Medical Check Up [PDF]

  • Author / Uploaded
  • wanda
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Medical Check Up, Ini yang Harus Anda Ketahui  Medical check up adalah pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Melalui pemeriksaan ini diharapkan suatu penyakit atau gangguan kesehatan bisa dideteksi sejak dini. Tes ini sekaligus berguna untuk merencanakan metode penanganan dan pengobatan yang tepat sebelum penyakit berkembang. Saat medical check up, pasien akan menjalani sejumlah tahapan pemeriksaan menyeluruh, berupa konsultasi mengenai keluhan yang sedang dirasakan, pencatatan dan pemeriksaan berkaitan dengan riwayat kesehatan, pemeriksaan tanda vital tubuh dan kondisi fisik secara umum.



Indikasi Medical Check Up Walau tidak diwajibkan, medical check up telah menjadi pemeriksaan kesehatan rutin. Pasien dapat berkonsultasi kepada dokter kapan saja dan tidak perlu menunggu sampai timbulnya penyakit atau menurunnya kondisi kesehatan. Medical check up secara rutin dapat meningkatkan peluang untuk tetap sehat dan memiliki usia yang lebih panjang. Berikut ini adalah tujuan medical check up secara rutin ke dokter:  Mengetahui kondisi kesehatan terkini guna mempersiapkan bentuk penanganan secara dini jika ditemukan adanya penyakit atau gangguan kesehatan.  Mengetahui risiko-risiko penyakit yang mungkin bisa muncul di kemudian hari.  Mendorong pasien untuk beralih ke gaya hidup sehat.



Peringatan: Berikut ini adalah sejumlah hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan medical check up. Di antaranya adalah:  Informasikan kepada dokter apabila sedang menjalani pola makan atau diet tertentu.  Informasikan kepada dokter mengenai obat-obatan, termasuk suplemen dan produk herba, yang sedang dikonsumsi.  Informasikan kepada dokter mengenai perubahan yang terjadi pada tubuh, misalnya munculnya benjolan.  Beri tahu dokter apabila sedang mengalami pusing, kelelahan, gangguan buang air kecil atau besar, perubahan siklus menstruasi, depresi, atau kecemasan.



Sebelum Medical Check Up Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum medical check up. Pasien disarankan untuk membawa data medis penting, seperti foto Rontgen atau hasil dari pemeriksaan kesehatan yang sebelumnya pernah dilakukan. Tanyakan juga kepada dokter atau paramedis mengenai perlunya puasa sebelum melakukan pemeriksaan. Sebelum rangkaian pemeriksaan dilakukan, akan diberikan kuesioner yang berisi pertanyaanpertanyaan yang mengacu pada kondisi kesehatan saat ini dan yang terdahulu. Berikan daftar obat, suplemen, atau herba yang sedang dikonsumsi. Tiap melakukan medical check up, usahakan untuk selalu didampingi oleh keluarga atau kerabat dekat.



Prosedur Medical Check Up Bentuk-bentuk tes dalam medical check up sangat bervariasi. Tes akan disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan pasien. Pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh meliputi:  Pemeriksaan riwayat kesehatan Pada tahap awal medical check up, pasien akan ditanyakan mengenai sejumlah keluhan kesehatan yang dialami. Dokter juga akan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gaya hidup, seperti pola makan, intensitas olahraga, kebiasaan merokok, atau konsumsi minuman beralkohol.  Pemeriksaan tanda vital Tanda-tanda vital yang diperiksa, di antaranya meliputi: - Frekuensi denyut jantung. Denyut jantung normal adalah 60-100 kali per menit. - Frekuensi pernapasan. Pernapasan normal berkisar antara 12-20 kali per menit.



- Suhu tubuh.  Suhu badan normal rata-rata berkisar antara 36-37 derajat Celcius. - Tekanan darah. Tekanan darah yang dikatakan normal adalah 90/60 mmHg sampai di bawah 120/80 mmHg.  Pemeriksaan fisik Sebelum pemeriksaan fisik, dokter akan meminta untuk melepaskan pakaian dan aksesoris yang menempel pada tubuh, termasuk rias wajah yang digunakan. Beri tahu dokter bila merasa tidak nyaman untuk melepas pakaian. Pemeriksaan fisik akan dimulai dari mengukur berat badan dan tinggi badan, untuk mengetahui bila terdapat kekurangan atau kelebihan berat badan. Selanjutnya dokter akan memeriksa secara teliti seluruh bagian tubuh mulai dari kepala sampai dengan kaki. Orang yang diperiksa dapat diminta berdiri, duduk, atau tidur terlentang sesuai area yang akan diperiksa. Mulai dari melihat apakah ada kelainan pada kulit, menekan dan mengetuk bagian tubuh tertentu. Bila terdapat rasa nyeri saat penekanan atau pengetukan, informasikan kepada dokter. Pada wanita, pemeriksaan payudara akan dilakukan dengan melihat dan menekan area payudara, dengan sebelumnya meminta ijin. Dokter juga akan memeriksa daerah lipatan seperti ketiak atau lipat paha untuk mendeteksi kemungkinan benjolan yang timbul di daerah tersebut. Dokter akan menggunakan alat bantu seperti otoskop untuk memeriksa keadaan telinga dan stetoskop untuk mendengar bunyi jantung, paru-paru, dan saluran pencernaan. Beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan kekuatan otot, memerlukan kerja sama orang yang diperiksa untuk melakukan gerakan sesuai dengan yang diperintahkan dokter. Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter mengenai instruksi yang diperintahkan, bila kurang mengerti. Pada pemeriksaan fisik, termasuk juga pemeriksaan kelamin. Pada laki-laki akan diperiksa penis dan testis, untuk melihat adanya infeksi, peradangan, perubahan ukuran, dan benjolan yang mungkin timbul. Untuk memeriksa prostat, dokter akan melakukan pemeriksaan colok dubur untuk meraba ada tidaknya pembesaran ukuran dari kelenjar prostat. Sedangkan pada wanita, akan diperiksa area vagina, vulva, dan serviks.  Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dengan sampel darah, urin, dan tinja untuk melihat jumlah sel darah, zat kimia yang menjadi penanda fungsi organ, kolesterol, gula darah, serta kelainan pada urine dan tinja, baik secara penampilan fisik, kimia yang terkandung, maupun secara mikroskopik menggunakan bantuan mikroskop.  Tergantung dari tujuan medical check up, terkadang juga dilakukan pemeriksaan terhadap penanda tumor dalam tubuh. Pemeriksaan pencitraan Pemeriksaan pencitraan seperti USG dan foto Rontgen digunakan untuk melihat kondisi organ seperti paru-paru, hati, pankreas, ginjal, limpa, dan kandung kemih, serta prostat pada pria dan rahim pada wanita. Pada wanita, pemeriksaan foto Rontgen payudara (mammografi) atau USG mammae (payudara) akan dilakukan untuk mendeteksi adanya tumor payudara. Pemeriksaan rekam jantung Pemeriksaan rekam jantung atau elektrokardiografi (EKG) merupakan tes untuk merekam aktivitas listrik jantung dengan menggunakan elektroda-elektroda kecil yang ditempelkan di kulit dada, lengan, dan tungkai. Pemeriksaan EKG dapat dilakukan dalam posisi tiduran atau saat melakukan aktivitas, seperti berlari di atas mesin treadmill. Paps smear Paps smear disarankan untuk wanita yang memasuki usia 21 tahun dan sudah pernah berhubungan seksual, setiap 3 tahun sekali guna mendeteksi kanker serviks. Setelah usia 30 tahun, wanita dianjurkan untuk melakukan paps smear setiap 5 tahun sekali, sedangkan setelah usia 65 tahun, tidak perlu melakukan pemeriksaan paps smear, bila tidak timbul keluhan.



Setelah Medical Check Up



Bila ditemukan kelainan pada hasil medical check up, akan dianjurkan untuk melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap kelainan tersebut. Dokter juga akan menyarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, baik ditemukan kelainan atau tidak, seperti:  Mengonsumsi makanan sehat. Perbanyak porsi sayuran dan buah-buahan, serta batasi konsumsi makanan berlemak.  Rutin berolahraga. Sediakan waktu untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu, misalnya dengan berjalan kaki, untuk menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker.  Berhenti merokok. Seiring bertambahnya usia seseorang, maka disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin guna mencegah potensi berbagai penyakit atau gangguan kesehatan. Medical check up disarankan bagi orang dewasa (di atas 18 tahun) dengan frekuensi 5 tahun sekali sampai usia 40 tahun. Bagi yang berusia di atas 40 tahun, disarankan untuk melakukan medical check up dengan frekuensi setiap 1-3 tahun sekali.



Risiko Medical Check Up Tiap pemeriksaan dalam medical check up memiliki kegunaan dan manfaat, sekaligus efek samping. Salah satunya adalah pemeriksaan foto Rontgen yang dapat membuat tubuh terpapar radiasi, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Oleh karena itu, dokter akan menilai keuntungan dan kerugian dari tiap bentuk pemeriksaan medical check up yang akan dilakukan. Terakhir diperbarui: 9 Maret 2018



Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy Referensi



Medical Check Up Karyawan, Ini yang Harus Anda Ketahui Medical check up karyawan adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap karyawan atau calon karyawan di suatu lingkungan kerja. Pemeriksaan kesehatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeteksi secara dini gangguan kesehatan yang mungkin dialami karyawan akibat faktor tertentu di lingkungan kerja. Medical check up karyawan merupakan salah satu program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang perlu dilakukan oleh tiap perusahaan untuk mengetahui kondisi terkini dari kesehatan karyawan atau calon karyawan, sehingga perusahaan dapat menentukan kemampuan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan yang dilihat dari sisi kesehatan. Hal ini penting untuk mencegah penyakit atau kecelakaan yang mungkin ditimbulkan akibat bahaya yang muncul di lingkungan kerja. Dengan terjaminnya kesehatan karyawan yang didukung dengan lingkungan kerja yang aman, tidak hanya memengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan, namun juga memengaruhi produktivitas dan reputasi perusahaan secara keseluruhan.



Manfaat Medical Check Up Karyawan Medical check up karyawan bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan terkini dari karyawan. Dengan diketahuinya kondisi kesehatan karyawan, manfaat yang dapat diperoleh antara lain:   



Menentukan kemampuan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan, sehingga dapat mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Mengetahui secara dini tanda dari gangguan kesehatan, sehingga dapat meminimalkan faktor risiko dan menentukan langkah penanganan selanjutnya. Meningkatkan kesadaran karyawan untuk menerapkan gaya hidup sehat, serta selalu mematuhi peraturan K3 di suatu perusahaan, seperti menggunakan alat pelindung diri (APD).



