Mamalia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAMALIA



Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten



: Weni Rahayu Putri : B1J013094 : VII :3 : Dini Prataksita Windriya



LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II



KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2015



BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mamologi adalah bagian dari ilmu zoologi yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan hewan mamalia. Hewan mamalia merupakan kelompok yang hewan yang memiliki rambut dan kelenjar susu aktif menghasilkan susu pada saat menyusui anaknya. Karakter inilah yang merupakan pembeda antara kelas Mamalia dengan kelas lainnya (Jenkins, 2002). Banyak dari daratan di Indonesia yang sekarang atau pun yang dahulu ditutupi oleh hutan, di mana hal ini sangat menguntungkan bagi jenis-jenis mamalia yang hidup di pohon. Sementara itu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan proses evolusi mereka mempunyai jari-jari untuk menggenggam, kaki yang dapat menjepit, ekor yang dapat membelit dahan atau tapak yang dapat melekatkan jari-jarinya untuk bantuan memanjat, atau pun selaput untuk melayang yang menjadikannya dapat berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya tanpa meyentuh tanah (Payne et al., 2000). Di dalam mamalia terdapat dua subkelas yaitu Prothoteria yang terbagi dalam satu ordo saja yaitu Monotremata dan dan subkelas yang kedua yaitu Theria yang mempunyai 17 ordo di antaranya: Rodentia, Marsupalia, Primata, Lagomorpha, Insectivora dan lain -lain. Secara umum ciri-ciri dari hewan mamalia adalah mempunyai banyak kelenjar (Kelejar keringat, bau dan kelenjar mamae), memiliki rambut (ada yang hanya pada fase embrio contohnya Paus), melahirkan anak kecuali pada dalam mamalia yang paling sederhana), gigi umumnya heterodont kecuali paus,dan terdiri dari 2 set gigi (gigi susu dan permanen), mempunyai telinga, rangkanya mengalami penyederhanaan, mempunyai cerebre corteks yang mengalami diferensiasi (Kant, 2001). Mamalia merupakan kelompok tertinggi derajatnya dalam dunia hewan termasuk dalam kelas ini adalah : tikus, kelelawar, kucing kera, ikan paus, kuda, kijang, manusia dan lain-lain. Hampir semua tubuhnya tertutup dengan kulit yang berambut banyak atau sedikit dan berdarah panas (homoiotherm). Sebutan mamalia



berdasarkan adanya



kelenjar mamae pada hewan betina untuk menyusui anaknya yang masih muda. Pengasuhan terhadap anaknya berkembang dengan baik sekali dan puncaknya terdapat pada manusia. Mamalia hidup diberbagai habitat mulai dari kutub hingga ekuator, dari dasar laut sampai hutan lebat dan gurun pasir. Banyak yang hidup secara nocturnal dan banyak juga hidup secara diurnal. Spesies tertentu sebagai hewan buas yang diburu,



spesies lainnya jinak. Beberapa pemakan daging dan buah-buahan, dan beberapa sebagai sumber penyakit. Hewan ternak mamalia adalah penting sekali bagi manusia sebagai bahan makanan, bahan pakaian, dan alat transportasi (Jasin, 1992 ). Sebutan mamalia berasal dari keberadaan glandula (kelenjar) mamae pada tubuh mereka yang berfungsi sebagai penyuplai susu. Seperti yang kita ketahui bahwa mamalia betina menyusui anaknya dengan memanfaatkan keberadaan kelenjar tersebut.Walaupun mamalia jantan tidak menyusui anaknya, bukan berarti mereka tidak memiliki kelenjar mamae.Semua mamalia memilikii kelenjar mamae, tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini tidak berfungsi sebagaimana pada mamalia betina (Jafnir, 1992). B. Tujuan Tujuan praktikum acara kali ini adalah : 1. Mengenal beberapa anggota Class Mamalia. 2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi anggota kelas Mamalia.



