15 0 5 MB
TANTANGAN PEMBANGUNAN JALAN TOL YOGYAKARTA - BAWEN Jakarta, 30 April 2021
1. CURRICULUM VITAE
Mirza Nurul Handayani Jabatan saat ini Gelar Akademik
: Direktur Utama PT Jasamarga Jogja Bawen (Sejak Nov 2020) : ST, S.Sos, MT S1 : Teknik Sipil, Universitas Trisakti (lulus 2002) S1 : Sosiologi, Universitas Indonesia (lulus 2003) S2 : Manajemen Proyek, Universitas Indonesia (lulus 2007) Riwayat Pekerjaan di PT Jasa Marga (Persero), Tbk Group, sejak 2003 : 1. Asisten Ahli Teknik/Staf Pratama Satu Divisi Pengembangan Usaha 2. Staf Pratama Satu Bidang Pemeliharaan Divisi Pemeliharaan dan Pengamanan Aset 3. Staf Pratama Satu Bidang Pengumpulan Tol Divisi Manajemen Pengumpulan Tol 4. Staf Muda Bidang Pengendalian Divisi Pemeliharaan 5. Asisten Pengembangan Usaha dan Asisten Administrasi Teknik PT Marga Sarana Jabar 6. Kasubag Pengendalian Proyek Cabang Jakarta – Cikampek 7. Kabag Program dan Administrasi Teknik Cabang Cawang – Tomang – Cengkareng (CTC) 8. Deputy General Manager Maintenance Planning & Administration Cab. CTC 9. Deputy General Manager Toll Collection Management Cab. CTC 10. Kepala Divisi Pemeliharaan PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ) 11. Direktur Teknik PT Jasamarga Kunciran Cengkareng
2. PENGUSAHAAN JALAN TOL
STRATEGI MENDAPATKAN HAK PENGUSAHAAN JALAN TOL BARU
TAHAPAN PENGUSAHAAN JALAN TOL
KONSTRUKSI JALAN TOL
Maks. 12 bulan
Pengadaan Lahan
• Pengadaan Lahan dilaksanakan oleh PPK Lahan Kementerian PUPR
Penyusunan Rencana Teknik Akhir (RTA)
• Penyusunan RTA dilaksanakan dalam waktu 12 bulan. • Laporan bulanan status dan progress penyusunan RTA
± 2 Tahun
Mulai Konstruksi
• Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diberikan kepada BUJT selambatlambatnya 7 hari setelah penyerahan tanah • BUJT memulai konstruksi paling lambat 30 hari setelah SPMK.
Laporan Konstruksi
• Laporan Bulanan hasil Konstruksi • Laporan penggunaan dana setiap 3 Bulan
Serah Terima Sementara
Berita Acara Provisional Hand Over (PHO)
Pemeriksaan Oleh Pemerintah
Berita Acara Uji Laik Operasi
Sertifikat Laik Operasi (SLO)
• BUJT harus menyerahkan laporan kemajuan perkembangan, manual pengoperasian dan manual pemeliharaan.
KARAKTERISTIK INVESTASI JALAN TOL Karakteristik Investasi
Year 0-15
Year 15-35
Year 35-50
3-15 years to operate positive operating cash flow
15-35 years
year 35
Karakteristik Investasi Jalan Tol : • Investasi Jangka Panjang dengan masa Payback Period 5-35 Tahun • Biaya Konstruksi Tinggi • Dana pengadaan tanah yang besar • Deficit Cash flow di tahun awal operasi (>10 tahun)
5
3. PENGADAAN TANAH
PROSES PENGADAAN TANAH Pengadaan Tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil; Proses Pengadaan Tanah diselenggarakan dan dilaksanakan oleh Pemerintah Negara atau Pemerintah Daerah; Peraturan Pengadaan Tanah mengacu kepada : • Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria; • Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum; • Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja; • Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021. Tahapan Pengadaan Tanah meliputi : • Tahap Perencanaan; • Tahap Persiapan; • Tahap Pelaksanaan; • Tahap Penyerahan Hasil.
4. OVERVIEW TOL YOGYAKARTA-BAWEN
OVERVIEW PT JASAMARGA JOGJA BAWEN
Porsi Kepemilikan
Panjang Jalan
:
75.82 Km
Periode Konsesi
:
40 Tahun
Target Operasi
:
2023
Biaya Investasi
:
Rp14,26 T
DATA TEKNIS JALAN TOL YOGYAKARTA–BAWEN No 1.
