Meranti Pandak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Kota Pekanbaru merupakan ibukota sekaligus kota terbesar di Provinsi Riau. Secara geografis Kota Pekanbaru berada antara 101° 14’ - 101° 34’ Bujur Timur dan 0° 25’ - 0° 45’ .Lintang Utara serta diapit oleh Kabupaten Siak, Kampar dan Pelalawan. Luas wilayah Kota Pekanbaru sebesar 632,26 km2 atau 0,71 persen dari total luas wilayah Provinsi Riau.Kota ini merupakan kota perdagangan dan jasa termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi.Saat ini Kota Pekanbaru sedang berkembang pesat menjadi kota dagang yang multi-etnik, keberagaman ini telah menjadi modal sosial dalam mencapai kepentingan bersama untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakatnya. Kota Pekanbaru terdiri dari 12 kecamatan dan 58 kelurahan untuk penduduk Kota Pekanbaru tahun 2015 sebanyak 1.038.118 jiwa, Laju pertumbuhan penduduk Kota Pekanbaru sebesar 2,63 persen pada tahun 2015 lebih tinggi dibanding tahun 2014 yaitu sebesar 1,24 persen. Kepadatan penduduk di Kota Pekanbaru sebesar 1.642 jiwa/km2. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Sukajadi sebesar 13.205 jiwa/km2 dengan luas 0,59 persen dari wilayah Kota Pekanbaru. Sedangkan Kecamatan Rumbai Pesisir dengan luas 24,88 persen dari wilayah Kota Pekanbaru memiliki kepadatan penduduk terendah, yaitu hanya 473 jiwa/km2.Untuk sara prasarana yang ada di Pekanbaru ada beberapa kecamatan yang hamper sudah tercapai sarana prasarannya namun masih banyak lagi yang Kecamatan yang memerlukan saran parasarannya karena tidak semua kecamatan kebutuhan sarana prasarananya terpenuhi. Kecamatan Rumbai Pesisir merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru, terdiri atas 68 RW dan 289 RT. Luas wilayah Kecamatan Rumbai Pesisir adalah 157,33 km2 dengan luas masing-masing kelurahan sebagai berikut : Kelurahan Meranti Pandak : 3,88 km2,Kelurahan Limbungan : 2,48 km2 , Kelurahan Lembah Sari : 9,77 km2 ,Kelurahan Lembah Damai : 4,32 km2 , Kelurahan Limbungan Baru : 2,09 km2 , Kelurahan Tebing Tinggi Okura : 134,79 km



Permukiman kota



Page 1



Jumlah penduduk Kecamatan Rumbai Pesisir mencapai 70.012 jiwa pada tahun 2013. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 2.309 jiwa dari tahun 2012. Kepadatan penduduknya mencapai 445 jiwa/km2, dengan kelurahan terpadat yaitu Kelurahan Limbungan Baru yang penduduk nya sebesar 20.618 jiwa, dengan kepadatan penduduk nya mencapai 9.865 jiwa /km2 dan Kelurahan Tebing Tinggi Okura merupakan penduduk paling sedikit yaitu sebesar 5.386 jiwa, dengan kepadatan penduduk nya sebesar 40 jiwa/km2 .Khususnya untuk Kelurahan Meranti Pandak jumlah penduduk pada tahun 2014 yaitu berjumlah 12.302 dengan kepadatan penduduk 3.170 JIWA/KM² untuk tahun 2015 berjumlah 12,628 dengan kepadatan penduduk 3,254 JIWA/KM²,dapat dilihat bahwa peningkatan jumlah penduduk tiap tahun meningkat. Sarana dan prasaran yang ada di Kecamatan Rumbai Pesisir Kelurahan Meranti Pandak , permasalahan yang terjadi di Kelurahan Meranti Pandak ini tiap RW memiliki permasalahan yang berbeda-beda secara keselurahan sarana prasarana ada beberapa yang sudah terpenuhi namun masih banyak lagi yang harus di perbaiki terutama kebutuhan air bersih ,drainase dan jalan yang sangat dibutuhkan di kelurahan Meranti Pandak ini. Kondisi sanitasi sudah baik sekali dengan adanya pembangunan IPAL yang dicanangkan oleh dinas provinsi riau dimana saptictank ini di harapkan dapat menampung blackwaste dari permukiman yang berada di kelurahan meranti pandak ini, di dalam saptictank ini nanti akan banyak menimbulkan keuntungan untuk masyarakat, seperti hasil olahan limbah ini dapat berguna untuk masyarakat seperti mandi.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi sarana prasarana permukiman di Kelurahan Meranti Pandak ?



1.3 Tujuan 



Terindentifikasinya kondisi sarana dan prasarana di kelurahan Meranti Pandak kecamatan Rumbai Pesisir







Untuk mengetahuinya permasalahan yang terjadi di kelurahan Meranti Pandak



Permukiman kota



Page 2



1.4 Ruang lingkup 1.4.1 Lingkup Wilayah (wilayah studi ) Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kondisi sarana dan prasaran di Kelurahan Meranti Pandak yang terletak di Kecamatan Rumbai Pesisir.



1.4.2 Lingkup Materi Adapun studi ini membahas/melingkupi aspek sarana dan prasaran sebagai berikut : a. Rumah b. Jalan c. Air bersih d. Sanitasi dan Sampah e. Drainase f. Sarana



Permukiman kota



Page 3



BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Permukiman Pengertian dasar permukiman dalam UU No.1 tahun 2011 adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Menurut WHO Permukiman adalah Suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperluhkan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani dan keadaan sosialnya yang baik untuk kelompok dan individu. Parwata (2004) menyatakan bahwa permukiman adalah suatu tempat bermukim manusia yang telah disiapkan secara matang dan menunjukkan suatu tujuan yang jelas, sehingga memberikan kenyamanan kepada penghuninya. Permukiman (Settlement) merupakan suatu proses seseorang mencapai dan menetap pada suatu daerah (Van der Zee 1986). Permukiman merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dari deretan lima kebutuhan hidup manusia pangan, sandang, permukiman, pendidikan dan kesehatan, nampak bahwa permukiman menempati posisi yang sentral, dengan demikian peningkatan permukiman akan meningkatkan pula kualitas hidup. Saat ini manusia bermukim bukan sekedar sebagai tempat berteduh, namun lebih dari itu mencakup rumah dan segala fasilitasnya seperti persediaan air minum, penerangan, transportasi, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Pengertian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sumaatmadja (1988) sebagai berikut: “Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi segala sarana dan prasarana yang menunjang kehidupannya yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan”. 2.2 Definisi Sarana Prasarana Moenir (1992 : 119) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan Permukiman kota



Page 4



pekerjaan. Pengertian yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah bahwa sarana dan prasarana merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian digunakan oleh orang banyak atau masyarakat untuk kepentingan bersama mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.. Contoh sarana umum adalah sekolah, jalan, jembatan, puskesmas, balai desa, lapangan olah raga, dan irigasi. Sarana umum dibangun oleh pemerintah. Biaya untuk membangun sarana umum berasal dari pungutan wajib yang disebut pajak. Setiap sarana umum tersebut memiliki fungsi masing-masing, Berikut ini beberapa fungsi sarana umum tersebut. Conyers, D. dan P. Hills (1984) merinci sarana/fasilitas permukiman dapat meliputi diantaranya: 1.



Fasilitas pelayanan ekonomi dan perdagangan, meliputi:



a.



Warung/kios, merupakan unit usaha ekonomi skala terkecil;



b.



Pertokoan, merupakan unit usaha ekonomi skala sedang - besar;



c.



Pusat perbelanjaan skala lingkungan (toko dan pasar); dan



d. Pusat perbelanjaan dan niaga (toko + pasar + bank + kantor-kantor + industri kecil).



2.



Fasilitas pelayanan sosial, meliputi:



a.



Fasilitas pendidikan, terdiri dari:



b.



Taman Kanak-Kanak (TK);



c.



Sekolah Dasar (SD);



d. Sekolah Lanjutan Pertama (SLP); dan e.



Sekolah Lanjutan Atas (SLA).



g.



Balai pengobatan;



h.



BKIA + Rumah bersalin;



i.



