Makalah Timbang Terima [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TIMBANG TERIMA



Disusun Untuk Melengkapi Tugas Keperawatan Manajemen



Oleh : KELOMPOK 7 Ema Rizky D.



(1611020185)



Jorinda Salsabila



(1611020195)



Luthfia Oryz Saputri



(1611020200)



Dewi Sofiantika



(1611020201)



Anan Bagaskara



(1611020205)



Ade Ayu Bunga N.



(1611020208)



Tedi Asep Sutrisno



(1611020210)



Nenden Nadila



(1611020216)



Amir Nur Rokhman



(1611020217)



KELAS D PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2020



I



KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan “ Makalah Timbang Terima”. Tepat pada waktunya, salawat beserta salam semoga teteap di limpahkan pada kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini. Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kelompok baik bantuan moral dan material dalam penyusunan makalah ini, di dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kami sangat menharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan-rekan semuanya demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan khususya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.



Wassalamualaikum Wr. Wb.



Purwokerto, 14 Mei 2020



Kelompok 7



II



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alat komunikasi antarperawat dan tim medis lainnya melalui handover (serah terima) yang dilakukan perawat secara rutin berisi informasi tentang kondisi pasien, perencanaan keperawatan, pengobatan dan lainnya sehingga harus dicatat dengan benar dalam penelitian (D.F.A, Suryani, & Maria, 2014). Timbang terima adalah salah satu kegiatan yang aman bagi perawat dengan menyampaikan informasi penting, sampai saat ini masih ada kesalahan pelaksanaan timbang terima yang mengakibatkan penurunan kesehatan pada pasien seperti prosedur yang dijalankan tidak sesuai standar serta kurangnya komunikasi pada saat timbang terima dikutip dari penelitian (Manopo, 2013). Kelengkapan dokumentasi keperawatan sangat dibutuhkan untuk menunjang kesehatan pasien terhadap tindakan yang dilakukan oleh perawat, berdasarkan penelitian tentang gambaran faktor kinerja perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan menunjukkan bahwa kualitas dokumentasi dipengaruhi oleh : pengetahuan, persepsi, motivasi, beban kerja, kondisi kerja, pedoman dokumentasi, format dokumentasi, supervisi, reward dan punishment dikutip dari penelitian (Putra, 2016). Dilaporkan oleh World Health Organizatin (2007) terdapat 11% dari 25.00030.000 kasus pada tahun 1995-2006 terdapat kesalahan akibat komunikasi pada saat serah terima pasien. 889 kejadian malpraktek ditemukan 32% diakibatkan kesalahan komunikasi dalam timbang terima pasien sehingga menimbulkan kesalahan dalam pemberian obat yang berpengaruh pada kesehatan pasien (Kesrianti, 2012). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbang terima yaitu faktor penghambat diantaranya: hambatan komunikasi, ketersediaan sumber daya, faktor lingkungan, efektifitas waktu, pendidikan. (Agustin, Wijaya , & Habibi, 2014). B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan timbang terima? 2. Apa tujuan dari timbang terima? 3. Apa saja tipe timbang terima? 4. Bagaimana persiapan timbang terima? 5. Bagaimana penatalaksanaan timbang terima? 3



C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mendeskripsikan timbang terima oleh perawat di rumah sakit 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengertian timbang terima b. Mengetahui tujuan dari timbang terima c. Mengetahui tipe timbang terima d. Mengetahui persiapan timbang terima e. Mengetahui penatalaksanaan timbang terima D. Manfaat 1. Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan mahasiswa terkait mata kuliah manajemen keperawatan tentang timbang terima (meliputi pengertian, tujuan, dan tipe timbang terima). 2. Menambah informasi terutama dalam ilmu manajemen keperawatan yang terkait timbang



terima,



sehingga



penatalaksanaan ini dengan baik.



dapat



mengetahui



prosedur



persiapan



dan



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Timbang terima atau timbang terima memiliki istilah lain, beberapa istilah diantaranya handoffs, shiff report, signout, signover dan cross coverage. Clair dan Trussel (Kerr, 2001) menyusun pengertian dari timbang terima adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh pearawat pada pergantian shiftjaga. Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya. Timbang terima/ timbang terima merupakan teknik atau cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan. antarashift satu dan shift yang lainnya (shift yang bertugas kepada shift berikutnya). (Asmuji. 2012) Agustin, Wijaya , & Habibi, (2014) timbang terima adalah proses transfer atau perpindahan informasi penting untuk asuhan keperawatan pasien secara holistic dan aman yang bertujuan agar pelayanan yang diberikan oleh setiap perawat saling berkesinambungan. Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Operan pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan 5



serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Operan dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan (Nursalam, 2012). Mc Fetridge et al. (2007) menyatakan bahwa pentingnya informasi yang diberikan dan diterima saat timbang terima, dianggap memiliki peran yang sangat penting dalam mempengaruhi kualitas dan kuantitas perawatan sehingga keefektifan dan keakuratan informasi positif akan mempengaruhi perawatan yang akan diberikan.Dalam timbang terima diterangkan tentang asuhan keperawatan yang telah diberikan oleh perawat yang telah selesai tugas. Timbang terimaini harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan klien saat itu (Adysetia,2012). Hopkinson (2002) dalam studi terbarunya menuliskan bahwa perawat mengidentifikasi dua fungsi penting dari kegiatan timbang terima .fungsi pertama dari kegiatan timbang terima adalah sebagai forum untuk mendiskusikan pendapat serta mengekspresikan perasaan dan yang kedua adalah sebagai sumber informasi yang menjadi dasar dalam mengambil keputusan dan tindakan keperawatan. Saat timbang terima pasien hal yang sangat diperlukan adalah komunikasi. Komunikasi terbuka harus diterapkan baik oleh perawat pelaksana, karena perawat berperan dalam meningkatkan komunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi mempunyai arti penting dalam keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan (Depkes, 2006). Timbang terima/Timbang terima pasien adalah salah satu bentuk komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Timbang terima pasien dirancang sebagai salah satu metode untuk memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas pelayanan (Rushton, 2010). Alvarado, et al (2006) menginformasikan bahwa komunikasi berbagai informasi yang diberikan oleh perawat dalam pertukaran shift, yang lebih dikenal dengan timbang terima/timbang terimasangat membantu dalam perawatan pasien. Timbang terima yang dilaksanakan dengan baik dapat membantu mengidentifikasi kesalahan serta memfasilitasi kesinambungan perawatan pasien.



Mekanisme timbang terima yang baik, yang ditunjukkan dengan adanya standar proses maupun standar isi komunikasi yang diinformasikan akan memberikan manfaat bagi keselamatan pasien. Perawat lebih fokus dan terarah dalam melakukan timbang terima, sehingga kesinambungan informasi dan keberlanjutan pelayanan dapat dicapai untuk meningkatkan pelayanan keperawatan. Currie & Watterson (2008) menyatakan bahwa informasi yang disampaikan perawat pada timbang terima dapat diperoleh dari dokumentasi keperawatan, berupa nursing care plan serta kardeks pasien, juga dapat diperoleh dari pesan tertulis yang singkat dalam bentuk memo terkait medical treatment. Tahap berikutnya melakukan pertukaran informasi, fokus pada tahap ini adalah pertukaran informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara perawat shift sebelumnya kepada perawat shift selanjutnya. B. Tujuan Timbang Terima Menurut Australian Health Care and Hospitals Association/ AHHA (2009) tujuan timbang terima adalah untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan meningkatkan timbang terima klinis dalam berbagai pengaturan kesehatan. Menurut Nursalam (2012) tujuan dilaksanakan timbang terima adalah : a. Tujuan Umum Mengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting. b. Tujuan Khusus a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus). b. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada pasien. c. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh perawat dinas berikutnya d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya. Tujuan timbang terima bagi perawat : 1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat. 2. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat. 3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan. 4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna. 7



Tujuan timbang terima bagi pasien : Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap.(Nursalam, 2012).



C. Tipe Timbang Terima a. On call responsibility yang merupakan timbang terima dalam bentuk pertanggung jawaban atas informasi melalui telepon/informasi lisan. b. Critical report yaitu bentuk pencatatan atas informasi hasil pemeriksaan penunjang, seperti catatan laboratorium. c. Hospital to community handover yaitu bentuk timbang terima dari fasilitas pelayanan



rumah



sakit



ke



rumah/fasilitas



pelayanan



kesehatan



di



masyarakat.Perpindahan paien pada tingkat perawatan, merupakan suatu bentuk timbang terima yang ditujukan pada perpindahan pasien dari perawatan kritikal ke perawatan medical. d. Nursing shift merupakan bentuk timbang terima yang berhubungan dengan pergantian shift dalam pelayanan keperawatan seperti pergantian dari dinas pagi ke dinas sore. D. Langkah-langkah dalam Timbang Terima Menurut Nursalam (2002) Langkah-langkah dalam Timbang Terima yaitu: 1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap. 2. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan. 3. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift selanjutnya meliputi: a) Kondisi atau keadaan pasien secara umum b) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima timbang terima c) Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan 4. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buri. 5. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat keadaan pasien.  Persiapan Timbang Terima (1) Operan (Handover) dilaksanakan setiap pergantian shif/operan.