Potensi Bahaya dan Risiko Lingkungan Kerja Tiap lingkungan pekerjaan memiliki potensi bahaya dan risiko tersendiri. Bentuk potensi bahaya bisa beragam, dan risiko dapat bersifat rendah atau tinggi. Potensi bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja mencakup: 















Bahaya faktor kimia. Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan gangguan kesehatan atau kerusakan organ tubuh. Bahan kimia ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan beberapa cara, yaitu terhirup, tertelan, atau terserap ke dalam kulit. Bahaya faktor fisik. Contoh bahaya dari faktor fisik adalah: o Kebisingan, yaitu suara keras yang dihasilkan oleh suatu benda di lingkungan kerja. Pada tingkat suara dan waktu tertentu (biasanya jangka panjang), kebisingan dapat menyebabkan rusaknya saraf di telinga sehingga menimbulkan gangguan pendengaran secara permanen. o Penerangan, yaitu tingkat kecukupan cahaya selama pekerja melakukan pekerjaannya. Jika penerangan kurang sesuai, dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan penglihatan. o Getaran. Jika pekerja terlalu sering mengoperasikan alat atau mesin yang bergetar, maka dapat memengaruhi fungsi tangan atau lengan, dan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan sirkulasi di tangan. o Iklim kerja. Tiap lingkungan kerja sebaiknya memiliki iklim kerja yang sesuai. Iklim kerja adalah perpaduan dari suhu, kelembapan, dan sirkulasi udara. o Gelombang elektromagnet. Radiasi gelombang elektromagnet, seperti sinar-X, ultraviolet, atau inframerah dapat menyebabkan gangguan pada kulit, serta mata. o Bahaya faktor biologi. Yang termasuk dalam faktor biologi adalah virus, bakteri, jamur, dan parasit, yang dapat tersebar di lingkungan pekerjaan atau ditularkan dari seorang pekerja ke pekerja lainnya. Bahaya faktor ergonomi. Secara tidak langsung, faktor ergonomi, seperti penyusunan tempat kerja dan pengaturan posisi duduk, dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti ketegangan otot dan kelelahan yang berlebihan. Bahaya faktor psikososial. Lingkungan kerja yang tidak memiliki manajemen dan organisasi kerja yang baik dapat menyebabkan tekanan pada diri pekerja dan berakhir pada stres. Stres terkait pekerjaan berpotensi memengaruhi kesehatan psikologis dan fisik pekerja, serta efektivitas perusahaan. Masalah kesehatan mental dan gangguan terkait stres dianggap sebagai salah satu penyebab utama pensiun dini, gangguan kesehatan secara keseluruhan, dan produktivitas yang rendah.



Jenis Medical Check Up Karyawan Beberapa jenis medical check up karyawan, antara lain adalah:  







Medical check up sebelum kerja (pre-employment medical check up), yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum pekerja diterima untuk melakukan pekerjaan. Medical check up berkala (regular medical check up), yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala, sesuai dengan potensi bahaya dan risiko di lingkungan kerja. Medical check up secara berkala dilakukan sekurang-kurangnya 1 tahun sekali. Medical check up khusus, yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk mendeteksi pengaruh pekerjaan terhadap pekerja atau golongan pekerja tertentu. Medical check up ini dilakukan terhadap: o Pekerja yang mengalami kecelakaan atau penyakit yang membutuhkan perawatan lebih dari 2 minggu. o Pekerja pria dan wanita berusia di atas 40 tahun, serta pekerja yang memiliki disabilitas. o Pekerja yang diduga memiliki gangguan kesehatan tertentu dan perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai kebutuhan. o Golongan pekerja tertentu, seperti OGUK untuk pekerja offshore, MedEx untuk pilot, atau untuk commercial driver.



Peringatan: 



   



Beri tahu dokter tentang obat-obatan, termasuk suplemen dan produk herba yang sedang dikonsumsi, karena bahan kimia dalam kandungan obat dapat memengaruhi hasil medical check up. Hindari mengonsumsi air dingin dan berolahraga sebelum menjalani EKG. Air dingin dan olahraga dapat memengaruhi hasil EKG. Untuk wanita hamil, hindari jenis pemeriksaan yang menggunakan sinar-X, karena radiasi sinarX berisiko berbahaya bagi janin. Hindari mengonsumsi alkohol setidaknya 24 jam sebelum medical check up karena dapat memengaruhi hasil tes. Bagi perokok, hindari rokok setidaknya satu jam sebelum menjalani tes fungsi paru (spirometri) karena akan mengganggu hasil pemeriksaan.



Sebelum Medical Check Up Karyawan Ada beberapa hal yang perlu dilakukan karyawan atau calon karyawan sebelum menjalani medical check up, antara lain:    



Menjalani puasa selama 8-12 jam sebelum menjalani medical check up, tergantung jenis pemeriksaan yang dilakukan. Tidur yang cukup setidaknya 6 jam sebelum medical check up. Kurang tidur dapat menyebabkan hasil medical check up kurang baik terkait tekanan darah, denyut jantung, dan suhu tubuh. Gunakan baju lengan pendek, sehingga memudahkan dokter untuk mengakses lengan bagian atas guna mengambil sampel darah. Jika pernah atau sedang menderita gangguan kesehatan, pasien dianjurkan untuk membawa hasil pemeriksaan sebelumnya, seperti foto Rontgen.



Prosedur Medical Check Up Karyawan Medical check up karyawan terdiri atas serangkaian prosedur pemeriksaan. Jenis pemeriksaan ini umumnya disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan kondisi kesehatan karyawan. Prosedur medical check up karyawan meliputi: 











Pemeriksaan riwayat kesehatan. Ini merupakan tahap paling awal dalam proses medical check up. Pada tahap ini, dokter akan menanyakan beberapa hal kepada pasien, seperti: o Keluhan kesehatan yang mungkin dialami oleh pasien. o Riwayat kesehatan pasien, termasuk gangguan kesehatan yang pernah diderita baru-baru ini atau pada masa lalu. o Riwayat operasi yang pernah dilalui pasien. o Obat-obatan yang sedang dikonsumsi. o Alergi terhadap obat atau makanan tertentu. o Riwayat kesehatan keluarga. o Gaya hidup yang dijalani pasien saat ini. Pemeriksaan tanda vital. Dokter akan memeriksa beberapa tanda vital pasien, seperti: o Frekuensi denyut jantung. Denyut jantung normal adalah 60-100 kali per menit. o Frekuensi pernapasan. Pernapasan normal berkisar antara 12-20 kali per menit. o Suhu tubuh. Rata-rata suhu tubuh normal adalah 36-37o o Tekanan darah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi apakah pasien menderita hipertensi atau hipotensi. Tekanan darah normal adalah 90/60 mmHg hingga di bawah 120/80 mmHg. Pemeriksaan fisik. Dokter akan mengawali pemeriksaan fisik dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan pasien. Kemudian, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan terhadap sejumlah bagian tubuh yang meliputi: o Pemeriksaan kepala dan leher. Pasien akan diminta membuka mulut dengan lebar agar dokter dapat memeriksa kondisi tenggorokan dan amandel. Dokter juga akan memeriksa kualitas gigi dan gusi, telinga, hidung, mata, kelenjar getah bening, dan kelenjar tiroid. o Pemeriksaan paru. Dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendeteksi suara abnormal yang mungkin terjadi di organ paru. o Pemeriksaan jantung. Untuk mendeteksi detak jantung yang tidak beraturan atau gejala lain yang menunjukkan adanya gangguan pada jantung dengan menggunakan stetoskop.



o



o o



Pemeriksaan perut. Pada pemeriksaan ini, dokter akan menekan perut pasien untuk mendeteksi ukuran hati dan keberadaan cairan perut, serta mendengarkan bunyi usus dengan menggunakan stetoskop. Pemeriksaan kulit. Untuk mendeteksi adanya gangguan pada kulit dan kuku. Pemeriksaan saraf. Untuk mengukur kekuatan otot, refleks tubuh, serta keseimbangan yang mungkin terganggu.



Dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan kepada pasien. Untuk pasien pria, akan dilakukan pemeriksaan penis dan testis guna melihat apakah ada infeksi atau peradangan, serta pemeriksaan prostat dengan colok dubur. Untuk pasien wanita, dokter akan melakukan pemeriksaan payudara dan panggul.  



















Pemeriksaan penunjang. Ada beberapa jenis pemeriksaan penunjang dalam medical check up karyawan, antara lain: Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan mengambil sampel darah, urine, dan tinja. Ketiga sampel ini akan dianalisis berdasarkan penampilan fisik, zat kimia yang terkandung, dan secara mikroskopik dengan bantuan mikroskop. o Tes darah. Tes darah dilakukan untuk menghitung jumlah sel darah, zat kimia penanda fungsi organ, gula darah, kolesterol, fungsi hati, dan fungsi ginjal. o Tes urine (urinalisis). Untuk mendeteksi adanya gangguan atau infeksi saluran kemih. Tes urine juga dapat menjadi penanda penyakit lain, seperti diabetes. o Tes tinja. Feses atau tinja mengandung bakteri dan zat lain yang ada di dalam sistem percernaan. Melalui analisis kadar zat dan bakteri dalam tinja, dapat diketahui apa yang terjadi di dalam sistem percernaan pasien. Hal ini dapat membantu dokter mendiagnosis penyakit, seperti gastroentritis dan radang usus. Foto Rontgen dan USG. Foto Rontgen dan USG dapat menghasilkan gambar bagian dalam tubuh secara detail. Hasil Rontgen dan USG dapat menunjukkan kondisi organ dalam tubuh, seperti paru, jantung, hati, ginjal, pankreas, usus, dan kandung kemih, serta mendeteksi infeksi atau peradangan yang mungkin terjadi pada organ tubuh. Elektrokardiografi (EKG). Pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat aktivitas listrik pada jantung dan mendeteksi gangguan jantung. Dokter akan menempelkan sekitar 12-15 elektroda di bagian dada, lengan, dan tungkai pasien. Selama pemeriksaan, pasien akan dibaringkan di atas meja, sementara mesin EKG akan merekam aktivitas jantungnya. EKG terkadang juga dilakukan ketika pasien melakukan aktivitas, seperti berjalan atau berlari di atas treadmill.  Spirometri. Spirometri digunakan untuk memeriksa fungsi paru. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat spirometer. Alat ini akan mencatat jumlah udara yang dihirup masuk dan keluar, serta mengukur kecepatan napas pasien. Tes buta warna. Beberapa perusahaan mungkin mengharuskan karyawan atau calon karyawan untuk melakukan tes buta warna. Tes buta warna adalah prosedur pemeriksaan yang sangat sederhana. Metode Ishihara adalah tes buta warna yang paling umum digunakan. Pasien akan diminta untuk menyebutkan angka berwarna yang disisipkan di antara titik-titik warna. Jika pasien tidak dapat atau sulit melihat angka tersebut, mungkin pasien menderita buta warna.



