Meningkatkan Efektifitas Proses Balancing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN GRESIK



MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES BALANCING GAS TURBIN DENGAN DATA HISTORY



DI SUSUN OLEH :



MUHAMMAD SAID CHOLIQ IDRIS



ANDI SETYAWAN



I



LEMBAR PENGESAHAN



JUDUL KARYA INOVASI MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES BALANCING GAS TURBIN DENGAN DATA HISTORY



DISAHKAN



DIPERIKSA



SETYANTO KRISNOMURTI



SUTOMO GM PT PJB UP Gresik



Manajer Enjiniring PT PJB UP Gresik



II



ABSTRAK Vibrasi tinggi yang di sebabkan unbalance di PLTGU Unit Pembangkitan Gresik merupakan suatu masalah yang sering terjadi, baik setelah di laksanakan kegiatan turbin inspection ( ada penggantian atau perbaikan komponen – komponen sudu rotor ) yang secara periodik di laksanakan setiap 8000 jam maupun pada saat unit beroperasi normal. Gas turbin type MW 701 D Mitsubishi ini membutuhkan proses balancing yang tujuannya adalah menyeimbangkan massa di seluruh bagian rotor dengan cara menambah atau mengurangi massa pada bagian tertentu, sehingga nilai vibrasi unbalance turun sampai batasan yang di ijinkan . Dengan metode balancing yang menggunakan data history ( effect of balance weight ) balancing gas turbin dapat di laksanakan lebih cepat dan efektif, yang mana telah di aplikasikan pada sebagian gas turbin dan generator yang jumlahnya 9 unit di PLTGU Gresik. Pada balancing dua plane umumnya dilakukan minimal empat kali start ( start awal, trial weight 1, trial weight 2 dan correction weight ) sedangkan metode ini dilakukan dua kali start yaitu start awal ( original / initial ) dan trial weight ( sekaligus sebagai correction weight ). Dengan demikian balancing dengan menggunakan metode data history ini sangat efektif jika di aplikasikan di unit – unit pembangkit lain baik pada peralatan single plane ( fan, blower dll ) maupun dual plane ( turbin dan generator ), sehingga mampu menyelesaikan permasalahan vibrasi tinggi unbalance yang berarti meningkatkan kehandalan



peralatan dalam memproduksi listrik semakin baik, mereduksi maintenance cost, lifetime equipment bertambah dan tentunya sangat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan.



III



KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, bahwa kita masih di beri kesehatan dan kesempatan, sehingga penulisan



karya inovasi ini dapat tersusun



walaupun dalam waktu yang cukup singkat. Mudah – mudahan karya inovasi dengan judul



Meningkatkan efektifitas proses balancing gas turbin dengan data history ini memberikan manfaat baik terhadap unit maupun perusahaan, yang mana selalu mengedepankan



Reliability Improvement dalam bidang maintenance. Dengan karya inovasi ini mudah – mudahan bisa mengubah image selama ini bahwa balancing adalah suatu pekerjaan yang sulit di selesaikan, sehingga banyak perlakuan balancing di lingkungan pembangkit PLN di lakukan oleh pihak ketiga. Dan dengan karya inovasi ini pula kami merasa mendapatkan suatu pengalaman berharga yang harus di tingkatkan terus, agar metode balancing ini bermanfaat baik di unit sendiri maupun di unit – unit yang lain. Untuk itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua teman – teman dan semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungannya hingga selesainya karya inovasi ini kurang lebihnya kami terima saran dan kritikan untuk kesempurnaan karya inovasi ini. Gresik, April 2010



