21 0 2 MB
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DIRUANGAN HEMODIALISA RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PROVINSI RIAU Oleh Kelompok V Dasrizal, S. Kep NIM. 21501010 Fheby Artino Putri, S. Kep NIM. 21501021 Monisa Oktareza, S. Kep NIM. 21501037 M. Padrian Syuktrifadlah, S. Kep NIM. 21501038 Novita Yanti, S. Kep NIM. 21501049 Pingky Anggraeny, S. Kep NIM. 21501056 Santika Oktaviany, S. Kep NIM. 21501066 Preseptor Akademik: Ns. Ifon Driposwana, M. Kep
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU 2021
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANGAN HEMODIALISA RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PROVINSI RIAU
MENGESAHKAN Pekanbaru, Desember 2021
Preseptor Klinik
Ns. Eliana Sinaga, S. Kep
Preseptor Akademik
Ns. Ifon Driposwana, M. Kep
KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah, hanya karena izin-Nya laporan ini dapat diselesai tepat pada waktunya. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi Muhammad beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh insan yang dikehendakinya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah stase Manajemen Keperawatan Program Studi Profesi Ners. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing akademik yang sudah membantu penulis menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun aspek lainnya.Jadi, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan membuka wawasan pembaca, sehingga dapat memahami tentang manajemen keperawatan secara baik dan bisa memanajemen ruangan secara optimal.
Pekanbaru, Desember 2021
Kelompok V
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen adalah proses untuk melaksanakan kegiatan melalui orang lain. Kegiatan manajemen keperawatan mengacu kepada konsep manajemen secara umum, dengan menggunakan pendekatan fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan
(pengawasan
dan
evaluasi).
Manajemen
pelayanan
keperawatan berfokus pada 6 M (Man, Money, Material, Method, Machine, Market) (Nursalam, 2013). Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana halnya dengan proses keperawatan, Manajement tersebut termasuk mencakup kegiatan planning, organizing, actuating, Staffing, controlling (POSAC) terhadap staf, sarana dan prasarana
dalam
mencapai
tujuan
organisasi,
dalam
manajemen
keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil, karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga dari pada seorang pegawai, maka setiap tahapan dalam proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan (Huston, 2016). Pendekatan sistem manajemen keperawatan sama halnya dengan pendekatan sistem manajemen pada umumnya, meliputi input, proses dan output. Pelaksanaan proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana manajemen keperawatan, proses keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil (Gillies, 2015). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di Ruang Hemodialisa RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pada tanggal 08
Desember 2021. Ruangan Hemodialisa merupakan salah satu unit unggulan yang didirikan untuk memberikan pelayanan hemodialisis (cuci darah)
terhadap
pasien
rawat
jalan
di
RSUD
Arifin
Achmad
Pekanbaruyang berdiri dari tahun. Ruangan Hemodialisa khusus untukpasien
CKD.
Masalah
kesehatan
yang
ada
membutuhkan
multidisiplin ilmu dan disiplin waktu. Ruangan ini memerlukan penerapan fungsi manajemen dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Fungsi manajemen tersebut diantaranya adalah perencanaan yang terdiri dari perencanaan ketenagaan dan perencanaan asuhan keperawatan. Pengorganisasian yang meliputi metode pengorganisasian keperawatan atau pembagian tugas. Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan alat komunikasi yang penting bagi perawat untuk mengetahui kondisi dan perkembangan klien. Pengarahan meliputi pemberian motivasi serta melakukan pengarahan/supervisi. Pengendalian seperti mengukur mutu asuhan keperawatan yang diberikan, mengukur kinerja perawat dan melakukan perbaikan jika terdapat penyimpangan dari standar yang ditetapkan. Sistem manajemen yang tepat harus dilengkapi dengan jumlah tenaga perawat yang ideal dan pengadaan sarana dan prasarana yang sesuai yang akan menunjang dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal di Ruangan Hemodialisa RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Berdasarkan hal tersebut mahasiswa tertarik untuk melakukan praktik prosesi manajemen keperawatan di Ruangan Hemodialisa, dimana praktik profesi
keperawatan
manajemen
merupakan
salah
satu
proses
pembelajaran klinik yang diharapkan mampu mengubah tatanan manajemen pelayanan keperawatan ke arah yang lebih baik khususnya di Ruangan Hemodialisa RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. B. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan praktik profesi manajemen keperawatan di ruangan Hemodialisa RSUD Arifin Achmad Pekanbaruyaitu dimulai dari tanggal 06Desember–25Desember 2021.
C. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah melaksanakan praktek keperawatan manajemen selama 3 minggu
di
ruanganSetelah
melaksanakan
praktek
keperawatan
manajemen selama 3 minggu di ruanganHemodialisa RSUD Arifin Achmad. Mahasiswa mampu menerapkan kepemimpinan
dan
manajemen
dalam
prinsip dan keterampilan memberikan
pelayanan
keperawatan kepada klien dan mengelola pelayanan keperawatan profesional tingkat dasar secara bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan. 2. Tujuan Khusus Setelah melakukan praktik keperawatan manajemen selama 3 minggu diharapkan kelompok mampu: a.
Melaksanakan
manajemen
dalam
keperawatan
diruang
Hemodialisa meliputi aspek pelayanan dan asuhan serta bimbingan praktek klinik. 1) Mengidentifikasi, menganalisa dan menetapkan masalah dan prioritas masalah. 2) Merencanakan kegiatan berdasarkan prioritas masalah 3) Mengorganisasikan kegiatan berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan 4) Melakukan pengarahan dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan 5) Melakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian dalam upaya pencapaian hasil yang optimal. 6) Memberikan alternatif usulan dan saran sebagai upaya tindak lanjut untuk perbaikan b.
Melaksanakan kepemimpinan dalam keperawatan diruang AlBalkhi untuk dapat terselenggara pelayanan dan asuhan serta bimbingan praktek klinik keperawatan profesional
1) Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi 2) Memilih dan menerapkan gaya pendekatan dan strategi dalam mempengaruhi orang lain 3) Memperkenalkan perubahan yang bermanfaat untuk ruangan. c.
Menganalisa data hasil pengkajian.
d.
Memprioritaskan masalah di Ruang Hemodialisa RSUD Arifin Achmad berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh.
e.
Melakukan evaluasi program dengan tepat dan benar.
