ManStrat Nike  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERUSAHAAN NIKE I.



PENDAHULUAN Nike, Inc. adalah salah satu perusahaan sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga Amerika Serikat yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Mereka terkenal karena mensponsori beberapa olahragawan terkenal di dunia seperti Tiger Woods, Ronaldo, Courtois, Hazard, Ronaldinho dan Wayne rooney an Michael Jordan. Selain itu mereka juga memiliki perjanjian dengan berbagai tim sepak bola dunia seperti Manchester United, F.C. Barcelona, Arsenal, F.C. Basel, Juventus, Clube de Regatasd Flamengo, Steaua Bucuresti, AC Sparta Praha, Red Star Belgrade, Inter Milan, VfL Bochum, VfL Wolfsburg, Hertha BSC Berlin, Borussia Dortmund, PSV Eindhoven, Valencia C.F., Urawa Red Diamonds, Kaizer Chiefs, Atlético de Madrid, NK Maribor, Glasgow Celtic, FC Porto, Paris Saint-Germain, Boca Juniors, dan Corinthians. Terlepas dari eksperimen singkat namun tidak berhasil dengan manufaktur di AS, sepatu Nike selalu dibuat di Asia, awalnya di Jepang, kemudian di Korea Selatan dan Taiwan, dan baru-baru ini di China dan Asia Tenggara. Visi dan misi perusahaan Nike Visi : Menjadi penjual terbesar sepatu dan pakaian atletik di dunia. Misi : Membawa inspirasi dan inovasi bagi semua atlet di dunia. Kinerja



dan



keandalan



pengembangan produk



sepatu,



pakaian,



dan



perlengkapan,



baru, harga, identitas produk



melalui



pemasaran dan promosi, serta dukungan dan pelayanan konsumen adalah aspek penting persaingan dalam industri sepatu, pakaian, dan perlengkapan atletik. Kami yakin, kami kompetitif dalam semua bidang itu. Perusahaan bertujuan memimpin kewarganegaraan perusahaan



melalui



program



proaktif



yang



mencerminkan



kepedulian terhadap keluarga Nike di seluruh dunia, rekan tim, konsumen, dan mereka yang memberikan pelayanan kepada nike.



33



Nike memulai produksi di Korea Selatan dan Taiwan pada tahun 1972, karena tertarik oleh tenaga kerja murah di sana, dan segera bergabung dengan perusahaan lain termasuk Adidas dan Reebok. Tapi Nike kemudian memulai langkah lebih jauh. Alih-alih memiliki pabrik sendiri, mereka dikontrak produksi lokal di Korea dan Taiwan. Sebagai perusahaan bos Nike Phil Knight mengatakan: "Tidak ada nilai pasti dalam membuat sesuatu hal. Nilai tersebut akan ditambahkan oleh penelitian yang cermat, dengan inovasi dan pemasaran" (Katz 1994). Produk Nike sekarang pada dasarnya mengikuti ide dari seorang desainer dan pemasar sepatu. Industri lantas dilakukan oleh pemasok Korea dan Taiwan. Sekali lagi, perusahaan lain mengikuti model ini. Pada 1980-an Nike mencoba membuat produksi di Cina, dalam kemitraan dengan perusahaan milik negara, tapi hal ini malah mendatangkan bencana. Nike lantas memindahkan investasinya ke Taiwan. Nike lantas mengambil keuntungan dari ongkos tenaga kerja yang lebih murah di sana. Pada akhir 1980-an dengan adanya pergolakan buruh di Korea Selatan, -peningkatan tingkat upah dan hilangnya kontrol dari tempat kerja oleh otoritas Korea - telah membuat negara tersebut menjadi kurang menarik bagi investor, baik asing maupun dalam negeri, yang mulai mencari lokasi lain yang lebih menyenangkan. Nike lantas memindahkan operasi mereka ke Thailand selatan dan Indonesia, dalam mencari tenaga kerja lebih murah dan tidak merepotkan. Upah di kedua negara tersebut disebut-sebut sebagai salah satu yang murah karena hanya memakai seperempat tarif dari yang dibayarkan di Korea Selatan. Beberapa asosiasi Nike yang bermarkas di Taiwan juga didirikan di Asia Tenggara. Alasan lain untuk perpindahan ini adalah bahwa pada tahun 1988, baik Korea Selatan dan Taiwan kehilangan akses khusus untuk pasar AS, yang telah lama mereka nikmati sebagai status "negara berkembang" di bawah Sistem Preferensi Umum (GSP) AS. investor Korea dan Taiwan lantas bergerak ke pabrik di Thailand, Indonesia dan Cina dengan menggunakan pembuatan hak istimewa GSP dari negara-negara miskin.



33



Dari tujuh Nike pemasok atas sepatu olahraga pada tahun 1992, tiga adalah perusahaan Taiwan yang memproduksi produknya di Cina, tiga lainnya beroperasi di Korea Selatan, dan juga di Indonesia, satu adalah sebuah perusahaan di Thailand. Nike telah beroperasi di Indonesia sejak 1988 dan hampir sepertiga dari sepatu yang ada sekarang merupakan produk dari sana. Dalam sebuah wawancara pers di November 1994, koordinator perusahaan Nike di Indonesia, Tony Band, mengatakan perusahaan yang digunakan di Indonesia berjumlah 11 kontraktor. Di antaranya merupakan bekas-bekas basis perusahaan asosiasi Nike di Korea Selatan dan Taiwan -yang juga pada saat yang sama menghasilkan untuk merek lain seperti Reebok, Adidas dan Puma. Hubungan antara Nike dan kontraktor di Indonesia cukup dekat. Setiap personel Nike di setiap pabrik di Indonesia memeriksa kualitas dan pengerjaan yang memenuhi persyaratan ketat Nike. Sebagian besar pabrik yang memproduksi untuk Nike berlokasi di daerah yang baru dikembangkan untuk industri ringan di Tangerang dan Serang, sebelah barat Jakarta. Pada pabrik yang dimiliki Korea (dan beberapa yang dimiliki Indonesia juga) manajemen puncaknya dipegang oleh orang Korea. manajer tingkat menengah dan supervisor juga dapat berasal dari Korea atau Indonesia. Tapi para pekerja produksi semua berasal dari Indonesia, terutama wanita muda dalam kelompok usia 16-22, biasanya pekerja tersebut berasal dari pulau Jawa. Sejarah Berdirinya Perusahaan Nike Nike didirikan oleh Phil Knight, seorang pelari jarak menengah dan mahasiswa akuntansi di Universitas Oregon, bersama pelatih Bill Bowerman Phil. Kecintaan mereka pada olahraga membuat mereka selalu bersama, dan mereka juga memiliki cinta kepada teknologi sepatu olahraga dan pakaian. Pada tahun 1962 Knight berhasil menyelesaikan studi, dan melanjutkan untuk berkeliling dunia. Ketika di Jepang, Knight mulai mengimpor sepatu lari Jepang ke Amerika Serikat, hanya dengan investasi $ 500, dia mendapat 200 pasang sepatu untuk dijual di AS.



