Makalah Tafsir Tarbawi Kelompok 13 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Instrumen Pembelajaran Dalam Al-Qur’an Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok Tafsir Tarbawi



Dosen Pengampu : Drs. Abdul Halim Nasution, M.Ag



Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Nabila Humaira Ramadhani Nur Khalijah Nur Asiah Sri Rejeki Ilmi



(0301182079) (0301182106) (0301182166) (0301182291)



PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN T.A 2019



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah swt. yang senantiasa menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam disampaikan kepada Rasulullah Muhammad saw. Yang telah membawa agama Islam sebagai petunjuk dan jalan yang lurus bagi seluruh umat manusia dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, dan tak lupa pula khususnya kepada : Bapak Drs. Abdul Halim Nasution, M.Ag selaku dosen mata kuliah Tafsi Tarbawi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing kami. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan yang mendasar pada penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharpkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam penyempurnaan makalah ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.



Medan, 28 Oktober 2019



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................. .



i



DAFTAR ISI .............................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. .



1



A. Latar Belakang ................................................................................................ .



1



B. Rumusan Masalah .......................................................................................... .



1



C. Tujuan ............................................................................................................. .



1



BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... .



3



A. Instrumen pembelajaran dalam QS. Al-An’am ayat 74-83............................... .



3



B. Instrumen pembelajaran dalam QS. Al-Ra’du ayat 2 ....................................... .



9



C. Instrumen pembelajaran dalam QS. Ghasyiyyah ayat 18-20 ............................ .



10



D. Instrumen pembelajaran dalam QS. An-Nahl ayat 43, 44 dan 89......................



12



E. Instrumen pembelajaran dalam QS. Al-Ahzab ayat 21.......................................



14



F. Instrumen pembelajaran dalam QS. At-Taubah ayat 108....................................



15



BAB III PENUTUP ............................................................................................................. .



17



A. Kesimpulan ..................................................................................................... .



17



B. Saran ................................................................................................................ .



17



DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... .



18



i



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data. Misalnya timbangan adalah instrumen alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data berat dengan cara melakukan penimbangan. Dalam pendidikan Instrumen alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dapat berupa tes atau nontes. Tes atau penilaian merupakan alat ukur pengumpulan data yang mendorong peserta memberikan penampilan maksimal.sedangkan Instruman non tes merupakan alat ukur yang mendorong peserta untuk memberikan penampilan tipikal, yaitu melaporkan keadaan dirinya dengan memberikan respons secara jujur sesuai dengan pikiran dan perasaannya. Pengukuran dalam Pendidikan melibatkan objek-objek yang terdapat dalam proses pendidikan. Objek-objek dalam pengukuran pendidikan secara teknis dikenal sebagai responden. Dalam hal tersebut penulis ingin lebih jauh membahas tentang Instrumen Pembelajaran yang terdapat dalam Al-qur’an, khususnya Surat An-An’am ayat 74-83, Surat Al-Ra’du ayat 2, Surat Al-Ghasyiyah ayat 18-20, Surat An-Nahl ayat 43, 44 89, Surat Al-Ahzab ayat 21, Surat At-Taubah ayat 108. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana instrumen pembelajaran dalam QS. Al-An’am ayat 74-83? 2. Bagaimana instrumen pembelajaran dalam QS. Al-Ra’du ayat 2? 3. Bagaimana instrumen pembelajaran dalam QS. Ghasyiyah ayat 18-20? 4. Bagaimana instrumen pembelajaran dalam QS. An-Nahl ayat 43, 44 dan 89? 5. Bagaimana instrumen pembelajaran dalam QS. Al-Ahzab ayat 21? 6. Bagaimana instrumen pembelajaran dalam QS. At-Taubah ayat 108?



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui instrumen pembelajaran dalam QS. Al-An’am ayat 74-83. 2. Untuk mengetahui instrumen pembelajaran dalam QS. Al-Ra’du ayat 2. 3. Untuk mengetahui instrumen pembelajaran dalam QS. Ghasyiyyah ayat 18-20. 4. Untuk mengetahui instrumen pembelajaran dalam QS. An-Nahl ayat 43, 44 dan 89. 1



