Makalah Psikologi Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



PSIKOLOGI PENDIDIKAN “PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARAN ”



Disusun oleh:



AISHA AZALIA AMELIA PUTRI DINDA SAFITRI



Dosen Pembimbing : Indah Sukmawati, S.Pd, M.Pd



UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2018



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang “Pertumbuhan dan Perkembangan Serta Hubungannya Dengan Proses Pembelajaran”. Meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan. Selanjutnya salawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh pembaca. Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang membimbing mata kuliah Psikologi Pendidikan atas bimbingannya pada semester ini. Kami juga mengharapkan agar makalah ini dapat dijadikan pedoman apabila pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan makalah ini, karena apalah gunanya kami membuat makalah ini apabila tidak dimanfaatkan dengan baik. Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari dosen pembimbing mau pun pembaca.



Padang, 30 Agustus 2018



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................................2 DAFTAR ISI.............................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang..........................................................................................................................4



B.



Rumusan Masalah.....................................................................................................................4



C.



Tujuan.......................................................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan.............................................................................5 B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan...................................................................5 C. Prinsip / Hukum Perkembangan.................................................................................................5 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................................................................8 Daftar Pustaka................................................................................................................................9



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Pendidikan ialah usaha sadar seorang pendidik untuk membantu membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak menuju kedewasaan. Definisi pendidikan ini mengisyaratkan agar setiap pendidik baik orang tua maupun guru dapat memahami benar hakikat pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat membimbing atau mengarahkan mereka kearah kedewasaan yang diharapkan. Untuk dapat memahami hakikat pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut ada beberapa pokok bahasan yang harus dipelajari, yaitu : 1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan 3. Prinsip / Hukum Perkembangan Dengan adanya pokok bahasan ini diharapkan dapat memperjelas tentang bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak itu terjadi sebelum mereka menjadi dewasa.



B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan ? 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ? 3. Apa prinsip / hukum perkembangan ?



C. TUJUAN 1. Memahami pengertian pertumbuhan dan perkembangan 2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan 3. Memahami prinsip / hukum perkembangan



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pengertian Pertumbuhan Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangung secara normal pada anak yang sehat dalam peredaran waktu tertentu. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai proses transisi dari konstitusi fisik (keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Hasil pertumbuhan antara lain adalah perubahan-perubahan pada struktur jasmaniah dan dan perubahan-perubahan sistem persyarafan. Dengan demikian, pertumbuhan dapat disebutkan pula sebagai proses perubahan dan pematangan fisik. Bisa dilihat dari penjelasan diatas bahwa pertumbuhan itu adalah matangnya fungsi-fungsi fisik seperti bertambah tingginya badan atau bertambah gemuknya badan juga membesarnya lingkaran anggota tubuh. Pertumbuhan jasmaniah berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi (the process of coming into begin). Lebih jelasnya, organisme merupakan sistem yang mekar secara kontinu, yang selalu beroperasi atau berfungsi juga bersifat dinamis dan tidak pernah statis secara komplit kecuali kalau sudah mati. pertumbuhan jasmaniah dapat diteliti dengan mengukur a) berat b) panjang dan c) ukuran lingkaran (Kartono, 2007 : 18). Dalam pertumbuhannya, macam-macam bagian tubuh itu mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Contohnya: pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, tapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan syaraf pusat berlangsung paling cepat pada masa kanak-kanak dan relatif berhenti pada masa pubertas. Perbedaan kecepatan tumbuh dari masing-masing bagian tubuh mengakibatkan adanya perbedaan pula dalam keseluruhan proporsi tubuh. Juga menimbulkan perbedaan dalam fungsinya. Misalnya kepala seorang bayi relatif lebih besar, sedangkan kaki dan tangannya relatif pendek. Jika dibandingkan dengan keadaan orang dewasa, pada orang dewasa perbandingan badan dan anggota badan hampir sama panjangnya (Kartono, 2007 : 19).



2. Pengertian Perkembangan Perkembangan secara khusus diartikan sebagai “perubahan – perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental – psikologis manusia, ”seperti halnya perubahan – perubahan yang berkaitan dengan aspek pengatahuan, kemampuan, sifat



sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan dan sebagainya, sehingga dangan perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah banyak pengatahuan dan kemampuannya juga semakin baik sifat sosialnya, moral, keyakinan agama dan sebagainya Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu menuju kedewasaan. Perkembangan bisa juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi psiko-fisik yang herediter, dirangsang oleh faktorfaktor lingkungan yang menguntungkan dalam perwujudan proses aktif menjadi secara kontinu (Kartono, 2007 : 20). Dapat difahami dari definisi perkembangan diatas bahwa perkembangan itu adalah proses pematangan baik jiwa atau jasmani (psiko-fisik) karena hasil dari pematangan yang disebabkan, baik karena lingkungan atau karena belajar. Perkembangan itu bisa dirincikan sebagai berikut : a) Seorang anak berkembang karena fungsi-fungsi fisik yang sudah matang b) Seorang anak berkembang karena matangnya fungsi-fungsi psikisnya c) Anak belajar mencoba kemampuan jasmani dan rohaninya



B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan



1) Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan a) Aliran Nativisme Para ahli menganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa–apa. Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak–anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimau pun akan melahirkan harimau, tak akan pernah melahirkan domba. Jadi pembawaan dan bakat orangtua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan anak –anaknya. b) Aliran Empirisisme Doktrin aliran empirisime yang amat mahsyur adalah “tabula rasa”, sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata–mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya.



