gangguan mental mayor dalam kehamilan adalah gangguan dalam jiwa



(mood) yang mempengaruhi yang sering tidak terdiagnosis dengan benar karena orang orang berpikir bahwa gejala yang ditunjukkan hanya bentuk lain dari perubahan hormon dimana perubahan hormon tersebut normal terjadi selama masa kehamilan. (Baca juga mengenai gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 1) Karena itu, penyedia layanan kesehatan mungkin akan cenderung kurang tanggap untuk menyelidiki kondisi mental ibu hamil, dan seorang ibu hamil mungkin akan merasa malu untuk mendiskusikan kondisi yang ia alami. Kurang memadainya perawatan gangguan mental mayor dalam kehamilan pada ibu hamil akan berbahaya bagi sang ibu dan janin dalam kandungan. Gangguan mental mayor dalam kehamilan adalah gangguan klinis yang bisa diobati dan dikelola.



15



Bagaimanapun, penting mencari bantuan dan dukungan terlebih dahulu. (Baca juga mengenai pengaruh psikis ibu hamil terhadap janin) Gejala Gangguan Mental Mayor dalam Kehamilan Tanda dan gejala gangguan mental mayor dalam kehamilan, ialah :  Terjebak dalam mood gangguan mental mayor dalam kehamilan setiap waktu  Kesedihan yang tak kunjung usai  Terlalu banyak atau sedikit tidur (Baca juga mengenai penyebab perubahan psikologis pada ibu hamil)  Kehilangan minat secara drastis pada hal hal yang biasanya dinikmati  Rasa bersalah  Menarik diri dari dunia sekitar, termasuk keluarga dan kerabat dekat  Rasa tidak berharga  Tidak berenergi, lemah lesu berkepanjangan  Konsentrasi yang buruk, atau kesulitan dalam membuat keputusan  Perubahan nafsu makan (terlalu banyak atau sedikit)  Merasa putus asa (Baca juga mengenai gangguan emosi pada ibu hamil)  Tidak memiliki motivasi  Memiliki masalah ingata  Menangis terus menerus  Mengalami sakit kepala, nyeri dan ngilu, atau gangguan pencernaan yang tidak kunjung sembuh  Cemas berlebihan yang sulit dikendalikan  Mudah marah dan tersinggung (Baca juga mengenai dampak stres bagi wanita hamil)  Nyeri/ sakit otot  Merasa gelisah  Kelelaha  Pikiran berulang dan berkelanjutan tentang kematian, bunuh diri, atau keputusasaa



16



 Kecenderungan untuk melakukan tindakan atau perilaku berulang untuk meringankan pikiran merusak tersebu  Ketakutan yang menetap akan peluang serangan panik selanjutnya Penyebab Gangguan Mental Mayor dalam Kehamilan Umumnya wanita dengan kondisi seperti di bawah ini beresiko mengalami gangguan mental mayor dalam kehamilan.  Riwayat medis personal atau keluarga terhadap gangguan mood, seperti gangguan mental mayor dalam kehamilan atau gangguan kecemasan.  Riwayat dari premenstrual dysphoric disorder (PMDD).  Menjadi seorang ibu muda (di bawah usia 20 tahun).  Kurangnya dukungan sosial (dari keluarga dan teman) yang dimiliki.  Hidup sendiri.  Mengalami masalah hubungan suami istri.  Tidak memiliki suami (hamil di luar nikah atau cerai), menjanda, atau berpisah karena suatu hal  Pernah mengalami beberapa kejadian traumatik atau penuh stres dalam setahun belakangan.  Komplikasi atau masalah kesehatan dalam kehamilan.  Memiliki pemasukan keuangan yang rendah.  Memiliki lebih dari tiga anak.  Pernah mengalami keguguran.  Riwayat KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga.  Penyalahgunaan obat obatan.  Kecemasan atau perasaan negatif tentang kehamilan tersebut. Siapapun bisa mengalami gangguan mental mayor dalam kehamilan, tetapi tidak ada penyebab tunggalnya. Wanita yang mengalami gangguan mental mayor dalam kehamilan memiliki risiko lebih besar terhadap gangguan mental mayor dalam kehamilan pasca melahirkan. Dampak Gangguan Mental Mayor dalam Kehamilan



