Makalah Ulumul Quran Munasabah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ULUMUL QURAN MUNASABAH ALQURAN Dosen Pengampu: Syaiful Arif ,M.Ag.



DI SUSUN OLEH:



ASEP KHOLIL



: 221410072



ADANAN ALI BATUBARA



: 221410068



RIZKI MURHALIM



: 221410022



NURUL ADHA FEBRIANTO



: 221410050



FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT PTIQ JAKARTA TAHUN AKADEMI 2022/2023 i



KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahim Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh



puji syukur kami panjatkan kehadirat ilahi rabbi, shalawat dan salam semoga tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW. Berkat karunianya dan nikmat kesehatan dan kesempatan yang senantiasa di berikan kepada kami , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami ucapkan terimakasaih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam myelesaikan makalah ini, terutama pada rekan – rekan yang senantiasa memberikan dorongan dan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini . Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ulumul qur‟an, yang membahas tentang “ MUNASABAH “. Kami menyadari bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dan kekurangan dalam makalah ini.



Akhir kata kami, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi bagi siapa saja yang membacanya.



Jakarta,januari 2023 Penulis



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii BAB 1 ...............................................................................................................................1 PENDAHULUAN ...............................................................................................................1 A.Latar Belakang .........................................................................................................1 B.Rumusan Masalah ...................................................................................................1 C.Tujuan Masalah .......................................................................................................2 BAB 2 ...............................................................................................................................3 PEMBAHASAN .................................................................................................................3 A.



Makna Munasabah .............................................................................................3



B.



Macam-Macam Munasabah ...............................................................................4



C.Ragam Pendapat Tentang Munasabah ...................................................................6 D.Manfaat Mengetahui Munasabah ..........................................................................8 BAB 3 ...............................................................................................................................9 PENUTUP .........................................................................................................................9 A.KESIMPULAN............................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................10



iii



BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Al-Qur‟an merupakan sumber acuan nilai,sikap serta prilaku umat islam.sebagai acuan tentunya al-Qur‟an harus dipahami terlebih dahulu ,baru kemudian diamalkan.upaya pemahaman al-Qur‟an tersebut dapat dilakukan berbagai cara,salah satunya dengan munasabah. Fokus perhatian ilmu munasabah mengaitkan aspek pertautan antar ayat dan surat menurut urutan teks. Bagi para mufassir, ilmu munasabah lebih penting dari pada ilmu asbab nuzul. Subhi as-Salih mengatakan, wajar jika penjelasan tentang munasabah didahulukan dari asbab nuzul, mengingat begitu banyak manfaat yang timbul dari ilmu munasabah. Apalagi kaidah tafsir mengatakan, ukuran dalam memahami ayat adalah redaksinya yang bersifat umum, bukan penyebab turunnya ayat yang bersifat khusus. Munasabah adalah ilmu yang baru dibandingkan dengan ilmu-ilmu al-Qur‟an lainnya. Tidak banya mufassir yang menggunakan ilmu ini di dalam kitab tafsir mereka, karena ilmu ini dipandang sulit dan rumit. Selain itu ilmu ini juga kurang diminati untuk dikembangkan. Seorang muslim tidak dapat menghindarkan diri dari keterikatannya dengan al-Qur‟an. Seorang muslim mempelajari al-Qur‟an tidak hanya mencari kebenaran ilmiah, tetapi juga mencari isi dan kandungan al-Qur‟an.



B.Rumusan Masalah 1. Makna munasabah 2. Macam – macam munasabah 3. Ragam pendapat tentang munasabah 4. Manfaat mengetahui munasaabah 1



C.Tujuan Masalah 1. Menegtahui makna munasabah 2. Memahami macam- macam munasabah 3. Mengetahui ragam pendapat tentang munasabah 4. Menegtahui manfaat – manfaat mengetahui musabah



