Makalah Tentang Data Vektor Dan Raster [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



MAKALAH TENTANG DATA VEKTOR DAN RASTER MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI GEOGRAFI



Oleh :



EFITANUS ANGGA WINDRA NIM : G1011161224



FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan saya kesehatan sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Data vektor dan data raster” dengan lancar. Dalam membuat makalah ini, saya mendapat bantuan dari berbagai pihak atau sumber, maka pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang terkait serta sumber-sumber yang menjadi landasan bagi saya dalam pembuatan makalah ini. Dalam proses maupun hasil dari pembuatan makalah ini pastinya tidaklah sempurna. Oleh karena itu saya mohon maaf apabila terdapat selintas kata maupun kalimat yang kurang berkenan di hati. Karena saya pun hingga saat ini masih dalam proses belajar, belajar menuju keberhasilan. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi saya pada khususnya, saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu saya menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Atas pengertiannya saya sampaikan terima kasih.



Pontianak, Maret 2020



Penyusun



ii



iii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii BAB I .......................................................................................................................... iv PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................................. 1 B. Tujuan dan Manfaat .......................................................................................... 1 BAB II.......................................................................................................................... 2 PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2 2.1 Pengertian SIG ................................................................................................... 2 2.2 Komponen SIG................................................................................................... 2 2.3 Jenis dan Sumber Data Dalam SIG .................................................................... 3 2.4 Sistem Pengolahan Data Dalam SIG .................................................................. 4 2.5 Presentasi Data Dalam SIG ................................................................................ 5 2.5.1 Data Vektor ................................................................................................. 5 2.5.2 Data Raster ................................................................................................. 6 2.6 Pengolahan data Citra/ Raster dalam SIG ........................................................ 10 2.6.1 Vektorisasi data citra ................................................................................. 10 2.6.2 Nilai resolusi pada data Raster ................................................................. 10 2.6.3 Konversi dari sistem lain ........................................................................... 11 2.6.4 Digitasi ...................................................................................................... 11 2.6.5 Georeferencing .......................................................................................... 11 2.6.6 Importing dan exporting ........................................................................... 11 2.7 Aplikasi SIG ..................................................................................................... 12 2.8 Kelebihan dan kekurangan data vektor dan data raster .................................... 12 BAB III ...................................................................................................................... 14 PENUTUP ................................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15



iv



DAFTAR GAMBAR Gambar 1 …………………………………………………………………….………3 Gambar 2 ..……………….…………………………………………………………..4 Gambar 3 …………………………………………...………………………………..5 Gambar 4 ..……………………………………………………………………….…. 7



1



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemetaan serta analisis tentang keruangan yang berbasis komputerisasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan di berbagai bidang, Salahsatunya adalah dalam pengelolaan sumberdaya alam. Tekhnologi yang berbasis sistem informasi geografis (SIG) ini telah menjadi alat bantu atau sarana yang digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan dalam pengelolaan sumber daya alam. Sistem informasi geografi (SIG) merupakan suatu sistem yang digunakan untuk memanipulasi, mengolah, menyimpan data informasi geografis. Dengan menggunakan SIG ini kekomplekan bentuk permukaan bumi akan diintrerpretasikan kedalam bentuk gambar yang sangat sederhana dan mudah untuk digunakan. dalam pengolahannya, SIG memerlukan data asupan (data input) yang berupa data geografis. Data geografis terbagi kedalam dua katagori, yakni data spasial dan data atribut. Data spasial mempresentasikan posisi atau letak geografis suatu objek di permukaan bumi, sedangkan data atribut adalah data yang mendeskripsikan atau penjelasan dari suatu objek. Data atribut dapat berupa informasi numerik, foto, narasi, dan lain sebagainya. Data spasial merupakan data yang dihasilkan diatarnya oleh sistem pengindraan jauh, terbagi kedalam dua format data; data berformat Vektor dan data berformat Raster. Dalam makalah ini akan banyak disinggung mengenai karakteristik dan tipe dari data Raster serta perbedaanya dengan data Vektor. B. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Geografi (SIG). Serta manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang data vektor serta data raster baik berupa bentukbentuk dari kedua data terebut, kelebihan serta kekurangannya, serta bagaimana cara mengaplikasikannya.