33



Lalu Phil bekerja untuk Onitsuka Tiger. Ketika bekerja untuk Onitsuka Tiger, dia berpikir bahwa akan mendapat lebih banyak keuntungan jika ia mulai memproduksi sepatu sendiri. Pada tahun 1971 seorang karyawan Jeff Johnson terpikir untuk memberi nama Nike (dewi Yunani: kemenangan) untuk perusahaannya. Phil Knight akhirnya memperoleh nama untuk perusahaan yang saat ini menjadi perusahaan besar, tetapi ia juga membutuhkan sebuah logo. Caroline Davidson, yang mengenal Phil ketika ia masih menjadi mahasiswa di University of Oregon kemudian diminta untuk merancang logo untuk Nike, yang terkenal di seluruh dunia dengan sebutan “The Swoosh”. Pada Februari 1972, Blue Ribbon Sport (BRS) memperkenalkan merek pertama sepatu Nike, dengan nama Nike berasal dari dewi kemenangan Yunani. Pada tahun 1978, BRS Inc. itu sendiri secara resmi berganti nama menjadi Nike, Inc. Dimulai dengan Ilie Năstase, atlet profesional pertama untuk kontrak dengan BRS/Nike, sponsor dari atlet menjadi alat pemasaran utama bagi perusahaan yang berkembang pesat. Strategi Bisnis Perusahaan Nike Sebagai salah satu perusahaan multinasional, Nike menerapkan strategi bisnis yang dikemukakan oleh Porter, yaitu Konsep Generic Strategies. Dalam hal ini Nike setidaknya melakukan dua strategi, yaitu overall cost leadership dan diferensiasi. Perusahaan pusat Nike tidak melakukan kegiatan produksi, Nike hanya melakukan desain dan marketing dari produk yang dihasilkannya. Nike melakukan kontrak bisnis dengan sekitar 600 pabrik dari seluruh banyak negara dan memperkerjakan hampir sekitar 550.000 orang. (Ethics in International Business: t.t: 125) Suplier Nike yang berada di Vietnam menggaji buruh yang bekerja di pabrik tersebut sebesar $3 per hari (Ethics in International Business: t.t: 125). Nilai $3 per hari bagi para pekerja pabrik tentu sangat rendah dibandingkan dengan biaya pemasaran oleh Nike. Salah satu contoh, pada tahun 2002, Nike melakukan kontrak kerjasama sponsorship dengan salah satu tim sepak bola Inggris, Manchester United, sebesar US$ 450 juta per tahun selama 10 tahun. ( www.forbes.com)



33



Apa yang dilakukan oleh Nike ini merupakan salah satu bentuk strategi bisnis seperti yang dijelaskan oleh Porter untuk menekan biaya produksi dan memfokuskan pada pencitraan pada produk yang dihasilkannya.



Strategi Segmentasi dan Targeting Perusahaan Nike 1) Segmentasi Pasar yang menjadi segmen perusahaan Nike adalah penyuka olahraga (segmentasi psikografis). Bisa diperhatikan pada saat perusahaan ini masih bernama Blue Ribbons Sports, produk utamanya ialah sepatu olahraga, kemudian perusahaan ini mengembangkan peralatan olah raga lainnya. Sampai hari ini Nike sangat terkenal sebagai produsen dan perancang sepatu olahraga. Berdasarkan penetapan segmen ini maka perusahaan Nike Inc dapat secara jelas melakukan peta kompetisi serta menentukan posisi pasar perusahaan, misalnya fokus pada kompetisi sepatu olahraga antara para kompetitornya seperti Adidas, Reebok, dan Puma. Dengan adanya kejelasan pada segmentasi maka dapat menentukan komponen-komponen strategi yang dilakukan perusahaan. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan memberikan acuan dalam penentuan positioning. Dilihat dari tingkatan segmentasi pasar yang dilakukan Nike Inc lebih pada niche marketing yaitu lebih fokus terhadap ceruk-ceruk pasar yang belum dilayani dengan baik. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi segmen yang sudah ada menjadi sub-segmen yang lebih kecil. Dalam pertumbuhannya, kemudian dapat dilihat bagaimana pergerakan segmen yang dilakukan perusahaan sepatu “Nike” ini, diantaranya : 



Bergerak kearah posisi yang disebelahnya Kesuksesan Nike yang pertama adalah membuat sepatu lari yang hebat untuk para pelari yang serius. Kemudian beralih pada sepatu untuk bermain bola



33



basket, tenis, dan sepakbola, selanjutnya Nike beralih lagi pada pembuatan sepatu aerobik.







Membuat posisi yang lebih mendetail Nike akhirnya menyadari bahwa perusahaan dapat melakukan segmentasi lebih lanjut bagi pasar sepatu bola basket, sepatu untuk pemain-pemain yang agresif, bagi pemain-pemain yang memiliki lompatan tinggi, dan sebagainya.







Loncat pada posisi (kategori) baru. Nike beralih pada penjualan pakaian yang digunakan oleh pemain-pemain dari berbagai jenis olah raga. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa saat ini perusahaan Nike sebagai market leader dari sepatu olahraga dan memperluas produknya pada penjualan baju olah raga. Tetapi saat ini Nike mempertimbangkan untuk menjual jasa-jasa olahraga seperti pengelolaan karier atlet serta langkah yang dilakukan oleh Reebok sebagai pesaing ketat Nike, melakukan resegmentasi pada keseluruhan pasar dengan memperkenalkan sepatu bergaya untuk pasar pemakai santai yang dapat dikenakan setiap hari tanpa melakukan kegiatan olahraga.



2) Targeting Menurut Kotler, 2009, dalam menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola product specialization yaitu Single Segment Concentration,



Selective



Specialization,



Product



Specialization,



Market



Specialization dan Full Market Coverage. Dari ke-5 pola ini, perusahaan Nike memilih untuk berkonsentrasi pada satu segmen saja atau Single Segment Concentration. Dengan demikian perusahaan dapat mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan.



33



Dalam perumusannya Nike Inc telah konsisten dari awal akan membidik pasar penyuka olah raga dengan target yang dilakukan oleh Nike, Inc. adalah produk sportwear, konsumen yang menyukai olah raga dengan gaya promosi mensponsori para atlet. Nike mengakomodir semua orang yang ingin melakukan olahraga, seperti yang kita tahu orang – orang berumur 16 sampai dengan 40 ialah orang – orang yang aktif dan Nike membidik target di rentang umur ini. Berdasarkan perkembangan di atas maka Nike telah mencapai 50% pangsa pasar di Amerika Serikat yaitu pada produk sepatu atletik. 3) Segmentasi dan Targeting Nike Dalam Memasuki Pasar Global Dalam memasuki pasar global, Nike menggunakan pendekatan gabungan (two stage international segmentation) dalam prosedur segmentasinya, dimana pada tahap awal rencana globalisasi, Nike memilah wilayah pasar melalui segmentasi berdasarkan tingkat daya beli dan lifestyle dari warga negara tujuan ekspansi, kemudian Nike menyusun product specific bagi negara-negara tersebut. Product specific yang disusun Nike secara spesifik dihubungkan dengan buying and consumption behavior dari warga negara setempat, sebagai contoh untuk negara Indonesia, yang notabene masyarakatnya menyukai olahraga sepak bola dan basket, maka produk-produk Nike yang dipasarkan di Indonesia akan terfokus pada kedua hobby tersebut, sementara untuk produk lain seperti produk American Football, mungkin tidak akan diterima oleh pasar Indonesia, sehingga tidak perlu dipasarkan di negara tersebut. Nike kemudian membagi pasar pada segmen pasar berdasarkan hobby/lifestyle seperti segmen pasar khusus atlit/pemain/penyuka sepak bola, basket atau lari (atletik), dan bukan pada faktor geografis atau sosioekonomik semata. Tiga skenario yang dihadapi oleh Nike, yaitu universal segments, regional segments dan unique segments, pada akhirnya memunculkan skenario universal segments bagi brand mereka. Ketika Nike membagi pasar sasaran mereka berdasarkan “cabang – cabang olah raga”, maka secara tidak langsung Nike telah mengarah pada scenario Universal atau Global Segment, atau dengan kata lain, perusahaan telah memilih skenario Universal Niche dimana Nike memilih setiap cabang olah raga sebagai ceruk pasarnya.



