Makalah Wawancara Kelompok Tani [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN ACARA V KUNJUNGAN WAWANCARA KELOMPOK TANI/KWT



Oleh : 1.



Fransisco Laudate D



(17/409561/PN/14949)



2.



Faesal Dwi Rahmawan



(17/412784/PN/15106)



3.



Fandi Abdillah



(17/412785/PN/15107)



4.



Faishal Zain Abdullah



(18/424325/PN/15365)



Golongan



: A3.1



Kelompok



:4



Asisten



: 1. Hayuningtyas Jati Hutami 2. Elia Mustika 3. Fitria Khoirun Nisa



LABORATORIUM PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019



I.



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian nasional. Karena pembangunan ekonomi nasional di abad ke 21 masih tetap berbasis pada pertanian. Namun demikian, sejalan dengan perkembangan dan peningkatan ekonomi nasional, maka kegiatan jasa dan bisnis berbasis pertanian juga akan semakin meningkat. Oleh sebab itu kegiatan agribisnis akan menjadi salah satu kegiatan unggulan pembangunan ekonomi nasional dalam berbagai aspek dan latar kehidupan masyarakat Indonesia.Pembangunan pertanian ke depan diharapkan dapat memberi kontribusi yang lebih besar dalam rangka mengurangi kesenjangan dan memperluas kesempatan kerja, serta mampu memanfaatkan semua peluang ekonomi yang terjadi sebagai dampak dari globalisasi dan liberalisasi perkonomian dunia. Untuk mewujudkan harapan tersebut, diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas dan handal dengan ciri mandiri, profesional, berjiwa wirausaha, mempunyai dedikasi, etos kerja, disiplin, dan moral yang tinggi serta berwawasan global, sehingga petani dan pelaku usaha pertanian lain akan mampu membangun usahatani yang berdaya saing tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan SDM pertanian, terutama SDM petani, adalah melalui kegiatan penyuluhan pertanian (Syarifudin, 2009). Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya yang meliputi kegiatan dalam ahli pengetahuan dan ketrampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Penyuluhan pertanian harus ahli pertanian yang berkompoten, disamping bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani sehingga dapat mendorong minat belajar mereka dan berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh petani, sesuai dengan kenyataan dan pemahaman mereka (Departemen Pertanian, 2005). Peran penyuluh pertanian sangat penting dalam pemberdayaan masyarakat setempat. Selain itu peran penyuluh pertanian sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pendukung gerak usaha petani serta merupakan titik sentral dalam memberikan penyuluhan kepada petani. Kesalahan dalam memberikan penyuluhan kepada petani akan menimbulkan dampak negatif dan merusak lingkungan. 1



Proses penyelengaraan penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan benar apabila didukung dengan tenaga penyuluh yang profesional, kelembagaan penyuluh yang handal, materi penyuluhan yang terus-menerus mengalir, sistem penyelengaraan penyuluhan yang benar serta metode penyuluhan. Selain itu peran penyuluhan itu sendiri terdiri dari : (1) menyebarkan ilmu dan teknologi pertanian, (2) membantu petani dalam berbagai kegiatan usahatani, (3) membantu dalam rangka usaha meningkatkan pendapatan petani, (4) membantu petani untuk menambah kesejahteraan keluarganya, (5) mengusahakan suatu perangsang agar petani lebih aktif, (6) menjaga dan mengusahakan iklim sosial yang harmonis, agar petani dapat dengan aman menjalankan kegiatan usahataninya, (7) mengumpulkan masalah-masalah dalam masyarakat tani untuk bahan penyusunan program penyuluhan pertanian (Samsudin, 1994). B. Tujuan 1. Mengetahui latar belakang kelompok tani pada daerah yang dituju 2. Mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani dan mendiskusikan solusi atau alternative penyelesaian.



II.



ISI A. PermasalahanPetani Wawancara kami pada Kelompok Tani Ngudi Rejeki yang beralamat di Bondosari,