2



BAB 2 PEMBAHASAN A. Makna Munasabah Secara etimologis al-munasabah berasal dari mashdar an-nasabu berarti alqorabah Orang arab mengatakkan fulan yunasibu fulanan, fahua nasibuhu maksudnya qoribuhu.1 Kata qaraba sendiri berarti dekat. Orang yang berasal dari nasab yang sama di sebut qarabah (kerabat) karena kedekatannya dari kata nasab itulah dibentuk menjadi al-muasabah dalam arti al-muqarabah, kedekatan satu sama lain. Oleh sebab itu al-munasabah adalah suatu yang masuk akal, jika dikemukakan pada akal akan diterima. Mencari kedekatan antara dua hal adalah mencari hubungan atau kaitan antara keduanya seperti hubungan sebab akibat, persamaan, perbedaannya, dan hubungan-hubungan lainnya yang bisa di temukan antara dua hal.2 Secara terminologis yang dimaksud munasabah adalah mencari kedekatan, hubungan,kaitan, antar satu ayat atau kelompok ayat dengan ayat atau kelompok ayat yang berdekatan, baik dengan yang sebelumnya maupun yang sesudahnya. Termasuk mencari kaitan antara ayat yang berada pada akhir sebuah surat dengan ayat yang berbeda pada awal surat berikutnya atau antara satu surat dengan surat sesudah atau sebelumnya. Secara sederhana Manna’ al-Qathan mendefinisakan munasabah sebagai bentuk hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain dalam satu ayat, atau antara satu ayat dengan ayat lain dalam satu kelompok ayat, atau antara satu surat dengan surat yang lain. “3 Az-Zarkasyi memberi contoh munasabah antara pembukaan satu surat dengan akhir surat sebelumnya. Misalnya pembukaan Surat Al-An‟am dimulai dengan



ِ َّ ‫“ اَ ْْلم ُد لِّٰلّ ِه الَّ ِذي خلَق‬Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan ‫ض‬ َ ‫الس ّٰم ّٰوت َو ْاْلَْر‬ َ َ ْ َْ ِّٰ ِ ‫الس ّٰم ّٰو‬ ِ ‫ت َو ْاْلَْر‬ bumi” sangat sesuai dengan ayat akhir Surat Al-Maidah sebelumnya ‫ض‬ َّ ‫ك‬ ُ ْ‫للّ ِه ُمل‬ 1



Al-imam al-allamah Abi al-fadal Jamal ad-din Muhammad ibn Mukarram ibn Manzur Lisan al-Arab,(Riyadh: Daru A‟lam al-Qutub,2003), jilid l,juz ll,hal.252. 2 Al-imam Badr ad-din Muhammad ibn Abdillah Az-Zarkasyi Al-Burhan fi U’lumil Qur’an,(Riyadh: Dar „Alam al-Qutub,2003), jilid l, juz l, hal.35. menurut as-suyuthi,di samping berarti al-muqarabah,al-munasabah juga berarti al-musyakalah keserupaan) lihat Al-Hafidz Jalal ad-Din.‟Abd ar-Rohman as-Suyuthi,Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an (Beirut: al-Maktabah alashriyah,2003),juz lll hal.323. 3 Manna‟ al-Qathan, Mabahits fi Ulum Al-Qur’an(Riyad: Muassasah ar-Risalah,1976),hal.97.



3



“Kepunyaan Allah lah kerajaan ِ Baqarah dengan ۚ‫ي‬ َ ْ ‫ۚ ُه ًدى لِّلْ ُمتَّق‬



langit dan bumi”. Contoh lain pembukaan Surat Alِ َ ِ‫ “ ا ۤلۤ ۚ ّٰذل‬Alif Lam Mim. Kitab (Al‫ب ۚ فِْي ِه‬ ّ َ ْ‫ّٰب َْل َري‬ ُ ‫ك الْكت‬



Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” menunjuk kepada ash-Shirath pada Surat Al-Fatihah ‫ط الْ ُم ْستَ ِق ْي َم‬ َ ‫الصَرا‬ ِّ ‫“ اِ ْه ِدنَا‬Tunjukilah kami jalan yang lurus” seolah-olah tatkala mereka meminta diberikan petunjuk jalan yang lurus, langsung dijawab, petunjuk menuju jalan yang lurus seperti yang kamu minta itu adalah Al-Kitab (Al-Qur‟an).4 Contoh lain munasabah adalah tentang firman allah swt berikut ini:



ِ ِ ِ ‫السما ِۤء ََي‬ ِ ِ ِ ُ‫اْلِب ِال ََيَ ن‬ ِْ ‫اَفَ ََل ي نْظُرو َن اِ َل‬ ِ ‫ْۚ َواِ َل ْاْلَْر‬ ْۚ ْ ََ ُُِ َ ْ َ‫صب‬ ْ ‫َ ُرف َع‬ ْ ‫َ ُخل َق‬ َ ‫ض ََْي‬ َ ْ َ ْ ‫ْۚ َوا َل‬ َ ْ َ َّ ‫ْۚ َوا َل‬ َ ‫اْلبِ ِل ََْي‬ ُْ َ “maka apakah mereka semua tidak memperhatikan unta bagaimana dia di ciptakan. Dan langit, bagaimana ia di tinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia di tegakkan? Dan bumi bagaimana ia di hamparkan?”(Qur’an Al-Ghosyiah 88:17-20) Pertanyaannya, apa hubungan antara unta, langit, gunung dan bumi pada empat ayat tersebut? Menurut Az-Zarkasyi hubungannya sangat jelas jika di lihat dari kebiasaan para pengembala unta di padang pasir. Kehidupan mereka sangat tergantumg kepada ternak-ternak yang mereka gembalakan. Satu hal yang sangat menjadi perhatian mereka adalah minuman untuk unta-unta mereka tersebut. Harapan pertama adalah turunnya hujan. Setelah itu mereka mencari tempat bernaung yaitu daerah pegunungan. Mereka tidak bisa berlama-lama menetap di suatu tempat, maka mereka akan pindah dari satu tempat ke tempat lain di bumi ini. Itulah kaitan antara 4 hal tersebut dalam pikiran orang baduy yang hidup dari mengembalakan ternak di padang pasir.5 Tidak termasuk munasabah apabila yang dicari adalah hubungan antar satu ayat dengan ayat lain yang tidak berdekatan, karena hal itu masuk kategori tafsir alayah bi al-ayah.



B. Macam-Macam Munasabah Dalam Al-Qur‟an terdapat keterkaitan (munasabah) atau hubungan antar ayat atau surat dengan beragam variasinya, yaitu sebagai berikut: 1. Munasabah antar surat dengan surat sebelumnya



4 5



Az-Zarkasyi,Al-Burhan fi Ulum Al-Qur’an...,jilid l,juz l,hal.38. Az-Zarkasyi,Al-Burhan fi ‘Ulum Al-Qur’an...,jilid l,juz l,hal.45.



