Mekanisme Koping [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

B. konsep koping 1. Pengertian mekanisme koping Mekanisme koping ialah suatu proses adaptasi yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan dan respon situasi yang mengancam.bila mekanisme penanggulangan ini berhasil, maka individu dapat beradaptasi dan tidak menimbulkan suatu gangguan kesehatan, tetapi bila mekanisme koping gagal artinya individu gagal untuk beradaptasi serta dapat menimbulkan stress (Keliat. B, 2006). Menurut Lazarus (1985, dalam (Haibuan, 2012) koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu. Mekanisme koping didefinisikan sebagai suatu proses mental untuk mengatasi tuntutan yang dianggap sebagai tantangan terhadap sifat pada diri seseorang. Dalam hal ini, untuk dapat melakukan koping diperlukan sifat internal dan sifat eksternal. Kreativitas, kesabaran, optimism, intuisi, rasa humor, hasrat, dan kasih sayang merupakan contoh sifat internal. Sifat eksternal meliputi waktu, uang, dan dukungan social (Widyastuti & Yulianti, 2003) Menurut (Nursalam, 2007)),mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi perubahan yang diterima. Apabila mekanisme koping ini berhasil, maka individu tersebut akan dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi.mekanisme koping dapat dipelajari, sejak awal timbulnya stressor tersebut. Kemampuan koping individu tergantung dari temperamen,persepsi, dan kognisi serta latar belakang budaya atau norma tempatnya dibesarkan.



Koping yang efektif menempati tempat yang central terhadap kesehatan tubuh dan daya penolakan tubuh terhadap gangguan maupun serangan suatu penyakit dan daya penolakan tubuh terhadap gangguan maupun serangan suatu penyakit baik bersifat fisik maupun psikis,sosial, spiritual (Nursalam, 2007) 2. Penggolongan mekanisme koping Mekanisme koping menurut (Stuart, 2006)adalah : 1) Mekanisme koping adaptif Adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan.katagorinya adalah berbicara dengan orang lain,memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktifitas konstruktif. Mekanisme koping adaptif antara lain adalah berbicara dengan orang lain tentang masalah yang sedang dihadapi, mencoba mencari informasi lebih banyak tentang masalah yang sedang dihadapi, berdo’a, melakukan latihan fisik untuk mengurangi ketegangan masalah, membuat berbagai alternatif tindakan untuk mengurangi situasi, dan merasa yakin bahwa semua akan kembali stabil, mengambil pelajaran dari peristiwa atau pengalaman masa lalu. 2) Mekanisme koping Mal-adaptif Adalah mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecahkan pertumbuhan,



menurunkan



otonomi



dan



cenderung



menguasai



lingkungan.katgorinya adalah makan berlebihan/tidak makan, bekerja berlebihan, menghindar. Perilaku maladaptif antara lain : perilaku agressif dan menarik diri. Perilaku agresif dimana individu menyerang obyek, apabila dengan ini individu mendapat kepuasan,



maka individu akan menggunakan agresi. Perilaku agresi (menyerang) terhadap sasaran atau obyek dapat merupakan benda, barang atau orang atau bahkan terhadap dirinya sendiri. Adapun perilaku mnarik diri dimana perilaku menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain, jadi secara fisik dan psikologis individu secara sadar pergi meninggalkan lingkungan yang menjadi sumber stressor misalnya ; individu melarikan diri dari sumber stress. Sedangkan reaksi psikologis individu menampilkan diri seperti apatis, pendiam dan munculnya perasaan tidak berminat yang menetap pada individu. Perilaku yang dapat dilakukan adalah menggunakan alcohol atau obat-obatan, melamun dan fantasi, banyak tidur, menangis, beralih pada aktifitas lain agar dapat melupakan masalah. Penggolongan mekanisme koping menurut Folkman(dalam Hasibuan,2012) adalah ; 1) Planful problem solving (problem focsed)



Individu berusaha menganalisa situasi untuk memperoleh solusi dan kemudian mengambil tindakan langsung untuk menyelesaikan masalah 2) Confrontative coping (problem focus) Individu mengambil tindakan asertif yang sering melibatkan kemarahan atau mengambil resiko untuk merubah situasi. 3) Seeking social support Usaha individu untuk memperoleh dukungan emosinal atau dukungan informasional. 4) Distancing (Emotion-focused) Usaha kognitif untuk menjauhkan diri sendiri dari situasi untuk menciptakan pandangan yang positif terhadap masalah yang dihadapi.