5. Untuk mengetahui instrumen pembelajaran dalam QS. Al-Ahzab ayat 21. 6. Untuk mengetahui instrumen pembelajaran dalam QS. At-Taubah ayat 108.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Instrumen Pembelajaran dalam Al-qur’an Surat An-An’am ayat 74-83 Ayat 74 ْ‫ضاللْْم ِبين‬ َْ ‫َو ِإذْْقَا‬ َ ْ‫لْ ِإب َراهِيمْْأل ِبي ِْهْآزَ َْرْأَتَت َّ ِخذْْأَصنَا ًماْآ ِل َه ْةًْ ِإنِيْأ َ َراكَْْ َْوقَو َمكَْْفِي‬ Artinya : “Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” Menurut Tafsir An-Nur : Ingatlah, wahai Rasul, ketika ibrahim berkata kepada ayahnya, Azar apakah kamu menjadikan patung patung dan berhala sebagai Tuhan-Tuhan yang kamu sembah selain Allah? Sesungguhmya aku melihat kamu dan kaum mu menyembah berhala dalam kesesatan yang nyat. Lebih lebih lagi menyembah patung yang dibuat dari batu, kayu, dan logam. Ayat 75 َْ‫ضْ َو ِل َيكونَْْ ِمنَْْالمْو ِق ِنين‬ ْ ِ ‫تْ َواألر‬ ِْ ‫س َم َاوا‬ َْ ‫َو َكذَ ِلكَْْن ِريْ ِإب َراه‬ َّ ‫ِيمْ َملَكوتَْْال‬ Artinya :“Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.” Menurut Tafsir An-Nur :1 Sebagai mana kami telah memperlihatkan kepada Ibrahim tentang keadaan ayah dan kaum nya bahwa mereka itu dalam kesesatan yang nyata dan mereka menyembah patung. Kami berulang kali memperlihatkan pula pemerintahan dilangit dan dibumi lalu dia mengetahui rahasia-rahasia kerjadian dan hal hal yang 1



Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 2, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2011), h. 39.



3



tersembunyi dialam ini. Kami memperlihatkan kepada nya bintang-bintang yang berada pada ufuknya, seperti kami memperlihatkan kepada nya tentang bumi yang didalam nya terdapat berbagai macam bagian untuk membuktikan keesaan Allah dan kebenaran kodrat Nya. Kami memperlihatkan yang demikian itu kepada Ibrahim supaya dia mengetahui segi-segi kebenaran Allah dan sunnah-sunnahnya, yang berlaku atas hikmah-hikmahnya dalam mengurus pemerintahanNya. Selain itu untuk dijadikan sebagai hujjah dalam menghadapi orang-orang musyrik dan supaya ibrahim memperoleh keyakinan yang kuat. Ayat 76



َْ‫لْالْأ ِحبْْاآل ِف ِلين‬ َْ ‫لْقَا‬ َْ َ‫لْ َهذَاْ َر ِبيْفَلَ َّماْأَف‬ َْ ‫نْ َعلَي ِْهْاللَّيلْْ َرأَىْكَو َكبًاْقَا‬ َّْ ‫فَلَ َّماْ َج‬ Artinya : “Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam”. Menurut Tafsir An-Nur : Ketika Allah mulai memperlihatkan pemerintahan langit dan bumi kepada ibrahim, maka pada permulaan nya sesudah memasuki malam yang gelap. Ibrahim menyaksikan adanya sebuah bintang yang besar diantara bintang-bintang yang gemerlapan memancarkan sinarnya dilangit. Bintang yang istimewa itu bernama mustari. Yang dalam kepercayaan bangsa yunani dan romawi kuno dianggaplah sebagai Tuhan yang paling agung. Kepercayaan tentang Tuhan bintang ini juga diikuti oleh kaum ibrahim. Ketika itu berkata lah Ibrahim “ini Tuhanku” sebagai pembuka jalan untuk mendirikan hujjah (argumen) terhadap kaum nya. Tetapi sesudah bintang yang dikaguminya itu tenggelam dan malampun menjadi bertambah gelap ibrahim mengatakan ini bukan Tuhan, muncul kemudian hilang. Ayat ini sekaligus mengandung sindiran atas kenodohan kaum ibrahim yang menyembah berhala. Ayat 77 َْ‫َنْ ِمنَْْالقَو ِْمْالضَّا ِلين‬ َّْ ‫لْلَئِنْْلَمْْيَه ِدنِيْ َربِيْألكون‬ َْ ‫لْقَا‬ َْ َ‫لْ َهذَاْ َربِيْفَلَ َّماْأَف‬ َْ ‫از ًغاْقَا‬ ِ َ‫فَلَ َّماْ َرأَىْالقَ َم َْرْب‬ 4



Artinya :“Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.” Menurut Tafsir An-Nur : Ibrahim kemudian menentukan hal lain. Ketika menyatakan bulan terbit dengan sinarnya menerangi bumi dengan sinar yang lebih kuat dibanding sinar bintang, dia pun berkata ini tuhanku, dia lebih berhak dari pada bintang. Ibrahim kembali mengamati bulan pada malam berikutnya. Ternyata bulan tenggelam setelah sampai pada saatnya. Sebagai mana hal nya bintang-bintang maka ibrahim berkata “demi Allah jika aku tidak memperoleh petunjuk dari Tuhanku yang menciptakan alam, bintang dan bulan tentulah aku menjadi orang yang sesat”. Ini suatu sindiran bahwa penyembah bintang dan berhala berada dalam kesesatan. Ayat 78 َّ ‫فَلَ َّماْ َرأَىْال‬ َْ‫لْيَاْقَو ِْمْ ِإنِيْبَ ِريءْْ ِم َّماْتش ِركون‬ َْ ‫لْ َهذَاْ َر ِبيْ َهذَاْأَكبَرْْفَلَ َّماْأَفَلَتْْقَا‬ َْ ‫از َغ ْةًْقَا‬ َْ ‫شم‬ ِ َ‫سْب‬ Artinya :“Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” Tafsirnya : Ketika ibrahim melihat matahari terbit pada siang hari yang ternyata merupakan bintang yang paling besar, yang memancarkan cahaya dan gerak, menghilangkan rasa dingin ibrahim berkata lagi “ini Tuhanku”. Sesudah ibrahim melepaskan diri dari kepercayaan syirik bersama kaum nya, maka ia menjelaskan akidah yang sesungguhnya yang dia yakini, yaitu tauhid yang suci. Ayat 79 َ َ‫يْ ِللَّذِيْف‬ َْ‫ضْ َحنِيفًاْ َو َماْأَنَاْ ِمنَْْالمش ِر ِكين‬ َْ ‫تْ َواألر‬ ِْ ‫س َم َاوا‬ َْ ‫ِإنِيْ َو َّجهتْْ َوج ِه‬ َّ ‫ط َْرْال‬



