Meniscus Tear [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Meniscus Tear 1. Defenisi Meniscus Tear Meniscus Lesion atau Cedera meniscus adalah salah satu cedera lutut yang paling umum. Cedera ini yang sering terjadi pada olahraga yang melibatkan gerakan berputar, squat/fleksi sendi lutut yang berlebihan seperti pada bola basket, sepakbola atau bulutangkis. Meniscus medialis lebih sering mengalami cedera daripada meniscus lateralis, dan hal ini disebabkan oleh perleketan yang erat meniscus pada ligamentum collaterale medialiesendi lutut, yang membatasi geraknya.



2. Anatomi a. Os Femoris Merupakan tulang panjang yang bersendi keatas dengan pelvis dankebawah dengan tulang tibia. Tulang femur terdiri dari epiphysis proksimal,diaphysis dan epiphysis distalis. Pada tulang femur ini yang berfungsi dalampersendian lutut adalah epiphysis distalis. Epiphysis distalis merupakanbulatan sepanjang yang disebut condylous femoralis lateralis dan medialis. Dibagian proksimal tonjolan tersebut terdapat sebuah bulatan kecilyang disebut epicondilus lateralis dan medialis. Bila dilihat dari depan,terdapat dataran sendi yang melebar ke lateral yang disebut facies patelarisyang nantinya bersendi dengan tulang patella. Dan bila dilihat dari belakang,diantara condylus lateralis dan medialis terdapat cekungan yang disebut fossaintercondyloideal. b. Os Patella



Merupakan tulang sesamoid terbesar dalam tubuh manusia denganbentuk segitiga dan gepeng dengan aspex menghadap kearah distal. Padapermukaan depan atau anterior tulang patella kasar sedangkan permukaandalam atau dorsal memiliki permukaan sendi yang lebih besar dan faciesmedial yang lebih kecil. c. Os Tibia Merupakan salah satu tulang tungkai bawah selain tulang fibula, tibiamerupakan tulang kuat satu-satunya yang menghubungkan femur dan tumitkaki. Seperti halnya tulang femur, tulang tibia dibagi tiga bagian, bagian ujungproksimal, corpus dan ujung distal bagian dari tulang tibia yang membentuksendi lutut adalah bagian proksimal, dimana pada bagian ujung proksimalterdapat condillus medialis dan tubercullum inter condiloseum lateral.Didepan dan dibelakang eminentia terdapat fossa intercondilodea anterior dan posterior. d. Os Fibula Tulang fibula berbentuk kecil dan panjang yang terletak di sisi lateral os tibia. Terdiri dari tiga bagian, yaitu; epiphysis proximal, diaphysis, dan ephypisis distalis. Selain itu, sendi lutut juga disusun oleh beberapa jaringan lunak sebagai pelindung dan sebagai salah satu unusr penting penyusun sendi, diantaranya, adalah sebagai beriku e. Meniscus Meniscus merupakan jaringan lunak, meniscus pada sendi lututadalah meniscus lateralis. Adapun fungsi meniscus adalah: 1) Penyebaran pembebanan



2) Peredam kejut (shock absorber) 3) Mempermudah gerakan rotasi 4) Mengurangi gerakan dan stabilisator setiap penekanan akan diserapoleh meniscus dan diteruskan ke sebuah sendi. f. Bursa Bursa merupakan kantong yang berisi cairan yang memudahkan terjadinyagesekan dan gerakan, berdinding tipis dan dibatasi oleh membrane synovial.Ada beberapa bursa yang terdapat pada sendi lutut antara lain : 1) bursa popliteus 2) bursa supra patellaris 3) bursa infra patellaris 4) bursa subcutan prapatelaris 5) bursa sub patellaris g. Ligamen Ligamen mempunyai sifat yang cukup lentur dan jaringannya cukup kuat yang berfungsi sebagai pembatas gerakan dan stabilitas sendi. Ada beberapa ligamen sendi lutut antara lain: 1) Ligamentum Cruciatum Anterior Berjalan dari depan fossa intercondyloidea anterior ke permukaan medialcondilus lateralis femorisyang berfungsi menahan hiperekstensi danmenahan bergesernya tibia ke depan.