33



Sementara dilihat dari basis segmentasi, Nike secara berurutan mensegmentasikan pasar sasaran mereka melalui Sosioeconomic, Behaviour-based Segmentation serta Lifestyles segmentation, dimana pada awalnya Nike melakukan screening negara tujuan berdasarkan basis sosioekonomi mereka, baru kemudian melihat kebiasaan masyarakat setempat (termasuk diantaranya kebiasaan belanja) serta gaya hidup warga negara tersebut. Strategi Positioning Perusahaan Nike Positioning berguna untuk membedakan tawaran yang diberikan produsen dengan membangun sejumlah keunggulan bersaing yang menarik perhatian dalam segmen tertentu. Terkait dengan positioning ini, Nike mempunyai strategi bisnis yang luar biasa. Nike memilih lebih memfokuskan pada pemasaran dengan menggunakan image dari seseorang atau kelompok dalam dunia olahraga untuk memasarkan produk mereka dengan harga tinggi. Strategi ini cukup berhasil menjadikan Nike sebagai apparel olahraga terbesar di dunia mengalahkan pesaing-pesaingnya. Terobosan terbesar Nike adalah Michael Jordan, yang ditandatangani langsung dari University of North Carolina. Inilah yang membuat Nike menang dari kompetisi dengan Reebok. Pada tahun 1980, Nike telah mencapai 50% pangsa pasar di Amerika Serikat pasar sepatu atletik, dan perusahaan go public pada bulan Desember tahun itu. Pertumbuhannya adalah karena sebagian besar untuk iklan ‘word-of-foot’ (mengutip sebuah iklan cetak Nike dari akhir 1970-an), daripada iklan televisi. Iklan televisi nasional pertama Nike berlangsung pada bulan Oktober 1982 selama siaran dari New York Marathon. Iklan diciptakan oleh biro iklan Wieden dan Kennedy, yang telah terbentuk beberapa bulan sebelumnya pada April 1982. Bersama-sama, Nike dan Wieden & Kennedy telah menciptakan banyak iklan cetak dan televisi yang tak terhapuskan dan terus menjadi agen utama Nike saat ini. Wieden lah yang menciptakan slogan terkenal “Just Do It” untuk kampanye iklan Nike tahun 1988, yang dipilih oleh Advertising Age sebagai salah satu top 5 slogan iklan di abad 20, dan kampanye itu telah diabadikan dalam Smithsonian Institution. Misi memberikan inspirasi dan inovasi pada atlit di dunia tetap dipegang oleh Nike hingga saat ini. Image yang terkandung dalam misi ini membuat Nike selalu



33



menggunakan model iklan seorang atlit yang terkenal di dunia, seperti Michael Jordan, Tiger Woods, dan Andrew Agassi. Positioning yang dilakukan Nike ini telah berhasil menciptakan image yang baik terhadap produk Nike dalam pikiran konsumen Kepercayaan akan kualitas dan nilai-nilai yang dimiliki membuat harga yang ditawarkan tidak lagi menjadi hal yang dipermasalahkan. Loyalitas dan persepsi positif akan keunggulan produk merupakan hasil dari strategi positioning yang berhasil. Berdasarkan penetapan positioning yang tepat menjadikan Nike sebagai market leader dan melakukan perluasan produk pada pakaian, jam tangan olahraga dan alatalat olahraga. Strategi Kemitraan Di Pasar Global Menarik untuk diketahui, bahwa Nike sebenarnya termasuk dalam kategori hollow corporation karena tidak memiliki pabrik manufaktur sendiri, Nike hanya perantara antara supplier dengan retailer. Nike tidak memproduksi sendiri produknya melainkan dengan menyerahkan produksi kepada pabrik di negara berkembang. Nike fokus pada menemukan inovasi sepatu terbaru. Kombinasi dari pekerja yang murah dan perkembangan pasar yang baik memungkinkan perusahaan untuk bersaing dalam research and development. Untuk memastikan bahwa supplier Nike memiliki kualitas yang tinggi, Nike menuntut mereka untuk mempunyai hubungan dengan perusahaan lainnya. Jika supplier percaya dan bekerja sama dengan Nike, manajemen memastikan bahwa mereka akan puas dengan dirinya sendiri. Kemudian jika salah satu supplier menjadi sangat mahal, Nike bisa mengganti supplier dengan tetap menjaga kualitas yang ditetapkan. Dengan strategi ini maka Nike berhasil mengurangi biaya produksi itu sendiri. Nike dengan sangat baik memanfaatkan harga buruh yang murah di negara-negara berkembang ini.



33



Ringkasan. Inspirasi Bisnis dari Nike, Inc. Nike adalah brand mendunia yang telah berhasil memasuki pasar global. Saat ini Nike menempati posisi nomor satu brand produk olahraga di dunia dan dikenal tidak kurang di 140 negara. Keberhasilan Nike tidak terlepas dari strategi bisnis dan pemasaran yang mereka jalankan, diantaranya : 



Berfokus pada satu segmen, yaitu pasar penyuka olahraga, sehingga dapat mencapai posisi yang kuat dan mengembangkan segmen tersebut di ceruk-ceruk pasar yang terkait dengan produk mereka.







Melakukan targeting secara tepat, yaitu produk sportwear untuk penyuka olahraga aktif berusia 16 hingga 40 tahun.







Menjalankan pendekatan gabungan dalam segmentasi dan targeting untuk memasuki pasar global, yaitu dengan menyesuaikan pada kultur dan gaya hidup masyarakat setempat.







Menggunakan strategi positioning yang unik, dengan mensponsori para atlet sehingga tercipta iklan “word of foot” dan menciptakan image yang kuat sebagai produsen produk olahraga dengan kualitas tinggi.







Menggunakan strategi bisnis sebagai hollow company dengan menyerahkan produksi di negara berkembang sehingga dapat menekan biaya produksi dan fokus pada inovasi desain terbaru. Strategi ini dibarengi dengan spesifikasi dan standardisasi produk yang ketat dari perusahaan Nike terhadap supplier mereka supaya kualitasnya tetap terjaga.