Penyusun



IV



DAFTAR ISI NAMA DAN JUDUL INOVASI



I



LEMBAR PENGESAHAN



II



ABSTRAK



III



KATA PENGANTAR



IV



DAFTAR ISI



V



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Masalah



1



1.2



Maksud dan Tujuan



1



1.3



Ruang Lingkup



1



1.4



Metodologi



2



BAB II LANDASAN TEORI 2.1



Teori Vibrasi Dasar



3



2.2



Type Unbalance



4



2.3



Teori Balancing



5



2.4



Teori Vektor



5-6



BAB III PEMBAHASAN INOVASI 3.1



Analisa Permasalahan



7



3.2



Faktor Penyebab Masalah



8



3.3



Solusi Penanganan Masalah



9



3.4



Metoda Penanganan Masalah



10-17



BAB IV MANFAAT INOVASI DAN ANALISA RESIKO 4.1



Manfaat Finansial



18



4.2



Manfaat Non Finansial



19



4.3



Analisa Resiko



19



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1



Kesimpulan



20



5.2



Saran – Saran



20



DAFTAR PUSTAKA



21



LAMPIRAN



22-23



BIODATA



24



V



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Banyak permasalahan terjadi di unit PLTGU Gresik yang perlu mendapat perhatian serius sekaligus di selesaikan, diantaranya vibrasi tinggi yang disebabkan oleh unbalance, di mana sering kali terjadi pada gas turbin baik setelah inspection atau terdapat penggantian sudu turbin maupun gas turbin yang beroperasi normal dan menggunakan bahan bakar solar di blok satu dan dua. Sedangkan gas turbin di blok tiga yang menggunakan bahan bakar gas jarang terjadi masalah unbalance, kecuali terdapat inspection. Hal ini dapat di tunjukkan lewat pengambilan data vibrasi yang di lakukan secara rutin oleh predictive maintenance tiap minggu sekali maupun pada saat start setelah inspection menunjukkan indikasi unbalance. Sedangkan penyebab masalah ( root cause ) unbalance di gas turbin yang pada saat operasi normal belum di ketemukan secara pasti, maka permasalahan vibrasi tinggi yang di sebabkan unbalance ini di laksanakan balancing untuk menurunkan nilai vibrasi sampai batasan yang di ijinkan. 1.2 Maksud dan Tujun  Vibrasi tinggi di sebabkan unbalance yang sering terjadi pada gas turbin dapat di selesaikan dengan menggunakan cara balancing.  Metode balancing yang menggunakan data history balancing mesin itu sendiri (effect of balance weight ) pada saat trial weight akan jauh lebih efektif dari pada balancing 2 plane pada umumnya.  Dengan metode balancing yang lebih efektif maka akan sangat berpengaruh baik terhadap umur mesin maupun keandalan unit dan pendapatan perusahaan 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup karya inovasi ini di mulai dari proses temuan pada saat pengambilan data vibrasi operasi normal maupun start setelah inspection dengan sistem BNC to BNC, dilanjutkan dengan analisa vibrasi dan analisa balancing ( aplikasi metode data history balancing / effect of balance weight ). Kemudian di lanjutkan mengaplikasikan hasil analisa balancing di lapangan yaitu pemasangan balance weight atau balance plug pada rotor gas turbin.



1



1.4 Metodologi Proses pelaksanaan balancing dengan metode data history balancing ( effect of balance weight ) ini di mulai dari kepastian adanya data vibrasi tinggi yang di sebabkan oleh unbalance.  Melakukan pengambilan data vibrasi dan sudut fasa sampai benar – benar steady ( ± 10° ).  Melakukan simulasi analisa atau perhitungan balancing yaitu dengan meresultan atau menjumlahkan data start awal original dengan data history balancing ( effect of balance weight ) dengan menggunakan gambar vektor.  Mengaplikasikan simulasi perhitungan balancing dengan memasang balance weight pada turbin dengan benar.  Melakukan trending data vibrasi sampai beban maksimal.



2



BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori vibrasi dasar Vibrasi adalah pergerakan suatu benda atau mesin terhadap posisi reference ( shaft center line ) dan vibrasi terjadi sebagai akibat adanya gaya exsitasi sehingga menyebabkan shaft bergerak dari center line, sedangkan gaya exitasi ini bisa random atau periodic. Dengan melihat pola dan perubahan vibrasi, dapat memberikan informasi yang cukup mengenai problem alami lebih dini apakah itu unbalance, alignment dan sebagainya. Pengukuran vibrasi juga memberikan informasi untuk membantu mengetahui problem yang terjadi pada suatu mesin, sehingga dapat merencanakan aktifitas pemeliharaan dan diharapkan umur mesin jauh lebih lama dari biasanya. Parameter – parameter vibrasi adalah :  Frequency Jumlah getaran per satuan waktu ( Hz ), jika frequency 10 Hz berarti getaran tersebut bergetar 10 siklus dalam 1 sekon.







