Makalah Umkm Dan Ekonomi Kreatif Kel 13 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH UMKM DAN EKONOMI KREATIF Dosen Pengampu : Dr. Totok Sasongko, MM



Disusun Oleh: Kelompok 13 Danu Haruman



2020120175



Kornelis Bulu Gainya



2020120186



Rachmat Saleh



2020120188



KELAS B PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG 2022



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah UMKM dan EKONOMI KREATIF ini tepat pada waktunya. pada mata kuliah UMKM dan EKONOMI KREATIF. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengambilan keputusan bagi para pembaca dan juga bagi kami. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.



Malang, 04 Oktober 2022



Penyusun Kelompok 13



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ekonomi Kreatif di Indonesia 2.2 Usaha Kecil dan Menengah Pembinaan dan Pengembangan UMKM BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Pendapat Kelompok DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi kreatif adalah gelombang baru pertumbuhan ekonomi yang dimulai pada awal abad ke-21. Saat ini, ekonomi kreatif sangat ramai, terutama setelah mengetahui bagaimana industri kreatif seperti industri, musik, fashion, dan penyiaran berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Karakter kehadiran nasional Indonesia dan sifat simbolis kehadiran internasionalnya dalam hubungan internasional antar bangsa secara internasional merupakan alam kreatif. Namun perkembangan selanjutnya, dimana kehidupan ekonomi peradaban manusia telah berlangsung, telah menjadikan peradaban manusia sebagai bidang hubungan sosial baru dengan banyak hasil baru dalam bidang teknologi komunikasi dan konteks serta proses globalisasi. Ini belum pernah dipertimbangkan sebelumnya, dan belum diteliti secara mendalam oleh Toffler dan rekan-rekannya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Jelaskan Pengertian Ekonomi Kreatif di Indonesia 2. Jelaskan Usaha Kecil dan Menengah Pembinaan dan Pengembangan UMKM 1.3 Tujuan



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ekonomi Kreatif Ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi baru yang memadukan antara informasi dan kreativitas, serta bertumpu pada pemikiran, ide, dan pengetahuan yang bersumber dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi. Menurut definisi Kementerian Perdagangan RI (2009), ekonomi kreatif didefinisikan sebagai perwujudan dari upaya mengupayakan pembangunan berkelanjutan melalui kreativitas, di mana pembangunan berkelanjutan adalah lingkungan ekonomi yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya terbarukan. Ekonomi kreatif Menurut definisi United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), ekonomi kreatif didefinisikan sebagai siklus produksi barang dan jasa dengan kreativitas dan modal intelektual sebagai input utama. Definisi industri kreatif berdasarkan UK DCMS Working Group (1988): Industri kreatif adalah industri yang berasal dari kreativitas, keterampilan, dan bakat pribadi yang berpotensi menciptakan kekayaan dan kesempatan kerja dengan mengembangkan dan menghasilkan hak kekayaan intelektual dan pribadi. kreativitas. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2007) mendefinisikan industri kreatif sebagai berikut: “Industri yang bersumber dari pemanfaatan keterampilan dan bakat kreativitas pribadi, melalui penciptaan dan pemanfaatan kreativitas dan bakat pribadi untuk menciptakan kesejahteraan dan kesempatan kerja. Kreativitas." Sementara itu, menurut Simatupang (2007), ekonomi kreatif adalah industri kreatif yang bertumpu pada bakat, keterampilan dan kreativitas, yang merupakan elemen dasar setiap orang. Unsur utama industri kreatif adalah kreativitas, keahlian, dan bakat yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan dengan memberikan kreasi intelektual.



2.2 Sejarah Ekonomi Kreatif Istilah ekonomi kreatif pertama kali dikemukakan oleh John Hawkins pada tahun 2001. Mulai tahun 1997, Hawkins menyadari bahwa sebuah revolusi yang didasarkan pada kreativitas manusia telah terjadi di industri ekonomi. Ekonomi kreatif adalah konsep baru dari sistem ekonomi dengan informasi dan kreativitas manusia sebagai faktor produksi yang paling penting. Pengembangan ekonomi kreatif Indonesia didukung oleh Presiden Republik Indonesia, yaitu ekonomi kreatif harus menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Hal ini juga didukung oleh kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, termasuk peningkatan kapasitas melalui pengembangan ekonomi kreatif dan teknologi inovatif (Perpres No. 2 Tahun 2015 – RPJMN 2015-2019). Lingkup industri kreatif meliputi 16 sub sektor (industri), salah satunya adalah memasak. Memasak adalah bagian integral dari identitas suatu daerah. 2.3 Manfaat Pengembangan Ekonomi Kreatif Ada enam manfaat mengembangkan ekonomi kreatif, yaitu: 1. Inovasi dan perkembangan pesat Munculnya kreativitas di bidang ekonomi tidak membatasi kemampuan seseorang dalam menjalankan dunia usaha. Banyak ide-ide baru yang terus bermunculan, yang tentunya memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti yang Anda lihat hari ini, Anda bahkan tidak perlu khawatir tentang memasak, cukup pesan melalui smartphone Anda. Inovasi ini merupakan hasil dari keberadaan ekonomi kreatif. 2. Membuka Lapangan Kerja Jika inovasi baru bermunculan dalam dunia bisnis, maka secara langsung akan menciptakan produk baru yang dijual. Produk ini memerlukan ahli untuk memproduksi dan memasarkannya. Tidak masalah jika satu usaha hanya memerlukan beberapa karyawan saja karena di tempat lain juga tumbuh usaha baru. Hal inilah yang dapat membuka lapangan kerja baru dan secara otomatis mengurangi angka pengangguran. Dengan berkurangnya pengangguran, tingkat ekonomi masyarakat semakin meningkat. 3. Manusia Semakin Kreatif Perkembangan ekonomi menuntut manusia sebagai pelaku ekonomi menjadi lebih kreatif dan inovatif. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang kreatif, manusia akan berusaha lebih keras menemukan ide baru yang lebih unik dan berbeda dengan yang lain.



