Merger Dan Usaha Patungan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MERGER DAN USAHA PATUNGAN ( JOINT VENTURE )



A. PENGERTIAN MERGER DAN USAHA PATUNGAN 1) Pengertian Merger Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu diantaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut. Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi. perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru. Seluruh proses merger biasanya dirahasiakan dari masyarakat umum, dan karyawan pada perusahaan yang terlibat. Karena sebagian besar upaya merger tidak berhasil, dan kebanyakan dirahasiakan, sulit untuk memperkirakan berapa banyak potensi merger terjadi pada tahun tertentu.Merger mungkin dicari karena beberapa alasan, beberapa di antaranya bermanfaat bagi para pemegang saham, beberapa di antaranya tidak. Salah satu penggunaan merger, misalnya, adalah untuk menggabungkan perusahaan yang sangat menguntungkan dengan perusahaan yang bangkrut untuk menggunakan untuk mengimbangi keuntungan,dan untuk sementara bertujuan memperluas perusahaan secara keseluruhan. Peningkatan pangsa pasar merupakan salah satu tujuan merger, terutama antara perusahaan besar. Dengan bergabung dengan pesaing utama, perusahaan dapat mendominasi pasar dimana perusahaan tersebetu bersaing. Bentuk penggabungan ini dapat menyebabkan masalah ketika dua perusahaan mendominasi bergabung, karena dapat memicu litigasi mengenai hukum monopoli. Dalam konteks bisnis, merger adalah suatu transaksi yang menggabungkan beberapa unit ekonomi menjadi satu unit ekonomi yang baru. Proses merger umumnya memakan waktu yang cukup lama, karena masing-masing pihak perlu melakukan negosiasi, baik terhadap aspek-aspek permodalan maupun aspek manajemen, sumber daya manusia serta aspek hukum dari perusahaan yang baru tersebut. 1



2) Pengertian Usaha Patungan ( Joint Venture ) Joint Venture adalah bentuk kerja sama antar beberapa perusahaan yang berasal dai berbagai negara menjadi satu perusahaan untuk memperoleh kekuatan ekonomi, sehingga diperoleh keuntungan bersama. Dengan demikian, joint venture merupakan perusahaan patungan antar badan usaha nasional dan badan usaha asing yang modalnya sebagian besar milik nasional. Seringkali suatu joint venture dilakukan apabila perusahaan-perusahaan dengan teknologi yang saling melengkapi ingin menciptakan barang atau jasa yang akan saling memperkuat posisi masing-masing perusahaan. Suatu joint venture biasanya dibatasi pada suatu proyek. Kepemilikan atas investasi dalam joint venture dapat dilakukan secara bervariasi. Pada umumnya kepemilikan mayoritas ada pada pihak asing, dan kepemilikan minoritas ada di tangan pihak nasional. Kepemilikan dapat juga ditentukan seimbang, dapat pula 100% pemilikan dipegang oleh salah satu partner, sedangkan partner yang lain mempunyai hak opsi untuk mendapatkan sebagian atau keseluruhan saham. B. CONTOH PERUSAHAAN BAGI MERGER DAN USAHA PATUNGAN 1. Contoh Perusahaan Merger Perusahaan yang melakukan merger dibidang perbankan yaitu Bank Lippo dan Bank Niaga. 1.1. Profil Bank Bank Niaga Bank Niaga didirikan pada 26 September 1955, dan saat ini merupakan bank ke-7 terbesar di Indonesia berdasarkan aset serta ke-2 terbesar di segmen Kredit Kepemilikan Rumah dengan pangsa pasar sekitar 9-10%. BumiputraCommerce Holdings Berhad (BCHB) memegang kepemilikan mayoritas sejak 25 November 2002, kemudian dialihkan kepada CIMB Group, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh BCHB, pada 16 Agustus 2007. Sebagai salah satu bank paling inovatif di Indonesia, Bank Niaga memperkenalkan layanan ATM pada tahun 1987 dan menerapkan sistem perbankan on-line pada tahun 1991. Dengan lebih dari 6.000 karyawan, Bank Niaga menawarkan rangkaian lengkap produk dan jasa perbankan, baik konvensional maupun Syariah melalui 256 kantor cabang di 48 kota di Indonesia. Bank Niaga memiliki reputasi yang sangat baik di bidang pelayanan nasabah dan tata kelola perusahaan, serta telah melahirkan banyak bankir handal di Indonesia. Melalui jaringan kantor cabang dan ATM yang luas serta keberagaman jalur distribusi perbankan elektronik, Bank Niaga menghadirkan layanan perbankan yang dikemas sesuai selera nasabahnya. Diantara berbagai penghargaan pernah diterima diantaranya peringkat pertama untuk Performance 2



