Makalah Psikologi Pendidikan Kelompok 3 REVISI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PENGEMBANGAN SIKAP POSITIF BELAJAR PESERTA DIDIK Dosen Pengampu: Bapak Egi Adha Juniawan, M. Pd



Oleh : Dearly Desiyani Yuli Yanti Chlistian



PRODI MATEMATIKA STKIP LA TANSA MASHIRO RANGKAS BITUNG- LEBAK 2020



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI..............................................................................................................................................I KATA PENGANTAR.................................................................................................................................II BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1 A.



Latar Belakang.......................................................................................................................1



B.



Rumusan Masalah..................................................................................................................1



C.



Tujuan....................................................................................................................................1



BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................................2 A.



Pengertian Psikologi Pendidikan................................................................................................2



B.



Sikap Positif Belajar Peserta Didik..............................................................................................3



C.



Peserta Didik..............................................................................................................................6



D.



Keterkaitan Psikologi Pendidikan Dengan Beberapa Aspek.......................................................8



E.



Peran Psikologi Pendidikan Dalam Pengembangan Sikap Positif Belajar Anak........................14



BAB 3 PENUTUP..................................................................................................................................16 A.



Kesimpulan..............................................................................................................................16



B.



Saran........................................................................................................................................16



DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18



I



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Peranan Psikologi Pendidikan Dalam Pengembangan Sikap Positif Belajar Peserta didik ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Egi Adha Juniawan, M. Pd pada mata kuliah Psikologoi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang peran psikologi pendidikan dalam pengembangan sikap positif belajar peserta didik bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Egi dha juniawan, M. Pd, selaku dosen Mata Kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Tangerang, 11 Maret 2020 



Kelompok 3



II



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dapat diragukan lagi bahwa sejak anak manusia yang lahir ke dunia, telah dilakukan usaha-usaha pendidikan. Manuasia telah berusaha mendidik anakanaknya meskipun dalam cara yang sangat sederhana. Pendidikan merupakan keharusan bagi setiap pendidik yang bertanggung jawab, bahwa dia dalam melaksanakan tugasnya harus berbuat dalam cara yang sesuai keadaan si anak didik. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami sesama manusia, dengan tujuan untuk dapat memperlakukannya dengan lebih cepat. Karena itu pengetahuan psikologis mengenai anak didik dalam proses pendidikan adalah hal yang perlu dan penting bagi setiap pendidik. Sikap positif siswa akan tumbuh dan terpelihara apabila kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara bervariasi dan dihadapkan pada kehidupan nyata. alam pelaksanaan pembelajaran suatu bidang studi. Sikap merupakan  salah satu syarat yang diperhitungkan. Sikap sebagai tingkah laku yang ditunjukkan dalam menghadapi kegiatan pembelajaran suatu bidang studi akan ada sikap positif dan sikap negatif siswa kepada  suatu mata pelajaran tersebut. Dari pemaparan diatas, tujuan dari dibentuknya makalah ini adalah untuk mengetahui Peranan Psikologi Pendidikan Dalam Pengembangan Sikap Positif Belajar Peserta Didik, agar bisa menjadi bahan acuan pendidik untuk membangun sikap positif belajar peserta didik.



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan? 2. Apa yang dimaksud dengan sikap positif belajar ? 3. Bagaimana peran psikologi pendidikan dalam pengembangan sikap positif belajar peserta didik? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang diamksdu dengan psikologi pendidikan 1



2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sikpa positif belajar 3. Mengetahui peran psikologi pendidikan dalam pengembangan sikap positif belajar peserta didik.



BAB 2 PEMBAHASAN



A. Pengertian Psikologi Pendidikan Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari  tentang perilaku manusia di dalam dunia pendidikan yang meliputi  studi sistematis tentang proses-proses dan faktorfaktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari dua definisi ini maka jelas fokus dari psikologi pendidikan adalah proses belajar mengajar. Psikologi Pendidikan merupakan Cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar. Pendidikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, tidak akan mungkin dapat dilepaskan dari psikologi. Karena dalam pendidikan berhubungan erat dengan manusia. Jika kita membicarakan tentang manusia, maka akan banyak ilmu pengetahuan yang muncul berkaitan dengan eksistensi manusia.Banyak pengertian psikologi yang dikemukan para ahli yang masing-masing menekankan pada sudut pandang tersendiri. Perbedaan ini terjadi disebabkan metode maupun pendekatan yang digunakan para ahli tersebut berbeda dalam melihat permasalahan dari psikologi pendidikan



itu sendiri. Berikut definisi Psikologi



Pendidikan menurut para ahli: 1. Arthur S. Reber  mengatakan bahwa psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaharuan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi prosesproses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif, dan penyenggaraan pendidikan keguruan.  2. Gloverdan Ronning (dalam Online) psikologi pendidikan sebagai penerapan ilmu dan metode-metode psikologi untuk studi perkembangan, belajar, motivasi belajar,