33



Kondisi Saat Ini Dalam beberapa tahun terakhir ini perusahaan membuat beberapa perubahan sebagai upaya memperoleh pangsa pasar serta menawarkan beragam produk sepatu dan pakaian olahraga. Dua toko Nike Goddess, yang menjual pakaian dan sepatu wanita, di buka di Los Angeles pada tahun 2001 Nike membeli Impact Golf Technologies pada tahun 2002 sehingga perusahaan dapat memproduksi stik golf. Nike mulai menjual 3 merek pakaian pada musim semi tahun 2002 guna menyediakan merek yang berbeda untuk jenis konsumen yang berbeda. Nike Performance (untuk atlet) , Nike Active (perlengkapan “gimnasium dan jalan”) dan Nike Fusion (pakaian gaya yang dibuat dari kain berkualitas tinggi). Pada bulan September 2003 Nike membeli Converse seharga $350 juta untuk meningkatkan penawarannya dalam pasar sepatu retro populer dan klasik saat ini. Merek Hurley perusahaan, yang dibeli pada tahun 2002, menjual sepatu dan pakaian anak muda untuk menyelam, berselancar, dan berseluncur es. Pada tahun yang sama. Foot Locker mengumumkan akan membeli sekitar separuh produk Nike di masa mendatang, karena keputusan perusahaan yang menetapkan bahwa Foot Locker akan menjual sepatu lebih murah dan tidak semahal sepatu Nike. Hal tersebut merupakan sebuah persoalan besar karena 10,9 persen pendapatan Nike berasal dari Foot Locker, pada tahun 2002 ($800 juta dalam harga grosir). Persaingan Industri sepatu atletik telah berubah secara dahsyat sejak “sepatu karet” ditemukan. Pada tahun 1873, “sepatu karet” dibuat dari bahan karet dan kampas India. Dunlop menjadi penjual sepatu karet dominan pada tahun 1938. Keds dan PF Fliers mendominasi pasar anak-anak pada tahun 1960-an. Merek standar dewasa seperti Adidas dan Converse disambut baik oleh para penggemar olahraga selama bertahuntahun. Ketika Nike memasuki pasar tersebut pada akhir 1960-an, industri berubah untuk seterusnya. Selain persaingan baru, gaya hidup mulai berubah dan perusahaan mengontrak produsen dan bukan berinvestasi dalam pabrik dan peralatan untuk 33



memproduksi produk mereka sendiri.Pesaing utama dalam industri sepatu atletik adalah Nike dan Reebok, yang masing-masing menguasai 39 persen dan 11 persen pangsa pasar. Reebok International Ltd Reebok mendesain dan membuat sepatu dan pakaian olahraga untuk dijual di seluruh dunia. Perusahaan tersebut menjual sepatu atletik dalam kombinasi warna yang berbeda untuk aerobik, bersepeda, voli, fitnes, lari, basket, sepakbola, joging, dan sepatu anak-anak, dan belum lama ini mendiversifikasi penawarannya ke lebih banyak jenis sepatu kasual, pakaian olahraga, dan jenis sepatu atletik lainnya, serta peralatan terkait olahraga. Persaingan Internasional Persaingan meningkat di Eropa. Adidas-Salomon AG, sebuah perusahaan Jerman merupakan penjual sepatu atletik nomor satu di Eropa dan nomor dua di dunia. Para analis yakin bahwa bisnis yang baik di pasar Eropa adalah penting demi berlanjutnya kesuksesan perusahaan dalam industri sepatu atletik. Penjualan Nike di Eropa, Asia, Kanada, dan Amerika Latin naik menjadi hampir 4,4$ miliar pada tahun 2002 dan menjadi $5.127 miliar pada tahun 2003. Adidas, pesaing utama asal Eropa, berjuang untuk mempertahankan 15% pangsa pasar kompetitifnya untuk sepatu atletik seluruh dunia. Adidias didirikan tahun 1948 dan memilki bintang olahraga seperti Al Oerter dan Kareem Abdul-Jabbar (NBA) yang, mengiklankan produknya. Kondisi Ekonomi Total penjualan sepatu atletik AS pada tahun 2002 menjadi $15,69 miliar, mewakili kenaikan 2,5 persen dibandingkan tahun 2000. Sejak musim gugur kepercayaan konsumen menurun dan perlambatan pertumbuhan ekonomi secara umum berlanjut hingga 2003. Setelah seranga teroris 11 September 2001, ekonomi AS terus terhuyung dan terjadi penurunan tajam dalam permintaan sepatu atletik. Produsen sepatu atletik juga mengalami krisis ekonomi di sejumlah pasar internasional. Selain itu, pengaruh fluktuasi mata uang asing dan perubahan tingkat bunga berpotensi menimbulkan persoalan keuangan untuk produsen sepatu atletik. Peralihan mata uang ke Euro juga menimbulkan sejumlah tekanan di negara-negara Uni Eropa yang belum lama ini harus mengubah mata uang mereka. Sebagian besar perusahaan sepatu atletik melakukan kontrak dengan perusahaan produsen di Tempat Jauh untuk memproduksi sepatu mereka. Beberapa negara yang memproduksi sepetu untuk Nike, Reebok, dan perusahaan lain adalah Korea Selatan, Taiwan, Cina, Thailand, Malaysia, dan Indoensia. Keuntungan pertama dari kontrak produksi asing adalah bahwa tidak ada 33



investasi modal yang diperlukan dan perusahaan sepau atletik dapat beroprasi dengan sangatr sedikit utang jangka panjang. Ada pula beberapa kerugian untuk kontrak produksi. Sejumlah negara, seperti Korea, yang memproduksi sepatu atletik dalam jumlah besar di masa lalu telah membangun keahlian dan hubungan untuk mulai memproduksi produk elektronik yang lebih canggih dan tidak memiliki kapasitas tersedia untuk terus memproduksi sepatu atletik. Beberapa kerugian lain produksi di luar negeri meliputi kerusuhan buruh, ketidaktentraman politik, keterlambatan karena pengiriman, dan ketidakpastian sistem kuota (embargo). Faktor Sosial Dalam beberapa tahun terakhir, konsumen telah mengubah pandangan mereka mengenai sepatu/pakaian atletik sebagai aksesoris fesyen. Perusahaan sepatu atletik mulai menghadapi kesulitan menjual produk mereka ke pasar orang muda pada tahun 1997, terkait pergeseran permintaan kaum muda ke sepatu bot untuk panjat tebing dan sepatu kulit kasual. Paling baru, fesyen untuk sepatu atletik adalah sepatu atletik yang tampak klasik atau bergaya retro. Usia konsumen potensial menimbulkan sejumlah tantangan unik bagi perusahaan sepatu/pakaian ateltik. Anak-anak generasi Y menyaingi ukuran generasi baby-boom ; sebanyak 60 juta dan akan menjadi sebuah pasar yang signifikan di masa mendatang. Konsumen generasi Y lebih menyukai pakaian olahraga yang berorientasi fesyen dibanding pakaian merek atletik. Popolasi generasi Y merespon secara berbeda terhadap iklan dibanding generasi lainnya. Saat ini popularitas olahraga sebagai pengisi waktu bagi baby-boomer tidak lagi sebesar pada tahun 1990-an, tetapi permintaan akan sepatu/pakaian untuk kegiatan santai terus meningkat untuk kelompok ini. Perubahan gaya hidup kaum wanita bmuda tampaknya akan memengaruhi indistri. Sejak pertengahan 1990-an, wanita membeli lebih banyak sepatu atletik dibanding pria. Selain itu saat ini lebih banyak wanita muda yang tertarik dan menggemari olahraga dibanding generasi wanita muda sebelumnya. Persoalan Hukum/Peraturan Pasar global memiliki banyak pembatasan hukum yang produsen septu atletik harus pertimbangkan. Baik perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara maupun perjanjian bersama tentang tarif dan perdagangan memberikan akses yang lebih baik ke perdagangan dunia. 33



