Makalah Psikologi Timur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEJARAH DAN ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOLOGI TIMUR



Disusun oleh:



ADRIFA DHIYAA RIZKIYANTI



111811133160



DIKO AKBAR P. N.



111811133177



ADITHA METHA F.



111811133178



NUGRAHA CAHYO P.



111811133179



AMORITA CHRISTELLA A.



111811133180



KIARA IMANI S. H.



111811133195



DIVA ANASTASYA



111811133198



FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2018



Kata Pengantar



Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi nikmat dan berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Aliran Psikologi Timur. Makalah ini disusun dengan sedemikian rupa untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah dan Aliran Psikologi. Kami berharap makalah ini dapat memberi informasi dan pengetahuan mengenai aliran psikologi timur bagi banyak orang. Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam makalah kami. Maka dari itu, kami terbuka dengan kritik dan saran yang disampaikan agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik ke depannya. Kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan. Akhir kata, sekian dari kami.



Surabaya, 25 November 2018



Penyusun



2



Daftar Isi



KATA PENGANTAR .................................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1 1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2 BAB II : PEMBAHASAN 2.1 Zeitgeist ..................................................................................................... 3 2.2 Antesiden ................................................................................................... 3 2.3 Pokok Bahasan ........................................................................................... 5 2.4 Tujuan ........................................................................................................ 6 2.5 Metode ....................................................................................................... 6 2.6 Tokoh ......................................................................................................... 7 2.7 Kontribusi .................................................................................................. 8 2.8 Kritik .......................................................................................................... 9 BAB III : PENUTUP Kesimpulan .................................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11



3



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Psikologi muncul sebagai disiplin ilmu pada abad ke-19 di Eropa, merupakan produk dari tradisi intelektual yang memandang pengalaman manusia melalui dugaan-dugaan tertentu. Konsep psikologi yang kita ketahui hari ini telah adalah hasil dari proses yang panjang, kurang lebih selama 2300 tahun sejak zaman Yunani Kuno. Kecenderungan psikologi pada konsep dan pemikiran budaya barat harus diapresiasi, dan hubungan inilah yang menyebabkan adanya batasan fokus hanya pada tradisi budaya barat. Terdapat perbedaan yang nyata antara psikologi empiris kontemporer dan pemikiran barat. Perlu diketahui bahwa filosofi non-Barat memberikan perhatian yang cukup besar pada sifat alami manusia dan refleksi diri. Konsep inilah dijadikan pedoman dalam aliran Psikologi Timur yang kemudian melahirkan metode kontemplatif. Psikologi Timur menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan jiwa manusia, yang banyak ditemukan di kitab-kitab agama atau kepercayaan suatu daerah. Aliran ini banyak berkembang di benua Asia, misalnya seperti Persia, Jepang, Cina, dan India serta Indonesia.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang melatar belakangi munculnya aliran Psikologi Timur? 2. Apa tujuan dari munculnya aliran Psikologi Timur? 3. Apa saja yang dibahas dalam aliran Psikologi Timur? 4. Siapa saja tokoh dibalik aliran Psikologi Timur? 5. Bagaimana kontribusi aliran Psikologi Timur bagi masyarakat dunia?



4



6. Bagaimana tanggapan tokoh lain terhadap aliran Psikologi Timur?



1.3 Tujuan 1. Mengetahui latar belakang munculnya aliran Psikologi Timur 2. Mengetahu tujuan dari aliran Psikologi Timur 3. Memahami hal-hal yang dibahas dalam aliran Psikologi Timur 4. Mengetahui tokoh-tokoh aliran Psikologi Timur dan perannya 5. Memahami kontribusi yang diberikan aliran Psikologi Timur 6. Mengetahui tanggapan tokoh lain terhadapa aliran Psikologi Timur



5



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Zeitgeist Banyak sumber-sumber psikologi non-Barat di masa lalu sering membawa pencapaian baru bagi kemajuan di Barat atau menghasilkan penemuan kembali tulisan-tulisan kuno yang dijaga oleh cendekiawan Timur. Perlu diketahui bahwa filosofi non-Barat memberikan perhatian yang cukup besar pada sifat alami manusia dan refleksi diri. Konsep inilah dijadikan pedoman dalam aliran Psikologi Timur yang kemudian melahirkan metode kontemplatif. Psikologi Timur menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan jiwa manusia, yang banyak ditemukan di kitab-kitab agama atau kepercayaan suatu daerah.



