Mengenal Mushaf Standar Indonesia - Syaifuddin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



2



Apa Mushaf Standar Indonesia itu ?



3







Mushaf Standar Indonesia adalah Mushaf Al-Qur’an yang dibakukan cara penulisan (rasm), tanda baca, harakat, dan tanda waqaf-nya, sesuai dengan hasil yang dicapai dalam Musyawarah Kerja (Muker) Ulama Ahli Al-Qur’an yang berlangsung 9 tahun, dari tahun 1974 s / d. 1983 dan dijadikan pedoman bagi Al-Qur’an yang diterbitkan di Indonesia



4



1. 2. 3. 4. 5.



6.



Pedoman Pentashihan bagi Lajnah; Adanya Berbagai Ragam Tanda Baca dalam Al-Qur’an; Kecendrungan Masyarakat Mempergunakan Satu Model Mushaf; Masuknya Cetakan Al-Qur’an dari Luar Negeri; Banyaknya Variasi Tanda Baca; dan Tanda-tanda Waqaf Al-Qur’an.



5



 



     



     







KH. Muhammad Abduh Pabbajah Sulsel KH. Ali Maksum Krapyak Jogjakarta KH. Muhammad Arwani Kudus Jateng KH. M. Syukri Ghazali Jakarta KH. Noer Ali Bekasi Jabar KH. M. Adlan Ali Jombang Jatim KH. Hasan Mughni Marwan Banjarmasin KH. Sayyid Yasin Banda Aceh KH. Abdusy-Syukur Rahimi Maluku KH. A . Zaini Miftah Jakarta KH. Ahmad Umar Mangkuyudan Solo KH. Ahmad Damanhuri Malang KH. Azra’i Abdur Rauf Medan KH. Sadzili Mustafa Palembang KH. M. Bashori Alwi Malang



6



“Al-Qur’an Standar Utsmani, Bahriyah dan Braille hasil penelitian dan pembahasan Musyawarah Ulama Al-Qur’an I s/d IX dijadikan Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia”



8



Merujuk hasil Muker Ulama dan KMA. N0. 25/1984 Mushaf Standar Indonesia terdiri dari tiga varian; 1. Mushaf Standar Usmani untuk orang awas; 2. Mushaf Standar Bahriyah untuk para; penghafal Al-Qur’an; dan 3. Mushaf Standar Braille untuk Tunanetra.



9



Standar Usmani



Standar Bahriyah



Standar Braille



10



Mushaf Standar Usmani (edisi 2002)



Mushaf Standar Bahriyyah



Mushaf Standar Braille 11



Secara umum, Mushaf Standar tidak ada perbedaan dengan beberapa mushaf yang beredar di dunia. Misalnya; Mushaf Madinah cetakan Saudi. Yakni, sama-sama mengacu pada rasm Usmani dan mengacu pada qira’ah Hafs dari ‘Ashim. Adapun yang membedakannya antara lain dalam hal; 1. Rasm Usmani, tidak merujuk pada salah satu madzhab Rasm Usmani (tarjihur-riwayat); 2. Harakat; 3. Tanda Baca, dan; 4. Tanda waqaf 12



Mushaf Standar-dengan semua variannya- pada hakikatnya merujuk pada Rasm Usmani, kecuali dalam keadaan darurat, seperti dalam Mushaf Standar Braille. A. Mushaf Standar Usmani Mushaf Standar Usmani secara umum merujuk Mushaf Al-Qur’an Depag tahun 1960-an yang dibakukan rumusannya dengan Ilmu Rasm Usmani dalam kitab al-Itqan fi ulumil-Qur’an, karya as-Suyuti (w. 911 H). Dalam konteks ilmu Rasm, rumusan alItqan lebih mendekati madzhab Abu Amr ad-Dani (w. 444 H) dalam kitabnya, al-Muqni’ fi Mashahif AhlilAmshar.



