Makalah TR. Barium Follow Through [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah TR. Digestivus dan Urinaria Guru Pengajar : Ardiana, SKM.,MMRS



Kelompok 2 Alfi Fadiah Rahma



TRO/15/01070



Andi Restu Handika Auliya Afiati Regi Ramadhan Pratama Siti Nurholisah



TRO/15/01072 TRO/15/01075 TRO/15/01092 TRO/15/01095



POLITEKNIK AL ISLAM BANDUNG 2021 Alamat : Jl. CisarantenKulon No.120, CisarantenKulon, Kec. Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat 40293, Indonesia



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rohmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Penulisan makalah ini kami laksanakan guna memenuhi tugas mata kuliah  Teknik Radiografi Digestivus dan Urinaria. Kami sampaikan terimakasih kepada orang tua kami yang telah membantu secara material dan doa, agar kami dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya, hingga akhirnya terwujudlah makalah ini. Selain itu tidak lupa kami sampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kami demi tercapainya penyusunan makalah ini kepada Ibu Ardiana, SKM.,MMRS selaku Dosen mata kuliah Teknik Radiografi Digestivus dan Urinaria. Pembuatan makalah ini bertujuan menambah pengetahuan kita tentang Teknik Barium Follow Through dari Sistem Digestivus dan Urinaria Semoga dengan pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi  kita semua. Kritik dan saran kami harapkan untuk memperbaiki segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini.



Bandung, 30 September 2021



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................................2 DAFTAR ISI.............................................................................................................................3 BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................4 1.1 Latar Belakang....................................................................................................................4 1.2 Tujuan.................................................................................................................................4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................5 2.1 Anatomi Usus Halus...........................................................................................................5 A. Usus Dua Belas Jari (Duodenum).........................................................................................5 B. Usus Kosong (jejenum).........................................................................................................6 C. Usus Penyerapan (Ileum)......................................................................................................6 2.2 Fisiologi Usus Halus...........................................................................................................7 2.3 Pemeriksaan........................................................................................................................8 A. Media Kontras.......................................................................................................................8 B. Barium Follow Through........................................................................................................8 C. Indikasi..................................................................................................................................9 D. Kontra indikasi....................................................................................................................10 E. Prosedur dan Teknik Pemeriksaan.......................................................................................10 BAB 3 KESIMPULAN..........................................................................................................14 3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA …..……….…………………………………...............................................15



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang



Usus halus merupakan tabung bengkok panjang yang membentang dari perut manusia ke tempat di mana ia melekat pada usus besar. Usus halus dipisahkan menjadi tiga bagian yang berbeda yakni Duodenum, Jejunum dan Ileum. Masingmasing dari bagian usus halus tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Ketika usus halus tidak dapat befungsi dengan normal, maka diperlukan sebuah tindakan pemeriksaan oleh seorang dokter spesialis. Dalam menentukan sebuah diagnosa diperlukan sebuah pemeriksaan tambahan baik dengan uji lab, pemeriksaan radiologi, dan bentuk pemeriksaan lainnya. Pemeriksaan Barium Follow Through merupakan teknik pemeriksaan radiografi khusus untuk menilai keadaan usus halus dengan menggunakan zat kontras positif yaitu menggunakan barium sulfat atau kontras berbahan dasar water soluble. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membantu diagnosa pasien dengan indikasi mengalami gangguan pada usus halus.



1.2



Tujuan



1. Untuk mengetahui apa itu pemeriksaan Barium Follow Through 2. Untuk mengetahui bagaimana proses pemeriksaan Barium Follow Through 3. Untuk mengetahui bagaimana hasil dan kriteria dari pemeriksaan Barium Follow Through



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Anatomi Usus Halus



Usus halus merupakan tabung bengkok panjang yang membentang dari perut manusia ke tempat di mana ia melekat pada usus besar. Usus halus dipisahkan menjadi tiga bagian yang berbeda yakni Duodenum, Jejunum dan Ileum.



A. Usus Dua Belas Jari (Duodenum) Usus dua belas jari terletak paling dekat dengan lambung dan bermuara di dua saluran, yaitu pankreas dan kantung empedu (Tim Guru Indonesia, 2015: 398). Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejenum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.



Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya olehselaput peritoneum. Keasaman (pH) usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.



B. Usus Kosong (jejenum) Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Di dalam usus kososng terjadi proses pencernaan makanan secara kimiawi dengan enzim yang dihasilkan oleh dinding usus (Tim Guru Indonesia, 2015: 398). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.



Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Dinding jonjot usus halus tertutup oleh sel tiang. Kira-kira terdapat 500 sel tiang pada tiap jonjot. Setiap sel memuat sekitar 1000 mikrovili. Enzim pada mikrovili akan menghancurkan makanan menjadi partikel yang cukup kecil untuk diserap.