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Mamalia atau binatang menyusui ialah berada dalam kelas hewan vertebrata yang secara utama dicirikan dengan adanya suatu kelenjar susu, yang berada pada betina , mamalia tersebut menghasilkan susu ialah sebagai sumber makanan anaknya. Otak pada mamalia tersebut mengatur suatu sistem peredaran darah, termasuk pada jantung yang beruang 4(empat). Mamalia tersebut terdiri lebih dari 5.000 genus (jenis), yang tersebar dalam 425 keluarga dan juga hingga pada 46 ordo, meskipun begitu hal tersebut tergantung dari klasifikasi ilmiah yang dipakai.Mamalia ialah semua turunan dari mamalia therian (berplasenta dan berkantung atau marsupial) dan juga nenek moyang monotremata (seperti echidna) dalam Secara filogenetik (Campbell, 1999). Menurut Bromham (2015), karakteristik dari mamal ini memiliki ukuran tubuh yang cukup besar. Mamalia yang berukuran kecil mempunyai kemampuan hidup lebih cepat, mati muda dan kehilangan anaknya, dan akhirnya mamal yang berukuran besar lebih lama hidupnya, dengan penuaan yang lebih lama dan memiliki beberapa anak. Sebagian besar mamalia tersebut melahirkan dengan keturunannya, namun terdapat beberapa jenis mamalia yang tergolong kedalam jenis monotremata yang bertelur. Kelahiran tersebut juga terjadi kepada banyak spesies non-mamalia, seperti contohnya pada ikan guppy dan juga hiu martil; dikarenakan melahirkan tersebut bukan dianggap ialah sebagai ciri khusus mamalia. demikian juga dengan sifat endotermik yang dipunyai oleh burung. Monotremata tersebut tidak mempunyai puting susu, tetapi tetap mempunyai kelenjar susu. Artinya ialah, monotremata itu memenuhi syarat untuk dapat masuk ke dalam kelas Mamalia (Binatang Menyusui). Perlu untuk diketahui bersama bahwa taksonomi yang sering digunakan tersebut belakangan ini sering sekali menekankan pada kesamaan pada nenek moyang; diagnosa karakteristik tersebut sangat sekali berguna dalam suatu identifikasi asal usul suatu makhluk. Apabila terdapat salah satu anggota Cetacea tersebut ternyata tidak mempunyai karakteristik mamalia, maka dari itu ia akan tetap dianggap ialah sebagai mamalia dikarenakan nenek moyangnya tersebut sama dengan mamalia lainnya (Storer, 1991). Mamalia tersebut mempunyai 3 tulang pendengaran didalam tiap telinga dan juga 1 tulang (dentari) pada setiap sisi rahang bawah. Vertebrata lain yang juga memiliki telinga ini namun hanya mempunyai 1 tulang pendengaran (yakni, stapes)