13



Madzhab ad-Dhani, diikuti secara konsisten diterapkan dalam penulisan Mushaf al-Jamahiriyah, Libiya. Sementara madzhab Abu Daud bin Najah (w. 496 H), diterapkan secara konsisten dalam rasm Mushaf Madinah, Saudi. Kedua imam ini dalam disiplin ilmu Rasm Usmani, dikenal sebagai as-Syaikhani. Tegasnya, Mushaf Standar tidak melakukan tarjih-riwayat sebagaimana Mushaf Madinah dan Mushaf al-Jamahiriyah Libiya.



14



Catatan:  Mushaf Saudi konsisten Madzhab Abu Daud dalam at-Tanzil;  Mushaf Libiya konsisten Madzhab Abu Amr ad-Dani dalam al-Muqni;  Mushaf Standar Konsisten pada as-Suyuti dalam al-Itqan fi UlumilQur’an;



15



B. Mushaf Standar Bahriyah



16



C. Mushaf Standar Braille Secara umum, semua pola penulisan Mushaf Standar Braille mengikuti pola Mushaf Standar Usmani, kecuali yang dianggap menyulitkan Tunanetra. Maka, akan ditulis Imlaiyah. Seperti kata , dan yang sejenisnya.



17



18



Prinsip yang dipergunakan dalam Mushaf Standar adalah membakukan harakat yang sudah familier dipergunakan di Indonesia, misalnya; ( ),( ),( )selain itu, harakat tersebut berlaku secara penuh. Artinya, setiap huruf berbunyi sesuai dengan harakat yang disandangnya, seperti kata: .



19



21



Tanda baca yang dimaksud adalah beberapa simbol pembantu bacaan bagi orang yang masih awam dalam membaca Al-Qur’an. Beberapa tanda baca yang dibakukan antara lain; tanda sifir (bulatan), nun silah, penanda panjang mad wajib/lazim dan mad jaiz. 1. penggunaan sifir mustadir (bulat bundar) dan sifir mustatil (bulat lonjong).



22



2. nun silah/nun wiqayah



3. tanda bacaan mad wajib/lazim dan jaiz Untuk mad wajib/lazim dengan tanda , sementara untuk tanda mad jaiz adalah .



23



Mushaf Standar menyetandarkan 12 tanda waqaf menjadi 7, sebagai berikut:



24







Al-Itqan fi 'Uumul Qur'an, Jalaluddin as-







Lata'iful Bayan fi Rasmil Qur'an, Muhammad



 



  



Suyuti;



Ahmad Abu Zitihar; Manahilul Irfan, Muhammad Abdul Azhim Az Zarqani; Jami'ul Bayan fi Ma'rifat Rasmil Qur'an, Sayyid Ali Ismail Handawi;



Mushaf Al-Qur'an Terbitan tahun 1960 Mushaf Al-Qur'an (Ayat-ayat Pojok) Terbitan Menara Kudus Mushaf Al-Qur'an Terbitan Mesir, Saudi Arabia, Pakistan dan Bombay.



25







Nihayatul-Qaulil-Mufid fi‘Ilmit-Tajwid, Makky







Tafsir al-Maragi, Muhammad Mustafa al-



   



Nasr al-Juraisi; Maragi;



al-Burhan fi ‘Ulumil-Qur‘an, az-Zarkasyi; Muqaddimah Ibnu Khaldun; Mabahis fi ‘Ulµmil-Qur’an, Subhi Shalih, dan al-Jam‘us-Sautil-Awwal il-Qur'anil-Karim/ al-Mushaf al-Murattal, Labib as-Sa’id.



26











Sebab: Diantara kitab-kitab yang membahas Rasm Usmani, yang dipandang paling mudah dan lebih sistematis. (KH. M. Syukri Ghazali) Faktanya: hampir semua pakar UlumulQur’an, merujuk pada konsep as-Suyuti. Komparasi Rumusan Kaidah Rasm Usmani Ibnu Watsiq al-Andalusi (w. 654 H) dalam kitab; “al-Jami’ lima Yuhtaju ilaihi min 1. 2. 3.



4. 5.