Puskesmas dan Balai pengobatan;



j.



Rumah sakit daerah/wilayah;



k.



Tempat praktek dokter;



l.



Dokter; dan



m. Apotek/toko obat. Permukiman kota



Page 5



3.



Fasilitas pelayanan kesejahteraan sosial, meliputi:



a.



Tempat ibadah;



b.



Balai pertemuan; dan



c.



Tempat hiburan



4.



Fasilitas pelayanan pendukung lainnya, meliputi:



a.



Taman/tempat bermain (park/play ground);



b.



Jalur hijau; dan



c.



Tempat pejalan kaki/pedestrian. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar



tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.Prasarana dan sarana sering disebut infrastruktur yang artinya sebagai fasilitas fisik suatu kota atau Negara, sering juga disebut pekerjaan umum (Grigg, 1998). Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (Depkimpraswil) mendefenisikan prasarana dan saran sebagai berikut :Prasarana dan sarana merupakan bangunan dasar yang sangat diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia yang hidup bersama-sama dalam suatu ruang yang berbatas agar manusia dapat bermukim dengan nyaman dan dapat bergerak dengan mudah dalam segala waktu dan cuaca, sehingga dapat hidup dengan sehat dan dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam mempertahankan kehidupannya. Secara umum Definisi sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Berdasarkan pengertian di atas, maka sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki fungsi utama sarana dan prasarana adalah sebagai berikut : 1. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu. 2. Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa. 3. Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin. 4. Lebih memudahkan/sederhana dalam gerak para pengguna/pelaku. 5. Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin. Permukiman kota



Page 6



6. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yangberkepentingan. 7. Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yangmempergunakannya. Infrastruktur merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Sebagai suatu system, komponen infrastruktur pada dasarnya sangat luas dan banyak, namun secara umum terdiri dari 12 komponen sesuai dengan sifat dan karakternya, yaitu : 1. System air bersih, termasuk bendungan, waduk, transmisi, instalasi pengolah air dan fasilitas distribusinya. 2. Sistem manajemen air limbah termasuk pengumpulan, pengolah, pembuang, dan system pakai ulang. 3. Fasilitas manajemen limbah padat atau persampahan. 4. Fasilitas transportasi termasuk jalan raya,rel kereta api, dan lapangan terbang 5. Sistem transit public 6. Sistem kelistrikan, termasuk produksi dan distribusinya 7. Fasilitas gas alam. 8. Fasilitas drainase/pengendalian banjir 9. Bangunan umum, seperti pasar, sekolahan, rumah sakit, kantor polisi, dan fasilitas pemadam kebakaran 10. Fasilitas perumahan 11. Taman, tempat bermain, fasilitas rekreasi dan stadion 12. Fasilitas telekomunikasi 2.2.1 Rumah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman mendefinisikan bahwa : 1. Rumah adalah



bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan



sarana pembinaan keluarga, 2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, Permukiman kota



Page 7



Pengertian rumah dikemukakan Budihardjo (1987) antara lain: rumah sebagai simbol dan pencerminan tata nilai



selera pribadi



penghuninya atau dengan kata lain sebagai



pengejawantahan jati diri, rumah sebagai wadah keakraban diamana rasa memiliki, kebersamaan, kehangatan, kasih dan rasa aman tercipta didalamnya, rumah sebagai tempat kita menyendiri dan menyepi, yaitu sebagai tempat melepaskan diri dari dunia luar, tekanan dan tegangan, rumah sebagai tempat untuk kembali pada akar dan menumbuhkan rasa kesinambungan dalam untaian proses ke masa depan, rumah sebagai wadah kegiatan utama sehari-hari, rumah sebagai pusat jaringan sosial, rumah sebagai struktur fisik dalam arti rumah adalah bangunan. Menurut Johan Silas (2002) rumah mengandung pengertian: 



Sebagai tempat penyelenggaraan kehidupan dan penghidupan keluarga; rumah harus memenuhi kebutuhan yang bersifat biologis seperti makan, belajar, dan lain-lain, juga memenuhi kebutuhan non biologis, seperti bercengkrama dengan anggota keluarga atau dengan tetangga.







Rumah berfungsi sebagai sarana investasi; rumah mempunyai nilai investasi yang bersifat moneter yang dapat diukur dengan uang dan non moneter yang tidak dapat diukur dengan uang., tetapi lebih pada keuntungan moral dan kebahagiaan keluarga.







Rumah sebagai sarana berusaha; melalui rumah penghuni dapat meningkatkan pendapatannya guna kelangsungan hidupnya.







Rumah sebagai tempat bernaung harus memenuhi kebutuhan ruang akan kegiatan bagi penghuninya. Terdapat beberapa ruang pokok yang ada pada sebuah rumah, yaitu ruang tidur, ruang belajar atau ruang kerja, ruang keluarga, ruang services seperti dapur, dan teras atau ruang tamu. Makna yang terkandung didalam kebutuhan ruang-ruang tersebut mencerminkan



bahwa



rumah



adalah



tempat



untuk



istirahat,



tempat



untuk



mengaktualisasikan diri guna meningkatkan mutu kehidupan, rumah sebagai tempat sosialisasi utamanya dengan keluarga, rumah sebagai tempat menyediakan kebutuhan jasmani dan rohani, serta rumah sebagai tempat bernaung



Permukiman kota



Page 8



Tabel 1. Kriteria Rumah Berdasar Konstruksi Kriteria



Permanen



Semi Permanen



Non Permanen



Pondasi



Ada



Ada



Tidak



Dinding



Batu-bata/ batako



Atap



Genteng



Lantai



Plester/ keramik Plester/ keramik



Setengah



tembok



&



setengah kayu/ bambu Genteng



Bambu/ kayu Genteng/



selain



genteng Tanah



Jika dilihat berdasarkan ukuranya, standar perbandingan jumlah rumah besar, rumah sedang dan rumah kecil yaitu 1:3:6 



Luas kapling rumah besar : 120 m² – 600 m² (tipe 70)







Luas kapling rumah sedang : 70 m² – 100 m² (tipe 45-54)







Luas kapling rumah kecil : 21 m² – 54 m² (tipe 21-36)



Untuk menentukan luas minimum rata-rata dari perpetakan tanah harus mempertimbangkan faktor-faktor kehidupan manusianya, faktor alamnya dan pengaturan bangunan setempat. Kondisi Fisik Bangunan Berdasarkan kondisi fisik bangunannya, rumah di Kelurahan Meranti Pandak dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu: 1. Rumah permanen, memiliki ciri dinding bangunannya dari tembok, berlantai semen atau keramik, dan atapnya berbahan genteng. 2. Rumah semi-permanen, memiliki ciri dindingnya setengah tembok dan setengah bambu, atapnya terbuat dari genteng maupun seng atau asbes, banyak dijumpai pada gang-gang kecil. 3. Rumah non-permanen, ciri rumahnya berdinding kayu, bambu atau gedek, dan tidak 4. berlantai (lantai tanah), atap rumahnya dari seng maupun asbes.



Permukiman kota



Page 9



2.2.2 Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel Hirarki Pengelompokan



jalan



dimaksudkan



untuk



mewujudkan



kepastian



hukum



penyelenggaraan jalan sesuai dengan kewenangan Pemerintah dan pemerintah daerah. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. 1. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. 2. Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. 3. Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. 4. Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota. 5. Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.



Permukiman kota



Page 10



Jalan Arteri: Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien, Jalan Kolektor: Jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi, Jalan Lokal: Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Fungsi jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada sistem jaringan primer dibedakan atas arteri primer, kolektor primer, lokal primer, dan lingkungan primer(PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN) Jalan arteri primer : 



Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 11 (sebelas) meter.







Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas ratarata.







Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal.







Jalan arteri primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan pengembangan perkotaan tidak boleh terputus



Jalan kolektor primer : 



Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40 (empat puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter.







Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas ratarata







Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.



Jalan local primer :



Permukiman kota



Page 11







Jalan lokal primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 (dua puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 7, 5 (tujuh koma lima) meter. (







Jalan lokal primer yang memasuki kawasan perdesaan tidak boleh terputus



jalan lingkungan primer : 



Jalan lingkungan primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 15 (lima belas) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 6, 5 (enam koma lima) meter







Persyaratan teknis jalan lingkungan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih.