5



Artinya :“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” Sesungguhnya aku menyerahkan diri dengan ihklas kepada Allah yang menjadikan alam. Bintang-bintang dan sebagainya. Perhatikan lah cara ibrahim berdialog dengan tanya jawab kepada kaumnya setahap demi setahap sesudah ia menghancurkan dasar sadar syirik. Barulah beliau menyyebutkan dasar akidahnya. Ibrahim adalah bapak dari nabi nabi sesudah nuh. Beliau anak kesepuluh dari anak anak sam. Lahir di ur dari negeri-negeri kaidah yang sekarang terkenal dengan nama Urfah. Masuk wilayah Halab di Syam. Ibrahim bermaksa bapak umat dan semasa dengan Hammurabi. Beliau menempatkan anaknya ismail dan isterinya hajar dei Mekkah dan kemudian menempati tempat itu beserta suku Jurhum. Pada ayat 74-79 dapat disimpulkan bahwa berhala dijadikan alat untuk mensekutukan Allah. Hubungannya dengan pembelajaran bahwa berhala, pohon, patung, gunung, bulan dan matahari jika disembah maka akan mendatangkan kemusrikan kepada allah swt. Sehingga tidak layak seorang peserta didik menyembah hal tersebut, karena bertentangan dengan nilai-nilai akidah islam. Ayat 80 ْْ‫لْشَيء‬ َّْ ‫ّللاِْ َوقَدْْ َهدَانِيْ َوالْأَخَافْْ َماْتش ِركونَْْ ِب ِْهْ ِإالْأَنْْ َيشَا َْءْ َر ِبيْشَيئًاْ َو ِس َْعْ َر ِبيْك‬ َّْ ْ‫لْأَت َحاجونِيْفِي‬ َْ ‫َو َحا َّجهْْقَومهْْقَا‬ َْ‫ِعل ًماْأَفَالْتَتَذَ َّكرون‬ Artinya : “Dan kaumnya membantahnya. Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah kamu hendak membantah aku tentang Allah, padahal Dia telah memberi petunjuk kepadaku?" Aku tidak takut kepada (malapetaka dari) apa yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu. Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?.” Menurut Tafsir An-Nur : Kaum ibrahim membantahnya dalam urusan tauhid. Ketika ibrahim mengatakan bahwa menyembah berhala merupakan perbuatan yang batal dan menyesatkan keesaan Allah maka kaumnya berdebat dengan Hujjah yang sangat



6



lemah. Mereka berkata “kami menggunakan beberapa Tuhan dan mendekatkan kami kepada Allah dan memberi syafaat. Kami mendapati beberapa orang tua kami berbuat demikian. Janganlah kamu mengganggu Tuhan-Tuhan itu wahai ibrahim kami khawatir kamu akan mendapat bencana.” Ibrahim menjawab “apakah kamu membantah aku tentang urusan Allah, tentang sesuatu yang kita wajib mengimani? Perbuatan mu benar benar ganjil. Bagaimana kamu membantah aku, padahal Allah lah yang membuat langit dan bumi . Dia pula yang mempunyai alam pemerintahan dan tidak ada yang meliputinya selain Allah. Aku tidak takut kepada apa yang kamu persekutukan dengan Allah kepadanya. Walaupun hanya sesaat sebab sesuatu yang kamu persekutukan dengan Allah itu tidak mendatangkan kemudaratan dan tidak pula memberi kemanfaatan. Aku tidak takut yang demikian itu kecuali jika Allah menghendaki supaya aku dapat kemudaratan dari patung patung yang kamu sembah itu, seperti jatuh menimpaku. Lalu memudaratkan aku. Kalaupun itu terjadi maka maka kejadian itu atas kehendak Allah, Tuhanku bukan atas kehendak patung patung atau bintang bintang yang kamu sembah itu. Ilmu tuhanku meliputi segala sesuatu. Boleh jadi telah ada dalam ilmu tuhanku. Menimpkan sesuatu yang tdak aku senangi dari patung-patung itu. Apakah kamu buta dan tidak melihat bahwa patung-patung itu tidak berkuasa memberi suatu kemudaratan, sebagaimana tidak kuasa memberi kemanfaatan. Mengapa kamu menyamakan antara khalik dan makhluk, anatara Tuhan yang memberi hidup dengan patumh atau bintang yang diciptakan. Ayat 81 َ ‫اّللِْ َماْلَمْْين َِزلْْ ِب ِْهْ َعلَيكمْْسل‬ ْْ‫نْ ِإن‬ ِْ ‫نْأَ َحقْْ ِباألم‬ ِْ ‫طانًاْفَأَيْْالفَ ِريقَي‬ َّْ ‫فْأَخَافْْ َماْأَش َركتمْْ َوالْتَخَافونَْْأَنَّكمْْأَش َركتمْْ ِب‬ َْ ‫َوكَي‬ َْ‫كنتمْْتَعلَمون‬ Artinya : “Bagaimana aku takut kepada apa yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takut (kepada Allah) karena menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Dia sendiri tidak menurunkan keterangan kepadamu. Manakah dari kedua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?.” Menurut Tafsir An-Nur : Sungguh sangat mengherankan bagaimana aku takut kepada Tuhan Tuhanmu yang tidak bisa memberikan kemanfaatan dan tidak bisa memberikan kemudaratan. Aku juga sangat heran bagaimana kamu tidak takut atas persekutuan allah dengan 7