Uraian
Keterangan
No
Uraian
Keterangan
Panjang Jalan Utama
: 75,82 km
a. Seksi 1 (Yogyakarta–SS Banyurejo)
: 8,25 km
Lajur Lalu Lintas
: Struktur dengan lapis ACWC
b. Seksi 2 (SS Banyurejo–SS Borobudur)
: 15,26 km
Bahu Luar
: Struktur dengan lapis ACWC
c. Seksi 3 (SS Borobudur–SS Magelang)
: 8,08 km
Bahu Dalam
: Struktur dengan lapis ACWC
d. Seksi 4 (SS Magelang–SS Temanggung)
: 16,46 km
e. Seksi 5 (SS Temanggung–SS Ambarawa)
: 22,56 km
a. Junction
: 1 lokasi (JC Bawen)
f. Seksi 6 (SS Ambarawa–JC Bawen)
: 5,21 km
b. Simpang Susun
: 5 lokasi
2.
Elevated Road
: 4,5 km
c. Jembatan Sungai
: 22 lokasi
3.
Kecepatan Rencana
d. Jembatan Lalu Lintas
: 10 lokasi (9 + 1 FO Bawen)
e. Overpass
: 34 lokasi
f. Box Underpass
: 60 lokasi
g. Box Culvert
: 42 lokasi
h. Reinforced Concrete Pipe
: 22 lokasi
i. Talang Air
: 7 lokasi
j. Jembatan Penyeberangan Orang
: 2 lokasi
4.
5
a. Jalan Utama
: 80 km/jam
b. Simpang Susun & Ramp
: 40–60 km/jam
7b.
8
Jumlah & Lebar Lajur a. Tahap Awal
: 2x2 @ 3,6 m
b. Tahap Akhir
: 2x3 @ 3,6 m
Lebar Bahu a. Bahu Dalam
: 1,5 m
b. Bahu Luar
:3m
6.
Lebar Median (termasuk bahu dalam)
: 5,5 m
7a.
Tipe Perkerasan At Grade Lajur Lalu Lintas
: Rigid Pavement
Bahu Luar
: Rigid Pavement
Bahu Dalam
: Rigid Pavement
Data berdasarkan Laporan Basic Design Ruas Jalan Tol Yogyakarta-Bawen
9.
Tipe Perkerasan Elevated
Bangunan Struktur
Tempat Istirahat dan Pelayanan a. Tipe A
: 2 lokasi
b. Tipe B
: 4 lokasi
10.
Aspek Keselamatan (Guardrail)
: Sepanjang Jalan Utama, ramp dan akses simpang susun
11
Relokasi Utilitas dan bangunan pengganti
: beberapa lokasi
PEMILIHAN TRASE
RUAS JALAN TOL YOGYAKARTA-BAWEN
Rencana pengembangan jalan tol harus selalu diselaraskan dengan rencana pembangunan daerah; Pemerintah mengharapkan, ruas jalan tol memberikan multiplier effect bagi suatu wilayah; Pemilihan trase kemungkinan dihadapkan dengan tantangan topografi pegunungan, kawasan hutan lindung/cagar alam dan potensi masalah geoteknik.
PLAN TRASE JALAN TOL JOGJA - BAWEN PANJANG JALAN TOL 75+82
Akhir Proyek STA : 75+82
SS. AMBARAWA
G. SINDORO
G. SUMBING SS. TEMANGGUNG
Keterangan:
G. MERBABU SS. MAGELANG
G. MERAPI SS. BOROBUDUR
Awal Proyek STA : 0+00
SS. BANYUREJO
: Rencana Jalan Tol Yogya-Bawen : Rencana Jalan Tol Solo-Yogya-NYIA : Jalan Tol Semarang-Solo : Jalan Nasional
PLAN TRASE JALAN TOL JOGJA - BAWEN
AT GRADE SEPANJANG 71,32KM STRUKTUR ELEVATED SEPANJANG 4,5 KM
PANJANG TRASE
AT GRADE & ELEVATED
JUNCTION DAN SIMPANG SUSUN
JUNCTION BAWEN (STA 75+820)
SS AMBARAWA (STA 70 +850)
SS TEMANGGUNG (STA 48 +300)
SS BANYUREJO (STA 8+250)
SS BOROBUDUR (STA 23 +500)
SS MAGELANG (STA 31 +700)
5. PROJECT MANAGEMENT
PROJECT MANAGEMENT – WHAT IS PROJECT?