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian SIG Sistem Informasi Geografis (SIG) atau dalam bahasa Inggris Geographic Information System (GIS) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). Dalam istilah lain SIG bisa disebut sebagai suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis ”. SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya. 2.2 Komponen SIG Kompoenen utama dari GIS adalah adanya Komputer (Softwre dan Hardware), Data Geospatial (data Atribut), aplikasi, dan pengguna. Keempat komponen ini sangat menyatu satu sama lainnya. Komputer yang terdiri dari komponen Software dan hardware berfungsi sebagai alat dalam pemasukan, pengolahan, penyimpanan, dan analisis data. Data Geospatial adalah data input yang akan diproses dalam komponen komputer. Data Geospatial terdiri dari berbagai bentuk data baik berupa Peta, foto udara, citra setelit, data statistik, dll. Komponen kunci terakhir adalah pengguna atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan melakukan pengolahan, penganalisisan, pembuat standar, update data yang efisien, sehingga akan dihasilkan data output yang dibutuhkan..



3



Gambar 1 : Komponen SIG 2.3 Jenis dan Sumber Data Dalam SIG Pada dasarnya data yang dibutuhkan dalam GIS tersusun atas dua komponen penting, yaitu data Spasial dan data Atribut. Data spasial mempresentasikan posisi atau lokasi geografis dari suatu objek di permukaan bumi, Contoh yang umum adalah informasi lintang dan bujur, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. Contoh lain dari informasi spasial yang bisa digunakan untuk mengidentifikasikan lokasi misalnya adalah Kode. Sedangkan Atribut adalah penjelasan atau desktipsi dari suatu objek. Data atribut dapat berupa data numerik, foto, narasi, dan lain sebagainya yang diperoleh dari data statistik, pengukuran lapangan, sensus, dan dengan cara lainnya. contohnya jenis vegetasi, populasi, pendapatan per tahun, dan lain sebagainya. Sumber data yang digunakan dalam SIG terbagi kedalam beberapa bagian sesuai dengan wahana yang digunakan untuk mendapatkan data/ inforamsi geografis bentuk permukaan bumi. diantaranya data yang dihasilkan dari proses pengindraan jaun atau sering disebut dengan data Cita; Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya. Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah menjadi format vektor melalui proses dijitasi sehingga dapat menunjukan koordinat sebenarnya di permukaan bumi. Sirvey GPS, Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan



4



pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor.



Gambar 2. Sumber data SIG 2.4 Sistem Pengolahan Data Dalam SIG Sistem pengolahan data dalam GIS dibagi ke dalam 4 subsistem utama, yang terdiri dari beberapa sub sistem diantaranya: 1. Sub sistem masukan (data input), adalah data baik yang berupa peralatan pemetaan terestris, fotogrametri, digitasi, scanner, dsb yang akan dilakukan pengolahan oleh pennguna sehingga menghasilkan data baru (Output). Pada umumnya output dari perangkat tersebut berupa peta, citra dan tayangan gambar lainnya.data tayangan lainnya yang dapat digunakan. 2. Sub-sistem Database, Digitasi peta dasar pada berbagai wilayah/daerah cakupan dengan berbagai skala telah dan terus dilakukan dalam rangka membangun sistem database spasial yang mudah diperbaharui dan digunakan dengan data literal sebagai komponen utamanya. 3. Sub-sistem Pengolahan Data, Pengolahan data baik yang berupa vektor maupun raster dapat dilakukan dengan berbagai software seperti AUTOCAD, ARC/INFO, ERDAS, MAPINFO, ILWIS. Untuk metode vektor biasanya disebut digitasi sedangkan raster dikenal dengan metode overlay. Salah satu karakteristik software GIS adalah adanya sistem Layer (pelapisan) dalam menggabungkan beberapa unsur informasi (penduduk, tempat tinggal, jalan, persil tanah, dll). Seperti: Layer, Coverage (ArcInfo produk ESRI), Theme (ArcView produk ESRI), Layer (AutoCAD Map produk Autodesk), Table (MapInfo produk MapInfo Corp.), dan lain-lainya.



5



4. Sub-sistem Penyajian Informasi, Dilakukan dengan berbagai media agar mudah dimanfaatkan oleh pengguna. 2.5 Presentasi Data Dalam SIG Dalam SIG data yang yang diperoleh (data Input) selanjutnya akan diolah dengan sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan data baru yang mudah dipahami oleh pengguna. dalam pengolahahnya itu data input yang berupa data sepasial akan dipresentasikan dalam dua bentuk/ format, yakni dalam bentuk Vektor dan dalam bentuk Raster. 2.5.1 Data Vektor Dalam data format vektor, bumi kita direpresentasikan sebagai suatu mosaik dari garis (arc/line), polygon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik/point (node yang mempunyai label), dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis). Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalammerepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basisdata batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.