D. Praktikan Mahasiswa praktik yang menjalankan praktik di Ruang Hemodialisa yaitu mahasiswa praktik profesi Ners STIKes Payung Negeri Pekanbaru Kelompok V, sebanyak 7 orang yaitu: KETUA KELOMPOK
: Dasrizal, S. Kep
ANGGOTA
: 1. Dasrizal, S. Kep 2. Fheby Artino Putri, S. Kep 3. Monisa Oktareza, S. Kep 4. M. Padlah Syuktrifadlah, S. Kep 5. Novita Yanti, S.Kep 6. Pingky Anggraeny, S. Kep 7. Santika Oktaviany, S. Kep
BAB II HASIL KAJIAN A. Profil/Gambaran Umum Ruang Keperawatan 1. Profil RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Secara singkat perkembangan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru sejak tahun 1950 sampai dengan tahun 2010. Tahun 1950-1975 Perkembangan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dimulai pada tahun 1950-an, pada waktu itu gedung rumah sakit yang ada merupakan peninggalan pemerintah Belanda dengan kapasitas 20 Tempat tidur, yang berlokasi di Jalan Kesehatan. Pada awal tahun 1960-an, Pemerintah Provinsi Dati I Riau membangun sebuah rumah sakit dengan kapasitas 50 Tempat tidur, yang berlokasi di Jalan Melur Pekanbaru, dengan status Rumah Sakit milik Pemerintah Dati II Kodya Pekanbaru. Mulai tahun 1963 kegiatan pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit di Jalan Kesehatan dipindahkan ke gedung yang berlokasi di Jalan Melur, Selanjutnya bersamaan dengan itu Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Kesehatan Republik Indonesia membangun gedung Rumah Sakit yang terletak di Jalan Diponegoro diatas lahan 6 Ha. Yang dioperasikan pada pertengahan tahun 1970, sebagai tempat ruang perawatan utama, sedangkan pelayanan rawat jalan dan ruang perawatan umum masih tetap di gedung rumah sakit yang berada di Jalan Melur. Perkembangan 1976-1996 rumah sakit yang berlokasi di Jalan Diponegoro diresmikan dengan nama Rumah Sakit Provinsi (RSUP) Pekanbaru berdasarkan surat Keputusan Gubernur Daerah Tingkat I Riau No. KPTS-70/V/1976 dengan status Rumah Sakit Tipe C milik Pemerintah Dati I Riau, dengan demikian segala kegiatan telah dipindahkan ke gedung RSUP. Selanjutnya pada tahun 1993 berdasarkan Surat Keputusan No. KPTS-22/I/1993 RSUD Pekanbaru ditingkatkan kelasnya sebagai Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan,
dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pekanbaru yang susunan organisasinya disesuaikan dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Riau (Perda No. 2 tahun 1996), tentang susunan dan tata kerja organisasi RSUD Propinsi Riau yang disetujui oleh Mendagri dengan SK No. 149/1996. 3. Tahun 1996-2000 Terhitung 9 Juni 1997 diberlakukan pola tariff sesuai Perda No. 3 tahun 1996 (11 April 1996) yang sejalan dengan Surat Keputusan Departemen Dalam Negeri No. 445/0514/Puod/96. Pelaksanaan program tahun 1998/1999 menitikberatkan pada peningkatan kualitas pelayanan dan melengkapi sarana, peralatan serta peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pelayanan, dapat dilihat dengan telah terakreditasinya RSUD tanggal 23 November 1998 dan saat ini sedang mempersiapkan Akreditasinya 12 fungsi pelayanan. Peningkatan sumber daya manusia, dapat dilihat telah dijalinnya kerjasama dengan Fakultas Kedokteran UNAND dimana RSUD ditetapkan sebagai Rumah Sakit jaringan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Kebijaksanaan perlunya merivisi master plan yang telah dilaksanakan pada program kerja tahun 1999/2000, diarahkan pada pengembangan berbagai program fungsi pelayanan
yang
disesuaikan
dengan
perkembangan
penyakit
masyarakat. Selanjutnya pengembangan RSUD diarahkan pada RS Pendidikan (Teaching Hospital) dengan pelayanan paripurna dalam arti sesuai dengan kebutuhan pelanggan (konsumen). Surat Gubernur Kepala Daerah Provinsi Tingkat I Riau No. 440/Binsos/3268 tanggal 16 Desember 1999 menetapkan RSUD menjadi Rumah Sakit Kelas B Pendidikan. Hal ini juga dikuatkan dengan SK Menkes No. 240/MENKES-KESSOS/SK/III/2001 tentang Peningkatan Kelas RSUD Pekanbaru Milik Pemerintah Provinsi Riau tanggal 23 Maret 2001. Tahun 2001-2010 Perkembangan fisik dan pengembangan fungsi pelayanan RSUD terlihat sangat signifikan pada 7 (tujuh) terakhir. Pada tahun 2000 dibangun gedung IRNA Medical 4
lantai, renovasi Gedung IRNA D lama menjadi IRNA VIP dan pembangunan IGD sebanyak 3 lantai yang bertempat dibekas kuburan Kristen. Pada akhir tahun 2002 dibangun Gedung baru bekas kantor pusat RSUD menjadi gedung Perawatan Kelas Utama. Pembangunan IGD yang mulai sejak tahun 2000 telah rampung sampai tahap V di tahun 2004 dan difungsikan pada tahun 2005. Sejak 9 Agustus 2005, RSUD Provinsi Riau berganti nama menjadi RSUD Arifin Achmad. Pada tahun 2006, RSUD menyelesaikan pembangunan gedung Perawatan Kelas Utama dan siap memfungsikan 29 tempat tidur dari 120 tempat tidur yang direncanakan pada tahun ini. RSUD juga menerima bantuan dana APBN untuk pembangunan gedung dan pengadaan alat radiotherapy sebagai langkah awal pengembangan
layananan
unggulan
onkologi.
Sosialisasi
dan
Optimalisasi fungsi SIM-RS tahap akhir, juga dilakukan dengan KSO, sehingga parameter pemeriksaan dapat ditingkatkan dengan kualitas yang lebih baik. Keberhasilan RSUD dalam mendapatkan Sertifikat Akreditasi untuk 12 Kegiatan Pelayanan dan Sertifikasi ISO 9000:2001 tahun 2010 menjadi warna tersendiri dalam Penyusunan Revisi Master Plan 2008-2013 menuju RS Tipe A. Seluruh program yang dilakukan, diarahkan untuk meningkatkan kualitas Pelayanan Kesehatan secara paripurna, dengan beberapa layananan unggulan yang terakreditasi dan memenuhi Standar Internasional yang pengelolaan institusinya sebagai Badan Layanan Umum Daerah.
2. Visi & Misi a. Visi “Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Mandiri dengan Pelayanan Paripurna yang Memenuhi Standar Internasional” b. Misi 1. Menyelenggarakan fungsi pelayanan kesehatan sesuai dengan standar Internasional dan menjadi pusat rujukan bagi rumah sakit lainnya di Provinsi Riau 2. Melaksanakan fungsi sebagai rumah sakit pendidikan kesehatan lainnya 3. Melaksanakan fungsi administrasi secara professional.
3. Profil Ruangan Hemodialisa
Ruangan Hemodialisa merupakan ruangan rawat jalan. RSUD Arifin Achmad yang merupakan rumah sakit tipe B di kota Pekanbaru. Ruangan Hemodialisa memiliki fasilitas cukup baik dan terjaga sertatertata rapi dan memiliki beberapa fasilitas seperti tempat tidur berjumlah 8 tempat tidur, 9 sofa bed, 5 kamar mandi, AC Central, 5 TV, 4 dispenser dan terlihat tempat sampah noninfeksius dan infeksiusdi ruangan Hemodialisa. Ruangan Hemodialisa khusus untuk pasien CKD terdapat beberapa ruangan yaitu ruangan khusus HbsAg 2, Isolasi 1 di ruangan Hemodialisa, Ruangan VIP dan Paien umum diletakkan dalam satu ruangan yang sama.
4. Denah Ruangan Hemodialisa
5. Struktur Organisasi Ka. Instalasi Diagnostik dan Terapi DR.dr. Dedy Satriya Putra, SpA(K)
Ka. Unit Hemodialisis Dr. ayendra, SpPD-KGH, FINASIM
Koordinator IDT
PJ. Hemodialisis Dewasa
PJ. Hemodialisi Anak
Ns. Eliana Sinaga, S. Kep
Dr. Ligat Pribadi, S.pPD, FINASIM
Dr. M.Nur, SpA
Karu Hemodialisis
DOKTER Pelaksana
Ns. Agustiningsih, S. Kep
Dr. Tomie Prabowo
Pelaksana 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Ns. M Suryadi, S. Kep Ns. Reni Oktora, S. Kep Ns. Sigit Hariadi, S. Kep Ns. Gustiawan, S. Kep Ns. Samsul Bahri, S. Kep Elpina T, AMK Mimin Rosmini, AMK Anshory, AMK Irma Suryani, AMK Ripndra Duper, S. Kep Wella Susantri, AMK Suci Handayani, AMK Merry Silvya C.N, AMK Amroni, S. Kep, M.K.M Deris Aostia, AMK Resi Afeinalita, AMK
Administrasi Misrawati, SE
Pekarya 1. 2.
Rosian Edi
6. Jumlah Tempat Tidur Jumlah tempat tidur di ruangan Hemodialisa sebanyak 8 Tempat Tidur dan sofa bed 9. c. Unsur Input/Masukan Yang termasuk unsur input dari pelayanan di Rumah Sakit yang meliputi M (Man), M (Material), M (Method), M (Money), M (Machine). 1. Man (Pasien dan Ketenagaan) a. Jumlah Pasien Tabel 2.1 Jumlah pasien No
Hari / Tanggal
Jumah
Total Pasien
Ruangan Hemodialisa 1
Rabu, 08 Desember 2021
21 pasien
21 pasien
2
Kamis, 09 Februari 2021
26 pasien
26 pasien
Sumber: timbang terima antar perawat Berdasarkan tabel pengkajian diatas pada hari rabu tanggal 08 februari 2021 terdapat 20 pasien dan tanggal 09 februari 2021 27 pasien, total pasien 47 orang di ruangan Hemodialisa. b. Penyakit Terbesar di ruangan Hemodialisa RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Berdasarkan hasil pengumpulan data dari ruangan Hemodialisa didapatkan data penyakit CKD di Rawat diruangan Hemodialisa pada periode Mei-Oktober tahun 2021. 1.