2.2 Antiseden Manusia mulai mengenal psikologi sejak mereka mulai bertanya tentang diri mereka sendiri. Sejarah panjang teori dan model psikologi perlahan berevolusi, sebagian besar dalam filsafat, sampai abad ke-19 ketika semangat metodologis ilmu diterapkan pada studi psikologi dan disiplin formal psikologi muncul di institusi intelektual Barat. Seperti yang telah dikatakan di atas, Psikologi muncul sebagai disiplin ilmu pada abad ke-19 di Eropa, merupakan produk dari tradisi intelektual yang memandang pengalaman manusia melalui dugaan-dugaan tertentu. Konsep psikologi yang kita ketahui hari ini telah adalah hasil dari proses yang Panjang, kurang lebih selama 2300 tahun sejak zaman Yunani Kuno. Kecenderungan psikologi pada konsep dan pemikiran budaya barat harus diapresiasi, dan hubungan inilah yang menyebabkan adanya batasan fokus hanya pada tradisi budaya barat.



6



Banyak tulisan-tulisan filsuf non-Barat yang dijadikan sumber-sumber psikologis Barat, yang kebanyakan ditemukan pada kitab-kitab yang berhubungan dengan kepercayaan atau agama tertentu. Filsafat-filsafat non-Barat memberikan perhatian yang cukup besar pada sifat alami manusia dan pandangan bagaimana memahami manusia.. Dari Indonesia, ajaran Manunggaling lan Kawula Gusti yang ditafsirkan ruh manusia akan menyatu dengan ruh Tuhan dikala penyembahan terhadap Tuhan terjadi, oleh Syeh Siti Jenar, adalah salah satu filosofi paling awal psikologi di Indonesia.



2.3 Pokok Bahasan Persia Filosofi agama utama Persia Kuno diberi nama sesuai dengan pemimpin agama dan nabi Zarathustra, yang disebut Zoroaster di bahasa Yunani. Kitab yang dijadikan pedoman adalah Avesta, sebuah koleksi berisi doa-doa, legenda, puisi, dan hukum yang mendeskripsikan usaha antara Tuhan yang menguasai kebaikan dan iblis yang jahat. Kemurnian dan kejujuran adalah keutamaan menuju kehidupan yang kekal. Sebagian dari konflik di dunia ini, individu terlibat dalam perjuangan antara baik dan jahat, dan memiliki kehendak bebas untuk memilih di antara keduanya. Psikologi ini yang menyebabkan kode etik dan nilai-nilai yang menekankan kejujuran dan ketaatan. India Di India, tempat lahir Buddha dan agama Hindu, ditemukan sebuah koleksi teks yang berisi pemikiran cendekiawan-cendekiawan India yang ditulis sekitar tahun 800 dan 500 SM, Upanishad. Tema dominan yang diangkat adalah deskripsi mengenai hubungan individu dengan alam semesta. Tujuan yang ditemukan dalam kitab ini adalah pencarian control diri, persatuan, dan pengetahuan mengenai alam semesta. Proses untuk mencapai tujuan ini melibatkan pengetahuan, pastisipasi, dan kesadaran akan ketidak kekalan. Kita bukan tubuh atau pikiran atau bahkan



