11 0 134 KB
Manajemen Konflik dalam Psikologi Komunikasi Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Psikologi Komunikasi Dosen Pengampu : Lisa Devi Dian Arifia, M. PSI
Disusun Oleh: 1. Shello Bondowoso
3419090
2. Lailatuz Zahro
3419098
3. M. Nazar Hazmi
3419100
4. Nadhifa Rohima
3419110
Kelas : C JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN 2020 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi antara individu biasanya dilakukan antara dua orang bahkan lebih atau dilakukan antar kelompok satu dan yang kelompok lain. Dalam melakukan proses komunikasi diharapkan semuanya sesuai aturan atau tatanan dalam komunikasi, agar berjalan sesuai apa yang diharapkan oleh komunikator dan dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Oleh sebab itu perasaan dan jiwa harus diikut sertakan dalam proses komunikasi, baik intrapersonal, interpersonal maupun kelompok. Namun ada kalanya proses komunikasi dapat menemuni persoalan dan masalah, konflik tersebut dapat terjadi akibat adanya kesalah pahaman. Konflik dalam berkomunikasi sering terjadi akibat adanya perbedaan pendapat atau berbeda paham. Sehingga manajemen konflik hadir sebagai alternatif dalam menyelesaikan atau mengendalikan konflik yang dialami oleh individu dan kelompok. B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud manajemen konflik? 2. Bagaimana
hubungan
manajemen
konflik
dengan
psikologi
komunikasi? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui definisi dari manajemen konflik. 2. Untuk mengetahui hubunga antara manajemen konflik dengan
psikologi komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN A. Pendefinisian Manajemen Konflik Dilihat dari asal katanya “manajemen” berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu “management” yang bermakna
sebuah seni mengatur dan
melaksanakan. Ada juga yang mengatakan manajemen berasal dari bahasa Italia yaitu “maneggiare” yang memiliki arti mengendalikan, keduanya memiliki makna yang hampir sama yaitu mengacu pada konteks bagaimana mengatur maupun mengendalikan suatu hal agar berjalan dengan baik sesuai planing awal. Sedangkan makna konflik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI)
memiliki
makna
perselisihan,
percekcokan
dan
pertentangan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 723). Dari pengertian tersebut dapat diartikan juga bahwa konflik berupa peristiwa atau kejadian percekcokan maupun perselisihan sesuai makna pada KBBI tadi dapat juga dimaknai sebuah pertengkaran. Pertengkaran tersebut merujuk kepada sebuah keadaan dimana terdapat dua individu maupun dua kelompok saling berbeda paham atau berlawanan pendapat atau yang lainnya. Masing-masing dari mereka mengklaim bahwa diri mereka sendirilah yang benar dan orang atau kelompok lain salah. Seringkali konflik dimaknai sebagai sesuatu hal yang negatif karena mengarah kepada pertengkaran atau perselisihan antara dua kubu dengan tujuan menentukan siapa yang menang dan kalah. Stragner dalam Winardi berpendapat bahwa konflik merupakan sebuah situasi di mana dua orang (atau lebih) saling menginginkan tujuan mereka dicapai diantara mereka, keduanya saling memperjuangkan tujuan mereka masing-masing. Menurut Stoner dan Wankel jenis-jenis konflik dapat dibedakan menjadi lima jenis konflik, yaitu: a. Konflik Intrapersonal, adalah konflik antara seorang individu dengan
dirinya sendiri tidak melibatkan orang lain. b. Konflik Interpersonal, adalah konflik yang dilakukan antara dua orang,
konflik ini umum terjadi karena melibatkan individu dengan orang lain. c. Konflik antar Individu dan Kelompok, konflik ini sering berupa tekana
dari kelompok kepada seorang individu.