17



Risiko pada bayi dalam janin dari ibu hamilyang mengalami gangguan mental mayor dalam kehamilan atau kecemasan selama hamil, termasuk lahir dengan berat badan yang kurang, kelahiran prematur (sebelum 37 minggu), skor APGAR rendah, dan gangguan pernapasan dan gelisah. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa gangguan mental mayor dalam kehamilan yang melanda ibu hamil juga akan turun kepada janinnya. Penelitian dalam jurnal JAMA Psychiatry menunjukkan bahwa wanita yang mengalami gangguan mental mayor dalam kehamilan akan menurunkan peningkatan risiko stres pada anak mereka saat dewasa nanti. Rebecca M. Pearson, Ph.D, dari University of Bristol di Inggris, beserta tim penelitinya menggunakan data lebih dari 4.500 pasien dan anak mereka dalam sebuah studi komunitas. Peneliti menyimpulkan bahwa anak anak yang lahir dari ibu yang mengalami gangguan mental mayor dalam kehamilan, rata rata, 1,5 kali lebih rentan untuk mengalami gangguan mental mayor dalam kehamilan saat mereka berusia 18 tahun. Sementara risiko keturunan genetik bisa menjadi satu penjelasan potensial, Pearson, mengatakan bahwa konsekuensi fisiologis gangguan mental mayor dalam kehamilan yang dialami ibu dapat masuk ke dalam plasenta dan mempengaruhi perkembangan otak janin. Cara Mengatasi Gangguan Mental Mayor dalam Kehamilan Temuan ini memiliki dampak penting untuk sifat dan ketepatan waktu dari tindakan medis guna mencegah gangguan mental mayor dalam kehamilan menurun pada anak di kemudian hari. Mengobati tanda dan gejala gangguan mental mayor dalam kehamilan sesegera mungkin, terlepas dari latar belakang penyebab, adalah langkah yang paling efektif, menurut studi tersebut. Peneliti psikologi berpandangan, faktor berbeda mungkin terlibat dalam gangguan mental mayor dalam kehamilan sebelum dan sesudah kehamilan. Pada gangguan mental mayor dalam kehamilan pasca melahirkan, faktor lingkungan



18



seperti dukungan sosial memiliki efek besar dalam penyembuhan. Perawatan seperti terapi perilaku kognitif, jenis terapi berbicara tatap muka, telah terbukti membantu wanita hamil dengan gangguan mental mayor dalam kehamilan tanpa risiko efek samping yang mungkin timbul dari obat obatan psikoaktif. Penyedia layanan kesehatan profesional harus menyadari dan sigap untuk mendukung wanita. Gangguan mental mayor dalam kehamilan sama pentingnya dengan gangguan mental mayor dalam kehamilan pasca melahirkan, dan harus segera ditangani sedini mungkin bukan hanya guna mencegah supaya deresi tidak berlanjut setelah kelahiran. Cara yang dapat dilakukan ialah melakukan konsleing dan mencari tahu apa sebabnya, selanjutnya dapat diberikan semangat dan kegiatan untuk meningkatkan perasaan positif sehingga ibu hamil merasa lebih baik dan lebih bersemangat dalam menjalani masa kehamilannya serta dapat terbebas dari gangguan jiwa seperti gangguan mental mayor. Intinya ialah dengan memberikan kebahagiaan sepenuhnya pada ibu hamil tersebut, sebab dengan memiliki kondisi yang sehat normal serta selalu dalam keadaan bahagia, maka ibu hamil akan bebas dari gangguan mental mayor. E.



