Makalah Teknik Sinema Edukasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SINEMA EDUKASI Dosen Pengampu: Eklys Cheseda Makaria, M.Pd



Disusun oleh Kelompok 3: Annastya Nur Alisha



1910123220016



Dellania Putri



1910123220024



Muhammad Indra Sadewa



1910123210003



Siti Fatimah



1910123220017



Yuni Siti Maulinda



1910123220002



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING BANJARMASIN 2021



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Sinema Edukasi”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf yang sebesarbesarnya. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dan membantu dalam penulisan makalah ini.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.



Banjarmasin, 01 Maret 2021



2



Kelompok 3



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...........................................................................................2 DAFTAR ISI...........................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4 A. B. C. D. E.



Latar Belakang...........................................................................................4 Rumusan Masalah......................................................................................5 Tujuan Penulisan.......................................................................................5 Manfaat Penulisan ....................................................................................5 Metode Penulisan ......................................................................................5



BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................6 A. B. C. D. E.



Pengertian Teknik Sinema Edukasi.........................................................6 Tujuan Teknik Sinema Edukasi...............................................................9 Kelebihan Teknik Sinema Edukasi........................................................10 Kekurangan Teknik Sinema Edukasi....................................................11 Langkah-langkah atau Pelaksanaan Teknik Sinema Edukasi ...........11



BAB III PENUTUP..............................................................................................13 A. Kesimpulan ..............................................................................................13 B. Saran..........................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................15 LAMPIRAN ........................................................................................................16



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sebagai mahluk sosial yang membutuhkan kehadiran orang lain, dibutuhkan adanya keselarasan diantara manusia itu sendiri, dalam setiap aspek kehidupan individu tidak lepas dari proses berpikir dan merasakan, berpikir positif merupakan keterampilan yang dimiliki individu dalam menerima situasi dan kondisi yang tengah dihadapi secara positif, sehingga individu tersebut memiliki kepuasan dalam hidupnya, meyakini kemampuan yang dimilikinya sehingga harga diri menjadi meningkat, serta berpikir secara optimis dalam meraih harapan kesuksesan akan masa depannya. Berpikir positif siswa yang rendah dapat diatasi dengan layanan bimbingan dan koseling dengan menggunakan teknik video edukasi, video edukasi merupakan media pembelajaran yang dibuat dalam bentuk video yang berisi materi layanan yang dikemas secara menarik, interaktif dan bersifat mendidik yang mengajarkan keterampilan dan dapat mempengaruhi sikap dengan tahapan pelaksanaan pembentukan rappor, pemberian stimulan berbentuk film, refleksi dan diskusi, pengembangan komitmen, uji coba komitmen dan melakukan perbaikan diri atau evaluasi. Salah satu cara untuk memperbaiki berpikir positif diantaranya adalah siswa diadakan suatu kegiatan belajar dengan menggunakan salah satu media yaitu video edukasi. Video edukasi adalah media yang menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai dengan proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi diri dan berpikir positif pada peserta didik dengan cara memberikan video.



4



B. Rumusan Masalah 1. Apa Itu Sinema Edukasi 2. Apa Tujuan Dari Sinema Edukasi 3. Apa Kelebihan Dari Teknik Sinema Edukasi 4. Apa Kekurangan Dari Teknik Sinema Edukasi C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui Pengertian Dari Sinema Edukasi 2. Memahami Tujuan Dari Teknik Sinema Edukasi 3. Mengetahui Kelebihan Dari Teknik Sinema Edukasi 4. Mengetahui Kekurangan Dari Teknik Sinema Edukasi 5. Mengetahui Langkah-langkah Bagaimana Penerapan Teknik Sinema Edukasi D. Manfaat Penulisan 1. Sebagai Bahan Bacaan Untuk Memahami Teknik Sinema Edukasi 2. Sebagai Refrensi Teknik Dalam Pelaksaan Bimbingan Kelompok 3. Untuk Menambah Wawasan Penulis E. Metode Penulisan 1. Mengutip Dari Berbagai Jurnal Nasional 2. Mengutip Dari Berbagai Buku 3. Mengutip Dari Berbagai E-book