-



Siklus per detik ( Hz )



-



Sikus per menit ( cpm )



-



Putaran per menit ( rpm )



-



Order / 1 order sama dengan 1X rpm



Amplitudu Adalah besarnya simpangan vibrasi dan amplitudu di ukur dengan 3 cara:







-



Displacement ( microns )



-



Velocity ( mm/sec )



-



Accelerometer ( g mm/sec2 )



Fasa ( sudut phase ) Suatu jarak antara refeensi tertentu ( key phashor ) terhadap puncak amplitudu. -



Degree ( derajat ), dimam satu putaran sama dengan 360°



2.2 Type unbalance Unbalance disebabkan distribusi berat bagian rotor yang tidak merata, terhadap sumbu putarnya ( rotating centerline ). Unbalance biasa juga didefinisikan sebagai kondisi yang terjadi apabila rotating centerline dengan central prencipal axis dari rotor tidak terletak pada satu garis. Yang dimaksud dengan center principal axis ialah suatu garis sumbu



3



yang berimpit dengan garis berat rotor, sehingga berat rotor terbagi rata terhadap garis itu. Unbalance dapat di bagi empat macam : berdasarkan hubungan antara central principal axis dengan rotating centerline. 



Static Unbalance Yaitu apabila center principil axis terletak sejajar dengan rotating centerline.



Static unbalance dapat dilihat apabila ujung2 rotor diletakkan pada tumpuan yang licin, rotor akan berputar sehingga bagian yang berat terletak dibawah. Dengan menambah berat dibagian atas atau membuang berat dibagian bawah, rotor apabila diputar tidak akan kembali pada posisi semula , ini disebut balancing statis. Static unbalance dapat ditandai apabila pengukuran vibration amplitudu dan phase pada bearingnya menunjukkan besaran yang sama, tetapi tidak berlaku untuk overhung rotor. Pada static unbalance, kita dapat memperbaiki dengan menambah berat pada satu plane saja atau bisa pada dua plane. 



Couple Unbalance Yaitu apabila central principil axis berpotongan dengan centerline pada titik



berat rotor. “Couple” berati dua gaya yang sejajar, tetapi berlawanan arahnya. Couple unbalance hanya dapat diketahui apabila rotor diputar, lalu diukur vibration amplitudu dan phase. Jika vibration amplitudu pada kedua bearing besarnya sama sedang phase berbeda 180°, maka disebut couple unbalance. Hal tersebut tidak berlaku untuk overhung rotor. Hanya dapat dikoreksi dengan menambah berat pada dua plane. 



Dynamic Unbalance Apabila



central



principal



axis



dan



rotating



centerline



tidak



berpotongan atau sejajar. Hal inilah yang paling banyak ditemui pada persoalan unbalance. Apabila diukur vibration amplitude dan phase, menunjukkan perbedaan sama sekali pada kedua bearingnya. Hanya dapat dibalance dengan menambahkan berat pada minimum dua plane. 2.3 Teori Balancing Balancing ( penyeimbangan ) adalah tindakan korektif untuk mengembalikan titik berat benda ke sumbu putarnya. Pada permulaan balancing, tidak tahu berapa besar heavy spot pada rotor tersebut dan dimana letaknya. Apabila mengukur amplitudu dan phase, maka kondisi ini disebut original unbalance. Selanjutnya memasang “ Trial Weight “ pada rotor, sehingga resultante unbalance pada rotor akan menimbulkan besar amplitudu dan phase yang baru. Perbedaan amplitudu dan phase ini dapat digunakan untuk menghitung dimana letak heavy spot dan



4



berapa besarnya. Atau dapat menentukan beratnya “ Correction Weight “ dan dimana letaknya agar mendapatkan rotor yang balance. Berat Correction Weight harus sama dengan berat heavy spot dan letaknya saling berlawanan 180°. Ada tiga kemungkinan sewaktu memasang trial weight : 1. Apabila nasib baik menempatkan trial weight tepat pada heavy spot, sehingga pengukuran amplitudu menunjuk kenaikan sedang phase tetap. Untuk membalance nya merubah posisi trial weight 180° dan mengatur berat trial weight sehingga batas vibrasi yang diizinkan. 2. Apabila trial weght tepat dipasang 180° dengan heavy spot, sedang berat trial weight lebih kecil dari heavy spot, akan mendapatkan amplitudu yang lebih kecil dari original unbalance sedang phase menunjuk posisi yang sama. Untuk membalance nya tinggal menambah berat trial weght, sehingga dicapai batas vibrasi yang diizinkan. Jika trial weight lebih berat dari heavy spot maka phase menunjuk posisi yang baru, yaitu berbeda 180° dari original unbalance. Untuk membalance nya



