Makalah Trombositopenia & Leukositosis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KIMIA KLINIK TROMBOSITOPENIA & LEUKOSITOSIS Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Klinik Dosen : Hesti Renggana, S.Si.,Apt



Disusun oleh : Ainur Rahim



24041117124



Della Nelvin Diani



24041117132



Fahmi Nurrohman



24041117139



Imas Nurul Siti Kulsum



24041117147



Mushaafa Aziza Husna



24041117154



Nurfauzia Iriantika A.



24041117160



Roro Wajdilfarah



24041117168



Sovia Maryam



24041117175



Kelas/Kelompok : C/3



FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS GARUT 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih‐ Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk‐Nya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah ini. Di dalam makalah ini Kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa Kami sajikan, yang Kami tujukan untuk memenuhi salah satu tugas Kimia Klinik dengan judul “Trombositopenia dan Leukositosis”. Dalam makalah ini Kami menjelaskan pengertian, etiologi, gejala, pemeriksaan klinis. Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman Kami tentang Trombositopenia dan Leukositosis, menjadikan keterbatasan Kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini, namun Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi Kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan karya tulis ini. Terutama kepada rekan satu kelompok atas kerjasamanya, dan Dosen Kimia Klinik yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.



Garut, Mei 2020



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram oval dengan diameter 24µm. Trombosit dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit, sel yang sangat besar dalam susunan sumsum tulang yang memecah menjadi trombosit, baik dalam sumsum tulang atau segera setelah memasuki kapiler darah, khususnya ketika mencoba untuk memasuki kapiler paru. Konsentrasi normal trombosit ialah antara 150.000 sampai 350.000 per mikroliter. Dalam keadaan normal seper tiga dari jumlah trombosit ada di dalam limpa. jumlah trombosit dalam keadaan normal di darah tepi selalu kurang lebih konstan. Masa hidup trombosit 8 sampai 12 hari, setelah itu proses kehidupannya berakhir. Trombosit itu kemudian diambil dari sirkulasi, terutama oleh sitem makrofag jaringan; lebih dari separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa. Trombosit alias sel darah kecil yang berfungsi sebagai faktor pembekuan darah. Trombosit memiliki fungsi penting dalam mencegah dan menghentikan perdarahan. Sel yang sangat kecil ini bisa anda anggap sebagai sumbat kecil (mikro) yang bertugas setiap kebocoran yang terjadi di pembuluh darah. Jumlah normal trombosit dalam tubuh adalah 150.000400.000/mm³. Kehilangan atau kerusakan pada salah satu sel darah yang mengakibatkan trombositopenia ini akan menyebabkan gangguan pada sistem hemostasis karena trombosit bersama dengan sistem vaskular faktor koagulasi darah terlibat secara bersamaan dalam mempertahankan hemostasis normal. Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti. Di dalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm³, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Sedangkan leukositosis adalah meningkatnya



jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa post partum. Sel darah putih (leukosit) tampak bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlah sel darah putih lebih sedikit. Diameter lekosit sekitar 10 µm. Batas normal jumlah leukosit berkisar 4.000 – 10.000 / mm³ darah. Leukosit di dalam tubuh berfungsi untuk mempertahankan tubuh terhadap benda –benda asing (foreign agents) termasuk kuman – kuman penyebab penyakit infeksi. Leukosit yang berperan adalah monosit, netrofil, limfosit. Lekosit juga memperbaiki kerusakan vaskuler. Leukosit yang memegang peranan adalah eosinofil sedangkan basofil belum di ketahui pasti. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, Yang tidak mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Penegakan diagnosis tentang penyebab utama gangguan perdarahan amat penting dan hal ini dibutuhkan ketelitian yang cermat, efektif, dan efisien



dalam hal anamnesis,



pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan



laboratorium yang untuk menghindari kesalahan diagnosis. Maka dari itu, hampir semua kasus gangguan perdarahan membutuhkan pemeriksaan yang lanjut demi tegaknya diagnosi penyakit tersebut.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud trombositopenia dan leukositosis? 2. Apa saja kelainan pada trombosit dan leukosit? 3. Apa saja etiologi trombositopenia dan leukositosis? 4. Apa saja gejala klinis dan stadium klinis trombositopenia dan leukositosis?