sesuatu yang lain. Padahal bermacam hujjah aqliyah dan naqliyah yang menunjukkan bahwa Tuhan itu Esa dan Tunggal? Kalau demikian keadaan nya maka siapakah diantara kita yang memperoleh petunjuk dan siapakah yang berhak mendapat perlindungan dari azab. Jika kamu ahli ilmu, berakal dan berfikiran merdeka, maka orang orang yang beriman itu lebih berhak memperoleh perlindungan dan ketenangan. Pada ayat 80-81, terdapat instrumen pembelajaran tentang memberikan kemanfaatan dan tidak memberikan kemudratan, serta tidak menyimpang kepada kebatilan. Kalau Allah di musrikkan atau dibantah tentang kebanarannya maka akan timbul malapetaka berupa gempa, banjir, tsunami, longsor dan bencana alam lain. Bahkan kalau ingkar kepada Allah, Allah akan bisa menenggelamkan sebuah negri contohnya yg terjadi pada umat nabi luth. Hubungan nya dengan pembelajaran, bahwa siswa dapat mengambil i'tibar bahwa malapetaka atau bencana bisa menjadi ukuran dari kemurkaan Allah swt, karena manusia membantah perintah allah dan mensekutukannya. Sedangkan manusia yang berfikir, berilmu dan tidak memeberikan kemudratan akan memperoleh perlindungan dan ketenangan. Ayat 82 َْ‫الَّذِينَْْآ َمنواْ َولَمْْيَلبِسواْإِي َمانَهمْْ ِبظلمْْأولَئِكَْْلَهمْْاألمنْْ َوهمْْمهت َدون‬ Artinya : “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” Menurut Tafsir An-Nur : Orang orang beriman kepada Allah dan Rasulnya menempuh jalan jalan yang membenarkan dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kazaliman , seperti syirik itulah orang yang mendapatkan perlindungan yang sempurna. Baik didunia ataupun diakhirat. Tidak ada sesuatupun yang perlu ditakuti bagi mereka dan tidak ada yang perlu disedihkan. Diriwayatkan oleh bukhari dan muslim bahwa ketika ayat ini diturunkan para sahabat merasa sangat memberatkan mereka pun bertanya kepada rasulullah siapakah diantara mereka yang tidak menzalimi dirinya. Mendengar pertantyaan itu nabi menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan zalim di sini bukan seperti zalim yang mereka fikirkan “apakah kamu tidak dengar dengan apa yang diucapkan orang yng 8