3



4



pengajaran assesmen dan aspek-aspek psikologi lainnya yang berkaitan dengan isuisu yang berpengaruh dan berinteraksi dengan proses belajar dan pembelajaran. 3. Muhibin Syah (2002), pengertian psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. 4. (Borich & Tombari, 1997), Pengertian Psikologi pendidikan ialah satu disiplin yang memfokuskan kajiannya kepada pengetahuan teoretikal dan pengetahuan empirikal mengenai pengajaran dan pembelajaran dalam bilik. 5. Pintner Psikologi Pendidikan adalah ilmu terapan berusaha untuk menerangkan masalah belajar menurut prinsip-prinsip dan fakta-fakta mengenai tingkah laku manusia yang telah di tentukan secara ilmiah. Dengan merujuk pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Psikologi Pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan. A. Sikap Positif Belajar Peserta Didik 1. Pengertian Sikap Sikap sebagai salah satu faktor psikologis yang dimiliki seseorang. Hal ini merupakan gambaran kepribadian seseorang yang terlahir tentang gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap sesuatu keadaan atau suatu objek. Sikap ini harus dibaca dengan hati-hati, sebab gambaran yang terwujud tersebut dapat saja direkayasa sedemikian rupa yang pada gilirannya akan membutakan kita dari keadaan yang sesungguhnya. Ketika menampakkan sikap tertentu, dapat dilakukan dalam bentuk ungkapan pikiran atau tanggapan dalam pembicaraan lisan ataupun tulisan yang wujudnya dapat menciptanya dalam dua kondisi, yakni sikap dualisme-lain yang terkandung dalam pikiran, lain pula yang dilahirkan; ada yang dipendam saja dalam hati, dan ada pula yang dilahirkan sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya.Berikut adalah definisi sikap menurut beberapa ahli: a. Allport (dalam Sears, D, O., Freedman, J, L., & Peplau, L, A., 1985:137) mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau



5



berarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. b. Agne (dalam Abror, 1993:108) bahwa sikap merupakan keadaan kesiapan mental dan susunan syaraf, yang mempengaruhi atau yang dinamis terhadap respon individu atas semua obyek atau situasi yang berhubungan. c. Calhoun (1990:315) sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu. 2. Sikap positif belajar Dalam pelaksanaan pembelajaran suatu bidang studi, sikap merupakan salah satu syarat yang diperhitungkan. Sikap sebagai tingkah laku yang ditunjukkan dalam menghadapi kegiatan pembelajaran suatu bidang studi akan ada sikap positif dan sikap negatif siswa kepada suatu mata pelajaran tersebut. Sikap positif itu akan dapat mempermudah guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada suatu mata pelajaran. Bagi siswa yang memiliki sikap positif terhadap suatu mata pelajaran akan meraih hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang bersikap negatif kepada suatu mata pelajaran yang diikutinya. Berikut definisi sikap positif menurut para ahli: a. Elwood N. Chapman, sikap postif adalah isyarat tindakan yang dilakukan seseorang secara postif dalam bereaksi terhadap keadaan yang dialami. b. Heri Purwanto, sikap postif adalah suatu kecenderungan tindakan seseorang dalam mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek-objek tertentu. c. Robbins, Stephen P, sikap postif adalah kecenderungan tindakan seseorang dalam mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu secara postif. 3. Komponen Komponen Sikap Sikap memiliki beberapa komponen, berikut adalah beberapa komponen sikap menurut para ahli: 1) Menurut Mar’at (1984), sikap memiliki tiga komponen penting, yaitu  sebagai berikut:



6



a. Komponen kognisi, komponen yang berhubungan dengankeyakinan, ide dan konsep. b. Komponen afeksi, komponen yang menyangkut kehidupanemosional seseorang. c. Komponen



konasi,



komponen



yang



merupakan



kecenderunganbertingkah laku. 2) Walgito (2004), menyatakan bahwa sikap mengandung tiga komponen, yaitu sebagai berikut: a. Komponen



kognitif



(komponen



perseptual),



yaitu



komponen



yangberkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu halhal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap obyek sikap. b. Komponen



afektif



(komponen



emosional),



yaitu



komponen



yangberhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap obyeksikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedang rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. c. Komponen



konatif



yangberhubungan obyeksikap.