Faktor Internal Nike Lama faktor internal utama Nike adalah upaya penelitian dan pengembangan superior untuk produk perusahaan, keahlian pemasaran/distribusi, tanggung jawab sosial, gaya/budaya manajemen, dan hasil keuangan. Penelitian dan Pengembangan Nike Nike mampu mengikuti kemajuan teknologi karena sebagian besar penelitian dan pengembangan dalam industri sepatu atletik merupakan inovasi desain dan tidak membutuhkan investasi besar dalam peralatan. Perusahaan membentuk laboratorium penelitian olahraga Nike yang menggunakan kamera video dan peralatan penguji daya tarik serta meneliti beberapa jenis persoalan. Perusahaan juga menggunakan pengetahuan teknologinya untuk menyempurnakan pakaian olahraga. Selain pekerjaan laboratorium, para designer Nike juga mengunjungi para atlet untuk mempelajari lebih banyak mengenai teknologi septu. Nike terus bergantung pada pengembangan teknologi superior untuk mendiferensiasikan produknya dari pesaing. Pemasaran Karena Nike sebenarnya tidak memproduksi sepatu, fokus utama perusahaannya adalah menciptakan dan menawarkan produknya. Nike menjual produknya secara online melaluiwww.nike.com dan Phil Knight setiap hari bertemu dengan tim Internet. Toko online menjual beragam produk termasuk sepatu, perlengkapan, dan pakaian. Nike memosisikan produknya sebagai sepatu berkinerja tinggi yang didesian dengan fitur teknologi canggih. Pasar sasaran umum sepatu atletik Nike adalah pria dan wanita antara usia 18 dan 34. Saat ini, strategi Nike adalah memilih wanita sebagai target secara agresif. Perusahaan mendirikan toko Nike Goddess dan mulai lebih melakukan pemasaran kepada wanita yang memiliki “gaya hidup aktif”. Nike mengiklankan produknya dengan berbagai cara dan menargetkan iklannya pada kelompok atau jenis orang yang spesifik. Pengeluaran untuk iklan adalah sebesar $1,0279 miliar pada tahun 2002 dan $1,168 miliar pada tahun 2003. Perusahaan terus melakukan pengeluaran untuk iklan TV selama acara olahraga profesional dan kampus, program jam tayang utama, dan program tengah malam. Iklan jam tayang utama dimaksudkan untuk meraih cakupan luas orang dewasa dan iklan TV tengah malam ditujukan bagi kalangan dewasa muda. Media cetak juga sangat penting dalam 33



mengiklankan produk Nike. Bintang-bintang iklan Nike meliputi Michael Jordan, Andre Agassi, Mia Hamm, Marion Jones, Brandi Chastain, Vince Carter, David Duval, Kobe Bryant, dan Tiger Woods. Upaya pemasaran internasional berlanjut. Nike mempunyai operasi di 200 negara di 6 benua. Distribusi Nike membuka sebuah pusat distribusi pakaian seluas 63.000 square feet di Memphis pada tahun 1992 yang dinamakan Nike Next Day. Sepatu didistribusikan dari pusat di Greenland, New Hampshire; Wilsonville, Oregon; dan Memphis, Tennessee. Pakaian Nike dikirim dari pusat didistribusikan dari Costa Mesa, California. Knight khawatir bahwa Nike akan kehilangan citranya sebagai sepatu olahraga yang unggul secara teknis jika pemasaran internasional tidak dipantau secara teliti. Nike telah membeli operasi distribusi banyak distributornya di seluruh dunia untuk mengontrol pemasaran produknya.



33



Iklan Nike TEMA



GAMBARAN VISUAL



“Hangtime”



Promosi sepatu basket Air Jordan yang menampilkan Michael Jordan dan Spike Lee.



“Revolution”



Lagu Beatles “Revolution” dimainkan dan gambar bintang-bintang olahraga ditampilkan.



“Bo Knows”



Mengilustrasikan beragam sepatu Nike (20 kategori olahraga berbeda).



“Just Do It”



Menunjukkan orang-orang dari berbagai sisi kehidupan yang berlatih dengan sepatu Nike.



“Multiple Bo’s”



Bo Jackson bertemu Sonny Bono dan empat belas Bo Jackson lainnya yang mewakili olahraga berbeda.



“Rock and Roll Tennis”



Andre Agassi menunjukkan keterampilan tenisnya dalam format video rock.



“I’m not a roll model”



Charles Barkley mengatakan bintang olahraga bukanlah teladan, tetapi orang tua seharusnya menjadi teladan.



“Aerospace Jordan”



Karakter kartun Bugs Bunny, Looney Tunes, penjaga pantai Marvin Martin, dan Michael Jordan bepergian ke Mars. (Super Bowl XXVII)



“Air Swoopes”



Iklan dengan bintang Sherly Swoopers yang memeperkenalkan sepatu basket Air Swoopes dam menggunakan sponsorship Nike dalam tim basket wanita AS untuk Olimpiade.



33



“Broad-Minded”



Iklan yang dibintangi oleh Tiger Woods, dengan pernyataan, “ Kami bukan sekadar sepatu kampas dan kulit. Kami besar dan berpikiran luas”



“Date”



Tim sepakbola wanita AS mengatakan “kami akan menghadapi dunia sebagai satu tim” dan semua anggota tim ini berkencan dengan satu orang.



“Two Fillings”



Semua Tim Sepakbola Wanita AS menginginkan pengganti ketika Brando Chastain mengatakan dia memiliki dua pengganti. Tiap wanita berdiri dan berkata, “Saya akan memiliki dua pengganti”.



“Chicks Dig the Long Ball”



Pitcher Tom Glavine dan Greg Maddox berusaha memperoleh perhatian Heather Locklear dari Mark McGwire.



Tanggung Jawab Sosial Nike telah dikritik dalam beberapa tahun terakhir karena praktik pekerjaan di tempat produksi internationalnya. Sejumlah konsumen mempersoalkan praktik eksploitatif para manajer di beberapa negera Asia. Misalnya, pada tahun 2001, manajer pabrik yang membuat produk Nike di Indonesia dituduh melaksanakan pelecehan seksual, penyiksaan fisik dan verbal, pembatasan layanan kesehatan, dan pemaksaan lembur. Selain itu, beberapa dari manajer tersebut diduga menyuruh karyawan yang berlaku tidak pantas atau terlambat masuk kerja untuk berlari keliling atau membersihkan toilet. Nike berjanji untuk menyelidiki dan memperbaiki kapan pun kondisi yang tidak pantas terjadi. Pertama kali, perusahaan membentuk sebuah departemen buruh sosial tahun 1996 dan pada tahun 1998 posisi Wakil Direktur Tanggung Jawab Sosial pun dibuat. Pada tahun 1998, Nike bergabung dngan Asosiasi Keadilan Buruh (Fair Labour Association – FLA), sebuah organisasi pemantau tempat kerja buruh yang didirikan oleh unit kerja presidensial bentukan produsen pakaian dan organisasi hak asasi manusia. Perusahaan juga bergabung dalam Aliansi Global untuk Tenaga Kerja dan Komunitas (Global Alliance for Workforce Communities – GAWC), sebuah kelompok bisnis yang bertujuan meningkatkan kehidupan kerja buruh pabrik. Selain



33



keanggotaannya dalam FLA dan GAWC. Nike mengembangkan suatu proses untuk memastikan bahwa pabriknya mematuhi kode etik perusahaan.