Harjobinangun,



Pakem,



Sleman



DIY



mendapati



bahwa



permasalahan yang dihadapi oleh kelompok Ngudi Rejeki ada bermacam – macam, mulai dari permasalah teknis hingga non-teknis. Hal tersebut berupa kredit modal kelompok ternak hanya 6% dan terjadinya pengembalian kredit yang tersendat mulai dari tahun 2008. Kelompok tani Ngudi Rejeki ini tidak hanya beranggotakan petani saja, namun dari 18 petani total ada beberapa yang merangkap menjadi peternak. Masalah akan kebijakan pemerintah yang sekarang dirasa kurang mendukung kelompok kelompok tani, hal itu dirasakan karena saat ini memang era sudah berganti menjad revolusi industry 4.0. Hal ini merupakan masalah dan juga tantangan tersendiri bagi kita kawula muda agar dapat membawakan revolusi industry 4.0 ini kepada mereka para petani petani yang membutuhkan bantuan kita ditengah perkembangan jaman yang terus bergerak. Banyak kesempatan yang dapat kita sajikan kepada para petani 2



ditengah gencarnya perkembangan teknologi saat ini. Masalah yang ketiga adalah kurangnya atau memudarnya minat kawula muda untuk menjadi petani, serta masalah yang paling kita perhatikan lebih adalah sarana produksi yang kadang lebih mahal dibanding dengan harga jual yang cukup rendah.



B. Solusi Pemasalahan Solusi permasalahan yang akan kami bawa adalah dilakukan penjualan hasil tangi pada pasar lelang tani yang berada di balai pasar lelang cabai kabupaten Sleman yang beralamat di Jl. Palagan Tentara Pelajar Dusun Bunder, Glodong, Purwobinangun Pakem Sleman DIY. Pasar lelang cabai kabupaten Sleman dipilih karena adanya keunggulan berupa penjualan kapanpun bisa dilakukan secara cepat, mendapat harga jual dengan nilai tertinggi, kualitas cabai terjamin karena telah mengalami proses pensortiran, petani mendapat uang sesegera mungkin setelah cabai terjual dan harga jual cabai yang lebih stabil. Alasan kami memilih pasar lelang cabai sebagai tempat penjualan hasil tani kelompok Ngudi Rejeki diperkuat dengan komoditas yang ditanam oleh kelompok tani Ngudi Rejeki salah satunya ialah cabai. Alur yang digunakan oleh pasar lelang cabai ini juga mudah dipahami, yaitu cabai dikumpulkan pada titik kumpul, lalu dilakukan penyortiran dan saat proses lelang berlangsung melalui WA atau SMS. C. Alat Peraga Alat peraga yang kami gunakan adalah Folder, berikut kelebihan dan kekurangan folder menurut kami : Kelebihan



: Informasi yang diberikan spesifik, langsung ditujukan pada



personal, biaya murah, daya ransang ketertarikan tergantung pada individu masing masing tergantung dengan visual yang ditampilkan. Kekurangan



: Cenderung diabaikan jika isinya tidak menarik dan ruang pesan



yang ditentukan dibatasi oleh biaya.



III.



PENUTUP A. Kesimpulan 1. Latar belakang kelompok tani yang kita kunjuki, bertempat di Pakem adalah kelompok tani Ngudi Rejeki yang sebagian anggotanya bekerja juga sebagai peternak. 3



2. Masalah yang dihadapi yaitu : -) Kredit modal kelompok ternak hanya 6%, terjadinya pengembalian kredit tersendat mulai 2008. -) Kebijakan yang sekarang kurang mendukung kelompok tani. -) Kawula muda kurang tertarik menjadi petani. -) Sarana produksi yang mahal dengan harga jual yang rendah. B. Saran 1. Kelompok tani Ngudi Rejeki, beralamat di Bondosari, Harjobinangun, Pakem, Sleman DIY. Berdiri sejak tahun 2002 dengan keanggotaan saat ini 18 petani termasuk dengan peternak. Asal mula penderian kelompok tani Ngudi Rejeki saling berkaitan dengan visi misi. Visi Misi kelompok tani Ngudi Rejeki yaitu untuk mensejahterkan petani, maju, berkembang dan merangkul bersama. 2. Solusi yang akan kami bawa kepada kelompok tani Ngudi Rejeki adalah untuk mengatasi permasalahan harga produksi yang cenderung lebih mahal daripada harga jual, yaitu dengan menjual hasil panen cabai mereka ke tempat balai pasar lelang cabai Sleman.



DAFTAR PUSTAKA [Deptan] Departemen Pertanian. 2005. Pedoman Umum Pemberdayaan Kelompok tani Penerima Penguatan Modal Usaha Sebagai Lembaga KeuanganMikro agribisnis (LKM-A): Jakarta. Samsudin S, U.1994. Manajemen Penyuluhan Pertanian. Bina Cipta. Bandung. Syarifuddin, Y. 2009. Evaluasi Pemanfaatan Ruang di Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Tugas Akhir. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoro. Semarang.



LAMPIRAN (foto)



4



5