Sehingga, mereka dapat bersaing di dunia bisnis dengan produk yang mereka miliki. Dengan demikian manusia sekarang lebih kreatif untuk memenuhi kebutuhan dan tidak tertinggal dengan yang lain. 4. Persaingan yang kompetitif Semakin berkembang perekonomian maka semakin banyak pengusaha baru yang masuk ke dunia ekonomi. Mereka berlomba-lomba menciptakan bisnis hingga menjadi pengusaha sukses. Dengan lahirnya pebisnis baru ini, akan semakin banyak pesaing atau kompetitor. Membuat persaingan bisnis secara alami menjadi kompetitif. 5. Kualitas produk semakin baik Manfaat lain dari pengembangan ekonomi kreatif adalah perubahan kualitas produk. Karena persaingan untuk produk yang sama di pasar, produk yang telah ada sejak lama sekarang memiliki kualitas yang lebih tinggi. Selain itu, tingginya kesadaran masyarakat akan produk yang aman dan berkualitas, daripada produk murah yang bisa rusak, membuat para pelaku bisnis ekonomi kreatif berusaha mencari ide untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam mengelola kualitas suatu produk, kita juga harus memperhatikan manajemen Persediaan produk. Dengan membangun sistem manajemen kargo yang baik, Kualitas produk yang Anda miliki juga akan tetap terjaga. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan aplikasi stok di software Jurnal, yang sangat mudah digunakan. 6. Pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan bisnis berbagai departemen selalu mempengaruhi pertumbuhan sistem ekonomi. Ekonomi kreatif melahirkan banyak bisnis baru, pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik dan lebih baik, karena semua koneksi ekonomi dapat terwujud. Hasilnya, kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Jika Anda sebagai pebisnis tidak bisa mengelola keuangan dengan baik, maka ekonomi kreatif tidak akan berkembang dengan lancar. Oleh karena itu, selalu kelola keuangan Anda dengan baik dengan mencatat semua transaksi dalam bisnis yang Anda kelola agar pertumbuhan bisnis dan pertumbuhan ekonomi Anda dapat berjalan dengan lancar. Dalam rangka menata dan mengelola laporan keuangan, diperlukan sistem pembukuan yang dapat diterapkan dengan mudah dan cepat, seperti software akuntansi online terbaik Jurnal. Jurnal dapat membantu Anda menghitung pembiayaan usaha, melakukan pengecekan stok barang, pembuatan faktur, dan terhubung secara langsung dengan Bank untuk mempermudah proses rekonsiliasi. 2.4 Jenis Ekonomi Kreatif



Berdasarkan Inpres No 6 tahun 2009, industri kreatif dikelompokkan menjadi 13 sektor, berikut jenis industri kreatif dilansir Situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: 1. Periklanan Iklan masih menjadi medium paling efisien untuk memublikasikan produk dan jasa. Potensi industri ini pun tak perlu diragukan lagi. Pertumbuhan belanja iklan nasional bisa mencapai 5-7% setiap tahun. Iklan juga mempunyai soft power yang berperan dalam membentuk pola konsumsi,pola berpikir, dan pola hidup masyarakat. 2. Arsitektur Peran arsitektur di Indonesia sangat penting. Dalam hal budaya, keanekaragaman arsitektur lokal dan daerah menunjukkan karakter Bangsa Indonesia yang mempunyai beraneka ragam budaya. Sedangkan dalam hal pembangunan, arsitektur juga berperan dalam merancang dasar pembangunan sebuah kota. 3. Barang Seni Barang seni berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli suatu daerah, unik, dan langka. Selain itu memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang dan galeri. Barang seni dapat berupa alat musik, kerajinan, film, seni rupa, dan lukisan. 4. Kerajinan Kriya Kerajinan tangan mencakup semua kerajinan yang terbuat dari kayu, logam, kulit, kaca, keramik, dan tekstil. Ketersediaan bahan baku yang melimpah dan kreativitas pelaku industri menjadi faktor utama pendorong berkembangnya kerajinan ini. Indonesia memiliki banyak pengrajin kreatif yang pandai berbisnis. Usaha kerajinannya juga beragam. Banyak dari mereka yang berhasil memasarkan produknya ke pasar luar negeri. Kerajinan tangan Indonesia terkenal dengan konsep handmade dan menggunakannya. Sebagai nilai tambah sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. 5. Desain produk Karena penduduk didominasi oleh usia produksi, maka potensi interaksi antara pelaku industri dengan pasar sangat besar. Selain itu, masyarakat dan pasar kini memiliki apresiasi terhadap produk yang berkualitas. Desain produk juga didukung oleh pelaku industri dengan keahlian yang handal. Para desainer produk mampu menggali dan mengangkat kearifan lokal, kekayaan budaya Indonesia yang beraneka ragam, dalam setiap karya-karyanya. Tren fashion berubah dengan cepat. Beberapa bulan kemudian, mode baru muncul. Hal ini tidak terlepas dari produktivitas inovatif para perancang busana



lokal dalam merancang gaya busana baru dan munculnya generasi muda kreatif yang menggemari industri fashion ini. Fashion lokal masih anak tiri, dan pasar mengutamakan penyediaan ruang bagi produk impor, dan fesyen lokal tidak mendapat tempat. Sementara itu, tantangan lain yang tak kalah pentingnya adalah koordinasi industri hulu dan hilir, mulai dari pabrik tekstil/pakaian, perancang busana hingga urusan pasar. 6. Film, video, dan fotografi Industri kreatif seperti film, animasi, dan video memiliki potensi pengembangan yang menjanjikan, namun masih menghadapi berbagai tantangan. Beberapa di antaranya adalah kurangnya sumber daya manusia dengan pengetahuan profesional yang nyata di bidang film, sehingga pilihan untuk mendapatkan tim yang terdiri dari sutradara, penulis skenario, kru, dan aktor film sangat terbatas. Untuk fotografi, perkembangannya tidak terlepas dari banyaknya anak muda yang sangat giat belajar fotografi. Banyak dari mereka memutuskan untuk memasuki bidang ini sebagai profesional. Publik pun memberikan komentar positif terhadap industri fotografi. Saat ini, belum ada perlindungan kekayaan intelektual, khususnya hak pakai karya fotografi. Selain itu, tidak ada arsip karya fotografi Indonesia. 7. Permainan Industri dan ekosistem game lokal memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada ekonomi kreatif negara. Kontribusi game terhadap ekonomi kreatif Indonesia pada tahun 2017 sebesar 1,93% dari PDB, dan terdapat 44.733 tenaga kerja di sub industri ini. Pada tahun yang sama, 51 pengembang game lokal ditambahkan, dan jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. 8. Musik Musik memiliki potensi besar dalam industri kreatif. Beberapa aktor melihat adanya masalah yang harus segera diselesaikan. Salah satu tantangan terbesar pembajakan yang masih marak sehingga menyebabkan perkembangan industri musik di Indonesia terhambat. Pembajakan menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas produksi, menurunnya apresiasi masyarakat terhadap musik, dan turunnya minat investasi di bidang ini. 9. Seni Pertunjukan Seni pertunjukan dari masing-masing daerah sudah tersebar secara sporadis ke seluruh wilayah di Indonesia. Banyaknya jumlah seni pertunjukan baik tradisi maupun kontemporer yang selama ini dikreasikan, dikembangkan, dan dipromosikan, telah mendapatkan apresiasi dunia internasional. Peran Pemerintah tentu sangat diperlukan, terutama dalam menentukan regulasi yang komprehensif untuk mendorong sub sektor seni pertunjukan ini supaya lebih