Gaya/Budaya Manajemen Phil Knight telah menciptakan budaya yang kuat di Nike berdasarkan loyalitas perusahaan dan kebersamaan di ruang loker. Kebanyakan karyawan perusahaan adalah orang muda yang sadar kesehatan dan Knight mempercayai karyawan tersebut untuk “Lakukan Saja” (“Just Do It”). Filosofinya adalah “Main sesuai aturan, tetapi jadilah garang… Tidak mengapa menjadi Goliat, tetapi selalulah bertindak seperti Daud” (“Play by the rules, but be ferocious… It’s all right to be Goliath, but always always aet like David”). Kampus perusahaan Nike yang seluas 74 aker (acre) memberikan perasaan berbudaya memiliki daerah hutan, jalur lari, sebuah danau, dan sebuah pusat kebugaran. Knight percaya bahwa orang harus menemukan suatu “perasaan damai di tempat kerja”. Bagan Organisasi Nike



Keuangan / Akuntansi Selama masa pertumbuhan pesatnya, para manajer Nike diberi kebebasan pengeluaran untuk mengembangkan dan memasarkan produk perusahaan. Setelah pemberhentian pemangkasan biaya dan pencarian efisiensi yang dimulai pada tahun 1998, para wakil 33



direktur mulai menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyadarkan karyawan mengenai perlunya akuntabilitas keuangan. Pada tahun 1998, setiap manajer daerah geografis memberikan laporan laba rugi, dan kini sebagian kompensasi bergantung pada kinerja. Tinjauan Masa Depan Bahkan, dengan keterbatasan pertumbuhan AS dan ketatnya persaingan global dasar pasar sepatu/ pakaian atletik, para manajer Nike memperkirakan bahwa perusahaan akan berkinerja baik di masa mendatang. Nike berusaha keras agar tingkat penjualan produk wanitanya saat ini dapat naik menjadi dua kali lipat pada tahun 2005 ($ 1,5 miliar).



33



II.



ANALISIS A. Analisis IFE



Faktor Internal Kunci



Bobot



Peringkat



Nilai Bobot



Kekuatan 1. Nike adalah pesaing dominan sepatu atletik dan



0.1



4



0.4



0.03



3



0.09



0.1



4



0.4



0.08



3



0.24



produk Nike langsung dari perusahaan. 5. Nama, logo, slogan utamanya yang sudah melekat di



0.09



4



0.36



masyarakat dunia. 6. Memiliki unit R&D yang kuat, terbukti dari inovasi



0.1



4



0.4



0.17



1



0.17



0.16



2



0.32



0.17



2



0.34



memegang lebih dari 31 persen pangsa pasar di dunia. (data tahun 2013) 2. Pendapatan Nike tahun 2015 meningkat dari tahun



sebelumnya menjadi $ 30,601 miliar. (data tahun 2015) 3. Memiliki 931 gerai di seluruh dunia, yang mempermudahkan proses distribusi dan penjualan produk Nike. 4. Situs Web perusahaan, www.nike.com,



memungkinkan pelanggan merancang dan membeli



yang terus muncul berkelanjutan.



Kelemahan 1. Karena Nike bersaing terutama dengan sepatu



atletik, pakaian jadi dan perlengkapan olahraga terkait, penjualannya sangat terkonsentrasi di pasar remaja dan dewasa muda. 2. Publisitas negatif dan pemboikotan produk Nike karena pekerjaan outsourcing di luar negeri dan penggunaan pekerja anak di pabrik semacam itu. 3. Harga sepatu Nike yang tergolong cukup mahal dibandingkan dengan pesaing yang sering memberikan potongan harga.



33



Total



1



-



2.72



Kesimpulan:  Berdasarkan hasil di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa faktor kekuatan di internal Nike ini lebih berpengaruh signifikan daripada faktor kelemahan dalam perkembangan bisnis ini, dengan total bobot lebih dari 2,5 yaitu 2.72. B. Analisis EFE Faktor Eksternal Kunci



Bobot



Peringkat



Nilai Bobot



Peluang 1. Konsumen yang lebih muda kurang sensitif terhadap harga dan umumnya lebih banyak menggunakan alas kaki santai dan atletik daripada



0.09



4



0.36



0.08



4



0.32



0.04



3



0.12



0.07



4



0.28



0.08



4



0.32



0.06



3



0.18



konsumen yang lebih tua. 2. Sebagian besar perusahaan sepatu telah mengoutsource produksinya ke luar negeri untuk mempertahankan biaya dan biaya litbang yang lebih rendah. 3. Impor alas kaki AS memiliki nilai sebesar $ 27.043 juta atau 20,2 persen di dunia. (data tahun 2014) 4. Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), keduanya membantu menghilangkan kuota dan hambatan tarif bagi produsen alas kaki asing untuk mengirimkan barang mereka. 5. Dengan internet memungkinkan perusahaan Nike untuk mengejar langsung ke saluran penjualan konsumen. 6. Perusahaan yang menambahkan strategi penjualan berbasis Web dapat menyesuaikan alas kaki dan barang dagangan lainnya secara langsung sesuai dengan kebutuhan dan selera pelanggan, memungkinkan untuk mencapai harga yang jauh lebih baik dan juga "memperdalam" ikatan emosional yang dimiliki konsumen dengan merek.



33



7. Budaya masyarakat dunia yang mayoritas menyukai olahraga.



0.08



4



0.32



0.08



1



0.08



0.12



2



0.24



0.07



2



0.14



0.09



2



0.18



0.04



1



0.04



0.1



2



0.2



1



-



2.78



Ancaman 1. Konsumen yang lebih tua cenderung melihat harga sebelum menentukan pembelian suatu barang. 2. Persaingan sangat kuat di antara sport apparel’s olahraga di dunia. 3. Fluktuasi mata uang asing berdampak pada biaya mengimpor barang ke A.S. 4. Barrier to entry rendah yang membuat banyaknya pesaing-pesaing baru yang muncul seperti Under Armour Inc di Amerika Serikat. 5. Tingkat persediaan meningkat di banyak toko ritel karena lemahnya perekonomian. 6. Selera dari setiap konsumen yang berbeda-beda dan selalu berubah. Total



Kesimpulan:  Berdasarkan hasil di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa faktor peluang di eksternal Nike ini lebih berpengaruh signifikan daripada faktor ancaman dalam perkembangan bisnis ini, dengan total bobot lebih dari 2,5 yaitu 2,78.



C. Analisis CPM Nike Faktor Sukses



Bobot



Peringkat



Kritis



Adidas Nilai



Peringkat



Bobot



Puma Nilai



Peringkat



Bobot



Nilai Bobot



Daya Saing Harga



0.10



3



0.30



2



0.20



1



0.10



Ekspansi Global



0.07



4



0.28



3



0.21



2



0.14



Struktur Organisasi



0.04



3



0.12



1



0.04



1



0.04



33



Teknologi



0.09



3



0.27



1



0.09



2



0.18



Keamanan Produk



0.15



2



0.30



3



0.45



4



0.60



Loyalitas Pelanggan



0.09



4



0.36



3



0.27



2



0.18



Market Share



0.09



4



0.36



3



0.27



2



0.18



Iklan



0.12



4



0.48



3



0.36



2



0.24



Qualitas Produk



0.12



3



0.36



2



0.24



1



0.12



Product Image



0.07



4



0.28



3



0.21



2



0.14



Posisi Keuangan



0.06



4



0.24



3



0.18



2



0.12



Total



1.00



3.35



2.52



2.04



Kesimpulan:  Berdasarkan hasil di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa Nike masih memiliki keunggulan bersaing diantara pesaing lainnya yaitu Adidas dan Puma. Dimana Nike memiliki bobot sebesar 3.35, Adidas 2.52 dan Puma 2.04.



