15 0 882 KB
Sensory Processing Disorder dr. Luh Karunia Wahyuni SpKFR-K Departemen Rehabilitasi Medik FKUI-RSCM
Sensori Integrasi ... proses neurologis yang mengatur sensasi dari tubuh sendiri dan dari lingkungan sehingga memungkinkan seseorang menggunakan tubuh secara efektif di lingkungannya ...aspek spasial dan temporal dari masukan modalitas sensorik yang berbeda akan di interpretasikan, dikaitkan dan dipadukan ....sensori integrasi adalah proses pengolahan informasi
(Ayres, 1989a, hal. 11).
Registrasi ↓
Melewati ambang rangsang tertentu
Orientasi ↓ Memperhatikan atau mengabaikan input yang datang
Interpretasi ↓ Membandingkan input dengan pengalaman (emosi, memori)
Proses Integrasi Sensori
Organisasi Bila diperlukan reaksi terhadap stimuli
Execution Respon motorik, emosi, kognisi,behavior,bahasa
3. Perkembangan Normal Integrasi Sensoris
LEVEL 4 KESIAPAN SEKOLAH Usia 6 tahun
LEVEL 3 KEAHLIAN PERSEPSI MOTOR usia 3 tahun
LEVEL 2 KEAHLIAN PERSEPSI MOTOR usia 1 tahun
LEVEL 1 SISTEM SENSORI PRIMER, Usia 2 bulan
Academic Skills Complex Motor Skill Regulation of Attention Organized Behavior Specialization of Body & Brain Visualization Self-Esteem & Self Control Auditory Perception Visual Perception Eye-Hand Coordination(Pencil Skill) Visual-Motor Integration Purpuseful Activity Body Percept (Body Awareness) Bilateral Coordination (Teamed Use Of Both Sides Body) Lateralization (Hand Preference) Motor Planning (Praxis) Tactile Sense (Touch) Vestibular Sense (Balance & Movement) Proprioseptive Sense (Body Position) (Visual & Auditory Sense)
Analisa aktivitas fungsional
Prasyarat aktifitas fungsional Kemampuan Intelektual
Berbicara bahasa
Persepsi Visual
Ketrampilan berurutan
Postur dan keseimbanga n
Motivasi
Auditorik Memori berurutan
Representasi simbolik Integrasi Visual motorik Sufficient time
Integrasi Auditorik
Fungsi Eksekutif
MENULIS
Kontrol motorik halus
Koordinasi Lateralitas Stabilitas dan kontrol bahu
Sensory Processing Disorder (SPD)
Ketidakmampuan otak memproses informasi sensoris secara efisien
Gangguan timbal balik antara inputproses-output
Terminologi Sensory Processing Disorder Sangat bervariasi • terminologi disfungsi sensori integrasi dengan Sensory Processing Disorder • subtipe sangat bervariasi • intervensi yang membingungkan Terminologi … perbedaan istilah • sensori integrasi : menggambarkan konsep teori dan intervensi • sensory processing disorder (SPD) : diagnosis
Sejarah Konsep SPD
Model Disfungsi Sensori Integrasi oleh Jean Ayres (1987)
Sejarah Konsep SPD
The essential components that support academic learning (Maryann Trott dan Kathleen Taylor) (1991)
Sejarah Konsep SPD Linear models of sensory modulation (Knickerbocker, Cermak, Royeen)(1991)
Sejarah Konsep SPD Model disfungsi sensori integrasi (Lorna Jean King) (1988)
Sejarah Konsep SPD Model disfungsi sensori integrasi (Bundy, Murray, dan Lane) (1991)
Sejarah Konsep SPD Linear models of sensory modulation (Winnie Dunn) (1997) Behavior Response Continuum Neurological Threshold
Act in Accordance with Threshold
Act to Counteract Threshold
High threshold (Habituation)
Poor registration
Sensation seeking
Low threshold (Sensitization)
Sensory sensitivity
Sensation avoiding
Modulation
Sensory Integration Problems (Parham)
Sejarah Konsep SPD
Sejarah Konsep SPD
Sensory Processing Disorder (Miller) (2007)
Fakta Sensory Processing Disorder (SPD) • Anak memiliki seluruh komponen yang terlibat pada pemrosesan sensori, hanya saja komponen tidak saling bekerja sama secara sistematis menghasilkan fungsi yang optimal
• Perilaku tidak terarah & tidak efektif atau respon yang tidak sesuai dengan situasi sekitar • Gangguan fungsi : kemampuan sosial dan partisipasi dalam bermain, berkurangnya respon adaptasi, percaya diri dan atau harga diri, adaptasi terhadap kemampuan melakukan aktifitas sehari-hari dan masalah perkembangan motorik kasar, motorik halus serta sensorimotor
Sensory Modulation • Dipengaruhi ambang neurologis dan strategi regulasi diri • Ambang neurologis : jumlah stimuli yang dibutuhkan → respon neurologis. • Strategi regulasi diri : cara seseorang mengatur input → berhubungan dengan temperamen dan kepribadian.