(komponen



dengan



Komponen



yaitumenunjukkan



perilaku),



kecenderungan ini



besar



yaitu bertindak



menunjukkan



kecilnya



komponen terhadap



intensitas



kecenderungan



sikap,



bertindak



atauberperilaku seseorang terhadap obyek sikap. 3) Menurut Travers, Gagne, dan Cronbach (dalam Ahmadi, 1999), sikap melibatkan tiga komponen yang saling berhubungan,yaitu: a. Komponen kognitif, yaitu berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan pada informasi, yang berhubungan dengan obyek. b. Komponen afektif, yaitu menunjuk pada dimensi emosional darisikap, yang berhubungan dengan obyek. Obyek disini dirasakan sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan. c. Komponen



behavior



atau



konatif,



yaitu



melibatkan



salah



satupredisposisi untuk bertindak terhadap obyek. Komponen ini berhubungan dengan kecenderungan untuk bertindak.



7



4) Menurut Bloom, sikap mempunyai 3 komponen, yaitu: a. Komponen Kognitif, Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Contoh kognitif yaitu ,  Ketika kita sedang menimba ilmu di sekolah, biasanya guru memberi kita tugas. Sesampainya di rumah orang tua kita biasanya mengontrol dan menyuruh kita untuk mengerjakan tugas dari guru. Sehinngga kita teringat tentang tugas yang diberikan guru di sekolah, lalu mengerjakan tugas tersebut dan mempersiapkannya dengan baik. Selain itu, ketika kita sedang mendengarkan sebuah musik yang kita suka, secara otomatis kita akan hafal dengan liriknya. Dan disaat kita mendengarkan musik terebut secara tidak sengaja, maka kita akan langsung bernyanyi melantunkan lirik lagu tersebut. Kedua ilustrasi diatas merupakan contoh dari sikap kognitif. b. Afektif, Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau penolakan suatu obyek dalam kegiatan belajar mengajar,yang berkenaan dengan, penerimaan, menanggapi, mengelola, dan karakteristik. c. Psikomotor, Ranah ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif. Yang berkenaan dengan komponen kognitif adalah, meniru, pengalamiahan, dan artikulasi.



B. Peserta Didik Siswa atau yang biasa disebut dengan peserta didik merupakan salah satu dari komponen pendidikan yang tidak bisa ditinggalkan, karena tanpa adanya peserta didik tidak akan mungkin proses pembelajaran dapat berjalan. Peserta didik merupakan



8



komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Didalam proses belajarmengajar, peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih citacita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Berikut adalah pengertian peserta didik menurut para ahli: 1) Menurut Sudarwan Danim (2010: 1) “Peserta didik merupakan sumber utama dan terpenting dalam proses pendidikan formal”. Peserta didik bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa adanya peserta didik. Oleh karena itu kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau pendidikan yang dilembagakan dan menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik. Sudarwan Danim (2010: 2) menambahkan bahwa terdapat hal-hal essensial mengenai hakikat peserta didik, yaitu: 



Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi potensi dasar kognitif atau intelektual, afektif, dan psikomotorik.







Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi periodesasi perkembangan dan pertumbuhan, meski memiliki pola yang relatif sama.







Peserta didik memiliki imajinasi, persepsi, dan dunianya sendiri, bukan sekedar miniatur orang dewasa.







Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi kebutuhan yang harus dipenuhi, baik jasmani maupun rohani, meski dalam hal-hal tertentu banyak kesamaan.







Peserta didik merupakan manusia bertanggung jawab bagi proses belajar pribadi dan menjadi pembelajar sejati, sesuai dengan wawasan pendidikan sepanjang hayat.







Peserta



didik



memiliki



adaptabilitas



didalam



kelompok



sekaligus



mengembangkan dimensi individualitasnya sebagai insan yang unik. 



Peserta didik memerlukan pembinaan dan pengembangan secara individual dan kelompok, serta mengharapkan perlakuan yang manusiawi dari orang dewasa termasuk gurunya.