4



As-Suyuthi menyimpulkan bahwa munasabah antar satu surat dengan surat sebelumnya berfungsi menerangkan atau menyempurnakan ungkapan pada surat sebelumnya. Sebagai contoh, dalam surat Al-Fatihah ayat 1 ada ungkapan alhamdulillah. Ungkapan ini berhubungan dengan surat Al-Baqarah ayat 152 dan 186 Artinya: “ maka ingatlah kepada-Ku niscaya aku pun akan ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan jangan kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (Q.S AlBaqarah 152) Berkaitan dengan munasabah macam ini, ada uraian yang baik yang di kemukakan Nasr Abu Zaid. Ia menjelaskan bahwa hubungan khusus surat AlFatihah dengan surat Al-Baqarah merupakan hubungan ilmu gaya kebahasaan. Sementara hubungan-hubungan umum lebih berkaitan dengan isi dan kandungan. Hubungan ilmu gaya kebahasaan ini tercermin dalam kenyataan bahwa surat AlFatihah di akhiri dengan do‟a di mulai ayat 6 sampai ayat 7. Doa ini mendapatkan jawabannya dalam permulaan surat Al-Baqarah ayat 1. Atas dasar ini, kita menyimpulkan bahwa teks tersebut mempunyai hubungan terus-menerus: “seolaholah Ketika mereka memohon hidayah (petunjuk) ke jalan yang lurus, dikatakanlah kepada mereka: petunjuk yang lurus yang engkau minta itu adanya di dalam AlKitab (Al-Qur‟an)” 2. Munasabah antarnama surat dan tujuan turunnya Setiap surat mempunyai tema pembicaraan yang menonjol, dan itu tercermin pada namanya masing-masing, seperti surat Al-Baqarah , surat Yusuf , surat An-Naml dan Al-Jin. Cerita tentang sapi betina dalam surat Al-Baqarah di atas merupakan inti pembicaraannya, yaitu kekuasaan allah membangkitkan orang mati. Dengan perkataan lain, tujuan surat ini adalah menyangkut kekuasaan allah dan keimanan kepada hari kemudian. 3. Munasabah antar bagian surat Munasabah antar bagian surat sering berbentuk pola munasabah Al-tadhadat ِ َّ ‫هو الَّ ِذي خلَق‬ (perlawanan) seperti yang ada di dalam surat Al-Hadid ayat 4: ‫ض ِ ِْف‬ َ ‫الس ّٰم ّٰوت َو ْاْلَ ْر‬ َ َ ْ َُ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ‫اُتَ ّٰوى َعلَى ال َْع ْر ِشۚ يَ ْعلَ ُم َما يَل ُج ف ْاْلَ ْر‬ ۚ‫الس َماۤء َوَما يَ ْعُر ُج فْي َهاۚ َوُه َو َم َع ُك ْم اَيْ َن َما َُنْتُ ْم‬ َّ ‫ض َوَما َيَُْر ُج منْ َها َوَما يَنْزُل م َن‬ ْ َّ‫ُتَّة اَيَّ ٍام ُُث‬ ِ ‫وال ّٰلّه ِِبَا تَعملُو َن ب‬ ۚ‫صْي ٌر‬ َ ْ َْ ُ َ Antara kata “yaliju” (masuk) dengan kata “yakhruju” (keluar), serta kata “yanzilu” (turun) dengan kata “ya‟ruju” (naik) terdapan toleransi perlawanan. Contoh lainnya adalah kata “Al-adzab” dan Ar-rahmah” dan janji baik setelah ancaman Musibah seperti ini dapat dijumpai dalam surat Al-Baqarah , An-Nisa dan surat Al-Mai‟dah.



5



4. Munasabah antar ayat letaknya berdampingan Munasabah antar ayat yang letaknya berdampingansering terlihat dengan jelas, tetapi sering pula tidak jelas. Munasabah antar ayat yang terlihat dengan jelas umumnya menggunakan pola ta‟kid (penguat), tafsir (penjelas), I‟tiradh (bantahan), dan tasydid (penegasan). 5. Munasabah antar suatu kelompok ayat dan kelompok ayat di sampingnya Dalam surat Al-Baqarah ayat 1 sampe ayat 20 misalnya allah memulai penjelasan-Nya tentang kebenaran dan fungsi Al-Qur‟an bagi orang-orang bertaqwa. Dalam kelompok ayat-ayat berikutnya di bicarakantiga kelompok manusia dan sifatsifat mereka yang berebeda-beda, yaitu: mukmin, kafir, dan munafik. 6. Munasabah antar fashilah (pemisah) dan isi ayat Macam munasabah ini mengandung tujuan-tujuan tertentu, diantaranya adalah untuk menguatkan (tamkin) makna yang terkandung dalam suatu ayat. 7. Munasabah antar awal surat dengan akhir surat yang sama Tentang munasabah semacam ini, As-Suyuthi telah mengarang sebuah buku yang berjudul Marasid Al-Mathali fi tanasub Al-Maqati‟ wa Al-Mathali. Contoh munasabah ini dalam surat Al-Qashas 1 Sampai 32 yang bermula dengan menjelaskan perjuangan Nabi Musa dalam berhadapan dengan kekejaman Fir‟aun atas perintah dan pertolongan Allah Nabi Musa berhasil keluar dari mesir dengan penuh tekanan, di akhir surat Allah menyampaikan kabar gmbira kepada Nabi Muhammad SAW yang menghadapi tekanan dari kaumnya dan janji Allah atas kemenangannya. Kemudian jika diawal surat dikemukakan bahwa nabi musa tidak akan menolong orang kafir. Munasabah di sini terletak dari sisi kesamaan kondisi yang di hadapi kedua tersebut. 8. Munasabah antar penutup suatu surat dengan awal surat berikutnya Jika di perhatikan pada setiap pembukaan surat akan di temukan munasabah dengan akhir surat sebelumnya, sekalipun tidak mudah untuk mencapainya. Misalnya pada ayat pertama surat Al-Hadid di mulai dengan tasbih dan surat sebelumnya akhir surat Al-Waqi‟ah memerintahkan untuk bertasbih.