D. Analisis SWOT EFE/IFI



Strength Weakness S1 : Nike adalah pesaing W1 : Karena Nike bersaing dominan sepatu atletik dan terutama memegang



lebih



dari



31 atletik,



dengan pakaian



persen pangsa pasar di dunia. perlengkapan



sepatu jadi



dan



olahraga



(data tahun 2013) terkait, penjualannya sangat S3 : Memiliki 931 gerai di terkonsentrasi di pasar remaja seluruh dunia, yang dan dewasa muda. mempermudahkan proses W2 : Publisitas negatif dan distribusi



dan



penjualan pemboikotan



produk Nike



produk Nike. karena pekerjaan outsourcing S6 : Memiliki unit R&D di luar negeri dan yang kuat, terbukti dari penggunaan pekerja anak di inovasi yang terus muncul pabrik semacam itu. berkelanjutan. W3 : Harga sepatu Nike yang



33



tergolong



cukup



mahal



dibandingkan dengan pesaing yang



sering



memberikan



potongan harga. Opportunity - Melakukan inovasi pada O1 : Konsumen yang lebih desain produk khususnya muda kurang sensitif sepatu baik warna ataupun model yang sesuai dengan terhadap harga dan umumnya selera anak muda. lebih banyak menggunakan (S1,O1) (0,76) alas kaki santai dan atletik - Melakukan pemasaran produk secara digital agar daripada konsumen yang konsumen dapat dengan lebih tua. mudah mendapat informasi O2 : Sebagian besar dan spesifikasi produk perusahaan sepatu telah dimanapun dan kapanpun. (S3,O5) (0,72) meng-outsource produksinya - Menetapkan standart dalam ke luar negeri untuk proses produksi agar kualitas mempertahankan biaya dan dari produk tetap terjaga. (S6,O2) (0,72) biaya litbang yang lebih rendah. O5 :



Dengan



memungkinkan Nike langsung



- Menetapkan harga yang cukup tinggi terhadap produk khususnya terhadap produk sepatu atletik. (W1,O1) (0,53) - Memproduksi produk di daerah yang biaya tenaga kerja dan biaya sumber daya pendukung lainnya rendah. (W3, O2) (0,66) - Memaksimalkan penggunaan internet untuk mengklarifikasi segala isu negatif mengenai Nike dan untuk memaksimalkan pemasaran agar langsung diterima oleh konsumen akhir. (W2,O5) (0,64)



internet



perusahaan



untuk



mengejar



ke



saluran



penjualan konsumen. Threat - Meningkatkan dan T2 : Persaingan sangat kuat mempertahankan kualitas di antara sport apparel’s khususnya pada produk sepatu atletik untuk tetap olahraga di dunia. T4 : Barrier to entry rendah mendominasi market share. (S1,T2) (0,64) yang membuat banyaknya - Memperbanyak pembukaan pesaing-pesaing baru yang gerai untuk melayani permintaan sehingga pesaing muncul seperti Under baru susah untuk masuk ke Armour Inc di Amerika dalam pasar. (S3,T4) (0,58) Serikat. T6 : Selera dari setiap - Melakukan inovasi terus menerus untuk memenuhi



33



- Mendiversifikasikan produk untuk memenuhi permintaan sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga meningkatkan hambatan pesaing untuk masuk ke dalam pasar potensial. (W1,T4) (0,35) - Memperbaiki citra perusahaan untuk meningkatan persaingan di antara sport apparel’s di dunia.



konsumen



yang



berbeda- selera konsumen yang berbeda-beda dan selalu beda dan selalu berubah. berubah. (S6,T6) (0,6)



(W2,T2) (0,56) - Memproduksi produk dengan kualitas yang baik agar dapat memenuhi selera dari konsumen yang berbedabeda dan selalu berubah. (W3,T6) (0,54)



Kesimpulan  Berdasarkan hasil analisis di atas kami memilih 2 strategi terbesar yaitu melakukan inovasi pada desain produk khususnya sepatu baik warna ataupun model yang sesuai dengan selera anak muda (S1,01) dengan bobot (0,76) dan melakukan pemasaran produk secara digital agar konsumen dapat dengan mudah mendapat informasi dan spesifikasi produk dimanapun dan kapanpun (S3,05) dengan bobot (0,72). Kami menggunakan 2 strategi tersebut untuk analisis QSPM. E. Analisis QSPM Melakukan



Melakukan



inovasi pada



pemasaran



desain



produk secara



produk



digital agar



khususnya



konsumen



sepatu baik



dapat dengan



warna



mudah



maupun



mendapat



model yang



informasi dan



sesuai dengan



spesifikasi



selera anak



produk



muda.



dimanapun



(S1O1)



dan kapanpun. (S3O5)



Faktor Kunci



Bobot



AS



TAS



AS



TAS



0.09



3



0.27



4



0.32



Peluang 1. Konsumen yang lebih muda kurang sensitif terhadap harga dan umumnya lebih banyak menggunakan alas kaki santai dan atletik daripada konsumen yang lebih tua.



33



2. Sebagian besar perusahaan sepatu telah meng-outsource produksinya ke luar negeri untuk mempertahankan biaya dan biaya



0.08



2



0.16



3



0.24



0.04



---



---



---



---



0.07



---



---



---



---



0.08



4



0.32



3



0.24



0.06



---



---



---



---



0.08



---



---



---



---



0.08



---



---



---



---



0.12



2



0.24



3



0.36



0.07



---



---



---



---



0.09



3



0.27



2



0.18



litbang yang lebih rendah. 3. Impor alas kaki AS memiliki nilai sebesar $ 27.043 juta atau 20,2 persen di dunia. (data tahun 2014) 4. Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), keduanya membantu menghilangkan kuota dan hambatan tarif bagi produsen alas kaki asing untuk mengirimkan barang mereka. 5. Dengan internet memungkinkan perusahaan Nike untuk mengejar langsung ke saluran penjualan konsumen. 6. Perusahaan yang menambahkan strategi penjualan berbasis Web dapat menyesuaikan alas kaki dan barang dagangan lainnya secara langsung sesuai dengan kebutuhan dan selera pelanggan, memungkinkan untuk mencapai harga yang jauh lebih baik dan juga "memperdalam" ikatan emosional yang dimiliki konsumen dengan merek. 7. Budaya masyarakat dunia yang mayoritas menyukai olahraga.



Ancaman 1. Konsumen yang lebih tua cenderung melihat harga sebelum menentukan pembelian suatu barang. 2. Persaingan sangat kuat di antara sport apparel’s olahraga di dunia. 3. Fluktuasi mata uang asing berdampak pada biaya mengimpor barang ke A.S. 4. Barrier to entry rendah yang membuat banyaknya pesaing-pesaing baru yang



33



muncul seperti Under Armour Inc di Amerika Serikat. 5. Tingkat persediaan meningkat di banyak toko ritel karena lemahnya perekonomian. 6. Selera dari setiap konsumen yang berbedabeda dan selalu berubah. TOTAL



0.04



---



---



---



---



0.1



3



0.3



2



0.2



1.00



1,56



1,54



Kekuatan 1. Nike adalah pesaing dominan sepatu atletik



dan memegang lebih dari 31 persen pangsa



0.1



4



0.4



3



0.3



0.03



---



---



---



---



0.1



3



0.3



4



0.4



0.08



---



---



---



---



perusahaan. 5. Nama, logo, slogan utamanya yang sudah



0.09



---



---



---



---



melekat di masyarakat dunia. 6. Memiliki unit R&D yang kuat, terbukti dari



0.1



4



0.4



3



0.3



0.17



3



0.51



2



0.34



0.16



1



0.16



2



0.32



0.17



2



0.34



3



0.51



pasar di dunia. (data tahun 2013) 2. Pendapatan Nike tahun 2015 meningkat dari tahun sebelumnya menjadi $ 30,601 miliar. (data tahun 2015) 3. Memiliki 931 gerai di seluruh dunia, yang mempermudahkan proses distribusi dan penjualan produk Nike. 4. Situs Web perusahaan, www.nike.com,



memungkinkan pelanggan merancang dan membeli produk Nike langsung dari



inovasi yang terus muncul berkelanjutan.



