3 0 524 KB
MENYIAPKAN INFORMASI WISATA R.93KPW00.003.2 MENGELOLA WISATA YANG DIPERPANJANG WAKTUNYA R.93KPW00.009.2
DAFTAR ISI Daftar Isi.................................................................................................i Kata Pengantar........................................................................................1 A. Pendahuluan ……………………………………………………………………. .2 B. Panduan Penggunaan Modul.............................................................2 C. Daftar Ikon........................................................................................3 D. Bacaan Referensi...............................................................................4 E. Pengantar Teori.................................................................................6 F. Langkah Kerja...................................................................................25 G. Implementasi Unit Kompetensi..........................................................29 1. Elemen Kompetensi 1...................................................................29 1.1 Referensi……………………………………………………………..29 1.2 Aktivitas………………………….…………………………………..29 2. Elemen Kompetensi 2...................................................................30 2.1 Referensi……………………………………………………………..30 2.2 Aktivitas…………………………………………………………….. 30 2.3 Video Youtube……………………………………………………… 31 H. Lampiran........................................................................................... 32 1. Referensi...................................................................................... 36 2. Unit Kompetensi.......................................................................... 37 3. Daftar Nama Penyusun................................................................ 40
KATA PENGANTAR
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) merupakan salah satu media pembelajaran
yang
dapat
digunakan
sebagai
media
transformasi
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai
kompetensi
tertentu
berdasarkan
program
pelatihan
yang
mengacu kepada Standar Kompetensi. Materi pelatihan ini diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku Materi dan Buku Asesmen, sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaannya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan PBK tersebut, maka disusunlah materi PBK dengan judul “Menyiapkan Informasi Wisata”. Kami menyadari bahwa materi yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan materi ini menjadi lebih efektif. Demikian
kami
sampaikan,
semoga
Tuhan
YME
memberikan
tuntunan kepada kita dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja. Jakarta, November 2020 Direktur Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja .............................................. NIP ............................................
3
A. PENDAHULUAN Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja.
Selaras
dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan.
Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka
materi pelatihan dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat diakses secara offline dan online. Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan buku Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy seperti materi presentasi dan video.
B. PANDUAN PENGGUNAAN MATERI a.
Beberapa ketentuan panduan penggunaan materi yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan penggunaannya dapat dikembangkan dan dikontekstualisasikan sesuai dengan kebutuhan, materi ini terdiri dari: a. Bacaan Referensi b. Pengantar Teori c. Langkah Kerja d. Implementasi Unit kompetensi e. Lampiran: 2) Kamus istilah 3) Daftar referensi 4) Unit kompetensi 5) Daftar penyusun 2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat dijadikan referensi bagi para instruktur. 3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain: 4
a. Instruktur dapat menggunakan modul dengan referensi video dan powerpoint yang terlampir dalam modul sebagai referensi, diharapkan dapat mengembangkan bahan yang disesuaikan dengan BLK masing-masing b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik melalui tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek, melakukan
investigasi,
menganalisa,
mendiskusikan,
tugas
kelompok, presentasi, serta menonton video. c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku ini dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan dilaksanakan. 4. Buku penilaian menjadi kesatuan, namun disajikan dalam paket buku penilaian secara terpisah. Buku penilaian dapat berupa soal tertulis, panduan wawancara, serta instruksi demonstrasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan. 5. Referensi
merupakan
referensi
yang
menjadi
acuan
dalam
penyusunan buku panduan pelatihan ini. 6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta bahan yang dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan.
C. DAFTAR IKON Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain: Ikon
Keterangan
Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari atau menemui seseorang untuk mendapatkan informasi Pemeriksaan Icon ini memiliki arti anda diminta untuk menuliskan/mencatat,melengkapi,latihan/aktivitas (bermain peran, presentasi) dan mencatatkan dalam lembar kerja pada buku/media lain sesuai instruksi 5
Aktivitas
Referensi material/manual
Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedur-prosedur atau materi pelatihan/ sumber informasi lain untuk dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini.
Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/ menganalisa informasi dan catat gagasan-gagasan yang anda miliki. Berpikir
Komunikasi/ Diskusi
Icon ini memiliki arti berbicara/ berdiskusi lah dengan rekan anda untuk gagasan yang anda miliki.
Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi pelatihan. Membaca
Icon ini memiliki arti pilihlah dibutuhkan dalam materi pelatihan. Video/Youtube
6
video/youtube
yang
D. BACAAN REFERENSI Membaca secara lengkap:
Alat pengolah data https://slideplayer.info/slide/3729376/ Menggunakan alat komunikasi https://id.wikipedia.org/wiki/Media_komunikasi Menyiapkan informasi wisata http://mirror.unpad.ac.id/orari/pendidikan/mate ri-kejuruan/bisnismanajemen/retail/mencari_menyediakan_inf_sara n_daerah_tuj.pdf
7
E. PENGANTAR TEORI Mengelola Wisata yang Diperpanjang Waktunya
1. Pengetahuan tentang etika dan norma di destinasi wisata Informasi yang kian mudah didukung penerbangan berbiaya rendah membuat wisata kini jadi aktivitas yang lumrah. Sayangnya masalah kerap terjadi ketika wisatawan tidak mematuhi aturan dan tidak memiliki etika. Padahal ketika seorang wisatawan berbuat onar di sebuah destinasi, ada nama negara atau daerah yang tersemat sebagai identitasnya. Mari tetap mematuhi aturan dan menjaga perkataan serta perilaku selama berwisata, seperti berikut ini: 1. Cari Informasi yang Banyak Sebelum pergi, carilah informasi yang banyak. Dari buku, internet, atau bertanya pada orang yang sudah pernah ke sana. Sebab masing-masing daerah punya budaya yang berbeda. Hal yang Anda anggap biasa bisa jadi tidak biasa di destinasi tujuan. 2.
Jangan Merasa Superior Jangan pernah sekalipun merasa superior, karena Anda atau karena
Anda mampu membiayain perjalanan sendiri. Justru karena Anda turis harus tetap menghormati warga lokal dan sebisa mungkin berbaur 3.
Bertanya Boleh, Beropini Pikir Dahulu Isu agama dan politik terbilang sensitif, berlaku di mana saja. Jika
ingin bertanya mengenai demografi agama atau ideologi politik di destinasi tersebut sebagai pengetahuan, boleh saja. Namun baiknya simpan opini Anda tentang agama dan politik. 4.
Belajar Sedikit Bahasa dan Bahasa Tubuh Sangat disarankan untuk belajar basaha dan bahasa tubuh
destinasi tujuan Anda. Sebab di beberapa negara, ada acungan jari, gerakan kepala, atau kalimat yang biasa di negara lain, ternyata dianggap kasar dan mencemooh. 5.
Taati Aturan di Obyek Wisata Peraturan di obyek wisata dibuat demi kelestarian obyek wisata dan
keamanan wisatawan. Banyak wisatawan yang merasa sudah bayar atau sudah datang jauh-jauh sehingga melanggar aturan. Selfie atau foto 8
untuk media sosial juga sering membuat wisatawan melanggar aturan. 6.
Memberi Tip Orang Indonesia mungkin belum begitu mengenal budaya memberi
uang tip. Namun di beberapa negara, memberi uang tip ternyata menjadi sebuah etika. Pelajari budaya memberi tip dan besaran uang tip yang harus diberikan sebelum berkunjung ke sebuah destinasi. 7.
Terbuka dan Waspada Berpikir terbuka terhadap segala pengalaman yang terjadi saat
berwisata. Namun harus tetap waspada dengan segala motif atau gerakan yang mencurigakan dari orang-orang yang ditemui selama berwisata. Jangan lupa nikmati pengalaman berwisata Anda. 2. Prosedur melakukan komunikasi dengan kolega Cara berkomunikasi dengan tamu dan kolega secara terbuka, professional, ramah, dan sopan. Kolega adalah rekan seprofesi, teman kerja, teman bisnis ataupun teman sejawat yang berada di dalam satu kantor. Kolega dibedakan menjadi 2, yaitu kolega internal dan kolega eksternal. Kolega internal adalah kolega yang berasal dari dalam perusahaan. Kolega eksternal adalah organisasi/perorangan yang membeli atau menggunakan produk barang/jasa tertentu secara terus menerus. Sedangkan tamu adalah orang yang berkunjung ke suatu tempat/tempat orang lain dengan motivasi tertentu.