5) Escape-Avoidanceting (Emotion-focused) Menghindari masalah dengan cara berkhayal atau berfikir dengan penuh harapan tentang situasi yang dihadapi atau mengambil tindakan untuk menjauhi masalah yang dihadapi. 6) Self Control (Emotion-Focused) Usaha individu untuk menyesuaikan diri dengan perasaan apapun tindakan dalam hubungannya dengan masalah. 7) Accepting Responsibility (Emotion-Focused) Mengakui peran diri sendiri dalam masalah dan berusaha untuk memperbaikinya. 8) Possitive Reapraisal (Emotio-Focused) Usaha individu untuk menciptakan arti yang positif dari masalah yang dihadapi. 3. Jenis mekanisme koping Menurut Stuart dan Sunden (1995, dalam dyas, 2010) jenis mekanisme koping di bagi menjadi 2 yaitu : 1) Reaksi Orientasi Tugas Berorientasi terhadap tindakan untk memenuhi tuntutan dari situasi stress secara realistis, dapat berupa konstruksi atau destruktif. Misalnya : a) Perilaku menyerang (agresif) biasanya untuk menghilangkan ata mengatasi rintangan untuk memuaskan kebutuhan. b) Perilaku menarik diri digunakan untuk menghilangkan sumber-sumber ancaman baik secara fisik atau psikologis.



c) Perilaku kompromi digunakan untuk merubah cara melakukan, merubah tujuan atau memuaskan aspek kebutuhan pribadi seseorang. 2) Mekanisme pertahanan diri, yang sering disebut sebagai mekanisme pertahanan mental. Adapun mekanisme pertahanan diri adalah sebagai berikut : a) Kompensasi Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya. b) Penyangkalan(denial) Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitive. c) Pemindahan (displacement) Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya. d) Disosiasi Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau identitasnya. e) Identifikasi Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi berupaya dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera orang tersebut. f) Intelektualisasi Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.



g) Rasionalisasi Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima masyarakat untuk menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima. h) Sublimasi Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suat dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya secara normal. i) Supresi Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang disadari; pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang; kadang-kadang dapat mengarah pada represi yang berikutnya. j) Represi Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan yang menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran seseorang; merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain. 4. Faktor yang mempengaruhi mekanisme koping 1) Harapan akan Self-efficacy Harapan akan Self-efficacy berkenaan dengan harapan kita tehadap kemampuan diri dalam mengatasi tapat mengapat mengantangan yang kita hadapi, harapan terhadap



kemampuan diri untuk menampilkan tingkah laku terampil, dan harapan terhadap kemampuan diri untuk dapat menghasilkan perubahan yang positif. 2) Dukungan sosial Individu dengan dukungan social tinggi akan mengalami stress yang rendah ketikamereka mengalami stress, dan mereka akan mengatasi atau melakukan koping lebih baik. Selain itu dukungan social juga menunjukkan kemungkinan untuk sakit lebih rendah, mempercepat proses penyembuhan ketika sakit (Nevid, Jeffrey S, 2005) 3) Optimisme Sebuah penelitian menunjukkan adanya hubungan antara optimisme dengan kesehatan yang lebih baik. Misalnya individu yang mempunyai pikiran lebih pesimis selama masa sakitnya akan lebih menderita dan mengalami distress (Matthew, 2008) 4) Pendidikan Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar mau melakukan tindakan-tindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah), dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu tingkat pendidikan individu memberikan kesempatan yang lebih banyak terhadap diterimanya pengetahuan baru termasuk informasi kesehatan (Notoatmodjo, 2005) 5) Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil pengetahuan seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilkinya seperti mata, hidung, telinga dan sebagainya. Pengetahuan merupakan factor penting terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2005) Menurut Sriningsih, (2005) ada beberapa factor yang mempengaruhi mekanisme koping individu : 1) Kepribadian individu



Ada beberapa tipe kepribadian yang merupakan factor predisposisi dalam menentukan respon tubuh terhadap stress, yaitu : Kepribadian tipe A, yang bercirikan agresif, tidak sabaran, rasa bersaing yang tinggi diketahui mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya stress dibandingkan dengan kepribadian tipe B yang bercirikan lebih sabar dan menganggap orang lain sebagai rekan kerja. 2) Kecakapan seseorang dalam menyelesaikan masalah 3) Usia Dengan bertambahnya usia pengalaman akan bertambah, pengetahuan lebih baik dan rasa tanggung jawab yang lebih besar akan dapat menutupi kekurangan dalam berdaptasi. 5. Jenis strategi koping Kozier (2004),mengemukakan 2 Strategi koping yang berbeda antara lain : 1) Mekanisme koping berfokus pada masalah (problem focused coping), meliputi usaha untuk memperbaiki suatu situasi dengan membuat perubahan atau mengambil beberapa tindakan dan usaha segera untuk mengatasi ancaman pada dirinya. Contohnya adalah negoisasi, konfrontasi dan meminta nasehat. 2) Mekanisme koping berfokus pada emosi (emotional focused coping), meliputi usahausaha dan gagasan yang mengurangi distress emosional. Mekanisme koping berfokus pada emosi tidak memperbaiki situasi tetapi seseorang sering merasakan lebih baik 6. Faktor yang mempengaruhi strategi koping Faktor yang mempengaruhi koping normal dan adaptasi diantaranya : peran dan hubungannya, tidur dan istirahat, rasa aman dan kenyamanan dan pengalaman masa lalu secara sederhana perilaku koping atau upaya koping merupakan strategi yang positif,