berkembang. Tak hanya itu, peran pemerintah dalam memfasilitasi pembangunan gedung atau tempat pertunjukan yang representatif dan bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat juga mutlak diperlukan. 10. Penerbitan dan Percetakan Penerbitan turut berperan aktif dalam membangun kekuatan intelektual bangsa. Munculnya sastrawan, penulis, peneliti, dan para cendekiawan, tak lepas dari peran industri ini. Walaupun saat ini profesi penulis masih dianggap kurang menjanjikan, banyak para penulis muda yang sangat antusias, silih berganti menerbitkan karya-karyanya. 11. Layanan Komputer Meningkatnya penetrasi pemanfaatan gawai oleh masyarakat tak lepas dari peran layanan komputer dan aplikasi yang tertanam di dalamnya. Masyarakat sudah fasih menggunakan berbagai jenis aplikasi digital seperti peta atau navigasi, media sosial, berita, bisnis, musik, penerjemah, permainan dan lain sebagainya. Berbagai aplikasi tersebut didesain supaya mempermudah pengguna dalam melakukan aktivita sehari-hari. 12. Radio dan Televisi Televisi dan radio masih mempunyai peran yang sangat besar dalam penyebaran informasi. Saat ini, kepemilikan televisi dan radio sudah merata, sehingga setiap lapisan masyarakat bisa mengakses teknologi ini. Pertumbuhan jumlah stasiun televisi dan stasiun radio pun masih terus bertambah. Namun, pertumbuhan dan potensi tersebut belum disertai dengan tayangan televisi yang berkualitas. Mayoritas program televisi, karena mengejar rating tinggi, tak lagi memperhatikan kualitas program yang ditayangkan. Industri ini kekurangan rumah produksi dan SDM yang bisa merancang program-program berkualitas. 13. Riset dan Pengembangan Industri kreatif ini erat dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapannya dari segi ilmu dan pengetahuan. 2.5 Alasan Indonesia perlu mengembangkan Ekonomi Kreatif Pada umumnya, ekonomi kreatif merupakan kegiatan ekonomi di mana didalamnya memanfaatkan kreatifitas, pemikiran, bakat, serta inovasi yang dilakukan oleh individu guna menciptakan kesejahteraan rakyat. Sektor-sektor perkembangan ekonomi kreatif yang saat ini berkembang di Indonesia yaitu arsitektur, desain interior, kuliner, perfilman dan periklanan, musik, dan masih banyak lagi. Ekonomi kreatif ini juga berguna untuk menjadi alternatif disaat ekonomi suatu negara sedang menurun, dimana ini akan mengembalikan kondisi ekonomi tersebut. Selain itu, terdapat beberapa alasan lain mengapa ekonomi kreatif perlu dikembangkan di Indonesia.



Berikut merupakan alasan mengapa ekonomi kreatif perlu dikembangkan di Indonesia: 1. Menghadirkan Banyak Tenaga Kerja Sektor pada ekonomi kreatif ini sungguh beragam, yang bahkan ada lebih dari sepuluh sektor. Maka dengan beragamnya sektor yang ada pada ekonomi kreatif, pasti akan menghadirkan pula banyak tenaga kerja dari berbagai latar belakang pendidikan dan kemampuan. Dengan banyaknya tenaga kerja yang akan diserap, maka itu akan mengurangi angka pengangguran juga. Oleh karena itu, secara langsung ekonomi kreatif ini dapat mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Itulah mengapa ekonomi kreatif perlu dikembangkan di Indonesia. 2. Mempromosikan Identitas Bangsa Identitas bangsa dapat diciptakan apabila kita memiliki suatu ciri khas dan budaya tersendiri yang tidak dimiliki oleh negara lain. Dengan ekonomi kreatif, kita bisa menciptakan identitas tersebut dengan produk-produk yang kita buat dan mempromosikan budaya kearifan lokal. 3. Meningkatkan Industri Kreatifitas Untuk mengembangkan ekonomi kreatif, diperlukan orang-orang yang memiliki kreatifitas dan inovasi tinggi. Namun jangan khawatir, buat kamu yang belum melihat sisi kreatif dari diri kamu, dengan ekonomi kreatif ini kamu akan terbiasa berfikir cepat, logis, dan kreatif. Sehingga jiwa-jiwa kreatif orang-orang yang berada di industri kreatif ini akan terangsang dengan sendirinya. Tidak hanya pada industri ekonomi kreatif, sebenarnya pemikiran kreatif sangat diperlukan dalam setiap industri. maka latih lah pikiranmu agar terbiasa untuk berpikir dan memecahkan berbagai masalah yang ada. 4. Persaingan Positif Alasan mengapa ekonomi kreatif perlu dikembangkan di Indonesia yang keempat yaitu memberi dampak positif. Atas ketiga alasan di atas, dapat dilihat bahwa banyaknya dampak positif yang kita dapatkan dari industri ekonomi kreatif. Dampak positif ini ada pada beberapa bidang, pertama pada bidang bisnis. Dengan adanya ekonomi kreatif ini, semakin banyak dari orang-orang yang akan menuangkan ide kreatifnya menjadi suatu bentuk usaha. Sehingga industri bisnis pun menjadi lebih beragam lagi. Kedua yaitu dampak positif pada kehidupan sosial masyarakat. Dengan adanya ekonomi kreatif, masyarakat akan lebih sering bersinggungan karena berada oada industri yang sama ataupun karena suatu kerjasama. Maka ini akan berakibat pada terjalinnya suatu komunikasi yang baik. Yang terakhir yaitu dampak positif pada ekonomi. Tidak hanya ekonomi mesyarakatnya saja, tetapi dampak positif ini juga dirasakan oleh negara. Dengan