didalam tiap-tiap telinga dan juga paling tidak 3 tulang lain pada tiap sisi rahang. Mamalia tersebut juga mempunyai integumen yang terdiri atas 3 lapisan yakni : paling luar ialah epidermis, yang tengah ialah dermis, paling dalam ialah hipodermis (Storer, 1991). Epidermis tersebut biasanya terdiri dari 30 lapis sel yang berguna untuk menjadi lapisan tahan air. Sel-sel terluar dari pada lapisan epidermis ini sering sekali terkelupas. Epidermis pada bagian paling dalam tersebut sering membelah dan juga sel anakannya terdorong keatas (kearah luar). Bagian tengah, dermis, tersebut mempunyai ketebalan hingga 15-40 kali dibanding dengan epidermis. Dermis tersebut terdiri atas berbagai komponen seperti contohnya ialah : pembuluh darah dan kelenjar (Sukiya, 2001). Hipodermis tersebut tersusun dari jaringan adiposa dan juga berguna untuk menyimpan lemak, penahan pada benturan, dan juga insulasi. Ketebalan pada lapisan ini sangat bervariasi pada tiap-tiap spesies. Ciri-ciri hewan mamalia adalah : Memiliki kelenjar susu, berdarah panas, menyusui, tubuh nya di penuhi oleh rambut atau bulu, cara berkembang biak nya dengan cara melahirkan, dan daerah tinggal nya sebagian besar di daratan (Flannery, 1995). Jenis hewan mamalia tersebut terbagi dari 2(dua) golongan atau juga 2(dua) kelompok yakni hewan mamalia pemakan daging dan juga hewan mamalia pemakan tumbuhan. Contoh hewan mamalia pemakan tumbuhan antara lain , sebagai berikut : Banteng, jerapah, gajah, sapi, domba, kambing, antilop, kerbau, rusa. Contoh hewan mamalia pemakan daging antara lain , sebagai berikut: Serigala, anjing, dubuk, kucing, harimau, macan tutul, cheetah, cerpelai, singa (Alikodra, 1990). Melalui karakter morfologinya, gigi-geligi yang tersusun pada rahang mamalia dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu gigi seri (incisor). Gigi taring (canine), gigi geraham depan (premolar) dan gigi geraham belakang (molar). Setiap setengah bagian pada sebuah rahang, empat jenis gigi tersebut menyusun suatu formula gigi tertentu. Gambaran jumlah umum dimiliki mamalia diketahui melalui data fosil mamalia berplasenta. Hewan ini memiliki enam gigi seri, dua gigi taring, delapan gigi geraham depan dan enam gigi geraham belakang pada setiap setengah bagian rahang. Tipe gigi molar antara lain; bunodont yaitu gigi geraham pada hewan omnovora, Secodont yaitu gigi geraham pada hewan karnovora, Lopodont yaitu gigi geraham pada hewan herbivora, Bilopodont yaitu gigi geraham pada hewan herbivora dengan khas pengengat, dan Selodont yaitu gigi geraham pada hewan



herbivora berkaki genap (Romer & Parson, 1986). Postur kaki pada hewan mamalia antara lain; Plantigrade yaitu mamalia yang berjalan dengan telapak kaki, Digitigrade yaitu mamalia yang berjalan dengan menggunakan jari, Unguligade yaitu mamalia yang berlajan dengan menggunakan kuku (Flannery, 1995). Dari hasil pengamatan morfologi terhadap kelinci (Oryctolagus cuniculus) dapat diamati bagian yang terdapat pada kepala (cepala) yaitu: kumis, mata sebagai alat penglihatan, hidung sebagai alat penciuman, mulut yang digunakan untuk memakan makanan. Leher yang merupakan penghubung antara kepala dan badan, terdapat bagian belakang kelinci, kaki bagian depan dan kaki bagian belakang yang digunakan sebagai alat gerak pada kelinci. Bagian ekor (caudal) merupakan bagian belakang dari tubuh kelinci, terdapat anus yang merupakan tepat pembuangan sisa metabolisme (Flannery, 1995). Klasifikasi kelinci Menurut Jasin, 1992 yaitu; Kingdom : Animalia Filum



: Chordata



Kelas



: Mammalia



Ordo



: Rodentia



Famili



: Caviidae



Genus



: Oryctolagus



Spesies



: Oryctolagus cuniculus



Kelelawar merupakan hewan yang memiliki kekhasan. Kelelawar termasuk dalam ordo Chiroptera. Hewan yang di antara mamalia yang dapat terbang dengan menggunakan sayap yang termodifikasi dari kulit atau selaput yang menyatu dengan jari lainnya. Hewan ini juga biasanya aktif(mencari makanan dan aktif terbang) pada malam hari saja(nukturnal), sehingga kelelawar memerluka tempat bertengger (roosting area) dan tidur dengan cara bergelantung terbalik pada siang hari. Tempat tinggal mereka di tempat yang gelap seperti lubang-lubang tanah (gua), ataupun rumah yang telah lama di tinggal. Sayap kelelawar sangat sensitive terhadap dehidrasi atau kekurangan air (Alikodra, 1990). Klasifikasi kelelawar Menurut Alikodra, 1990 yaitu; Kingdom