Ketenagaan (Man) a. Jumlah SDM Untuk memberikan asuhan keperawatan yang bermutu dan berkualitas diperlukan sumber daya manusia sesuai dengan kualitas dan profesionalitas perawat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dimana tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting dalam
peningkatan pelayanan keperawatan (Astiena, 2015). Jumlah tenaga di ruangan Hemodialisa RSUD Arifin Achmad sebagai berikut: Tabel 2.2 Tenaga Keperawatan di ruangan Hemodialisa RSUD Arifin AchmadPekanbaru Tahun 2021 No 1
2
Kategori tenaga Dokter - Dokter spesialispenyakit dalam Keperawataan - Ners - S. Kep - D3 Total
Jumlah
Presentase
1
5%
6 1 10
30% 5% 60%
18
100%
Sumber: data jadwal dinas ruangan Hemodialisis 2021 c. Ketenagaan/Man (Kualitas dan Kuantitas) Untuk memberikan asuhan keperawatan yang bermutu dan berkualitas diperlukan sumber daya,manusia sesuai dengan kualitas dan profesionalitas perawat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dimana tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting dalam peningkatan pelayanan keperawatan (Astiena, 2015). Jumlah tenaga diruangHemodialisa RSUD Arifin Achmad Pekanbaru berjumlah :
Tabel 2.3 Tenaga Keperawatan di ruangan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2021 No
Jenis
Jabatan
Pendidikan
Kelamin 1.
Ns. Agustianingsih,
Status
Pelatihan
kepegawaian
MPKP
Perempuan
Kepala Ruangan
Ns & S.Kep
PNS
Belum ada
Laki-laki
P. Pelaksana
Ns & S.Kep
PNS
Belum ada
Perempuan
P. Pelaksana
Amd.Kep
PNS
Belum ada
S. Kep 2.
Ns. M. Suryadi, S. kep
3.
Mimin
Rosmini,
AMK 4.
Elpina T, AMK
Perempuan
P. Pelaksana
Amd.Kep
PNS
Belum ada
5.
Ns. Reni Oktora, S.
Perempuan
P. Pelaksana
Amd.Kep
PNS
Belum ada
Laki-laki
P. Pelaksana
Amd.Kep
PNS
Belum ada
Perempuan
P. Pelaksana
Amd.Kep
PNS
Belum ada
Laki-laki
P. Pelaksana
S. Kep
PNS
Belum ada
Susantri,
Perempuan
P. Pelaksana
Amd.Kep
PNS
Belum ada
Handayani,
Perempuan
P. Pelaksana
Amd.Kep
PNS
Belum ada
Merry Silvya C. N,
Perempuan
P. Pelaksana
Amd.Kep
Kontrak
Belum ada
Laki-laki
P. Pelaksana
Ns. & S. Kep
Kontrak
Belum ada
Laki-laki
P. Pelaksana
S. Kep&
Kontrak
Belum ada
Kep 6.
Anshory, AMK
7.
Irma
Suryani,
AMK 8.
Ripandra Duper, S. Kep
9.
Wella AMK
10.
Suci AMK
11.
AMK 12.
Ns. Sigit Harjadi, S. Kep
13.
Amroni, S. Kep, M. K. M
M.K.M
14.
Deris Aostia, AMK
P. Pelaksana
Amd. Kep
Kontrak
Belum ada
15.
Ns. Gustiawan, S.
P. Pelaksana
Ns. & S.kep
Kontrak
Belum ada
P. Pelaksana
Ns. & S.kep
Kontrak
Belum ada
Kep 16.
Ns. Samsul Bahri, S. Kep
17.
Resi
Afrinalita,
P. Pelaksana
Amd. Kep
Kontrak
Belum ada
AMK Sumber: Timbang Terima Antar Perawat
b. Kebutuhan Tenaga di Ruangan Hemodialisa 1) Menurut rumus Douglas Pengumpulan data pada tanggal 08 Februari 2021 didapatkan jumlah pasien keseluruhan ruangan Hemodialisa berjumlahpasien dengan rincian tingkat ketergantungan dan perhitungan tenaga berdasarkan rumus douglas seperti bawah ini : Tabel 2.5 Daftar Kebutuhan Tenaga Perawat Di Ruangan Hemodialisa Pada Tanggal 08Februari 2021 Klasifikasi
Jumlah
pasien
pasien
Kebutuhan tenaga perawat Pagi
Sore
Malam
Total care
0 x 0,36 = 0
0 x 0,30 = 0
0 x 0,20 = 0
Partial care
1 x 0,27 = 0,27
1x 0,15 = 0,15
1x 0,10 = 0,10
Minimal
43 x 0,17 = 7,31
43 x 0,14 = 6,2
43 x 0,07 = 3,01
7,57 (8 orang)
6,35 (6 orang)
3,11 (3 orang)
care Total Sumber data : data primer, 2021
Pengumpulan data pada tanggal 08-09 Februari 2021 di dapatkan jumlah perawat keseluruhan di ruangan Hemodialisa orang 13 yang berdinas. Jumlah perawat yang dibutuhkan menurut rumus Douglas sebanyak orang. Berdasarkan jumlah pasien yang ada di ruangan Hemodialisa pada tgl 08-09Februari 2021 yaitu sebanyak orang. Dinas Pagi
: 7orang
Dinas Sore
: 6 orang
Total
:13 orang
2) Perhitungan tenaga berdasarkan rumus Depkes
Rata-rata jam keperawatan/hari x jumlah rata-rata pasien/hari Jumlah jam kerja/hari 3) Perhitungan tenaga berdasarkan rumus Gilies a. Jam keperawatan langsung Minimal care : 43 x 2 jam = 86 jam Partial care : 1 x 3 jam = 3 jam Total care : 0 x 6 jam = 0 jam 89 jam Total jam keperawatan langsung adalah 89 jam b. Jam keperawatan tidak langsung 44 pasien x 1 jam = 45 jam Jadi jam keperawatan tidak langsung sebanyak 45 jam c. Penyuluhan kesehatan 44 pasien x 0,25 jam = 11 jam Jumlah jam penyuluhan kesehatan adalah 11 jam d. Total jam secara keseluruhan yang dibutuhkan dalam 1 hari adalah 107+44 + 11 jam = 162 jam e. Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perhari f. Jumlah kebutuihan tenaga keperawatan/ hari 4 jam/ pasien/ hari x 44 pasien/ hari x 365 hari (365-76) x 7 jam 64240
= 32 orang
2023 20% x 32 = 6,4 (6 orang) Kesimpulan : Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan: 32+6 = 38 orang/ hari
2.
Material Ruang Hemodialisa terdapat fasilitas dan alat alat sebagai berikut: a. Fasilitas Tabel 2.6 Distribusi Frekuensi Fasilitas Di Ruangan Hemodialisa Fasilitas Jumah No Ket 1. Tempat tidur ukuran dewasa 8 Baik 2. AC 3. TV 4. Kulkas 5. Dispenser 6. Meja ners station 7. Telepon 8. Sofa Bad 9. Oksigen sentral 10. Kamar mandi 11. Mesin HD 12. EKG 13. Tensi Alat 14. Timbangan BB 15. Komputer 16 Wastafel 17 Kursi Sumber: data sekunder 2021
central 4 2 1 1 2 9 17 5 16 1 5 1 2 10 17
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Tabel 2.7 Distribusi Frekuensi Alat kesehatan Di Ruangan Hemodialisa No
Nama Alkes
Jumlah
Ket
1
Gunting
1
Baik
2
Troly obat
2
Baik
3
Stetoscope
2
Baik
4
Tensi Digital
5
Baik
5
Tourniquet
2
Baik
6
Blood Set
8
Baik
7
Selimut
17
Baik
8
Alkohol Swab
100
Baik
9
Spuit 1 cc
20
Baik
10
Spuit 10 cc
180
Baik
11
Spuit 20 cc
90
Baik
12
Abocath
1
Baik
13
Klem
2
Baik
14
Bak Instrumen
1
Baik
15
Bengkok
4
Baik
16
Kom Kecil
1
Baik
17
Kom Besar
1
Baik
18
Pinset
4
Baik
19
Pispot
1
Baik
20
Masker
2
Baik
21
Kapas Kecil
50
Baik
22
Bethadine
1
Baik
23
Nacl
60
Baik
24
Sepatu boat
10
Baik
25
Hepapix
3
Baik
26
Aquades
3
Baik
27
Dializer
50
Baik
28
AVBL
50
Baik
29
Bicarbonat
47
Baik
30
Set Steril HD
70
Baik
31
Fistula Needle
50
Baik
32
Handscoon
1
Baik
33
Nurse Cup
500
Baik
34
Safety Glasses
20
Baik
35
Surgeon Cup
200
Baik
36
Shoe Cover
100
Baik
Sumber: data sekunder 2021
a. Obat-obatan Tabel 2.8 Distribusi Frekuensi Alat kesehatan Di Ruangan Hemodialisa No
3.