Pemeriksaan yang dilakukan kepada karyawan akan disesuaikan dengan usia dan faktor risiko atau bahaya yang ada ada di lingkungan kerjanya. Misalnya bagi karyawan yang bekerja dengan kebisingan dapat dilakukan pemeriksaan pendengaran secara berkala dengan tes pendengaran (audiometri), dan bagi karyawan yang bekerja dengan zat kimia tertentu dapat dilakukan monitoring kadar zat kimia tersebut dalam darah. Frekuensi rutinnya medical check up juga ditentukan oleh bahaya yang ada di lingkungan kerja dan usia dari karyawan itu sendiri.



Setelah dan Hasil Medical Check Up Karyawan Setelah medical check up, umumnya karyawan akan diperbolehkan untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Hasil dari medical check up akan dievaluasi oleh dokter di tempat medical check up diselenggarakan atau akan dievaluasi oleh dokter perusahaan. Ada beberapa kriteria yang dibuat untuk menentukan status kesehatan pekerja. Di antaranya adalah: 



Fit to work/Fit for the job. Karyawan dinyatakan dalam keadaan sehat dan aman untuk melakukan pekerjaannya.







 



Fit with restriction. Karyawan dinyatakan dalam kondisi sehat untuk melakukan suatu pekerjaan, namun terdapat batasan-batasan dalam pekerjaan yang ditentukan oleh perusahaan agar tidak memengaruhi kesehatannya. Temporary unfit. Karyawan dinyatakan memiliki gangguan kesehatan yang berisiko menimbulkan bahaya dalam pekerjaannya, namun masih dapat membaik bila ditangani. Permanent unfit. Karyawan dinyatakan tidak dapat melakukan pekerjaan karena berisiko menimbulkan bahaya, baik bagi diri karyawan itu sendiri atau bagi pekerja lain di lingkungan kerjanya.



Contoh Medical Check Up Karyawan Golongan pekerja yang memiliki risiko tinggi dalam pekerjaan, memiliki standar tertentu dalam menentukan laik (fit) atau tidaknya seorang pekerja untuk melakukan pekerjaannya. Beberapa contoh standar medical check up karyawan yang digunakan, antara lain: 











OGUK medical untuk pekerja offshore. OGUK medical dilakukan setiap 2 tahun sekali untuk menentukan karyawan dianggap aman untuk bekerja di lingkungan offshore. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain: o Pemeriksaan riwayat kesehatan. o Pemeriksaan tanda vital. o Pemeriksaan indeks massa tubuh (IMT) dengan menghitung berat badan dan tinggi badan. o Penglihatan jarak dekat dan jauh (visus), serta tes buta warna. o Tes fungsi paru (spirometri). o Tes pendengaran (audiometri). MedEx untuk pilot. Untuk menentukan seorang pilot laik terbang atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan medical check up dengan standar MedEx yang dilakukan di Balai Kesehatan Penerbangan (Balai Hatpen). Pemeriksaan yang termasuk di dalamnya, adalah: o Pemeriksaan riwayat kesehatan o Pemeriksaan fisik. o Pemeriksaan mata. o Pemeriksaan gigi. o Pemeriksaan laboratorium termasuk darah dan urine, antara lain hitung darah lengkap, kolesterol, dan asam urat. o Foto Rontgen paru-paru. o Pemeriksaan EKG dan EKG treadmill. o Pemeriksaan pendengaran (audiometri). o Pemeriksaan aktivitas listrik dari otak (elektroensefalografi/EEG). Sertifikat untuk commercial driver. Mengacu pada US Department of Transportation, commercial driver wajib melakukan medical check up paling tidak 2 tahun sekali untuk mendapatkan sertifikat laik kerja. Pemeriksaan yang dilakukan, antara lain: o Pemeriksaan riwayat kesehatan. o Pemeriksaan tanda vital. o Pemeriksaan fisik secara umum organ tubuh dari kepala sampai dengan kaki, termasuk pemeriksaan saraf. o Pemeriksaan penglihatan, dilakukan pemeriksaan visus dengan snellen chart. o Pemeriksaan pendengaran, dengan tes berbisik dan audiometri. o Pemeriksaan laboratorium darah dan urine, termasuk gula darah dan protein dalam urine.



Pahami Persiapan dan Pemeriksaan Kesehatan Saat Medical Check Up Medical check up adalah pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh yang penting untuk dilakukan secara teratur. Sebelum melakukan medical check up, ada beberapa persiapan yang sebaiknya Anda lakukan agar hasil pemeriksaan lebih akurat.



Pemeriksaan medical check up secara rutin pelu dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan tubuh, mendeteksi dini suatu penyakit atau gangguan kesehatan tertentu, serta menentukan langkah pengobatan lebih lanjut atau rujukan ke dokter spesialis jika hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan adanya masalah kesehatan. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dapat dilakukan oleh orang yang sehat, penderita kondisi medis tertentu, atau sesuai dengan kebutuhan, seperti:     



Penderita penyakit kronis, seperti hipertensi dan diabetes Orang berusia di atas 40 tahun, terutama yang memiliki keluhan fisik atau riwayat penyakit kronis Persiapan tindakan operasi Sebagai persyaratan administratif untuk melamar pekerjaan, permohonan aplikasi visa dan asuransi, atau jenjang perguruan tinggi pada jurusan tertentu Medical check up karyawan



Persiapan Sebelum Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Anda datang ke rumah sakit untuk melakukan medical check up, ada beberapa hal yang penting untuk dipersiapkan, yaitu:



1. Mencatat keluhan Catat keluhan yang pernah atau selama ini Anda alami misalnya nyeri, sakit kepala, perubahan bentuk anggota tubuh, gangguan siklus menstruasi, alergi, atau muncul benjolan. Selain keluhan fisik, Anda juga bisa menyampaikan keluhan terkait kesehatan mental Anda, misalnya sulit tidur, rasa cemas, stres, atau sedih berkepanjangan.



2. Mencatat riwayat kesehatan keluarga Riwayat kesehatan keluarga mencakup informasi tentang riwayat kesehatan dan riwayat penyakit pada keluarga inti maupun kerabat dekat Anda yang sedarah. Informasi ini penting untuk diketahui oleh dokter agar dokter dapat mendeteksi apakah Anda memiliki faktor risiko kelainan genetik atau penyakit keturunan tertentu.



3. Mencatat obat yang dikonsumsi Saat menjalani pemeriksaan kesehatan berkala, Anda perlu memberitahukan kepada dokter terkait obat-obatan, suplemen, atau obat herbal yang rutin atau pernah Anda konsumsi dalam jangka panjang. Hal ini penting untuk melengkapi informasi yang diperoleh oleh dokter ketika melakukan pemeriksaan medical check up.



4. Membawa hasil pemeriksaan medis sebelumnya Jika sebelumnya Anda pernah menjalani tindakan medis tertentu, seperti operasi, imunisasi, atau fisioterapi, jangan lupa untuk memberitahukannya kepada dokter. Begitu pula jika Anda pernah menjalani pemeriksaan penunjang tertentu, seperti tes darah dan urine, foto Rontgen, USG, CT scan, endoskopi, dan biopsi.



5. Mencari tahu ketentuan pemeriksaan yang akan dijalani Beberapa pemeriksaan kesehatan mungkin mengharuskan Anda untuk berpuasa selama 8–12 jam sebelum pemeriksaan dilakukan, misalnya pemeriksaan kolesterol dan gula darah. Selain beberapa persiapan di atas, Anda juga dianjurkan untuk memeriksa kembali jadwal medical check up yang akan dijalani dan usahakan untuk datang tepat waktu.



Berbagai Jenis Pemeriksaan Saat Medical Check Up Saat melakukan pemeriksaan medical check up, dokter akan menanyakan beberapa hal, seperti keluhan medis yang Anda rasakan, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, serta kebiasaan atau gaya hidup yang Anda jalani, misalnya kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol, pola makan, serta aktivitas fisik atau olahraga. Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan kesehatan berikut ini:



Pemeriksaan umum Pemeriksaan kesehatan umum yang akan dilakukan oleh meliputi pemeriksaan fisik dada untuk menilai kondisi jantung dan paru-paru, pemeriksaan fisik pada perut untuk menilai kondisi kesehatan sistem saluran pencernaan, serta tanda-tanda vital, seperti:



Tekanan darah Pada orang dewasa, rentang tekanan darah normal adalah sekitar 120/80 mmHg. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengetahui apakah tekanan darah Anda normal , tinggi (hipertensi), atau rendah (hipotensi).



Suhu tubuh Suhu tubuh normal manusia rata-rata 36,5–37,5°Celsius. Namun, ada juga yang sedikit lebih rendah atau tinggi akibat dipengaruhi oleh aktivitas dan paparan suhu lingkungan sekitar.



Detak jantung Rata-rata detak jantung normal pada manusia bernilai 60–100. Namun, ada juga orang yang detak jantungnya di bawah 60 dan masih dalam tahap normal. Biasanya detak jantung yang rendah tersebut normal ditemukan pada atlit atau orang yang sering berolahraga berat. Untuk memeriksa detak jantung, dokter dapat memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan atau mendengar detak jantung langsung di dada menggunakan stetoskop.



Laju pernapasan Laju pernapasan normal bagi orang dewasa sehat adalah 16–20 napas per menit. Meski bisa dipengaruhi oleh aktivitas maupun kondisi psikis saat menjelang pemeriksaan, ada kemungkinan Anda mengalami gangguan paru-paru atau jantung jika pernapasan lebih dari 20 kali per menit. Pemeriksaan saat medical check up juga termasuk pemeriksaan kondisi tubuh secara keseluruhan yang meliputi:     



Pemeriksaan mata dan penglihatan Pemeriksaan telinga dan pendengaran Pemeriksaan gigi Pemeriksaan ginjal dan saluran kemih Pemeriksaan anggota gerak dan saraf



Selain pemeriksaan fisik, dokter juga umumnya akan menyarankan pemeriksaan penunjang saat melakukan medical check up, seperti tes urine, tes darah untuk pemeriksaan darah lengkap, kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat, elektrokardiogram, serta Rontgen.