d. Konflik antara Kelompok dalam Organisasinya, konflik ini sering terjadi
di dalam sebuah organisasi. e. Konflik antar Organisasi, konflik ini terjadi antara dua organisasi yang
terlibat dalam konflik yang terjadi. Manajemen konflik sendiri dapat diartikan sebagai sekumpulan reaksi dari individu dari pihak eksternal maupun internal yang terlibat dalam konflik tersebut. Dalam psikologi komunikasi manajemen konflik mendapat pengaruh oleh keanggotaan suatu organisasi, di antara manajemen konflik seorang pemimpin diharapkan dapat menjadi penengah agar dampak yang diberikan atau yang timbul adalah positif. Interaksi sosial terjadi akibat adanya kontak serta komunikasi di dalam psikologi komunikasi. Pandangan lain melihat manajemen konflik sebagai pendekatan yang berorientasi terhadap proses yang memiliki arah kepada bentuk komunikasi. Dalam komunikasi manajemen konflik dapat melibatkan individu itu sendiri maupun dari kelompok untuk memecahkan masalahnya. Dari beberapa penjelasan yang telah dijabarkan, dapat ditarik arti manajemen konflik adalah bagaimana seorang individu atau kelompok dalam mengendalikan sebuah konflik yang terjadi dengan cara mengatur rencana agar resolusi yang diinginkan didapatkan. B. Beberapa Bentuk Manajemen Konflik dalam Psikologi Komuikasi 1. Bersikap Sportif, artinya dalam melakukan proses komunikasi seseorang
harus profesional. Itu semua dilakukan agar tidak terjadi komunikasi yang besifat pembelaan dalam konflik. 2. Tanggung Jawab terhadap Pemikiran dan Perasaan, kesalah pahaman
dalam komunikasi sering memicu konflik. Faktor utamanya ialah perbedaan sudut pandang yang berhubungan dengan tanggung jawab dan perasaan. 3. Bertengkar Secara Aktif, maksudnya ialah tidak menghindar saat terlibat
dalam konflik alangkah baiknya diselesaikan dengan professional. 4. Sikap Terbuka, merupakan salah satu bagian dari manajemen konflik yang
memiliki fungsi untuk meredakan konflik. Keterbukaan akan saling melihat kekurangan dari kedua pihak.
5. Perbedaan Pendapat, manajemen konflik ini diharapkan dapat memberikan
solusi yang memberikan alternative dalam memecahkan permasalahan. C. Nilai-Nilai Manajemen Konflik Manajemen konflik merupakan sebuah cara dalam mengendalikan konflik yang terjadi dan tidak mengganggu apa yang menjadi tujuan organisasi jika didalam sebuah keorganisasian. Nilai-nilai tersebut dapat memberikan manfaat terhadap seorang dalam menghadapi konflik terutama dalam komunikasi, semua itu juga dapat menjadi pembelajaran sekaligus memberikan pesan moral dan dapat diambil hikmahnya. Adapun nilai-nilai manajemen konflik bagi seorang individu maupun kelompok adalah sebagai berikut: 1. Nilai-Nilai Kontrol Emosi
Manajemen konflik menawarkan agar konflik yang berkembang dalam satu organisasi karena faktor perbedaan emosi dapat diselesaikan, individu yang cerdas terutama dalam aspek emosi sudah pasti individu tersebut dapat mengintrol emosinya. 2. Nilai-Nilai Profesional
Profesional dapat diartikan sebagai ahli, intelektual, bermoral dan rasa kesejawatan. Seorang yang professional selalu belajar lebih dari pengalaman dan pendidikan di universitas kehidupan, selalu sepenuh hati dan berusaha menjadi manusia yang pantas dibanggakan oleh khalayak banyak. 3. Nilai-Nilai Sosial dan Toleransi
Nilai ini dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan yang dapat menghargai segala perbedaan, dalam manajemen konflik melalui mode stimulasi, integrative, interaktif, negisiatif dan kompromi. Dengan model-model tersebut nilai toleransi dapat diperoleh sekaligus menghasilkan perbaikan hubungan yang terganggu. 4. Nilai-Nilai Agama
Nilai-Nilai agama yang dapat diambil dari manajemen konfil tersebut berupa kejujuran. Kejujuran dapat menumbuhkan rasa semakin dipercaya
terhadap orang lain sehingga konflik yang terjadi terselesaikan sehingga tidak terjadi kembali. 5. Nilai-Nilai Integritas
Integritas menjadi salah satu nilai yang dapat diambil dari manajemen konflik, sikap menghargai orang lain merupakan perwujudan dari nilai ini. Nilai ini mampu memelihara dan menjaga martabat serta kepentingankepentingan individu maupun kelompok. D. Strategi Dalam Manajemen konflik Untuk manajemen konflik yang dialami individu, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan yaitu: 1. Penghindaran dan melawan secara aktif