Management and Training and Development pada ajang HR Excellence Award 2007, dinobatkan sebagai Bank Terbaik oleh Majalah Investor, serta predikat ‘The Most Consistent Bank in Service Excellence’ oleh Marketing Research Indonesia pada tahun 2006. Selama lima tahun berturut-turut antara 2003-2007, Bank Niaga memperoleh penghargaan Laporan Tahunan Terbaik untuk kategori perusahaan swasta publik sektor keuangan dalam Annual Report Award. Bank Lippo Bank Lippo didirikan pada bulan Maret 1948. Menyusul merger dengan PT Bank Umum Asia, Bank Lippo mencatatkan sahamnya di Bursa Efek pada November 1989. Pemerintah RI menjadi pemegang saham mayoritas di Bank Lippo melalui program rekapitalisasi yang dilaksanakan pada 28 Mei 1999. Pada tanggal 30 September 2005, setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia, Khazanah Nasional Berhad mengakuisisi kepemilikan mayoritas di Bank Lippo. Sejak saat itu, Bank Lippo bergerak cepat menerapkan strategi pertumbuhan yang baru, yang dirancang untuk membawa Bank Lippo setara dengan bank kelas dunia. Bank Lippo mempelopori layanan E-Banking di Indonesia. Saat ini, Bank Lippo merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia dengan hampir 5.000 karyawan, yang menghadirkan produk dan layanan perbankan berkualitas melalui 401 kantor cabang dan 722 ATM untuk melayani nasabah di lebih dari 120 kota di seluruh Indonesia. Dengan 126 bank di sektor perbankan di Indonesia, maka dipandang perlu untuk melakukan langkah konsolidasi untuk mewujudkan struktur industry perbankan yang lebih kokoh dan sehat. Untuk memfasilitasi konsolidasi tersebut, Bank Indonesia (BI) melakukan restrukturisasi kepemilikan bank melalui apa yang disebut Kebijakan Kepemilikan Tunggal bagi Bank. Sesuai dengan kebijakan ini, sebuah entitas hanya diperbolehkan menjadi pemegang saham pengendali di satu bank saja. Pemilihan Nama CIMB Niaga Merger ini merupakan penggabungan dari Bank Niaga, yang selama 53 tahun telah mengukir namanya dalam sejarah kredit bank di Indonesia, dan Bank Lippo yang memiliki posisi di segmen ritel melalui jaringan cabang yang luas dan produk pendanaan yang terkenal. Dari awal, kami menyadari bahwa nama Bank Lippo memiliki keterkaitan yang erat dengan aktivitas kelompok perusahaan Lippo Group, sementara kami lebih menginginkan membangun suatu identitas yang sama sekali baru sebagai bagian dari CIMB Group. Setelah melalui diskusi berkepanjangan, kami memilih menggunakan nama CIMB Niaga, menandai dimulainya suatu babak perjalanan yang baru bagi bank hasil merger yaitu:







CIMB Niaga adalah brand utama dari PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan logo CIMB Niaga tampil mewakili entitas tersebut pada kebanyakan materi komunikasi dan signage. Selain itu, terdapat dua sub-brand masing-masing untuk segmen pasar yang berbeda. 3



 



CIMB Niaga Preferred Circle menggabungkan layanan Preferred Circle (dari Bank Niaga) dan VIP Banking (dari Bank Lippo) yang ditujukan untuk segmen pasar mass affluent. CIMB Niaga Private Banking adalah nama baru bagi layanan Bank Niaga Private Banking yang ditujukan pada segmen high net worth individual.