Nama Obat
1
Heparin
2
Hemapo
3
Lidocaine
4
Furosemid
5
Cedapop dopamine
6
Aminopilin
7
Fresofol
8
Dobutamine
9
Midazolam
10
Epinephrine
11
Ondansentron
12
Amiodarone
13
Fargoxsin
14
Dextrose
Method (Metode) a.
Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Menurut (Hoffart&Woods, 2012) MPKP adalah sebuah sistem yang meliputi struktur, proses, dan nilai professional yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan dan mengatur lingkungan untuk menunjang asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mulai tanggal 08-09 Desember2021 dengan kepala ruangan mengatakan bahwa model asuhan keperawatan professional yang dilakukan diruangan Hemodialisa adalah dengan metode tim. Dari hasil pengamatan,
belum
optimalnya
pelaksanaan
dari
beberapa
komponen MAKP. Dimana seharusnya pengembangan model tim
merupakan metode yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Dan pada kelompok filosofi keperawatan terbentuk enam sampai tujuh perawat professional dan perawat pelaksana bekerja sebagai satu tim, disupervisi oleh ketua tim dimana metode tim ini terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien yang dimana perawat ruangan dibagi menjadi 2 tim/grup yang terdiri atas tenaga professional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu tetapi dari hasil observasi mahasiswa yang didapatkan bahwa diruangan Hemodialisa elum ada dilakukan ronde keperawatan. b. Timbang Terima/operan Operan merupakan suatu teknik atau cara menyampaikan dan menerima suatu pelaporan yang berkaitan dengan pasien. Operan jaga merupakan komunikasi yang dilakukan antar perawat dalam menyampaikan kondisi pasien secara jelas dan lengkap dalam pergantian shif saat penyerahan tanggung jawab dari perawatan satu ke ahli perawatan kesehatan lainnya (Nursalam, 2014). Berdasarkan hasil observasimulai tanggal 08-09 Desember 2021 di dapatkan bahwa ruangan Hemodialisa pelaksanaan operan dilakukan belum optimal dengan bukti dimana saat operanterlihat tidak ada penanggungjawab operan. operan dilakukan tanpa adanya melihat buku status pasien, dan tidak dilakukan kunjungan kesemua pasien untuk pergantian shift. c.
Ronde Keperawatan Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk membahas masalah keperawatan dengan melibatkan pasien dan tim keperawatan, konsultan keperawatan, serta devisi terkait (medis).
Dengan
pelaksanaan
ronde
keperawatan
yang
berkesinambungan, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
perawat ruangan untuk berfikir secara kritis dalam peningkatan keperawatan secara professional. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 08-09 Desember 2021 kepala ruangan mengatakan belum pernah melakukan ronde keperawatan dengan alasan tidak ada pasien yang mengalami tingkat permasalahan yang parah. Kepala ruangan mengatakan bahwa pasien disini kebanyakan dirawat jalan karena hanya dilakukan cuci darah (hemodialysis). d. Supervisi Keperawatan Supervise menurut (Nursalam, 2015), merupakan suatu bentuk dari
kegiatan
manajemen
keperawatan
yang
bertujuan
untukpemenuhan dan peningkatan pelayanan kepada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas. Kunci supervise menurut (Nursalam, 2015) meliputi pra (menetapkan kegiatan, menetapkan tujuan dan menetapkan kompetensi yang akan dinilai), pelaksanaan
(menilai
kinerja,
mengklarifikasi
permasalahan,
melakukan tanya jawab dan pembinaan). Bardasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 08-09 Desember 2021, selama ini supervisi dilakukan oleh kepala ruangan setiap hari berdasarkan jenis tindakan yang dilaksanakan. e.
Discharge Planning Discharge
planningadalah
aktivitas-aktivitasnya
serangkaian
yang terlibat
dalam
keputusan
pemberian
dan
asuhan
keperawatan yang kontinue dan terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan (Potter&Perry, 2015). Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan mulai tanggal 08-09 Desember2021 discharge planningsudah dilakukan kepada pasien-pasien yang akan pulang dan hanya dilakukan secara lisan. Dan berdasarkan observasi mahasiswa discharge planning belum dilaksanakan dengan optimal dan tidak mencakup aspek
discharge planningyang meliputi penjelasan penyakit dengan sebuah leaflet ataupun kuesioner. f.
Pengelolaan sentralisasi obat Sentralisasi obat di ruangan Hemodialisa sudah dilakukan pada semua pasien baik obat injeksi. Ketersediaan obat disimpan di dalam kotak laci obat yang dapat dikunci sehingga keamanan obat terjamin. Alur sentarlisasi obat diresepkan dokter. Dan obat diorder kebagian farmasi pada jam tertentu untuk order semua obat pasien. Setelah didapatkan obat maka diberikan sesuai jam pemberian dan dicatat pada buku catatan obat. Bukti obat sudah diberikan kepada pasien.
g.
Dokumentasi keperawatan Pendokumentasian yang berlaku diruang Hemodialisa adalah dengan catatan perkembangan pasien di buku status pasien. Dari hasil observasi yang kami lihat pada tanggal 08-09 Desember 2021 Pendokumentasian status pasien lengkap dan sesuai dengan SAK (standar asuhan keperawatan).
4.
Money (Pembiayaan) Pembiayaan pasien sebagian besar diruangan ini berasal dari biaya pribadi/umum, Jamkesda dan BPJS.Biaya perawatan di ruangan perawatan sesuai dan sudah dengan harga kamar, obat-obatan, jasa dokter, jasa perawat dan pemeriksaan penunjang.
5.
Marketing RSUD Arifin AchmadPekanbaru merupakan Rumah sakit Negeri terletak di Pusat kota Pekanbaru sehingga sangat mudah diakses dan ditemukan, akreditasi RSUD Arifin AchmadPekanbaru telah lulus akreditasi
tingkat
AchmadPekanbaru
paripurnapada mengutamakan
tahun
2017.RSUD
pelayanan
kesehatan
Arifin untuk
masyarakat yang kurang mampu. RSUD Arifin Achmadmenjadi Rumah Sakit pendidikan mandiri dengan pelayanan paripurna yang memenuhi standar internasional.
PASIEN PENDAFTARAN IGD ADMINISTRASI RAWAT INAP HEMODIALISA 6. Mesin Menurut
Peraturan
Menteri
Keseahatan
R.I.
no.
220/Men.Kes/Per/IX/1976 yang dimaksud dengan Alat Kesehatan adalah barang, instrumen aparat atau alat termasuk tiap komponen, bagian atau perlengkapan yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk digunakan dalam penelitian dan perawatan kesehatan, diagnosis penyembuhan, peringanan atau pencegahan penyakit, kelainan keadaan badan atau gejalanya pada manusia. Diruangan Hemodialisa terdapat beberapa mesin diantaranya mesin hemodialisa, alat tensi digital, timbangan digital, dan oksigen central. B. Unsur Proses 1. Hasil Wawancara Kepala Ruang a. Profil Kepala Ruang Kepala ruangan RSUD Arifin AchmadPekanbaru adalah Ns. Agustianingsih, S. Kep pada tanggal 08 Desember 2021 dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman sebagai berikut: 1) Pendidikan formal
: Ners dan S. Kep
2) Pengalaman Kerja
: 20 Tahun
3) Pengalaman sebagai Karu
: 1 Tahun
4) Pelatihan yang pernah diikuti : BTCLS, HD, BHD, PPI, Preseptor Shift. 2.