Menurut (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita dari dua orang individu atau lebih agar pesan yang diberitakan tersebut bisa dipahami oleh lawan bicara. Pada umumnya, komunikasi dilakukan baik secara verbal maupun non verbal yang tentunya dapat dimengerti
oleh
kedua
belah
pihak,
baik
komunikan
maupun
komunikator. Seseorang yang bekerja di industry pariwisata memerlukan suatu ketrampilan komunikasi yang terbuka, profesional, ramah dan sopan untuk menunjang pekerjaannya. Yang dimaksud dengan terbuka, profesional, ramah dan sopan yaitu: a. Terbuka, proses menyampaikan informasi dari individu kepada individu lain secara terbuka dan tanpa ada rasa takut b.
Profesional, komunikasi yang berpegang teguh pada nilai moral dan profesi 9
c. Ramah, bertutur kata dengan baik d. Sopan, proses menyampaikan informasi dengan tetap menghormati dan menghargai lawan bicara - Cara menggunakan bahasa dan nada yang cocok Dalam berkomunikasi, diperlukan bahasa dan nada yang sesuai dengan penggunaan agar komunikasi dapat berjalan dengan efektif. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang diterima secara umum, dimana dalam industri pariwisata/perhotelan yang lazim adalah Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dengan tidak menutup kemungkinan menggunakan bahasa lain sesuai dengan lawan bicara. Memainkan nada juga
penting
dalam
berkomunikasi
agar
tamu/lawan bicara nyaman ketika diajak berkomunikasi. Ada 2 aspek penting dalam nada komunikasi yakni intonasi dan artikulasi. Intonasi merupakan tinggi rendahnya nada suara, irama bicara, atau alunan nada. Sedangkan artikulasi adalah teknik penyebutan suatu kalimat berdasarkan suku kata dan konsonan yang benar atau penjelasan yang lebih singkatnya adalah kejelasan dalam pengucapan kata-kata. Kecepatan berbicara dan kejelasan dalam pengucapan huruf vokal mempunyai pengaruh besar dalam kejelasan artikulasi. - Cara mempertimbangkan efek penggunaan bahasa tubuh personal yang baik Bahasa tubuh adalah jenis komunikasi non-verbal berupa perilaku fisik (anggota
tubuh),
bukan
kata-kata,
yang
digunakan
untuk
mengungkapkan atau menyampaikan informasi. Beberapa bahasa tubuh yang perlu diperhatikan ketika berkomunikasi dengan tamu diantaranya: 1. Pandangan
mata/eye
contact yang
mengarah
pada
lawan
bicara
tanpa mengintimidasi 2.
Posisi
tangan/lengan
yang
terbuka/tidak
menyilangkan
dan
memasukkan ke dalam saku 3. Menunjukkan ekspresi senang/tersenyum 4. Gerakan tangan seperlunya - Cara memperlihatkan kepekaan terhadap perbedaan budaya dan sosial Komunikasi lintas budaya adalah proses dimana dialihkan ide atau 10
gagasan suatu budaya yang satu kepada budaya yang lainnya dan sebaliknya, dan hal ini bisa antar dua kebudayaan
yang
terkait
ataupun
lebih,
tujuannya
untuk
saling
memengaruhi satu sama lainnya,baik itu untuk sebuah kebaikan kebudayaan maupun untuk menghancurkan suatu kebudayaan,
atau
bisa
jadi
tahap
awal
dari
proses
akulturasi
(penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang menghasilkan kebudayaan baru. Hal penting yang harus diperhatikan dalam komunikasi lintas budaya adalah: 1. Mempelajari budaya lain 2. Memaksimalkan bahasa tubuh atau non verbal 3. Menghindari penggunaan bahasa slang, idiom 4. Tidak memandang rendah budaya lain - Cara menggunakan pendengaran dan melontarkan pertanyaan secara aktif untuk memastikan komunikasi dua arah yang efektif Dalam mengukur komunikasi dua arah yang efektif salah satunya adalah adanya feedback/umpan balik. Feedback adalah tanggapan atau respon terhadap suatu pesan. Feedback yang ditimbulkan dari proses komunikasi memberikan gambaran kepada komunikator tentang hasil komunikasi yang dilakukannya. - Cara mengidentifikasi konflik yang ada dan potensial Konflik adalah suatu proses sosial antara dua individu atau kelompok