Pemeriksaan tambahan untuk wanita Selain pemeriksaan umum di atas, dokter juga biasanya akan melakukan pemeriksaan medical check up tambahan pada pasien wanita. Pemeriksaan tersebut bisa meliputi pap smear dan mammografi. Pemeriksaan pap smear dilakukan dokter sekaligus dengan pemeriksaan fisik pada organ reproduksi wanita, seperti pemeriksaan fisik panggul, vulva, vagina, dan leher rahim. Beberapa pemeriksaan tersebut penting dilakukan mendeteksi dini penyakit tertentu, seperti kanker leher rahim dan penyakit menular seksual. Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik payudara beserta penunjang berupa mammografi. Melalui pemeriksaan ini, dokter akan menilai apakah ada benjolan, tumor, atau bahkan kanker pada payudara.



Pemeriksaan tambahan untuk pria Medical check up pada pria biasanya meliputi pemeriksaan kesehatan umum ditambah pemeriksaan organ reproduksi pria yang meliputi penis, testis, dan prostat. Selain dengan pemeriksaan fisik, dokter juga mungkin akan menyarankan pemeriksaan penunjang seperti tes darah dan urine. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mendeteksi apakah terdapat penyakit tertentu, seperti penyakit menular seksual, tumor atau kanker penis, pembesaran prostat jinak, dan kanker prostat.



Medical check up sebaiknya dilakukan secara rutin setiap 3–5 tahun sekali bagi orang yang berusia di bawah 40 tahun dan 1–3 tahun bagi orang yang berusia di atas 40 tahun. Meski demikian, pemeriksaan medical check up mungkin akan perlu lebih sering dilakukan pada orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu atau berisiko tinggi untuk terkena penyakit, misalnya karena gaya hidup tidak sehat atau faktor genetik. Hasil medical check up biasanya bisa diperoleh dalam waktu beberapa hari atau minggu. Setelah hasil medical check up Anda keluar, dokter akan menjelaskan tentang kondisi kesehatan Anda dan memberikan saran untuk menjaga kondisi kesehatan Anda berdasarkan hasil check up tersebut. Jika perlu, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk berkonsultasi ke dokter spesialis lebih lanjut jika Anda terdiagnosis memiliki gangguan kesehatan atau penyakit tertentu.



Ketahui Apa Itu Medical Check Up Visa Medical check up visa adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebagai bagian dari persyaratan pengajuan visa suatu negara. Pemeriksaan kesehatan ini bertujuan untuk mencegah risiko penyebaran penyakit menular dari suatu negara ke negara tujuan. Sebagian besar negara mengharuskan setiap penduduk dari negara lain untuk memiliki visa sebelum memasuki wilayahnya. Visa adalah izin resmi yang diberikan suatu negara terhadap penduduk negara lain yang akan berkunjung atau menetap untuk jangka waktu tertentu. Medical check up visa dilakukan oleh dokter atau rumah sakit yang telah ditunjuk lembaga imigrasi setiap negara.



Jenis Visa Beberapa jenis visa yang paling umum diajukan, yaitu:     



Visa kunjungan atau wisatawan, yaitu visa yang digunakan untuk kunjungan sementara dalam rangka berlibur atau melakukan kegiatan bisnis. Visa pelajar, yaitu visa yang digunakan untuk kepentingan akademis, misalnya melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, sekolah menengah, atau program pendidikan lainnya. Visa kerja sementara, yaitu visa yang digunakan untuk melakukan pekerjaan yang bersifat profesional di negara tujuan dalam jangka waktu tertentu. Visa tinggal atau menetap secara permanen, yaitu visa yang digunakan untuk menetap di negara tujuan untuk jangka waktu lama. Visa untuk berobat, yaitu visa yang digunakan untuk menjalani perawatan medis di negara tujuan.



Indikasi Medical Check Up Visa Setiap negara memiliki ketentuan yang berbeda mengenai syarat dan kondisi yang mengharuskan seseorang menjalani medical check up visa. Berikut ini beberapa contoh kondisi yang mengharuskan seseorang melakukan medical check up sebelum mendapatkan visa, antara lain:     







Memiliki rencana untuk tinggal atau menetap di negara tujuan, misalnya selama >3 bulan (Australia), >6 bulan (Inggris), atau >12 bulan (Selandia Baru). Mengajukan visa untuk menempuh pendidikan di negara tujuan (student visa) atau mengikuti program pertukaran pelajar, terutama dalam bidang kedokteran, kedokteran gigi, atau perawat. Mengajukan visa sebagai pekerja musiman di negara tujuan (recognized seasonal employer limited visa). Berasal atau pernah berkunjung ke negara yang memiliki kejadian tuberkulosis dan HIV tinggi. Memiliki beberapa kondisi kesehatan tertentu, seperti: o Pernah menderita penyakit infeksi yang bersifat serius. o Riwayat menggunakan NAPZA. o Pernah mendapatkan tranfusi darah. Wanita hamil yang berencana melahirkan di negara tujuan.



Peringatan Medical Check Up Visa 



   



Beri tahu dokter tentang obat-obatan yang sedang dikonsumsi, termasuk suplemen dan produk herba, karena bahan kimia yang terkandung dalam obat dapat memengaruhi hasil medical check up. Beri tahu dokter jika menderita penyakit kronis atau gangguan medis lainnya. Hindari mengonsumsi alkohol setidaknya 24 jam sebelum menjalani medical check up karena dapat memengaruhi hasil tes. Untuk wanita, dianjurkan untuk tidak menjalani medical check up ketika sedang menstruasi karena dapat memengaruhi hasil medical check up. Untuk wanita hamil, hindari jenis pemeriksaan dengan menggunakan sinar Rontgen, karena dapat memengaruhi perkembangan janin.



Sebelum Medical Check Up Visa Ada beberapa dokumen yang perlu dipersiapkan sebelum menjalani medical check up visa, antara lain:       



Paspor asli. KTP atau akta kelahiran jika paspor berada di kedutaan. Pas foto (ukuran dan jumlah tergantung ketentuan dari pihak imigrasi masing-masing negara). Surat pengantar dari kedutaan. Membawa hasil pemeriksaan yang pernah dilakukan, seperti rekam medis, riwayat vaksinasi, atau hasil foto Rontgen, CT scan, dan MRI yang pernah dilakukan. Membawa atau mencatat obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Membawa kacamata atau lensa kontak jika menggunakannya.



Pelamar visa, terutama yang berusia di bawah 17 tahun, juga diharuskan untuk mengajak orang tua atau wali ketika menjalani medical check up visa.



Prosedur Medical Check Up Visa Setiap negara memiliki ketentuan yang berbeda mengenai jenis tes yang akan dijalankan selama medical check up visa. Namun, jenis pemeriksaan kesehatan yang harus dilalui pemohon visa umumnya tergantung pada beberapa faktor berikut:      



Jenis visa yang diajukan. Lama waktu menetap di negara tujuan. Kegiatan yang dilakukan selama di negara tujuan. Usia pemohon. Riwayat atau risiko penyakit menular di negara asal. Kondisi medis tertentu yang sedang diderita.



Rangkaian prosedur pemeriksaan yang dapat dilakukan dalam medical check up visa, antara lain: 







Pemeriksaan riwayat kesehatan. Tahap ini merupakan tahap paling awal dalam proses medical check up visa. Dokter akan menanyakan beberapa hal kepada pasien, seperti: o Riwayat kesehatan pasien dan keluarga pasien, termasuk jenis penyakit yang pernah diderita atau penyakit yang diturunkan dari keluarga pasien. o Jenis obat-obatan yang sedang dikonsumsi. o Riwayat operasi atau terapi pengobatan lain yang pernah dilalui pasien. o Gaya hidup dan kebiasaan pasien sehari-hari, seperti olahraga atau merokok Pemeriksaan fisik (physical examination). Sebagai langkah awal, dokter akan mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan yang meliputi: o Pemeriksaan tanda vital. Meliputi pengukuran tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh, dan frekuensi pernapasan. o Pemeriksaan kondisi pasien secara umum, yaitu pemeriksaan terhadap beberapa bagian tubuh untuk mendeteksi gangguan yang mungkin dialami pasien. Pemeriksaan ini meliputi:  Pemeriksaan kepala dan leher. Mencakup pemeriksaan telinga, hidung, mata, tenggorokan, kelenjar getah bening, tiroid, pembuluh darah leher, serta gigi dan gusi.



Pemeriksaan jantung. Pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan atau gangguan pada jantung, seperti denyut jantung tidak beraturan atau bunyi jantung abnormal.  Pemeriksaan paru. Pemeriksaan untuk mendeteksi suara abnormal yang mungkin berasal dari organ paru.  Pemeriksaan perut. Pemeriksaan untuk mendeteksi ukuran hati yang abnormal dan mendeteksi keberadaan cairan di rongga perut dengan cara menekan perut pasien, serta mendeteksi suara abnormal dalam usus dengan stetoskop.  Pemeriksaan sistem saraf. Meliputi kekuatan otot, refleks tubuh, dan keseimbangan tubuh. Pemeriksaan penunjang. Jenis dari pemeriksaan penunjang di antaranya: o Pemeriksaan laboratorium. Sampel darah dan urine akan diambil untuk kemudian dianalisis di laboratorium. Tes darah dilakukan untuk mendeteksi infeksi dalam tubuh, seperti HIV, hepatitis (B dan C), atau sifilis. Sedangkan tes urine (urinalisis) dilakukan untuk mendeteksi infeksi saluran kemih. o Foto Rontgen. Salah satu jenis pemeriksaan radiologi yang umum dilakukan dalam prosedur medical check up visa adalah Rontgen dada. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh pasien. o Tes tuberkulosis, yaitu prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi tuberkulosis pada tubuh pasien. Selain foto Rontgen dada, tes untuk mendeteksi tuberkulosis dapat dilakukan melalui pemeriksaan dahak, tes suntik kulit (tuberkulin atau Mantoux), serta pemeriksaan darah (IGRA). 







Setelah dan Hasil Medical Check Up Visa Setelah seluruh proses medical check up selesai dilakukan, hasil pemeriksaan yang meliputi tes darah, tes urine, dan foto Rontgen akan dikembalikan kepada dokter yang telah memeriksa pasien. Selanjutnya, dokter akan menilai dan menganalisis hasil pemeriksaan kesehatan tersebut. Kesimpulan hasil pemeriksaan kemudian dikirimkan ke pihak imigrasi negara bersangkutan. Hasil pemeriksaan kesehatan yang telah dikirim, akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan pihak imigrasi untuk menerima atau menolak izin visa, sesuai dengan standar kesehatan yang telah ditentukan oleh negara tujuan pelamar. Hasil medical check up visa berlaku selama 12 bulan.



