Makalah Tafsir [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kata tafsir dalam agama Islam secara khusus menunjukan kepada masalah penafsiran Al Qur’an dan ilmu tafsir Al Qur’an. Oleh sebab itu sebagian ulama mengatakan bahwa kata tafsir istilah berarti ilmu tentang turunnya ayat-ayat Al Qur’an, sejarah dan situasi pada saat ayat-ayat diturunkan.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka penulis dapat merumuskan masalah “Tafsir Al Qur’an”.



C. Manfaat Penelitian 1. Untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam mata kuliah Ulumul Qur’an. 2. Untuk melengkapi tugas dalam mata kuliah Ulumul Qur’an. 3. Untuk para pembaca umumnya.



1



BAB II PEMBAHASAN



1. Pengertian Tafsir a. Dalam bahasa Arab kata tafsir berasal ari asal kata “al fars” kemudian diubah menjadi bentuk taf’il yaitu menjadi Al-tafsir yang berarti penjelasan/keterangan. b. Dalam kamus “Lisanul Arab” Ibnu Manzur menjelaskan bahwa kata-kata “al-fars” berarti menyingkap sesuatu maksud lafad yang musykil dan pelik.1 c. Ulama berpendapatkata tafsir (fusara) adalah kata kerja yang terbalik dari kata “safara” yang juga berarti menyingkapkan. Pembentukan kata dari al-fars menjadi bentuk taf’il yakni al tafsir adalah untuk menunjukan arti tafsir (banyak, sering, berbuat). d. Menurut Ar-Raghib kata al fars dan as saft adalah 2 kata yang berdekatan makna dan lafadznya. 



Menunjukan arti menampakkan (menzahirkan) makna yang ma’qul (abstrak).







Menunjukan arti menampakan bena pada penglihatan mata. Dalam Al Qur’an dinyatakan dalam Surat An Nisa : 33



                      1



Ar-ZarQani. Manahilul Irfan fi Ulumil Qur’an, Matbah Isa A babil Halabi wa Syirkahu, Juz II, hal 5



2



bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya. dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka,



Maka



berilah



kepada



mereka



bahagiannya.



Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.



e. Menurut Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud dengan firman Allah adalah lebih baik perinciannya. f. Tafsir menurut istilah sebagaimana dijelaskan oleh Ar Zarkasyi dalam kitab “Al burhan fi Ulumul Qur’an ialah :



Artinya : Tafsir ialah ilmu untuk memahami kitab Allah yang diturunkan kepada NabiNya



Muhammad



SAW.



Dan



menjelaskan



makna-maknanya,



mengeluarkan hukum-hukum dan hikmah-hikmahnya, menggunakan dari segi bahasa, nahwu sharaf, ilmu bayan, ushul fiqih dan ilmu Qiraat,untuk mengetahui sebab-sebab turunnya aya dan nasikh-mansukh. 2. Macam-Macam Tafsir Berdasarkan Sumbernya



3



Menurut Prof. Dr. H. Abdul Djalal H.A tafsir ditinjau dari segi sumbernya yaitu : a. Tafsir bil mat’sur Tafsir bil mat’sur sering disebut dengan tafsir birriwayah atau tafsir bin maqul, yaitu tafsir Al Qur’an yang dalam menafsirkan ayat-ayat al Qur’an didasarkan atas sumber penafsiran dari al Qur’an dari riwayat para sahabat dan dari rahmat pada tabi’in. Manna ‘Ul Qathan, guru besar tafsir pada fakultas sariah membuat definisi tafsir Ma’tsur adalah (tafsir Al qur’an) yang didasarkan atas dalildalil shahih yang dinuqilkan dengan shahih secara tertib mulai tafsir Al Qur’an dengan al Qur’an/dengan As sunnah, karena As sunnah itu datang untuk menjelaskan kitab Allah/dengan apa yang diriwayatkan dari pada sahabat karena mereka adalah orang yang paling tahu dengan kitab Allah tersebut atau dengan apa yang dikatakan oleh tokoh Tabi’in karena umumnya mereka menerima hal itu dari para sahabat. Menurut Ibn Taimiyah kita harus yakin bahwa nabi Muhammad tidak menjelaskan kepada para sahabat tentang makna-makna Al Qur’an sebagaimana telah menjelaskan kepada mereka lafadznya. Firman Allah SWT QS An Nahl : 44



              44. keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami



turunkan



menerangkan



kepadamu



pada



umat



4



Al



Quran,



manusia



apa



agar yang



kamu telah



diturunkan



kepada



mereka



dan



supaya



mereka



memikirkan, Menurut pendapatnya suatu ayat yang pengungkapannya secara mujmal maka biasanya keterangan itu didapat pada ayat lain, dan itulah yang paling tinggi nilainya seperti firman Allah QS. Ali Imran : 133.