Gambar 3. Bentuk data vektor Data data input yang berupad data spasial agar dapat dipergunakan dalam SIG harus dikonversi kedalam format digital. Format digital terbagi ke dalam dua data, yaitu data vektor dan data raster. Kedua data ini mampu menyimpan informasi dan data atribut lokasidi di permukaan bumi. Perbedaan mendasar dari kedua bentuk data itu terletak pada cara penyimpanan serta representasi sebuah objek geografis. Pada model vektor, posisi suatu objek didepinisikan dalam bentuk kordinat x dan y yang saling berhubungan. Selain lokasi arti dari suatu fitur diberikan dalam bentuk kode atau dalam bentukidentifiaksi.



6



Dengan menggunakan data bermodel vektor informasi dan objek bentuk di permukaan bumi dipresentasikan dalam bentuk titik, garis, atau poligon. Masingmasing memiliki informasi objek dipermukaan bumi. - Titik, digunakan untuk mempresentasikan bentuk permukaan bumi yang tidak memiliki dimensi panjang dan ata luas. Fitur spasial dipresentasikan dalam bentuk satu pasangan kordinat x,y. Sebagai contoh titik stasiun curah hujan, titik ketinggian, observasi lapanga, dan lain-lain. - Garis, memresentasikan mengenai okjek yang memiliki deimensi panjang namun tidak memiliki dimensi area. Seperti bentuk jalan, sungai, garis kintur. - Poligon, mempresentasikan bentuk bumi yang memiliki dimensi ruang. Seperti zona penggunaan lahan. 2.5.2 Data Raster Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah, dsb. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya. Dalam bentuk yang sederhana, struktur data raster terdiri atas sel-sel bujur sangkar atau kotak segi empat yang biasa disebut pixel (picture element). Lokasi tiap pixel ditentukan dari nomor baris dan kolom. Setiap pixel memiliki nilai (value) sebagai indikasi nilai atribut yang diwakilinya. Contoh peta digital yang disusun dalam struktur data raster: peta/foto hasil scanning, citra satelit.



7



Gambar 4 Interpretasi data raster a. Karakteristik Data Raster Data raster mempunyai resolusi beragam dan ukuran sel dalam suatu grid adalah tetap, sehingga jika kita lakukan zoom pada data raster maka akan terlihat bentuk dari jajaran sel tersebut. Dalam model data raster setiap lokasi direpresentasikan sebagai suatu posisi sel. Sel ini diorganisasikan dalam bentuk kolom dan baris sel-sel dan biasa disebut sebagai grid. Dengan kata lain, model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Setiap piksel atau sel ini memiliki atribut tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik.



Gambar 5 Model data raster Setiap baris matrik berisikan sejumlah sel yang memiliki nilai tertentu yang merepresentasikan suatu fenomena geografik. Nilai yang dikandung oleh suatu sel adalah angka yang menunjukan data nominal. Akurasi model data ini sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya di permukaan bumi. Pada model data raster, matriks atau array diurutkan menurut koordinat kolom (x) dan barisnya (y). Pada sistem koordinat piksel monitor komputer, titik asal sistem koordinat raster