sosial
dimana
masing-masing
pihak
berusaha
untuk
menyingkirkan pihak lain demi mencapai tujuannya dengan cara memberikan perlawanan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Faktor yang dapat menyebabkan suatu konflik antara lain: 1. Perbedaan setiap individu 2. Faktor kebudayaan 3. Faktor kepentingan 4. Interaksi 5. Perubahan sosial 3. Prosedur melakukan penyesuaian anggaran 11
Dalam wisata yang diperpanjang waktunya, terdapat beberapa faktor, diantaranya meliputi: • Penundaan tak terduga • Penumpang yang sakit, terluka, dan meninggal • Kehilangan barang dan dokumen berharga • Kerusakan peralatan dan transportasi • Penumpang tersesat/hilang • Konflik (sesama) anggota kelompok atau adanya ketidakpuasan • Keluhan tentang pelayanan • Kinerja pemasok yang buruk • Kerusuhan politik di daerah tujuan wisata • Kondisi cuaca yang tidak bersahabat • Kurangnya jalan masuk ke daerah wisata Dikarenakan
hal
tersebut,
tidak
jarang
travel
agent
harus
rela
mengeluarkan anggaran lebih agar pelayanan yang diberikan kepada wisatawan tetap terjaga, komunikasi dengan kolega mengenai kendalakendala tersebut harus tetap dilakukan agar dilakukan rekonsiliasi yang menekan anggaran. Namun, ada juga perpanjangan wisata karena permintaan tamu. Disini pihak pemberi layanan wisata harus membuat rancangan anggaran baru agar para wisatawan mengetahui berapa tambahan biaya yang dikenakan untuk tambahan waktu pelayanan. 4. Prosedur melakukan pengaturan ulang perjalanan Tipe program wisata yang diperpanjang, dapat meliputi : • Wisata pemandangan pada umumnya • Wisata alam/ekologi • Wisata pendidikan • Wisata petualangan • Wisata budaya dan sejarah • Program wisata berlayar/pelayaran • Wisata ziarah Rincian pengaturan operasional mencakup: • Koordinasi barang bagasi • Penyiapan dokumentasi • Mata uang yang dibutuhkan kelompok/rombongan wisatawan • Pertukaran tempat duduk 12
• Prosedur lapor masuk dan lapor keluar (check in/chek out) • Prosedur bea cukai dan imigrasi • Penghubung wisata setempat • Konfirmasi pemesanan karcis (transportasi, tempat menginap, atraksi, wisata) Pengorganisasian dan penyesuaian kembali pengaturan perjalanan mencakup, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut : • Perkembangan rute alternatif • Pemesanan ulang satu atau lebih pelayanan • Organisasi dokumentasi yang baru • Biaya negosiasi ulang penghubung dan negosiasi wisata yang diperpanjang dilakukan dengan : • Pengemudi • Pramuwisata setempat • Pemimpin wisata yang mendampingi grup dari negeri asalnya • Pramuwisata penerjemah • Pemuka adat • Perusahaan penerbangan • Operator perjalanan wisata • Hotel • Restoran • Tempat hiburan • Lokasi pedagang kecil • Pemerintah setempat Prosedur-Prosedur dalam melakukan perubahan jadwal tur, meliputi: Menghubungi kantor pusat sebelum memberitahukan kepada penyedia jasa yang lain. Melaporkan kepada orang-orang tertentu di kantor untuk mendapatkan persetujuan terhadap perubahan-perubahan tersebut seperti para-manager Memberitahukan kepada perusahaan secara berkala apabila terjadi perubahan keadaan Penyebab masalah-masalah tersebut dan usulan perubahan dilaporkan sedini mungkin. Kebijakan yang diberikan secara lisan harus dijadikan dokumentasi tertulis.