Jalan lingkungan primer yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit 3, 5 (tiga koma lima) meter.



Jalan dengan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dinyatakan sebagai jalan arteri sekunder, jalan kolektor sekunder, jalan lokal sekunder, dan jalan lingkungan sekunder Jalan arteri sekunder : 



Jalan arteri sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30 (tiga puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 11 (sebelas) meter.







Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata.







Pada jalan arteri sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.







Persimpangan sebidang pada jalan arteri sekunder dengan pengaturan tertentu harus dapat memenuhi ketentuan



Jalan kolektor sekunder 



Jalan kolektor sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 (dua puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter.







Jalan kolektor sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata



Permukiman kota



Page 12







Pada jalan kolektor sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat



Jalan local sekunder 



Jalan lokal sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10 (sepuluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 7, 5 (tujuh koma lima) meter.



Jalan lingkungan sekunder 



Jalan lingkungan sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10 (sepuluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 6, 5 (enam koma lima) meter







Jalan lingkungan sekunder yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda 3 (tiga) atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit 3, 5 (tiga koma lima) meter.



2.2.3 Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990) dan penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi harus memenuhi Permenkes No. 173/Menkes/Per/VII/1977. Sistem adalah seperangkat elemen atau komponen yang saling bergantung atau berinteraksi satu dengan lain menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu (Sinulingga, 2008) Sumber air bersih 



Sungai



Permukiman kota



Page 13



Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan. · 



Curah hujan Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/



berkelompok/ pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah banjir. 



Air permukaan dan air bawah tanah. Sumber-sumber air bersih ini biasanya terganggu akibat penggunaan dan penyalahgunaan



sumber air sehingga terjadi pencemaran air



Klasifikasi Mutu Air Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas : 



Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air bakti air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut







Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut







Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut



Permukiman kota



Page 14







Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi,pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.



Kriteria Perencanaan Teknis Sistem Distribusi Air Bersih Kriteria perencanaan teknis jaringan distribusi air bersih digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan jaringan distribusi air bersih, sehingga jaringan yang direncanakan dapat memenuhi persyaratan teknis dan hidrolis serta ekonomis. Sistem distribusi air bersih bertujuan untuk mengalirkan/membagikan air bersih ke seluruh daerah pelayanan dengan merata dan berjalan secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan konsumen. Untuk kelancaran sistem pendistribusian tersebut, perlu diperhatikan faktor-faktor berikut : 



Tersedianya tekanan yang cukup pada jaringan pipa distribusi, sehingga air masih bisa mengalir ke konsumen dengan sisa tekanan yang cukup.







Kuantitas air yang mencukupi kebutuhan penduduk/konsumen dan dapat melayani 24 jam.







Kualitas air bersih terjamin mulai dari pipa distribusi sampai ke konsumen. Sistem distribusi air bersih merupakan jaringan perpipaan yang mengalirkan air bersih dari sumber/instalasi ke daerah pelayanan. Secara sederhana suatu sistem distribusi sir bersih dapat dilihat pada ilustrasi gambar berikut:



Permukiman kota



Page 15



Pemilihan Pola Jaringan Perpipaan



Pola jaringan sistem perpipaan distribusi air bersih umumnya, dapat diklasifikasikan menjadi : Sistem jaringan melingkar (Grid System/Loop). Sistem jaringan cabang ( Branch System). Sistem kombinasi dri kedua sistem tersebut.



Bentuk sistem jaringan perpipaan tergantung pada pola jalan yang ada dan jalan rencana, topografi, pola perkembangan daerah pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan. Gambar berikut dapat memberikan ilustrasi tentang bentuk dan sistem jaringan pipa distribusi tersebut.



Permukiman kota



Page 16



1. Sistem Jaringan Perpipaan Melingkar Sistem jaringan perpipaan melingkar terdiri dari pipa pipa induk dan pipa cabang yang saling berhubungan satu sama lainnya dan membentuk loop (melingkar), sehingga terjadi sirkulasi air ke seluruh jaringan distribusi. Dari pipa induk dilakukan penyambungan (tapping) oleh pipa cabang dan selanjutnya dri pipa cabang dilakukan pendistribusian untuk konsumen. Dari segi ekonomis sistem ini kurang menguntungkan, karena diperlukan pipa yang lebih panjang, katup dan diameter pipa yang bervariasi. Sedangkan dari segi hidrolis (pengaliran) sisten ini lebih baik karena jika terjadi kerusakan pada sebagian blok dan selama diperbaiki, maka yang lainnya tidak mengalami gangguan aliran karena masih dapat pengaliran dari loop lainnya. Sistem jaringan perpipaan melingkar digunakan untuk daerah dengan karakteristik sebagai berikut :



Bentuk dan perluasannya menyebar ke seluruh arah Pola jaringan jalannya berhubungan satu dengan lainnya Elevasi tanahnya relatif datar



2. Sistem Jaringan Bercabang Sistem jaringan bercabang terdiri dari pipa induk utama (main feeder) disambungkan dengan pipa sekunder, lalu disambungkan lagi dengan pipa cabang lainnya, sampai akhirnya pada pipa yang menuju ke konsumen. 3. Sistem Jaringan Perpipaan Kombinasi Sistem jaringan perpipaan kombinasi merupakan gabungan dari sistem melingkar dan sistem bercabang. Sistem ini diterapkan untuk daerah pelayanan dengan karakteristik: Kota yang sedang berkembang. Bentuk perluasan kota yang tidak teratur, demikian pula jaringan jalannya tidak berhubungan satu sama lain pada bagian tertentu. Terdapat daerah pelayanan yang terpencil dan elevasi tanah yang bervariasi.



Permukiman kota



Page 17



3. Sistem pengaliran Sistem pengaliran dalam sistem distribusi air bersih dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut: 1. Sistem Gravitasi Sistem pengaliran dengan gravitasi dilakukan dengan memanfaatkan beda tinggi muka tanah, dalam hal ini jika daerah pelayanan terletak lebih rendah dari sumber air atau reservoir. Untuk daerah pelayanan yang mempunyai beda tinggi yang besar sistem gravitasi dapat digunakan karena dengan beda tinggi yang besar untuk pengaliran kita dapat memanfaatkan energi yang ada pada perbedaan elevasi tersebut tidak perlu pemompaan. Bila digabungkan dengan sistem jaringan bercabang akan membentuk sistem yang optimal, baik dari segi ekonomis maupun dari segi teknis.



2. Sistem Pemompaan Sistem pengaliran dengan pemompan digunakan di daerah yang tidak mempunyai beda tinggi yang cukup besar dan relatif datar. Perlu diperhitungkan besarnya tekanan pada sistem untuk mendapatkan sistem pemompaan yang optimal, sehingga tidak terjadi kekurangan tekanan yang dapat mengganggu sistem pengaliran, atau kelebihan tekanan yang dapat mengakibatkan pemborosan energi dan kerusakan pipa.



3. Sistem Kombinasi Sistem ini merupakan sistem gabungan dari sistem gravitasi dan sistem pemompaan. Pada sistem kombinasi ini, air yang didistribusikan dikumpulkan terlebih dahulu dalam reservoir pada saat permintaan air menurun. Jika permintaan air meningkat maka air akan dialirkan melalui sistem gravitasi maupun sistem pemompaan.



2.2.4 Sanitasi dan Sampah



Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia Permukiman kota



Page 18



didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.



Jenis-jenis sampah



A. Berdasarkan sumbernya:



1.Sampah alam 2.Sampah manusia 3.Sampah konsumsi 4.Sampah nuklir 5.Sampah industry 6.Sampah pertambangan B. Berdasarkan sifatnya



- Sampah organik - dapat diurai (degradable) Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos; - Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable) Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;



Permukiman kota



Page 19



Permukiman kota



Page 20



2.2.5 Drainase Suripin, M. Eng. (2004; 7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Klasifikasi (berdasarkan fungsi) FungsiDrainase 



Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat difungsikan secara optimal.







Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air/banjir.







Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.







Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.







Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir.