C.Ragam Pendapat Tentang Munasabah Ilmu munasabah yang juga disebut dengan “Tanasubil Aayati Wassuwari” pertama kali di cetus oleh Imam Abu Bakar An-Naisaburi (wafat tahun 324 H, 6



Kemudian disusul oleh Abu Ja‟far ibn Zubair yang mengarang kitab “Al-Burhanu fi Munasabati Suwaril Qur’ani” dan diteruskan oleh Burhanuddin Al-Buqai yang menulis kitab “Nudzumud Durari fi Tanasubil Aayati Wassuwari” dan As-Suyuthi yang menulis kitab “Asraarut Tanzilli wa Tanaasuqud Durari fi Tanaasubil Aayati Wassuwari” serta M. Shodiq Al-Ghimari yang mengarang kitab “Jawahirul Bayani fi Tanasubi Wassuwari Qur’ani”. Pada bagian ini muncul pertanyaan, apakah ilmu munasabah itu ada atau tidak?,



dari



pertanyaan



ini



muncul



dua



pendapat



yang



berbeda



sebagai



jawabannya. Pertama,pihak yang mengatakan secara pasti pertalian yang erat antara surat dengan surat dan antara ayat dengan ayat (munasabah). Pihak ini diwakili oleh Abu bakar ibnu al‟arabi,Al- biqai, Az- zarkasyi.dll Menurut aliran ini, munasabah adalah ilmu yang mensyaratkan bahwa baiknya kaitan pembicaraan itu bila antara permulaan dan akhiranya terkait menjadi satu. Apabila hubungan itu terjadi dengan sebab yang berbeda-beda, tidaklah diisyaratkan adanya pertalian salah satunya dengan yang lain. Kalau Al-Munasabah ditinjau



secara



terminologis,



dalam



hal



ini munasabah bisa berarti suatu pengetahuan yang di peroleh secara Aqli dan bukan di peroleh secaratauqifi. Dengan demikian, akallah yang berusaha mencari dan menemukan



hubungan-hubungan,



pertalian,



atau



keserupaan



antara



sesuatu



itu. Demikian Az-Zarkasyi mengemukakan pendapatnya tentang persoalan munasabah. Pendapat lain yang mengatakan adanya munasabah dalam Al-Quran juga di kemukakan oleh Mufassir, diantaranya As-Syuyuti, Al-Qaththan, Fazlurrahman Dll. Pihak kedua, mengatakan bahwa tidak perlu ada munasabah ayat, sebab pristiwapristiwa tersebut saling berlainan. Alasan yang lain karena terlalu di paksa-paksakan mencari



kolerasi.



Al-Quran



disusun



dan



diturunkan



serta



diberi



hikmah



secara tauqifi dan tersusun atas petunjuk Allah. Terlepas dari kedua pendapat diatas , munasabah telah merupakan bagian tak terpisahkan dari „ulum Al-Quran. Pengetahuan mengenai kolerasi dan hubungan antara ayat-ayat itu bukanlah hal yang tauqifi,melainkan di dasarkan pada ijtihad ulama tafsir dan tingkat



7



penghayatannya terhadap kemukjizatan Al- Quran ,rahasia retorika, dan segi keterangan yang mandiri.6



D.Manfaat Mengetahui Munasabah Ada empat fungsi utama dari Ilmu Al-Munasabah 1.