13
Pemberitahuan kepada wisatawan mengenai perubahan-perubahan yang tidak bisa dihindari meliputi: Menjelaskan mengapa perubahan diperlukan Sabar dan peka dalam mengatasi perasaan tidak puas dan kecewa wisatawan. Menjelaskan perubahan-perubahan tersebut secara rinci dan pengaruhnya terhadap kelanjutan tur tersebut Mendengarkan umpan balik dari wisatawan-wisatawan karena mungkin mereka punya beberapa pendapat yang baik Ingatlah bahwa orang ingin tahu apa yang terjadi. Karena mereka mugkin telah membayar mahal dan memilih tur ini karena melihat programprogram khusus yang ditawarkan dan sekarang harus dirubah.
14
F. LANGKAH KERJA
MELAKSANAKAN PERUBAHAN PERJALANAN WISATA No
PANDUAN GAMBAR
1.
CAPAIAN 1.
Alat pengolah data
KETERANGAN
Ketegasan dalam melakukan perubahan perpanjangan perjalanan
1.1 Pengaturan ulang perjalanan disusun sesuai permintaan yang disepakati.
Itinerary
1.2 Rincian penyelenggaraan dikonfirmasi ulang sesuai dengan keseluruhan program.
15
MELAKSANAKAN PERUBAHAN PERJALANAN WISATA No
PANDUAN GAMBAR
Invoice
CAPAIAN
KETERANGAN
2. Kecermatan dalam menghitung biaya perubahan perjalanan 1.3 Penyesuaian anggaran dengan prosedur.
Alat pengolah data
dilakukan
sesuai
1.4 Perubahan perpanjangan waktu wisata didokumentasikan berdasarkan prosedur.
16
MELAKSANAKAN PERUBAHAN PERJALANAN WISATA No
PANDUAN GAMBAR
CAPAIAN
KETERANGAN
MELAKUKAN KOMUNIKASI DENGAN KOLEGA No
PANDUAN GAMBAR
CAPAIAN
KETERANGAN
1. Alat komunikasi
2.1 Komunikasi dengan kolega dilakukan memenuhi kebutuhan perjalanan.
17
untuk
MELAKSANAKAN PERUBAHAN PERJALANAN WISATA No
PANDUAN GAMBAR
CAPAIAN
KETERANGAN
Alat pengolah data 2.2 Kebutuhan perjalanan yang telah dikomunikasikan dengan kolega didokumentasikan berdasarkan prosedur.
18
Elemen Kompetensi 1 Melaksanakan perubahan perjalanan wisata Baca Referensi 1.1: Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal cara melaksanakan perubahan perjalanan wisata
http://lsp.gunadarma.ac.id/login/data_uploads/skkni/S B-024_1_LSP-UG_II_2017.pdf
Aktivitas 1.1: Silahkan untuk menyusun pengaturan ulang perjalanan sesuai permintaan yang disepakati.
Aktivitas 1.2 : Silahkan untuk mengkonfirmasi ulang rincian penyelenggaraan ulang sesuai dengan keseluruhan program.
Aktivitas 1.3 : Silahkan untuk melakukan enyesuaian anggaran sesuai dengan prosedur.
Aktivitas 1.4 : Silahkan mendokumentasikan perubahan perpanjangan waktu wisata berdasarkan prosedur.
19
Elemen Kompetensi 2 Melakukan komunikasi dengan kolega Baca Referensi 2.1: Silahkan untuk mencari informasi dan membaca pada link berikut
http://lsp.gunadarma.ac.id/login/data_uploads/skkni/S B-024_1_LSP-UG_II_2017.pdf
aktifitas 2.1: Silahkan untuk melakukan komunikasi dengan kolega
untuk memenuhi kebutuhan perjalanan
Aktifitas 2.2: Silahkan untuk mendokumentasikan kebutuhan
perjalanan yang telah dikomunikasikan berdasarkan prosedur
20
dengan kolega
Penilaian: Penilaian Kompeten / Belum Kompeten Peserta
Catatan : Instruktur
Nama/Tandatangan/tgl
Nama/Tandatangan/tgl
21
KAMUS ISTILAH Ekologi : ilmu biologi yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain dan juga dengan lingkungan sekitarnya Interaksi : suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain Negosiasi : sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak-pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Etika : ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak atau moral a.