● Unique ● Temporary (with start and finish dates) ● Has specific requirements (constraints of cost, time, resources) ● Coordinated and controlled activity
PROJECT MANAGEMENT – Project Management Body of Knowledge
What is the most important phase of a project?
Project Time
Cumulative Project Cost
Greatest Ability to Affect Success
PROJECT MANAGEMENT – DON’T PLAN TO FAIL
PROJECT MANAGEMENT – CONSTRUCTION PM
Peran Construction Project Managers: • • • • •
Merencanakan, mengkordinasikan, melaksanakan fungsi controlling dari konsep hingga penyelesaian proyek, termasuk memastikan sistem dan komponen dari output proyek telah sesuai dengan owner’s requirements. Mencapai tujuan client atau owner: utility, function, quality, time, cost. Memastikan hubungan dan komunikasi antar pihak dalam pelaksanaan proyek berjalan dengan lancar. Mengintegrasikan, memonitor, dan mengarahkan pihak – pihak yang terlibat dalam proyek, serta hasil pekerjaan mereka. Mengevaluasi dan memilih alternatif untuk mencapai kepuasan client atau owner atas project outcome.
PROJECT MANAGEMENT – PT JJB
• Untuk desain menggunakan RTA (Rencana Teknik Akhir) yang melibatkan professional engineer dan visiting specialist • Jenis kontrak fixed unit price • Skema pembayaran menggunakan skema CPF (Contractors PreFinance) • Membagi kontrak dalam 6 seksi sesuai progress pengadaan tanah • Dilakukan update atas penerapan risk management setiap triwulan • Dilakukan review business plan secara berkala (triwulanan)
PROJECT MANAGEMENT – PROJECT DELIVERY Struktur Organisasi Proyek: BUJT PT Jasamarga Jogja Bawen
KONSULTAN RTA (RENCANA TEKNIK AKHIR)
Kontraktor: 6 paket Konsultan Supervisi: 3 paket Konsultan PMI: 1 paket
KONSULTAN PMI (PENGENDALI MUTU INDEPENDEN)
KONSULTAN SUPERVISI
KONTRAKTOR
6. TANTANGAN SERTA MANFAAT PEMBANGUNAN TOL YOGYAKARTA-BAWEN
ISU DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN JALAN TOL Pembebasan Tanah
Risk
5
• Keterlambatan pembebasan lahan dikarenakan ketidaksepakatan harga, kepemilikan ganda, sertifikat diagunkan, ketidakpastian kepemilikan. • Proses terkait penanganan utilitas (SUTT, Pipa Gas, KAI, dll). • Risiko keterlambatan penerbitan izin penetapan lokasi (penlok). • Risiko Dana Pengadaan Tanah terbatas.
Design dan Konstruksi
• Permintaan masyarakat terkait pembangunan akses, overpass, underpass. • Kondisi alam yang tidak dapat diprediksi. • Perubahan desain yang mengakibatkan kenaikan biaya konstruksi (permintaan adanya tunnel, melintasi cagar/warisan budaya seperti Kawasan Borobudur, rumah limasan dan selokan mataran) • Perubahan trase karena melintasi mata air dan pondok pesantren
Operasi
• Proyeksi Traffic dalam Business Plan tidak tercapai. • Keterlambatan penyesuaian tarif. • Asumsi tingkat inflasi yang digunakan untuk kenaikan tarif tidak sesuai business plan.
MANAJEMEN RISIKO PADA TAHAP PERSIAPAN KONSTRUKSI PT JJB Risiko
Mitigasi
1. Risiko Keterlambatan Penerbitan Izin Penetapan Lokasi (Penlok)
Monitoring Penerbitan Ijin Penetapan Lokasi untuk Provinsi Jawa Tengah
2. Risiko Pembebasan Lahan
1. 2. 3. 4. 5.
3. Risiko Dana Pengadaan Tanah
Koordinasi dengan Kementerian PUPR, KPPIP, Kemenkomarves dan LMAN
4. Risiko Perubahan Desain
Koordinasi dengan Kementerian terkait, memberikan penjelasan/kajian khusus kepada Kementerian PUPR (Bina Marga dan BPJT) bahwa secara teknis, ROW Plan yang ditetapkan tidak memerlukan tunnel karena daerah galian tertinggi hanya 25 m
5. Risiko Keterlambatan Konstruksi
1. 2. 3. 4. 5. 6.