Dalam hal ini, para penganut empirisime menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa–apa. Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari ilmu politik, tentu kelak ia akan menjadi seorang politisi. Karena ia memilki pengalaman belajar dibidang politik, ia tak akan pernah menjadi pemusik, walaupun orang tuanya seorang pemusik sejati. Memang amat sukar dipungkiri bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap proses perkembangan dan masa depan siswa. Dalam hal ini, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar telah terbukti menentukan tinggi rendahnya mutu prilaku dan masa depan siswa. c) Aliran Konvergensi Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisime dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkuanga sebagai faktor–faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan. Sebagai contoh. Seorang anak yang normal pasti memiliki bakat untuk berdiri tegak diatas kedua kakinya. Tetapi apabila anak tersebut tidak hidup dilingkungan masyarakat manusia, misalnya kalau dia dibuang ke tengah hutan belantara tinggal bersama hewan, maka bakat yang ia miliki secara turun-temurun dari orangtuanya itu, akan sulit diwujudkan. Jika anak tersebut diasuh oleh sekelompok serigala, tentu ia akan berjalan diatas kedua tangan dan kakinya. Dia akan merangkak seperti serigala pula. Jadi, bakat dan pembawaan dalam hal ini jelas tidak ada pengaruhnya apabila lingkuangan atau pengalaman tidak mengembangkannya.



Faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan adalah : a) Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan) b) Faktor lingkungan, menguntungkan atau tidak c) Kematangan, fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis d) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri (Kartono, 2007 : 21).



2) Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan a.



Faktor-faktor sebelum lahir, contohnya: peristiwa kekurangan nitrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri syphilis, terkena penyakit bagang, TBC, Kholera, Typhus, gondok, sakit gula dan lain-lain.



b. Faktor ketika lahir, contohnya: pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan. Dan oleh defak pada susunan syaraf pusat, karena kelahiran bayi dengan bantuan tangan. c.



Faktor sesudah lahir, contohnya pengalaman traumatik (luka-luka) pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena bayi terjatuh, kepala terpukul atau mengalami serangan sinar matahari, infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya oleh penyakit cerebral meningitis, gabag, malaria tropika, dyptheria, radang kuping bernanah, dan lain-lain. Kekurangan nutrisia atau zat makanan dan gizi.



d. Faktor psiokologis, contohnya bayi ditinggalkan kedua orangtuanya, anak dititipkan dalam satu institusionalia (rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi, dan lain lain). Sehingga mereka kurang sekali mendapatkan perawatan jasmaniah dan kasih sayang (Kartono, 2007 : 19-20).



C. Prinsip/Hukum Perkembangan Pengertian hukum dalam perkembangan sudah tentu berbeda dengan hukum dalam dunia peradilan atau peraturan konstitusional. Hukum dalam pembahasan ini berarti kaidah atau patokan mengenai terjadinya peristiwa tertentu. Secara spesifik, hukum perkembangan dapat diartikan sebagai “kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan”. Dapat juga dikatakan, hukum perkembangan adalah patokan generalisasi, mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia.



1. Hukum Konvergensi Hukum ini di pelopori oleh William Stern seorang Psikolog berkebangsaan Jerman, ia berpendapat bahwa perkembangan individu adalah pengaruh unsur lingkungan dan bawaan, kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari duah buah faktor perkembangan dan lingkungan. Tetapi perkembangan manusia bukan hanya dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia itu tidak hanya diperkembangkan tetapi juga memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk yang memiliki pemikiran sendiri untuk menentukan pilihan dan sesuatu yang mengenai dirinya dengan bebas. Aktivitas manusia itu sendiri dalam



pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga. Jadi kedua pengeruh diatas sangat ditekankan untuk membentuk karakter individu. Contoh: a) Seorang siswa yang pengaruh antara lingkungan dan pembawaan sama besarnya atau seimbang, maka hasil dari pembelajaran juga akan seimbang, karena semua bawaan sang siswa bermanfaat dalam proses pembelajaran. Misal, seorang siswa yang hasi dari bawaan dan lingkungan seimbang adalah seorang anak yang berbakat dalam berhitung tetap dapat mengusai pelajaran lainnya tanpa mengalami kesulitan. b) Seorang siswa yang factor lingkungan lebih dominan maka hasil dari suatu pembelajaran lebih condong sesuai dengan lingkungan yang ada di sekelilingnya sehingga bakat menjadi sia-sia. Misalnya, anak yang berbakat menggambar tetapi guru memaksa untuk pandai berhitung dengan alasan tertentu maka kemudian anak tersebut akan pandai berhitung tetapi bakat aslinya terabaikan sia-sia, meskipun Nampak berhasil tetapi hanya dirasakan sepihak saja. c) Seorang siswa yang factor bawaan lebih dominan dalam proses pembelajran maka seorang siswa hanya biasa dalam bakatnya saja. Misalnya, seorang anak laki-laki yang lebih menyukai sepak bola tanpa memperhatikan tugasnya sebagai pelajar maka hasilnya siswa tersebut akan ketinggalan pelajaran yang seharusnya dia peroleh.