Peserta didik merupakan insan yang visioner dan proaktif dalam menghadap lingkungannya.







Peserta didik sejatinya berperilaku baik dan lingkunganlah yang paling dominan untuk membuatnya lebih baik lagi atau menjadi lebih buruk.



9







Peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang memiliki aneka keunggulan, namun tidak akan mungkin bisa berbuat atau dipaksa melakukan sesuatu melebihi kapasitasnya.



2) Menurut Oemar Hamalik (2004: 99) menjelaskan bahwa “Peserta didik merupakan salah satu komponen dalam pengajaran, disamping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran”. Sedangkan Samsul Nizar (2002: 47) menjelaskan bahwa “Peserta didik merupakan orang yang dikembangkan”. 3) Menurut Abu Ahmadi (1991: 251) juga menjelaskan tentang pengertian peserta didik yaitu “Peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu”. 4) Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, siswa adalah setiap orang yang datang ke suatu lembaga untuk mendapakan atau mempelajari berbagai macam pendidikan, orang ini disebut pelajar atau orang yang mempelajari ilmu pengetahuan siapapun orangnya, berapapun usianya, dari manapun asalnya, dengan biaya apapun untuk mengembangkan pengetahuan dan moral pelaku belajar. 5) Menurut Maslow, memaparkan adanya kebutuhan biologi, rasa aman, kasih sayang, harga diri, realisasi. Dan menurut para ahli dalam psikologi kognitif, dalam



memahami



anak



didik



atau



murid



sebagai



manusia



yang



mendayagunakan ranah kognitifnya. Semenjak berfungsinya kapasitas motorik dan sensoriknya.



C. Keterkaitan Psikologi Pendidikan Dengan Beberapa Aspek 1. Kaitan Psikologi Pendidikan dengan Proses Belajar Siswa Peranan Psikologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting dalam rangka mewujudkan tindakan psikologis yang tepat dalam interaksi antara setiap faktor pendidikan. Pengetahuan psikologis tentang peserta didik menjadi hal yang sangat pentingdalam pendidikan. Oleh karena itu, pengetahuan psikologi



tentang



pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para guru, bahkan



bagi tiap orang yang menyadari dirinya sebagai pendidik. Psikologi pendidikan



10



menurut para ahli ini dapat menyimpulkan bahwa psikologi adalah asas psikologi yang mempengaruhi proses belajar mengajar di bidang pendidikan. Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbanganpertimbangan psikologisnya diharapkan dapat : a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Secara Tepat



Dengan



memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu. b. Memilih Strategi atau Metode Pembelajaran yang Sesuai Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya. c. Memberikan Bimbingan atau Bahkan Memberikan Konseling Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban. d. Memfasilitasi dan Memotivasi Belajar Peserta Didik Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.



11



e. Menciptakan



Iklim



Belajar



yang



Kondusif



Efektivitas



pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat f. menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan. g. Berinteraksi Secara Tepat Dengan Siswanya



Pemahaman guru



tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya. h. Menilai hasil pembelajaran yang adil Pemahaman guru tentang psikologi



pendidikan



dapat



mambantu



guru



dalam



mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian. 2. Kaitan Psikologi Pendidikan dengan sikap siswa Psikologi pendidikan bertujuan untuk membuat pembelajaran dalam proses belajar lebih efektif dengan mengkaji tanggapan psikologis dan perilaku siswa. Keadaan sistem pembelajaran, cara mengajar, dan siswa di masing-masing daerah tidak sama. Kebiasaan siswa saat berada di lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan terkadang juga berbeda. Psikologi pendidikan nampaknya memberikan perbaikan pada dunia pendidikan dalam penerapan kurikulum, proses belajar mengajar, pelayanan konseling dan evaluasi untuk mendapatkan siswa berkualitas lebih baik. Agar siswa memiliki sikap positif terhadap belajar, maka guru perlu melakukan usaha, usaha yang menumbuhkan sikap siswa melalui tiga komponen yaitu dengan memberikan berbagai pengertian dan pengetahuan tentang belajar yang dapat bermanfaat bagi kehidupan yang akan datang, mendorong siswa untuk memiliki rasa senang dan tertarik untuk belajar belajar dengan berbagai strategi dan model pembelajaran, serta mendorong siswa agar selalu melakukan kegiatan dan kegiatan yang terkait dengan peningkatan sikap positif terhadap belajar. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sangat memungkinkan untuk dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap belajar.