adanya ekonomi kreatif, pengangguran berkurang, maskyarakat miskin pun akan berkurang. Selain itu, ekonomi kreatif ini secara tidak langsung akan berkontribusi pada peningkatan kondisi keuangan negara. Itulah mengapa ekonomi kreatif perlu dikembangkan di Indonesia, karena dampak positifnya sangat banyak dan sangat berpengaruh bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. 5. Sumber Daya Kreatif Dapat Diperbaharui dan Berkembang Ekonomi kreatif merupakan industri yang memanfaatkan kreatifitas, inovasi, bakat, serta kemampuan dari manusia yang dapat diperbaharui. Maka dalam menjalankan ekonomi kreatif ini kita tak akan kehabisan sumber daya. Maka dari itu lah mangapa ekonomi kreatif perlu dikembangkan di Indonesia. Itulah lima alasan mengapa ekonomi kreatif perlu dikembangkan di Indonesia. Indonesia sebenarnya tidak kekurangan orang-orang kreatif dan modal, namun Indonesia kekurangan orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan hal tersebut. Maka kita sebagai generasi masa kini harus mampu membantu perekonomian negara kita dengan mewujudkan industriindustri kreatif. 2.2 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah Pembinaan dan Pengembangan UMKM 1. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil yang memiliki kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 1995. Kriteria usaha kecil tersebut adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). c. Milik Warga Negara Indonesia. d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Kriteria tersebut butir a dan b, nilai nominalnya dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian, yang diatur dengan Peraturan pemerintah. 2. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1998 dijelaskan: a. Pembinaan dan pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melalui pemberian bimbingan dan penyuluhan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi



usaha yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha menengah. b. Pemberdayaan adalah usaha yang dilakukan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam bentuk penumbuhan iklim usaha, pembinaan dan pengembangan sehingga usaha kecil mampu menumbuhkan dan memperkuat dirinya menjadi usaha yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha menengah. c. Usaha kecil yang tangguh adalah usaha kecil yang memiliki daya tahan dan daya saing yang tinggi. Usaha kecil yang mandiri adalah usaha kecil yang memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan bertumpu pada kepercayaan dan kemampuan sendiri tanpa tergantung pada pihak lain. B. Ketentuan-Ketentuan tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun 1998 diatur mengenai: 1. Lingkup, Tata Cara, dan Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil. Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, baik secara sendiri - sendiri maupun bersamasama, dan dilakukan secara terarah dan terpadu serta berkesinambungan untuk mewujudkan usaha kecil yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha menengah. Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dilaksanakan dengan memperhatikan klasifikasi dan tingkat perkembangan usaha kecil. Berdasarkan klasifikasi dan tingkat perkembangan usaha kecil ditetapkan bobot, intensitas,prioritas dan jangka waktu pembinaan dan pengembangan usaha kecil. Ruang lingkup pembinaan dan pengembangan usaha kecil meliputi bidang produksi dan pengolahan,pemasaran,sumber daya manusia dan teknologi. Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Identifikasi potensi dan masalah yang dihadapi oleh usaha kecil. b. Penyiapan program pembinaan dan pengembangan sesuai potensi dan masalah yang dihadapi oleh usaha kecil. c. Pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan. d. Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan bagi usaha kecil. Pembinaan dan pengembangan usaha kecil dibidang produksi dan pengolahan, dilaksanakan dengan: a. Meningkatkan kemampuan manajemen serta teknis produksi dan pengolahan. b. Meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan. c. Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong dan kemasan.



d. Menyediakan tenaga konsultan profesional di bidang produksi dan pengolahan. Pembinaan dan pengembangan usaha kecil di bidang pemasaran, dilaksanakan dengan: a. Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran b. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran c. Menyediakan sarana serta dukungan promosi dan uji coba pasar d. Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi e. Memasarkan produk usaha kecil f. Menyediakan tenaga konsultan profesional di bidang pemasaran. g. Menyediakan rumah dagang dan promosi usaha kecil. h. Memberikan peluang pasar. Pembinaan dan pengembangan usaha kecil di bidang sumber daya manusia, dilaksanakan dengan: a. Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan. b. Meningkatkan ketrampilan teknis dan manajerial. c. Membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan, pelatihan dan konsultasi usaha kecil d. Menyediakan tenaga penyuluh dan konsultan usaha kecil e. Menyediakan modul manajemen usaha kecil f. Menyediakan tempat magang, studi banding, dan konsultasi untuk usaha kecil. Pembinaan dan pengembangan usaha kecil di bidang teknologi dilaksanakan dengan: a. Meningkatkan kemampuan di bidang teknologi produksi dan pengendalian mutu b. Meningkatkan kemampuan di bidang penelitian untuk mengembangkan desain dan teknologi baru. c. Memberikan insentif kepada usaha kecil yang menerapkan teknologi baru dan melestarikan lingkungan hidup. d. Meningkatkan kerjasama dan alih teknologi e. Meningkatkan kemampuan dalam memenuhi standarisasi teknologi. f. Menumbuhkan dan mengembangkan lembaga penelitian dan pengem-bangan di bidang desain dan teknologi bagi usaha kecil. g. Menyediakan tenaga konsultan profesional di bidang teknologi h. Memberikan bimbingan dan konsultasi berkenaan dengan hak atas kekayaan intelektual. Pembinaan dan pengembangan usaha kecil yang dilaksanakan oleh dunia usaha dan masyarakat, berupa: a. Penyediaan tenaga konsultan profesional, sarana, prasarana, dana, teknologi dan informasi