Jenis-Jenis Pemeriksaan Mata yang Perlu Anda Ketahui Pemeriksaan mata secara rutin penting dilakukan untuk memastikan kondisi mata dan fungsi indra penglihatan Anda tetap sehat dan terjaga. Saat menjalaninya, ada beberapa tes dan pemeriksaan mata yang akan dilakukan oleh dokter spesialis mata. Mata adalah organ yang berfungsi untuk melihat. Indra penglihatan merupakan salah satu bagian dari kelima indra yang memungkinkan kita untuk mengenali hal-hal di sekitar dan melihat dunia. Karena perannya yang begitu penting, mata perlu dijaga kesehatannya dengan baik agar dapat terus berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk menjaga kesehatan mata, ada banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya:      



Mengonsumsi makanan bergizi. Rutin berolahraga. Tidak merokok. Menggunakan kacamata hitam saat beraktivitas di bawah terik matahari. Memakai alat pelindung mata saat melakukan pekerjaan tertentu. Batasi waktu untuk menatap layar laptop, komputer, atau HP. Apabila Anda bekerja menggunakan alat elektronik tersebut, coba istirahatkan mata setiap 20 menit dan alihkan pandangan ke suatu benda yang berjarak jauh.



Selain beberapa cara di atas, upaya untuk memelihara kesehatan mata juga perlu dilakukan dengan menjalani pemeriksaan mata secara rutin.



Tenaga Kesehatan yang Berperan Dalam Pemeriksaan Mata Pemeriksaan mata berfungsi untuk memantau kondisi kesehatan mata agar penyakit mata dan gangguan fungsi penglihatan dapat dideteksi sedini mungkin. Dengan demikian, langkah penanganan pun bisa segera dilakukan apabila terdapat masalah pada mata. Pemeriksaan mata bisa dilakukan oleh dokter spesialis mata, dibantu oleh tenaga kesehatan lain, yaitu: 







Optometris Optrometris bertugas untuk melakukan pemeriksaan visus mata, yaitu pemeriksaan untuk menentukan apakah jarak pandangan mata masih normal atau tidak. Dengan pemeriksaan tersebut, seorang optometris dapat menentukan apakah pasien mengalami kelainan refraksi mata, seperti rabun jauh, rabun dekat, atau mata silinder. Ahli kacamata (Optisien) Optisien bertugas untuk membuat kacamata atau menyiapkan lensa kontak berdasarkan resep dari dokter mata. Selain membuat kacamata, optisien juga dapat melakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah kacamata yang sedang digunakan oleh pasien masih cocok dipakai atau perlu diganti.



Berbagai Jenis Pemeriksaan Mata Ketika Anda menjalani pemeriksaan mata, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan dan tes penunjang untuk mengevaluasi kinerja seluruh bagian mata beserta fungsinya. Berikut ini adalah beberapa jenis pemeriksaan mata yang umum dilakukan:



1. Pemeriksaan fisik mata Sebelum melakukan pemeriksaan fisik mata, dokter akan terlebih dahulu menanyakan apakah pasien memiliki keluhan pada mata atau penglihatan. Setelah menanyakan riwayat keluhan dan kesehatan pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik mata menggunakan lampu khusus yang disebut slit-lamp. Melalui alat ini, dokter mata dapat menilai kondisi bagian dalam kelopak mata, kornea, sklera (bagian putih mata), lensa mata, pupil, iris, serta cairan di dalam bola mata. Untuk memeriksa bagian mata yang lebih dalam, seperti pembuluh darah, saraf mata, dan retina, dokter akan melakukan pemeriksaan menggunakan alat yang disebut oftalmoskop.



2. Pemeriksaan gerakan otot mata Tes ini bertujuan untuk menilai kekuatan otot mata dalam menggerakkan bola mata. Pada pemeriksaan ini, dokter akan meminta pasien untuk menutup dan membuka kelopak mata lalu mengikuti gerakan jari dokter atau objek lainnya.



3 Tes ketajaman penglihatan (uji refraksi) Prosedur ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jelas penglihatan pasien ketika melihat suatu objek pada jarak tertentu. Tes ketajaman penglihatan umumnya dilakukan menggunakan kartu Snellen, yaitu kartu khusus yang terdiri dari beberapa huruf dan angka dengan ukuran yang bervariasi. Saat menjalani tes ini, pasien pertama akan diminta untuk melepaskan kacamata atau lensa kontaknya lalu pemeriksa akan mempersilahkan pasien duduk di ruangan dengan pencahayaan yang baik. Setelah itu, pemeriksa akan meminta pasien untuk membaca huruf atau angka pada kartu Snellen yang diletakkan dengan jarak sekitar 6 meter di depan tempat duduk pasien. Jika terdapat kelainan refraksi pada mata, pemeriksa kemudian akan menggunakan alat mirip kacamata yang disebut phoropter untuk menentukan ketebalan lensa kacamata yang cocok digunakan oleh pasien. Setelah penglihatan terkoreksi dengan alat tersebut, dokter akan meresepkan kacamata atau lensa kontak sesuai dengan ukuran lensa yang cocok bagi pasien.



4. Pemeriksaan lapang pandang



Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan mata pasien dalam melihat suatu benda di sekitar ketika mata terfokus pada satu titik. Pada pemeriksaan ini, pertama-tama pasien akan diminta untuk duduk dan menutup salah satu matanya menggunakan tangan, lalu dokter akan mengarahkan pasien untuk memfokuskan pandangan pada satu titik di depan mata yang terbuka. Pasien akan diminta untuk tidak menggerakkan mata atau kepala selama pemeriksaan berlangsung. Setelah itu, dokter akan menggerakkan jarinya atau benda tertentu dari berbagai sisi dan pasien akan diminta untuk mengatakan “iya” ketika benda tersebut atau jari dokter mulai terlihat. Pemeriksaan ini kemudian akan dilakukan pada mata yang lain.



5. Tes buta warna Tes buta warna adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi apakah pasien mengalami buta warna atau kesulitan dalam mengidentifikasi warna tertentu. Pemeriksaan mata ini paling sering dilakukan dengan metode Ishihara. Pada metode pemeriksaan buta warna ini, pasien akan diminta untuk menyebutkan tampilan angka atau pola tertentu yang muncul di kartu berwarna khusus. Apabila penglihatan pasien normal, maka ia dapat melihat angka yang tertera pada kartu tersebut. Namun, jika pasien mengalami buta warna, maka angka tersebut akan tidak terbaca atau tampak seperti angka lainnya.



6. Tonometri Tonometri merupakan tes yang dilakukan untuk mengukur tekanan di dalam bola mata atau tekanan intraokular (TIO). Tes ini dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat penyakit yang dapat meningkatkan tekanan bola mata meningkat, misalnya glaukoma. Metode pemeriksaan tonometri yang umum dilakukan ada dua, yaitu: 







Tonometri aplanasi Saat melakukan pemeriksaan ini, dokter akan memberikan obat tetes mata yang berisi anestesi lokal di kedua mata pasien dan pewarna khusus pada mata. Setelah beberapa menit, ketika efek obat bius lokal sudah mulai bekerja, pasien akan diminta untuk duduk di depan slit-lamp dengan mata terbuka. Setelah itu, dokter akan menempelkan alat khusus di kedua permukaan bola mata pasien untuk menilai tekanan di dalam bola. Karena sudah ditetesi obat bius lokal, pemeriksaan ini tidak terasa sakit. Tonometri nonkontak Tonometri nonkontak menggunakan udara yang ditiupkan ke mata. Pada pemeriksaan ini, tidak ada alat yang ditempelkan ke bola mata, jadi tidak terasa sakit.



Beberapa pemeriksaan mata terebut akan dilakukan saat Anda melakukan check-up kesehatan mata. Ingatlah, meski Anda tidak memiliki keluhan pada penglihatan atau masalah pada mata, berkonsultasi ke dokter mata untuk menjalani pemeriksaan mata tetap perlu dilakukan setidaknya 2 tahun sekali.



Serba-serbi Medical Check up yang Mesti Kamu Ketahui Medical check up merupakan rangkaian tes yang dilakukan untuk melihat kondisi kesehatan kamu secara keseluruhan. Kamu bisa melakukan tes ini kapan saja, tanpa perlu memiliki keluhan atau sakit khusus. Di Indonesia, tes ini biasanya dilakukan oleh para calon pekerja karena beberapa perusahaan menjadikannya syarat untuk mulai bekerja. Untuk mengetahui berbagai hal terkait tes ini, yuk simak informasi berikut ini:



Apa itu medical check up? Rangkaian tes dalam medical check up ditujukan untuk melihat seperti apa kondisi medis yang ada di dalam tubuh kamu. Kenapa perlu medical check up? Dari hasil medical check up, kamu bisa mengetahui bagaimana kondisi kesehatan kamu, termasuk perkembangannya.  Dengan hasil medical check up itu, kamu bisa mengetahui langkah medis apa yang harus dilakukan jika ditemukan masalah dalam tubuh kamu. Pemeriksaan yang dilakukan berbeda pada tiap orang, tergantung pada kebutuhan, usia, riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, dan gaya hidup. Persiapan medical check up Kaji riwayat kesehatan keluarga



Riwayat kesehatan keluarga adalah salah satu yang diperlukan dalam persiapan medical check up. Karena riwayat kesehatan keluarga dapat memengaruhi perkembangan beberapa penyakit pada tubuh kamu. Di antaranya adalah sakit jantung, stroke, diabetes atau kanker. Riwayat kesehatan keluarga ini akan ditanyakan dalam proses medical check up. Nantinya setiap temuan akan dianalisis untuk mengetahui rekomendasi apa yang akan diberikan untuk mencegah risiko penyakit yang bisa ditimbulkan Rekomendasi tersebut bisa berupa perbanyak olahraga, ubah pola dan jenis makanan, atau melakukan screening untuk membantu mendeteksi penyakit lebih dini. Buat daftar penyakit dan keluhan



Persiapan medical check up berikutnya mengkaji apa saja penyakit dan keluhan yang kamu alami sebelum melakukan tes kesehatan ini. Beberapa hal ini bisa kamu perhatikan:  







 



Perubahan di permukaan kulit, misalnya terdapat sebuah benjolan. Untuk perempuan, perhatikan apakah ada perubahan dalam sirkulasi waktu menstruasi. Perhatikan kondisi kesehatan sebelum melakukan tes, apakah kamu belakangan ini mengalami pusing, kelelahan atau masalah di urine dan kotoran kamu. Perhatikan jika ada perubahan pola makan. Kamu juga perlu memerhatikan jika mengalami depresi, resah, trauma, stres ataupun adanya masalah tidur.