7



keduanya; lebih tepatnya kita adalah sebuah impersonal, netral, dan meliputi realitas. Upanishad berfokus pada metode spriritual transdensensi. Banyak pengetahuan India Kuno didapat dari kitab agama Hindu, yaitu Weda. Kitab ini berisi koleksi ajaran, himne, puisi, dan prosa yang disusun dari pengajian lisan. Filosofi Hindu memiliki dampak yang penting bagi psikologi. Pertama, individu merupakan bagian dari kesatuan yang lebih besar. Individu tumbuh dan berkembang menjauhi invidualitas dan menuju kebahagian yang bersifat abadi. Kedua, individualitas dianggap tidak bermakna, sebuah kegiatan yang harus diminimalkan dan dihindari. Indera dan mental tidak dapat diandalkan. Kebenaran terletak melampaui aktivitas sensorik dan metal serta mengosongkan kesadaran. Terakhir penekanan pada humanisme dan sentralitas diri sendiri yang dinyatakan dalam beberapa pandangan Psikologi Barat tidak selaras dengan tema utama filsafat India. Menurut konsep dasar agama Hindu, integritas individu dipertanyakan, karena individu menempati tempat yang tempat yang relatif tidak signifikan terhadap keseluruhan harmoni kompleks yaitu kosmos. Ajaran filsuf dan cendekiawan India, Siddharta Gautama, yaitu agama Buddha mengajari teologi yang berbatasan dengan ketidak bertuhanan. Doktrinnya diibaratkan sebagai rangkaian benang (sutra) yang mengalir di memori manusia. Dia tidak melarang pemujaan dewa pada umumnya, tetapi mengajarkan bahwa ritual-ritual yang dilakukan untuk penyembahan bodoh. Buddha mengajarkan semacam agnostisisme, sehingga agama ini adalah pedoman untuk kehidupan berbudi luhur yang diatur oleh aturan sederhana yang mengarah ke rasa kesejahteraan subjektif. Filosofi agama Buddha bertentangan dengan ajaran agama Hindu dan selaras dengan beberapa ajaran Psikologi Barat, Buddha menepis anggapan jiwa atau pikiran semata-mata adalah temuan manusia yang diperlukan untuk mengakomodasi beberapa aspek yang tidak dapat dijelaskan. Indera adalah satusatunya sumber pengetahuan kita. Persepsi dari kesatuan pribadi menurut Buddha disebabkan oleh rangkaian kebiasaan dan memori.



8



Psikologi Buddha sekilas seperti bersifat behavioris dan materialistis, hampir sama dengan aliran-aliran psikologi di abad ke 20-an. Namun Buddha juga menerima istilah reinkarnasi dan integrasi. Jika kita berusaha melalui disiplin diri, bertapa, dan pelatihan tepat



untuk mencapai kebahagiaan yang berasal dari



musnahnya individualistas, kemudian kita mulai mengalami pengalaman jiwa, tempat dimana esensi diri terletak. Cina Salah satu karya yang tercatat paling awal dalam literatur Cina adalah I-Ching yang ditulis sekitar 1200 SM. Buku ini mengandung trigram mistis yang mengidentifikasi hukum dan unsur alam. Tiap trigram terdiri dari tiga baris. Beberapa garis bersambung dan mewakili laki-laki, Yang, menunjukkan arah positif, aktivitas, dan produktivitas dan menggambarkan simbol cahaya, panas dan kehidupan surgawi. Garis-garis yang lain rusak, mewakili perempuan, Yin, menunjukkan arah negative, pasif dan menggambarkan kegelapan, kedinginan, dan kematian duniawi. Kehidupan yang baik adalah utopia berdasarkan I-Ching, dapat diperoleh melalui kunci-kunci realitas yang terkandung dalam teka-teki I-Ching. Filsafat Cina tidak menekankan pada pencarian kebenaran yang pasti dan lebih cenderung terhadap praktik. Ajaran moral Konfusius didasarkan pada komitmen individu pada ketulusan, kejujuran dan keharmonisan. Dari keinginan seseorang akan kebaikan inilah struktur keluarga dapat dipelihara. Konfusianisme bukanlah filsafat yang kompreshensif. Sebaliknya, terdiri dari praktik pengajaran mengenai moral dan politik. Manusia yang ideal ialah mereka yang dapat dipercaya, setia, tulus, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, namun tenang dan bijaksana. Manusia pada dasarnya haruslah menyatu dengan harmoni alam. Taoisme memiliki inti dimana harus selalu berusaha untuk mengikuti kehendak alam, bekerja sama dengan alam dan jangan melawan alam. Inti dari ajaran Taoisme yaitu dao yang artinya jalan dan de yang artinya kebajikan. Hal itu diambil dari Kitab Daodejing. Makna lainnya adalah, manusia sudah punya jalan masing-masing dan hendaknya mengikuti aliran bagaikan air.