Penghindaran berkaitan dengan menghindar secara fisik yang nyata, Misalkan meninggalkan ruangan. Akan tetapi dari pada menghindar dari pokok persoalan lebih baik berperan aktif pada konflik yang dihadapi. Menjadi pembicara dan pendengar yang aktif dan bertanggung jawab terhadap setiap pemikiran dan perasaan. 2. Memaksa berbicara
Kebanyakan remaja perempuan tidak menghadapi pokok persoalan melainkan memaksakan posisinya pada orang lain, baik secara fisik maupun emosional . alternatif yang nyata adalah berbicara dan mendengar, keterbukaan, empati, dan sikap positif. 3. Menyalahkan dan empati
Remaja perempuan juga lebih cenderung menyalahkan orang lain untuk menutupi perilaku sendiri. Hal seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah. Akan lebih baik untuk mencoba berempati, memahami cara orang lain menilai sesuatu sebagai sesuatu hal yang berbeda. 4. Penerimaan pribadi
Mengekspresikan perasaan positif pada orang lain. Ada beberapa jenis konflik yang ada dalam psikologi komunikasi, yaitu: a) Perbedaan individu (perbedaan pendirian dan perasaan) b) Perbedaan latar belakang (kebudayaan yang membentuk sebuah kepribadian) c) Perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok
E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Manajemen Konflik
Ketika menghadapi situasi konflik, orang berperilaku tertentu untuk menghadapi lawannya. Perilaku mereka membentuk satu pola atau beberapa pola tertentu. Pola perilaku orang dalam menghadapi situasi konflik disebut sebagai gaya manajemen konflik. Manajemen konflik yang digunakan pihak-pihak yang terlibat konflik dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya manajemen konflik antara lain: 1. Asumsi mengenai konflik
Asumsi seseorang mengenai konflik akan mempengaruhi pola perilakunya dalam menghadapi situasi konflik. Karena ketika sesorang telah memiliki asumsi pandangan tentang konflik maka ia akan berfikir bagaimana caranya mengatasi konflik tersebut. 2. Persepsi mengenai penyebab konflik Persepsi sesesorang mengenai penyebab konflik akan mempengaruhi gaya
manajemen konfliknya. Persepsi yang menganggap penyebab konflik menentukan kehidupan atau harga dirinnya akan berupaya untuk berkompetisi dan memenangkan konflik. Sebaliknya jika orang mengganggap penyebab konflik tidak penting bagi kehidupan dan harga dirinya, ia akan menggunakan pola perilaku menghindar dalam menghadapi konflik. 3. Ekspektasi atas reaksi lawan konfliknya
Seseorang yang menyadari bahwa ia menghadapi konflik akan menyusun strategi dan taktik untuk menghadapi lawan konfliknya. Karena dengan menyusun strategi dan taktik merupakan suatu unsur penting dalam manajemen konflik, yang pada intinya untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu konflik yang dihadapi terselesaikan. 4. Pola komunikasi dalam interaksi konflik
Konflik merupakan proses interaksi komunikasi diantara pihak-pihak yag terlibat konflik. Jika proses komunikasi berjalan dengan baik, pesan kedua belah pihak akan saling dimengerti dan diterima secara persuasif, tanpa gangguan dan menggunakan humor yang segar. Dengan menggunakan komunikasi interpersonal yang dianggap efektif, akan dapat memahami pesan dengan benar, dan memberikan respon sesuai dengan yang diinginkan.
BAB II PEMBAHASAN A. Simpulan
Konflik dapat dimaknai sebagai sesuatu hal yang negatif karena mengarah kepada pertengkaran atau perselisihan antara dua kubu dengan tujuan menentukan siapa yang menang dan kalah. Stragner dalam Winardi berpendapat bahwa konflik merupakan sebuah situasi di mana dua orang (atau lebih) saling menginginkan tujuan mereka dicapai diantara mereka, keduanya saling memperjuangkan tujuan mereka masing-masing. Dalam psikologi komunikasi manajemen konflik mendapat pengaruh oleh keanggotaan suatu organisasi, di antara manajemen konflik seorang pemimpin diharapkan dapat menjadi penengah agar dampak yang diberikan
atau yang timbul adalah
positif. B. Kritik dan Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah masih jauh dari sempurna. Sesungguhnya di dunia ini tidak ada yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran maupun kritik konstruktif dari berbagai pihak agar lebih baik lagi. Penulis berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bermanfaat kepada para pembacanya.
Daftar Pustaka
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/download/697/379