Macam-macamDrainase



a. MenurutSejarahTerbentuknya 1). DrainaseAlamiah( NaturalDrainase ) Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasanganbatu/beton, gorong-gorongdan lain lain.Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentukjalan air yang permanen seperti sungai. 2). DrainaseBuatan( Arficial Drainage ) Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan bangunan khusus seperti selokan pasanganbatu/beton, gorong-gorong, pipa-pipadan sebagainya. b. MenurutLetakBangunan 1). DrainasePermukaan Tanah (Surface Drainage) Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan Permukiman kota



Page 21



permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow.



2). DrainaseBawahPermukaan Tanah ( Subsurface Drainage ) Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapanganterbang, tamandan lain-lain.



c. MenurutFungsi 1). Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnyaseperti limbah domestik, air limbah industry dan lain – lain.



2). Multi Purpose yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik secara bercampur maupun bergantian.



d. MenurutKonstruksi 1). Saluran Terbuka,yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.



2). SaluranTertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.



Permukiman kota



Page 22



gambar 1. DranaiseBuatan



PolaJaringanDrainase a.



Siku



Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi daripada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.



Gambar 2.PolaJaringanDrainaseSiku



b.



Pararel Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder)



yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.



Gambar 3 PolaJaringanDrainasePararel



Permukiman kota



Page 23



c. Grid Iron



Untuk daerah dimana sungai nya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.



Gambar 4.PolaJaringanDrainase Grid Iron



d. Alamiah Sama seperti polasiku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar



Gambar 5.PolaJaringanDrainaseAlamiah



e. Radial Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah. 2.2.6 Sarana Permukiman kota



Page 24



Moenir (1992 : 119) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan. Pengertian yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah bahwa sarana dan prasarana merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian digunakan oleh orang banyak atau masyarakat untuk kepentingan bersama mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.. Contoh sarana umum adalah sekolah, jalan, jembatan, puskesmas, balai desa, lapangan olah raga, dan irigasi. Sarana umum dibangun oleh pemerintah. Biaya untuk membangun sarana umum berasal dari pungutan wajib yang disebut pajak. Jenis sarana Yang termasuk dalam sarana pemerintahan dan pelayanan umum adalah: a) kantor-kantor pelayanan / administrasi pemerintahan dan administrasi kependudukan; b) kantor pelayanan utilitas umum dan jasa; seperti layanan air bersih (PAM), listrik (PLN), telepon, dan pos; serta c) pos-pos pelayanan keamanan dan keselamatan; seperti pos keamanan dan pos pemadam kebakaran



Kebutuhan ruang dan lahan Dasar penyediaan sarana pemerintahan dan pelayanan umum untuk melayani setiap unit administrasi pemerintahan baik yang informal (RT dan RW) maupun yang formal (Kelurahan dan Kecamatan), dan bukan didasarkan semata-mata pada jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Dasar penyediaan sarana ini juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unitunit atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan sarana mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.



Kebutuhan lahan bagi sarana pada unit RW (2.500 jiwa penduduk) balai pertemuan warga Permukiman kota



luas lahan min.



300 m2 Page 25



pos hansip



luas lahan min.



12 m2



gardu listrik



lahan min.



30 m2



bak sampah kecil



luas lahan min.



30 m2



parkir umum



luas lahan min.



telepon umum, bis surat,



100 m2 (standar satuan parkir = 25 m2)



Pada kasus lingkungan perumahan dengan kondisi tertentu, dimana masyarakat belum mampu menyiapkan sarana mandi, cuci, buang air, dalam rumah tinggalnya masing-masing, dapat dilengkapi dengan sarana pelayanan umum MCK bersama. Ketentuan pembangunan MCK bersama adalah : satu jamban / unit dan satu kamar mandi/unit melayani 12 KK ≈ 60 orang sarana dan prasarana air bersih, saluran pembuangan, peresapan, septitanc



luas minimal



bangunan 3.0 x 7.0 m2 ≈ 21.0 m2 luas minimal lahan 6.0 x 7.0 m2 ≈ 42.0 m2 lokasi terletak di pusat lingkungan tingkat 250 penduduk (RT).



Kebutuhan lahan bagi sarana pada unit Kelurahan (30.000 jiwa penduduk) kantor kelurahan



luas lahan min. 1.000 m2



pos kamtib



luas lahan min.



200 m2



pos pemadam kebakaran



luas lahan min.



200 m2



agen pelayanan pos



luas lahan min.



72 m2



loket pembayaran air bersih



luas lahan min.



60 m2



loket pembayaran listrik



luas lahan min.



60 m2



bak sampah besar



luas lahan min.



60 m2



parkir umum



luas lahan min.



telepon umum, bis surat



500 m2 (standar satuan parkir = 25 m2)



Parkir umum yang disediakan akan diintegrasikan antara kebutuhan kantor kelurahan dengan kebutuhan gedung serba guna / balai karang taruna ini. Tempat sampah pada lingkup Kelurahan berupa bak sampah besar, merupakan tempat pembuangan sementara sampah-sampah dari lingkungan RW yang diangkut gerobak sampah, dengan ketentuan sebagai berikut; kapasitas bak sampah besar minimal 12-15 m3 sampah diangkut 3 x 1 minggu (dari bak sampah RW ke bak sampah Kelurahan) sampah diangkut 3 x 1 minggu (dari bak sampah Kelurahan ke TPA kota) . Permukiman kota



Page 26



BAB III METODOLOGI 3.1 Pengambilan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian. Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.



3.1.1 Data sekunder Data sekunder merupakan data yang merupakan dokumentasi salinan dan kutipan data referensi-referensi.Dalam Penelitian ini data sekunder bersumber dari intansi pemerintah yang terkait seperti Badan Pusat Statistic ,Kantor Kecamatan dan kantor kelurahan .Data yang diperoleh merupakan data statistic Kecamatan Rumbai Pesisir dan data monografi kelurahan Meranti Pandak serta refrensi-referensi untuk landasan teori



3.1.2 Data Primer Data primer diperoleh secara langsung melalui informan atau responden melalui wawancara secara mendalam ataupun dalam bentuk question secara observasi lapangan dalam penilitian ini data primer diperoleh dengan cara melihat langsung fenomena dan fakta yang ada di lapangan atau observasi fisik mengenai kondisi infrastruktur seperti jaringan jalan ,rumah,jaringan air bersih ,sarana dan prasarana ,drainase serta mandi cuci kakus .Data mengenai pengadaan serta pengolahan infrastruktur dapat diperoleh melalui wawancara secara mendalam Permukiman kota



Page 27



kepada pihakt erkait seperti



Ketua RW serta masyarakat yang berada di sekitar.Metode



Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.



Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara. 1. Angket Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain : 



Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.







Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.







Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.



Permukiman kota



Page 28



2. Observasi Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. 3.Foto dan Wawancara Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998).



Permukiman kota



Page 29



BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI



4.1 Gambaran Umum Kelurahan Meranti Pandak Kelurahan Meranti Pandak merupakan Kelurahan yang termasuk di Kabupaten Rumbai Pesisir dengan luas wilayah 3,88 km2 dengan jumlah penduduk 12.907.Dengan batas wilayah : 



Selatan



: sungai Siak







Utara



: Jl.Khayangan







Barat



: Jl.Yos Sudarso







Timur



: Jl.Sembilang



4.2 Kependudukan



Jumlah penduduk Kecamatan Rumbai Pesisir mencapai 70.012 jiwa pada tahun 2013. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 2.309 jiwa dari tahun 2012. Kepadatan penduduknya mencapai 445 jiwa/km2, dengan kelurahan terpadat yaitu Kelurahan Limbungan Baru yang penduduk nya sebesar 20.618 jiwa, dengan kepadatan penduduk nya mencapai 9.865 jiwa /km2 dan Kelurahan Tebing Tinggi Okura merupakan penduduk paling sedikit yaitu sebesar 5.386 jiwa, dengan kepadatan penduduk nya sebesar



40 jiwa/km2 .Penduduk yang terdapat di



Kelurahan Meranti Pandak pada Februari 2016 dari daftra monografi jenis kelamin sebagai berikut :



luas No



Kelurahan



wilaya h



jumlah



jumlah penduduk menurut jenis



jumlah



kelamin



(jiwa)



