Makalah Suku Baduy Kel 4 Siap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERMASALAHAN ASPEK BUDAYA PADA KESEHATAN ANAK-ANAK DI SUKU BADUY DALAM Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mataa kuliah psikologi dan budaya dalam keperawatan



Disusun oleh : Kelompok 4 1. Dellaneira 3. Rahayu C.B 5. Pipit Pitriyani 7. Dewi Ariyanti P.S. 9. Jihan Nursantosa 11. Rafika Rana F. 13. Sulaeman Soleh



2. Intan Puspita S. 4. Dwi Novita A. 6. Yogi Prasetyo W. 8. Maulidiani Dwi A. 10. Maya Retno K. 12. Serliana



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN KAMPUS II 2018



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah



ini



yang alhamdulillah



tepat



pada



waktunya



yang



berjudul



“PERMASALAHAN ASPEK BUDAYA PADA KESEHATAN ANAK-ANAK DI SUKU BADUY DALAM ”. Di susun untuk memenuhi syarat salah satu tugas Psikologi dan Budaya dalam Keperawatan Tahun Ajaran 2018. Makalah ini berisikan tentang analisis budaya yang di lakukan pada anakanak yang berasal dari suku badui. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada teman teman, yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami sampaikan rasa terimakasih kepada Dosen pengampu Bapak Ns. Nanang Saprudin S.kep.,M.Kep Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.



Cirebon, 16 Oktober 2018



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ........................................................................................i DAFTAR ISI .......................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................2 1.3 Tujuan ...........................................................................................................2 1.4 Sistematika Penulisan ...................................................................................2 1.5 Manfaat Penulisan .........................................................................................2 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Budaya ........................................................................................4 2.2 Penyembuhan Penyakit Pada Anak dalam Budaya Suku Baduy Dalam ......4 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Permasalahan Aspek Sosial Budaya Bada Anak disuku Baduy Dalam ......6 3.2 Solusi Permasalahan....................................................................................6 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ...................................................................................................8 4.2 Saran ..............................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................10



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar belakang (Koran TOPTIME ”Sistem Perlindungan Anak di Suku Baduy Dalam” ;2017) Indonesia memiliki banyak etnik dan suku bangsa, dimana setiap etnik dan suku bangsa mempunyai sistem dan pendekatannya sendiri dalam memahami dan bersikap terhadap pengelolaan sumber daya manusia. Hampir setiap suku atau kelompok etnis mempunyai sistem pengetahuan tradisional tersendiri bahkan telah melahirkan inovasi pengelolaan dalam pembangunan sumber daya manusia dan pemanfaatan sumber daya alam yang unik berbasis adat dan budaya setempat. Masyarakat Baduy merupakan masyarakat tradisional bersahaja dan kaya sumber kearifan lokal yang dapat menjadi teladan dan panutan kita. Hingga saat ini masyarakat Baduy masih terikat pada pikukuh (adat yang kuat-red) yang diturunkan dari generasi ke generasi. Salah satu pikukuh itu berbunyi lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambungan, yang berarti panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung. Makna pikukuh itu antar lain tidak mengubah sesuatu, atau dapat juga berarti menerima apa yang sudah ada. Insan Baduy yang melanggar pikukuh akan memperoleh ganjaran adat dari puun (pimpinan adat tertinggi). Masyarakat Baduy yang tinggal di DesaKanekes,Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak secara umum jumlah pendudukanak yang ada di Kecamatan Lewi damara dalah 15.482, sebagian anak-anak tersebut tersebar di Desa Kanekes dan menjadi bagian dari kearifan lokal sekaligus kelompok anak minoritas yang dimiliki Kabupaten Lebak dan harus dilindungi. Anak sendiri merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa serta sebagai sumber daya manusia di masa depan yang merupakan modal bangsa



bagi



pembangunan



yang



berkesinambungan



(sustainable



development). Berangkat daripemikiran tersebut, kepentingan yang utama untuk tumbuh dan berkembang dalam kehidupan anak harusmemperoleh prioritas yang sangat tinggi. Sayangnya, tidak semua anak mempunyai



1



kesempatan yang sama dalam merealisasikan harapan dan aspirasinya. Banyak diantara mereka yang beresiko tinggi untuk tidak tumbuh dan berkembang secara sehat, mendapatkan pendidikan yang terbaik, karena keluarga yang miskin, orang tua bermasalah,diperlakukan salah,ditinggal orang tua, sehingga tidak dapat menikmati hidup secara layak. 1.2 Rumusan masalah 1. Apakah pengertian dari budaya ? 2. Bagaimana penyembuhan penyakit pada anak dalam budaya suku Baduy Dalam? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan umum Untuk mengetahui permasalahan aspek budaya pada anak-anak disuku Baduy Dalam. 1.3.2



Tujuan khusus 1. Untuk mempelajari permasalahan aspek budaya pada anak di suku Baduy Dalam 2. Untuk memberikan solusi terhadap permasalahan aspek budaya pada anak di suku Baduy Dalam.