             133.



dan



bersegeralah



kamu



kepada



ampunan



dari



Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, Adapun siapa yang dimaksud dengan Al Muttaqin (orang-orang yang bertaqwa) pada ayat lain, didapat keterangannya pada sunah Rasul. Allah berfirman dalam QS.Al Fatihah : 7.



          7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Yang dimaksud dengan orang yang dimurkai dan orang yang seat dalam ayat tersebut oleh hadist Nabi SAW :



Artinya : Dari Adi bin Hibban berkata, berkata Rasulullah SAW “Sesungguhnya orang yang dimurkai adalahorang-orang



5



Yahudi san orang-orang yang sesat adalah orang-orang Nasrani”. (HR. Tarmidzi) Penafsiran Al Qur’an dengan pendapat tabi’in untuk menjelaskan kesamaran yang ditemui oleh kaum muslimin tentang sebagian makna Al Qur’an, sebagaimana penafsiran Imam Al-Baidhawi terhadap kata “AlNajm” pada ayat 6 QS. Ali Imran. Ia menafsirkan kata Al-najm ( yang tampak (



) adalah tumbuh-tumbuhan



) di atas bumi dan tidak benar.



Kitab-kitab tafsir yang tergolong dalam kategori tafsir bil ma’tsur ini antara lain : 1. Jam’ul Bayan fi Tafsiril Qur’an, karya Ibnu Jarir Ath-Tjabari (wafat 310 H) 2. Al-Kassyu wal bayan ‘an Tafsiril Qur’an, karya Imam Ahmad Ibnu Ibrahim (wafat 516 H).34 3. Tafsiru Qur’anil Ad-Im, karya imam Abul Fida Ismail Ibnu Katsir (wafat 774 H). 4. Tafsiru Qur’anil Ad’im, karya Imam Abul Fida Ismail Ibnu Katsir (wafat 774 H). 5. Ad-Durul Matsur fi tafsiri bil Ma’tsur, karya imam As-Suyuti (wafat 911 H dan lainnya)



b. Tafsir bi ra’yi (



)



6



Tafsir bil ra’yi sering disebut tafsir bil dirayah/tafsir bil ma’Qul yaitu tafsir Al Qur’an yang didasarkan atas sumber ijtihad dan pemikiran mukassir terhadap tuntutan kaidah bahasa Arab dan kesusastraannya, teori ilmu pengetahuan, setelah dia menguasai sumber-sumber tadi. Sebagaimana dikutip oleh Prof. Dr. H. Abu Djalal, mana Qathan menjelaskan tafsir bil ra’yi adalah (tafsir Al Qur’an) dimana dalam tafsir terebur, mufassir menerangkan makna hanya berlandaskan kepada pemahaman yang khusus dan tidaklah keterangannya itu dari pemahaman yang sesuai dengan jiwa syariah dan yang berdasarkan nas-nasnya. Pada tafsir bil ra’yi, mufassir menjelaskan makna-makna Al Qur’an hanya berpegang pada pemahaman sendiri dan penyimpulan (istimbat) yang didasarkan pada ra’yu semata. Ra’yu semata yang tidak disertai bukti-bukti akan membawa penyimpangan terhadap kitabullah. Kebanyakan orang yang melakukan penafsiran dengan semangat demikian adalah ahli bid’ah, penganut mazhab batil. Mereka menafsirkan Al Qur’an menurut pendapat pribadi yang tidak mempunyai dasar pijakan berupa pendapat atau penafsiran ulama salaf, sahabat dan tabi’in. Tafsir bil ra’yi para ulama berlainan pendapat ada yang membolehkan, ada pula yang mengharamkan. Sebetulnya hanya berlaku kalau didalam menafsirkan ayat al Qur’an dengan Ra’yu itu tidak terdapat dasar sama sekali atau jika dilaksanakan tanpa pengetahuan kaidah bahasa