12



Ruang lingkup Psikologi Pendidikan Psikologi pendidikan memiliki ruang lingkup untuk menjadi dasar dan membatasi atau membedakannya dari beasiswa psikologis lainnya. Menurut Sumadi Suryobroto, ruang lingkup psikologi pendidikan antara lain 1) Pengetahuan a. Pendidik atau guru membutuhkan lebih banyak pengetahuan untuk mengajar murid mereka. Proses belajar mengajar memberikan pengaruh kognitif (kognitif) pada peserta didik yang pada awalnya tidak mengetahui materi yang diketahui. Guru atau guru harus memiliki pengetahuan tentang metode pembelajaran dan pengetahuan lainnya tentang isu-isu yang mungkin ada dalam pembelajar.. Pengetahuan tentang aktivitas siswa, kecerdasan, kepribadian, kepribadian, bakat peserta didik, pertumbuhan, disiplin kelas, motivasi belajar, perilaku guru, strategi pembelajaran, dan pemecahan masalah. topik khusus dalam pengajaran dan pendidikan. 2) Karakter a. Proses pembelajaran interaktif dari guru menciptakan motivasi dan respon positif dari siswa dalam proses belajar mengajar. Pengawaan dikuasai oleh seorang guru sebagai bahan penyampaian materi, konsep mengajar saat di kelas. Dan itu juga perlu mengubah udara yang merangsang siswa yang selalu termotivasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mereka. 3) Proses perilaku a. Menurut Soerjabrata, psikologi pendidikan ditinjau secara dinamis termasuk perubahan perilaku seperti:. Perilaku berubah karena pertumbuhan dan perkembangan. Mengubah perilaku karena belajar merupakan faktor penting dalam belajar. b. Proses pembelajaran interaktif yang diberikan oleh guru kepada peserta didik akan menghasilkan perubahan perilaku seperti keterampilan dalam proses pembelajaran seperti pidato di kelas, diskusi, atau kegiatan yang berkaitan dengan respons sensorik dan mesin. Kegiatan ini memberikan perubahan pada peserta didik untuk menjadi lebih aktif dan mengubah sikap (emosi) dari sikap buruk terhadap sikap positif. Sikap positif terhadap keluarga dan masyarakat adalah hasil dari proses pendidikan yang berkualitas.



13



3. Kaitan Teori Belajar Dengan Sikap Siswa Ada banyak teori teori terori – pendidikan telah menjadi konsep dasar pelaksanaan psikologi di bidang pendidikan. 1) Teori



Behaviorisme



Menurut teori perilaku, pembelajaran adalah perubahan perilaku. Perubahan adalah efek interaksi antara stimulasi dan respon. Dapat dimengerti bahwa belajar adalah bentuk perubahan perilaku pada siswa dari interaksi rangsangan. Seseorang mengatakan bahwa mereka telah belajar jika ada perubahan dalam perilaku mereka. Dalam teori ini, konsep yang disukai adalah bahwa masukan atau stimulasi diberikan saat guru mengajar siswa cara membaca. Kemudian, hasilnya adalah hasil atau respon akibat stimulasi, seperti yang bisa dibaca siswa saat masih tergagap. Itulah yang dikatakan oleh penelitian tersebut. Tetapi jika hasil siswa masih terbaca, prosesnya tidak dikatakan sebagai kegiatan belajar karena tidak ada hasil stimulus yang diberikan. 2) Teori manajemen operasional Kegiatan operasional adalah jenis pembelajaran dimana perilaku dikendalikan oleh konsekuensi yang mungkin terjadi. Kunci untuk kondisi operasi ini adalah dukungan positif dan negatif, hukuman positif dan negatif. Dukungan positif adalah memberi sesuatu yang menyenangkan untuk sebuah perilaku. Misalnya, para guru memuji murid mereka atas jawaban yang benar. Dukungan negatif adalah menghapus sesuatu yang tidak menyenangkan sebagai sikap yang dapat diterima. Sebagai contoh: Bagian luar sangat bising, sehingga menyalakan suara TV membuatnya lebih nyaman dan mengurangi kebisingan yang menyebalkan. Hukuman positif digunakan untuk mengurangi perilaku tidak nyaman. Contoh: Saat anak nakal di kelas, dia mendapat hukuman di depan kelas. Hukuman negatif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan



dengan



mengambil



sesuatu



yang



menyenangkan.