(Km2) RT



Permukiman kota



RW



Laki-laki



perempuan



Page 30



1



Meranti Pandak



jumlah



3,88



54



13



6.619



6.288



12.907



3.88



54



13



6.619



6.288



12.907



Data Penduduk Berdasarkan Jender



Tahun 2015



Jumlah RT/RW



54 RT dan 13 RW



Jumlah Laki-laki



6.619 Jiwa



Jumlah Perempuan



6.288 Jiwa



Jumlah Total Penduduk



12.907 Jiwa



Luas Wilayah (km2) Kepadatan Penduduk



3,88 km2 3.327 PerKm2



4.3 Kondisi Sarana dan Prasarana



Kondisi sarana dan prasaran untuk Kelurahan Meranti Pandak secara keseluruhan masih banyak lagi yang membutuhkan sarana dan prasaran yang ada di beberapa RW yaitu RW 05,RW 12 DAN RW 04 ,khususnya untuk RW 05 yang banyak sekali sarana dan prasarana yang dibutuhkan sedangkan untuk RW 04 hampir semua sudah terpenuhi tapi hanya pada factor jalan yang kurang memadai yang masih tanah kuning untuk sebagian dan sebagian lagi sudah ada yang terealisasi.Pada RW 12 untuk sumur bor masih kurang sedangkan pada jalan sudah terealisasi pada tahun 2014 oleh dinas PU ,karena pada RW 05 ini daerah yang masih dibilang kumuh .Untuk RW 05 untuk segi kebutuhan prasarana yang kurang yaitu untuk air bersih ,jalan dan juga tempat TPS ,dari segi air bersih masyarakat RW 05 menggunakan sumur bor kemudian sumur bor itu lah di aliran kerumah warga yang ada di sekitar sumur bor tersebut dan masih ada juga beberapa warga yang kekurangan.Sedangkan jalan ,masih setapak dan belum ada Permukiman kota



Page 31



pengkerasan dan juga jalan di tiap gang itu sangat sempit yang menyebabkan kendaraan roda 4 tidak bisa masuk hanya roda 2 yang bisa.Masyarakat yang ada di RW 05 dulunya masalah sampah di ambil di setiap rumah dengan biaya perumah 5000 tapi sekarang tidak lagi .



4.3.1 Rumah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman mendefinisikan bahwa : 1. Rumah adalah



bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan



sarana pembinaan keluarga, 2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, A.Jenis Rumah Jenis rumah yang ada di kelurahan Meranti Pandak di setiap RW memiliki jenis rumah yang berbeda-beda untuk di Kelurahan Meranti Pandak pada RW 05 rata-rata jenis rumah yang ada yaitu deret karena di daerah kebanyakan yang memiliki rumah tersebut orang pekerja di pabrik karet ,banyak rumah yang ada disewakan .Para pemilik rumah deret tersebut banyak yang tidak tinggal di RW 05 melainkan hanya untuk disewakan.Tapi ada beberapa rumah yang ada dengan jenis rumah tunggal dengan beratap seng secara keseluruhan yang ada di RW 05 . Pada RW 04 jenis rumah yang ada sangat beragam secara keseluruhan rumah yang ada di RW 04 tunggal dan juga deret.masyarakat di RW 04 secara keseluruhan rumah mereka pribadi tapi ada juga rumah yang disewakan .Dan rumah di RW 12 secara keseluruhan rumah tersebut merupakan jenis rumah tunggal yang ada di daerah RW 05,yang merupakan rumah pribadi untuk rumah deret dan juga couple ada beberapa sebagian yang di sewakan .



B.Type Rumah Tipe rumah yaitu dibagi beberapa bagian yaitu besar,sedang dan kecil .Sebagian rumah yang ada di RW 05 rumah berbagai macam tipe yang ada kebanyakan rumah bertipe sedang yang ada di kelurahan Meranti Pandak tersebut .Dan juga ada tipe besar tapi hanya terdapat 1 Permukiman kota



Page 32



atau 2 rumah yang besar saja dengan 1 keluarga atau 4 orang dengan fasilitas rumah kamar mandi dan kamar dapur dan lain nya juga tapi ada beberapa rumah yang tidak memiliki kamar mandi dan kebanyakan mereka menggunakan fasilitas kamar mandi umum yang ada di RW 05. Di RW 04 sendiri kebanyakan tipe rumah juga sedang ,kalau untuk rumah kecil ada tapi hanya beberapa saja yang ada di RW 04 tersebut dengan tipe rumah sedang yang ada di RW 04 dengan 1 rumah yang terdiri 1 keluarga atau 4 orang ,dengan kamar mandi dan 2 kamar dan berbagai fasilitas lainnya di RW 04 ada pemandian umum tapi sudah tidak digunakan lagi ,masyarakat hampir sudah memiliki kamar mandi sendiri. RW 12 tipe rumah yang ada kebanyak tipe rumah sedang ,dan tipe untuk rumah besar hanya beberapa saja yang ada di RW 12 fasilitasnya hampir sama dengan RW 04 setiap rumah sudah memiliki kamar mandi tapi ada juga tempat pemandian umum yang sudah tidak digunakan lagi .dengan tipe rumah yang sedang diisi dengan 1 keluarga atau 4 orang dan juga ada yang diisi dengan 6 orang dalam satu rumah yang berukuran sedang .



C.Intensitas Intensitas KDB ,KLB KDH yang ada di setiap rumah masyarakat tidak sesuia dengan ketentuan yang ada



D.Tingkat Permanen 1. Rumah permanen, memiliki ciri dinding bangunannya dari tembok, berlantai semen atau keramik, dan atapnya berbahan genteng. 2. Rumah semi-permanen, memiliki ciri dindingnya setengah tembok dan setengah bambu, atapnya terbuat dari genteng maupun seng atau asbes, banyak dijumpai pada gang-gang kecil. 3. Rumah non-permanen, ciri rumahnya berdinding kayu, bambu atau gedek, dan tidak berlantai (lantai tanah), atap rumahnya dari seng maupun asbes Berdasarkan tingkat permanensi yang ada ,rumah yang ada di Kelurahan Meranti Pandak yang ada di RW 05 tingkat permanensi secara keseluruhan rumah nya non permanen yang rumahnya berdinding kayu dan juga atap nya dari seng ,ada beberapa rumah yang permanen Permukiman kota



Page 33



dengan atap genteng dan juga dindingnya dari tembok dan lantai keramik tapi hanya beberapa .untuk rumah semi-permanen juga ada di RW 05 tersebut dengan dinding setengah tembok dan kayu ,hampir di setiap gang itu rumah semi-permanen dan juga non-permanen saling berdempetan . Tingkat permanensi untuk rumah yang ada di RW 04 semua permanensi ada di RW 04 tapi yang paling merata tingkat permanensi non-permanen yang berdinding kayu dan atap rumah dengan seng yang terletak di tepi jalan yang ada di RW 04 .Untuk rumah yang permanen juga terdapat hanya beberapa ,seperti rumah deret yang digunakan untuk sewa yang berciri dinding semen dan atap genteng tidak terlalu banyak rumah yang permanen untuk di RW 04 .untuk rumah semi-permanen juga banyak terdapat tapi tidak sebanyak rumah non-permanen. RW 12 rumah masyarakat yang ada di RW 12 secara keseluruhan banyaknya yang semipermanen dan juga non-permanen .Semi-permanen dan juga Non-permanen sangat merata sedangkan untuk rumah permanen banyak yang hanya untuk sewa dan ada juga rumah milik pribadi rumah warga banyak terdapat di lingkungan sekitar tepi jalan dan juga di pertengahan kampong ,tapi untuk rumah yang semi-permanen dan non permanen masyarakat banyak tinggal berdempetan dengan jarak yang begitu sedikit sekitar ½ meter saja ,yang agak terlihat sempit.