Proses Manajemen a. Perencanaan (Planning) 1) Pelayanan keperawatan bedasarkan visi dan misi serta tujan keperawatan yang telah ditetapkan sesuai dengan visi dan misi Rumah sakit 2) Model asuhan keperawatan adalah TIM 3) Merencanakan
dokumentasi
asuhan
keperawatan
sesuai
denganstandar asuhan keperawatan 4) Dilakukan ronde keperawatan 5) Adanya program orientasi perawat baru 6) Merencanakan jumlah logistik keperawatan 7) Mengatur penggunaan logistik untuk diruangan b. Pengorganisasian (Organizing) 1) Melakukan kegiatan admisnistrasi dan surat menyurat 2) Menyusun jadwal dinas 3) Melakukan supervisi, dari hasil wawancara dengan kepala ruangan mengatakan melakukan supervisi tetapi belum rutin 4) Mengatur penggunaan logistik ruangan 5) Menciptakan hubungan harmonis tim perawat dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan yang lain c. Pengarahan (Directing) Hasil wawancara kepala ruangan mengatakan cara pengarahan perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan sesuai SOAP yaitu dengan cara mengingatkan kepada perawat agar benar melakukan SOAP dan terkadang melakukan supervisi terhadap bentuk pelayanan keperawatan yang besar sesuai SOAP. d. Staffing 1) Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan yang akan diberikan.
2) Menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pelayanan keperawatan 3) Menentukan jumlah masing-masing kategori perawat yang dibutuhkan e. Pengendalian (Controling) 1) Melakukan supervisi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan 2) Melakukan audit keperawatan oleh tim komite keperawatan 3) Melakukan pengawasan dan pengendalian dengan supervisi langsung terhadap pemberian proses asuhan keperawatan 4) Melakukan penilaian mutu pelayanan keperawatan dengan cara observasi, kinerja, indeks individu. 5) Melakukan sistem penilaian kerja 3.
Proses Asuhan Keperawatan (Penerapan Proses Keperawatan) Berdasarkan hasil observasi kelompok tentang kelengkapan dokumentasi proses keperawatan terhadap 10 status pasien yang dipilih secara acak/random yang berada diruangan Hemodialisa didapatkan hasil sebagai berikut: a. Pengkajian Keperawatan Berdasarkan tabel dibawah pada proses pengkajian belum dilakukan pendokumentasian secara lengkap pada 10 status pasien (100%) Tabel 2.9 Tabel distribusi kelengkapan pendokumentasianpengkajian status pasien diruang hemodialisa Rsud ariffin ahmad Pekanbaru (n=10) Kelengkapan dokumen Lengkap Tidak lengkap Total
Sumber: data primer. 2021
Frekeunsi
Presentase
0 10 10
0 100 100.0
b. Diagnosis Keperawatan Berdasarkan tabel proses diagnosa semua dilakukan pendokumentasian belum sesuai dengan keadaan pasien sekarang 10 status pasien (100%). Tabel 2.10 Tabel distribusi kelengkapan pendokumentasian diagnosa status pasien di ruang hemodialisa Rsud ariffin ahmad Pekanbaru (n=10) Kelengkapan dokumen Lengkap Tidak lengkap Total
Frekeunsi
Presentase
5 5 10
50 50 100
Sumber: data primer. 2021 c. Rencana Keperawatan Berdasarkan tabel pada proses perencanaan belum dilakukan dengan lengkap atau belum sesuai dengan standar asuhan keperawatan ada 10 status pasien (100%). Tabel 2.11 Tabel distribusi kelengkapan pendokumentasian perencanaan status pasien du ruangan Hemodialisa Rsud ariffin ahmad pekanbaru Kelengkapan dokumen Tidak sesuai Sesuai Total
Frekeunsi
Presentase
10 0 10
100 0 100.0
Sumber: data primer. 2021 d. Implementasi Keperawatan Berdasarkan tabel pada proses implementasi belum dilakukan pendokumentasian yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan ada 10 status pasien (100%).
Tabel 2.12 Tabel distribusi kelengkapan pendokumentasian status pasien di ruangan Hemodialisa Rsud ariffin ahmad Pekanbaru. Kelengkapan Frekeunsi Presentase dokumen Tidak sesuai 10 100 Sesuai 0 0 Total 10 100.0 Sumber: data primer. 2021 e. Evaluasi Keperawatan Berdasarkan tabel diatas pada proses evaluasi belum dilakukan pendokumentasian secara lengkap/tidak sesuai dengan standar asuhan keperawatan. Tabel 2.13 Tabel distribusi kelengkapan pendokumentasian evaluasi status pasien di ruang Hemodialisa rsud ariffin ahmad Pekanbaru Kelengkapan dokumen Tidak sesuai Sesuai Total
Frekeunsi
Presentase
10 0 10
100 0 100.0
Sumber: data primer. 2021
Evaluasi Kepuasan Pasien/keluarga Terhadap Pelayanan Perawat Tabel 2.14 Distribusi frekuensi memperhatikan klien dengan sepenuh hati di ruangan Hemodialisa di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Perawat Memperhatikan Dengan Sepenuh Hati selalu sering
36%
kadang-kadang
64%
jarang tidak pernah
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa perawat memperhatikan dengan sepenuh hati sebanyak 64% selalu, 36% sering. Tabel 2.15 Distribusi frekuensi berdasarkan klien memanggil perawat diruangan di ruangan Hemodialisa di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Saya Memanggil Perawat Mereka Segara Datang selalu sering
36%
kadang-kadang
64%
jarang tidak pernah
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa saya memanggil perawat mereka segera datang selalu datang sebanyak 64% selalu, 36% sering.
Tabel 2.16 Distribusi frekuensi berdasarkan motivasi perawat kepasien di ruangan Hemodialisa di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
penjelasan perawat membuat saya bersemangat selalu sering
29%
kadang-kadang jarang
71%
tidak pernah
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa penjelasan perawat membuat saya bersemangat dan yang sebanyak 71% selalu, 29% sering. Tabel 2.17 Distribusi frekuensi berdasarkan keterampilan perawat dalam merawat di ruangan Hemodialisa di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
perawat yang merawat terlihat terampil
50%
50%
selalu sering kadang-kadang jarang tidak pernah
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa penjelasan perawat yang merawat terlihat terampil yang sering sebanyak 50 % selalu, 50 % sering.
Tabel 2.18 Distribusi frekuensi bagaimana saya mendapat informasi yang jelas dari perawat tentang kondisi kesehatan saya di ruangan Hemodialisa di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
saya mendapat informasi yang jelas dari perawat tentang kondisi kesehatan saya 29%
43%
selalu
sering
kadang-kadang
jarang
tidak pernah
29%
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa saya mendapat informasi yang jelas dari perawat tentang kondisi kesehatan saya dan yang menjawab sering 28%, kadang-kadang 29% dan 43% selalu. Tabel 2.19 Distribusi frekuensi bagimana perawat menjawab pertanyaan saya dengan jelas di ruangan Hemodialisa di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
perawat menjawab pertanyaan saya dengan jelas selalu sering kadang-kadang
50%
50%
jarang tidak pernah
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa perawat menjawab pertanyaan saya dengan jelas dan selalu sebanyak 50 % selalu dan 50% sering
Tabel 2.20 Distribusi frekuensi bagaimana perawat menjelaskan tentang obat-obatan yang saya gunakan di ruangan Hemodialisa di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
perawat menjelaskan tentang obat-obatan yang saya gunakan selalu sering
14%
kadang-kadang
29%
57%
jarang tidak pernah
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa perawat menjelaskan tentang obatobatan yang saya gunakan dan selalu sebanyak 29% sering, 57% selalu dan 14% kadang-kadang. Tabel 2.21 Distribusi frekuensi bagaimana perawat menpunyai cukup waktu untuk mendengarkan keluhan saya di ruangan Hemodialisa di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
perawat mempunyai cukup waktu untuk mendengarkan keluhan saya selalu
14%
50%
sering
36%
kadang-kadang jarang tidak pernah
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa perawat mempunyai cukup waktu untuk mendengarkan keluhan saya dan menajawab sering 36%, selalu 50% sering, dan 14% kadang-kadang.