2) Ligamentum Cruciatum Posterior Berjalan



dari



fossaintercondylodea



facies



lateralis



tibia



yang



condylus berfungsi



medialis menahan



femoris



menuju



bergesernya



tibia



ke ke



arahbelakang. 3) Ligamentum Collateral Lateral Berjalan dari epicondylus lateralis ke capitulum fibula yang berfungsimenahan gerakan varus atau samping luar



4) Ligamentum Collaterale Medial Berjalan dari epicondylus medial ke permukaan medial tibia(epicondylus medialis tibia) yangberfungsi menahan gerakan valgus atausamping dalam eksorotasi. Namun secara bersamaan fungsi –fungsi ligament collateralle menahan bergesernya tibia ke depan padalutut 90° 5) Ligamentum Patella Merupakan lanjutan dari tendon M. Quadriceps Femoris yangberjalan dari patella ke tuberositas tibia. 6) Ligamentum Retinacullum Patella Lateral dan Medial Ligament ini berada disebelah lateral dari tendon M. Quadricep Femorisdan berjalan menuju tibia, dimana ligamen-ligamen ini melekat dengantuberositas tibia.



7) Ligamentum Popliteum Articuatum



Terletak pada daerah condylus lateralis femoris erat hubungannya denganM. Popliteum. 8) Ligamentum Popliteum Oblicum Berjalan dari condylus lateralis femoris kemudian turun menyilang menujufascia popliteum yang berfungsi mencegah hyperekstensi lutut.



3. Biomekanik a. Sendi Tibiofemoral Merupakan bentuk sendi hinge joint dengan gerak rotasi ayun dalam bidang sagital sebagai gerak fleksi-ekstensi, rotasi spin pada posisi menekuk dalam bidang transversal sebagai rotasi internal dan eksternal. Pada ekstensi terahir terjadi rotasi eksternal tibia yang dikenal dengan closed rotation phenomenon. Traksi dengan arah kaudal searah sumbu longitudinal tibia dan kompresi dengan arah kranial searah sumbu longitudinal tibia. Saat gerak fleksi terjadi translasi tibia ke dorsal dan saat gerak ekstensi terjadi translasi tibia ke ventral. Disamping itu terjadi juga gerak translasi tibia kemedial saat fleksi dan translasi tibia kelateral saat ekstensi.



b. Sendi Patellofemoral Sendi ini merupakan modified plane joint, permukaan patella tertutup cartilago yang tebal. Fungsi dari sendi ini adalah membantu mekanisme kerja dan mengurangi gesekan quadriceps. Kerja otot quadriceps lebih efisien pada ekstensi 300 terakhir. Mal aligment menimbulkan patellafemoral athralgia. Gerak geser patella terhadap femur mengikuti pola seperti hurup C, dari ekstensi ke fleksi dan untuk kebalikannya,



patella bergerak melengkungan dari medial ke lateral selama ekstensi lutut. Hal ini kemung- kinan besar terkait dengan mekanisme rotasi bersamaan tibia dan bentuk dan keselarasan dari kondilus femoralis. Gerak geser patella ke proksimal dan ke distal sekitar 7-8 cm saat eks- tensi dan fleksi. Saat ekstensi disertai gerak ge- ser patella ke medial hingga kembali lurus. c. Sendi Patellofemoral Sendi ini merupakan modified plane joint, permukaan patella tertutup cartilago yang tebal. Fungsi dari sendi ini adalah membantu mekanisme kerja dan mengurangi gesekan quadriceps. Kerja otot quadriceps lebih efisien pada ekstensi 300 terakhir. Mal aligment menimbulkan patellafemoral athralgia. Gerak geser patella terhadap femur mengikuti pola seperti hurup C, dari ekstensi ke fleksi dan untuk kebalikannya, patella bergerak melengkungan dari medial ke lateral selama ekstensi lutut. Hal ini kemungkinan besar terkait dengan mekanisme rotasi bersamaan tibia dan bentuk dan keselarasan dari kondilus femoralis. Gerak geser patella ke proksimal dan ke distalsekitar 7-8 cm saat ekstensi dan fleksi. Saat ekstensi disertai gerak geser patella ke medial hingga kembali lurus. 4. Patofisologi Seperti kita ketahui Asupan makanan/darah pada meniscus ini sangat terbatas, meniscus mendapatkan makanannya dari darah dan cairan synovial yang ada dikapsul sendi. Perlu diketahui juga bahwasanya meniscus dibagi menjadi dua area berdasarkan cara penyembuhannya, dalam dunia medis disebut RED zone dan White zone. Pada red zone terdapat aliran darah yang mensuplay makannan sedangkan white zone tidak ada, jadi meniscus pada white zone tidak bisa sembuh secara alami (harus operasi).