: Animalia



Filum



:Chordata



Kelas



:Mammalia



Ordo



:Chiroptera,



Sub-ordo



:Megachiroptera



Famili



: Rhinolophidae



Genus



: Rhinolophus



Species



: Rhinolophus megaphyllum



Tikus putih merupakan hewan pengerat. Tikus putih (Rattus norvegicus) sering digunakan sebagai hewan percobaan atau digunakan untuk penelitian, dikarenakan tikus merupakan hewan yang mewakili dari kelas mamalia, yang mana manusia juga merupakan dari golongan mamalia, sehingga kelengkapan organ, kebutuhan nutrisi, metabolisme bio-kimianya, sistem reproduksi, pernafasan, peredaran darah, serta ekskresi menyerupai manusia. Tikus putih juga memiliki beberapa sifat menguntungkan seperti : cepat berkembang biak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak, lebih tenang dan ukurannya lebih besar dari pada mencit. Tikus putih juga memiliki ciri-ciri : albino, kepala kecil, dan ekor yang lebih panjang dibandingkan badannya, pertumbuhannya cepat, tempramennya baik, kemampuan laktasi tinggi, dan tahan terhadap arseni tiroksid (Jenkins, 2002) Klasifikasi tikus putih menurut Jenkins, 2002 yaitu; Kingdom



: Animalia



Filum



: Chordata



Kelas



: Mamalia



Ordo



: Rodentia



Subordo



: Odontoceti



Familia



: Muridae



Genus



: Rattus



Spesies



: Rattus norvegicus



BAB III. MATERI DAN METODE A. Materi Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara Mamalia adalah bak preparat, pinset, masker, sarung tangan, dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah spesimen Class Mamalia yang diwakili oleh kelelawar (Rhinolophus megaphyllus), kelinci (Oryctolagus cuniculus) dan tikus putih (Rattus norvegicus) B. Metode Metode yang dilakukan dalam praktikum antara lain: 1. Karakter pada spesimen di amati, di gambar, dan di deskripsikan berdasarkan ciriciri morfologinya. 2. Laporan sementara di buat dari hasil praktikum.



BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil



B. Pembahasan Identifikasi berhubungan dengan ciri-ciri taksonomik dalam jumlah sedikit (idealnya satu ciri), akan membawa spesimen ke dalam satu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri (idealnya seluruh ciri yang dimiliki). Proses mengidentifikasi yaitu dimulai dengan mengenali sifat dan tanda yang terdapat pada tubuh individu yang akan diidentifiaksi Langkah selanjutnya yaitu membandingkan dengan data acuan yang telah ada ketika suatu pola kemiripan maka masukkan spesies tersebut pada kelompok acuan. Langkah terakhir yaitu setelah dikelompokkan, kelompok-kelompok tersebut akan diberi nama sesuai dengan karakteristik umum spesies yang ada di dalamnya. Terakhir, setelah dikelompokkan, maka kelompok tersebut akan diberikan nama sesuai dengan karakteristik umum spesies-spesies yang ada di dalamnya. Determinasi yaitu membandingkan suatu organisme dengan yang lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan) karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, dalam melakukan identifikasi maupun determinasi digunakan kunci determinasi. Kunci determinasi adalah kunci jawaban yang digunakan untuk menetapkan identitas suatu individu. Bentuk kunci determinasi yang paling umum dipakai adalah kunci analisis atau disebut juga kunci dikotomi (tersusun menggarpu). Kunci dikotomi ini disusun atas dasar pengelompokkan ciri-ciri makhluk hidup menjadi dua kelompok yang berbeda. Langkah dari pembuatan kunci identifikasi dengan cara menentukan spesies yang akan dibuat kunci identifikasinya. Melihat dari karakter morfologi yang dimiliki spesies tersebut, ada dua karakter yang berlainan untuk membedakan dengan spesies lainnya, serta menggunakan referensi buku sebagai pedoman dalam pembuatan kunci identifikasi. Kelas mamalia memiliki karakter yaitu; tubuh tertutupi oleh rambut; memiliki kelenjar mammae, kelenjar keringat, kelenjar sebaceous, dan kelenjar bau; endotermi; organ pendengaran dengan tiga ossicle pada telinga tengah; tipe gigi khusus (heterodont); tubuh terbagi atas rongga dada dan rongga perut yang dipisahkan oleh diafragma, jantung dengan empat ruang (dua atrium dan dua ventrikel); memiliki korteks cerebral yang besar. Anggota kelas mamalia saat ini terdapat dua kelompok yaiyu subclass prototheria dan theria. Subclass prototheria meliputi mamal yang primitif bertelur dan memiliki kloaka. Subclass theria terbagi menjadi dua infraclass yaitu metacheria dan eutheria.