Tabel 2.22 Distribusi frekuensi bagaimana perawat membantu saya dalam mengatasi kekhawatiran saya di ruangan Hemodialisa di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
perawat membantu saya dalam mengatasi kekhawatiran saya selalu
7%
sering
36%
kadang-kadang jarang tidak pernah
57%
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa perawat membantu saya dalam mengatasi kekhawatiran saya 57% sering, selalu 36%, dan kadang kadang 7%. Tabel 2.23 Distribusi frekuensi bagaimana perawat membuat saya merasa tenang selama di ruangan Hemodialisa di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
perawat membuat saya merasa tenang selalu
29%
sering kadang-kadang
71%
jarang tidak pernah
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa perawat membuat saya merasa tenang selama di RS 71% sering, dan selalu 29%.
Tabel 2.24 Distribusi frekuensi bagaimana perawat memberikan penjelasan tentang tindakan tersebut di ruangan Hemodialisa di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
perawat memberikan penjelasan tentang tindakan tersebut selalu
29%
21%
sering kadang-kadang jarang tidak pernah
50%
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa sebelum melakukan tindakan, perawat terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang tindakan 21% selalu, 29% kadang-kadang dan 50% sering. Tabel 2.25 Distribusi frekuensi bagaimana perawat memperlakukan saya dengan baik di ruangan Hemodialisa di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
perawat memperlakukan saya dengan baik selalu sering
36% 64%
kadang-kadang jarang tidak pernah
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa perawat memperlakukan keluarga saya dengan baik tersebut yang selalu sebanyak 64% sering dan 36% selalu.
Tabel 2.26 Distribusi frekuensi bagaimana perawat memberi penjelasan tentang keadaan/peraturan ruangan di ruangan Hemodialisa di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
perawat memberi penjelasan tentang keadaan/peraturan ruangan selalu sering kadang-kadang
50%
50%
jarang tidak pernah
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa perawat member penjelasan tentang keadaan/ peraturan ruangan /rumah sakit tersebut yang menjawab sering 50%, 50% selalu. D. Unsur Output / Keluaran 1.
Efisiensi ruang rawat (BOR, LOS, BTO, TOI) a) Bed Occupancy Rate (BOR) Presentase pemakaian tempat tidur yang tersedia pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Umumnya semakin besar BOR berarti semakin bertambah tempat tidur yang digunakan untuk merawat pasien. BOR =
Jumlah hari perawatan RS
x 100%
Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satuan waktu Dari pengkajian tanggal 08-09 Desember 2021 yaitu ditemukan jumlah pasien pada tanggal 08 Desember 2021 = 21 pasien, tanggal 09 Desember 2021 = 26 pasien. Jumlah tempat tidur 47, maka:
BOR yaitu =
440
x 100% = 31 %
47 x 30 Dari hitungan di atas BOR di atas, dapat disimpulkan bahwa pada bulan Februari 2021 terdapat kesenjangan antara jumlah pasien dengan jumlah tempat tidur yang ada, dimana BOR 94%. Menurut Depkes (2010) perhitungan nilai BOR ideal, 60% - 80%. b) Average Length of Stay (AVLOS) Menurut Depkes (2010) AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisensi dan memberikan gambaran mutu pelayanan. Apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal yaitu 3-12 hari (Depkes, 2010). Cara pengukuran AVLOS dilakukan dengan rumus: AVLOS =
Jumlah Hari Perawatan Pasien Keluar Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati)
Dari data pengkajian dari tanggal 08-09 Desember 2021 yang ditemukan jumlah pasien keluar tanggal 08 Desember 2021 = 1 orang. Maka jumlah pasien selama 2 hari ada 44 orang. Maka AVLOS yaitu=
10 = 10 hari 1
Dari hitungan diaatas AVLOS, dapat disimpulkan rata-rata lama rawat seseorang pasien tidak melebihi standar. Jadi hasil perhitungan AVLOS ruangan Hemodialisa didapatkan masih dalam kategori ideal. c) Bed Turn Over (BTO) Menurut Depkes (2013) BTO adalah angka yang menunjukkan rata-rata jumlah pasien yang menggunakan setiap tempat tidur dalam satu periode tertentu atau berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu. Ideal dalam 1 tahun dipakai 40–50 kali (Depkes, 2015).
Untuk menghitung BTO menggunakan rumus sebagai berikut: BTO = Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati) Jumlah Tempat Tidur Jika dihitung BTO pada bulan Februari maka ditemukan: BTO
=
1
= 0,02 kali
47 Dari hitungan BTO di atas didapatkan jumlah pasien keluar pada tanggal 11 Februari 2021 = 1 orang, dan jumlah tempat tidur sebanyak 47. Dan di dapatkan hasil 0,02 kali. Jadi hasil perhitungan BTO ruangan Al-Balkhi didapatkan masih dalam kategori ideal d) Turn Over Interval (TOI) Menurut Depkes (2015) angka TOI menunjukkan rata-rata jumlah hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah di isi ke saat terisi berikutnya. Hari “kosong” ini terjadi antara saat tempat tidur ditinggalkan oleh seorang pasien hingga digunakan lagi oleh pasien berikutnya. Secara umum nilai TOI yang ideal yaitu 1-3 hari (Depkes, 2015). Untuk menghitung TOI menggunakan rumus sebagai berikut: TOI = (Jumlah Tempat Tidur X Periode) – Hari Perawatan Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati) Dari data pengkajian pada bulan Desember 2021 ditemukan: TOI = (47 x 30) – 10 = 1.400 hari 1 Dari jumlah hitungan TOI di atas didapatkan 6 hari kosong, secara umum nilai TOI yang ideal yaitu 1-3 hari 2. Hasil Evaluasi Penerapan SAK Standar asuhan keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai dari pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien atau klien (Nanda, 2015).
Standar asuhan keperawatan adalah asuhan keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis, dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien atau klien, di mulai dari pengkajian (pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah), diagnosa keperawatan, pelaksanaan dan penilaian tindakan keperawatan (evaluasi) (Ali, Z. 2017). Dari observasi yang dilakukan dari tanggal 08-09 Desember 2021 dalam penerapan standar asuhan keperawatan belum di diterapkan dan didapatkan isi file status pasien yang belum lengkap dengan standar asuhan keperawatan. E. Proses Manajemen Pelayanan/Operasional Keperawatan Dengan Fungsi Manajemen Fungsi manajemen dilakukan sesuai dengan fungsi manajerial yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, staffing, dan pengendalian sesuai dengan uraian tugas manajerial mulai dari Kepala ruang, Katim dan perawat pelaksana. No 1
Observasi Filosofi, visi, misi dan tujuan organisasi
2
Bagan struktur organisasi
√
3 4
Uraian tugas yang jelas Standar Asuhan Keperawatan Juknis Standar asuhan keperawatan Standar logistik keperawatan Standar kebijkaan hak dan kewajiban petugasklien Standar kebutuhan
√
5 6 7
8
Ada
√ √ √ √ √
Tidak √
Keterangan saat dilakukan observasi pada tanggal 10-11 februari 2021 belum ada terlihat visi misi dan tujuan organisasi ruangan Al-Balkhi saat dilakukan observasi pada tanggal 10-11 februari 2021 tidak adanya struktur organisasi Belum jelas Belum sesuai dengan standar asuhan keperawatan jiwa Dapat dibuktikan dilihat dari SPO Dapat dibuktikan dari alatalat yang tersedia Dapat dibuktikan peraturan yang sudah dibuat oleh pihak rumah sakit Tidak Dapat dibuktikan
9 10 11
12
13
tenaga keperawatan / pola ketenagaan Pedoman asuhan keperawatan / SOP Pedoman penilaian staf Pedoman komunikasi antar tenaga keperawatan Program pengembangan staf
Tidak Dapat dibuktikan
√ √ √
√
Program jenjang karir √
14
Program mutasi / rotasi
15
Program orentasi untuk pasien dan keluarga
√
Program orentasi untuk tenaga kesehatan
√
16
17
√
Metode penugasan yang jelas √
18
Klasifikasi pasien
19
21
Pre dan post conference serta overan Jadwal kegiatan untuk dinas pagi, sore dan malam Jadwal supervisi
22
Jadwal pertemuan rutin
20
√ √
√ √
√
Tidak Ada. Perawat dibekali ilmu tentang komunikasi terapeutik Dapat dibuktikan dengan rs memberikan pelatihan pelatihan Terdapat perawat yang melanjutkan seperti perawat d3 melanjutkan ke jenjang S1 dan ners Hasil observasi apabila salah satu ruangan kekurangan tenaga perawat tidak digantikan oleh perawat ruangan lain. Perawat menjelaskan kepada pasien dan keluarga apa saja yang ada di ruangan. Untuk karyawan baru masa orientasi di ruangan selama 3 bulan Berdasarkan hasil wawancara metode yang digunakan adalah metode tim tetapi pelaksanaanya masih belum optimal Dapat dibuktikan dengan membedakan ruangan Belum adanya pre dan post converence Dapat dibuktikan dengan memperlihatkan jadwal Saat observasi tidak terlihat jadwal supervise. Dapat dibuktikan dengan adanya pertemuan sekali sebulan
23
Standar Patient Safety
√
Berdasarkan hasil observasi keluarga pasien tidak mencuci tangan dengan benar.