6. Risiko Bencana Alam
Berkoordinasi dengan Balai SABO dan Balai Besar Wilayah Sungai SERAYU OPAK terkait desain perkuatan mengantisipasi lahar dingin gunung merapi, serta membuat kajian gempa terkait sesar rawa pening
Monitoring Pelaksanaan Pematokan Bidang Seksi 1 & 6 Monitoring Sosialisasi Inventarisasi dan Identifikasi Bidang Seksi 1 & 6 Monitoring Pelaksanaan Inventarisasi dan Identifikasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan tanah Monitoring Pelaksanaan Musyawarah Penetapan Bentuk Ganti Rugi dan Penyampaian Nilai Apraisal seksi 1 & 6 Monitoring Pelaksanaan Pembayaran Ganti Kerugian Seksi 1 & 6
Monitoring Penerbitan Ijin Penetapan Lokasi untuk Provinsi Jawa Tengah Monitoring Pelaksanaan Pematokan Bidang Seksi 1 & 6 Monitoring Sosialisasi Inventarisasi dan Identifikasi Bidang Seksi 1 & 6 Monitoring Pelaksanaan Inventarisasi dan Identifikasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan tanah Monitoring Pelaksanaan Musyawarah Penetapan Bentuk Ganti Rugi dan Penyampaian Nilai Apraisal seksi 1 & 6 Monitoring Pelaksanaan Pembayaran Ganti Kerugian Seksi 1 & 6
TANTANGAN DAN MITIGASI PENGEMBANGAN JALAN TOL YOGYAKARTA-BAWEN NO
TANTANGAN
MITIGASI YANG DILAKUKAN
1
Clayshale pada area Bawen
Dilakukan perubahan desain junction untuk meminimalisir risiko dari tanah jenis clayshale
2
Rencana trase awal melewati beberapa tuk/mata air
Dilakukan relokasi rencana trase menjauhi tuk/mata air agar tidak mengganggu aliran air
3
Indikasi masalah aliran debris
Dilakukan penyesuaian desain dengan perkuatan untuk trase yang melewati sungai aliran lahar
4
Arahan pembangunan tunnel
Dilakukan kajian kelayakan tunnel dan studi komparasi pembangunan tunnel dibandingkan dengan menggunakan open cut pada lokasi yang ditentukan
DESAIN JUNCTION BAWEN STA 76+078 MENUJU SEMARANG
MENUJU SEMARANG
KONSEP JUNCTION DENGAN PENINGKATAN RAMP PERUBAHAN INTERCHANGE BAWEN : 1.
2. 3.
DESAIN Y JUNCTION
MENUJU BAWEN
TETAP MEMPERTAHANKAN TYPE TROMPET UNTUK MEMINIMALISIR BAHAYA DARI JENIS TANAH CLAY SHALE APABILA DIBUATKAN STRUKTUR BARU RAMP 2,3 DAN 4 MENGGUNAKAN V 60 KPJ RAMP 1 TETAP MENGGUNAKAN V 40 KPJ.
MENUJU SOLO
MENUJU SOLO MENUJU BAWEN
No 1
Parameter Teknis
Y Junction • Konstruksi sebagian besar berupa struktur baru (pier dan pondasi) • Gangguan terhadap clayshale lebih besar dikarenakan adanya konstruksi pondasi dan struktur
Peningkatan Ramp • Peningkatan kapasitas dan performa ramp eksisting (pelebaran dan perbaikan jari-jari tikungan) • Meminimalisir gangguan terhadap clayshale pada lokasi Junction Bawen
KAJIAN HIGHWAY DI TUK BIRU DAN TUK BEJI Rencana jalan tol direlokasi ke arah barat sejauh ± 230m dari mata air
Lokasi Mata Air berada di sebelah rencana jalan tol ± 5m. Konstruksi jalan tol disekitar mata air adalah Jembatan dengan maksud mengindari gangguan terhadap aliran mata air
KAJIAN HIGHWAY DI TUK LANANG Rencana jalan tol direlokasi ke arah barat sejauh ± 300m dari mata air
Lokasi Mata Air berada di sebelah rencana jalan tol ± 5m. Konstruksi jalan tol disekitar mata air adalah Jembatan dengan maksud mengindari gangguan terhadap aliran mata air
INDIKASI MASALAH ALIRAN DEBRIS KALI PABELAN 52+925
SABO DAM
MERAPI SABO DAM
KALI BLONGKENG KALI PUTIH
KALI KRASAK
Trase jalan tol melalui daerah erupsi gunung Merapi yang dapat mengakibatkan : 1. Daerah resiko rawan bencana 2. Daerah aliran lahar dingin yang dapat menggerus pilar maupun abutment jembatan
INDIKASI TUNNEL Contoh Cisumdawu twin tunnel panjang 472m
•
Terdapat rencana pembangunan tunnel sesuai arahan Kementerian PUPR masih dalam proses review dan kajian internal, yang termasuk dalam lingkup pekerjaan konsultan RTA
•
Pembangunan tunnel dengan panjang ± 800 meter di STA 55+900 dapat mengakibatkan kenaikan biaya konstruksi sebesar Rp1-1,5 Triliun
•
Konsultan RTA sedang menyusun studi komparasi pembangunan tunnel dibandingkan dengan menggunakan open cut pada seksi 5 baik dari sisi teknis maupun dari sisi lingkungan, masyarakat, dan biaya konstruksi
MULTIPLIER EFFECT JALAN TOL Efisiensi Transportasi
Waktu tempuh lebih singkat, konsumsi BBM lebih sedikit dan biaya pemeliharaan kendaraan berkurang.
Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Kawasan yang dibuka dan dihubungkan dengan jalan tol secara simultan dan interkoneksi akan menjadi Kawasan pertumbuhan ekonomi dan sosial.
Pengembangan Kawasan Pemukiman Baru
Mengurangi Beban APBN
Penyerap Tenaga Kerja
Meningkatkan Pendapatan Daerah
Kawasan pemukiman di koridor trase Jalan Tol dapat berkembang dengan pesat karena adanya akses jalan tol yang kemudian disusul dengan pertumbuhan Kawasan perdagangan.
Tidak hanya untuk perusahaan utama yang mengoperasikan jalan tol, namun pembangunan di skala proyek pun menyerap begitu banyak tenaga kerja.
Mengandalkan pembangunan jalan dari dana APBN akan membuat pembangunan infrastruktur lambat. Dengan adanya jalan tol, Pemerintah dapat lebih fokus mengelola dana APBN untuk program peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemasukan secara langsung kepada pendapatan daerah yang dilalui jalan tol melalui pembayaran PBB dan pajak reklame. Selain itu, meningkatkan pendapatan daerah sebagai efek pertumbuhan ekonomi.
MULTIPLIER EFFECT JALAN TOL – JALAN TOL YOGYAKARTA-BAWEN NO
MANFAAT YANG DIRASAKAN
SETELAH ADA JALAN TOL Waktu tempuh Yogyakarta - Bawen 1 jam, yang sebelumnya 2,5 s.d 3 jam. Sehingga waktu tempuh kota Yogyakarta – Semarang sebagai Kawasan utama di Jawa Bagian Tengah lebih singkat
1
Efisiensi Transportasi
Jarak Tempuh Yogyakarta - Bawen hemat 25 Km, sebelumnya ± 100km, dengan jalan tol hanya 75,82 Km Lebih efisien: Konsumsi BBM lebih sedikit dan biaya pemeliharaan kendaraan berkurang.
2
Potensi Wilayah
Potensi pengembangan wilayah di kota-kota sepanjang koridor Jalan Tol Yogyakarta - Bawen Mulai menyesuaikan konsep pengembangan potensi wilayah dagang, investasi, pertanian, dan terutama pariwisata mengingat rencana trase melewati Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dan salah satu destinasi Super Prioritas yakni Candi Borobudur. Pengemudi kendaraan Golongan I diharapkan beralih ke jalan tol Yogyakarta-Bawen, karena selain faktor efisiensi transportasi dan keamanan, jalan tol dapat memberikan fasilitas pelayanan yang tidak dapat diberikan oleh jalan arteri: Penggantian ban pecah, derek saat mogok, dsb
3
Layanan Jalan Tol
Jalan tol ini juga dibangun untuk meningkatkan aksebilitas dan kapasitas jaringan jalan dalam melayani pergerakan antar kawasan utara Jawa menuju ke Kawasan sisi selatan jawa dimana koridor tempuh diantara keduanya tergolong cukup lama, selain karena kepadatan lalu lintasnya juga dikarenakan kondisi terrain yang membatasi manuver kecepatan kendaraan.
TERIMA KASIH