9



Jepang Sistem Psikologi Buddha berdasar pada dhamma, sebuah fenomena subjektif berkelanjutan yang complex, hubungan, dan hukum kausalitas yang mengikat. Psikologi Buddha ini banyak berpengaruh pada perkembangan psikologi di Jepang. Zen adalah istilah yang paling sering ditemukan ketika membicarakan tentang psikologi di Jepang. Zen dimulai dari sebagai bentuk sederhana dari Buddhisme yang tradisional, dan berkembang terutama di Jepang dimana ia dapat mempertahankan suatu format keagamaan monastic. Biarawan memimpin kehidupan yang sangat teratur dan disiplin. Akhir-akhir ini, daerah-daerah di luar Asia, guru-guru Zen telah mendirikan pusat pelatihan bagi orang awam, namun penekanan pada pelatihan teratur disiplin diri masih ada. Dalam bidang psikoterapi, terapi Morita telah dikembangkan oleh Shoma Morita (1874-1938) yang dipengaruhi oleh Buddhisme Zen. Terapi Morita adalah sebuah terapi yang bersifat ramah lingkungan, berorientasi pada tujuan dan respon. Koji Sato (1905-1971) memulai penerbitan jurnal. Psychologia : An International Journal of Psychology in The Orient pada tahun 1957 dengan tujuan menyediakan dialog psikologi komparatif antara Timur dan Barat (dengan kontribusi Brunner, Fromm, dan Jung). Pada tahun 1960-an, Kasamatsu dan Hirai menggunakan electroencephalography untuk memantau otak para mediator Zen. Hal ini menyebabkan promosi berbagai studi yang meliputi psikiatri, fisiologi, dan psikologi Zen oleh Kementrian Pendidikan Jepang yang dilakukan di berbagai laboratium. Di Jepang, psikoterapi popular berdasarkan agama Buddha adalah terapi Naikan, dikembangkan dari introspeksi Buddha Jodo Shinsu oleh Ishin Yoshimoto (1916-1988). Terapi Naikan digunakan dalam Lembaga pemasyarakatan dan pendidikan untuk mengobati ketergantungan alkohol dan untuk individu yang ingin mengembangkan diri.



10



Indonesia Manusia pasti menginginkan kebahagiaan dalam hidup. Di Jawa terdapat seorang tokoh bernama Ki Ageng Suryomentaram yang mengajarkan ilmu bahagia yang ajarannya dianggap sebagai cikal bakal lahirnya teori psikologi lokal (Psikologi Jawa), atau nantinya berkembang menjadi Psikologi Nusantara. Pemahaman Ki Ageng Suryomentaram mengenai manusia didasarkan pada pengamatan terhadap dirinya sendiri. Ia mencoba untuk membuka rahasia kejiwaan manusia, yang dilihat sebagai sumber penentu perilaku manusia dalam hidupnya. Menurutnya, bahagia itu bukan karena mendapat untung, prestasi, atau pengakuan, tapi karena bejo (beruntung). Ki Ageng Suryomentaram juga mendefinisikan makna rasa senang dan tidak senang. Menurutnya, senang atau tidak senang itu bukan fakta, tetapi reaksi kita atas fakta. Karya Ki Ageng Suryomentaram yang paling terkenal adalah Wejangan Kawruh Beja Sawetah yang diceramahkan di Surakarta tahun 1931, yang merupakan hasil renungannya bahwa hakikatnya proses hidup manusia haruslah sesuai dengan hukum alam. Syekh Siti Jenar dikenal karena ajarannya, yaitu Manunggaling Kawula Gusti (penjawaan dari wahdatul wujud). Ajaran tersebut membuat dirinya dianggap sesat oleh sebagian umat Islam, sementara yang lain menganggapnya sebagai seorang intelek yang telah memperoleh esensi Islam. Ajaran-ajarannya tertuang dalam karya sastra buatannya sendiri yang disebut Pupuh, yang berisi tentang budi pekerti. Dasar yang digunakan oleh Syekh Siti Jenar adalah Al Qur’an Surat Shaad ayat 71-72 yang artinya, Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh(ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.". Yang dimaksud oleh Syekh Siti Jenar adalah ruh manusia akan menyatu dengan ruh Tuhan dikala penyembahan terhadap Tuhan terjadi (Manunggaling Kawula Gusti). Perbedaan penafsiran ayat Al-Qur’an ini yang menimbulkan polemik, yaitu bahwa di dalam tubuh manusia bersemayam ruh Tuhan.