aktif dan khusus untuk masalah yang disesuaikan untuk pemecahan masalah (Friedman, 2010). Menurut Suwitra (2007),juga disebutkan faktor yang mempengaruhi strategi koping individu meliputi : usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, kesehatan fisik/energy,ketrampilan memecahkan masalah,ketrampilan sosial dan dukungan sosial dan materi. 7. Sumber koping Sumber koping atau strategi membantu untuk menetapkan apa yang dapat dilakukan sebagaimana yang telah ditetapkan. Menurut (Rasmun, 2001) mengidentifikasi lima sumber koping yang dapat membantu individu beradaptasi dengan stressor yaitu : ekonomi, ketrampilan, teknik pertahanan, dukungan social dan motivasi. Sumber koping terdiri atas dua factor : yaitu factor internal dan eksternal Stuart dan Sunden, (1995 dalam(Siti Kurnia Rahayu, 2010)), antara lain: 1) Faktor internal yang meliputi :Kesehatan dan energi, system kepercayaan seseorang termasuk kepercayaan eksistensial (iman, kepercayaan, agama), komitmen atau tujuan hidup (Property motivasional), perasaan seseorang seperti harga diri, control, dan kemahiran, ktrampilan social (kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain). 2) Faktor eksternal terdiri atas :dukungan sosial dan sumber material.dukungan social sebagai rasa memiliki informasi terhadap seseorang atau lebih dengan tiga kategori yaitu : dukungan harga diri, berupa pengakuan dari seseorang merasa dicintai : dukungan harga diri, berupa pengakuan di seseorang akan kemampuan yang dimiliki; perasaan memiliki dan dimiliki dalam sebuah kelompok.



8. Respon penenrimaan stres dan mekanisme koping Menurut (Tomb, 2003) mendefinisikan sikap penerimaan (acceptance) terjadi bila seseorang mampu menghadapi kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau tidak ada harapan. Menurut Tomb (dalam teori kehilangan/berduka), sebelum mencapai pada tahap acceptance (penerimaan individu akan melalui beberapa tahapan, diantaranya adalah tahap denial, anger, bargaining, depression, dan acceptance. Demikian halnya pada perawat yang sedang memberikan asuhan keperawatan pada pasien Covid-19. Ada beberapa tahapan yang ada yang akan dilalui sesuai dengan penerimaan (acceptance) menurut Tomb, yakni: 1) Tahap Denial (penolakan) Dimulai dari rasa tidak percaya saat menerima diagnosa dari seorang ahli, perasaan individu selanjutnya akan diliputi kebingungan. Kebingungan ini sangat manusiawi, karena umumnya individu mengharapkan yang terbaik untuk hidup dengan kondisi sehat. 2) Tahap anger Tahapan yang ditandai dengan adanya reaksi emosi/ marah pada diri sendiri. Kemarahan tersebut biasanya ditujukan pada keluarga, saudara atau teman-teman. Pernyataan yang sering muncul dalam bentuk “Tidak adil rasanya”. 3) Tahap Bargainning Tahapan dimana individu mulai berusaha untuk menghinur diri dengan pernyataan seperti “Mungkin kalau kami menunggu lebih lama kagi, keadaan akan membaik dengan sendirinya’ dan berpikir tentang upaya apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah.



4) Tahap Depression Tahapan yang muncul dalam bentuk putus asa dan kehilangan harapan. Kadangkala depresi dapat juga menimbulkan rasa bersalah, terutama pada diri sendiri. 5) Tahap Acceptance Tahapan dimana remaja telah mencapai pada titik pasrah dan mencoba untuk menerima keadaannya dengan tenang



Daftar pustaka (Widyastuti & Yulianti. (2003). Kecerdasan Emosional dan Stres Kerja. Uneversitas Gajah Madah. Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek (Edisi ke-5). EGC. Haibuan. (2012). Stres dan Coping Mahasiswa Kepribadian Tipe A dan B dalam Menyusun Skripsi. Skripsi Universitas Sumatra Utara. Keliat. B, D. (2006). Proses Keperawatan Jiwa (Edisi ll). EGC. Nevid, Jeffrey S, dkk. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Erlangga. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Rasmun. (2001). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga. Fajar



Interpratama. Siti Kurnia Rahayu. (2010). Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Penerbit Graha Ilmu. Stuart. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. EGC. Tomb, D. (2003). Buku Saku Psikiatri (edisi ke-6). Penerbit Buku Kedokteran EGC.