b. Bimbingan dan konsultan c. Pendidikan dan pelatihan d. Advokasi e. Pendirian klinik konsultasi bisnis untuk usaha kecil Dalam rangka mendorong minat dunia usaha dan masyarakat untuk berpartisipasi membina serta mengembangkan usaha kecil, maka pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan-kebijakan pajak bagi mereka, seperti perhitungan PKP (Penghasilan Kena Pajak). Usaha kecil yang telah dibina dan berkembang menjadi usaha menengah masih dapat diberikan pembinaan dan pengembangan untuk jangka waktu paling lama tiga tahun. 2. Lembaga Pendukung Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat menyediakan pembiayaan dan penjaminan serta bantuan perkuatan bagi usaha kecil untuk kelancaran pelaksanaan pembinaan dan pengembangan usaha kecil, melalui lembaga pendukung yang terdiri dari: a. Lembaga pembiayaan b. Lembaga penjaminan c. Lembaga pendukung lain Lembaga pembiayaan memberikan prioritas pelayanan, kemudahan dan akses dalam memperoleh pendanaan bagi usaha kecil yang dibina dan dikembangkan melalui: a. Penyediaan pendanaan usaha kecil b. Penyederhanaan tata cara dalam memperoleh pendanaan dengan memberikan kemudahan dalam pengajuan permohonan dan kecepatan memperoleh keputusan c. Pemberian keringanan persyaratan jaminan tambahan d. Penyebarluasan informasi mengenai kemudahan untuk memperoleh pendanaan bagi usaha kecil melalui penyuluhan langsung dan media massa yang ada e. Penyelenggaraan pelatihan membuat rencana usaha dan manajemen keuangan f. Pemberian keringanan tingkat bunga kredit usaha kecil g. Bimbingan dan bantuan usaha kecil h. Loket khusus untuk pelayanan dan informasi kredit usaha kecil Lembaga penjamin memberikan prioritas pelayanan dan kemudahan dan akses bagi usaha kecil yang dibina dan dikembangkan untuk memperoleh jaminan pendanaan melalui: a. Perluasan fungsi lembaga penjamin yang sudah ada dan atau pembentukan lembaga penjaminan baru b. Pembentukan lembaga penjamin ulang untuk menjamin lembaga-lembaga penjamin yang ada Lembaga pendukung lain berperan mempersiapkan dan menjembatani



pembinaan dan pengembangan usaha kecil melalui: a. Penyediaan informasi, bantuan manajemen dan teknologi kepada usaha kecil b. Pemberian bimbingan dan konsultasi melalui klinik konsultasi bisnis kepada usaha kecil c. Pelaksanaan advokasi kepada berbagai pihak untuk kepentingan usaha kecil d. Pelaksanaan magang, studi banding dan praktek kerja bagi usaha kecil. C. Tantangan Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil Dalam Menghadapi Pembangunan Ekonomi 1. Dampak Krisis Ekonomi Untuk mewujudkan kondisi ekonomi masa depan, kita harus memahami tentang prospek perekonomian suatu negara. Menurut Tulus Tambunan dalam tulisannya berjudul Perekonomian Indonesia Menyongsong Abad XXI (1998:2829) prospek perekonomian suatu negara ditentukan oleh tiga hal penting yaitu: “Pertama kondisi ekonomi negara tersebut saat ini apakah ekonominya sedang booming atau slowing down (atau mengalami resesi) atau stagnasi. Kedua kebijakan-kebijakan pemerintah yang akan dikeluarkan dan tindakan-tindakan yang akan dilakukan oleh pelaku bisnis seperti bankir, pedagang, industrial, pengusaha, penanam modal, dan masyarakat. Dalam kata lain, apa respon pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dalam menghadapi kondisi ekonomi saat ini sangat menentukan prospek ekonomi dimasa mendatang. Ketiga, kondisi ekonomi dunia atau external environment.” Pada kenyataannya, Indonesia pada saat ini masih belum mampu mengentas sektor ekonomi bari booming atau slowing down (atau mengalami resesi) atau stagnasi. Tarik ulur peran ekonomi dengan peran politik masih dirasakan sangat menghambat upaya mensejahterakan rakyat, disamping itu dibidang keamanan juga belum dapat teratasi. Aceh masih bergolak, Ambon masih belum dicapai kerukunan dan persatuan, juga Irian Barat yang dikenal dengan Papua masih memerlukan perhatian serius, disamping itu permasalahan tentang pengungsi dari Timor Timur, insiden Atambua dan penyelesaian masalah HAM belum tertangani secara tuntas. Tentang kebijakan-kebijakan pemerintah dalam bentuk berbagai penggantian pejabat - pejabat tinggi tingkat menteri dan berbagai eselon dibawahnya membuat perjalanan pembangunan ekonomi untuk mensejahterakan rakyat mengalami hambatan-hambatan karena pejabat-pejabat baru juga masih memerlukan penyesuaian dengan jabatannya yang baru. Sementara itu mundurnya menteri dalam kabinet dan pejabat-pejabat penting, jelas menunjukkan bahwa laju perekonomian tidak dapat berjalan sehat. Dengan demikian, disadari atau tidak pembinaan dan perkembangan usaha kecil walaupun sistemnya telah tertata, praktek pelaksanaannya dilapangan akan terganggu. Kondisi ekonomi dunia yang mengglobal juga sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Barang-barang impor membanjir, sepeda motor dari Cina dan alat-alat elektroniknya tak kalah murah bila dibanding dengan barang-