Kelemahan 1. Karena Nike bersaing terutama dengan



sepatu atletik, pakaian jadi dan perlengkapan olahraga terkait, penjualannya sangat terkonsentrasi di pasar remaja dan dewasa muda. 2. Publisitas negatif dan pemboikotan produk



Nike karena pekerjaan outsourcing di luar negeri dan penggunaan pekerja anak di pabrik semacam itu. 3. Harga sepatu Nike yang tergolong cukup



33



mahal dibandingkan dengan pesaing yang sering memberikan potongan harga. SUBTOTAL 1.00 2.11 2.17 SUM TOTAL NILAI ATRAKTIF 3.67 3.71 Kesimpulan:  Berdasarkan hasil di atas, ditemukan bobot untuk kedua strategi tersebut yaitu 3.67 dan 3.71. Berdasarkan kedua strategi tersebut diambil salah satu strategi terbesar yang akan diterapkan oleh perusahaan. Dan berdasarkan hasil tersebut strategi yang dipilih adalah Melakukan pemasaran produk secara digital agar konsumen dapat dengan mudah mendapat informasi dan spesifikasi produk dimanapun dan kapanpun. (S3O5). F. Strategi Bisnis Seperti yang telah di sampaikan pada bab 1, sebagai salah satu perusahaan multinasional, Nike menerapkan strategi bisnis yang dikemukakan oleh Porter, yaitu Konsep Generic Strategies. Dalam hal ini Nike setidaknya melakukan dua strategi, yaitu overall cost leadership dan diferensiasi. Yaitu dengan menekan biaya produksi dan memfokuskan pada pencitraan pada produk yang dihasilkannya. Kami juga menyusun beberapa strategi bisnis untuk Nike melalui beberapa analisa yang kami lakukan. Berikut adalah hasil akhir dari analisa yang kami lakukan, kami memilih 3 hasil bobot yang terbesar : IFE : Kekuatan :  Nike adalah pesaing dominan sepatu atletik dan memegang lebih dari 31 persen pangsa pasar di dunia. (data tahun 2013) 0.4  Memiliki 931 gerai di seluruh dunia, yang mempermudahkan proses distribusi dan penjualan produk Nike. 0.4  Memiliki unit R&D yang kuat, terbukti dari inovasi yang terus muncul berkelanjutan. 0.4 Kelemahan :  Karena Nike bersaing terutama dengan sepatu atletik, pakaian jadi dan perlengkapan olahraga terkait, penjualannya sangat terkonsentrasi di pasar remaja dan dewasa muda. 0.17  Publisitas negatif dan pemboikotan produk Nike karena pekerjaan outsourcing di luar negeri dan penggunaan pekerja anak di pabrik semacam itu. 0.32



33



 Harga sepatu Nike yang tergolong cukup mahal dibandingkan EFE



dengan pesaing yang sering memberikan potongan harga. 0.34 : Peluang :  Konsumen yang lebih muda kurang sensitif terhadap harga dan umumnya lebih banyak menggunakan alas kaki santai dan atletik daripada konsumen yang lebih tua. 0.36  Sebagian besar perusahaan sepatu telah meng-outsource produksinya ke luar negeri untuk mempertahankan biaya dan biaya litbang yang lebih rendah.Nama, logo, slogan utamanya yang sudah melekat di masyarakat dunia. 0.32  Dengan internet memungkinkan perusahaan Nike



untuk



mengejar langsung ke saluran penjualan konsumen. 0.32 Ancaman :  Persaingan sangat kuat di antara sport apparel’s olahraga di dunia. 0.24  Selera dari setiap konsumen yang berbeda-beda dan selalu berubah. 0.2  Barrier to entry rendah yang membuat banyaknya pesaingpesaing baru yang muncul seperti Under Armour Inc di Amerika Serikat. 0.18 CPM : NIKE masih lebih unggul di banding perusahaan pesaing seperti PUMA dan ADIDAS. Hal ini dilihat dari daya saing harga, ekspansi global, struktur organisasi, teknologi, loyalitas pelanggan, market share, iklan kualitas produk, product image, dan posisi keuangan yang lebih unggul dari pesaingnya dengan total bobot 3.35. SWOT:  Melakukan inovasi pada desain produk khususnya sepatu baik warna ataupun model yang sesuai dengan selera anak muda (S1,01) dengan bobot (0,76).  Melakukan pemasaran produk secara digital agar konsumen dapat dengan mudah mendapat informasi dan spesifikasi produk dimanapun dan kapanpun (S3,05) dengan bobot (0,72). QSPM : Melakukan pemasaran produk secara digital agar konsumen dapat dengan mudah mendapat informasi dan spesifikasi produk dimanapun dan kapanpun. (S3O5) dengan bobot (3.71).



33



III.



KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan dari analisis kami adalah Perusahaan Nike sudah baik dalam strategi bisnisnya yaitu menekan biaya dan diferensiasi produk. Namun juga perlu diperhatikan untuk kedepannya, akibat dari adanya teknologi yang semakin maju maka perusahaan harus mengikutinya. Apalagi dengan segmen pasar Nike yaitu kalangan muda yang juga semakin canggih dengan teknologi. Sehingga tidak hanya menekan biaya dan diferensiasi produk saja namun juga melakukan pemasaran dengan online dimana penjualan akan lebih mudah sampai pada pelanggan sasarannya. Tidak hanya itu Nike juga harus mengikuti tren yang terjadi dimana tren selalu berubah. Tren disini misalnya olah raga atau aksesoris olah raga atau hal yang lain yang dapat dihubungkan dengan produk Nike sehingga dapat bekerja sama dengan perusahaan lain dengan mempromosikan produk atau olah raga tersebut sebagai merek Nike.



33



DAFTAR PUSTAKA https://id.wikipedia.org/wiki/Nike,_Inc. http://economy.okezone.com/read/2017/03/23/278/1649689/saham-nike-anjlok-7-wall-streetditutup-bervariasi http://economy.okezone.com/topic/3494/nike http://bursaedukasi.blogspot.co.id/2016/01/studi-perusahaan-nike-ltd.html http://saatnyajadipengusaha.com/belajar-dari-strategi-bisnis-dan-cara-pemasaran-nike-incdalam-memasuki-pasar-global.html inatrims.kemendag.go.id/id/product/detail/pasar-global_783/?market=ko blj.co.id/2013/07/18/nike-masih-tercepat-pimpin-pasar-sepatu-olahraga/ m.viva.co.id/berita/bisnis/576411-adidas-terdepak-dari-posisi-dua-pasar-perlengkapanolahraga



33



33