Gangguan Mental pada Puer perium Disuatu daerah terdapat seorang ibu hamil dengan usia kehamilannya 35+6



hari, sebut saja ibu ini adalah ibu Risa, ibu Risa ini adalah seorang dokter sukses. Dia memiliki keluarga yang mendukung, ekonomi dalam rumah tangganya pun mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Ibu Risa ingin memiliki anak dan memulai kehidupan barunya sebagai seorang ibu. Pada usia kehamilan 36+3hari ibu Risa pun melahirkan seorang anak dengan keadaan tidak normal, yaitu cacat Down Syndrom yang baru diketahui setelah melahirkan. Akan tetapi ibunya ibu Risa menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan putrinya. Ibu Risa, seperti tidak mau menerima keberadaan bayinya. Ibu Risa meyakinkan dirinya bahwa bayinya seharusnya lahir dengan keadaan atau kondisi



19



yang normal karena dia adalah seorang tenaga kesehatan yang seharusnya tahu bagaimana cara merawat kehamilannya. Ibu Risa mengalami masalah psikis atau mental yaitu tekanan yang mendalam pada kenyataannya bahwa dia adalah seorang dokter yang lalai menerapkan ilmu kesehatan. Ibu Risa sangat depresi, malu, dan tidak percaya diri lagi karena pernyataan orang-orang disekitarnya yang menganggap dia adalah seorang dokter yang tidak professional. Risa masih tidak dapat menerima kondisi anaknya. Ketika anaknya berumur satu bulan, depresi Ibu Risa menjadi begitu parah sehingga ia berhenti makan dan minum dan tidak bisa lagi menelan. Dia mulai memiliki pikiran paranoid tentang orang lain - dia berpikir bahwa tetangganya di seberang jalan semua membicarakannya karena mereka pikir dia adalah ibu yang buruk. Dia menjadi kurus dan merasa ingin berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang dokter. Lalu, ia mulai mencari cara untuk mengakhiri hidupnya. Ibu Risa dirawat di rumah sakit tiga kali dalam tujuh minggu. Dia diberi empat kombinasi anti-psikotik, anti-kecemasan, dan obat antidepresan. Namun keluarganya sudah dapat menerima kondisi anak Ibu Risa, walaupun Ibu Risa sebagai ibunya sendiri belum dapat menerima kondisi anaknya. Pemecahan masalahnya : Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Anak yang mengalam sindrom down umumnya mengalami kelemahan otot, mulut yang terbuka, lidah yang terjulur, ukuran telinga yang abnormal, gangguan pendengaran, mengalami gangguan penglihatan, dan sebagainya. Intervensi dini yang kita lakukan adalah jika anak tersebut misalnya: mengalami gangguan pendengaran, dapat melakukan pemeriksaan telinga sejak awal kehidupan dilakukan test pendengaran secara berkala, atau jika anak mengalami kelainan mata dapat dilakukan pemeriksaan yang rutin ke dokter mata. Memberikan lingkungan yang baik bagi anak, memberikan aktivitas motorik kasar



20



dan halus dengan bermain dengan teman sebayanya, dan peran orang tua sangat dibutuhkan. Dari kasus ini, ibu Risa harus diberi banyak dukungan dan pengertian dari orang-orang



terdekatnya



seperti



suami,



keluarga,



maupun



orang-orang



disekitarnya, bahwa kelalaian adalah manusiawi. Sebagai sesama tenaga kesehatan kita sebagai bidan harus saling menguatkan dengan memberi penyuluhan tentang penyakit-penyakit yang dapat terjadi di saat masa kehamilan sampai masa nifas, memberi tahu disekitar lingkungan masyarakat ibu Risa tentang sebenarnya down sindrom itu sendiri tidak diketahui selama kehamilan, maka sepenuhnya hal ini tidak harus menjadi beban psikis bagi ibu, karena memang bukan kesalahannya.. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri dokte Risa, kita bisa membantu dia dengan memberikan konseling dan membantu memantau perkembangan anaknya dan tentunya memberi semangat pada dokter Risa untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai dokter tanpa terus-terusan menyalahkan diri sendiri.



21



BAB III PENUTUP A.