11



Di Indonesia sendiri, Psikologi mulai berkembang pada tahun 1952. Psikologi di Indonesia diperkenalkan oleh seorang professor psikiater dari Universitas Indonesia yang bernama Slamet Imam Santoso. Pada tahun 1961 berdiri Fakultas Psikologi di Universitas Padjajaran, Bandung yang diprakarsai oleh anggota TNI yang juga dikirim ke Belanda dan Jerman untuk mempelajari Psikologi dan kemudian ditempatkan di Angkatan Darat dan Angkatan Udara Bandung, yaitu Soemantri Hardjoprakoso. Selain itu Hardjoprakoso juga meneliti fenomena kesurupan dari sudut pandang psikologi dan agama.



2.4 Tujuan Psikologi Timur bertujuan untuk menjelaskan hubungan kepercayaan dengan jiwa manusia. Serta meningkatkan nilai spiritual dalam jiwa manusia.



2.5 Metode Metode yang digunakan yaitu metode kontemplatif yang bersifat fisioligs dan dilakukan dengan menggunakan kemampuan berfikir untuk merenung. Bentuk metode dalam kontemplatif diantaranya yaitu : 1. Yoga Yoga merupakan metode yang diyakini sebagai metode yang mampu menenangkan pikiran dan diri dan sehat bagi jiwa. 2. Meditasi Meditasi merupakan metode yang hampir mirip seperti yoga yang menggunakan pikiran untuk menenangkan jiwa dan pikiran. Pada ratusan tahun lalu, metode ini digunakan sebagai bentuk penyerahan jiwa kepada Tuhan agar mendapatkan pencerahan dan ketenangan. 3. Berdoa Berdoa merupakan ritual bagi seluruh manusia yang beragama hal ini di percaya untuk membersihkan dosa dan media perenungan atas tindakan yang



12



akan dilakukan bahkan sudah dilakukan. Tujuan dari berdoa adalah untuk menjaga jiwa serta raga untuk selalu bersi dan pikiran tetap positif. 4. Hipnotis Hipnotis merupakan metode yang mampu membuat pikiran dan otak seseorang menjadi kosong. Namun metode ini membutuhan media penunjang serta seseorang yang ahli dalam bidang ini. 5. Zero Mind Zero Mind merupakan metode yang terfokuskan untuk menjernihkan emosi, pikiran, jiwa dengan cara memperbaiki seluruh aspek dalam diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dengan hati nurani yang suci dan bersih.



2.6 Tokoh Tokoh India 1. Siddharta Gautama Abhidhamma yang berarti ajaran pokok. Psikologi ini menguraikan wawasan asli dan dari Buddha Gautama tentang kodrat manusia. Karena psikologi ini berasal dari ajaran pokok Budha maka Abhidhamma merupakan inti dari berbagai macam Buddhisme. Banyak prinsip Abhidhamma merupakan ajaran-ajaran psikologi yang umum pada semua agama timur, tidak hanya terbatas pada Buddhisme saja. Abhidhamma menyajikan kepada kita sekumpulan konsep untuk memahami kegiatan jiwa yang berbeda secara mencolok dengan konsep teori lain. Psikologi Buddhisme merupakan suatu jawaban terhadap persoalan penderitaan manusia. Ia menunjukkan langkah menuju keselamatan; setiap manusia diundang untuk mengikuti jejak langkah itu agar mencarapai kesadaran, yang pertama kali dialami Buddha. Delapan Jalan, menurut Buddha akan mengantarkan manusia pada apa yang disebut nirwana.Delapan Jalan tersebut antara lain adalah pengetahuan yang benar, kehendak yang benar,



13



perkataan yang benar, perilaku yang baik, penghidupan yang benar, upaya yang benar, pikiran yang benar, dan terakhir renungan yang benar. Dalam ajaran Buddhisme, pikiran merupakan titik tolak, titik pusat dan juga merupakan pemikiran yang dibebaskan dan dimurnikan oleh seorang Santo, suatu titik kulminasi. Dalam Abhidhamma, kamma merupakana suatu istilah teknis untuk prinsip bahwa setiap perbuatan dimotivasikan oleh keadaankeadaan jiwa