5



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Teknik Sinema Edukasi Sinema edukasi adalah sebuah inisiatif pendidikan yang bertujuan mendorong terciptanya penonton yang cerdas dengan cara menempatkan film sebagai media belajar atau media bimbingan dan konseling dalam konteks sekolah maupun keluarga. Sinema edukasi merupakan teknik modern yang digunakan baik secara individu maupun kelompok dengan mengarah pada penggunaan



film



sebagai



dukungan



untuk



proses



pendidikan



dan



pengembangan diri individu. Teknik sinema edukasi digunakan untuk merangsang siswa mengambil hikmah dari isi cerita dan karakter yang diperankan dalam sinema tersebut. 1. Pengertian Film Film adalah alat komunikasi visual yang berupa gambar hidup disertai dengan suara yang dapat digunakan untuk membantu seseorang dalam menyampaikan informasi dan sejarah serta untuk mempelajari tentang ide baru. Film merupakan salah satu jenis media yang keberadaannya sangat digemari oleh masyarakat, karena merupakan media pandang dengar yang menyampaikan pesan dengan alur cerita bisa dibuat semenarik mungkin. Media film adalah alat komunikasi visual yang digunakan sebagai perantara, yaitu antara sumber pesan dan penerima pesan atau informasi yang berupa gambar hidup disertai dengan suara yang digunakan untuk membantu seseorang dalam menceritakan infomasi dan sejarah serta untuk mempelajari tentang ide baru. Film dapat digunakan untuk mengubah persepsi dan cara pandang seseorang mengenai suatu hal yang nyata dan karakter dalam film dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi seseorang dalam menyikapi kehidupan. Isi cerita film dapat membantu mengembangkan kesadaran siswa, menyebarkan informasi, dan melatih siswa.



6



2. Pengertian Sinema Edukasi Video edukasi atau sinema edukasi merupakan media pembelajaran yang dibuat dalam bentuk video yang berisi materi pelajaran yang dikemas secara menarik, interaktif dan bersifat mendidik. Video edukasi menyajikan informasi, mengajarkan



memaparkan



proses,



keterampilan,



menjelaskan



menyingkat



konsep



waktu



dan



yang



rumit,



mempengaruhi



sikap(Ahmad & Maulana, 2018). Cinemaeducation adalah teknik konseling yang dapat dijadikan sebagai pengobatan terhadap siswa baik itu dalam proses pendidikan atau proses konseling itu sendiri dengan menggunakan media film dan video daam melakukan pengobatan. Film dapat menggambarkan budaya dari banyak anak-anak dan orang-orang dewasa yang merasa nyaman mengekspresikan pendapat tentang film. Film lebih luas daripada hidup, karena lebih berwarna, lebih bersemangat dan lebih hidup dari kehidupan nyata. Film dapat menjadi alat yang lebih efektif untuk membantu siswa mendapatkan pemahaman dari perasaan dan pikiran. Adegan dan tema film dapat menjadi cerminan dari pengalaman pribadi penontonnya (Illahi, 2019). Teknik



sinema



edukasi



merupakan



teknik



konseling



dengan



menggunakan film atau sinema sebagai sumber pembelajaran. Selain itu dapat memperoleh gambaran yang konkrit dari sebuah konsep yang abstrak, memunculkan reaksi emosional, serta sebagai sarana untuk pengembangan ide baru yang dihasilkan melalui pemahaman sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan nyata seorang individu. Sinema edukasi dapat menjadi alternatif bantuan untuk memberikan gambaran bahwa individu dapat mengalami dan memahami suatu kondisi atau isu kehidupan dengan melihat pengalaman orang lain (Hidayat, 2019). Keefektifan sinema edukasi melalui pemutaran film bermakna untuk merangsang kesadaran diri. teknik sinema edukasi dalam layanan bimbingan kelompok digunakan untuk merangsang siswa mengambil hikmah dari isi cerita dan karakter yang diperankan dalam sinema tersebut. Melalui



7



tayangan film, siswa akan lebih mudah menangkap pesan-pesan yang disampaikan dalam sinema. 3. Fungsi Film Film memiliki fungsi dalam bidang pendidikan atau dalam proses pembelajaran. Fungsi film atau sinema (dalam Puspita & Fatchurahman, 2018), antara lain: 1. Film



sebagai



kasus.