soleh?” tanya nabi. Yang dimaksud dengan zalim disini adalah syirik sedangkan yang dimaksudkan dengan aman adalah aman dari azab allah. Ayat 83 ْ‫نْ َربَّكَْْ َح ِكيمْْ َع ِليم‬ َّْ ‫ِيمْ َعلَىْقَو ِم ِْهْنَرفَعْْدَ َر َجاتْْ َمنْْنَشَاءْْ ِإ‬ َْ ‫َوتِلكَْْح َّجتنَاْآتَينَاهَاْ ِإب َراه‬ “Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. Itulah kata Allah, hujjah kami yang kuat yang kami berikan kepada ibrahim untuk menghdapi hujjah dalam menghadapi kaum nya. Kata Allah, Allah mengangkat derajat siapa yang kami kehendaki bagi para hamba yang lain. Iman merupakan suatu derajat, ilmu suatu derajat, dan hikmat suatu derajat. Mempunyai hak mengendalikan urusan dan memerintahkan adalag suatu derajatkenabian dan kerasulan itulah derajat yang paling tinggi. Sesungguhnya tughanmu lah yang telah menunjukkin kamu Muhammad dan menjadikan kamu sebagai nabi penghabisan adalah maha hakim dan maha mengetahui. Dapat disimpulkan instrumen pembelajaran dalam ayat 82-83 yaitu : Tidak melakukan kezaliman dan kemusyrikan merupakan dua syarat untuk mewujudkan kemanan di dunia dan akhirat, dan bahwa syirk kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala adalah kezaliman yang paling besar. Hubungan dengan pembelajaran, agar peserta didik tidak berbuat zalim dan mensyerikatkan Allah, dengan begitu mereka akan mendapatkan rasa aman dan petunjuk dari Allah swt. B. Instrumen Pembelajaran dalam Al-qur’an Surat Al-Ra’du ayat 2 ۡ َ‫ْٱست ََو َٰىْ َعل‬ َّ ‫س َّخ َرْٱل‬ ۡ ‫س َٰ َم َٰ َوتِْبِغ َۡي ِرْ َع َمدٖ ْت ََر ۡونَ َه ۖاْث َّم‬ َّ ْ‫س ّٗم ۚى‬ ۖ ِ ‫ىْٱلعَ ۡر‬ َّ ‫ِيْرفَ َعْٱل‬ ِ ‫ّلْيَ ۡج ِر‬ٞ ‫ْو ۡٱلقَْ َم ۖ َرْك‬ َ ‫يْأل َ َج ٖلْم‬ َ ‫ْو‬ َ ‫ٱّللْٱلَّذ‬ َ ‫ش ۡم‬ َ ‫س‬ َ ‫ش‬ ۡ ‫صل‬ ۡ ‫يدَِْبر‬ ْ َ‫ْر ِبك ۡمْتو ِقنون‬ ِ َ‫ْٱألَمۡ َرْيف‬ َ ‫ْٱأل ٓ َٰيَتِْلَ َعلَّكمْ ِب ِل َقا ٓ ِء‬ Artinya : “Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.” Tafsirannya : 9



Ayat ini menjelaskan bukti-bukti kebenaran al quran dengan memaparkan tanda-tanda atau bukti-bukti adanya allah yang menurunkan al quran. Kebenaran allah ini dibuktikan dengan berbagai ciptaan nya yang bisa dilihat dan dirasakan manusia di alam raya ini. Secara terperinci Allah menerangkan keadaan langit yang ditinggikan tanpa tiang, perjalanan matahari dan bulan yang masing masing beredar menurut waktu dan tempat yang sudah ditentukan, keadaan bumi yang penuh dengan gunung dan lembah yang mengalir sungai diantaranya, dan adanya bermacam macam kebun yang menghasilkan beranekaragam perubahan. Semua itu menunjukkan bahwa hanya Allah yang dapat memberikan manfaat dan mudarat, yang dapat menghidupkan dan mematikan dan yang maha kuasa atas segala sesuatu.2 Jadi dapat disimpulkan bahwa Allah menciptakan langit diatas bumi tanpa tiang tiang yang kelihatan, Peredaran matahari dan bulan dan tunduk kepada peraturan allah yang mengatur perjalan nya. Menciptakan gunung dan sungai dimuka bumi untuk mengairi pohon dan tanaman yang sangat bermnfaat untuk kehidupan makhluknya, Pergantian siang dan malam memberikan kesempatan untuk istirahat dan bekerja bagi manusia , Kekuasaan allah dilangit dan dibumi dengan berbagai ciptaan nya seharusnya menjadi motivasi yang kuat untuk beriman kepadanya, para rasul, dan alquran. Hubungan ayat ini dengan pembelajaran, siswa diharapkan mampu meyakini Allah sebagai pencita langit tanpa tiang, yg mengatur peredaran matahari dan bulan. Meyakini hal tersebut didukung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mempelajari ilmu astronomi. C. Instrumen Pembelajaran dalam Al-qur’an Surat Al-Ghasyiyyah ayat 18-20 Ayat 18 ْ‫فْرفِعَت‬ َْ ‫اءْكَي‬ ِْ ‫س َم‬ َّ ‫َوإِلَىْال‬ “Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?” Ayat 19 ْ‫ص َبت‬ َْ ‫لْكَي‬ ِْ ‫َو ِإلَىْال ِج َبا‬ ِ ‫فْن‬ “Dan gunung-gunung, bagaimana mereka dengan kokoh ditegakkan?” Ayat 20



2



Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid V, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010).



10



ْ‫فْس ِط َحت‬ َْ ‫ضْكَي‬ ْ ِ ‫َو ِإلَىْاألَر‬ “Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”