1.4 Manfaat Penulisan 1. Untuk responden : Agar dapat memahami budaya yang bisa menguntungkan bagi kesehatannya. 2. Untuk pembaca



: Agar dapat mengetahui tentang budaya suku Baduy



Dalam. 3. Untuk Penulis



: Agar dapat mempelajari dan memiliki pengetahuan



tentang kebudayaan suku Baduy Dalam. 1.5 Sistematika penulisan Makalah ini disusun dengan urutan BAB I



PENDAHULUAN Bab ini peneliti menjelaskan latar belakang masalah mengapa peneliti memilih tema ini. Di samping itu, bab ini juga memuat rumusan masalah yang bertujuan agar pembahasan dalam makalah ini tidak meluas dari garis yang ditetapkan, selanjut nya tujuan



2



penulisan yang menjelaskan tentang hal – hal yang disampaikan untuk menjawab permasalahan yang telah ditentukan terakhir adalah sistematika penulisan. BAB II



TINJAUAN TEORI Bab ini mengemukakan penjelasan berbagai sumber kepustakaan yang menjadi rujukan serta relvan dengan permasalahan yang dibahas “permasalahan budaya pada anak berkaitan dengan penyakit campak di jawa tengah” penulis menggunakan sumber jurnal, skripsi dan buku – buku yang membahas permasalahan tersebut.



BAB III



PEMBAHASAN Hal yang dibahas disini adalah tentang permsalahan budaya pada anak dengan penyakit campak didaerah jawa tengah, budaya – budaya yang perlu dinegosiasi, dirubah ataupun di hapuskan.



BAB IV



PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari permsalahan tersebut, kesimpulan berisi uraian singkat hasil penelitan dan saran berisi solusi dalam pemecahan permasalahan tersebut.



3



BAB II TINJAUAN TEORI



2.1 Pengertian Budaya R. Linton dalam buku “The Cultural Background Of Personality”, menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil laku yang unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu. C. Klukhondan W.H Kelly mencoba merumuskan definisi tentang kebudayaan sebagai hasil tanya jawab dengan para ahli antropologi, sejarah, hukum, psykologi yang implisit, ekplisit, rasional, irasional terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia. Melville J. Herskovits, mendefinisikan kebudayaan adalah “Man Made Part Of The Environment” (bagian dari lingkungan buatan manusia). Prof. Dr. Koentjaraningrat mengatakan kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tatakelakuan yang harus didapatnya dengan belaja rdan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dr. Moh. Hatta, kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa. (Djoko Widagho,2010:19-20) Menurut pendapat ahli tentang pengertian kebudayaan dapat kita simpulkan kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. 2.2 Penyembuhan penyakit pada anak dalam budaya suku Baduy Dalam (Majalah KOMPAS/2012/03/08)



Setiap kebudayaan pasti memiliki



berbagai macam bentuk-bentuk penyembuhan dari anggota masyarakatnya yang jatuh sakit. Begitu juga dengan yang terjadi oleh Suku Baduy yang terletak pulau jawa, tepatnya dibagian barat daerah Banten. Pengobatan yang dilakukan oleh Suku Baduy sendiri sedikit berbeda dengan pengobatan yang di lakukan oleh disiplin ilmu kedokteran pada umunya, yang banyak menganggap bahwa penyakit itu timbul dari kedatangan kuman itu, dan akan berkurang reaksinya apabila