5. Apa saja pemeriksaan dan parameter laboratorium trombositopenia dan leukositosis? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui pengertian trombositopenia dan leukositosis 2. Mengetahui penyakit - penyakit yang termasuk kedalam trombositopenia dan leukositosis 3. Mengetahui etiologi trombositopenia dan leukositosis 4. Mengetahui gejala klinis dan stadium klinis trombositopenia dan leukositosis 5. Mengetahui pemeriksaan dan parameter laboratorium trombositopenia dan leukositosis.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian A. Trombosit Kepingan darah (trombosit) adalah sel tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 2-4 µm. Keping darah berasal suatu megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang (Junqueira dan Carneiro, 1995). Trombosit dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit, yaitu sel yang sangat besar dalam susunan hemopoietik dalam sumsum tulang belakang yang memecah menjadi trombosit, baik dalam sumsum tulang atau segera setelah memasuki darah, khususnya ketika mencoba untuk memasuki kapiler paru. Konsentrasi normal trombosit dalam darah adalah antara 150.000-350.000/µL (Guyton dan Hall, 2007). Prekursor megakariosit-megakarioblas, timbul dengan proses diferensiasi dari sel asal hemopoitik. Megakariosit matang dengan proses replikasi endomitotik inti secara sinkron, yang memperbesar volume sitoplasma saat jumlah inti bertambah dua kali lipat. Pada tingkat bervariasi pada perkembangan, terbanyak pada stadium 8 inti, replikasi inti lebih lanjut dan pertumbuhan sel berhenti, sitoplasma menjadi granular dan selanjutnya trombosit dibebaskan. Setiap megakariosit menghasilkan sekitar 4000 trombosit. Interval waktu dari deferensiasi sel asal (stem cell) sampai dihasilkan trombosit sekitar 10 hari pada manusia (Hoffbrand, dkk., 2007). Trombosit berperan penting dalam usaha tubuh untuk mempertahankan jaringan bila terjadi luka. Trombosit ikut serta dalam menutup luka, sehingga tubuh tidak mengalami kehilangan darah dan terlindungi dari penyusupan benda dan sel asing (Sadikin, 2001). Pada waktu bersinggungan dengan permukaan pembuluh yang rusak, maka sifat-sifat trombosit segera berubah secara drastis yaitu trombosit mulai membengkak, bentuknya menjadi irregular dengan tonjolan-tonjolan yang mencuat dari permukaannya; protein kontraktilnya berkontraksi dengan kuat dan menyebabkan pelepasan granula yang



mengandung berbagai faktor aktif; trombosit menjadi lengket sehingga melekat pada serat kolagen; mensekresi sejumlah besar ADP; dan enzim-enzimnya membentuk tromboksan A2, yang juga disekresikan ke dalam darah. ADP dan tromboksan kemudian mengaktifkan trombosit yang berdekatan, dank arena sifat lengket dari trombosit tambahan ini maka akan menyebabkan melekat pada trombosit semula yang sudah aktif sehingga membentuk sumbat trombosit. Sumbat ini mulanya longgar, namun biasanya dapat berhasil menghalangi hilangnya darah bila luka di pembuluh darah yang berukuran kecil. Setelah itu, selama proses pembekuan darah, benang-benang fibrin terbentuk dan melekat pada trombosit, sehingga terbentuklah sumbat yang rapat dan kuat (Guyton dan Hall, 2007). B. Trombositopenia Trombositopenia atau defisiensi trombosit, merupakan keadaan dimana trombosit dalam sistim sirkulasi jumlahnya dibawah normal (150.000350.000/µl darah) (Guyton dan Hall, 2007). Trombositopenia biasanya dijumpai pada penderita anemia, leukemia, infeksi virus dan protozoa yang diperantarai oleh sistem imun (Human Infection Virus, demam berdarah dan malaria). Trombositopenia juga dapat terjadi selama masa kehamilan, pada saat tubuh mengalami kekurangan vitamin B12 dan asam folat, dan sedang menjalani radioterapi dan kemoterapi (Hoffbrand dkk., 2007). Trombositopenia disebabkan oleh beberapa hal antara lain adalah kegagalan produksi trombosit, peningkatan konsumsi trombosit, distribusi trombosit abnormal, dan kehilangan akibat dilusi. Penggunaan obat-obat tertentu juga dapat menyebabkan trombositopenia, salah satunya adalah kotrimoksazol. Suatu mekanisme imunologis sebagai penyebab sebagian besar trombositopenia yang diinduksi obat (Hoffbrand,dkk., 2007). Selain dari mekanisme tersebut, pada penelitian sebelumnya kotrimoksazol digunakan sebagai obat untuk membuat trombositopenia pada hewan uji mencit (Astukara, 2008). Mekanisme sumbat trombosit sangat penting untuk menutup kerusakan kecil pada pembuluh darah yang sangat kecil, trombosit berperan penting dalam proses ini. Pada