Jika memang hal-hal itu kamu miliki sebelum tes, bisa saja kamu mendapatkan tes dan observasi yang lebih kompleks.



Jenis pemeriksaan medical check up Kementerian Kesehatan memberi catatan jenis pemeriksaan yang biasa dilakukan secara berkala dalam tes ini, yaitu: Kolesterol



Memeriksakan kadar kolesterol dalam darah penting untuk dilakukan jika kamu gemar memakan daging dan jeroan kambing. Karena ketika kolesterol tinggi, kamu berpotensi terkena penyakit seperti jantung dan stroke. Kadar kolesterol bisa dikatakan normal ketika berada pada tingkat di bawah 200 mg/dL. Pemeriksaan gula darah



Kadar gula darah melalui prosedur medical check up merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan. Kamu akan disarankan untuk melakukan puasa sebelum medical check up. Puasa sebelum medical check up minimal 8 jam sebelum pemeriksaan dilakukan. Hasil medical check up tes gula darah antara lain:   



Kadar gula darah yang normal dan berada pada tingkat 70-100 mg/dL. Pra diabetes pada tingkat 100-125 mg/dL. Diabetes pada tingkat 126 mg/dL.



Pemeriksaan fungsi paru



Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendiagnosis ada atau tidaknya gangguan pada paru-paru kamu. Jenis tindakan yang dilakukan pada saat pemeriksaan adalah mengukur volume paru, mekanisme paru, dan juga kemampuan difusi paru. Saat memeriksa fungsi paru, akan diketahui berapa jumlah pernapasan yang terjadi di dalam tubuh kamu selama kurang lebih satu menit. Untuk orang dewasa, pernapasan normal yang terjadi adalah 16-20 kali dalam waktu satu menit. Pemeriksaan berat dan tinggi badan



Pengukuran kedua hal ini bertujuan untuk mendapatkan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) kamu yang akan digunakan sebagai indikator apakah kamu memiliki berat dan tinggi badan ideal atau berisiko terkena penyakit menular. Kamu akan dikatakan masuk dalam golongan kurus dan kekurangan berat badan tingkat berat jika memiliki IMT dengan skor kurang dari 17, sedangkan skor 17,0 sampai 18,4 dikatakan masuk dalam kelompok kekurangan berat badan tingkat ringan.



Kamu masuk dalam kelompok golongan berat badan normal jika IMT kamu berada pada skor 18,5 sampai dengan 25,0. Sedangkan kamu akan masuk dalam golongan gemuk dan kelebihan berat badan tingkat ringan jika memiliki IMT dengan skor 25,1-27,0 dan kelebihan berat badan tingkat berat jika skornya lebih dari 27,0. Pemeriksaan dan cek tekanan darah



Pemeriksan ini adalah salah satu cara untuk mendeteksi dini risiko hipertensi, stroke dan serangan jantung. Kamu akan dinyatakan memiliki tekanan darah normal apabila berada di bawah 140/90 mmHg. Pastikan juga kamu tidak memiliki tekanan darah terlalu rendah yang berpotensi membuat kamu mengidap hipotensi dan bisa mengakibatkan komplikasi penyakit lainnya. Tipe tes medical check up Ada beberapa tipe pemeriksaan yang dilakukan pada saat medical check up. Di antaranya adalah: Tes darah



Tes ini dilakukan untuk menentukan:      



Level kolesterol. Level gula darah untuk diabetes. Asam urat. Hormon. HIV/AIDS. Anemia.



Tes darah juga dilakukan untuk mengetahui fungsi dan kesehatan ginjal, liver, dan tiroid. Melakukan tes ini juga dapat mengidentifikasi adanya infeksi, beberapa tipe kanker terutama untuk kanker liver dan prostat. Tes mata



Tes ini dilakukan untuk mendeteksi segala jenis penyakit yang dapat menimpa mata seperti glaukoma, miopi atau rabun jauh dan retinopati diabetik. Melakukan tes ini sangat bermanfaat untuk dilakukan oleh lansia, terutama pada yang menderita rabun jauh parah, diabetes atau riwayat glaukoma keluarga. Tes urine dan kotoran



Biasanya kamu akan diminta untuk mengumpulkan sendiri sampel urine dan kotoran kamu untuk kemudian dibawa ke pusat pemeriksaan untuk dianalisis.



Tes ini dapat dilakukan untuk memeriksa ada atau tidaknya kelainan pada ginjal, sistem saluran kemih dan pencernaan atau untuk memeriksa ada atau tidaknya darah di kotoran untuk pemeriksaan kanker kolorektal. Tes umum medical check up



Beberapa tes berikut ini bisa dilakukan pada saat medical check up: 



 



Tes untuk mengetahui indeks massa tubuh dan pengukuran lingkar pinggang untuk mengetahui tingkat obesitas. Tes tekanan darah. Pemeriksaan jantung Elektrokardiogram (EKG) untuk mendeteksi kelainan pada jantung.



Pemindaian atau scanning



Tes ini dilakukan untuk mengetahui inspeksi visual dari organ atau area tubuh tertentu secara spesifik. Ada beberapa tipe scanning seperti X-rays dan CT Scan yang menggunakan radiasi. Namun ada juga yang non-radiasi seperti ultrasound dan MRI. Beberapa tes tambahan yang kemungkinan bisa diminta oleh dokter adalah:   



Pap smears untuk memeriksa kanker serviks. Pemeriksaan treadmill untuk memeriksa kondisi penyakit jantung. Pemeriksaan audiometri untuk memeriksa ketulian pada anak-anak atau orang dewasa.



Kenapa perlu medical check up? Tujuan medical check up berbeda-beda pada tiap orang, ada yang untuk pekerjaan, ada juga untuk memantau kondisi fisik pribadi secara berkala. Di bawah ini adalah medical check up dengan tujuan khusus seperti untuk bekerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ataupun persyaratan bergabung menjadi Petugas penyelenggara Ibadah Haji (PPIH): Pemeriksaan untuk menjadi TKI



Kenapa perlu medical check up saat akan bekerja sebagai TKI? Untuk memastikan pemeriksaan kesehatan calon TKI yang bermutu dan terjangkau. Karenanya pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan 29 tahun 2013. Aturan tersebut dibuat mengingat setiap tahunnya, ratusan ribu warga Indonesia mengadu nasib untuk menjadi TKI. Tahun lalu saja, sepanjang Januari hingga Oktober terdapat jumlah TKI sebanyak 223.683 jiwa. Peraturan tentang Penyelenggaraan Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Calon TKI itu mengatur standar pemeriksaan fisik sebagai berikut:



Anamnesis



Secara standar, pemeriksaan anamnesis atau riwayat sakit dan penyakit pada masa lampau adalah: 







 



Riwayat penyakit sekarang yang berisikan informasi berbagai penyakit tentang gangguan fisik dan jiwa yang diderita dalam waktu satu tahun dan riwayat kebiasaan berupa merokok, minuman beralkohol dan penyalahgunaan narkoba. Riwayat penyakit dahulu berupa informasi berbagai penyakit fisik dan jiwa yang diderita lebih dari satu tahun yang lalu. Memiliki riwayat penyakit keluarga. Riwayat pekerjaan sebelumnya.



Pemeriksaan fisik



Dalam pemeriksaan fisik, tes yang dilakukan adalah: 







Pemeriksaan tanda vital yang melakukan pemeriksaan terhadap nadi, tinggi badan, tekanan darah, suhu badan dan berat badan. Pemeriksaan fisik berupa: o kepala o mata o telinga o hidung o tenggorokan o gigi dan mulut o leher o dada o paru o jantung o abdomen o anus o genitalia eksternal o ekstremitas o kulit dan integumentum



Pemeriksaan laboratorium



Dalam pemeriksaan ini dilakukan serangkaian pemeriksaan terhadap darah, urine, tes kehamilan kimia klinik, serologi, NAPZA atau narkotika dan mikrobiologi. Dalam pemeriksaan laboratorium ini, kemungkinan kamu akan diminta puasa sebelum medical check up. Pemeriksaan radiologi



Dalam pemeriksaan ini dilakukan foto terhdap thorax kamu. Untuk menjadi PPIH bidang kesehatan



Medical check up calon petugas kesehatan haji merupakan serangkaian tes yang dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan kamu supaya



dapat dinilai apakah kamu fit atau tidak untuk bekerja melayani jemaah haji di Arab Saudi. Standar medical check up yang dilakukan antara lain: Anamnesa



Berupa riwayat penyakit sekarang, penyakit dahulu, penyakit keluarga serta kebiasaan sehari-hari seperti olahraga, merokok, minum alkohol dan sebagainya. Pemeriksaan Fisik



Yang diukur adalah berat badan, tinggi badan, tanda vital, keadaan umum, pemeriksaan dari kepala ke kaki, mulai dari mata, THT, mulut, leher, thorax, abdomen, extremitas dan pemeriksaan neurologis. Penunjang 



 



Tes laboratorium berupa: o Hermatologi atau darah lengkap o Kimia darah berupa lemak darah, fungsi ginjal, fungsi hati dan gula darah o Urine berupa urine lengkap dan tes kehamilan Radiologi berupa foto thorax Elektrokardiografi



Untuk persyaratan melamar pekerjaan



Ada beberapa alasan kenapa perlu medical check up sebelum diterima bekerja di sebuah perusahan. Di antaranya: 







Sebagai persyaratan resmi. Sejumlah pekerjaan memiliki persyaratan yang perlu dilakukan agar sesuai dengan aturan hukum, seperti pekerjaan berisiko tinggi.  Pertimbangan risiko. Perusahaan akan menimbang kelayakan karyawannya dari kondisi medis. Tujuannya menghindari penyakit atau kondisi pelamar yang mungkin bisa membahayakan pelamar itu sendiri dan rekan sekantor.



Untuk memenuhi dua hal di atas, biasanya perusahaan akan menentukan diterima atau tidaknya pelamar dari hasil medical check up. Umumnya medical check up tersebut meliputi: 







Pemeriksaan medis komprehensif, mulai dari tekanan darah, jantung, tulang, kadar gula darah, hingga penglihatan.  Penilaian lainnya juga mungkin dilakukan, yaitu berupa pemeriksaan MRI atau EKG, tes paru-paru, tes darah, dan juga rontgen dada. 



Apa yang menggagalkan medical check up bagi pelamar pekerjaan?



Ada dua faktor umum yang menggagalkan medical check up. Faktor pertama adalah pelamar pernah mengalami cedera dan mengakibatkan kondisi medis tertentu. 