GRADE 1) 0 = tampak normal tanpa perubahan stuktur 2) 1 = tampak tidak teratur pada intrameniscal 3) 2 = linear meningkat sinyal intrameniscal 4) 3 = terjadi robekan yang lebih panjang hampir keseluruhan



a. Faktor Resiko Robekan meniskus terjadi akibat adanya pergerakan yang memaksa lutut berotasi sewaktu kaki sedang berpijak kuat, misalnya gerakan memutar mendadak ketika bermain sepakbola, futsal, badminton, tenis, atau bermain bola basket.



Robekan meniskus lebih sering terjadi pada orang berusia di atas 30 tahun yang aktif melakukan aktivitas fisik. Robekan meniskus juga bisa terjadi bersamaan dengan cedera lutut lain seperti cedera ligamen ACL (anterior cruciate ligament). Seiring bertambahnya usia, fungsi meniskus dapat melemah dan membuat seseorang lebih mudah mengalami robekan meniskus, bahkan bisa karena gerakan sederhana seperti jongkok atau menginjak permukaan yang tidak rata.



b. Etiologi 1) Traumatology olahraga dengan traumatis langsung atau berulang 2) Aktivitas sehari - hari, seperti berjalan dan memanjat tangga melibatkan gerakan berputar yang mendadak, berhenti tiba-tiba dan bergantian, tiba-tiba berlutut, jongkok dalam atau mengangkat suatu beban yang berat$ada orang dewasa yang lebih tua, dapat disebabkanoleh penuaan atau degeneratif. Resiko cedera meningkat seiring usia karena



tulang



rawan



dan



mulai berdegenerasi,



kekuranganan



suplai



darah



danketahanan. 3) Meningkatnya berat badan B. Tinjauan Assesment dan Pengukuran 1. Tinjauan Assesment a. Anamnesis umum Informasi yang diperoleh dari anamnesis umum meliputi : nama: Ny Netty Indrawati, umur: 56 tahun, jenis kelamin: Perempuan, agama : Islam, pekerjaan: PNS, alamat: Cemara II Salatiga. b. Anamnesis khusus Keterangan yang dapat diketahui tentang paien pada anamnesis khusus antara lain :1) Keluhan utamaInformasi yang diperoleh dari anamnesis tentang



keluhan utama yaitu pasien mengeluh nyeri pada pinggang hingga tungkai sebelah kiri.2) Riwayat penyakit sekarangRiwayat penyakit sekarang meliputi riwayat trauma maupun perjalanan penyakit dan riwayat pengobatan dari pasien, rriwayat in merupakan gejala awal dari nyeri yang berlangsung beberapa hari . Informasi yang diperoleh dari anamnesis tentang riwayat penyakit sekarang meliputi : Sepuluh bulan yang lalu pasien mengeluh nyeri pada pinggang hingga tungkai dan adanya rasa kesemutan pada tungkai dan kaki. Nyeri akan bertambah berat saat pasien beraktivitas terutama saat pasien bangun dari tempat tidur, duduk ke berdiri, dan berjalan. Nyeri akan berkurang saat pasien beristiahat. Lalu pasien memeriksakan keluhannya ke dokter spesialis saraf dan dianjurkan untuk melakukan MRI. Selanjutnya pasien di rujuk



untuk



melakukan



Fisioterapi



hingga



sekarang.3)