pasien trombositopenia terdapat perdarahan baik kulit seperti patekia atau perdarahan mukosa mulut. Hal ini mengakibatkan hilangnya kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme homeostatis secara normal (Guyton dan Hall, 2007). C. Leukosit Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limpatik untuk jenis tak bergranula (mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi (Sutedjo, 2006). Leukosit paling sedikit dalam tubuh jumlahnya sekitar 4.00011.000/mm3. Berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi. Karena itu, jumlah leukosit tersebut berubah-ubah dari waktu ke waktu, sesuai dengan jumlah benda asing yang dihadapi dalam batas-batas yang masih dapat ditoleransi tubuh tanpa menimbulkan gangguan fungsi (Sadikin, 2002). Meskipun leukosit merupakan sel darah, tapi fungsi leukosit lebih banyak dilakukan di dalam jaringan. Leukosit hanya bersifat sementara mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Apabila terjadi peradangan pada jaringan tubuh leukosit akan pindah menuju jaringan yang mengalami radang dengan cara menembus dinding kapiler (Kiswari,2014). D. Leukositosis Leukositosis adalah keadaan dengan jumlah sel darah putih dalam darah meningkat, melebihi nilai normal. Leukosit merupakan istilah lain untuk sel darah putih, dan biasanya tertera dalam formulir hasil pemeriksaan laboratorium atas permintaan dokter Peningkatan jumlah sel darah putih ini menandakan ada proses infeksi di dalam tubuh. Nilai normal leukosit adalah kurang dari 10.000/mm3



Leukositosis adalah peningkatan jumlah sel darah putih dalam sirkulasi. Leukositosis adalah suatu respon normal terhadap infeksi atau peradangan. Keadaan ini dapat dijumpai setelah gangguan emosi, setelah anestesia atau berolahraga, dan selama kehamilan. Leukositosis abnormal dijumpai pada keganasan dan gangguan sumsum tulang tertentu. Semua atau hanya salah satu jenis sel darah putih dapat terpengaruh. Sebagai contoh, respon alergi dan asma secara spesifik berkaitan dengan peningkatan jumlah eosinofil 2.3 Kelainan Pada Trombosit dan Leukosit A. Kelainan Pada Trombosit Salah satu kelainan pada trombosit adalah trombositopenia. Kelainan lain pada trombosit adalah sebagai berikut 1. Purpura trombositopenia autoimun Perjalanan klinik purpura yang disertai trombositopenia autoimun (Immune Trombocytopheni Purpura, ITP) dapat bersifat akut dan kronik. Bentuk akut biasanya ditemukan pada anak-anak. Insiden pada pria dan wanita adalah sama. Riwayat infeksi virus 1-3 minggu sebelumnya. Gejala pendarahan bersifat mendadak dan remisi spontan pada 80% kasus. Bentuk yang kronis paling sering terjadi pada orang dewasa, jarang ada riwayat infeksi sebelumnya, wanita lebih sering terkena daripada pria. ITP orang dewasa bermula secara perlahan-lahan dan jarang mereda secara spontan (Handayani dan Sulistyo, 2008). Penyebab tampaknya adalah suatu antibodi yang diarahkan terhadap antigen yang berhubungan dengan trombosit (Woodley dan Whelan, 1995). 2. Trombositopenia yang berhubungan dengan heparin Kelainan ini terjadi pada 10% pasien penerima heparin. Kelainan ini sering ditemukan pada pasien hitung trombosit rutin dan jarang menyebabkan pendarahan yang bermakna. Trombositopenia yang berkaitan dengan heparin biasanya terjadi dalam minggu pertama terapi, pada pasien yang sebelumnya memakai heparin. Trombositopenia ini dapat terjadi