Sensory Modulation Disorder Kesulitan mengatur atau meregulasi input sensori karena sistem saraf pusat tidak meregulasi secara akurat • Hipersensitif/over-sensitive/defensiveness/ sensory-avoiding/overresponsivity • Hiposensitif / under-responsivity/ sensory dormancy • Sensory-craving/ sensory-seeking Sistem yang dapat mengalami SMD: Taktil, Vestibular, Visual, Proprioseptif, Auditori, Olfactori, Gustatori
Berbagai gejala hipersensitif SMD • Tidak suka dipeluk • Tidak suka berpakaian ketat • Senang menggigit atau membenturkan diri sendiri • Ketakutan berlebihan saat bergerak dalam satu ruang, takut jatuh, dan takut saat tidak menyentuh tanah • Selalu bergerak cepat, agresif dan tampak ceroboh • Picky eater
Berbagai gejala hiposensitif SMD • Tidak menoleh atau mencari tahu ketika disentuh • Tidak menyadari sisa makanan di mulut • Senang berada pada posisi terbalik dan suka mencoba gerakan yang melebihi kapasitas motorik • Tonus postural rendah dan kesulitas melakukan posisi anti-gravity • Tidak peka terhadap sumber suara • Kesulitan mengekspresikan pikiran kedalam kata-kata
Sensory seeking atau sensory craving • Mencari sensasi intens terus-menerus tetapi sering tidak teratur karena tingginya tingkat input sensori yang acak • Terus-menerus menyentuh, menabrak, dan bergerak, dan tidak memiliki kesadaran ruang pribadi • Bersifat penuntut dan sulit ditenangkan, serta cenderung beraktivitas “bahaya”
Diskriminasi Sensori • Kemampuan melihat perbedaan / persamaan antara stimuli sensori (kualitas temporal atau spatial) • Meningkatkan pengorganisasian dan interpretasi stimuli sensori • Fondasi terbentuknya skema tubuh • Dasar mekanisme perencanaan gerakan dan respon postural • Diskriminasi sistem taktil, proprioseptif, dan vestibular membentuk dan menghaluskan koordinasi
Sensory Discrimination Disorder Gangguan kemampuan diskriminasi sensori di satu atau lebih sistem indera seperti taktil, visual, pendengaran, pembau, pengecap vestibular, atau proprioseptif Sistem yang dapat mengalami SDD: taktil, proprioseptif, visual, auditori, vestibular Gejala : • Kesulitan menjelaskan benda yang disentuh tanpa dilihat • Kesulitan membedakan suara yang berlatar belakang suara lain • Kesulitan membedakan tekstur dan bau makanan
Sensory-Based Motor Disorder Gangguan pemrosesan stimulus proprioseptif dan vestibular yang mengontrol posisi dan gerak tubuh • Miller : Dispraksia dan Postural Disorder • Parham : Vestibular-bilateral problems dan Gravitational Insecurity
Gejala SBMD …. Dispraksia • Berjuang keras saat memulai dan saat melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas • Tidak dapat merencanakan urutan kegiatan, membutuhkan arahan dari orang dewasa • Kegiatan yang berurutan seperti membuka baju, mandi dan berdandan merupakan suatu bentuk perjuangan tersendiri. • Lebih memilih bermain “imajiner” dan berbicara dibandingkan melakukan aktivitas yang sesungguhnya. • Keterampilan bermain yang buruk dengan teman sebaya
Gejala SBMD ….. Postural disorder • gangguan keseimbangan dan koordinasi sehingga mudah jatuh • postur tubuh yang buruk, gerakan clumsy, pola gerak yang immature dan pengulangan gerak yang buruk • tonus otot yang hipotonus • tidak mampu melakukan kontraksi otot secara optimal • tidak secara otomatis bergerak ketika merespon gerakan objek lain seperti misalnya menangkap bola • kesulitan beraktivitas dengan dua tangan
Penegakan Diagnosis SPD Skrining Hasil skrining : 1. Anak tidak memerlukan evaluasi lebih lanjut 2. Anak dievaluasi kembali di kemudian hari 3. Anak membutuhkan evaluasi menyeluruh (komprehensif)
Rujuk kepada profesional berkompetensi
Asesmen • Skrining • Wawancara & kuesioner • Wawancara : identifikasi masalah utama dari berbagai pihak terdekat seperti orang tua, guru,atau tenaga ahli yang telah mengetahui kesulitan yang dialami anak. Berbicara langsung dengan anak apabila memungkinkan untuk mendapatkan permasalahan & persepsi serta pengalaman pribadinya • Kuesioner yang umum digunakan: • The Sensory Profile • Sensory Processing Measurement (SPM) • Evaluation of Sensory Processing (ESP)
Tatalaksana SPD • Tatalaksana SPD bukanlah proses terapi yang cepat • Meningkatkan kemampuan fungsional dan kualitas hidup anak melalui peningkatan kemampuan melakukan kegiatan hidup sehari-hari
Tujuan tatalaksana • Anak mampu berpartisipasi dan diterima oleh lingkungan sekitar • Anak mampu melakukan regulasi diri • Anak memiliki harga diri dan rasa percaya diri • Pengakuan terhadap usaha orang tua
Prinsip tatalaksana • Membutuhkan partisipasi aktif anak • Aktivitas bersifat client-directed. Aktivitas yang diberikan terpusat pada keinginan dan ketertarikan anak • Terapi bersifat individual, artinya disesuaikan dengan usia, jenis gangguan, status tumbuh kembang, pilihan dan variasi aktivitas serta respon anak • Aktivitas yang diberi bertujuan melatih respon adaptif anak • Stimulasi sensori bersifat mudah, layak dan menyenangkan • Meningkatkan fokus pada keberlangsungan proses neurologis • Teknik terapi spesifik sensori integrasi dilakukan oleh tenaga ahli
TERIMA KASIH