Rasmil-Mushaf.” Membuang huruf (ma waqa’a minalhazf); Menambah huruf (ma waqa’a minzziyadah); Mengganti huruf (ma waqa’a min qalbi harfin ila harf); Memutus dan menyambung kata (ma waqa’a minal-qat’ wal-wasl), dan Penulisan hamzah (ahkamul-hamazat)



Jalaluddin as-Suyuti (w. 911 H) dalam kitab,



“al-Itqan fi Ulumil-Qur’an.” 1. 2. 3. 4. 5.



6.



Membuang huruf (al-hazf); Menambah huruf (az-ziyadah); Penulisan hamzah (al-hamzu); Penggantian huruf (al-badl); Menyambung dan memisah tulisan (alfasl wal-wasll), dan Menulis salah satu kalimat yang bacaannya lebih dari satu (ma fihi



qira’aatani wakutiba ala ihdahuma). 27



Demikian, pengenalan singkat tentang Mushaf Standar Indonesia dengan ketiga jenis variannya. Semoga, informasi ini dapat menjadi bahan pengantar untuk menjelaskan terkait beberapa “isu negatif” terkait Mushaf Standar Indonesia. Sebagai penutup terdapat ungkapan menarik dari Ulama kenamaan dalam dunia Qira’at Al-Qur’an Syekh ‘Abdul Fatah al-Qadhi dalam kitabnya; al-Qira’at fi Nadzaril-Musytasyriqin wal-Mulhidin, h. 43:



ِّ ِ ‫علَى ُم َج َّر ِد ا ْل َخ‬ ‫س ِم َوا ْل ِِتَاََ ِة‬ َ ‫ ََل‬،‫علَى التَّلَ ِقِّ ْي َوالنَّ ْق ِل َوال ِ ِّر َوايَ ِة‬ َ ‫ِإ َّن ا ْل ِق َرا َءةَ ِإنَّ َما ت َ ْعت َ ِم ُد‬ ْ ‫الر‬ َّ ‫ط َو‬



“Sesungguhnya Bacaan Al-Qur’an itu sangat bertumpu pada aspek talaqqi, bersambungnya sanad dan jalur periwayatan, bukan semata-mata tergantung pada khat, rasm ataupun tulisan” Wallahu a’lam [ ].



28



Mushaf Al-Qur’an 1960-an terbitan Sulaiman Mar’i



29



Mushaf Standar, 1983



Mushaf Standar, 1985



Mushaf Standar, 1986



30



Khat Nasakh,1983



Khat Bombay, 1960-an



Khat Nasakh, 2002



Khat Bairut



31



Khat Mushaf Warasy Khat Usman Taha Saudi



Khat Naskah Pakistan 32



33







Membenahi Harakat Membingungkan







Membenahi Kalimat dengan HurufBertumpuk







Membetulkan Potongan Kalimat Salah



34







Membenahi Sambungan Kurang Mengena







Membakukan Nun Wa☺al



Bentuk penulisan tanwin wasal dengan nun silah di Indonesia



Bentuk Tanwin wasal pola penulisan Timur Tengah 35







Membakukan Tanda Sifir (bulatan)



Bentuk Sifir Mustatil



Bentuk Sifir Mustadir Catatan: 1.Sifir Mustadir (sifir bulat) berfungsi menandakan alif zaidah-nya di baca pendek baik waqaf maupun wasal; 2. Sifir Mustatil (sifir lonjong) berfungsi menandakan alif zaidahnya di baca pendek saat wasal dan panjang ketika waqaf.



36







Meringkas dan Menyetandarkan Tanda Waqaf



Tanda Waqaf bertumpuk



Tanda Waqaf 1960-an



Tanda Waqaf Standar , 1983 & 2002



Catatan: 1. Tanda Waqaf ( ‫ ) ص‬dan ( ‫ ) ز‬diganti menggunakan (‫ )صلى‬karena maksud tanda waqaf tersebut sama; 2. Tanda waqaf ( ‫ ) قف‬dan ( ‫ ) ط‬diganti menggunakan (‫ ) قلى‬karena maksudnya juga sama; 3. Tanda waqaf ( ‫ ) ق‬ditiadakan karena waqaf tidak mu’tamad (dhaif) menurut jumhur ulama qira’at; 4. Tanda waqaf ( ‫ ) ك‬akan di isi dengan tanda waqaf seperti sebelumnya; 5. Tujuh tanda waqaf (:. -:. , ‫ م‬,‫ َل‬, ‫ ج‬,‫ صلى‬, ‫ قلى‬,‫) سِتة‬yang sudah disederhanakan sesuai dengan tanda waqaf AlQur╨an terbitan Makkah dan Mesir; 37



 



1.