Analisis



sebuah



kasus



dapat



membantu



mengembangkan analitycal skills peserta didik. Beberapa film membawa peserta didik pada pendekatan prediksi terhadap kkasusu sehingga dapat mencapai proses diskusi dan penguatan dari sebuah konsep dan teori. 2. Film sebagai experiential exercise. Beberapa film memberikan inculusion pada peserta didik dan memberikan pengalaman pada peserta didik. 3. Film sebagai metaphore. Film dapat memberikan atau menciptakan gambar metaphore, memiliki kekuatan visual tentang konsep atau teori abstrak. Gambaran film merupakan metaphore dari ide utama yang ingin ditujukan atau ingin di kembangkan. 4. Film sebagai sindiran. Film dapat memberikan sindirian yang efektif untuk “membakar” konsep yang ada dalam pikiran seseorang. sindiran yang ditampilkan dalam film berfokus pada kesalahan orang dan sosial. Sindiran dapat memberikan gambaran yang akan diingat terus dari suatu hal yang sedang ditekankan untuk dikembangkan dalam diri peserta didik. 5. Film sebagai simbol. Scene dalam film merupakan simbol untuk mengomunikasikan sebuah teori dan konsep. 6. Film sebagai sebuah makna. Gambaran audio dan visual sebuah film dapat menyampaikan pesan serta kesan yang mendalam dan terkadang jauh lebi baik daripada sekedar pengucapan kata. 7. Film sebagai waktu. Film memotret periode awal yang dapat menunjukan aspek-aspek perilaku.



8



B. Tujuan Sinema Edukasi Tujuan sinema edukasi adalah sebagai sarana lipuran, edukasi serta penguatan yang didapatkan dari hasil proses pembelajaran sosial. Selain itu dengan melihat film, menunjukan terjadi aktivitas otak yang menunjukan gambaran emosi dengan memahami alur cerita dalam film. Teknik sinema edukasi menggunakan media film dapat mengubah persepsi dan cara pandang seseorang mengenai suatu hal yang nyata dan karakter film dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi peserta didik/konseli dalam menyikapi kehidupannya maupun permasalahannya. Keefektifan sinema edukasi melalui media film bermakna untuk merangsang kesadaran diri. Jadi, yang dikatakan sinema edukasi hanya cenderung untuk meningkatkan emosi dan mengubah pandangan saya rasa lebih dari itu. Karena sinema edukasi adalah sebuah inisiatif pendidikan yang bertujuan mendorong terciptanya penonton yang cerdas dengan cara menempatkan film sebagai media belajar atau media bimbingan dan konseling dalam konteks sekolah maupun keluarga. Penggunaan media atau alat-alat modern di dalam perkuliahan bukan bermaksud mengganti cara mengajar yang baik, melainkan untuk melengkapi dan membantu para dosen dalam menyampaikan materi atau informasi. Dengan menggunakan media diharapkan terjadi interaksi antara dosen dengan mahasiswa secara maksimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan. Sebenarnya tidak ada ketentuan kapan media digunakan, tetapi sangat disarankan bagi para dosen untuk memilih dan menggunakan media dengan tepat. Secara umum tujuan penggunaan media pembelajaran adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswanya, agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada siswa. Sedangkan secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan: 1. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat siswa untuk belajar.



9



2. Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam bidang teknologi 3. Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh siswa 4. Untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif 5. Untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa (Situmorang, 2009) 6. C. Kelebihan Sinema Edukasi Teknik cinemaeducation memiliki kelebihan yang dapat dijadikannya sebagai



teknik



yang



efektif



dalam



melatih



sebuah



keterampilan.