harus mengurangi



trial weight. 3. Yang paling sering ditemui ialah menempatkan trial weight bukan pada heavy spot ataupun berlawanan 180°. Apabila kejadian seperti ini vibration amplitudu akan berubah dan phase ( reference mark ) akan menunjuk posisi lain. Untuk menentukan dimana harus diletakkan correction weight dan berapa besarnya kita harus memakai “ Vector Diagram “. 2.4 Teori Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dua vector dikatakan sama apabila besar dan arahnya sama. F2



R α



0



F1



Vektor R di sebut resultan ( jumlah ) dari vector F1 dan F2, sedangkan vector F1 dan F2 di sebut sebagai komponen ( uraian ) dari vector R. Ini berarti bahwa pengaruh dari vekto F1 F2 dapat di gantikan oleh vector R. Sebaliknya pengaruh dari vector R dapat di gantikan oleh vector F1 dan F2. Dan untuk penjumlahan 2 vektor ada 2 cara yaitu cara perhitungan dan cara grafis.



5



 Cara Perhitungan Rx = F



1x



+F



2x



= F 1 cos α1 + F 2 cos α2



Ry = F



1y



+F



2y



= F 1 sin α1 + F 2 sin α2



R = ( Rx2 + Ry2 )



0.5



α = atn ( Ry / Rx )



R



Ry F2



F2y F1y



α



α2



F1



α1



0



F2x



F1x



Rx



 Cara Grafis



R F2



α



α2 0



F1



α1



Dengan memindahkan vector F2 ke ujung dari vector F1 ( di lakukan dengan dua penggaris siku – siku ), kemudian tarik vector dari 0 ke ujung vector F2 pindahan dan ukur panjang dan sudut yang terjadi.



6



BAB III PEMBAHASAN INOVASI 3.1 Analisa Permasalahan Gas turbin type MW 701 D Mitsubishi di PLTGU Unit Pembangkitan Gresik yang mempunyai spesifikasi 4 stage sudu turbin, 19 stage sudu compressor, 4 journal bearing, 1 thrush baring dan putaran 3000 rpm sering kali mengalami vibrasi tinggi yang disebabkan oleh Unbalance. Kondisi tersebut sering terjadi baik setelah inspection maupun pada waktu operasi normal yang mengalami perubahan dari vibrasi rendah di bawah 70 microns menjadi vibrasi tinggi yaitu mendekati alarm 125 microns. 450 400 350 300 250 200 150 100 90 80 70 60



ZONE D ZONE C Fault ( Can be operated for limited period )



ZONE B



Alarm



50 40 30 20



10



( Acceptable for long term operation )



ZONE A



Good



( Can be operated without restriction )



4 6 8 10 30 20 3 Rotating Equipment X 1000 ( r/ menit )



Gambar 1. Vibration severity chart for gas turbine ( ISO 7919 ) Pada saat vibrasi sudah mencapai nilai batasan yang tidak di ijinkan dan di lakukan trending, maka mesin harus segera di perbaiki pada waktu tertentu untuk menurunkan nilai vibrasi sampai batas maksimal 70 microns yaitu dengan cara melakukan balancing. Dengan kondisi seperti ini melakukan balancing dengan benar dan cepat sangat diperlukan karena semakin singkat waktu yang diperlukan dalam melakukan balancing, maka akan mengurangi kerugian perusahaan karena berkurangnya kesempatan produksi. Pada pengambilan data vibrasi yang menggunakan suatu software ADRE ( automatic diagnostic rotating equipment ) dan DAIU ( data acquisition interface unit )



7



dapat diperoleh indikasi vibrasi tinggi dominan 1X rpm yang di tunjukkan baik di plot real time maupun di plot spectrum, dan keduanya mengindikasikan unbalance. Demikian juga plot orbit mengindikasikan unbalance, dan di pastikan tidak terjadi misalignment antara rotor turbin dan generator.