Kesimpulan Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil,



sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Gangguan yang terjadi pada seorang ibu menjelang persalinan, yang bersumber pada rasa takut & sakit pada fisik yg teramat sangat. Pada ibu bersalin banyak mengalami gangguan baik fisik maupun psikologi. Gangguangangguan psikologi itu misalnya seperti : 1. Perasaan tidak enak. 2. Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang di hadapi. 3. Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah persalinan berjalan normal. 4. Menganggap persalinan sebagai cobaan. 5. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya. 6. Apakah bayi normal apa tidak. 7. Apakah ia sanggup merawat bayinya. 8. Ibu cemas. Ibu bersalin banyak mengalami baik perubahan fisik maupun psikologi.



Gangguan psikologis masa nifas yaitu dimana ibu nifas usdah mampu menyesuiakan diri dengan perubah-perubahan yang terjadi setelah melahirkan.



22



Gangguan psikologis pada masa nifas terbagi menjadi : post partum blues, depresi postpartum, dan psikosis post partum.  Gangguan psikologi post partum diantaranya depresi post partum,post partum blues, post partum psikosa.  Post partum blues (PBB) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindrom gangguan efelk ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.  Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkn sampai satu tahun kedepan  Psikosis post partum adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam enam minggu setelah melahirkan.  Setiap jenis gangguan psikologis pada ibu nifas memiliki penanganan yang berbeda pula disesuaikan dengan keadaan yang dialami oleh ibu nifas. 



Gangguan psikologis bila tidak ditangani secara tepat maka akan membahayakan kondisi ibu dan bayinya.



DAFTAR PUSTAKA



23



Kartono, kartini. Psikologi Wanita Jilid 2 ( Mengenal Wanita Sebagai Ibu & Nenek ). Jakarta : Mandar Maju http://mika-rachmika.blogspot.com/2011/11/psikologi-ibu-bersalin.html http://www.poltektegal.ac.id/files/download/d3kebidanan/Kebut.%20Dasar%20Ib u%20Bersalin.pdf · Ambarawati, Eny Ratna dan Wulandari, Diah. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: ·



Nuha Medika.



·



Suherni et al. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarata: Fitramala.



· http://susanthy123.blogspot.com/p/makalah-masalah-masalah-dalammasa.html · Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih.2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.



https://dosenpsikologi.com/gangguan-mental-minor-dalam-kehamilan-trimester-1 http://erika-septiana.blogspot.com/p/gangguan-mental-minor-padakehamilan.html



24



KATA PENGANTAR



Rasa syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat-NYA makalah yang berjudul “Psikologi dalam Kebidanan dan Penatalaksanaan ” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah "PSIKOLOGI KEBIDANAN". Selama penyusunan makalah ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dalam bentuk informasi, motivasi serta dorongan moral dan spiritual, sehingga makalah ini tersusun dan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Disamping itu, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan sudah barang tentu masih ada kesalahan-kesalahan yang luput dari pengamatan penulis. Oleh karena itu, tegur sapa dan kritik yang konstruktif dari pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan seperlunya sangat penulis harapkan.Pada akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.



Pariaman, Juli 2019



Penulis



DAFTAR ISI i Kata Pengantar ...................................................................................................i 25



Daftar isi ..............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................1 C. Tujuan ....................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Gangguan Mental Minor dalam kehamilan Trimester 1 .........................3 B. Gangguan Mental Minor dalam Kehamilan Lanjut ................................6 C. Gangguan psikologi pada ibu bersalin ....................................................10 D. Mental mayor dalam Kehamilan ............................................................15 E. Gangguan Mental pada Puer perium .......................................................19 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................22



MAKALAH ii



OBSTETRI



26



“Psikologi Dalam Kebidanan”



DI SUSUN OLEH



NADILLA NIM. 180201016



PRODI : D III KEBIDANAN DOSEN PEMBIMBING PRASETYA NINGSIH, SKM, M.MKes



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES PIALA SAKTI – PARIAMAN T/P 2019/2020



27