setelah pemberian heparin intavena atau subkutan. Hitung trombosit kembali normal dalam beberapa hari setelah heparin dihentikan ( Stein, 1998). 3. Purpura trombositopenik trombotik Purpura trombositopenik trombotik (TTP) jarang dijumpai dan ditandai dengan trombositopenia, anemia hemolitik mikroangiopati, kelainan neurologi yang berfluktuasi, sering ditandai dengan demam dan gangguan ginjal. Penyebabnya tidak dikenal, tetapi sekitar setengah jumlah pasien mempunyai riwayat penyakit virus yang belum lama terjadi. Kelainan ini menyerang semua kelompok usia, dan insiden antara pria dan wanita adalah sama (Woodley dan Whelan, 1995). 4. Kelainan lain yang berhubungan dengan trombositopenia Penyebab-penyebab



trombositopenia



yang



lain



meliputi



DIC



(disseminated intravascular coagulation), defisiensi asam folat, infiltrasi sumsum tulang akibat penyakit myelophthisic (misalnya tuberkulosis, karsinoma metastatik, myelofibrosis), penyakit-penyakit hematopoitik primer misalnya leukemia, anemia aplastika dan berbagai macam infeksi virus dan bakteri (Guyton dan Hall, 2007). B. Kelainan Pada Leukosit Salah satu kelainan pada leukosit adalah leukositosis. Kelainan lain pada leukosit adalah sebagai berikut. 1. Leukopenia Lekopenia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah lebih rendah daripada normal, dimana jumlah leukosit lebih rendah dari 5000/mm³. Penyebab Infeksi virus dan sepsis bakterial yang berlebihan dapat menyebabkan leukopenia. Penyebab tersering adalah keracunan obat seperti fenotiazin,



begitu juga clozapine yang merupakan suatu neuroleptika



atipikal. Obat antitiroid, sulfonamide, fenilbutazon, dan chloramphenicol juga dapat menyebabkan leukopenia. 2. Agranulositosis



Agranulositosis adalah sumsum tulang berhenti membentuk neutrofil, mengakibatkan tubuh tidak dilindungi terhadap bakteri dari agen lain yang akan menyerang jaringan Agranulositosis adalah keadaan yang sangat serius yang ditandai dengan jumlah leukosit yang sangat rendah dan tidak adanya neutrofil. Agranulositosis adalah keadaan yang potensial fatal dimana hampir tidak terdapat leukosit polimorfonuklear atau jumlah granulosit yang lebih rendah dari 2000/mm³. Penyebab dari agranulositosis adalah penyinaran tubuh oleh sinar gamma yang disebabkan oleh ledakan nuklir atau terpapar obat-obatan (sulfonamida, kloramphenikol, antibiotik betalaktam, Penicillin, ampicillin, tiourasil). Kemoterapi untuk pengobatan keganasan hematologi atau untuk keganasan lainnya. 2.2 Etiologi A. Etiologi Trombositopenia 1. Berkurangnya produksi trombosit Kegagalan produksi trombosit disebabkan oleh perusakan atau penekanan pada sumsum tulang, obat-obatan juga menjadi penyebab terjadinya trombositopenia, kemoterapeutik yang bersifat toksik terhadap sumsum tulang, defisiensi vitamin B12, asam folat. 2. Meningkatnya penghancuran trombosit Trombosit dapat juga dihancurkan oleh produksi antibodi yang diinduksi oleh obat atau autoantibodi. Antibodi ini ditemukan pada idiopahtic/immune thrombocytopenia purpura (ITP). ITP ditemukan pada wanita muda dengan manifestasi sebagai trombositopenia yang mengancam jiwa dengan jumlah trombosit