C. Usus Penyerapan (Ileum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, usus penyerapan ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Usus penyerapan memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.



Menurut Karmana (2007: 175), usus penyerapan (ileum) dilapisi oleh tonjolantonjolan mikroskopis (vili) untukmenyerap sari-sari makanan dan diedarkan bersama darah ke seluruh tubuh. Pada ileum terdapat dua pembuluh, yaitu pembuluh kapliler dan pembuluh kil (cairan getah bening).



2.2 Fisiologi Usus Halus Fisiologi Usus halus mempunyai 2 fungsi utama adalah pencernaan dan absorbsi bahan-bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung oleh kerja ptyalin asam klorida dan pepsin terhadap makanan yang masuk. Proses selanjutnya didalam duodenum terutama oleh keja enzim pancreas yang menghidrolisis karbohidrat lemak dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana.



Sekresi empedu dan hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak.Dua hormone penting dalam pengatura n pencernaan usus yaitu lemak yang bersentuhan dengan mukosa duodenum menyebabkan kontraksi kandung empedu dan hasil pencernaan protein tak lengkap yang bersentuha dengan mukosa duodenum merangsang sekresi getah pancreas yang kaya akan enzim.



Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan secret pancreas, hepatobiliar dan sekresi usus.Pergerakan peristaltic mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorbs optimal dan suplai kontinyu isi lambung.



Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan karbohidrat , lemak, protein (gula sederhana) asam lemak dan asam amino melalui dinding usus kesirkulasi darah dan limfe untukdigunakan oleh sel-sel tubuh. Walaupun banyak zat diabsorbsi disepanjang usus halus, tetapi terdapat tempat-tempat absorbsi utama bagi zat-zat gizi tertentu.Besi dan kalsium sebagian besar diabsorbsi dalam duodenum, absorbsi vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E,K) diabsorbsi dalam duodenum dan memerlukan garam-garam empedu.



Absorbsi gula, asam amino dan lemak se bagian besar selesaikan menjelang kimus mencapai jejunum. Absorbsi B12 berlangsung pada ileum terminal yang memerlukan faktor intrinsic lambung. Asam-asam empedu yang dikeluarkan kandung empedu kedalam duodenum akan direabsorbsi pada ileum terminal dan masuk kembali kehati.



2.3 Pemeriksaan A. Media Kontras Definisi kontras Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan kedalam tubuh pasien untuk membantu pemerikaan radiografi, sehingga media yang dimasukkan tampak lebih radioopaque atau radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa. Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-x untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-x ( bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-x (bahan kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas). Fungsi kontras media Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak dapat terlihat dalam radiografi. Selain itu MK juga memperlihatkan bentuk anatomi dari organ atau bagian tubuh yang diperiksa serta untuk memperlihatkan fungsi organ yang diperiksa. Jenis-jenis kontras media a) Kontras media negatif (mempunyai nomor atom rendah) 



Udara







Co2







Gas lainnya



b) Kontras media positif (mempunyai nomor atom tinggi) 



Barium sulfat







Iodine



B. Barium Follow Through Barium Follow Through adalah merupakan teknik pemeriksaan radiografi khusus untuk menilai keadaan usus halus dengan menggunakan zat kontras positif yaitu menggunakan barium sulfat (BaSO4) atau dapat memggunakan pula zat kontras berbahan dasar water soluble.



Prosedur Barium Follow Through adalah jenis pencitraan medis teknik. Ini digunakan untuk mengevaluasi adanya penyakit di usus kecil seseorang.



Pasien meminum media kontras yang mengandung barium sulfat . Media kontras ini tampak putih pada sinar-x, dan menunjukkan garis luar lapisan dalam usus. Gambar sinar-X diambil saat kontras bergerak melalui usus, biasanya pada 0 menit, 20 menit, 40 menit, dan 90 menit. Ini memungkinkan ahli radiologi untuk menilai usus saat terlihat. Tes selesai ketika Barium divisualisasikan di ileum terminal dan Sekum, yang menandai awal dari usus besar. Ini adalah salah satu tempat paling umum untuk menemukan patologi usus, oleh karena itu pencitraan struktur ini sangat penting. Panjang tes bervariasi dari pasien ke pasien karena motilitas usus sangat bervariasi. Barium tidak beracun dan keluar secara normal sebagai tinja, meskipun penampilannya mungkin lebih pucat dari biasanya.



C. Indikasi 



Nyeri perut







Diare







Perdarahan



 Obstruksi parsial: Pada obstruksi usus parsial, biasanya makanan masih dapat melewati usus, meski hanya sedikit. 



Enema usus halus yang tidak berhasil







Enteritis: Peradangan pada usus



 Divertikulum: suatu kondisi kantung menonjol (diverticula) di saluran pencernaan menjadi meradang atau terinfeksi. 