Preparat yang digunakan pada praktikum Mamalia kali ini adalah kelelawar (Rhinolophus megaphyllus), kelinci (Oryctolagus cuniculus) dan tikus putih (Rattus norvegicus). Contoh dari Eutheria, salah satunya ordo Lagomorpha (kuping panjang), dan family Lephoridae, kelinci (Lepus nigricollis) morfologi tubuhnya terbagi atas bagian caput, truncus, dan cauda. Bagian caput terdapat rima oris, organon visus, nares anterior, pinna auricularis, vibrissae, dan cervicle. Pada bagian trunchus terdiri atas ekstrimitas posterior (terdiri atas empat pasang digiti), ekstrimitas anterior (terdiri atas tiga pasang digiti), pectoral, abdominal, anus, dan pada bagian cauda hanya ekor. Contoh selanjutnya tikus putih (Rattus norvegicus), morfologi tubuh terbagi atas bagian caput, truncus, dan cauda. Pada bagian caput terdapat rima oris, organon visus, nares anterior, auricularis, vibrissae, dan cervicle. Bagian trunchus terdiri atas ekstrimitas posterior, ekstrimitas anterior, pectoral, abdominal, anus, dan pada bagian cauda hanya ekor, perbedaan morfologi tubuh antara kelinci dan tikus putih adalah pada ekor kelinci pendek sedang kan tikus putih panjang. Contoh subordo Megachiroptera adalah kalong (codot), memilki ciri-ciri tubuh besar, tidak memilki daun telinga, dan termasuk pemakan buah-buahan. Sedangkan, Mikrochiroptera contohnya kelelawar vampire, yang memilki ciri-ciri tubuh berukuran kecil, memilki daun telinga, dan termasuk pemakan nectar, darah, dan serangga. Pada praktikum kali ini menggunakan preparat untuk subkelas prototheria adalah Rhinolophus megaphyllus, morfologinya terdiri dari femur, tibia, fibula, calcar, humerus, radius, metacarpal, phalanges, lancet, sella, noseleaf, dan antitragus. Bagian tengkorak atau cranium pada mencit, pada bagian atas atau jika dilihat dari atas terdapat Occipital bone, Interparietal bone, Parietal, Temporal crest, Frontal Zygomotic spine, Zygomotic notch, Primaksilari bone, dan Nasal. Jika dilihat dari bawah terlihat Incisivi foramen, dan jika dilhat dari samping terlihat PCR (Coronoid Prosses), PCN (Condyloid prosses), PAL (Alveolar Prosses), PAN (Angular prosses), dan CM (body of mandible). Tipe gigi molar pada mamalia adalah Bunodont (gigi molar graham), Serodont (gigi molar yang lebih tajam), Bilophodont (gigi molar herbivore (pengerat)), lophodont (gigi molar herbivore biasa), dan Selenodont (gigi molar berkuku genap (contoh babi)). Tipe postur kaki dibagi menjadi tiga yaitu, Plantigrade dimana postur kaki ini berjalan dengan seluruh telapak kaki contohnya beruang, Digitigrade tipe postur kak hewan ini berjalan dengan jari contohnya kucing, dan Unguligrade merupakan tipe postur kaki yang berjalan dengan menggunakan kuku contohnya pada kuda.



BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Spesies Lepus nigricollis contoh dari subkelas Eutheria.Spesies Rattus norvegicus merupakan contoh anggota mamalia dari subkelas Eutheria) dan Rhinolophus megaphyllus contoh dari subkelas Prototheria. 2. Karakter pada mamalia yang dapat digunakan identifikasi dan klasifikasi antara lain adalah tubuh diselimuti oleh rambut, memilki kelenjar mamae, kelenjar sebaceous, endothermi, organ perndengaran dengan tiga ossicle pada telinga tengah, dan tipe gigi khusus. B. Saran



Saran untuk praktikum kali ini adalah alangkah lebih baik jika gambar yang dibagikan ke paraktikan sesuai dengan preparat yang digunakan serta pemberitahuan pembahasan agar disegerakan, tidak mepet waktu praktikum selanjutnya.



DAFTAR REFERENSI Bromham, L. 2015. The Genome as Life-History Character: Why Rate of Molecular Evolution Varies Beetween Mammal Species. Review Rate of Molecular Evolution in Mammals. 2503-2513. Campbell. Neil A. 1999. Biologi edisi kelima jilid 2. Erlangga, Jakarta. Flannery, T. 1995. Mammals of New Guinea. Cornell University Press, New York. Jafnir. 2004. Struktur Perkembangan Hewan I. Universitas Andalas, Padang. Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata. Sinar Jaya: Surabaya Jenkins, B. 2002. Learning Mamalia. Dominant Publisher and Distributors. New Delhi. Kant, G. C., R. K. Carr.2001. Comparative of the Anatomy Vertebrates Ninth Edition. Mc Graw Hill Companies Inc, New York. Mukayat, D. 1990. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Erlangga Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, dan S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam. The Sabah Society, Wildlife Conservation Society-Indonesia Programme dan WWF Malaysia. Romer, A.S. and Parsons, T.S. 1986. The Vertebrate Body. CBS College Publishing, Philadelphia. Storer. 1991. General Zoologi. Mc Grawn Hill Book Company. United State America. Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta :Universitas Negeri Yogyakarta.



Aini, Y.Q. 2014. Makalah Struktur Hewan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram. Husain, Z., Dharmono., Kaspul. 2010. Jenis dan Kerapatan Burung di Kawasan Agropolitan Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Jurnal WahanaBio 4 : 47-58. Jurati., Ade, F.Y., Dahlia. 2015. Jenis-Jenis Burung (Aves) di Persawahan Desa Pasir Baru Kabupaten Rokan Hulu Riau. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian. Mangi, H., Ningsih, S.M., Ihsan, M. 2013. Asosiasi Burung Julang Sulawesi (Rhyticeros cassidix) dengan Pohon Eboni (Diospyros celebica Bakh) di Cagar Alam Pangi Binangga Desa Pangi Kabupaten Parigi Moutong. Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako. Pough, F.H., Janis, C.M. Heiser, J.B. 2005. Vertebrate Life. Sevent Edition. Pearson Education Inc. New Jersey. Proctor, N.S., Peterson, R.J., Lynch, P.J. 1993. Manual of Ornithology: Avian Structure & Function. New Haven: Yale University Press. Symonds, M.R.E., dan Tattersal, G.J. 2010. Geographical Variation in Bill Size across Bird Species Provide Evidence for Allen’s Rule. The American Naturalist 176(2). Worthy, T. H. and Walter, E.B. 2011. Australlus, a New Genus For Gallinula disneyi (Aves : Rallidae) and a Description of a New Species from Oligo-Miocene Deposits at Riversleigh, Northwestern Queesland, Australia. Journal Compilation Australian Museum Sydney. Vol. 63: 61-77.