7



Arab, pokok-pokok hukum syariah dan lain sebagainya/jika penafsiran tersebut dipakai untuk menguatkan kemauan nafsu belaka. Golongan salaf berkebaratan untuk menafsirkan Al Qur’an dengan sesuatu yang tidak mereka ketahui dengan mengambil dasar, firman Allah dalam QS. Al Isra : 32



          32. dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. dan QS. Al A’raf : 28.



                         28. dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang Kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh Kami mengerjakannya." Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji." mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? Sebagian ulama membolehkan penafsiran dengan menggunakan metode tafsir bil ra’yi dengan syarat-syarat yang terpenuhi sebagai seorang mufassir. Al Qur’an sendiri mendorong supaya berijtihad dan memikirkan ayat-ayatnya, guna mengetahui hukum-hukumnya, mereka bersandar dengan firman Allah QS. Shaad : 29



8















      



29. ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayatayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.



c. Tafsir bil Izdiwaji (campuran) Tafsir bi izdiwaji disebut juga dengan metode campuran antara tafsir bil ma’tsur dan tafsir bil ra’yi yaitu menafsirkan Al Qur’an yang didasarkan atas perpaduan antara sumber tafsir riwayat yang kuat dan shahih, dengan sumber hasil ijtihad akan pikiran yang sehat. Prof. Dr. Hamka dalam tafsirnya “Al Azhar” menyatakan “Penafsirannya memelihara sebaik-baiknya hubungan antara naqal dan Akal, diantara riwayah dan dirayah. Penafsiran tidak hanya semata-mata mengutip/menukil



pendapat



yang



telah



terdahulu



tetapi



juga



mempergunakan juga tinjauan pengalaman sendiri.



3. Macam-Macam Tafsir Berdasarkan Metodenya a. Sumber penafsiran Ditinjau dari segi sumber penafsirannya, metode tafsir Al Qur’an ada 3 yaitu : 1. Tafsir Ma’tsur. 2. Tafsir bil Ra’yi.



9



3. Tafsir bil Izdiwaji. b. Cara penjelasannya Dari segi penjelasannya terhadap tafsiran ayat-ayat Al Qur’an ada 2 macam yaitu : 1) Metode tafsir Bayani Metode ini disebut juga metode deskriptif yaitu tafsir Al Qur’an yang dalam menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an hanya dengan memberikan keterangan secara deskriptif tanpa membandingkan riwayat, pendapat yang satu dengan yang lainnya. 2) Metode tafsir Muqarin Metode tafsir Muqarin sering disebut dengan metode komperatif. c. Keluasan penjelasannya tafsir Dari segi keluasan penjelasannya, tafsir Al Qur’an dapat dibagi dua yaitu : 1) Metode tafsir Ijmali Tafsir Ijmali yaitu tafsir Al Qur’an yang dalam menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an hanya dijelaskan secara global saja, tidak secara mendalam/panjang lebar dan mudah dipahami oleh orang awam. 2) Metode tafsir Itrabi Tafsir itrabi yaitu kitab tafsir Al Qur’an yang dalam menafsirkan ayatayat Al Qur’an dilakukan secara detail dan terperinci serta uraianuraian yang panjang lebar sehingga menjadi jelas dan terang. d. Susunan dan tertib ayat



10



Tafsir al Qur’an jika ditinjau dari segi susunan dan tertib ayat yang ditafsirkan, maka metode tafsir al Qur’an dapat dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Metode tafsir Tahili Metode tahili yaitu metode tafsir Al Qur’an yang dalam menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an dilakukan dengan cara urut dan tertib ayat dan surat sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf, yakni dimulai dari surat Al Fatihah, Al Baqarah, Ali Imran dan seterusnya hingga surat Annas. 2. Metode tafsir Maudu’i Metode tafsir Maudu’i yaitu metode tafsir Al Qur’an yang dalam menafsirkan ayat-ayat yang berbicara tentang satu topik permasalahan tertentu. Aliran tafsir Al Qur’an : 1) Tafsir luqawi Tafsir Luqawi terkadang disebut tafsir Adabi yaitu tafsir Al Qur’an yang dalam menjelaskan ayat-ayat suci Al Qur’an lebih banyak difokuskan kepada bidang bahasa.