Malabsorbsi



D. Kontra indikasi 



Obstruksi total







Kecurigaan perforasi (gunakan water soluble)







Alergi kontras







Kehamilan



E. Prosedur dan Teknik Pemeriksaan a). Persiapan alat dan bahan 



Pesawat X-Ray







Kaset ukuran 35x43cm







Grid







Bahan kontras







Tissue



b). Persiapan 



Pasien harus diberikan makanan lunak dan rendah residu selama dua hari sebelum pemeriksaan.







Puasa terhadap makanan dan minuman dilakukan selama 8 jam sebelum pemeriksaan.







Pasien diingatkan agar tidak merokok dan tidak terlalu banyak berbicara. Aktivitas tersebut dilakukan untuk menghindari meningkatnya bayanga udara di usus sehingga dapat mengganggu hasil pemeriksaan.







Laksatif dapat diberikan kecuali pada pasien yang mengalami diare, pendarahan massif , obstruksi , dan apendisitis,







Sehari sebelum pemeriksaan jam 20.00 pasien mulai puasa,







Jam 20.00 jam 21.00 jam 22.00 dan jam 23.00 minum dulcolax sebanyak 2 tab.







Jam 05.00 masukan dulcolax suppositoria per anus







Jam 07.30 pasien datang ke radiologi untuk menjalani pemeriksaan.







Pakaian dilepas dan diganti dengan baju pasien yang telah disediakan







Barang-barang logam dilepas agar tidak mengganggu hasil radiografinya







Pasien diminta menandatangani informed consent setelah mendapatkan penjelasan tentang jalannya pemeriksaan dan komplikasi yang mungkin terjadi.







Sebelum pemeriksaan pasien diminta untuk BAK agar tidak menekan ileum







Zat kontras water soluble yang digunakan pada pemeriksaan BFT sebaiknya memiliki konsentrasi 290-367 mgl/mL.







Perbandingan barium dengan air menurut buku bontranger yaitu 1:1.



c). Prosedur Pemeriksaan 



Pasien difoto plain terlebih dahulu







Pasien meminum zat kontras yang mengandung barium sulfat







Foto diambil pada menit ke 5, 15, 30, 60, 120, dan seterusnya sampai refluks ke sekum







Jika sudah terjadi refluks ke sekum maka pemeriksaan selesai.



Teknik Pemeriksaan BFT 1) Proyeksi AP 



Posisi pasien : supine diatas meja pemeriksaan







Posisi objek : kedua tangan diletakkan disamping tubuh, bagian abdomen berada dipertengahan meja, MSP tubuh sejajar dengan meja







CR : tegak lurus kaset







CP : 5cm diatas crista iliaca







FFD : 100cm







Ukuran kaset : 35 x 43cm







Kriteria evaluasi : tampak usus halus yang terisi zat kontras, dan columna vertebrae pada pertengahan film.



Hasil radiograf AP 15 menit dan 30 menit



Hasil radiograf 1 jam dan 2 jam



Hasil radiograf 3,5 jam dan 4,5 jam



2) Proyeksi PA 



Posisi pasien : prone diaatas meja pemeriksaan







Posisi objek : kedua tangan diletakkan disamping tubuh, bagian abdomen berada di pertengahan meja, MSP tubuh sejajar meja.







CR : tegak lurus kaset







CP : 5cm diatas crista iliaca







FFD : 100cm







Ukuran kaset : 35 x 43cm







Kriteria evaluasi : tampak usus halus terisi zat kontras, columna vertebrae pada pertengahan film.



BAB 3 KESIMPULAN



3.1 Kesimpulan Teknik Pemeriksaan Barium Follow Through (BFT) merupakan teknik pemeriksaan radiologi pada usus halus yang menggunakan zat kontras positif yaitu barium sulfate. Teknik pemeriksaan ini memiliki prosedur seperti persiapan pasien dengan berpuasa dan pemberian obat-obatan untuk membersihkan isi pada usus halus. Kemudian pasien juga diberikan larutan zat kontras yaitu campuran air dan serbuk barium sulfate. Teknik pemeriksaan ini melakukan eksposi pada menit ke 5, 15, 30, 60, 120, dan seterusnya sampai refluks ke sekum. Setiap hasil radiograf menunjukan proses mengalirnya zat kontras di usus halus sehingga dapat ditegakkan sebuah diagnosa.



DAFTAR PUSTAKA



https://www.dosenpendidikan.co.id/usus-halus/ https://www.psychologymania.com/2013/08/fisiologi-usus-halus.html https://id.scribd.com/doc/310746660/Kontras-Media https://www.wikidoc.org/index.php/Special:Browse/:Barium-5Ffollow-2Dthrough https://id.scribd.com/doc/310746660/Kontras-Media https://www.wikidoc.org/index.php/Special:Browse/:Barium-5Ffollow-2Dthrough