Misalnya: Kevin merobek bonekanya, jadi dia tidak diijinkan bermain di luar bersama teman-temannya (Saul, 2015).



14



3) Teori harmonik klasik Kondisi klasik adalah teori dengan melibatkan pembelajaran tentang perilaku baru melalui proses yang berkesinambungan. Ada tiga tahap dalam teori ini dengan pemberian rangsangan baru pada setiap tahap. Tahap 1 – Sebelum Kondisi: Pada tahap ini, rangsangan lingkungan melepaskan respons yang tidak pasti dan reaksi yang tidak pernah terpikirkan. Contoh: Parfum bisa menimbulkan reaksi bahagia. Tahap 2 – Selama penyesuaian: Stimulasi dari lingkungan tidak bereaksi terhadap rangsangan yang diketahui. Misalnya, parfum bisa berhubungan dengan seseorang. Tahap 3 Setelah Remediasi: Pembentukan respons baru. Contoh: Seseorang yang terkait dengan parfum wangi menjadi sangat atraktif (Mcleod, 2008). 4) Teori Kesadaran Teori kesadaran berfokus pada perubahan proses dan struktur mental yang terjadi sebagai hasil usaha untuk memahami lingkungan sekitarnya. Teori kognitif digunakan untuk proses belajar sederhana seperti memo nomor telepon dan banyak lagi. Setelah itu, teori kognitif memiliki empat prinsip dasar: (1) Siswa bekerja untuk mendapatkan pemahaman tentang apa yang telah mereka pelajari, (2) Pengembangan pengetahuan bergantung pada apa yang telah mereka pelajari. , (3) belajar membangun pengalaman. (4) Belajar adalah perubahan struktur mental. 5) Asosiasiisme Teori koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (18781949) dan dikenal sebagai teori respon stimulus. Menurutnya, platform pembelajaran merupakan kombinasi dari stimulasi dan respon. Stimulus akan menyampaikan pesan tentang lima indra dan merespons tingkah laku. Asosiasi ini disebut koneksi. Prinsip itu disebut koneksionisme. 6) Teori Gestalt Gestalt adalah teori yang menjelaskan proses kognitif melalui pengaturan perasaan atau pola yang berhubungan dengan komponen menjadi satu kesatuan. Disimpulkan bahwa orang cenderung melihat sesuatu di



15



sekitarnya secara keseluruhan. Teori Gestalt menjelaskan bagaimana persepsi visual dapat terbentuk. Misalnya saat kita melihat awan dan melihat bentuk seperti objek. D. Peran Psikologi Pendidikan Dalam Pengembangan Sikap Positif Belajar Anak Agar siswa memiliki sikap positif terhadap belajar, maka guru perlu melakukan usaha, usaha yang menumbuhkan sikap siswa melalui tiga komponen yaitu: 1) Komponen Kognitif kognitif merupakan



ranah yang mencakup berbagai kegiatan mental



(otak). Semua yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. a. Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu: b. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) c. Pemahaman (comprehension) d. Penerapan (application) e. Analisis (analysis) f. Sintesis ( syntesis) g. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide,gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengandemikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi 2) Komponen Afektif Afektif merupakan  ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai yang berbeda-beda. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai masing-masing. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat akan diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.



16



Ranah afektif terbagi menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: 1. Receiving atau attending ( menerima atau memperhatikan) 2. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif” 3. Valuing  (menilai atau menghargai) 4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan) 5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai). 3) Komponen Psikomotorik psikomotorik merupakan ranah yang erat berkaitan dengan keterampilan (skill) taukemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu



yang



telah



mereka



tekuni.



Hasil



belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku), namun tidak sama. Ranah psikomotorik adalah berhubungan dengan aktivitas fisik,misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Dari hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: 1. Pengamatan langsungdan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, 2. Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap 3. Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Dengan memberikan berbagai pengertian dan pengetahuan tentang belajar yang dapat bermanfaat bagi kehidupan yang akan datang, mendorong siswa untuk memiliki rasa senang dan tertarik untuk belajar belajar dengan berbagai strategi dan model pembelajaran, serta mendorong siswa agar selalu melakukan kegiatan dan kegiatan yang terkait dengan peningkatan sikap positif terhadap belajar. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sangat memungkinkan untuk



17



dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap belajar.