Sementara faktor lainnya yang menggagalkan medical check up adalah adanya kondisi medis yang sangat berpengaruh pada pelamar. Misalkan menderita penyakit menular seperti hepatitis B, hepatitis C dan juga TBC.  Beberapa kondisi lain, terkait posisi pekerjaan juga bisa menjadi faktor yang menggagalkan medical check up, seperti buta warna. Kondisi seperti ini bukan berarti kamu dalam kondisi tidak sehat, hanya saja tidak memenuhi standar perusahaan.  Karena itu kamu perlu bertanya pada perusahaan jika dinyatakan gagal melewati proses medical check up. Untuk memastikan alasan gagal sekaligus mengetahui kondisi medismu.  Biaya medical check up Besaran biaya medical check up beragam di tiap rumah sakit ataupun klinik yang menyediakan layanan untuk melakukan rangkaian tes tersebut. Berikut adalah perbandingan biaya medical check up dari beberapa rumah sakit di Jabodetabek:      



Rumah sakit UI, Depok: antara Rp 500.000 – Rp 6.000.000. Rumah sakit Carolus, jakarta Pusat: antara Rp 675.000 – Rp 915.000. RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan: antara Rp 225.000 – Rp 5.191.520. Rumah Sakit Siloam, Jakarta Barat: antara Rp 225.000 – Rp 8.290.000. RSUD Kabupaten Bekasi: antara Rp 115.000 – Rp 1.406.000. RSUD Cibinong, Bogor: antara Rp 285.000 – Rp 1.545.000.



Medical Check UP Syarat mutlak Bagi TKI Luar negeri Lowongan kerja keluar negeri | PJTKI Resmi | Pencari pekerja migran indonesia terus bersaing antar negara,peraturan pun semakin di per ketat baik persyaratan dan pemrosesan dari berbagai Negara penempatan terus di terapkan demi kebaikan bersama begitu juga dengan persaratan mutlak TKI wajib untuk mengikuti tes MEDICAL CHECK UP (MCU) Karena merupakan bagian dari proses persyaratan pemberangkat Tenaga kerja Indonesia keluar negeri. Medichal Check Up - hub Setiap peserta calon TKI di wajibkan menempuh pemeriksaan kesehatan dan pisikologi yang di tangani oleh tenaga medis kesehatan atau lembaga yang di beri ijin untuk menyelengarakan tes MEDICAL CHECK UP (MCU) khusus proses TKI. Pemrosesan pemeriksaan akan di lakukan secara menyeluruh FULL. Untuk menentukan hasil dari pemeriksaan kesehatan Anda. Banyak peserta yang masih bingung dengan langkah-langkah proses tes kesehatan termasuk dengan jenis-jenis pemeriksaan yang akan di lakukan. MEDICAL CHECK UP sangat penting untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan Anda saat ini dan juga untuk mendeteksi sejak dini adanya penyakit yang berbahaya. Karena mencegah



itu lebih baik daripada mengobati, dengan MEDICAL CHECK UP kita bisa menjadi lebih Aware dengan kondisi kesehatan . Pada dasarnya bila Anda akan melakukan proses MEDICAL CHECK UP (MCU) Dokter/tim kesehatan akan memeriksa secara mendetail meliputi. 1. Pemeriksaan riwayat kesehatan(wawancara) 2.Tekanan darah 3. Pemeriksaan Fisik 4. Urine/Darah 5. Rontgen Semua tahapan pemrosesan di atas harus di ikuti dengan secara prosedural . Abaikan bila ada yang memberi trik-trik agar Anda lolos dalam tes MEDICAL CHECK UP (MCU) yakinkan diri Anda dengan proses tes kesehatan sendiri. Khusus untuk TKL / TKW ada sebagian peserta karena tidak percaya diri dengan hasil tes kesehatan nya. Berusaha menempuh dengan proses yang tidak sebenar nya. Jangan se kali-kali menukar urine atau mewakilkan sama orang lain yang di anggap nya sudah pasti lolos,bila itu di lakukan sudah pasti akan berdampak fatal dan merugikan diri sendiri. Yang perlu Anda ketahi MEDICAL CHECK UP (MCU) di lakukan bukan saat anda mau berangkat keluar negeri semata. Sesampai di negara tujuan pun, Anda akan tetep menempuh tes kesehatan ter sebut di negara penempatan. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk selalu dicroos check, sekalipun tidak di perlukan sebagai dasar persyaratan. Khusus nya bagi TKI Melampirkan MEDICAL CHECK UP merupakan salah satu persyaratan Mutlak yang harus anda penuhi saat mengajukan visa ke negara-negara tertentu. Dokumen tersebut dibutuhkan untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda. Beberapa negara dapat dengan mudah menolak pengajuan visa Anda kalau merasa di nyatakan berisiko tinggi/membawa penyakit menular dan berbahaya . Jika Anda dinyatakan sehat, maka pengajuan visa kemungkinan besar diterima. Setiap negara memberlakukan syarat dan ketentuan berbeda seputar pemeriksaan kesehatan . Peserta calon TKI tidak akan bisa masuk atau lolos ke negara penempatan yang di tuju, apabila mengidap humen immunodeficiency virus atau acquired immuno deficiency syndrome atau HIV AIDS. Begitupun dengan penyakit lainnya seperti hepatitis maupun bekas pecandu narkotika. Meski seorang TKI lolos MEDICAL CHECK UP di Indonesia, ketika tiba di negara penempatan, TKI kembali harus melakukan tes kesehatan serupa. Bila ditemukan penyakit sepert itu, negara tersebut langsung mendeportasi TKI ke negara asalnya.



Untuk Apa Melakukan Medical Check-Up? Kesehatan mahal harganya, tetapi ketika sakit bisa lebih mahal lagi biayanya. Karena itu, mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebagai langkah pencegahan, medical checkup dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan,  sekaligus mendeteksi suatu penyakit sejak dini. Makin dini suatu penyakit terdeteksi, maka makin cepat pertolongan yang dapat diberikan. Dengan begini, penyakit tidak berlanjut ke tahap yang lebih serius, sekaligus mencegah pertolongan yang lebih rumit.



Medical check-up diperlukan oleh perempuan dan laki-laki, baik anak muda maupun orang lanjut usia. Orang yang terlihat sehat pun perlu melakukan medical check-up, terutama untuk memeriksa tingkat kesehatan serta kemungkinan adanya penyakit serius yang belum menunjukkan gejala. Secara umum, berikut ini bisa menjadi daftar hal-hal yang diperiksa melalui medical check-up. Berat Badan Indeks masa tubuh (body mass index/BMI) yang tidak normal dapat memicu berbagai penyakit. Kegemukan dapat meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung, diabetes tipe 2, osteoartritis, hipertensi, dan kanker. Sedangkan kondisi fisik yang terlalu kurus berisiko melemahkan sistem kekebalan tubuh, mengakibatkan osteoporosis, dan anemia. Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan BMI tiap 2 tahun sekali bagi orang berusia di bawah 50 tahun dan setahun sekali untuk usia di atas 50 tahun. Sebenarnya BMI dapat dihitung sendiri di rumah. Caranya: berat badan (kg) / tinggi (m)2. BMI normal untuk populasi Asia adalah 18,5 hingga 22,9. Namun jika Anda mengalami penurunan berat badan secara drastis, kegemukan, atau memiliki BMI yang tidak normal, segera konsultasikan kepada dokter untuk menanganinya. Gula Darah Tes ini dilakukan bagi orang berusia 45 tahun ke atas, setidaknya tiap tiga tahun sekali. Namun, jika Anda memiliki risiko diabetes, konsultasikan pada dokter untuk segera menjalani tes, dan lebih sering misalnya tiap tahun. Selain itu, jika Anda mengalami gejala seperti berat badan menurun drastis tanpa sebab yang jelas, sering merasa haus dan lapar, kesemutan pada tangan atau kaki, serta sering buang air kecil, segera lakukan tes ini untuk memastikan kemungkinan diabetes. Sebelum melakukan tes, Anda disarankan berpuasa selama 8 jam. Tes gula darah puasa akan menunjukkan salah satu hasil berikut:  Normal: 70-100 mg/dL  Pra diabetes: 100-125 mg/dL  Diabetes: ≥ 126 mg/dL Tekanan Darah Tekanan darah normal untuk usia di bawah 60 tahun adalah bilangan atas (sistolik) kurang dari 140 mm Hg dan bilangan bawah (diastolik) kurang dari 90, atau dibaca 140/90. Sedangkan pada usia di atas 60 tahun, standar normalnya adalah kurang dari 150/90 mm Hg. Tekanan darah di atas angka normal berarti hipertensi (tekanan darah tinggi). Untuk orang normal, tes dapat dilakukan tiap 1-2 tahun. Sedangkan orang yang mengidap hipertensi atau hipotensi perlu melakukan tes tiap tahun atau lebih sering. Kolesterol Kolesterol pada dasarnya adalah jenis lemak yang dibutuhkan tubuh, namun jumlah yang berlebihan dapat menyumbat pembuluh darah dan memicu penyakit jantung serta stroke. Kolesterol normal adalah sebagai berikut:  Kolesterol baik (high-density lipoprotein/HDL) sebaiknya di atas 60 mg/dL.  Kolesterol jahat (low-density lipoprotein/LDL) sebaiknya di bawah 100 mg/dL.  Trigliserida sebaiknya kurang dari 150 mg/dL.  Total kolesterol sebaiknya di bawah 200mg/dL. Bagi orang dengan kondisi kesehatan yang normal, tes dapat dilakukan tiap 5 tahun, dimulai dari usia 35 tahun. Namun jika Anda gemuk, mengidap diabetes atau hipertensi, memiliki riwayat penyakit jantung atau stroke dalam keluarga, merokok, tes ini bisa dimulai dari usia 20 tahun dan perlu lebih sering. Seperti tes gula darah, tes kolesterol memerlukan pengambilan sampel darah. Kesehatan Jantung Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia. Pemeriksaan jantung dapat dilakukan dengan tes elektrokardiogram (EKG) atau dikenal dengan rekam jantung. Tes dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik jantung. Dengan tes ini dapat dideteksi adanya detak