Menggunakan film dalam kelas atau proses pembelajaran dapat menolong instruktur, atau guru ataupun konselor, keluar dari rutinitas pengajaran yang cukup membosankan dengan metode klasik. Film dapat memunculkan kreativitas siswa dalam menyampaikan ide atau pemikiran atau penjelasan yang mungkin tidak diduga sebelumnya oleh instruktur atau guru ataupun konselor. Film jika diputar beberapa kali akan memberikan pemahaman yang dalam dari sebuah interaksi antar manusia. Film mampu membawa pada reaksi yang berbeda dan membuat proses diskusi serta refleksi semakin hidup dalam kelas. Film juga dapat menjadi role model dan dapat menuntun siswa dalam melaksanakan roleplay untuk menerjemahkan teori atau konsep yang abstrak. Kelebihan sinema edukasi, yaitu: 1. Mudah di cari di internet ataupun maupun media sosial lainnya 2. Mudah dipahami apabila apabila mencari sinema yang sesuai dengan usia 3. Sinema Edukasi juga mudah di buat sesuai dengan keperluan 4. Selalu berkembang mengikuti perkembangan teknologi 5. Mempercepat pemahaman dan banyak sekali mengandung makna yang baik



10



Adapun, Menurut arsyad (dalam puspita & Fatchurahman, 2018) kelebihan film dan video diantaranya, yaitu: 1. Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta didik. Film sebagai pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika berdenyut. 2. Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara berulang-ulang jika di pandang perlu. 3. Disamping mendorong dalam meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. 4. Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik 5. Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung. 6. Film dan video dapat menunjukan kepada kelompok besar atau kelompok kecil 7. Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. D. Kekurangan atau Kelemahan Sinema Edukasi 1. Waktu yang lama untuk mempersiapkan film yang cocok untuk tema yang akan disampaikan. 2. Film harus menggambarkan konstruk psikologis yang dapat dengan jelas diterima dan dapat dipikirkan oleh peserta didik. 3. Reaksi emosional yang berbeda dari setiap peserta didik merupakan kelemahannya. 4. Waktu pemutaran film membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan jam pelajaran seperti biasa. 5. Tidak akan efektif jika salah dalam memahaminya



11



6. Sukar untuk bertanya ketika tidak mengerti, karena tidak semua sinema edukasi bisa memberikan respon ketika ada yang tidak mengerti E. Langkah-Langkah Proses Sinema Edukasi Ada langkah-langkah pelaksanaan video edukasi menurut Handriani, dkk (2015), yaitu: 1. Pembentukan rappor. Tujuan dari pembentukan rappor ini agar membuat siswa atau konseli merasa nyaman mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling yang menyertakan video edukasi. 2. Assesment , bertujuan mengidentifikasi dan merumuskan film yang berhubungan dengan masalah yang dialami. 3. Preperation (persiapan), bertujuan menyatakan tujuan serta memberi pemahaman dan motivasi tentang tema dalam film atau video. 4. Pemberian stimulan berbentuk film. Stimulan untuk video edukasi berbentuk film yang sesuai dengan permasalahan siswa atau aspek psikologis yang dikembangkan, dan usia siswa. 5. Implementation (Pelaksanaan), bertujuan mengembangkan pengetahuan atau pemahaman klien tentang tema atau video 6. Self reflection (refleksi diri), bertujuan merefleksikan diri dari film atau video yang ditontong.Refleksi merupakan proses menelaah secara kritis tokoh-tokoh dan peristiwa yang terjadi di dalam video tersebut. Refleksi dan diskusi sangat penting karena merupakan proses penumbuhan kesadaran akan aspek psikologis yang dikembangkan 7. Pengembangan komitmen. Langkah pengembangan komitmen dipandu dengan pertanyaan yang terkait dengan pemahaman isi video, pertanyaan kritis atau refleksi yang berkaitan dengan penempatan diri pada posisi tokoh, dan bukan pertanyaan dengan jawaban salah dan benar tetapi jawaban yang dapat membuat siswa mengungkapkan jati diri. 8. Uji coba komitmen. Bila kegiatan dilakukan dalam kelompok, setiap siswa perlu diberikan kesempatan untuk mengemukakan jawaban atau pendapat.