BAB III PERMASALAH DAN RENCANA KEGIATAN A. Permasalahan 3. Analisa Data No Data 1. Wawancara - 8 orang (100%) Dari 17 perawat diruangan Hemodialisa mengatakan pelaksanaan ronde keperawatan belum sesuai teori MPKP - Kepala ruangan mengatakan belum pernah melakukan ronde keperawatan dengan alasan tidak ada pasien yang mengalami status kesehatan yang menurun. Observasi - tidak ditemukan keperawatan
2.
jadwal
Masalah Belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan diruang Hemodialisa
ronde
Wawancara - 8 orang (100%) Dari 16 perawat belum optimal menjelaskan tentang pre dan post conference) - Kepala ruangan mengatakan kegiatan pre dan post conference masih belum optimal namun akan di upayakan agar dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal dengan cara memberitahu perawat untuk melakukan pre dan post conference Observasi - Selama dilakukan pengkajian 0809desember 2021 diruangan Hemodialisa masih ditemukan
Belum optimalnya pelaksanaan (pre dan post confrence) diruang Hemodialisa
3.
4.
5
kegiatan pre dan post conference belum dilakukan secara optimal. - 8 orang (100%) Dari 17 perawat diruangan Hemodialisa belum mengikuti pelatihan MPKP. Wawancara - Kepala ruangan mengatakan struktur organisasi ruangan ada namun belum diperbarui Observasi - Tampak diruangan Hemodialisa tidak ada struktur organisasi yang baru - Pelaksanaan model tim tidak jelas dengan konsep tim Wawancara - Kepala ruangan mengatakan operan dilakukan 1 kali sehari pada saat pergantian shift pagi ke siang Observasi - Tampak saat operan perawat ruangan sudah melakukan operan secara sistematika - Tampak pada saat operan shift pagi pada tanggal 08-09 Desember 2021 perawatan tidak membuka buku file pasien saat overan Wawancara - Perawat ruangan mengatakan pendokumentasian pasien ada di buku status pasien Observasi - Pengkajian sudah lengkap - Diangnosa keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan - Perencanaan keperawatan sesuai dengan SAK
Belum optimalnya penorganisasian dengan model TIM diruangan Hemodialisa
Sudah optimalnya pelaksanaan operan diruangan Hemodialisa
Sudah optimalnya pendokumentasian keperawatan di ruangan Hemodialisa
-
Implementasi keperawatan sesuai dengan SAK - Evaluasi keperawatan sesuai dengan SAK Wawancara - Perawat diruangan Hemodialisa mengatakan pelaksanaan implementasi sudah dilakukan secara optimal.
6
Sudah optimalnya pelaksanaan implementasi keperawatan di ruang Hemodialisa
Observasi - Melakukan implementasi keperawatan di ruang Hemodialisa
Berdasarkan pengkajian dan analisa data didapatkan masalah sebagai berikut: 1.
Belum
optimalnya
pelaksanaan
ronde
keperawatan
diruang
Hemodialisa 2.
Belum optimalnya pelaksanaan (pre dan post confrence) diruang Hemodialisa
3.
Sudah optimalnya penorganisasian dengan model TIM diruangan Hemodialisa
4.
Sudah optimalnya pelaksanaan operan diruangan Hemodialisa
5.
Sudah
optimalnya
pendokumentasian
keperawatan
di
ruangan
Hemodialisa 6.
Sudah optimalnya pelaksanaan implementasi keperawatan di ruang Hemodialisa
B. Analisa Situasi Ruangan (SWOT) Ket M A N
M O N E
Kekuatan (Strong)
Kelemahan (Weakness)
1. Jumlah tenaga perawat di 1. Jumlah lulusan S1 & NERS ruangan Hemodialisa sesuai masih sedikit standard 2. Kualitas dan kuantitas SDM 2. Ketersediaan tempat tidur yang belum terpenuhi atau BED 3. Sistem informasi rumah sakit yang ada belum memenuhi kebutuhan 4. Tenaga spesialis purna waktu yang masih kurang 1. Gaji perawat 1. Persaingan pelayanan 2. Kerja sama dengan antar rumah sakit di kota beberapa asuransi swasta pekanbaru dan BPJS 2. Tingginya harga obat dan alkes
Y
M E N T
1. Adanya pembagian fungsi dan tanggung jawab di susun perhari berdasarkan tim 2. Adanya program orientasi tenaga kerja
1. Kurang
paham
tenaga
perawat terhadap fungsi dan tanggung jawabdalam struktur MPKP.
Peluang (Opportunites)
Ancaman (Threat)
1. Adanya kesepakatan 1. Meningkatnya tuntutan untuk melanjutkan masyarakat terhadap jenjang pendidikan tenaga kesehatan 2. Adanya program diklat untukmenyelenggaraka n pelatihan MPKP untuk seluruh perawat 1. Koordinasi dan 1. Sarana dan prasarana komunikasi yang baik yang memadai dan antar provider kesehatan antara lain: lengkap dengan biaya BPJS,& JAMKESDA, yang masih terjangkau. 2. Tersedianya ruang perawatan yang masih terjangkau dengan fasilitas dan pelayanan yang lengkap 1. Adanya struktur 1. Persaigan dengan rumh organisasi MPKP sakit yang semakin 2. Terlaksananya ketat program meningkatkan 2. Tingginya masyarakat mutu dan aplikasi akan pentingnya akan nilai-nilai internal kesehatan
H O D
M A T E R I A L
3. Adanya SAK yang lengkap yang merujuk kepada Nanda, NIC & NOC 4. Adanya struktur organisasi dengan metode MPKP 1. Memiliki kapasitas tempat tidur 8, Sofa Bed 9, Kamar VIP 1 2. Tersedianya sarana dan prasarana hygine di ruangan (handsrap, wastafel, sabun, desinfektan dan tissue) 3. Ketersediaan alat kesehatan yang sesuai standar Depkes 4. Ruang tunggu keluarga cukup luas
rumah sakit
1.
1. Adanya pengenalan atau pelatihan tentang peroperasian alkes 2. Pelaksanaan seluruh sistem pelayanan yang sesuai standar
C. Prioritas Masalah No 1.
Masalah
Importensi
Teknologi
Resoure
IxTxR
P
S
RI
PC
DU
IP
5
5
5
5
5
5
4
4
480
4
4
4
4
5
4
4
4
400
4
4
3
4
3
3
4
4
336
operan diruangan Hemodialisa
5
4
5
4
3
3
4
4
384
Sudah
5
5
5
4
4
3
4
4
416
Belum optimalnya pelaksanaan ronde Keperawatan di ruangan Hemodialisa
2.
Belum optimalnya pelaksanaan Pre dan Post conference di ruangan Hemodialisa
3.
Belum
optimalnya
pengorganisasian
diruangan
Hemodialisa 4. 5.
Sudah optimalnya pelaksanaan optimalnya
pendokumentasian keperawatan Hemodialisa
di
ruangan
6.
Sudah optimalnya pelaksanaan implementasi keperawatan
asuhan 5 yang
belum
sesuai dengan standar asuhan keperawatan (SAK) Keterangan: P :Prevelensi masalah S :Akibat yang ditimbulkan RI :Kenaikan jumlah masalah PC
: Keprihatinan klien
DU: Keimginan yang tidak terpenuhi IP : Iklim politik/political climate Nilai: 1.
: Sangat kurang penting
2.
: Kurang penting
3.
: Cukup penting
4.
: Penting
5.
: Sangat penting
5
5
4
4
4
4
4
432
Berdasarkan prioritas di dapatkan masalah 1.
Belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan Hemodialisa
2.