4



diberikan sebuah obat bernama Antibiotik, yang disebut-sebut biisa mematikan virus atau kuman yang menjadi biang dari timbulnya penyakit tersebut. Pada masyarakat Baduy, khususnya yang cenderung masih setia dengan tradisinya, mereka menganggap bahwa tidak semua penyakit itu di timbulkan oleh penyebab yang dikatakan oleh para dokter, terkadang orang yang sangat memegang tradisinya begitu tinggi menganggap bahwa orang yang jatuh sakit di sebabkan karena mereka telah mengganggu mahluk gaib yang otomatis membuatnya jatuh sakit. Presepsi masyarakat yang terjadi pada Suku Baduy tentang penyakit sendiri diperoleh dan ditentukan dari sebuah penuturan sederhana dan mudah yang sudah dilaksanakan secara turun temurun. Semisal contoh: Penyakit akibat kutukan dari Tuhan, mahluk ghaib, roh-roh leluhur dan sebagainya. Pada sebagian masyarakat Suku Baduy, apabila seseorang jatuh sakit maka akan diberikan segelas air yang telah di doa-kan oleh orang pintar atau pemuka yang ada di dalam masyarakat Suku Baduy itu sendiri, tentunya bukan sembarang orang, melainkan orang yang disegani dan digunakan sebagai “obat penyembuh” dari penyakit tersebut. Menurut pendapat Blum yang dikutip dari buku milik Notoadmojo faktor lingkungan merupakan sebuah faktor utama yang berpengaruh terhadap kesehatan indivindu, kelompok atau masyarakat sosial tatkala merupakan faktor kedua yang paling besar. Mirisnya Suku Baduy banten dalam penanganan penyakitnya lebih memilih diam, tidak berobat, mereka lebih memilih pergi ke dukun atau pengobatan



tradisional,



bahkan



yang



lebih



mencengangkan



ada



yang



menyebutkan bahwa “ dari pada berobat, mending uangnya untuk upacara kematian saja”, perilaku seperti yang sudah dijelaskan hadir bukan karena tidak ada hal, melainkan ada sesuatu hal yang menyebabkan bahwasannya masyarakat tersebut berperilaku demikian.



5



BAB III PEMBAHASAN



3.1 Permasalahan aspek sosial budaya pada anak-anak disuku Baduy Dalam (Edi S.Ekadji,2009;72-77) Baduy Dalam merupakan salah satu masyarakat adat yang masih mempertahankan adat leluhurnya di tengah kehidupan yang semakin modern. Sampai saat ini, orang Baduy Dalam masih enggan menggunakan kendaraan apapun. Kalau berpergian kemanapun, orang Baduy Dalam masih berjalan kaki tanpa alas. Selain berjalan kaki tanpa alas orang Baduy Dalam juga pantang untuk menggunakan sabun. Sesuai adat leluhurnya, orang Baduy Dalam juga buang air langsung ke sungai. Rumah-rumah di Baduy Dalam juga sangat sederhana dengan dinding bilik bambu dan atap anyaman daun. Di dalam rumahnya terdapat tungku masak yang berdekatan langsung dengan tempat tidur. Rumah-rumah itu hanya memiliki satu pintu dan tak memiliki jendela. Orang Baduy Dalam juga hidup tanpa listrik, jadi kalau malam hari suasana tiga kampung di Baduy Dalam sangat gelap. Makanan utama suku baduy adalah nasi dan garam, jika ada rezeki mereka bisa menambahkan menu dengan ikan. Oleh karena makanan pokok mereka adalah beras, mereka memiliki banyak huma (huma artinya ladang) untuk menanam padi di bukit-bukit. Tahapan pengobatan bagi orang Suku Baduy yang sakit, Jika dari mereka ada yang sakit, yang pertama dilakukan adalah memberikan pengobatan dengan obat-obatan yang berasal dari tanaman (herbal), kemudian jika masih tidak dapat diobati akan diberikan mantra-mantra, dan jika masih tidak dapat sembuh juga baru dapat dilarikan ke dokter terdekat. Adat yang mereka pegang teguh ternyata menimbulkan masalah kesehatan pada masyarakat suku Baduy Banten , hal itu terbukti bahwasannya banyak masyarakat suku Baduy yang mengidap berbagai macam penyakit diantaranya balita terserang diare, sementara itu balita lainnya menderita ISPA (Infeksi saluran pernapasan) bronkopnemonia. Dari data diatas telah menjelaskan bahwasaannya kesehatan yang ada di dalam suku Baduy Banten bisa dikatakan rendah, karena jika di telusur lebih lanjut diare dan ISPA hadir karena pola hidup yang tidak higienis, serta udara yang kotor.