Tafsirannya: Setelah pada ayat ayat yang lalu Allah menerangkan akan datangnya hari kiamat dan bahwa manusia ketika itu akan menjadi dua golongan yaitu yang celaka dan yang bahagia: dan bahwa orang orang yang celaka itu akan berada dalam kehinaan yang serendah rendahnya dan orang orang yang beriman akan melihatkan wajah wajahnya yang cemerlang penuh kebahagiaan, maka pada ayat berikut ini allah mengemukakan dalil dan hujjahnya terhadap orang orang yang ingkar itu. Allah menyuruh mereka memperlihatkan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan nya yang ada dilangit dan dibumi seperti meneliti keadaan unta, binatang peliharaan mereka yang oleh mereka dimanfaatkan tenaganya, dagingnya, ususnya, kulitnya, bulunya dll. Demikian pula mereka disuruh memperhatikan gunung-gunung yang dapat dijadikan petunjuk dan melakukan perjalanan. Diriwayatkan oleh Qotadah bahwa ketika Allah SWT meneragkan keindahan surga beserta isinya maka orang-orang kafir merasa tercengang keheranan dan turunlah ayat ayat ini :Dalam ayat ayat ini dalam bentuk pertanyaan allah mengungkapkan bahwa apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana unta diciptakannya: ada yang berada didepan mata mereka yang mereka pergunakan pada setiap waktu. Dan bagaimana pula langit yang berada ditempat yang tinggi dengan tidak bertiang: bagaimana gunung-gunung dipancangkan dengan kokoh, tidak bergoyang sehingga mudah didaki setiap waktu dan dijadikan petunjuk bagi orang yang dalam perjalanan terdapat diatasnya daun dan mata air dan dapat dipergunakan untk keperlan manusia dan mengairi tumbuh tumbuhan dan memberi minuman binatang ternak. Bagaimana pula bumi dihamparkan memberi kepada penghuninya untuk memnfaatkan apa yang ada diatasnya. Apabila mereka telah memperhatikan semua itu dengan seksama maka tentu mereka akan mengakui bahwa pencipta nya dapat membangkitkan manusia kembali pada hari kiamat nanti. Dapat disimpulkan dari ayat diatas bahwa Allah swt meneragkan keindahan surga beserta isinya hendaklah manusia memperhatikan bagaimana tuhan menciptkan 11



makhluk-makhluknya, sehingga mereka mengakui bahwa penciptanya dapat membangkitkn mereka kembali pada hari kiamat nanti. D. Instrumen Pembelajaran dalam Al-qur’an Surat An-Nahl ayat 43, 44, 89 Ayat 43 َْ‫الْت َعلَمون‬ ْ َ ْْ‫لْالذِك ِْرْإِنْْكنتم‬ َْ ‫وحيْ ِإلَي ِهمْْْۚفَاسأَلواْأَه‬ ْ ً ‫الْ ِر َج‬ ْ َّ ‫سلنَاْ ِمنْْقَب ِلكَْْ ِإ‬ ِ ‫االْن‬ َ ‫َو َماْأَر‬ Artinya : “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” Bertanyalah kepada ahlul kitab yang telah lalu orang Yahudi ataupun nasrani apakah rasul rasul yang diutus kepada mereka itu manusia atau malaikat, jika malaikat wajarlah kamu mengingkari Muhammad. Jika urusan itu manusia, janganlah kamu mengingkari Muhammad karena dia seoran manusia. Mereka semua ahlul kitab pasti akan mengatakan kepada kamu bahwa semua rasul itu manusia bukan malaikat ataupun jin. Ayat 44 َْ‫لْاِلَي ِهمْْ َولَعَلَّهمْْيَت َ َف َّكرون‬ َْ ‫اسْ َماْن ِز‬ ْ ِ َّ‫تْ َوالزب ِْرْ َواَنزَ لنَْا ْٓاِلَيكَْْالذِك َْرْ ِلتبَيِنَْْ ِللن‬ ِْ ‫بِالبَيِ َٰن‬ “(mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitabkitab. Dan Kami turunkan Ad-Dzikr (Al-Qur'an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan.” Tafsirannya : Kami tidak mengutus para rasul melainkan tidak disertai oleh berbagai hujjah dan dalil yang menunjukkan kepada kebenaran kenabian mereka. Disamping itu juga disertai oleh kitab suci yang mengandung syariat yang harus merek sampaikan kepada kaum nya. Allah telah menurunkan Al quran kepadamu, hai Muhammad untuk menjadi peringatan dan pengajaran bagi manusia. Dengan al quran itu supaya kamu menjelaskan kepada umatmu tentang masalah hukum, syariah, dan keadaan umat yang telah lalu yang dimusnahkan dengan berbagai azab selain itu supaya kamu menjelkaskan tentang hukum-hukum yang musykil bagi mereka dan menjelaskan