Belum optimalnya pelaksanaan implementasi keperawatan di ruang Hemodialisa
3.
Belum optimalnya pendokumentasian keperawatan di ruangan Hemodialisa
4.
Sudah optimalnya pelaksanaan Pre dan Post conference di ruangan Hemodialisa
5.
Sudah optimalnya pelaksanaan operan diruangan Hemodialisa
6.
Sudah optimalnya pengorganisasian diruangan Hemodialisa
D. Perencanaan Kegiatan No 1.
Masalah Belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan diruang Hemodialisa
Tujuan Tujuan jangka panjang: Diharapkan ruangan dapat melaksanakan ronde keperawatan secara optimal. Tujuan jangka pendek: Setelah dilakukan intervensi selama 12 hari. Diharapkan ruangan dapat melaksanakan ronde keperawatan dengan optimal.
2.
Belum optimalnya Setelah
dilakukan
Perencanaan Strategi Operasional 1. Mengoptimalkan 1. Penentuan ronde jadwal ronde. keperawatan. 2. Sosialisasi tentang ronde keperawatan. 3. Melakukan ronde keperawatan. 4. Melakukan evaluasi pelaksanaan ronde keperawatan.
1. Ceramah, diskusi, dan tanya jawab. 2. Praktik, diskusi dan tanya jawab. 3. Diskusi dan tanya jawab 4. Diskusi.
1. 13 Desember Pingky Elpina 2021 Anggraeny, S. AMK 2. 14 Desember Kep 2021 jam 13:00 WIB. 3. Ronde dilakukan tanggal 20Desember 2021 4. Disesuaikan dengan kondisi pasien dan ruangan.
Mengoptimalkan
1. Observasi
1. 10-11
1. Sosialisasi
Metode
Waktu
PJ Mahasiswa
Monisa
PJ Ruangan T,
Irma Suryani,
pelaksanaan pre conference dan post conference diruangan Hemodialisa
intervensi selama 12 hari. Diharapkan ruangan dapat melaksanakan conference dan post conferencedengan optimal. Tujuan jangka panjang: Diharapkan pre dan post conference dilakukan dengan optimal. Tujuan jangka pendek: Setelah dilakukan intervensi selama 12 hari diharapkan pre dan post conference dapat dilaksanakan
pre dan conference.
post
tentang pre dan post conference. 2. Simulasi pre dan post conference 3. Evaluasi kegiatan pre dan post conference
2. Sosialisasi 3. Praktik.
Desember 2021 2. Sosialisasi tanggal 14 Desember 2021 3. 13-23 Desember 2021
Oktareza, S.Kep
AMK
dengan optimal.
3
Belum ada nya struktur pengorganisasian di ruangan Hemodialisa dengan metode Tim
Tujuan jangka panjang: Diharapkan petugas memahami fungsi dan peran dari unit kerjanya masing-masing
Mengoptimalkan sistem perorganisasian ruangan
1. Usulan 1. Observasi pembuatan 2. Sosialisasi struktur 3. praktik peran penanggung jawab sesuai SK RS 2. Membuat struktur organisasi ruangan sesuai model TIM diruangan Hemodialisa
1. 10-11 Novita Desember S.Kep 2021 2. 13 Desember 2021 3. Usulan perbaharu struktur organisasi di ruang Hemodialisa tanggal 16Desember 2021 4. Membuat/ mencetak struktur tanggal 21Desember
Yanti, Anshory, AMK
4.
Sudah optimalnya pelaksanaan overan diruangan Hemodialisa
Tujuan jangka 1. Mengoptimalkan panjang: kembali Diharapkan pelaksanaan petugas memahami operan asuhan fungsi dan peran keperawatan dari unit kerjanya 2. Melaksanakan masing-masing operan setiap pergantian shif Tujuan Jangka 3. Dokumentasi Pendek : Setelah dilakukan intervensi pengorganisasian di ruang Hemodialisa dapat lakukan dengan optimal
1. Operan di pimpin oleh kepala ruagan/Kati m/PJ 2. Membaca do’a sebelum operan 3. Perawat yang bertugas menjelaskan keadaan pasien saat dinas 4. Semua perawat yang dinas mengikuti operan 5. Operan menggunaka n buku status kesehatan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Observasi Sosialisasi Simulasi Praktik Praktik Praktik Praktik
2021 1. 10-11 Santika Desember Oktaviany, 2021 S.Kep 2. Sosialisasi 15Desember 2021 3. Simulasi dan praktik dari tanggal 1323Desember 2021
Wella Susantri, AMK
6.
5.
Sudah optimalnya pendokumentasian asuhan keperawatan diruangan Hemodialisa
Tujuan jangka Mengoptimalkan panjang : pendokumentasian Diharapkan asuhan keperawatan pendokumentasian asuhan keperawatan dapat dilakukan secara optimal Tujuan jangka pendek: Setelah dilakukan intervensi diharapkan pendokumentasian asuhan
1.
2.
3.
pasien Perawat yang bertugas menjelaskan tindakan yang sudah dilakukan dan evaluasi yang telah dicapai Standar evaluasi di RS Supervisi oleh ketua tim Sosialisasi penggunaan format catatan perkembanga n dan evaluasi dalam satu
1. Observasi 1. 102. Sosialisasi 11Februari 3. Praktik 2021 Diskusi 2. Sosialisasi dantanyaj tanggal awab 13Desember 4. Diskusi 2021 dan tanya 3. Praktik 14jawab 23Desember 2021
Dasrizal, S. Ns. Sigit Kep & M. Hariadi, S. Padrian S, S. Kep Kep
keperawatan dilaksanakan dengan optimal
6.
Sudah optimalnya implementasi keperawatandiruan g Hemodialisa
Tujuan jangka panjang: Diharapkan ruangan dapat melaksanakan implementasi yang sesuai standar asuhan keperawatan Tujuan jangaka pendek: Setelah dilakaukan intervensi selama diharapkan ruangan dapat melaksanakan implementasi sesuai MPKP
4.
Mengoptimalkan pelaksanaan implementasi sesuai standar asuhan keperawatan
1.
2.
3.
4.
format Sosialisasi pelaksanaan evaluasi keperawatan Sosialisasi tentang pelaksaanan implementasi Penentuan pelaksanaan impelmentasi Melakukan pelaksaanan implementasi sesuai MPKP Melakukan evaluasi tentang pelaksaan implementasi
1. Observasi 1. 10-11 Fheby Artino Merry Silvya 2. Diskusi & Desember Putri, S. Kep C. N, AMK tanya 2021 jawab 2. 13 Desember 3. Praktik, 2021 13.00 diskusi & wib tanya 3. Simulasi atau jawab praktik dari 4. Wawancar tanggal 14a & tanya 23Desember jawab 2021 5. Diskusi Disesuaikan dengan kondisi Ruangan
DAFTAR PUSTAKA Aditama, T.Y. (2010). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi kedua. Jakarta: UI Press. Afrida. (2019). Manajemen rumah sakit. Jakarta: UI Arikunto, (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan pabrik. Jakarta: Rhineka Cipta. Hidayat, (2014), Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Hartati.
(2013).
Gambaran
kinerja
perawat
dalam
pelaksanan
asuhan
keperawataan. Makasar: Unhas Herlambang & Murwani (2012), Cara Mudah Memahami Manajemen Kesehatan dan Rumah Sakit. Jogjakarta, KDT. Hidayat. (2010). Riset Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Kuntoro. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika. La Monica. E. EL. (2008). Nursing Journal: Nursing leadership and management experience. Manggala
gatot.
(2013).
Smart
Nursing:
Pengorganisasian.
(online).
perorganisasian.blogspot.com.html. Marquis, Bessie L., Huston, Carol J., and Propst, Joan. (2012). Leadership roles and management functions in nursing. Journal of Nursing Staff Development: Vol. 8 issue 6ppg 284-287 Muhammad, (2013). Hubungan Kepemimpinan Kepala Ruang Menurut Persepsi Perawat Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Instalasi Rawat Inap F BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Hal 1. Muninjaya, (2011). Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC. Notoadmodjo, (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam, (2008). Konsep dan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba Medika
DOKUMENTASI Pengkajian ruangan
Diskusi Hasil Pengkajian Pada Tgl 08-09 Desember 2021
Wawancara Dengan Karu
Wawancara Kuesioner Kepuasaan Pasien