8



terletak di sudut kiri atas. Nilai absis (x) akan meningkat ke arah kanan, dan nilai Gambar 10 : data vektor dan data raster ordinat (y) akan membesar ke arah bawah – seperti terlihat pada gambar di atas. Walaupun demikian. sistem koordinat ini sering pula ditransformasikan sehingga titik asal sistem knordinat rerletak di sudut kiri bawah, makin ke kanan nilai absisnya (x) akan meningkat. dan nilai ordinatnya (y) makin meningkat jika bergerak ke arah atas. Entiry spasial raster disimpan di dalam layer yang secara fungsionalitas direlasikan dengan unsur-unsur petanya. Contoh sumber-sumber entity spasial raster adalah citra satelit, misalnya NOAA. Spot, Landsad Ikonos, dll. Kemudian citra radar, dan model ketinggian dijital seperti DTM atau DEM dalam model data raster. Model raster memberikan informasi spasial apa yang terjadi dimana saja dalam bentuk gambaran yang digeneralisasi. Dengan model ini, dunia nyata disajikan sebagai elemen matriks atau sel grid yang homogen. Dengan model data raster, data geografi ditandai oleb nilai-nilai elemen matriks persegi panjang dari suatu objek. Dengan demikian, secara konseptual, model data raster merupakan model data spasial yang paling sederhana. Data raster dapat dikonversi ke sistem koordinat georeferensi dengan cara meregistrasi sistem grid raster ke sistem koordinat georeferensi yang diinginkan. Dengan demikian setiap sel pada grid memiliki posisi georeferensi. Dengan adanya sistem georeferensi, sejumlah set data raster dapat ditata sedemikian sehingga memungkinkan dilakukan analisis spasial. Resolusi suatu data raster akan merujuk pada ukunan permukaan bumi yang direpresentasikan oleh setiap piksel. Makin kecil ukuran atau luas permukaan bumi yang dapat direpresentasikan oleh setiap pikselnya, makin tinggi resolusi spasialnya. Piksel-piksel di dalam zone atau area yang sejenis memiliki nilai (isi piksel atau ID number) yang sama. Pada umumnya, lokasi di dalam model data raster, diidentifikasi dengan menggunakan pasangan koordinat kolom dan baris (x,y). Nilai yang merepresentasikan suatu piksel dapat dihasilkan dengan cara sampling yang berlainan: v Nilai suatu piksel merupakan nilai rata-rata sampling untuk wilayah yang direpresentasikannya. •



Nilai suatu piksel adatah nilai sampling yang berposisi di pusat (atau di tengah) piksel yang bersangkutan.







Nilai suatu piksel adalah nilai sample yang tertetak di sudut-sudut grid.



9



b. Struktur Data Raster Dalam bentuk yang sederhana, struktur data raster terdiri atas sel-sel bujur sangkar atau kotak segi empat yang biasa disebut pixel (picture element). Lokasi tiap pixel ditentukan dari nomor baris dan kolom. Setiap pixel memiliki nilai (value) sebagai indikasi nilai atribut yang diwakilinya. Contoh peta digital yang disusun dalam struktur data raster: peta/foto hasil scanning, citra satelit. c. Istilah-Istilah dalam data Raster 1) Pixel Pixel (picture element) adalah sebuah titik yang merupakan elemen paling kecil pada citra satelit. Angka numerik (1byte) dari pixel disebut digital number (DN). DN bisa ditampilkan dalam warna kelabu, berkisar antara putih dan hitam (gray scale), tergantung level energi yang terdeteksi. Pixel yang disusun dalam order yang benar akan membentuk sebuah citra. Kebanyakan citra satelit yang belum diproses disimpan dalam bentuk gray scale, yang merupakan skala warna dari hitam ke putih dengan derajat keabuan yang bervariasi. Untuk PJ, skala yang dipakai adalah 256 shade gray scale, dimana nilai 0 menggambarkan hitam, nilai 255 putih. Dua gambar di bawah ini menunjukkan derajat keabuan dan hubungan antara DN dan derajat keabuan yang menyusun sebuah citra. Untuk citra multispectral, masing masing pixel mempunyai beberapa DN, sesuai dengan jumlah band yang dimiliki. Sebagai contoh, untuk Landsat 7, masing-masing pixel mempunyai 7 DN dari 7 band yang dimiliki. Citra bisa ditampilkan untuk masing-masing band dalam bentuk hitam dan putih maupun kombinasi 3 band sekaligus, yang disebut color composites. Gambar di bawah ini menunjukkan composite dari beberapa band dari potongan Landat 7 dan pixel yang menyusunnya. 2) Contrast Contrast adalah perbedaan antara brightness relatif antara sebuah benda dengan sekelilingnya pada citra. Sebuah bentuk tertentu mudah terdeteksi apabila pada sebuah citra contrast antara bentuk tersebut dengan backgroundnya tinggi. Teknik pengolahan citra bisa dipakai untuk mempertajam contrast. Citra, sebagai dataset, bisa dimanipulasi menggunakan algorithm (persamaan matematis). Manipulasi bisa merupakan pengkoreksian error, pemetaan kembali data terhadap suatu referensi