6



Bronkopneumonia bisa disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur yang menyerang saluran pernapasan. Yang paling sering terjadi adalah infeksi bakteri pada saluran pernapasan. Umumnya bakteri yang sering ditemukan pada kasus radang paru-paru adalah bakteri spesies pneumoniae, seperti Steptococcus pneumoniae



dan



Mycoplasma



pneumoniae,



sehingga



penyakit



yang



diakibatkannya diberi nama Pneumonia. Karena sistem sanitasi di Baduy Dalam yang masih sangat tradisional, penyebaran penyakit bronkopneumonia bisa lebih cepat. Tak hanya itu, saat penyakit pneumonia, penyakit gangguan pernapasan, merebak di Baduy Dalam, bantuan berupa infus juga harus berhadapan dengan keputusan adat. Layanan kesehatan di Baduy Dalam masih dilakukan di leuit (lumbung). Penyakit pneumonia memang sering kali menyerang anak-anak. Penyakit ini akibat asap tungku yang berdekatan dengan tempat tidur mereka. 3.2 Solusi permasalahan Aturan adat dan sikap adat Baduy yang di junjung kuat oleh masyarakatnya menumbuhakan dampak negatif tersendiri bagi kesehetan masyarakatnya tak terkecuali anak-anak. Sebagai seorang perawat kita dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat Baduy Dalam. Hal ini bisa dimulai dengan cara mengajak anak –anak untuk melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun, memberitahu kepada masyarakat pentingnya jendela pada rumah yang berguna untuk ventilasi udara agar bisa mendapatkan oksigen secara optimal.



Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa



pengobatan medis dapat membantu penyembuhan penyakit dan memberikan dampak positif jika masyarakat tidak melakukan kebiasaan BAB dan BAK di sungai. Suku baduy Dalam mempunyai adat yang menguntungkan bagi anak-anak yaitu berjalan kaki kemanapun pergi ke suatu tempat tujuan , berjalan kaki dapat meningkatkan saraf sensorik dan motoriknya, mengenal lingkungan sekitar dan membangun gaya hidup sehat sedari dini,



7



BAB IV PENUTUP



4.1 Kesimpulan Masyarakat baduy, khususnya yang masih setia dengan tradisinya, mereka mengganggap bahwa tidak semua penyakit timbul oleh penyebab yang dikatakan oleh para dokter, mereka mengangap bahwa mereka yang sakit disebabkan karena mereka telah mengganggu makhluk gaib. Persepsi masyarakat yang terjadi pada suku baduy tentang penyakit diperoleh dan ditentukan dari sebuah penuturan sederhana dan mudah yang sudah dilaksanakan secara turun temurun. Mirisnya ada yang mengatakan bahwa “dari pada berobat, mending uangnya untuk upacara kematian”. Persepsi iniah yang menyebabkan masayarakat baduy menganggap remeh kesehatan diri itu sendiri, selain itu rendahnya pengetahuan tentang kesehatan dan adat yang mereka pegang teguh inilah yang menyebabkan masalah kesehatan diantaranya : balita terserang diare, balita lainnya mengalami ISPA bronkopnemonia. Sebenarnya dibalik dampak negatifnya, budaya suku baduy ini sebenarnya memiliki dampak positif tersendiri yaitu: mereka mengajarkan pada anak-anak mereka untuk berjalan kaki, faktanya berjalan kaki dapat meningkatkan saraf sensorik dan motoriknya. Selain itu membangun gaya hidup sehat sejak dini. Sebagai seorang perawat kita dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat baduy dalam. Perawat perlu melakukan promkes pada suku baduy bahwa pentingnya mencuci tangan dengan sabun, pentingnya jendela untuk fentilasi, memberikan informasi tentang pentingnya pengobatan medis. 4.2 Kritik dan Saran 1. Kebudayaan tidak bisa kita hilangkan karena sudah turun temurun dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengubah kebudayaan merekaa yang kurang baik, tetapi kita juga perlu memperhatikan budaya mana yang perlu dinegosiasi / dirubah. Kami yakin kebudayaan yang kurang baik yang sudah melekat secara perlahan dapat berubah dengan cara kita memberitahu pengertian serta kurang lebihnya kebudayaan tersebut.



8



2. Menurut kami, masih banyak kebudayaan di Indonesia yang kurang baik terhadap kesehatan, beberapa faktornya adalah kurangnya pengetahuan tentang kesehatan. 3. Salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan.



9



DAFTAR PUSTAKA EkaDjati,Edi.S.2009.”Kebudayaan Sunda”.Jakarta.PT.Dunia Pustaka Jaya Widaghado.Drs.Djoko,dkk.2010.”Ilmu Budaya Dasar”.Jakarta.PT.Bumi Aksara Tim Anak Relasi Indonesia.2017.”Sistem Perlindungan Anak di Suku Baduy Dalam” .TOP TIME,24 November 2017. KOMPAS”Radang Paru Mengancam Warga Baduy”.03Agustus 2017.



10