Untuk menemukan arti yang tersirat dalam susunan dan urutan kalimat-kalimat, ayat-ayat, dan surah-surah dalam Al-Quran.



2.



Untuk menjadikan bagian-bagian dalam Al-Quran saling berhubungan sehingga tampak menjadi satu rangkaian yang utuh dan integral.



3. 4.



Ada ayat baru dapat dipahami apabila melihat ayat berikutnya. Untuk menjawab kritikan orang luar (orientalis) terhadap sistematika Al-Quran.



Faedah mempelajari ilmu munasabah ini banyak, antara lain sebagai berikut : a. Mengetahui persambungan hubungan antara bagian Al-Qur‟an, baik antara kalimat-kalimat atau ayat-ayat maupun surat-suratnya yang satu dengan yang lainnya. Sehingga lebih memperdalam pengetahuan dan pengenalan terhadap kitab Al-Qur‟an dan memperkuat keyakinan terhadap kewahyuan dan kemukjizatan. Karena itu, Izzudin Abdul Salam mengatakan, bahwa ilmu munasabah itu adalah ilmu yang baik sekali. Ketika menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Beliau mensyaratkan harus jatuh pada hal-hal yang berkaitan betul-betul, baik di awal atau diakhirnya. b. Dengan ilmu munasabah itu dapat diketahui mutu dan tingkat kebahagiaan bahasa Al-Qur‟an dan konteks kalimat-kalimatnya yang satu dengan yang lain. Serta persesuaian ayat atau suratnya yang satu dengan yang lain, sehingga lebih meyakinkan kemukjizatannya, bahwa al-Qur‟an itu betul-betul wahyu dari Allah SWT, dan bukan buatan Nabi Muhammad Saw. Karena itu Imam Arrazi mengatakan, bahwa kebanyakan keindahan-keindahan al-Qur‟an itu terletak pada susunan dan persesuaiannya, sedangkan susunan kalimat yang 6



Qathtan,Mabahis fi ‘ulum al-Quran,hal.138



8



paling baligh(bersastra) adalah yang sering berhubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. c. Dengan ilmu munasabah akan sangat membantu dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an. Setelah diketahui hubungan sesuatu kalimat / sesuatu ayat dengan kalimat / ayat yang lain, sehingga sangat mempermudah pengistimbatan hukum-hukum atau isi kandungannya.



BAB 3 PENUTUP A.KESIMPULAN Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa : 1. munasabah adalah mencari kedekatan, hubungan,kaitan, antar satu ayat atau kelompok ayat dengan ayat atau kelompok ayat yang berdekatan, baik dengan yang sebelumnya maupun yang sesudahnya. Dan juga ayat yang berada pada akhir sebuah surat dengan ayat yang berbeda pada awal surat berikutnya atau antara satu surat dengan surat sesudah atau sebelumnya. 2. Bahwasanya di antara ulama berbeda pendapat tentang munasabah,ada yang mengatakan bahwa secara pasti ada pertalian erat antara ayat dengan ayat,dan antara surat dengan surat. 3. Bahwasnya salah satu manfaat mempelajari ilmu munasabah yaitu Untuk menemukan arti yang tersirat dalam susunan dan urutan kalimat-kalimat, ayat-ayat, dan surah-surah dalam Al-Quran.dan mempermudah mufassir dalam menefsirkan alQur‟an.



9



DAFTAR PUSTAKA imam jalaluddin As-Suyuthi 2008.”Al-itqon fii ulumil qur’an ‟Surakarta:invidia pustaka. Abd al-Baqi, Muhammad Fu‟ad,al-Mu‟jam al- mufahras li Alfazh Al- qur’an alkarim, beirut: dar al-fikr,1981. Rosihan Anwar,mutiara ilmu-ilmu Al-Qur‟an.bandung; pustaka setia,1999 Prof. Dr. H. Amroeni Drajat ,M.Ag.Ulumul Quran ,pengantar ilmu-ilmu alquran ,penerbit kencana,depok 2017



10