10



geografi tertentu, ataupun mengekstrak informasi yang tidak langsung terlihat dari data. Data dari dua citra atau lebih pada lokasi yang sama bisa dikombinasikan secara matematis untuk membuat composite dari beberapa dataset. Produk data ini, disebut derived products, bisa dihasilkan dengan beberapa penghitungan matematis atas data numerik mentah (DN). 3) Resolusi Resolusi dari sebuah citra adalah karakteristik yang menunjukkan level kedetailan yang dimiliki oleh sebuah citra. Resolusi didefinisikan sebagai area dari permukaan bumi yang diwakili oleh sebuah pixel sebagai elemen terkecil dari sebuah citra. Pada citra satelit pemantau cuaca yang mempunyai resolusi 1 km, masing-masing pixel mewakili rata-rata nilai brightness dari sebuah area berukuran 1x1 km. Bentuk yang lebih kecil dari 1 km susah dikenali melalui image dengan resolusi 1 km. Landsat 7 menghasilkan citra dengan resolusi 30 meter, sehingga jauh lebih banyak detail yang bisa dilihat dibandingkan pada citra satelit dengan resolusi 1 km. Resolusi adalah hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam rangka pemilihan citra yang akan digunakan terutama dalam hal aplikasi, waktu, biaya, ketersediaan citra dan fasilitas komputasi. 2.6 Pengolahan data Citra/ Raster dalam SIG 2.6.1 Vektorisasi data citra Vektorisasi adalah proses konversi data raster menjadi data vektor yang lebih umum disebut dengan istilah digitalisasi adapun aktifitasnya disebut digitasi. Wujud digitalisasi ini diklasifikasikan secara spesifik dalam tema-tema tertentu yang direpresentasikan oleh bentuk garis, poligon dan titik. Pada akhirnya proses vektorisasi ini menghasilkan suatu wujud peta topografi yang menggambarkan keadaan permukaan bumi atau bentang alam. Sifat data yang geometris menunjukkan ukuran dimensi yang sesungguhnya. 2.6.2 Nilai resolusi pada data Raster Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pada data raster satuan terkecil dari informasi permukaan bumi disajikan dalam bentuk piksel. Masing masing bentuk permukaan bumi akan berbeda yang akan mementukan nilai nilai resolusi spasial. nilai resulosi spasial dalam sebuah data raster sangat diperlukan karena akan menentukan tingkat kedetailan objek yang akan diamati. Jiak resolusi



11



spasial sebuah data adalah 30 m. Makan objek terkecil yang dapat diamati tidak mungkin berukuran lebih kecil dari 30 x 30 m. Semakin tinggi nilai resolusi pikselnya sebuah data maka akan semakin detail informasi objek yang akan diperoleh. 2.6.3 Konversi dari sistem lain Teknik pemasukan data ke dalam SIG dengan menggunakan lajur elektronik (spreadsheet) merupakan cara konversi yang umum digunakan. Hal ini terutama apabila kita ingin memaduserasikan antara data spasial dan data tabular. Persyaratan yang dibutuhkan adalah adanya suatu identitas unik yang dimiliki bersama oleh data tabular dan data spasial, sehingga dapat dilakukan interaksi antarkedua jenis data. 2.6.4 Digitasi Digitasi merupakan proses konversi dari peta analog menjadi peta digital dengan mempergunakan meja digitasi. Cara kerjanya adalah dengan mengkonversi fitur-fitur spasial yang ada pada peta menjadi kumpulan koordinat x,y. Untuk menghasilkan data yang akurat, dibutuhkan sumber peta analog dengan kualitas tinggi. Dan untuk proses digitasi, diperlukan ketelitian dan konsentrasi tinggi dari operator. Dalam mempelajari digitasi, kita menggunakan perangkat lunak PC ARC/INFO. Prosedur dan tata cara pengerjaannya akan diberikan secara detail dengan maksud untuk memberikan garis besar dari konsep GIS dan melatih cara mendigitasi peta dengan menggunakan PC ARC/INFO. 2.6.5 Georeferencing Georeferencing Adalah proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan system koordinat ke dalam system koordinat dan proyeksi tertentu. 2.6.6 Importing dan exporting Data yang diperoleh dari sumber data lain kadang tidak bisa digunakand alam proses lebih lanjut. Hal ini disebabkan karena masing-masing perangkat lunak (software) memiliki setruktur data yang berlainan baik dari segi konsep maupun teknik dan penyimpanan data. Selain itu banyak data uang harus diubah dari bentuk data yang satu kedalam bentuk data yang lainya seperti dari data vektor menajdi data spasial.



