Materi Ski Kelas 10 Ma [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATERI SKI KELAS 10 MA “ISRA’ MI’RAJ” Tema: Perkembangan Islam Masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Periode Makkah Sub tema: Peristiwa-peristiwa Penting dalam Dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Periode Makkah Kompetensi Dasar: 



1.3. Menghayati nilai-nilai spiritual dalam peristiwa hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat







3.3 Menganalisis peristiwa hijrah yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat



Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat menganalisis peristiwa Isra’ Mi’raj Media Pembelajaran: 



Powerpoint







Buku SKI MA Kelas 10



Materi: Isra’ Mi’raj Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi satu tahun sebelum hijrah, tepatnya pada malam senin 27 Rajab setelah Rasulullah pulang dari perjalanannya ke Tha’if. Isra’ secara bahasa artinya perjalanan malam, adapun menurut istilah yaitu perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada satu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis di Palestina. Mi’raj adalah naiknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Masjidil Aqsha menuju ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Isra Mi’raj merupakan pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sekaligus hiburan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala atas kesedihan Rasulullah shallallahu ‘alaihi



wa sallam karena ditinggal dua orang terkasihnya yaitu Abu Thalib dan Siti Khadijah. Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan peristiwa Isra Mi’raj ini dalam QS. Al-Isra’ (17) : 1. Subhanalladzi asra bi ‘abdihi lailam minal masjidil harami ilal masjidil aqshol ladzii baaraknaa haulahuu linuriyahuu min aayaatinaa. Innahu huwas sami’ul bashir Ada perbedaan pendapat mengenai penetapan kapan waktu kejadian tersebut berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1.



Menurut Ath-Thabari, Isra’ terjadi pada tahun tatkala Allah memuliakan beliau dengan nubuwwah.



2.



Menurut An-Nawawi dan Al-Qurtubi, Isra’ terjadi lima tahun setelah diutus sebagai rasul.



3.



Al-Allamah Al-Manshurfuri berpendapat, Isra’ terjadi pada malam tanggal 27 bulan Rajab tahun ke-10 dari kenabian.



4.



Pendapat lain mengatakan, Isra’ terjadi pada enam bulan sebelum hijrah atau pada bulan Muharram tahun ke-13 dari kenabian.



5.



Ada yang berpendapat, Isra’ terjadi setahun dua bulan setelah hijrah, tepatnya pada bulan Muharram tahun ke 13 kenabian.



6.



Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Isra’ terjadi setahun dua bulan setelah hijrah atau pada bulan Rabi’ul Awwal tahun ke-13 kenabian. Tiga pendapat yang pertama tertolak, dengan pertimbangan bahwa Khadijah



radhiyallahu ‘anha meninggal dunia pada bulan Ramadhan tahun ke-10 dari kenabian. Sementara pada saat meninggalnya belum ada kewajiban shalat lima waktu. Sedangkan tiga pendapat lainnya tidak ada satu pun yang menguatkannya. Hanya saja kandungan dalam QS. Al-Isra’ tersebut menunjukan bahwa peristiwa Isra’ terjadi pada masa-masa akhir. Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj ini malaikat Jibril mendatangi beliau dengan membawa Buroq, kemudian Jibril menaikkan beliau keatas Buraq dan mengajaknya melakukan perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha dan dinaikkan ke langit untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam perjalanan ke Sidratul Muntaha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Malaikat Jibril singgah di tujuh lapis langit dan dipertemukan dengan para nabi terdahulu. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam naik lagi menuju Baitul Ma’mur, yang setiap harinya dimasuki 70.000 malaikat yang tidak keluar lagi darinya.



Kemudian diangkat lagi untuk menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala yang maha perkasa dan mendekat kepadanya. Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mewahyukan apa yang dikehendaki dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan shalat sebanyak 50 rakaat. Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan Nabi Musa ‘alaihissalam, dan menyampaiakan tentang perintah shalat 50 rakaat tersebut, Nabi



Musa



As



berkata,



“Sesungguhnya



umatmu



tidak



akan



sanggup



melaksanakannya, sehingg a pada akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melaksanakan shalat sebanyak 5 waktu. Sebenarnya Nabi Musa ‘alaihissalam memerintahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk kembali meminta keringanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, namun Rasulullah menjawab “Aku sangat malu kepada Rabb-ku, aku sudah Ridha dan menerima perintah ini”. Beberapa saat kemudian terdengar seruan, “Aku telah menetapkan kewajiban dan telah kuringankan bagi hamba-Ku”. Peristiwa Isra’ Mi’raj ini tidak serta merta dapat diterima kebenarannya oleh kaum kafir Quraisy, Abu Bakar adalah orang pertama yang mempercayai kebenaran peristiwa tersebut, kemudian diberi gelar Ash-Shiddiq. Kafir Quraisy terus saja meminta bukti kebenaran Isra’ Mi’raj kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukan bukti bahwa dalam perjalanan Isra’ Mi’raj ia melihat kafilah dari penduduk Makkah dalam perjalanannya dan akan tiba di Makkah esok hari. Setelah benar datang kabilah tersebut pada esok harinya, kaum kafir Quraisy tetap saja tidak mempercayai peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut dan menuduh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai seorang peramal.