yang melatarbelakanginya. Satu-satunya benang yang



bersinambungan atau bersambung-menyambung dalam jiwa adalah bhava, yakni kesinambungan kesadaran dari waktu ke waktu. Filsafat yang mendasari psikologi di India terekspresikan dalam enam sistem, yaitu : a. Sistem Nyaya (argumen/alasan), metode investigasi dan berpikir di India, tujuan utamanya mencapai nirwana, menggunakan silogisme bahwa ilmu dapat membimbing individu untuk membebaskan diri. b. Sistem Vaisheshika, menyatakan bahwa kenyataan merupakan komposisi dari atom dan kehampaan. c. Sistem Sankhya, sistem tertua yang mengidentifikasikan 25 realitas yang menyokong dunia. Tubuh diskemakan secara terperinci sebagai substansi yang mengandung intelektualitas, kemampuan indrawi, mind, organ perasaan dan tindakan. Jiwa (spirit) digambarkan sebagai seorang manusia, prinsip fisik yang memberi substansi sebuah kehidupan, bersifat universal dan plural, bukan individual. d. Sistem Yoga, membebaskan tubuh manusia dari hasrat/nafsu badaniah dan pengetahuan indrawi melalui kekuatan supernatural dengan jalan meditasi. e. Sistem Purva-Mumansa, menggunakan mind untuk mensari kebenaran. f. Sistem Vendanta, merupakan perluasan kitab Weda yang menyatakan prisnsip pertamanya bahwa Tuhan dan jiwa (soul) adalah suatu kesatuan, merngaplikasikan ajarannya pada pencarian



14



insight, keterbukaan, disiplin diri dan keinginan untuk menemukan kesatuan dan kebahagiaan dalam Tuhan.



Tokoh Cina 1. Lao Tze (Kuno) Merupakan seorang filsuf kuno Cina serta penulis. Ia menemukan filosofi Toisme. Taoisme memiliki inti dimana harus selalu berusaha untuk mengikuti kehendak alam, bekerja sama dengan alam dan jangan melawan alam. Inti dari ajaran Taoisme yaitu dao yang artinya jalan dan de yang artinya kebajikan. Hal itu diambil dari Kitab Daodejing. Makna lainnya adalah, manusia sudah punya jalan masing-masing dan hendaknya mengikuti aliran bagaikan air yang bersifat tenang, jernih, lembut, luwes dan mengikuti aluran dan mampu mengyesuaikan dengan lingkungan. Konsep lain yang diusung juga yaitu Yin-Yang yang mengndung makna positif dan negatif yang jika saling melengkapi akan mencapai keseimbangan. 2. Zang Yaoxiang (Modern) Merupakan tokoh yang menjadi presiden pertama Chinese Psychological Association pada tahun 1921.



Tokoh Jepang 1. Soho Takuan Mengaplikasikan zen buddhisme pada banyak kebudayaan jepang. Salah satunya yaitu martial arts. 2. Baigan Ishida Mengusung gerakan shingaku mengenai etika & moral. Berperan penting dalam mengadaptasi konfusianisme, yang kemudian dikenal dengan ruisme di Jepang. Ruisme dideskripsikan sebagai sebuah tradisi, filosofi, agama yang humanis dan rasional, politik pemerintahan dan gaya hidup sederhana. Ide ini membantu memtovisasi banyak reformis Jepang berjuang untuk feminism Jepang, kemanusiaan, dan hak asasi manusia.



15



3. Yujira Motora Seorang murid Hall yang memiliki peran penting dalam perkembangan psikologi di Jepang. Beberapa di antaranya adalah menerjemahkan buku-buku Psikologi dan merupakan orang pertama yang menerbitkan karya ilmiah psikologi pertama di Jepang 4. Matataro Matsumoto Pencetus psikosinematik, yaitu proses belajar secara eksperimental kognisi dari kekuatan mental melebihi gerakan tubuh 5. Shoma Morita Terapi Morita adalah sebuah terapi yang bersifat ramah lingkungan, berorientasi pada tujuan dan respon, diciptakan berdasarkan kasus oleh Shoma Morita, M. D. (1874-1938). Shoma Morita mengembangkan teori kesadarannya dan metode terapi progresif dengan empat tahap medis secara teliti. Metode ini dapat digunakan oleh orang yang mengalami anxiety disorder Tujuan yang ingin dicapai oleh Morita adalah menerima hidup sebagimana adanya dan mematuhi hukum alam. 6. Kaibara Ekken Salah satu tokoh neo-konfusianisme. Aliran Neo-Konfusianisme merupakan sebuah usaha untuk memunculkan lebih banyak orang yang berpikir rasional dan bentuk sekuler dari konfusianisme. Ekken adalah seorang ahli botani yang mempercayai adanya hukum alam.