Riwayat



penyakit



dahuluRiwayat penyakit dahulu perlu diketahui kerena mungkin ada kaitannya dengan penyakit yang diderita pasienRiwayat penyakit penyertaRiwayat penyakit penyerta berisi tentang berbagai macam penyakit yang diderita pasien pada saat itu.Informasi yang diperoleh yaitu, pasien mempunyai riwayat diabetes militus.4) Riwayat pribadi dan keluargaRiwayat pribadi dan keluarga berisi tentang aktivitas sehari-hari pasien, hobi, keluarga dan lain- lain. Informasi yang diperoleh yaitu Pasien seorang PNS berumur 56 tahun, 5) Pemeriksaan Vital SignPemeriksaan ini meliputi pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, pernafasan per menit. Pada kasus ini, tekanan darah : 120/90 mmHg, denyut nadi : 68 kali permenit, pernafasan : 21 kali permenit, temperature : 36OC, tinggi badan : 155 , berat badan : 58. 2 . Tinjauan Pengukuran Fisioterapi a. Visual Analog Scale (VAS)



Visual analog Scale atau VAS adalah sebuah pengukuran intensitas nyeri unidimensional, yang secara luas banyak digunakan dalam penelitian klinis. VAS digunakan untuk mebgukur kwantitas dan kwalitas nyeri yang pasien rasakan, dengan menampilkan suatu kategorisasi nyeri mulai dari “tidak nyeri, ringan, sedang, atau berat”. Secara operasional VAS umumnya berupa sebuah garis horizontal atau vertikal, panjang 10cm (100mm). Pasien menandai garis dengan memberikan sebuah titik yang mewakili keadaan nyeri yang dirasakan saat ini. b. Pengukuran ROM Pengukuran ROM diperlukan untuk menilai biomekanik dan anthrokinematik dari suatu persendian, termasuk fleksibilitas dan karakteristik gerakan. Tes dan pengukuran ROM dilakukan dengan menggunakan alat instrument yaitu goniometer. Adapun ROM yang diukur adalah ROM dari setiap gerakan pada regio hip, knee, dan ankle. Adapun tata cara pengukuran ROM menggunakan goniometer adalah sebagai berikut : 3. Tinjauan Intervensi Fisioterapi a. Transcutaneus Eelectrical Nerves Stimulation (TENS) TENS merupakan suatu cara penggunaan energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri. TENS mampu mengaktivasi baik saraf berdia-meter besar maupun kecil yang akan menyampaikan berbagai informasi sensoris ke saraf pusat. Efektifitas TENS dapat diterangkan lewat teori gerbang kontrol. Pada TENS mempunyai bentuk pulsa monophasic, biphasic dan polyphasic.



Monophasic mempunyai bentuk gelombang retranguler, trianguler dan gelombang separuh sinus searah. Pada biphasic bentuk pulsa rectanguler biphasic simetris dan sinusoidal biphasic. Sedangkan pada pola polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk interferensi atau campuran. Pulsa monophasic selalu mengakibatkan pengum-pulan muatan listrik pulsa dalam jaringan sehingga akan terjadi reaksi elektrokimia dalam jaringan yang ditandai dangan rasa panas dan nyeri apabila penggunaan intensitas dan durasi terlalu tinggi. ( Ronatiur, 2007). TENS banyak digunakan untuk solusi kasus nyeri lutut yang diakibatkan osteoarthritis. TENS merupakan pengabungan perangkat kecil untuk mengarahkan pulsa listrik ringan ke saraf di area yang sakit. Selama penanganan stimulasi dengan TENS, elektroda diletakkan atau ditempelkan pada kulit didaerah yang mengalami keluhan nyeri (triggerpoint). Elektroda dihubungkan dengan kabel ke stimulator bertenaga listrik. Beberapa unit TENS bekerja dengan cara memblokir impuls nyeri melalui stimulasi serabur saraf besar. Jenis lain TENS bekerja dengan menyebabkan tubuh melepaskan endorphin (zat kimia saraf yang terjadi secara alami dalam otak yang memiliki sifat menghilangkan rasa sakit). Dan apabila nyeri sudah berkurang maka kemampuan fungsional akan meningkat. b.