12



2.7 Aplikasi SIG Kebutuhan akan informasi geospasial tidak hanya berupa peta saja melainkan juga dalam bentuk SIG. Dengan SIG, integrasi peta dengan database memungkinkan suatu peta dapat ditampilkan secara dinamis, interaktif, informatif dan komunikatif. Tidak seperti peta kertas yang menampilkan gambar statis dan informasi yang terbatas, penampilan peta dengan SIG lebih bersifat fleksibel dimana pengguna dapat melakukan interaksi dengan peta secara langsung untuk mendapatkan informasi sesuai kebutuhan. Sebagai penyedia informasi, SIG sering digunakan untuk pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan. Dengan menggunakan SIG maka akan lebih mudah bagi para pengambil keputusan untuk menganalisa data yang ada. Sekarang ini, sebagian besar kegiatan pembangunan tidak lepas dari penggunaan Sistem Informasi Geospasial. Berikut ini adalah beberapa contoh aplikasi SIG6 : 1. SIG berbasis jaringan jalan: pencarian lokasi (alamat), manajemen jalur lalu lintas, analisis lokasi (misal pemilihan lokasi halte bus, terminal, dll), evakuasi (bencana). 2. SIG berbasis sumberdaya (zona): pengelolaan sungai, tempat rekreasi, genangan banjir, tanah pertanian, hutan, margasatwa, dsb., pencarian lokasi buangan limbah, analisis migrasi satwa, analisis dampak lingkungan. 3. SIG berbasis persil tanah: pembagian wilayah, pendaftaran tanah, pajak (tanah, bangunan), alokasi tanah/pencarian tanah, manajeman kualitas air, analisis dampak lingkungan. 4. SIG berbasis manajemen fasilitas: lokasi pipa bawah tanah, keseimbangan beban listrik, perencanaan pemeliharaan fasilitas, deteksi penggunaan energi.



2.8 Kelebihan dan kekurangan data vektor dan data raster a. Kelebihan dan kekurangan data vektor Kelebihan dari data vektor antara lain: 1.Struktur datanya lebih rumit 2. Efisiensi untuk analisis



13



3. Sebagai sarana representasi yang baik 4. Transformasi proyeksi lebih efisien 5. Ketelitian, akurat dan lebih presisi 6. Relasi atribut langsung dengan DBMS (database) Sedangkan untuk kekurangan data vektor sebagai berikut: 1. Sulit dalam melakukan proses overlay 2. Tidak bisa menampilkan data image/foto udara 3. Struktur data yang terlalu banyak tidak efektif dalam menampilkan banyak spasial 4. Memerlukan algoritma dan proses yang sangat kompleks 5. Kualitas (output) sangat bergantung dengan printer dan kartografi 6. Sulit dilakukan simulasi. b. Kelebihan dan kekurangan data raster Kelebihan dari data raster antara lain: 1. Struktur data yang sederhana. 2. Mudah dimanipulasi dengan fungsi matematis sederhana. 3. Teknologi yang digunakan cukup murah. 4. Overlay data raster dengan data inderaja mudah dilakukan. Sedangkan untuk kekurangan data raster sebagai berikut: 1. Memerlukan ruang penyimpanan yang besar. 2. Transformasi koordinat dan proyeksi sulit dilakukan. 3. Lebih sulit untuk merepresentasikan hubungan topologikal.



14



BAB III PENUTUP a. KESIMPULAN Sistem Informas Geografis (SIG) merupakan sarana atau alat yang digunakan untuk mempermudah dalam penganalisisan informasi kebumian. Dengan menggunakan sistem ini, informasi geografis bentuk permukaan bumi yang pada awalnya berbentuk data yang sangat komplek akan diolah menjadi data yang sangat sederhan namun mampuh menginterpretasikan seluruh informasi yang dibutuhkan. Data raster adalah data yang berupa pixel dan tersusun dalam baris dan kolom, menyimpan informasi spasial dalam sebuah grid atau matrik, merupakan bentuk atau format dari data spasial yang merupakan salah satu data input yang dibutuhkan dalam sistem informasi geografis (SIG) disamping data atribut. b. SARAN Masih banyak kekurangan yang terdapat didalam makalah ini oleh karena itu sekiranya bagi penulis selanjutnya lebih melengkapi apa yang menjadi kekurangan didalam makalah yang telah saya buat ini .



15



DAFTAR PUSTAKA - worldagroforestrycentre.org.sea - IlmuKomputer.com - Gedbinlink.wordpress.com - Wikipedia.com - Hartanto.wordpress.com http://geograph88.blogspot.co.id/2014/12/data-raster-dan-data-vektor.html http://sing-dadi-blog.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-data-vektor-serta-kelebihan. http://nilaamallia.blogspot.co.id/2011/01/data-vektor-dan-data-raster.html