12



kterangan yang disingkat. Itulah yang diturunkan kepada mereka. Mudah mudahan mereka memikirkan apa yang telah diturunkan kepadanya dan mengambil petunjuk.3 Dapat disimpulkan instrumen pembelajaran dalam ayat 43-44 yaitu Nabi Muhammad saw untuk menjelaskan kandungan alquran kepada manusia sehingga sunnah nabi berfungsi sebagai sumber hukum kedua sesudah alquran. Jikalau manusia ingin mendapat ilmu pengetahuan maka harus kembali ke Al-quran. Al-quran merupakan mukjizat yg di turunkan kepada nabi muhammad sebagi pedoman hidup umat islam. Kemudian yang kedua memahami hadis dari rasul, dan yg ketiga adalah bertanya kepada ulama/orang yang berilmu. Hubungan dengan pembelajaran, bahwa siswa dalam menggali ilmu pengetahuan tidak boleh jauh dari al-quran dan tetap bersumber atau kembali kepada al-qur'an baik dari hal kecil maupun hal besar. Ayat 89 ْْ‫لْشَيء‬ ِْ ‫بْ ِتبيَا ًناْ ِلك‬ َْ ‫ش ِهيدًاْ َعلَي ِهمْْ ِمنْْاَنف ِس ِهمْْ َو ِجئنَاْبِكَْْ َش ِهيدًاْ َع َٰلىْ َٰ ٓهؤ َ ۤال ِْءْ َون ََّزلنَاْ َعلَيكَْْال ِك َٰت‬ َ ْْ‫لْا َّمة‬ ِْ ‫َويَو َْمْنَبعَثْْفِيْْك‬ َْ‫َّوهدًىْ َّو َرح َم ْةًْ َّوبش َٰرىْ ِللمس ِل ِمين‬ Artinya : “Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim).” Tafsirannya: Dalam ayat ini, Allah swt menjelaskan kembali apa yang akan terjadi pada hari kiamat atas setiap umat, yakni kehadiran seorang nabi dari kalangan mereka sendiri, yang akan terjadi saksi atas perbuatan mereka. Nabi Muhamaad saw menjadi saksi pula atas umatnya. Pada akhir itu, dia menjelaskan sikap umatnya terhadap risalah yang dibawanya, apakah meeka beriman dan taat kepada seruan nya, ataukah mereka melawan dan mendustakan nya. Para nabi itula yang paling patuh untuk menjawab segala alasan dari kaum nya. Ketika memberikan kesaksian, para rasul tentu berdasarkan penghayatan mereka sendiri atau keterangan Allah SWT sebab mereka tidak lagi mengetahui apa yang terjadi atas umatnya sesudah mereka wafat.



3



Dapartemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid X, (Semarang: PT Citra Effhar, 1993)



13



Disimpulkan bahwa instrumen pembelajaran dalam ayat ini yaitu : Al quran sebagai ukuran untuk mendapat petunjuk, rahmat dan kegembiraan, baik ketika berada di alam barzah/alam akhirat dan ketika berada di dunia dan Al quran telah menggariskan pedoman-pedoman diberbagai bidang kehidupan manusia, ada yang secara terperinci dan ada pula secara umum. Nabi muhammad saw akan menjadi saksi bagi umatnya. Hubungannya dengan pembelajaran bahwa siswa tidak melakukan perbuatan-perbuatan yg melanggar hukum allah karna para rasul akan menjadi saksi atas perbuatan umatnya masing-masing pada hari kiamat. E. Instrumen Pembelajaran dalam Al-qur’an Surat Al-Ahzab ayat 21 ‫يرا‬ َّْ ْ‫َر‬ َْ ‫ّللاَْ َواليَو َْمْاآل ِخ َْرْ َوذَك‬ َّْ ْ‫سنَةْْ ِل َمنْْكَانَْْيَرجو‬ َّْ ْ‫ل‬ ِْ ‫لَقَدْْكَانَْْلَكمْْفِيْ َرسو‬ ً ِ‫ّللاَْ َكث‬ َ ‫ّللاِْأس َوةْْ َح‬ “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” Tafsirannya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasululah suri tauladan yang baik bagi umatnya, “hai orang orang mukmin, sungguh pada rasul yang mulia ini ada panutan yang baik bagi kalian. Kalian mengikutinya dalam ikhlasnya, jihadnya dan sabarnya. Beliau lah percontohan tertinggi yang harus diikuti dalam seluruh sabda, berbuatan, dan keadaan, sebab beliau tidak pernah berkata maupun berbuat berdasarkan nafsu namun berdasarkan wahyu dan alquran. Itulah sebabnya kalian harus mengikuti metode dan jalannya, “ (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedtangan) hari kiamat. “ bagi orang mukmin sebenarnya, mengharapkan pahala allah dan takut siksanya, dan dia bnyak menyebut allah, “dan berzikir kepada allah dengan banyak , baik dengan lisan maupun hati. Ibnu katsir berkata : allah memerintahkan umat manusia untuk mengikuti nabi SAW dalam sabar, siaga, jihad, tergigih. Itu sebabnya Allah berfirman kepada mereka yang dirinya mengalami kebosanan, keguncangan, dan kebimbngan pada perang ahzab: sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu.” Yakni seharusnya kalian mengikuti sikap nabi Muhammad dan perbuatan nya.4



4



Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafasir Jilid 4, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011).