Gambar 2. Realtime, Spectrum dan Orbit Plot yang menunjukkan Unbalance 3.2 Faktor Penyebab Masalah Permasalahan vibrasi tinggi yang di sebabkan unbalance sering terjadi pada gas turbin blok 1 dan blok 2, baik pada saat operasi normal maupun setelah inspection seperti contoh di gas turbin 2.1 ( 18 Januari 2010 ) yang mengalami perubahan pada komponen – komponen turbin yaitu penggantian sudu – sudu turbin di row #1 dan row #2 yang di sebabkan life time sudu yang sudah waktunya untuk di ganti. Beberapa kemungkinan penyebab masalah unbalance di antaranya : 



Perubahan massa rotor yang tidak seimbang akibat pelaksanaan penggantian komponen – komponen sudu turbin atau compressor pada waktu turbin inspection.



8







Perubahan massa rotor yang tidak seimbang akibat mengalami keausan atau kerak di komponen sudu turbin pada saat operasi normal.







Distribusi temperatur yang tidak merata pada titik – titik nozzle pembakaran karena performance nozzle mengalami perubahan.







Terjadi defleksi rotor selama inspection dan di dukung dengan turning yang kurang lama.



3.3 Solusi Penanganan Masalah Melakukan pekerjaan balancing adalah suatu pekerjaan yang paling akhir setelah pekerjaan lain selesai seperti Alignment, system pembakaran normal ( di tunjukkan dengan blade path temperatur ) dan yang tidak kalah pentingnya yaitu system kontrol pada sensor vibrasi dan sensor key phasor, karena apabila kedua sensor tersebut tidak actual maka pekerjaan balancing tidak bisa di lakukan. Pelaksanaan balancing dilakukan apabila pada waktu start ( setelah inspection ) semua parameter tersebut diatas normal dan terjadi unbalance yang melebihi batasan yang telah di tentukan. Demikian juga pada waktu operasi normal kemudian terjadi vibrasi tinggi maka pertama kali yang di periksa adalah parameter – parameter tersebut di atas, apabila tidak normal maka parameter tersebut diperbaiki dahulu dan apabila normal maka vibrasi ditrending dalam waktu tertentu dengan beban yang berbeda. Jadi apabila parameter – parameter tersebut normal dan trending terhadap vibrasi masih tetap tinggi, maka tindakan balancing rotor turbin mutlak dilakukan. Pada proses balancing ada beberapa hal yang perlu di ketahui dan di perhatikan untuk keberhasilan dalam pelaksanaannya : 



Sistem pengambilan data vibrasi maupun sudut fasa harus benar, artinya nilai vibrasi dan sudut fasa tidak berubah – ubah ( steady ) karena di pakai untuk menetukan perhitungan dalam analysis balancing ( vector ).







Melaksanakan simulasi perhitungan balancing yaitu dengan cara meresultan atau menjumlahkan data vibrasi awal ( original ) dan data history balancing sebelumnya dengan gambar vector melalui program AutoCad







Menerapkan hasil simulasi perhitungan melalui pemasangan balance weight dilapangan sesuai dengan perhitungan dan memperhatikan prosedur K3 karena ruang pemasangan balance weight sisi exhaust turbin cukup panas.



3.4 Metode Penanganan Masalah Peralatan yang di gunakan untuk melakukan pengambilan data dalam proses balancing gas turbin di antaranya : 



ADRE for windows software ( Automated Diagnostig for Rotating Equipment )



9



Suatu software yang dirancang sebagai alat utama untuk menganalisa Rotating Machinery Malfunction dengan beberapa plot yang ditampilkan seperti Orbit, Orbit Timebase, Timebase, Trend, Tabular List, Bode, Shaft Avg Centerline, Spectrum, Cascade, Waterfall,Plus Orbit dan kemampuan analisa tambahan untuk Balancing dengan menampilkan real time dan polar plotnya. 