BAB 3 PENUTUP



A. Kesimpulan Psikologi pendidikan sangat berpengaruh terhadap sikap positif siswa atau peserta didik, karena psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan (Muhibin Syah). Dalam pelaksanaan pembelajaran suatu bidang studi, sikap merupakan salah satu syarat yang diperhitungkan. Sikap sebagai tingkah laku yang ditunjukkan dalam menghadapi kegiatan pembelajaran suatu bidang studi akan ada sikap positif dan sikap negatif siswa kepada suatu mata pelajaran tersebut. Sikap positif itu akan dapat mempermudah guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada suatu mata pelajaran. Bagi siswa yang memiliki sikap positif terhadap suatu mata pelajaran akan meraih hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang bersikap negatif kepada suatu mata pelajaran yang diikutinya. Adanya sikap positif siswa dalam pendidkan akan menimbulkan banyak faktor positif dalam pembelajaran dan sikap



positif belajar anak meningkat karena



melalui 3 komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen piskomotorik yang mendorong anak melakukan hal yang positif dalam ranah pendidikan. E. Saran 1. Agar siswa memiliki sikap positif terhadap belajar, maka guru perlu melakukan usaha, usaha yang menumbuhkan sikap siswa melalui tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen psikomotorik. 2. Pendidik bisa dengan memberikan berbagai pengertian dan pengetahuan tentang belajar yangdapat bermanfaat bagi kehidupan yang akan datang, mendorong siswa untuk memiliki rasa senang dan tertarik untuk belajar belajar dengan berbagai strategi dan model pembelajaran, serta mendorong siswa agar selalu melakukan kegiatan dan kegiatan yang terkait dengan peningkatan sikap positif terhadap belajar.



18



19



3. Sebaiknya pendidik melakukan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sangat memungkinkan untuk dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap belajar.



DAFTAR PUSTAKA Erawati, Muna (2012). Bahan Perkuliahan: Pengantar Psikologi Pendidikan   Maesaroh et al (2013). Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan Bagi Pendidikan. Tugas kuliah Psikologi Pendidikan.    



Nurihsan, Juntika (2014). Materi Seminar Peranan Psikologi Pendidikan dalam



Mengembangkan Potensi Siswa. Atkinson, R, L., Atkinson, R, C., & Hilgard, E, R. 1983. Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga. Azwar, S. 1995. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Calhoun, J, F., & Acocella, J, R. 1990. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Press. Sears, D, O., Freedman, J, L., & Peplau, L, A. 1985. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.  



Nurihsan, Juntika (2013). Peranan Psikologi Pendidikan Dalam Mengembangkan



Kapasitas Guru. http://psikopend.sps.upi.edu/peran https://aceh.tribunnews.com/2020/03/03/membangkitkan-sikap-positif-dalam-belajar http://fauzifadliansyah.blogspot.com/2013/02/pengertian-psikologi-pendidikanmenurut.html, dikutip pada 09 Maret 2020 https://rinosafrizal.com/definisi-sikap-menurut-para-ahli-psikologi/, dikutip pada 09 Maret 2020 https://www.indonesiastudents.com/pengertian-sikap-positif-menurut-para-ahlilengkap/ dikutip pada 09 Maret 2020



20



21



https://www.e-jurnal.com/2014/01/komponen-komponen-sikap.html dikutip pada 10 Maret 2020 https://materibelajar.co.id/pengertian-siswa-menurut-para-ahli/ dikutip pada 10 Maret 2020 https://www.ruangguru.co.id/13-pengertian-siswa-menurut-para-ahli-lengkap/ dikutip pada 10 Maret 2020 https://www.scribd.com/document/356366526/Pengertian-Peserta-Didik-MenurutPara-Ahli dikurtip pada 10 maret 2020 https://www.neliti.com/publications/71106/peranan-psikologi-pendidikan-dalamproses-belajar-mengajar dikutip pada 10 Maret 2020 http://dharmawangsa.ac.id/public/upload/8.%20Azhari%20Gloria%20Christoper, %20S.Psi,.%20M.Psi_3.pdf dikutip pada 11 Maret 2020 https://pendidikananak2018.wordpress.com/2017/09/14/psikologi-pendidikanmemahami-peran-teori-dan-manfaat/ dikutip pada 11 Maet 2020 https://semaur.com/pengertian-kognitif-afektif-dan-psikomotorik/ dikutip pada 11 Maret 2020



22