2) Tafsir Isy’ari Tafsir isy’ari disebut dengan tafsir sufi yaitu tafsir Al Qur’an yang dalam kitab tafsirnya banyak difokuskan kepada idang tasawuf atau kebatinan. 3) Tafsir Ilmi



11



Tafsir ilmi disebut juga dengan tafsir Ashri yaitu tafsir Al Qur’an yang beraliran ilmiah/modern. 4) Tafsir Fiqih Tafsir fiqih diesbut tafsir ahkam/tafsir asyakil ahkam yaitu tafsir Al Qur’an



yang



beraliran



fiqih/hukum/tafsir



yang



dalam



penafsirannya banyak difokuskan pada bidang hukum. 5) Tafsir Falsafi Tafsir Falsafi disebut dengan tafsir Aqli yaitu tafsir Al Qur’an yag beraliran filsafat/rasional.



12



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan 1. Tafsir adalah ilmu untuk memahami kitab Allah yang diturunkan kepada Nabinya Muhammad SAW dan menjelaskan maknanya, mengeluarkan hukum-hukum dan hikmah-hikmahnya, menguraikannya dari segi bahasa, nahwu, syaraf, ilmu bayan, ushul fiqh dan ilmu Qiraat untuk mengetahui sebab-sebab turunnya ayat dan nasikh-mansukh. 2. Macam-macam tafsir berdasarkan sumbernya a) Tafsir bil ma’tsur. b) Tafsir bil ra’yi. c) Tafsir bil izdiwaji. 3. Macam-macam tafsir berdasarkan metodenya : a) Sumber penafsiran. b) Cara penjelasannya. c) Keluasan penjelasan tafsir. d) Susunan dan tertib ayat.



B. Saran



13



Agar kita memahami Al Qur’an kita harus memahami tafsiran dari ayat-ayat Al Qur’an yang kita baca.



DAFTAR KEPUSTAKAAN



Ahmad Asy Syirbashi. Sejarah Tafsir Al Qur’an, Pustaka Firdaus, Jakarta. 1990 Prof. Dr. H. Abdul Djalal. Urgensi Tafsir Maudli Pada Masa Kini. Kalam Mulia, Jakarta. 1990 Dr. Ali Hasan Al-Aridl. Sejarah dan Metodologi Tafsir, Rajawali Pers, Jakarta. 1992 Al Qur’anul Karim



14



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..........................................................................................i DAFTAR ISI .......................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 A. Latar Belakang ......................................................................................1 B. Rumusan Masalah.................................................................................1 C. Manfaat Penelitian.................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................2 1. Pengertian Tafsir ...................................................................................2 2. Macam-Macam Tafsir Berdasarkan Sumbernya ..................................3 3. Macam-Macam Tafsir Berdasarkan Metodenya ...................................9 BAB III PENUTUP ..........................................................................................13 A. Kesimpulan ...........................................................................................13 B. Saran......................................................................................................13 DAFTAR KEPUSTAKAAN



15



KATA PENGANTAR ii Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Kemudian shalawat serta salam kepada pucuk pimpinan umat Islam sedunia yaitu nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke jalan yang benar, Amin ya Rabbal alamin. Dalam pembuatan makalah penulis menghadapi halangan dan rintangan, seperti kurangnya pengetahuan penulis dan kurangnya buku sumber. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan dan kurang sempurna, karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, sebab itu penulis mengharapkan pembaca atas saran dan kritikannya yang membangun untuk ke depan. Penulis mengucapkan terima kasih.



Pariaman,



Juli 2009



Penulis



16



MAKALAH ULUMUL QUR’AN Tentang TAFSIR AL QUR’AN



DISUSUN OLEH KELOMPOK XI 1. M SAYUTI 2. YELFI YUSTIANDINI LOKAL VIII C DOSEN PEMBIMBING : SUDIRMAN, S.Ag



SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH 17



SYEKH BURHANUDDIN (STIT-SB) PARIAMAN 2009



18