Tokoh Indonesia 1. Ki Ageng Suryomentaram Beliau mencurahkan segala daya tenaga dan perhatiannya untuk menyelidiki alam kejiwaan dari pribadi manusia yang membawa kebahagiaan dan kesusahan dalam hidup manusia.Pemrakarsa Psikologi Jawa 2. Syeh Siti Jenar Syekh Siti Jenar memandang bahwa kehidupan manusia di dunia ini disebut sebagai kematian. Sebaliknya, apa yang disebut umum sebagai



16



kematian, justru disebut sebagai awal dari kehidupan yang hakiki dan abadi olehnya. Dengan demikian ruh manusia akan menyatu dengan ruh Tuhan dikala penyembahan terhadap Tuhan terjadi (Manunggaling Kawula Gusti). Perbedaan penafsiran ayat Al-Qur’an ini yang menimbulkan polemik, yaitu bahwa di dalam tubuh manusia bersemayam ruh Tuhan. 3. Soemantri Hardjoprakoso Meraih predikat cum laude dalam ilmu Kedokteran di Rijksuniversiteit di Leiden, Belanda, pada tahun 1956 dengan disertasi karya ilmiah berjudul Indonesisch Mensbeeld als basis ener Psychotherapie (Candra Jiwa Indonesia sebagai Dasar Pengobatan Penyakit Jiwa). Dibawah pimpinannya Dispsiad mulai menggunakan alat-alat ukur inteligensi dan kepribadian dari Negeri Belanda dan Jerman yang dibawa oleh para perwira sarjana psikologi/ psikolog yang telah menyelesaikan tugas belajarnya disana. Selanjutnya Dispsiad mulai menstandardisasikan alat-alat ukur tersebut untuk digunakan di lingkungan TNI AD. Selain itu Hardjoprakoso juga meneliti fenomena kesurupan dari sudut pandang psikologi dan agama.



2.7 Kontribusi Banyak kontribusi yang diberikan oleh aliran psikologi timur ini. Kontribusi dari aliran psikologi timur yaitu munculnya aliran psikologi transpersonal yang merupakan perpaduan antara aliran psikologi timur dan psikologi barat. Laluu adanya praktek psikoterapi. Dan dari tiap daerah pun memiliki kontribusi yang berbeda dalam penanaman nilai psikologi melalui agama dan filsafat moral. Seperti Persia berkontribusi dalam penyebaran filsafat dan agama Zoroaster, India berkontribusi dalam pengonseptualisasi pengalaman manusia, Cina berkontribusi dalam ajaran konfusius dan Taoisme, Jepang brerkontribusi dalam munculnya psikologi Zen serta Indonesia berkontribusi dalam cabang baru psikologi yaitu psikologi Jawa. 2.8 Kritik



17



Kritik yang timbul dari aliran psikologi timur ini diantara lainnya yaitu hal yang yang dianggap terlalu mengutamakan unsur spiritual yang merupakan ajaran – ajaran dan buka ilmu pasti, serta tidak rasional karena hal yang dibicarakan terlalu mistis, religius dan tidak ada kebenaran mutlak. Aliran psikologi timur ini juga dirasa tidak ada prinsip universal sebab penyelesaian dari segala masalah tergantung pada daerah masing – masing. BAB III PENUTUP Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa Psikologi Timur lebih mementingkan pencapaian spiritual ketimbang pencapaian saintifik. Dalam psikologi timur lebih melihat bagaimana suatu jiwa mencapai ketenangan dan juga supaya individu berperilaku baik.



DAFTAR PUSTAKA ◦



Brennan, J.F. (2003). History and systems of psychology(6th Edition). Louisville: Pearson.



http://id.wikipedia.org/wiki/Syekh_Siti_Jenar http://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga ◦



https://www.psychologytoday.com/us/blog/spiritual-wisdom-seculartimes/201105/what-is-zen-three-key-aspects-help-decode-the-mystery







https://en.wikipedia.org/wiki/Buddhism_and_psychology







Lindzey, C. S. (1993). Teori-teori Holistik (Organismik - Fenomenologis). Yogyakarta: Kanisisus.



18