H. LAMPIRAN
REFERENSI
Agmasari,
Silvita;
2019;
7
Etiks
Berwisata.
https://travel.kompas.com/read/2019/03/24/150600227/7-etikaberwisata-berlaku-di-mana-saja?page=all. Diakses pada 11 Januari 2021
Tim Penyusun; 2020; Modul Tour Guide BLK Banyuwangi
Tim Penyusun; 2009; SKKNI Sektor Pariwisata Bidang Kepemanduan Wisata
22
UNIT KOMPETENSI KODE UNIT : R.93KPW00.009.2 JUDUL UNIT : Mengelola Wisata yang Diperpanjang Waktunya DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan oleh pemandu wisata untuk mengelola wisata yang diperpanjang waktunya dalam pemanduan wisata dalam memberikan pelayanan yang berkualitas, berdaya saing dan profesional. ELEMEN KOMPETENSI 1. Melaksanakan perubahan perjalanan wisata
2. Melakukan komunikasi dengan kolega
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Pengaturan ulang perjalanan disusun sesuai permintaan yang disepakati. 1.2 Rincian penyelenggaraan dikonfirmasi ulang sesuai dengan keseluruhan program. 1.3 Penyesuaian anggaran dilakukan sesuai dengan prosedur. 1.4 Perubahan perpanjangan waktu wisata didokumentasikan berdasarkan prosedur. 2.1 Komunikasi dengan kolega dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perjalanan. 2.2 Kebutuhan perjalanan yang telah dikomunikasikan dengan kolega didokumentasikan berdasarkan prosedur.
23
BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit kompetensi ini diperlukan untuk mengelola wisata yang diperpanjang waktunya dalam kegiatan pemanduan wisata dalam memberikan pelayanan yang berkualitas, berdaya saing dan profesional. 1.2 Lingkup penerapan kompetensi meliputi melaksanakan perubahan perjalanan wisata dan melakukan komunikasi dengan pihak terkait. 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan 2.1.1 Alat komunikasi 2.2 Perlengkapan 2.2.1 Itinerary/jadwal perjalanan wisata 3. Peraturan yang diperlukan (Tidak ada.) 4. Norma dan standar 4.1 Norma 4.1.1 Adat istiadat 4.1.2 Tradisi 4.1.3 Kode etik pramuwisata 4.2 Standar 4.2.1 Standar Operasional Prosedur (SOP)
24
PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian unit ini dilakukan dengan metode assessment sesuai skema sertifikasi. 1.2 Penilaian unit ini dapat dilakukan di tempat kerja dan/atau di luar tempat kerja. 1.3 Penilaian unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dipersyaratkan. 1.4 Penilaian unit ini dilakukan terhadap proses dan hasil pekerjaan. 2. Persyaratan kompetensi 2.1 R.93KPW00.001.2 Menyusun Rencana Perjalanan 2.2 R.93KPW00.002.2 Menyiapkan Perangkat Perjalanan 2.3 R.93KPW00.003.2 Menyiapkan Informasi Wisata 2.4 R.93KPW00.005.2 Mengomunikasikan Informasi 2.5 R.93KPW00.006.2 Melakukan Pemanduan di Objek Wisata 2.6 R.93KPW00.007.2 Memimpin Perjalanan Wisata 2.7 R.93KPW00.008.2 Melakukan Interpretasi Dalam Pemanduan Wisata 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Etika dan norma di destinasi wisata 3.2 Keterampilan 3.2.1 Tehnik komunikasi 3.2.2 Memimpin rombongan 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Ketegasan dalam melakukan perubahan perpanjangan perjalanan 4.2 Kecermatan dalam menghitung biaya perubahan perjalanan 25
5. Aspek kritis 5.1 Kemampuan melakukan pengaturan permintaan yang disepakati
26
ulang
perjalanan
sesuai
DAFTAR NAMA PENYUSUN
NO.
NAMA
PROFESI Instruktur
Jabatan Dalam Tim
1.
Rachel Ratih S.Pd
2.
Rohimah,S.St. M.Par
- Assesor Kompetensi Tour Guide
Penyusun
3.
Dzicky Amiq N. S.Pd
- Instruktur Tour Guide
Penyusun
4.
Ni Adhe
6)
Penyusun
Instruktur
27
Penyusun