barang impor dari negara-negara lain. Bahan-bahan pakaian dari tekstil berasal dari India juga hadir bersamaan dengan tekstil dari Cina (Surabaya Post, 21 September 2000). Bahan makanan seperti beras, gula dan garam impor juga membanjir. ini semua jelas berpengaruh pada pertumbuhan industri di dalam negeri. Pada kondisi ekonomi Indonesia yang belum mapan saat ini, perlu muncul pemimpin - pemimpin di sektor ekonomi yang mampu survival dalam menembus kekalutan dan ketidakpastian. Tentang kepemimpinan, A.B. Susanto (1999: 1) dalam karya tulisnya berjudul Survival Manajemen menjelaskan bahwa: Kepemimpinan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu dan bersifat kontekstual yang dilatari oleh perkembangan sosial, politik dan budaya yang berlaku pada jamannya. Beberapa perkembangan konsep kepemimpinan yang layak dicatat adalah: a. Trait Approach Pendekatan ini menekankan evaluasi dan seleksi kepemimpinan didasarkan pada karakteristik fisik, mental dan psykologis. Kelemahannya tidak ditemukan karakteristik spesifik yang membedakan pemimpin efektif dan tidak efektif. b. Behavioral Theories Menekankan evaluasi kepemimpinan efektif berdasarkan behavior dan fokus pada fungsi dan tipe kepemimpinan. c. Situational Leadership Pendekatan ini menyatakan tidak ada tipe kepemimpinan yang cocok untuk diterapkan dalam segala situasi. Perilaku kepemimpinan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Memperhatikan kondisi Indonesia pada bidang ekonomi yang masih terbebani pengaruh-pengaruh politik dan keamanan pada saat ini maka tipe kepemimpinan yang cocok diterapkan adalah situational leadership. Tipe kepemimpinan berdasarkan pada situasi ini perlu ditunjang dengan berbagai hal yang perlu dikembangkan oleh seorang pemimpin perusahaan, menurut Peter Drucker (1979:26-27) adalah: a. Seorang pemimpin perusahaan harus dapat mengembangkan obyektifitas hubungan-hubungan dan perilaku manusia. b. Seorang pemimpin perusahaan harus dapat mengembangkan kecakapan berkomunikasi di dalam perusahaannya dan masyarakat diluar perusahaan. c. Seorang pemimpin perusahaan harus mampu mengembangkan sikap yang tegas terhadap karyawan sebagai pengikut-pengikutnya. d. Seorang pemimpin perusahaan harus dapat mengembangkan sikap sadar akan dirinya sendiri. e. Seorang pemimpin perusahaan harus dapat mengembangkan kecakapannya mengajar karyawan agar mengerti tentang berbagai prosedur dan pedomanpedoman yang berlaku diperusahaan, memberikan koreksi dan petunjukpetunjuk pengarahan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya.



Lima hal yang harus dikembangkan oleh pemimpin perusahaan tersebut di atas sangat diperlukan oleh pemimpin bertipe situational dalam melengkapi diri agar dapat survival di tengah-tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu sekarang ini. 2. Manajemen Survival Secara harfiah survival berasal dari bahasa Inggris (Salim, 1996:975) artinya adalah kelangsungan hidup. Untuk memahami arti dari kelangsungan hidup dapat diilustrasikan ketika kita sedang menonton sebuah film latihan dari satuan militer yang sedang di lepas dari kapal angkatan laut atau diterjunkan dari pesawat udara di suatu hutan dalam rangka menggempur daerah lawan dalam suatu kordinat yang telah ditentukan dengan bekal logistik perorangan yang terukur jumlahnya dengan pengertian bahwa salah menggunakan waktu dan gerak dalam operasi tersebut beresiko harus dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara mencari logistik sendiri dengan memanfaatkan tumbuhan atau buah-buahan apa saja yang bisa dirasakan agar dapat menjangkau daerah sasaran. Di bidang bisnis, survival sangat dirasakan, utamanya dalam menghadapi kondisi krisis ekonomi sebagaimana yang telah terjadi di Indonesia, yang pada saat ini masih belum dapat diatasi. Semua perusahaan pada saat ini sedang dalam kondisi sulit berkembang, disamping itu iklim kerja dalam perusahaan juga terusik adanya unjuk rasa karyawan yang sedang trendi mewujudnyatakan demokrasi dan reformasi. Menyikapi kondisi krisis ekonomi, pimpinan perusahaan, tidak bisa berpikir masa bodoh dan menunggu sambil berdoa semoga krisis cepat berakhir. Hanya pimpinan perusahaan yang mampu memanfaatkan manajemen survival yang akan bisa mengatasi berbagai kesulitan perusahaan sehingga perusahannya bisa terus berjalan bersamaan dengan berlangsungnya krisis itu sendiri sampai krisis berhasil diatasi karena para pimpinan perusahaan mampu membangun manajemen survival. Manajemen survival berwawasan pada: a. Pemahaman dan Pemanfaatan Sumber Inovasi Kondisi lapangan di sektor ekonomi pada saat ini bernuansa situasional yang sangat beragam dan komplek dengan berbagai perubahan yang sangat cepat, sehingga keberadaan krisis yang melanda Indonesia terasa sulit untuk diatasi. Nuansa situasional yang terbebani banyak ragam variabel tak terkontrol akan sangat sulit dipredeksi oleh seorang pemimpin perusahaan. Dengan demikian seorang pemimpin harus menyesuaikan dengan kondisi dan situasi dan tidak bisa bersikap kaku mempedomani asumsi-asumsi teori kepemimpinan yang telah didapatkan di perguruan tinggi. Menurut Hiam (1994:8-14), mengadopsi pemikiran Drucker tentang tujuh sumber inovasi dalam mengelola organisasi yaitu (1) yang tidak terduga, (2)