Permukiman kota



Page 34



Gambar 4.1 kondisi rumah di Kelurahan Meranti Pandak



Gambar 4.2 Kondisi Rumah di Kelurahan Meranti Pandak



Permukiman kota



Page 35



Gambar 4.3 Kondisi Rumah di Kelurahan Meranti Pandak 4.3.2 Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Untuk jalan yang ada di kelurahan Meranti Pandak di setiap RW dari RW 05,RW 12 ,dan RW 12 kondisi fisik jalan masih ada beberapa yang belum disemenisasi tapi ada juga beberapa yang sudah di semenisasi untuk di beberapa RW tersebut ,secara keseluruhan jalan yang ada di RW 12 dengan lebar jalan sekitar 2 meter,untuk di lingkungan sekitarnya ditiap gang yang ada lebar jalan hanya 1.5 meter saja dengan jalan yang ada di gang sudah di semenisasi ,untuk jalan yang menghubungkan dari RW 12 ke RW 04 masih belum di seminisasi dengan lebar jalan sekitar 3,5 meter yang mengakibatkan pada hari hujan menjadi becek dan terjadinya genangan air ,karena jalan yang masih tanah kuning. Untuk di RW 05 kondisi fisik jalan hanya di depan kantor lurah saja yang jalan nya bagus sedangkan disetiap gang kondisi jalan yang rusak dan ada yang tidak ada seminisasi ,sehingga Permukiman kota



Page 36



pada hari hujan jalan menjadi becek .Lebar jalan yang ada di RW 05 tidak sesuai standar jalan lingkungan yaitu 6.5 sementara pada kondisi eksisting lapangan lebar jalan hanya 1.5 meter saja sehingga para pengendara susah dalam mengakses jalan tersebut yang ada di RW 05 ,apalagi di lewati oleh kendaraan roda 4 ,yang hanya bisa di akses di depan kantor Kelurahan Meranti Pandak .Setiap gang yang ada di RW 05 jalan sempit dan tidak bisa dilewati kendaraan ,hanya bisa dilewati 1 kendaraan saja untuk menuju tiap gang.Untuk jalan yang menghubungkan dari RW 05 ke RW 04 itu dibatasi oleh jalan raya (PKL) yaitu jalan Yos Sudarso yang terletak di sebrangan di RW 05 untuk akses jalan ke RW 04 jalan tersebut dengan lebar sekitar 10 M Akan tetapi untuk RW 04 semua jalan yang ada sudah semenisasi sehingga mempermudah warga dalam mengakses jalan tersebut tapi ada sebagian jalan masih tanah kuning dan belum di semenisasi sehingga pada saat hari hujan jalan mejadi becek dan menimbulkan genangan .Lebar jalan lingkungan yang ada di RW 04 3.5 yang menghubungkan antara permukiman sudah sesuai dengan kondisi jalan yang ada tapi masih perlu perbaikan lagi untuk kondisi jalan yang ada .Untuk jalan tiap pergangnya juga sudah dengan lebar yang sesuai ,yang jadi permasalahan untuk RW 04 jalan masih banyak yang rusak sebagiannya dan sebagian sudah baik .



Gambar 4.4 Kondisi Eksisting Jalan di Kelurahan Meranti Pandak Permukiman kota



Page 37



Gambar 4.4 Kondisi Eksisting Jalan di Kelurahan Meranti Pandak



4.3.3 Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990) dan penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi harus memenuhi Permenkes No. 173/Menkes/Per/VII/1977. Kondisi air bersih di Kelurahan Meranti Pandak sangat minim sekali dimana penyedian air bersih kurang sebar merata di setiap RW .Kualitas air yang ada di setiap permukiman itu sangat buruk hanya bisa di pakai untuk mandi,cucikakus saja namun untuk kebutuhan pokok seperti memasak sangat membutuhkan air bersih perlu perhatian dari pihak pemerintah maupun pihak swasta ,dari sebagian RW sudah menyediakan sumur bor yang digunakan oleh sebagian Permukiman kota



Page 38



masyarakat untuk memenuhi kebutuhannnya.tapi tidak semua rumah dapat mengalirkan air tersebut ke setiap permukiman warga yang ada didaerah tersebut .Sistem pengaliran air dari sumur bor menggunakan pipa bercabang namun tidak semua permukiman yang berada di masing-masing RW dapat dialirkan oleh pipa dikarenakan oleh kondisi permukiman yang padat dan kontur tanah .Masyarakat sekitar yang masih belum memiliki air bersih ,rata-rata mereka mengambil di tempat sumur bor umum yang telah disediakan oleh RW setempat untuk mencuci baju maupun mandi .Sumur bor yang disediakan setiap RW memiliki 1 sumur bor yang telah di sediakan.Ada setiap sumur bor yang ada di RW tidak tertampung oleh bak control sehingga air terbuang sia-sia atau (lost of water). Disebagian air bersih yang di bangun di setiap RW tidak dari pemerintah tapi dari calon legislative sumber pelayan air bersih dari system pemompaan.Adapun system jaringan air yang ada di Kelurahan Meranti Pandak merupakan system bercabang tapi ada beberapa kelemahan dan juga keuntungan,keuntungan dari system bercabang ini yaitu tidak adanya endapan tapi kelemahan nya boros,bisa di lihat di beberapa foto terdapat air yang keluar begitu saja dan tidak di tampung di bak control.



Gambar 4.5 Kondisi Air besih / sumur bor Permukiman kota



Page 39



Gambar 4.6 Kondisi Air besih / sumur bor 4.3.4 Sanitasi dan Sampah Sampah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Dari sanitasi itu sendiri pastinya akan menghasilkan limbah cair dan padat ,sedangkan limbah cair itu terdiri dari grey water dan black water ,untuk grey water yaitu mandi dan cuci sedangkan black water yaitu kakus dan septictank .Konsep dari dari grey water ini sebaik nya setiap rumah tempat pengendapan untuk mengurangi detergen agar lingkungan tidak tercemar.



A.Sampah Kelurahan Meranti Pandak hanya memiliki 1 TPS saja yang hanya terdapat di RW 05,sampah yang ada di RW 05 ini sangat banyak karena tidak terdapat tempat sampah yang untuk menampung sampah tersebut,sehingga sampah yang terdapat disana di buang begitu saja Permukiman kota



Page 40



di tepian rumah .Dari hasil survey yang kami lakukan, dulu sampah di ambil perumah tetapi sekarang tidak lagi dengan upah perumah 5000 ribu /bulannya sedangkan untuk ruko atau perdagangan itu bisa 10000 ribu/bulannya.Sehingga terjadi penumpukan sampah di RW 05 yang menjadikan daerah tersebut kumuh karena pengambilan sampah tidak dilakukan lagi dan penyedian tempat pembuangan sampah pun tidak di sediakan lagi untuk permasing –masing tempat .Kebanyak masyarakat di RW 05 ini ,sampah di lakukan dengan pembakaran . Sedangkan di RW 04 juga sama dengan RW 05 sampah juga sama yang diambil perumah tapi sekarang tidak dilakukannya pengambilannya ,sampah yang ada di RW 04 ini dikumpul dan dibakar sendiri,tapi rata-rata sampah yang di RW 04 masyarakat sudah menanggulangi nya sendiri ,tapi ada juga beberapa masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan di drainase dan juga di bawah rumah mereka .Untuk TPS yang ada di RW 04 tidak terdapat TPS . Pada RW 12 Sampah juga dibakar oleh warga dan tidak terdapat TPS yang di sediakan di RW 12 sampah juga dulunya di pungut perumah yang ada dengan biaya yang sama dengan RW lainnya tapi sekarang tidak dilakukannya lagi pengambilan sampah yang ada di sekitar Kelurahan Meranti Pandak ,kebanyakan masyarakat membakarnya sendiri di tepian rumah mereka dan masih juga ada masyarakat yang membuangnya kesungai siak dan juga masih terdapat banyak sampah yang di drainase sekitar rumah masyarakat .Adapun masyarakat sekitar menyediakan pewadahan untuk masing-masing rumah tapi tidak semua rumah menyediakan tong sampah.