14



Dapat disimpulkan instrumen pembelajaran pada ayat ini yaitu : Allah memerintahkan kepada orang mukmin pada untuk mengikuti Nabi Muhammad saw dalam bersabar, teguh, berkorban dan berjihad. Nabi muhammad saw adalah ukuran tauladan bagi seluruh umat manusia. Baik dari segi aqidah, ibadah dan akhlak. Karna nabi muhammad adalah sebaik-baik penciptaan Allah. Hubungannya dengan pembelajaran yaitu peserta didik harus meneladani dan mengidolakan nabi muhammad saw dalam kehidupan dunia dan akhirat. F. Instrumen Pembelajaran dalam Al-qur’an Surat At-Taubah ayat 108 َ َ ‫ْر َجالْي ِحبونَ ْأَنْيَت‬ َّ ‫ْۚو‬ ْ‫ّللاْي ِحب‬ َْ ْ‫ط َّهروا‬ ِ ‫سْ َعلَىْالتَّق َو َٰى‬ ِ ‫ومْفِي ِهْْۚفِي ِه‬ َ ‫اْت َقمْفِي ِهْأَبَدًاْْۚلَ َمس ِجدْأ ِس‬ َ ‫ْمنْأ َ َّو ِلْيَومْأَ َحقْأَنْت َق‬ َّ ‫الم‬ َْ‫ط ِه ِرين‬ Artinya : “Janganlah kamu bersembah yang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” Tafsirannya : Wahai rasul janganlah kamu sekali kali shalat dalam mesjid itu. Larangan itu ditunjukkan kepada nabi dan orang orang mukmin seluruhnya. Diriwayatkan bahwa setelah selesai mendirikan mesjid, orang orang munafik yang telah dipengaruhi oleh abu amir itu datang kepada nabi, mereka meminta nabi berkenan shalat dimesjid itu dan berdoa untuk mereka. Berkenaan dengan itu turunlah ayat ini. Demi Allah mesjid yang sejak awal benar benar dibangun dengan maksud hanyalah untuk bertakwa kepada Allah, untuk mengumpulkan orang-orang mukmin dalam upaya mewujudkan persatuan islam dan saling membantu atas dasar kebajikan dan ketakwaan lebih layak untuk beribadah didalamnya. Susunan firman ini menunjukkan bahwa mesjid yang dibangun atas dasar taqwa adalah mesjid Quba. Akan tetapi menurut riwayat Ahmad muslim dan annasai nabi SAW ketika ditanya orang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan mesjid didalam ayat ini adalah mesjid madinah. Ayat ini dapat membenarkan kedua masjid ini, karena kedua nya didirikan oleh nabi Muhammad dan semuanya dibangun atas dasar taqwa. Didalam mesjid ini itu terdapat orang orang yang dimakmurkan nya dengan mendirikan sholat, berzikir, 15



dan bertakbir pada pagi dan petang hari. Mereka suka membersihkan diri dan jiwa nya dengan berbagai macam ibadah dari dosa yang mungkin terdapat dalam dirinya. Allah mengasihi orang orang yang bersungguh sungguh menyucikan jiwanya dan tubuh mereka, yakni orang yang benar-benar memperhatikan thaharah qalbiyah, ruhaniyah, jasadiyah. Mereka benci kepada najis yang mengotori jiwanya. Dapat disimpulkan instrumen pembelajaran dalam ayat ini yaitu ukuran orang yang memakmurkan mesjid yaitu orang yang mendirikan sholat, berzikir, bertakbir, suka membersihkan diri dan jiwanya dengan berbagai macam ibadah dari dosa yang terdapat dalam dirinya. Hubungannya dengan pembelajaran bahwa peserta didik dapat melaksanakan perintah allah yaitu memakmurkan masjid dengan cara mendirikan sholat, berdzikir, membersihkan diri dan jiwanya.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan 1. Tidak melakukan kezaliman dan kemusyrikan merupakan dua syarat untuk mewujudkan kemanan di dunia dan akhirat, dan bahwa syirk kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala adalah kezaliman yang paling besar. 2. Kekuasaan allah dilangit dan dibumi dengan berbagai ciptaan nya seharusnya menjadi motivasi yang kuat untuk beriman kepadanya, para rasul, dan al-quran. 3. Allah swt meneragkan keindahan surga beserta isinya hendaklah manusia memperhatikan bagaimana tuhan menciptkan makhluk-makhluknya, sehingga mereka mengakui bahwa penciptanya dapat membangkitkn mereka kembali pada hari kiamat nanti. 16



4. Al quran sebagai ukuran untuk mendapat petunjuk, rahmat dan kegembiraan, baik ketika berada di alam barzah/alam akhirat dan ketika berada di dunia dan Al quran telah menggariskan pedoman-pedoman diberbagai bidang kehidupan manusia, ada yang secara terperinci dan ada pula secara umum. 5. Nabi muhammad saw adalah ukuran tauladan bagi seluruh umat manusia. Baik dari segi aqidah, ibadah dan akhlak. Karna nabi muhammad adalah sebaik-baik penciptaan Allah 6. Ukuran orang yang memakmurkan mesjid yaitu orang yang mendirikan sholat, berzikir, bertakbir, suka membersihkan diri dan jiwanya dengan berbagai macam ibadah dari dosa yang terdapat dalam dirinya.



B. Saran Demikianlah hasil makalah dari kelompok kami, tentu makalah ini masih banyak kekurangan, baik itu dalam hal pembahasan yang belum lengkap maupun dalam hal penulisan yang terdapat kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat membantu kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA



Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 2. Jakarta: Cakrawala Publishing. 2011 Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid V. Jakarta: Lentera Abadi. 2010. Dapartemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid X. Semarang: PT Citra Effhar. 1993 Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni. Shafwatut Tafasir Jilid 4. Jakarta: Pustaka AlKautsar. 2011.



17



18