keganjilan, (3) kebutuhan proses, (4) perubahan terstruktur, (5) demografis, (6) persepsi, (7) pengetahuan baru. Tentang sumber inovasi yang tidak terduga, ditegaskan bahwa keberhasilan yang tidak terduga menunjukkan pergantian atau kecenderungan terbukanya pasar baru. Keberhasilan tak terduga biasanya diabaikan oleh pimpinan. Keberhasilan tak terduga justru dianggap sebagai gangguan dan masalah. Contoh beberapa perusahaan obat-obatan beranggapan bahwa permintaan awal terhadap produk mereka dari dokter hewan merupakan gangguan dan membiarkan dikembangkan oleh perusahaan lain, yang kemudian menjadi pasar yang sangat penting. Tentang keganjilan, dinyatakan bahwa bila sesuatu tidak seperti seharusnya, bila sesuatu tidak masuk akal, biasanya menunjukkan terjadinya perubahan yang penting yang harus diakui. Keganjilan sering kali dapat dirasakan oleh orang dalam, namun sering diabaikan karena tidak sesuai dengan pendapat yang diterima oleh dunia. Tentang kebutuhan proses, dijelaskan bahwa bila terjadi kemacetan atau terdapat hubungan yang lemah dalam sebuah proses dapat dibenahi dengan inovasi yang dengan cepat dapat diterima. Pemanfaatan pengetahuan baru dilakukan untuk mengganti proses yang tidak praktis. Contoh switch board otomatis bel telepon dikembangkan pada tahun 1910, setelah proyeksinya menunjukkan bahwa pada tahun 1925 semua wanita dewasa di Amerika harus menjadi pegawai untuk melayani switch board manual. Tentang perubahan struktur, ditegaskan bahwa industri yang mantap atau struktur pasar dapat berubah dengan tiba-tiba dan tidak terduga. Perusahaan perlu dukungan anggota untuk melakukan inovasi untuk menerima konteks yang baru. Biasanya perusahaan yang mapan, akan berusaha memperlambat perubahan struktur. Tentang demografis, dijelaskan bahwa perubahan demografis dalam ukuran dan struktur populasi seperti peningkatan tingkat pendidikan, usia, atau ukuran dari sebuah kelompok khusus jelas dapat diperkirakan. Perubahannya cukup bergulir dengan cepat yang memiliki dampak dramatis terhadap pasar. Biasanya pengusaha kurang memperhatikan perubahan demografis. Contoh, restoran kurang mengantisipasi penyediaan makanan dalam memenuhi kebutuhan untuk usia lanjut, usia pertengahan dan usia muda. Tentang persepsi, dikatakan bahwa perubahan persepsi terkait dengan cara melihat diri sendiri dan cara menciptakan kesempatan. Perusahaan mapan kurang peduli pada perubahan persepsi, karena pergantian persepsi hanya merupakan persaingan kecil. William Beriton menyelidiki pergantian dalam tahun 1950-an, penyebab lebih banyak orang Amerika yang menganggap dirinya sebagai kelas menengah dari pada sebagai kelas pekerja. Penemuan penyelidikannya bahwa anak-anak mereka mempunyai kesempatan lebih baik dari pada dirinya melalui pendidikan sebuah pengertian yang menyebabkan



mereka merasa harus membeli Encyclopaedia Britanica dan memasarkannya kepada mereka yang menyatakan dirinya sebagai kelas mengah. Tentang pengetahuan baru, dijelaskan bahwa sumber inovasi pengetahuan baru sulit diatur, tak dapat diramal, mahal dan dipengaruhi sifatnya yang memakan waktu lama. Pemusatan perhatian terhadap pengetahuan baru pada berbagai bidang, baik teknis maupun sosial yang akan menyulitkan organisasi memperkenalkan inovasi yang didasarkan pada pengetahuan dengan berhasil. Pengetahuan baru yang dikaitkan dengan gagasan cemerlang seperti judi berlawanan dengan aturan yang sistematis. b. Pemahaman dan Pemanfaatan Kegiatan Wirausaha Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, manajemen survival perlu melirik pada kegiatan wirausaha, sehingga pemimpin perusahaan tidak perlu menjadi patah semangat karena lahan-lahan baru yang cocok dengan kondisi saat ini sebenarnya masih banyak yang harus digarap. Perubahan atau pencarian usaha baru bagi pemimpin yang memiliki gaya manajemen survival diera perekonomian yang situasional, menuntut seseorang pemimpin perusahaan menjadi wirausahawan. Yang dimaksud dengan wirausahawan adalah seseorang yang mengorganisasikan dan mengarahkan usaha baru. c. Pengelolaan Sumber Daya Manusia Manajemen survival dalam kondisi ekonomi tidak menentu sekarang ini perlu fokus pada manajemen sumber daya manusia. Alasannya bahwa dalam kondisi ekonomi yang situasional yang dipengaruhi peran politik dan keamanan yang tidak menunjang bagi kemapanan ekonomi terdapat berbagai karyawan perusahaan yang justru lebih menuntut pemenuhan kebutuhannya misalnya kenaikan upah, kenaikan berbagai tunjangan dan sebagainya, padahal kondisi perusahaan tidak stabil. Berbagai tuntutan itu diwujudkan dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi, mogok dan bahkan ada pula yang melakukan berbagai perusakan-perusakan kantor maupun sarana produksi di perusahaannya. Oleh sebab itu pimpinan perusahaan dalam rangka manajemen survival perlu selalu peduli terhadap karyawannya agar dapat diciptakan kondisi iklim kerja yang tenang dan kompak dengan semboyan bersatu kita teguh bercerai kita jatuh. Untuk dapat mewujudkan kekompakan dalam perusahaan, pemimpin perusahaan harus selalu transparan dan memanusiakan karyawan sebagai mitra kerja, karena pada hakekatnya perusahaan adalah milik bersama pendiri, pemegang saham, komisaris, direksi dan seluruh karyawan perusahaan. Apabila hal ini disadari, maka semua pihak akan menunjang kegiatan perusahaan dan rela untuk berbuat positif dalam arti berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing. Kondisi ini yang memungkinkan berjalan survival menuju keberhasilan yang semakin bertambah baik. Perhatian terhadap karyawan, perlu didukung pemikiran struktur organisasi yang