B.Sanitasi



Untuk sanitasi di RW 05 masih dilakukan pembuatan tempat IPAL (instalasi pengolahan air limbah ) yang dilakukan untuk menyambungkan pembuangan sisa black water dari setiap rumah ,pembangunan sanitasi dibangun 8 pintu ,yang di bangun samping masjid,untuk di kelurahan Meranti Pandak RW 05 ini ada beberapa di setiap rumah tidak terdapat septictank sehingga di bangun septictank untuk seluruh masyarakat RW 05 yang tidak memiliki septictank . Metode yang digunakan dalam pembuatan septictank ini menggunakan metode botol aqua yang pertama kali dilakukan di Kota Pekanbaru yang terletak di Kelurahan Meranti pandak ,dimana Kepala RW 05 mengikuti latihan di luar kota Pekanbaru untuk melihat metode pembuatan septictank model terbaru.Dana yang dalam pembuatan septictank ini didanai oleh Permukiman kota



Page 41



pemerintah.Pada pembuatan septictank ini baru saja dikerjakan dan akan bisa di pakai 2017 ini,disamping pembuatan IPAL ini juga terdapat tempat pemandian umum yang baru dengan 4 kamar mandi ,sebelumnya juga ada 2 tempat pemandian umum yang satu di sekitar rumah warga yang digunakan untuk mencuci dan mandi dengan 2 kamar mandi yang pengaliran nya langsung ke drainase dan langsung menuju ke sungai Siak dan juga terletak di sekitar rumah warga cuman hanya 1 kamar mandi umum.Di RW 05 ada beberapa kamar mandi umum yang terletak di tepi sungai siak cuman sekarang tidak di gunakan lagi oleh masyarakat sekitar nya,dan sudah terbengkalai .Pengaliran air yang ada di pemandian semuanya di alirkan langsung ke sungai siak,dan baru ini di RW 05 membuat IPAL . Keadaan septictank yang ada di RW 04 rata-rata masyarakat sekitar sudah memiliki septictank sendiri sehingga di RW 04 tidak membuat septictank khusus untuk menampung semua dari rumah warga,septictank yang ada di setiap rumah dibuat mereka di belakang rumah masing-masing yang dekat dengan kamar mandi.Tapi ada tempat pemandian umum yang sudah tidak digunakan lagi oleh masyarakat sekitar RW 04 karena masyarakat sudah memiliki kamar mandi sendiri. RW 12 keadaan sebagian masyarakat sudah memiliki septictank sendiri dan ada juga yang tidak mempunyai kamar mandi ,masyarakat menggunakan kamar mandi umum ,kamar mandi umum juga sudah terdapat septictank yang telah di buat .Di Kelurahan Meranti Pandak pada penggunaan IPAL hanya terdapat pada RW 05 pada RW lain nya tidak terdapat IPAL .



Permukiman kota



Page 42



Gambar 4.7 Septictank Yang Baru dibuat



Gambar 4.8 sampah yang tidak dibuang di



TPS



Permukiman kota



Page 43



Gambar Wc umum dan juga tempat sampah



Gambar 4.9.1 sampah yang dibuang sembarangan



4.3.5 Drainase Suripin, M. Eng. (2004; 7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Klasifikasi (berdasarkan fungsi)



Permukiman kota



Page 44



Fungsi Drainase 



Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat difungsikan secara optimal.







Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air/banjir.







Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.







Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.







Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir.



Kondisi eksisting drainase di Kelurahan Meranti Pandak tidak sesuai kapasitas debit air yang tertampung didalamnya karena banyak sampah yang banyak di dalam drainase tersebut yang tidak di bersihkan bahkan ukuran dari drainase tidak sesuai dengan standar dan sebagian drainase dibuat kontruksi semen dan juga ada hanya dibuat dengan galian saja .Aliran drainase yang tidak dibuat dengan semenisasi menyebabkan daerah tersebut pada hari hujan mengalami genangan air ,dulu daerah Meranti Pandak sering terjadi banjir tapi sekarang tidak lagi karena sudah ada pengerukkan parit yang di berada di samping jalan Yos Sudarso yang merupakan aliaran kesungai siak.Saluran drainase yang ada di RW 05 rata-rata saluran drainase terbuka dengan kedalam tidak sampai 1 meter karena banyaknya pengendapan tanah dan juga penumpukan sampah yang menjadi air tidak mengalir pada saat hujan dan pada saat hujan yang deras drainase tidak dapat menampung dan juga menimbulkan genangan air dan bau ,aliran drainase semua nya dialirkan langsung ke sungai siak .Masih banyak drainase di RW 05 yang terputus pada setiap rumah warga yang mengakibatkan menjadi genangan air .Pembuatan draianse tidak sesuai standar yang ada dan banyak lagi draianse yang harus diperbaiki pada RW 05. Kondisi drainase pada RW 04 banyak masalah drainase masih menjadi permasalahan yang ada karena belum dibangunnya drainase sesuai dengan standar yang ada sehingga pada hari hujan drainase tidak mengalir dengan baik ,dan pembangunan drainase hanya asal jadi saja banyak drainase yang terputus dan tidak mengalir dengan baik sehingga banyak menimbulkan genangan.Banyak drainase yang hanya dari galian saja di tepi jalan lingkungan dan tidak di Permukiman kota



Page 45



alirkan dengan baik sehingga air pada hari hujan banyak tergenang di tepi jalan tersebut .Masih banyak sampah yang terdapat di aliran drainase .Semua drainase merupakan saluran terbuka dan semuanya subface drainase yang terdapat di RW 04 langsung dialirkan ke sungai Siak .Drainase yang terdapat di RW 05 menampung semua aliran yang baik aliran pembuangan limbah cuci mandi dan aktivitas rumah tangga.Tidak terdapatnya aliran drainase yang khusus untuk limbah rumah tangga.Yang menyebabkan RW 04 ini sering mengalami genangan air ,karena drainase tidak dapat banyak menampung debit air yang dialirkan. Pada drainase RW 12 sama permasalahnya dengan RW lainnnya dimana drainase tidak dapat menampung dengan debit air pada waktu hujan dan tidak dapat menampung pembuangan air pemakaian air pada permukiman sekitar .Sehingga banyak drainase yang di genangi air akibat tersumbatnya sampah .Menurut kontruksi saluran drainase yang ada di RW 12 yaitu saluran terbuka dan tidak terdapat saluran drainase tertutup.Semua drainase yang ada menampung semua aliran pembuangan dan tidak memiliki drainase yang yang khusus untuk pembungan aliran rumah tangga .Dalam saluran drainase hanya sekitar 1 meter ,ada juga drainase yang hanya ½ meter saja pada hari hujan menjadi genangan air,masyrakat jarang membersihkan drainase pada sekeliling mereka pada saat hujan saja terjadinya genangan baru masyarakat membersihkan drainase tersebut .



Permukiman kota



Page 46



4.3.6 Sarana Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian digunakan oleh orang banyak atau masyarakat untuk kepentingan bersama mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.. Contoh sarana umum adalah sekolah, jalan, jembatan, puskesmas, balai desa, lapangan olah raga, dan irigasi. Sarana umum dibangun oleh pemerintah. Biaya untuk membangun sarana umum berasal dari pungutan wajib yang disebut pajak. Jenis sarana Yang termasuk dalam sarana pemerintahan dan pelayanan umum adalah: 



kantor-kantor pelayanan / administrasi pemerintahan dan administrasi kependudukan;







kantor pelayanan utilitas umum dan jasa; seperti layanan air bersih (PAM), listrik (PLN), telepon, dan pos; serta







pos-pos pelayanan keamanan dan keselamatan; seperti pos keamanan dan pos pemadam kebakaran



Adapun beberapa tabel sarana yang ada di Kelurahan Meranti Pandak



Permukiman kota



Page 47



NO 1 2 3 4 5 6



NO



NAMA MASJID Masjid ihsan Masjid mukminin Masjid syukron Masjid istiqomah Masjid nuruh huda Masjid baiturrahman



NAMA MUSHOLLA



1 Musholla AL-ITIHAD 2 Musholla MUJAHIDIN Musholla MIFTAHUL 3 JANNAH 4 Musholla AL-MUWWANAH 5 Musholla AL-HIDAYAH 6 Musholla UBUDIYAH 7 Musholla NURUL FALAH 8 Musholla NURUL HAQ 9 Musholla BAITUL RAIHAN Musholla NURUL 10 FATIMAH 11 Musholla AL IKHLAS 12 Musholla AL MUJAHIRIN Musholla USWATUN 13 HASANAH 14 Musholla AL ANSOR