(2) Prinsip operan, terutama pada semua pasien baru masuk dan pasien yang dilakukan operan khususnya pasien yang memiliki permasalahan yang belum/dapat teratasi serta yang membutuhkan observasi lebih lanjut. (3) PP menyampaikan operan pada PP berikutnya mengenai hal yang perlu disampaikan dalam operan antara lain : a) Jumlah pasien. b) Identitas pasien dan diagnosa medis. c) Data (keluhan/subjektif dan objektif). d) Masalah keperawatan yang masih muncul. Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum). e) Intervensi kolaborasi dan independen. f) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dan lain-lain).  Pelaksanaan Timbang Terima 1. Kedua kelompok dinas sudah siap (shif jaga). 2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan. 3. Kepala ruangan membuka acara operan. 4. Perawat yang melakukan acara operan dapat melakukan klarifikasi. 5. Tanya jawab dan melakukan validari terhadap hal-hal yang telah di operkan dan berhak menanyakan mengenai di hal-hal yang kurang jelas. 6. Kepala ruangan atau PP menanyakan kebutuhan dasar pasien. 7. Penyampaian yang jelas, singkat dan padat. 8. Perawat yang melaksanakan operan mengkaji secara penuh terhadap masalah keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang telah/belum dilaksanakan serta halhal penting lainnya selama masa perawatan. 9. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya. Lama operan untuk tiap pasien tidak lebih dari lima menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit  Post Timbang Terima 1. Diskusi. 9



2. Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada format operan yang ditanda tangani oleh pp yang jaga saat itu dan pp yang jaga berikutnya diketahui oleh Kepala Ruang. 3. Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada format operan yang ditanda tangani oleh pp yang jaga saat itu dan pp yang jaga berikutnya diketahui oleh Kepala Ruang. 4. Ditutup oleh Karu. (Nursalam, 2012). E. Mekanisme dalam Timbang Terima Adapun prosedur pelaksanaan timbang terima adalah sebagi berikut : a. Pra Timbang Terima (Di Ruang Perawat) 1) Kedua kelompok dinas sudah siap. 2) Masalah keperawatan dan intervensi keperawatan semua pasien telah dilaksanakan dan didokumentasikan oleh perawat pada dinas sebelumnya dan siap untuk ditimbang terimakan. 3) Hal-hal yang khusus dicatat, untuk diserahterimakan kepada perawat (PP dan PA) yang berdinas berikutnya. b. Timbang Terima (Di Ruang Perawat) 1) Karu atau penanggung jawab membuka acara timbang terima. 2) PP (Perawat Primer) menyampaikan timbang terima : a) Identitas pasien dan diagnosa medis. b) Masalah keperawatan yang muncul. c) Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan. d) Tindakan keperawatan yang belum dilakukan. e) Rencana dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, konsultasi atau prosedur tidak rutin). 3) PP penerima timbang terima melakukan klarifikasi. c. Timbang terima (Di Ruang Pasien) 1) PP (Perawat Primer) dan PA (Perawat Asosiat) penerima timbang terima melakukan klarifikasi, tanya jawab atau melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan. 2) Sedapatnya mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat. 3) Lamanya timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang lebih rinci.



d. Paska timbang terima (Di Ruang Perawat) 1) Diskusi untuk membahas permasalahan bila ada (dipimpin Karu atau penanggung jawab). 2) Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada format laporan ruangan. 3) Penandatanganan oleh Karu dan PP masing-masing kelompok dinas. 4) Acara timbang terima ditutup oleh Karu atau penanggung jawab.



Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada timbang terimayaitu sebagai berikut: 1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift. 2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP). 3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas. 4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien. 5. Timbang terimaharus berorientasi pada permasalahan pasien. 6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, mengunakan volume suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didekat pasien. 7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di nurse station (Nursalam, 2007). F. Pedoman Timbang Terima Antar Shift Adapun model praktik keperawatan profesional menuliskan pedoman antar shift sebagai berikut: Pedoman timbang terima antar shift Waktu kegiatan



: awal pergantian shift (pukul 07:00, 14:00, dan 21:00)



Tempat



: kantor perawat



Penanggung jawab



: kepala ruangan atau penanggung jawab (PJ) shift



Kegiatan



:



1. Karu /PJ shift membuka acara dengan salam. 2. Pj shift yang memberikan timbang terima, menyampaikan :



11



a. Kondisi pasien : Diagnosis keperawtan, tindakan yang sudah dilaksanakan, hasil asuhan keperawatan. b. Tindak lanjut untuk shift berikutnya. 3. Perawat



shift



berikutnya



mengklarifikasi



penjelasan



yang



sudah



disampaikan. 4. Karu merangkum informasi timbang terima dan memberikan secara tindak lanjut. 5. Karu memimpin doa bersama dan menutup acara (Djoko, 2012). G. Faktor yang Mempengaruhi Timbang Terima 1. Faktor Penghambat a. Hambatan komunikasi b. Masalah yang berhubungan dengan standar c. Ketersediaan sumber daya d. Faktor lingkungan e. Efektifitas waktu f. Kesulitan yang berhubungan dengan kompleksitas keadaan pasien g. Pendidikan dan pelatihan yang kurang serta faktor individu 2. Faktor Pendukung a. Ketrampilan komunikasi b. Strategi/standar timbang terima c. Penggunaan teknologi d. Dukungan lingkungan e. Pendidikan dan pelatihan f. Keterlibatan staf serta kepemimpinan (Agustin, Wijaya, & Habibi 2014) H. Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Timbang Terima a. Dilaksanakan tepat waktu pergantian shif. b. Dipimpin oleh kepala ruangan atau pergantian jawab pasien (PP). c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas. d. Informasi



yang



disampaikan



harus



akurat,



singkat,



sistematis,



dan



menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien. e. Operan (handover) harus berorientasi pada permasalahan pasien. f. Pada saat operan di kamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi



pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didekat pasien. g. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan syok sebaiknya dibicarakan di nurse station.(Nursalam, 2012)



I. Skema Timbang Terima



J. Evaluasi Timbang Terima 1. Struktur (Input) Pada operan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain : catatan operan, status pasien dan kelompok shif operan. Kepala ruang selalu memimpin kegiatan operan yang dilakukan pada pergantian shif yaitu malam 13



kepagi, pagi ke sore. Kegiatan operan pada shif sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu. 2. Proses Proses operan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shif. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shif. Operan pertama kali dilakukan di nurse station kemudian ke ruang perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi operan mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatan, intervensi yang belum/sudah dilakukan. Setiap pasien tidak lebih dari lima menit saat klarifikasi ke pasien. 3. Hasil Operan dapat dilaksanakan setiap pergantian shif. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik. (Nursalam, 2012).



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Timbang terima merupakan proses berpindahnya informasi penting mengenai asuhan keperawatan secara singkat, jelas dan lengkap yang dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer penanggung jawab dinas berikutnya (sore, malam dan pagi). Tujuan timbang terima bagi perawat antara lain: Meningkatkan kemampuan komunikasi perawat, Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat, Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna. Tipe- tipe timbang terima antara lain On call, Critical report, Hospital to community handover, dan Nursing shift B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mengharapkan kepada teman-teman ataupun pembaca agar makalah kami ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan  makalah kami ini.



DAFTAR PUSTAKA Adysetia, 2015, Aplikasi MPKP. Adysetiadi.files.wordpress.com/2012/05/Aplikasimpkp.pd Agustin, Viera., Wijaya, Arif., & Habibi Y,Y. 2014. Nurse Knowledge With Acceptance Weigh Implementation‟, Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia Medika Jombang, vol.08 no.002, h.2. Asmuji, (2015). Manajemen Keperawatan. Ar-Ruzz Media: Yogjakarta. Australian Health Care & Hospitals Association. (2016). Clinical Handover : System Change, Leadership, and Principles. Alvarado, K., Lee, R., Christoffersen, E., Fram, N., Boblin, S., Poole, N., et al. (2006) . Transfer of acountability : Transforming shift handover to enhance patient safety. Health Care Quarterly. Special Issue (9), 75 – 79. Depkes RI. 2016. Panduan Nasional Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.Online . http://www.inapatsafety-persi.or.id/data/panduan.pdf. Diakses tanggal 26



Hidayaturrahman., 2016, Hubungan Sikap Perawat dengan Pelaksanaan Timbang Terima Di Ruang Kencono Wungu RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto, Skripsi Skep., STIKes Insan Cendekia Medika Jombang, h.65-66. Kerr, Debra & McKinla, Louise. (2018). Bedside Handover: Evidence of quality improvement in nursing care and documentation. Melbroune: Victoria University



Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. (Edisi 2). Jakarta : salemba Medika. Nursalam. (2018). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.



15