tepat dengan acuan miskin struktur - kaya fungsi. Mengutamakan kecil indah mensejahterakan daripada besar penuh masalah. Untuk memahami hal ini, dalam kondisi situasional yang tidak menentu pengelolaan karyawan harus dilakukan secara jeli. Hindari sikap tergesa-gesa dalam pemutusan hubungan kerja, karena pemutusan hubungan kerja walaupun dengan dalih menguntungkan kedua belah pihak, pada kenyataannya berbuntut negatif. Lebih baik menahan diri tidak menerima karyawan baru daripada harus melakukan pemutusan kerja. Pemutusan hubungan kerja harus dilakukan pertimbangan secara matang, dengan mengidentifikasi berbagai masalah yang berat, menurut Rye (1996:377379) antara lain adalah: 1. Penanganan Alkoholisme. Alkoholisme merupakan masalah yang meluas diantara karyawan yang jarang diakui oleh banyak bisnis. Salah satu cara yang efektif untuk menangani problem itu adalah dengan meminta karyawan yang kecanduan untuk berobat ke suatu pusat perawatan alkoholisme. 2. Penanganan Kemangkiran. Kemangkiran atau pembolosan merupakan suatu masalah yang serius bagi perusahaan. Sukar untuk diatasi karena seorang karyawan hanya perlu mengatakan: “Saya tidak enak badan.” Untuk menghambat pembolosan, beberapa perusahaan membayar karyawannya suatu bonus tunai pada akhir tahun untuk setiap cuti sakit yang tidak digunakan. Pembolosan terus menerus harus diperingatkan secara tertulis dan didokumentasikan. Jika pembolos membandel, pimpinan perusahaan harus minta karyawan pembolos tersebut agar meninggalkan perusahaan. 3. Penanganan Pencurian. Pencurian merupakan masalah serius di perusahaan. Semua orang yang bekerja di perusahaan dicurigai, kecuali pelakunya tertangkap. Waspadai: (1) alat tulis kantor dan perlengkapan hilang, (2) persediaan menghilang dari daerah penyimpanan, (3) uang tunai hilang dari mesin kas, (4) pembukuan tidak seimbang, (5) dilakukan pembelian untuk produk dan jasa yang tidak pernah dikantorkan, (6) kas kecil selalu kekurangan uang tunai, (7) karyawan-karyawan tidak meminta bayaran dari teman-temannya untuk barang yang diterima oleh teman-teman. d. Pemberhentian Karyawan. Pemberhentian seorang karyawan merupakan suatu persoalan yang sulit untuk dihadapi. Jika seorang karyawan tidak memenuhi harapan, pemberhentiannya harus dilakukan. Untuk memberhentikan seorang karyawan, perlu terlebih dahulu konsultasi dengan karyawan tersebut dan memberikan peringatan yang didokumentasikan. Panduan untuk memberhentikan seorang karyawan adalah sebagai berikut: a). Temui karyawan itu dan jelaskan alasan pemberhentian.



b). Bayarlah semua upah dan kompensasi yang menjadi hak karyawan itu sampai pada soal pemberhentian. c). Jika Anda meyakini wawancara pemberhentian akan mengakibatkan suatu konfrontasi, suruhlah orang kedua menemani Anda selama proses wawancara itu. d). Siapkan suatu dokumen yang mengikhtiarkan alasan-alasan untuk pemberhentian karyawan itu. Mintalah karyawan itu menandatangani dokumen itu, catatlah pada dokumen itu. e). Setelah melengkapi pertemuan pemberhentian, dokumentasikan secara tertulis butir-butir penting yang diliput selama pertemuan.



.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang lebih murah dan lebih efisien, era globalisasi dan konektivitas mengubah cara bertukar informasi, berdagang, dan konsumsi dari produk-produk budaya dan teknologi dari berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang sangat dinamis dan kompleks sehingga kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai dalam kompetisi dan pengembangan ekonomi. Kebutuhan khusus perusahaan adalah mendorong para pemilik usaha Indonesia untuk mengembangkan penunjang produksinya. Peran pemerintah penting dalam pengembangan ekonomi kreatif Indonesia. Karena dukungan pemerintah, sumber daya alam meningkat. Dari penjelasan argumen lain, dapat disimpulkan bahwa ekonomi alami adalah konsep ekonomi yang muncul ketika lingkaran ekonomi pengetahuan berkembang pada keterampilan, pengetahuan kapasitas yang memunculkan peristiwa. Yang pertama didasarkan pada seni sumber daya alam kepentingan ekonomi Hak milik. Dalam banyak hal, keberadaan ekonomi kreatif di arus pembangunan ekonomi modern mampu mengakselarasi pembangunan ekonomi dan bisnis serta mendorong percepatan globalisasi ekonomi karena produk – produk yang dihasilkan industri kreatif di Indonesia Mampu bersaing di pasar global. Pembinaan dan pengembangan usaha kecil telah diatur dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 1995 dan ditindak lanjuti dalam Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun 1998. Pembinaan dan pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melalui pemberian bimbingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi usaha yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi usaha menengah.



3.2 Pendapat Kelompok Pemerintah harus lebih meningkatkan lagi kualitas kinerja dalam pengembangan ekonomi kreatif terutama dalam mendukung pembangunan ekonomi modern saat ini.



DAFTAR PUSTAKA Sari, N. (2018). Pengembangan ekonomi kreatif bidang kuliner khas Daerah Jambi. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 2(1), 51-60. Sari, A. P., Pelu, M. F. A., Dewi, I. K., Ismail, M., Siregar, R. T., Mistriani, N., ... & Sudarmanto, E. (2020). Ekonomi Kreatif. Yayasan Kita Menulis. Saksono, H. (2012). Ekonomi Kreatif: Talenta Baru Pemicu Daya Saing Daerah. Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance, 4(2), 93-104. Jeffrey, J. G. (2019). Fasilitas Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Jawa Timur di Surabaya. eDimensi Arsitektur Petra, 7(1), 881-888. Syauqi, A. T. (2016). Startup sebagai Digitalisasi Ekonomi dan Dampaknya bagi Ekonomi Kreatif di Indonesia. Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta, Indonesia. Hartono, S., Repi, R., & Cheris, R. (2019). PUSAT EKONOMI KREATIF RIAU. Jurnal Arsitektur: Arsitektur Melayu dan Lingkungan, 6(1), 39-52. Drucker, P. 1979. Manajemen Tugas, Tanggung Jawab dan Praktek. Penerbit PT.Gramedia, Jakarta Hiam, A. 1994. Tools For Executives CEO. Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 1998. Nomor 32. Tentang Pembinaan danPengembangan Usaha Kecil. PT. Semen Gresik (Persero). 1991. Program Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil dan Kerajinan. Makalah Seminar Sehari Tentang Peranan Perguruan Tinggi Dalam Mendukung Gerakan Nasional Keterkaitan di Jawa Timur. Kopertis Wilayah VII. 19 Desember 1991. Rye, D.E. 1996. Tools For Executives Wirausahawan (Enterpreneur). Buku Pertama dan Kedua. Edisi Indonesia. Penerbit PT. Prenhalindo, Jakarta. Salim, P. 1996. The Contemporary English - Indonesia Dictionary. Edisi ketuju. Modern English Press, Jakarta.



Susanto, A.B. 1999. “Survival Manajemen”. Usahawan. No. 09 TH XXVIII, September. p. 43. Tulus, T. 1998. Perekonomian Indonesia Menyongsong Abad XXI. Penerbit Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Undang-undang Republik Indonesia. 1995. Nomor 9. Tentang Usaha Kecil.