2. 3.



Persoalan mushaf Al-Qur’an harus di tulis dengan rasm usmani sebenarnya bukanlah hal baru, jauh sebelum Muker Ulama Al-Qur’an ke-I tahun 1974. Dalam diskursus ulūmul-Qur’an sendiri terjadi perdebatan yang panjang hingga sekarang. Hal ini dapat ditelisik dari berkembangnya tiga pendapat besar seputar boleh tidaknya AlQur’an ditulis dengan selain rasm usmani, Pendapat ibnu Mubarak (w.1090-1155 H/1678-1731 M) dan ‘Abdul-‘Aziz ad-Dabag (w. 10901132 H/1678-1719 M) yang melihat al-rasm al-‘usmani adalah tauqifi yang diterima oleh para penulis wahyu secara taken for granted dari Nabi saw. Pendapat al-Baqilini (w. 403 H/1013 M) dan ibnu Khaldūn (w. 808 H/ 1405 M) ar-rasm al‘usmani adalah produk ijtihad dari para sahabat Nabi saw pada masa ‘Usman. Pendapat al-‘Izz ibnu ‘Abdussalam (661 H/.1266 M) dan al-Zarkasyi(w. 794 H/1391 M) yang mengatakan, bagi orang awam selayaknya bentuk ortografi al-Qur`an disesuaikan dengan perkembangan pola penulisan, namun di sisi lain bagi orang-orang tertentu upaya tetap mempergunakan ar-rasm al-‘usmani sebagai salah satu warisan khazanah klasik yang layak untuk dilestarikan



38



Penegasan ini penting, sebab dalam qira’at Al-Qur;an banyak sekali didapati riwayat imam Qurra.’ Semisal qira’ah Sab’ah (bacaan imam tujuh) atau ‘Asyirah (bacaan imam sepuluh). Dalam konteks ini ‘Ashim adalah salah satu imam tujuh (sab’ah) yang memiliki dua perawi utama, yakni Syu’bah dan Hafs. Adapun yang diikuti oleh Mushaf Standar Utsmani adalah riwayat Hafs-nya. Model penegasan riwayat seperti ini lazim dibeberapa negara muslim, sebab penentuan jenis qira’at juga akan menentukan tanda baca terhadap qira’at yang bersangkutan. seperti: 1. Saudi Arabia dengan Mushaf al-Madinah an-Nabawiyah bi-Riwayah



Warasy ‘an Nafi’ al-Madani; 2. Libya dengan Mushaf al-Jamahiriyah bi-Riwayah al-Imam Qalūn; 3. Sudan dengan Mushaf Al-Qur’an Riwayah ad-Dūri ‘an Abi ‘Amr.



39







Mukernas yang diikuti 110 peserta itu menjadi ajang uji publik terhadap dua program yang telah dilakukan LPMQ sejak 2016 lalu. Dua program itu adalah pertama tentang pengembangan mushaf Alquran standar Indonesia dari aspek tulisan atau tanda baca. Kedua, tentang terjemahan Alquran. ulama Alquran telah menyepakati perubahan 186 kata dalam mushaf Alquran standar Indonesia. Menurut dia, 186 kata dalam Alquran itu disempurnakan sesuai dengan kaidah yang ada dalam rasm Usmani.



40



Dalam diskursus Ulumul-Qur’an terdapat 3 pandangan; 1. Wajib mengikuti RU, alasannya tauqifi; 2. Mubah, alasanya ijtihadi; dan 3. Untuk orang awam diperbolehkan mengikuti rasm konvensional. Namun, bagai orangorang tertentu tetap memegang RU.



41



42



43



44