NO 1 2 3 4 5 6 7 8



NAMA SEKOLAH TK AL-MAWWANAH TK PKK TK AL-MUNAWWARAH SD NEGERI 40 SD NEGERI 63 SD NEGERI 65 SD NEGERI 120 SD NEGERI 55



Permukiman kota



RT 1 5 5 3 3



RW 1 5 8 11 9 2



RT 3 3



RW 9 2



3



3



1 2 1 5 4 3



4 5 5 6 7 7



4



8



3 2



10 12



2



13



4



13



RT 1 1 4 2 1 3 1 3



RW 5 5 8 5 8 8 9 11



ALAMAT JL. Yos Sudarso JL. Yos Sudarso JL. Pesisir JL. Sembilang JL. Pesisir Ujung JL. Yos Sudarso gg Jaya



ALAMAT JL. Yos Sudarso JL.Pesisir JL. Yos Sudarso JL. Kenari JL. Pesisir gg Singgalang JL. Pesisir JL. Pesisir JL. Pesisir JL. Pesisir gg fajar JL. Pesisir gg mempesona JL. Kayangan JL. Yos Sudarso JL. Pesisir gg Rumbio JL. Pesisir gg rumbio



ALAMAT JL. Kenari JL. Yos sudarsso JL. Pesisir JL. Kenari JL. Pesisir JL. Pesisir JL. Pesisir ujung JL. Khayangan



Page 48



NO



NAMA SEKOLAH



RT



RW



ALAMAT



1 TPA AL-MUAWWANAH



1



5



JL. KENARI



2 MDA MUKMININ



5



5



JL. YOS SUDARSO



3 MDA MUNAWWARAH



4



8



JL. PESISIR



4 MDA NURUL HUDA



3



9



JL. PESISIR UJUNG



5 MDA ISTIQOMAH



3



11



JL. SEMBILANG



6 MI MIFTAHUDIN



1



12



JL. YOS SEDARSO



7 TPA USWATUN HASNAH



2



13



JL. PESISIR gg. RUMBIO



Sarana yang ada di Kelurahan Meranti Pandak masih ada yang kurang pada setiap RW nya seperti ketersediaan posyandu dimana posyandu hanya terdapat posyandu dari 13 RW ,Kondisi tiap-tiap posyandu sudah baik dalam memberi pelayanan kesehatannya di setiap posyandu setiap bulannya .Tapi ada satu RW yang tidak memiliki posyandu yang menumpang di rumah warga ,sehingga membuat para warga kesulitan dalam pelayan kesehatan setiap bulannya.Posyandu yang ada dibangun dari ajuan proposal yang diajukan oleh ketua RW ,pemerintah setempat tidak memberikan bantuan pelayanan pembangunan posyandu . Sekolah dasar yang ada di Kelurahan meranti Pandak hanya terdapat 5 sekolah dasar ,kondisi sekolahnya masih kekurangan dari segi fasilitas yang ada .sekolah terdapat di daerah permukiman warga yang padat sehingga aktivitas yang ada terhambat karena sempitnya ruang kegiatan siswa karena padatnya space antara sekolah dengan permukiman warga yang ada seperti di SD 04.MDA yang ada di Kelurahan Meranti Pandak tergabung dengan masjid atau mushola terdapat 5 MDA tidak semua MDA yang bergabung dengan masjid /mushola yang ada.Kondisi MDA kurang dari segi fasilitasnya seperti kurangnya ruang dan fasilitas lainnya. Puskesmas yang terdapat di Kelurahan Meranti Pandak tidak memiliki puskesmas masyarakat hanya pergi berobat keluar dari Kelurahan mereka.Belum tersedianya puskesmas didaerah tersebut,tapi kalu untuk Bidan ada terdapat di RW 12 ,masyarakat Kelurahan Meranti Pandak rata-rata pergi kebidan yang terdapat di RW 12 .Untuk lapangan olahraga masih belum banyak terdapatnya fasilitas olahraga di seiap RW hanya terdapat lapangan voli di RW 04 sedangkan yang lain tidak ada ,hanya di sekolah saja yang memiliki lapangan itu pun tidak terlalu besar lapangan pada setiap sekolah.



Permukiman kota



Page 49



Untuk pos kamling tiap RW memiliki pos kamling yang disediakan oleh RW setempat ,tapi untuk fasilitas lainnya masih banyak yang kurang untuk keseluruhan Kelurahan Meranti Pandak Tersebut.



Gambar SD yang ada di Kelurahan Meranti Pandak



Permukiman kota



Page 50



BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari semua survey yang kami lakukan di Kelurahan Meranti Pandak baik dari segi rumah,jalan,drainase ,sanitasi dan persampahan ,maupun sarana yaitu sebagai berikut : 



Rumah Dari rumah yang ada di kelurahan Meranti Pandak rata-rata jenis rumah yang ada



tunggal namu mayoritas jenis rumah yaitu deret dimana terdapat banyak rumah kontrakkan yang disewa oleh para pekerja pabrik karet .Tipe rumah dominannya sedang dan kecil .Intenstitas bangunan yang ada disana masih ada yang tidak mengikuti peraturan yang sesuai dimana space rumah sangat rapat sehingga sama sekali tidak ada ruang untuk bergerak atau beraktivitas. 



Jalan



Untuk jalan yang ada di kelurahan Meranti Pandak di setiap RW dari RW 05,RW 12 ,DAN RW 04 kondisi fisik jalan masih ada beberapa yang belum disemenisasi tapi ada juga beberapa yang sudah di semenisasi untuk di beberapa RW tersebut ,namun kondisi jalan tidak sesuai dengan pembagian jenis jalan seperti jalan lingkungan yang ada. 



Air bersih Kondisi air bersih di Kelurahan Meranti Pandak sangat minim sekali dimana penyedian



air bersih kurang sebar merata di setiap RW .Kualitas air yang ada di setiap permukiman itu sangat buruk hanya bisa di pakai untuk mandi,cucikakus saja namun untuk kebutuhan pokok seperti memasak sangat membutuhkan air bersih perlu perhatian dari pihak pemerintah maupun swasta. 



Sanitasi dan Sampah Kelurahan Meranti Pandak hanya memiliki 1 TPS saja tapi tidak dibuat dengan baik



yang hanya terdapat di RW 05 tapi sekarang tidak di gunakan lagi,sampah yang ada di RW 05 ini sangat banyak karena tidak terdapat tempat sampah yang untuk menampung sampah tersebut,sehingga sampah yang terdapat disana di buang begitu saja di tepian rumah .Dari hasil survey yang kami lakukan, dulu sampah di ambil perumah tetapi sekarang tidak lagi dengan upah perumah 5000 ribu /bulannya sedangkan untuk ruko atau perdagangan itu bisa 1000 ribu/bulannya.



Permukiman kota



Page 51







Drainase Masih kurang dalam drainase yang membuat daerah tersebut menjadi kumuh karena



aliran air tidak mengalir dengan baik. Pada hari hujan mengalami genangan air ,dulu daerah Meranti Pandak sering terjadi banjir tapi sekarang tidak lagi karena sudah ada pengerukkan parit yang di berada di samping jalan Yos Sudarso yang merupakan aliaran kesungai siak. 



Sarana Berdasarkan data yang di dapat jumlah sarana dan prasarana yang di dapat pada survey



lapangan bahwa kondisi dari segala aspek tidak memungkinkan dan masih butuh di tambah lagi.



5.2 Saran 



Dari segi pemerintah seharusnya memperhatikan dari segi sarana dan prasaran yang berada di lingkungan kelurahan meranti pandak dimana dalam kondisinya sarana dan prasarana tidak terpenuhi dengan baik.







serta masyarakat juga lebih memperhatikan dari segi drainase dan fasilitas yang ada dan juga membantu merawat fasilitas yang sudah tersedia untuk menjadikan lingkungan tersebut tidak kumuh lagi.







Dan juga pembangunan fasilitas juga harus didukung dari stakeholder yang ada sehingga daerah tersebut tidak menjadi kumuh lagi.



Permukiman kota



Page 52