jantung tidak normal atau gangguan lain seperti pembuluh darah yang tersumbat. Tes ini dilakukan jika Anda mengalami gejala penyakit jantung, seperti nyeri di bagian dada atau jantung berdebar. Mata Periksakan mata setiap 1-2 tahun terutama jika Anda mengalami masalah penglihatan. Selain gangguan penglihatan, pemeriksaan pada anak bertujuan melihat kemungkinan mata malas atau mata juling. Sedangkan pada orang dewasa, pemeriksaan dapat mengetahui kondisi:  Retinopati, kerusakan pembuluh darah di belakang mata misalnya akibat diabetes.  Glaukoma, kerusakan saraf optik serta meningkatnya tekanan mata.  Katarak, mata berkabut. Tes terkait dapat meliputi:  Pemeriksaan retina: mata ditetesi cairan khusus agar kornea membesar, kemudian disinari cahaya agar dokter dapat melihat struktur dalam mata.  Pemeriksaan otot mata: dokter akan melihat pergerakan mata Anda.  Pemeriksaan ketajaman visual: menggunakan poster bertuliskan huruf.  Pemeriksaan dengan lampu celah untuk memeriksa kelopak mata, bulu mata, kornea, iris, lensa, dan ruang cairan di antara kornea dan iris.  Tes perimetri untuk memeriksa kemampuan mata melihat ke samping tanpa menggerakkan bola mata.  Tes tekanan intraokular (tonometri) untuk memeriksa tekanan dalam mata. Kulit Untuk mendeteksi kanker kulit, dapat dilakukan pemeriksaan dan jika perlu, pengambilan sampel kulit atau biopsi kulit. Kanker kulit adalah tumbuhnya sel di dalam kulit secara tidak terkontrol. Tes dapat dilakukan segera ketika ditemukan perubahan tidak normal pada kulit, seperti ada benjolan; tahi lalat yang berubah warna, ukuran, atau berdarah; atau adanya jaringan abnormal pada kulit berwarna merah, putih, biru, atau kehitaman dengan perbatasan yang tidak teratur. Telinga Lakukan tes pendengaran (audiometri) jika Anda mengalami gangguan pendengaran. Audiometri digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan tuli, menentukan jenis dan tingkat gangguan pendengaran. Pemeriksaan pada bayi dan anak-anak diperlukan untuk mendeteksi masalah pendengaran yang dapat mengganggu kemampuan belajar, berbicara, dan memahami bahasa. Pemeriksaan dilakukan dengan melihat respons Anda pada suara. Gigi Tidak ada seorang pun yang terbebas dari plak dan karang gigi. Karena itu, diperlukan pemeriksaan gigi rutin tiap 6 bulan sejak dini untuk mendeteksi kondisi-kondisi seperti abses atau bengkak bernanah akibat infeksi, kerusakan di antara gigi, kerusakan tulang rahang, gigi impaksi akibat gigi bungsu tumbuh tidak normal, kista atau tumor. Jika ditemukan karang gigi, dokter akan membersihkannya atau scaling. Selain itu, jika ditemukan tanda-tanda masalah pada gigi, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan Xray untuk menentukan tindakan medis yang dibutuhkan. Tulang Tes kepadatan tulang bertujuan untuk mengetahui kekuatan tulang dan membantu mendiagnosis osteoporosis (tulang keropos). Pemeriksaan dilakukan dengan X-ray atau CT scan. Tes perlu dilakukan oleh wanita berusia 65 tahun ke atas, laki-laki usia 70 tahun ke atas, atau siapa pun yang berisiko osteoporosis. Faktor risiko meliputi penggunaan obat steroid dalam jangka panjang, merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, berat badan terlalu rendah, atau ada riwayat osteoporosis dalam keluarga. Lainnya Di samping pemeriksaan di atas, beberapa tes atau pemeriksaan penunjang lain mungkin diperlukan seperti pemeriksaan penyakit menular seksual (PMS) dan hepatitis B bagi orang yang



aktif secara seksual dan memiliki pasangan seks lebih dari satu, serta pemeriksaan penyakit paruparu bagi perokok berat. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang termasuk PMS serta pemeriksaan yang diperlukan.  Gonore, memerlukan tes urine. Pada sebagian kasus diperlukan pengambilan sampel cairan dari saluran uretra pada laki-laki dan serviks pada perempuan, serta tenggorokan.  Herpes genital, dokter akan memeriksa gejalanya dan mengambil sampel dari luka Anda.  HIV, memerlukan pemeriksaan antibodi (immunoassay).  Sifilis, memerlukan tes darah dan pemeriksaan cairan dari luka sifilis.  Hepatitis B, pemeriksaan untuk hepatitis B sama dengan tes HIV, yaitu pengambilan sampel darah untuk mengetahui keberadaan dan keaktifan penyakit ini. Seberapa banyak seseorang merokok bisa diukur dengan jumlah smoking pack-year. Angka smoking pack-year seseorang diukur dengan mengalikan jumlah bungkus rokok yang dikonsumsi per hari dengan jumlah tahun dia merokok. Jadi contohnya, seseorang yang menghabiskan 2 bungkus rokok tiap hari selama 4 tahun, dia disebut mempunyai 8 smoking pack-year. Berikut beberapa risiko yang dimiliki perokok berat dan pemeriksaan yang dibutuhkan.  Penyakit paru obstruktif kronik (COPD), memerlukan tes fungsi paru-paru yang mengukur jumlah udara dalam paru-paru, kecepatan masuk dan keluar udara, serta menggunakan X-ray pada bagian dada.  Kanker paru, memerlukan CT scan. Orang usia 55-80 tahun dengan 30 smoking packyear atau lebih dan masih aktif merokok atau baru berhenti dalam 15 tahun terakhir, serta siapa pun yang memiliki risiko kanker paru setelah berkonsultasi dengan dokter, sebaiknya melakukan pemeriksaan ini. Selain medical check-up yang disebutkan di atas, pastikan Anda juga tahu akan pemeriksaanpemeriksaan tertentu untuk mendeteksi beberapa jenis kanker, yang bisa muncul secara diamdiam, tanpa menyebabkan gejala apa pun. Medical check-up merupakan langkah antisipasi yang efektif dalam mendeteksi risiko keberadaan penyakit di dalam tubuh. Lakukanlah secara rutin untuk mencegah perkembangan tingkat penyakit yang lebih parah di masa depan.



Kapan Waktu Tepat untuk Medical Check Up? Halodoc, Jakarta - Tubuh yang sehat adalah modal dasar yang diperlukan setiap orang. Dengan tubuh yang sehat, maka seseorang bisa melakukan belajar atau melakukan pekerjaan yang produktif. Selain dengan menjaga asupan makan dan olahraga, kesehatan bisa dijaga dengan menjalani medical check up.  Medical check up adalah pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuh. Sayangnya, keinginan untuk menjalani medical check up masih rendah. Cleveland Clinic merekomendasikan melakukan medical check up dengan penjelasan mencegah lebih baik ketimbang mengobati. Informasi selengkapnya bisa kamu temukan di sini!



Pentingnya Melakukan Medical Check Up Cukup banyak alasan yang membuat masyarakat enggan melakukannya, mulai dari harga yang mahal, tidak ada waktu, atau takut mengetahui hasilnya. Padahal, mendeteksi penyakit sejak dini jauh lebih baik karena penanganan bisa dilakukan secepatnya. Medical check up adalah pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk mengetahui status kesehatan seseorang. Proses pemeriksaan kesehatan ini dilakukan dengan serangkaian wawancara dan pemeriksaan fisik. Jika ditanya kapan waktu yang tepat melakukannya, maka jawabannya adalah secara rutin. Baca juga: 3 Jenis Medical Check Up yang Harus Diketahui Dengan melakukan medical check up, kamu bisa mendeteksi dini beberapa masalah kesehatan yang belum menunjukkan gejala, seperti penyakit kardiovaskular, ginjal, liver, dan diabetes melitus. Semakin cepat pemeriksaan kesehatan dilakukan, semakin baik pula kondisi kesehatan seseorang. Ini karena hasil pemeriksaan menentukan tindakan apa yang dilakukan untuk menerapkan pola hidup sehat apabila ditemukan beberapa gejala penyakit yang masih bisa ditindaklanjuti sebelum berkembang menjadi semakin parah.



Pemeriksaan ini dianjurkan untuk dilakukan rutin sejak usia muda. Bagi mereka yang menginjak usia 35, bahkan 40 tahun ke atas, medical check up menjadi hal yang wajib. Jika seseorang memiliki riwayat penyakit atau kemungkinan mengidap penyakit yang diturunkan oleh orangtua, maka pemeriksaan fisik medical check up perlu dilakukan lebih sering. Baca juga: 3 Fakta Terbaru Penyebaran Virus Corona Idealnya adalah kunjungan untuk pemeriksaan kesehatan umum dilakukan satu kali dalam setahun. Untuk pemeriksaan ke dokter kandungan dan dokter gigi, waktu yang direkemondasikan juga setahun sekali. Khusus untuk dokter mata, waktu yang direkomendasikan adalah dua tahun sekali yang tergantung dengan kondisi ataupun gangguan yang kamu alami. Bahkan, American Psychiatric Association merekomendasikan kunjungan untuk pemeriksaan kesehatan mental setidaknya setahun sekali. Ini untuk memastikan kondisi psikismu tidak memiliki gangguan.



Bagaimana Prosedur dalam Melakukan Medical Check Up? Terdapat tahapan dalam medical check up, tahapan tersebut antara lain:  Wawancara Riwayat Kesehatan. Langkah pertama yang dilakukan dengan menanyakan beberapa kondisi umum, penyakit, dan operasi yang pernah dijalani dan obat-obatan yang pernah dikonsumsi. Kemudian, dokter melanjutkannya dengan pertanyaan tentang gaya hidup, seperti kebiasaan merokok, pola makan, dan olahraga. Selain itu, dokter menanyakan tentang riwayat penyakit tertentu dari keluarga, seperti diabetes mellitus, serangan jantung, atau kanker. 



Pemeriksaan Fisik Menyeluruh. Pemeriksaan secara fisik dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan secara menyeluruh. Beberapa pemeriksaan tersebut, meliputi pengukuran tekanan darah, detak jantung, denyut nadi, pemeriksaan pernapasan, kulit, abdomen, leher, kelenjar getah bening, dan refleks saraf. Melalui pemeriksaan fisik ini, dokter mengetahui tanda-tanda penyakit yang dapat terjadi.







Pemeriksaan Pendukung. Selain pemeriksaan fisik, dokter juga merujuk untuk melakukan tes darah dan tes urine di laboratorium. Pemeriksaan darah dan urine ini bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan gangguan metabolik, seperti diabetes mellitus atau penyakit ginjal. Pemeriksaan dengan treadmill dilakukan untuk mengetahui tingkat kebugaran dan kesehatan jantung.







Wawancara Akhir. Setelah menjalani semua tes, maka diakhiri wawancara akhir yang mana dokter memberikan saran kesehatan terkait hasil pemeriksaan.



Informasi selengkapnya mengenai medical check up bisa kamu temukan di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.