2. Hukum Perkembangan dan Pengembangan Diri Pada anak balita, wujud pertahanan diri itu berupa tangisan ketika lapar, atau teriakan yang disertai pelemparan batu ketika mendapat gangguan hewan atau orang yang ada disekelilingnya.Dari usaha mempertahankan diri ini, berlanjut menjadi usaha untuk mengembangkan diri. Naluri pengembangan diri pada anak, antara lain memanifestasikan dalam bentuk bermain untuk mengetahui yang ada di sekelilingnya. Selanjutnya, pada anak – anak biasanya tampak keingintahuannya terhadap sesuatu itu berkali – kali. Alhasil, manusia berkembang karena adanya insting atau naluri pembawaan sejak lahir yang menuntutnya untuk bertahan dan mengembangkan diri di muka bumi ini.



3. Hukum Masa Peka Peka artinya mudah terangsang atau mudah menerima stimulus.Masa peka adalah masa yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengermbangkan fungsi-fungsi tertentu, seperti fungsi mulut untuk berbicara dan membaca, fungsi tangan untuk menulis, dan sebagainya. Masa “ mudah dirangsang “ ini sangat menentukan cepat dan lambatnya siswa dalam menerima pelajaran. Artinya, jika seorang siswa belum sampai pada masa pekanya untuk mempelajari



suatu materi pelajaran, materi pelajaran tersebut akan sangat sulit diserap dan diolah oleh system memorinya. Contoh: Dalam sebuah proses pembelajaran terkadang digunakan metode drama. Misalnya untuk menjelaskan proses kemerdekaan siswa diajak untuk memahami kronologinya dengan drama. Setiapsiswa diberikan peran seseuai dengan pelaku proklamasi dan disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila siswa yang diberi peran mengetahui siapa tokoh yang dia perankan, sang siswa tidak akan mengalami kesusahan dalam memahami karakternya. Berbeda dengan siswa yang tidak mengetahui siapa tokoh yang diperankannya, dia akan mengalami kesusahan dalam praktek dan hal itu menandai sang siswa tidak mengalami masa peka mengenali tokoh atau pahlawan di Indonesia



4. Hukum Keperluan Belajar Keperluan belajar bagi proses perkembangan, terutama perkembangan fungsi-fungsi psikis tak dapat kita ingkari, meskipun kebanyakan ahli tidak menyebutnya secara eksplisit. Bahkan, kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat diperkirakan akan muncul dengan sendirinya ternyata masih juga memerlukan belajar, meskipun sekedar mengfungsikan organ kaki anak yang sebenarnya berpotensi untuk bias berjalan sendiri itu.



5. Hukum Kesatuan Anggota Badan Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses perkrmbangan fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian suatu tahapan perkembangan tidak terlepas dari tahapan perkembangan lainnya.Jadi, perkembangan panca indera misalnya, tidak terlepas



dari



perkembangan



kemampuan



mendengar,



melihat,



berbicara,



dan



merasa.Selanjutnya kemampuan-kemampuan ini juga tidak terlepas dari perkembangan berpikir, bersikap, dan berperasaan.



6. Hukum Tempo Perkembangan Lambat atau cepatnya proses perkembangan seseorang tidak sama dengan orang lain. Dengan kata lain, setiap orang memiliki tempo perkembangan masing-masing. Tempo-tempo perkembangan manusia umunya terbagi dalam kategori : cepat, sedang, dan lambat. Tempo perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu lambat biasanya menjukkan kelainan yang relative sangat jarang terjadi.



7. Hukum Irama Perkembangan Disamping ada tempo, didalam perkembangan juga dikenal adanya irama atau naikturunnya proses perkembangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang naik terkadang turun. Pada suatu saat seorang anak mengalami perkembangan yang tenang, sedangkan pada saat lain ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan.



8. Hukum Rekapitulasi Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi (recapitulation theory) yang berisi doktrin yang mengatakan bahwa perkembangan proses perkembangan individu manusia adalah sebuah mikrokosmik (dunia kehidupan kecil) yang mencerminkan evolusi kehidupan jenis makhluk hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling kompleks. Ada dua aspek yang digambarkan oleh teori ini, yakni aspek psikis dan aspek fisik (Sujatno, 1996).



DAFTAR PUSTAKA Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak edisi Keenam. Bandung : CV Mandar Maju. Sujatno, Agus. 1996. Psikologi Perkembangan edisi revisi. Jakarta : PT Rineka Cipta.