The 208 DAIU ( Data Acquisition Interface Unit ) Suatu hardware multy channel processing unit ( 8 channel ) yang berfungsi untuk mengkonfersi suatu pengambilan data dari sinyal analog kedalam sinyal digital yang kemudian didownload langsung ke computer Metode proses balancing dengan data history dapat di tunjukkan melalui salah satu



contoh dari beberapa temuan kasus vibrasi tinggi yang di sebabkan unbalance dan yang terjadi di gas turbin PLTGU adalah gas turbin 2.1, yang mana di mulai dari terjadinya proses balancing setelah Combustion Inspection pada tanggal 22 Mei 2006 sampai Major Inspection pada tanggal 18 Januari 2010. Mei 2006



Effect



April 2007



April 2009



Effect



Effect



Jan 2010



Effect



Gambar 3. Alur aplikasi suatu efek data history Dari alur gambar di atas dapat di simpulkan bahwa data history atau effect of balance weight yang di peroleh pada waktu penempatan suatu trial weight, dapat di pakai dan efektif untuk melakukan correction data original pada proses balancing selanjutnya, dengan cara meresultan atau menjumlahkannya ( antara efek data history dengan data original ) yang dapat di uraikan sebagai berikut :  Data vibrasi setelah Combustion Inspection ( 22 Mei 2006 ) Data Original 1X = 46 < 69



1Y = 51 < 305



2X = 81 < 292



2Y = 96 < 194



3X = 56 < 171



3Y = 77 < 121



4X = 35 < 299



4Y = 44 < 278



Data Trial weight ( PL1 hole 32 dan 33 / 25 @ 205 gram )



10



1X = 66 < 124



1Y = 64 < 18



2X = 93 < 318



2Y = 106 < 222



3X = 66 < 164



3Y = 86 < 117



4X = 33 < 301



4Y = 50 < 284



Data Correction weight ( PL1 hole 46 dan 47 / 115 @ 205 gram ) 1X = 46 < 154



1Y = 53 < 57



2X = 52 < 359



2Y = 59 < 256



3X = 55 < 174



3Y = 69 < 125



4X = 25 < 278



4Y = 41 < 303



Pada proses balancing di atas di lakukan dengan menggunakan metode trial and error untuk mendapatkan suatu efek yang akan di pakai sebagai correction data original untuk menurunkan nilai vibrasi, sehingga dapat di simpulkan bahwa balance weight 410 gram dengan sudut 115 mempunyai efek dalam bentuk vector #1 = 86 microns < 90 dan vector #2 = 85 micron < 337. Dari data efek ini dapat di peroleh data history untuk melakukan simulasi dan aplikasi correction data original pada proses balancing berikutnyanya dengan cara resultan ( Gambar 5 ). 



Data vibrasi setelah Major Inspection ( 17 April 2007 )



Data Original 1X = 90 < 203



1Y = 74 < 91



2X = 80 < 43



2Y = 81 < 304



3X = 46 < 183



3Y = 57 < 115



4X = 26 < 232



4Y = 34 < 311



Data trial weight ( efek history / PL1 hole 19 dan 20 @ 150 gram ) 1X = 42 < 172



1Y = 34 < 77



2X = 46 < 17



2Y = 44 < 276



3X = 50 < 166



3Y = 58 < 115



4X = 24 < 264



4Y = 32 < 290



Dari hasil aplikasi resultan efek data history ( 22 Mei 2006 ) dengan data original (17 April 2007 ) di atas menunjukkan bahwa proses balancing ini sangat cepat dan efektif yang dapat di buktikan dengan turunnya nilai vibrasi yang cukup signifikan, demikian juga data simulasi dan data sebenarnya hampir sama baik besaran maupun arahnya. Dan timbul efek data history yang baru yaitu balance weight 300 gram dengan sudut 300 mempunyai vector #1 = 41 microns < 282 dan vector #2 =46 microns < 150 ), sehingga dapat juga di pakai untuk simulasi dan aplikasi correction data original proses balancing selanjutnya ( Gambar 6 ).



11



 Data vibrasi setelah Combustion Inspection ( 23 April 2009 ) Data Original 1X = 75 < 215



1Y = 99 < 105



2X = 56 < 85



2Y = 66 < 345



3X = 43 < 173



3Y = 50 < 143



4X = 19 < 268



4Y = 34 < 338



Data trial weight ( efek history / PL1 hole 23 dan 24 @ 285 gram ) 1X = 37 < 170



1Y = 33 < 45



2X = 40 < 347



2Y = 40 < 250



3X = 50 < 174



3Y = 53