12



9. Melakukan perbaikan diri. Perbaikan diri dilakukan berdasarkan hasil refleksi



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sinema edukasi adalah sebuah inisiatif pendidikan yang bertujuan mendorong terciptanya penonton yang cerdas dengan cara menempatkan film sebagai media belajar atau media bimbingan dan konseling dalam konteks sekolah maupun keluarga. Sinema edukasi merupakan teknik modern yang digunakan baik secara individu maupun kelompok dengan mengarah pada penggunaan film sebagai dukungan untuk proses pendidikan dan pengembangan diri individu. Keefektifan sinema edukasi melalui pemutaran film bermakna untuk merangsang kesadaran diri. teknik sinema edukasi dalam layanan bimbingan kelompok digunakan untuk merangsang siswa mengambil hikmah dari isi cerita dan karakter yang diperankan dalam sinema tersebut. Melalui tayangan film, siswa akan lebih mudah menangkap pesan-pesan yang disampaikan dalam sinema. Tujuan sinema edukasi adalah sebagai sarana lipuran, edukasi serta penguatan yang didapatkan dari hasil proses pembelajaran sosial. Selain itu dengan melihat film, menunjukan terjadi aktivitas otak yang menunjukan gambaran emosi dengan memahami alur cerita dalam film. Sebagaimana layaknya teknik-teknik BK yang lain, teknik sinemaedukasi



juga



memiliki



kelebihan



dan



kekurangan



dalam



pelaksanannya. Namun didukung juga oleh langkah-langkah dan sikap professional yang dimiliki oleh seorang konselor dalam memberikan layanan.



13



B. Saran Kami sebagai tim penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, tim penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.



14



Daftar Pustaka Puspita, A., Facturahman, M. 2018. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kedisplinan Belajar Peserta Didik. Suluh: Jurnal Bimbingan dan Konseling. 3 (2): 1-11 Ira



Iryani,



AFB115018,



Merson



U.



Sangalang,



and



Mimi



Suriatie.



PENGEMBANGAN INSTRUMEN TEKNIK SINEMA EDUKASI UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN MULTIKULTURAL SISWA KELAS XI DI SMA ISEN MULANG PALANGKA Raya. Diss. UNIVERSITAS PALANGKA RAYA, 2020. Amelia, Hidayat. EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TEKNIK CINEMEDUCATION DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN LEMBAGA



KESEJAHTERAAN



SOSIAL



ANAK



AL-ANNUR



JL.



CENDANA KOTA PALOPO. Diss. Institut agama islam Negeri (IAIAN Palopo), 2019. ILLAHI, MAGFIRAH. EFEKTIVITAS TEKNIK CINEMEDUCATION DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA AL-QUR’AN PADA ANAK DI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPA) AL-MUCHSININ DESA MULYOREJO KECAMATAN SUKAMAJU SELATAN KABUPATEN LUWU UTARA. Diss. Institut Agama Islam Negeri Palopo, 2019. Ahmad, Hariadi, and Lalu Andry Adifa Maulana. "PENGARUH TEKNIK VIDEO EDUKASI TERHADAP BERPIKIR POSITIF SISWA SMPN 16 MATARAM." Realita: Jurnal Bimbingan dan Konseling 4.7 (2019).



15



Nama



Tugas



Mencari bahan, dan mengetik



Annastya Nur Alisha



makalah Mencari bahan, dan mengetik



Dellania Putri



makalah Mencari bahan, dan mengetik



Muhammad Indra Sadewa



makalah



Siti Fatimah



Mencari bahan, dan membuat PPT



Mencari bahan, dan mengetik



Yuni Siti Maulinda



makalah Lampiran



16