Mikrowave Diathermi (MWD) Micro



wave



diathermy



merupakan



suatu



pengobatan



dengan



menggunakan stessor fisis radiant berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-balik dengan frekuensi 2450 MHz dengan panjang gelombang 12,25 cm. Pemberian terapi MWD akan mengakibatkan peningkatan suhu lokal sehingga akan meningkatkan sirkulasi dan metabolisme serta membantu



penyerapan zat zat algogen dan juga mengaktifkan sodium potasium pump yang akan mempengaruhi keseimbangan ion secara normal, juga menurunkan aksi potensial, yang akan menghambat serabut afferen Aβ dan mengurangi iritasi nosiseptor sehingga nyeri akan berkurang. Penurunan nyeri akibat pengurangan iritan nosisensorik dikenal sebagai modulasi tingkat sensorik. Pengurangan nyeri pada level spinal terjadi adanya mild heating yang merangsang saraf afferen A β dan proprioceptor untuk mem- blokade serabut A delta dan C di Posterior Horn Cell (PHC) medula spinalis. Pengurangan nyeri supra spinal level, terjadi adanya panas tinggi yang akan merangsang hipotalamus menghasilkan opiath endogen yang dikenal sebagai endorphin yang mampu menurunkan nyeri dan timbul efek mengantuk. Efek pada jaringan kapsul diperoleh peningkatan kelenturan sebagai akibat meningkatnya kadar air dalam matiks jaringan ikat sehingga terjadi peningkatan kelenturan jaringan kapsul ligamen dan fasia. Hal ini akan menurunkan nyeri regang sendi bahu. Efek pada jaringan otot terjadi rileksasi sehingga tegangan intra muskuler menurun dan mampu mengatasi ischemic jaringan sehingga nyeri menurun.



c. Strenghtening Strengthening exercise/latihan penguatan meliputi quadriceps dan hamstring exercise seperti berjalan, bersepeda, berenang. Tujuan exercise ini antara lain memperbaiki fungsi sendi, meningkatkan kekuatan sendi, proteksi sendi dari kerusakan dengan mengurangi stres pada sendi, mencegah kecacatan dan meningkatkan kebugaran jasmani. Latihan ini tentunya disesuaikan dengan



kondisi dan kemampuan pasien. Latihan Penguatan Otot (Strengthening Exercise) dibagi menjadi tiga jenis latihan utama, yaitu : 1) Isometrik/static exercise/static contraction 2) Isotonik/dynamic contraction dan Isotonik/dynamic contraction dan 3) Isokinetik



d. Latihan Isometrik Kontraksi Pengertian Latihan isometrik kontraksi adalah bentuk latihan statik dimana otot yang dilatih tidak mengalami perubahan panjang dan tanpa ada pergerakan dari sendi. Sehingga latihan akan menyebabkan ketegangan (tension) otot bertambah dan panjang otot tetap (Kisner dan Colby, 2007). e. Terapi latihan Fase dan kerangka waktu umum Perfoma pasien



Fase perlindungan maksimum : minggu 1-3  Efusi sendi  Nyeri pada titik tertentu  Penurunan ROM



Fase perlindungan Fase perlindungan sedang : minggu minimum : minggu 3-6 5-8  Nyeri  Tidak minimal terdapat ketidak  Efusi sendi stabilan terkontrol  Tidak ada  Tidak ada efusi peningkata maupun n nyeri ketidakstab ilan  Kekuatan 4/5 hingga  ROM



Fase kembali ke aktivitas : minggu 8-12   



Tidak terdapat ketidakstabilan Fungsi otot 70% pada tungkai yang sehat Tidak ada gejala ketidakstabilan , nyeri, atau pembengkakan selama fase



penuh atau hmpir penuh



HIPOMOBILITAS SENDI : PENATALAKSANAA N – FASE PERLINDUNGAN



 







HIPOMOBILITAS SENDI : PENATALAKSANAA N – FASE GERAK TERKONTROL &KEMBALI KE FUNGSIONAL



 







5/5(MMT) Fungsi ADL tidak terbatas



sebelumnya



Mengontrol nyeri dan perlindungan sendi - Edukasi pasien - Adaptasi fungsional Mempertahankan mobilitas jaringan lunak sendi - ROM pasif ,aktif-assisted ,atau aktif - Distraksi sendi derajat I dan II dan gerak luncur anterior / posterior Mempertahankan fungsi otot dan mencegah perlekatan patella - Latihan kontraksi isometrik Mengurangi nyeri karena tekanan mekanis Meningkatkan joint palydan lingkup gerak sendi  Tindakan kewaspadaan - Mobilisasi sendi - Teknik peregangan  Tindakan kewaspadaan - Mobilisasi denagn gerakan  Grak luncur lateral dan medial  Endorotasi tibia untuk fleksi- teknik manual  Endorotasi untuk fleksi terapi mandiri