1.2. Yang Mendorong Perusahaan Melakukan Merger Merger Niaga Dan Lippo merupakan dampak dari diterapkannya aturan kepemilikan tunggal (single presence policy / SPP ) yang ditetapkan Bank Indonesia. Ketentuan SPP mewajibkan kepemilikan tunggal bagi pemegang saham pengendali dilebih dari satu Bank. Oleh karena itu, Khazanah Berhad asal Malaysia selaku pemilik saham Bank CIMB Niaga dan Lippo Bank memutuskan untuk merger. Selain itu jika merger terlaksana, struktur permodalan akan semakin kokoh dengan asumsi Niaga memiliki ekiuditas sebesar Rp 5 triliun dan Lippo sebesar Rp 3,6 triliun, maka merger akan memiliki modal Rp 8,7 triliun. Dengan modal sebesar itu, akan memberikan kredit tanpa harus khawatir terbentuk BMPK ( batas maksimium pemberian kredit ). Disamping itu, bank hasil merger juga akan lebih cepat memenuhi syarat Arsitektur Perbankan Indonesia (API) untuk menjadi bank berskala nasional yang mensyaratkan modal minimal sebesar 10 triliun. Merger itu juga akan melahirkan sinergi positif. Lippo yang dikenal cukup kuat diusaha kecil menengah (UKM) dan system pembayaran (Payment back), diyakini akan bias menopang bisnis Niaga sebagai pemain kuat disegmen korporat dan kredit perumahan. Kondisi yang ada adalah penetrasi kredit Lippo masih amat rendah. Itu terbukti dari Loan to deposit ratio (LDR) yang hanya sekitar 50,7 %. Sedangkan di Niaga sekitar 95 % dana masyarakat mengalir dalam bentuk kredit. Faktor lain yang mendorong perusahaan untuk melakukan merger Motivasi perusahaan untuk melakukan alternatif strategi merger antara lain :  Untuk mendapatkan kesempatan beroperasi dalam skala usaha yang hemat,  Guna meningkatkan pangsa pasar, · Menghilangkan tidak efisien melalui operasional dan pengendalian finansial yang lebih baik, Kesempatan menggabungkan sumber daya ataupun pasar yang dimiliki masing-masing Bank. Selain itu masih terdapat beberapa faktor yang mendorong motivasi untuk merger, seperti: upaya diversifikasi, menurunkan biaya dana, dan



4



menaikkan harga saham secara emosi (bootstrapping of earning per share) karena adanya pengumuman akan merger bagi Bank publik. Berguna sebagai platform pertumbuhan perusahaan. · Mengurangi pengeluaran-pengeluaran organisasional dengan cara menghapuskan penggandaan dan mentransfer pengetahuan diantara dan antar unit-unit bisnisatau alur produk individu. 1.3. Kelebihan dan Kelemahan Merger Kelebihan Kelebihan Merger Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain. Kekurangan Kekurangan Merger Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari para pemegang saham masingmasing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. 1.4. Latar Belakang CIMB Niaga



5



PT Bank CIMB Niaga Tbk atau yang lebih ikenal dengan CIMB Niaga adalah sebuah bank yang berdiri pada tahun 1955. Saat ini CIMB Niaga merupakan bank terbesar ke-lima di Indonesia dilihat dari sisi aset, dan diakui prestasi dan keunggulannya di bidang pelayanan nasabah dan pengembangan manajemen. Saat ini mayoritas saham Bank CIMB Niaga dimiliki oleh CIMB Group. Bank CIMB Niaga merupakan bank pembayar (payment bank) KSEI terbesar dari nilai transaksi, dan dengan pangsa pasar 11%, saat ini CIMB Niaga adalah bank penyedia kredit pemilikanrumah terbesar ketiga di Indonesia. CIMB Niaga pertama kali didirikan pada tanggal 26 September 1955sebagai bank swasta nasional dengan nama Bank Niaga. Setelah terbentuk, membangun nilai nilai inti dan profesionalisme karyawan menjadi perhatian utama bank. Pada tahun 1969, ketika sektor swasta di Indonesia dilanda krisis, Bank Niaga mampu bertahan dan berhak memperoleh jaminan dari Bank Indonesia. Bank Niaga kemudian merevisi rencana usahanya pada tahun 1974, dan berganti menjadi bank umum agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah. Pada tahun 1976 Bank Niaga meluncurkan Program Kredit Profesional, yaitu pinjaman bagi para profesional seperti ahli teknik,dokter, dan sebagainya. Selanjutnya, pada tahun 1981-1982, Bank Niaga menjadi bank pertama di Indonesia yang menerapkan sistem perbankan jaringan (online) dan sistem jaringan kantor cabang. Langkah berikut yang ditempuh Bank Niaga adalah membentuk jaringan unit usaha penukaranvaluta asing resmi di sejumlah kantor cabang pada tahun 1985 beserta beragam produk baru. Di tahun 1987, Bank Niaga membedakan dirinya dari pesaingnya di pasar domestik dengan menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia. Pada Juni 1989 merupakan tahun Bank Niaga melakukan penawaran saham perdana sehingga menjadi perusahaan terbuka. Saham yang ditawarkan laris dibeli, dan saham yang dipesan mencapai empat kali lipat dibanding jumlah saham yang diterbitkan (20,9 juta saham). Bank Niaga mulai menyediakan layanan bagi nasabah kelas menengah-atas pada tahun 1998, guna memperbesar jumlah nasabah. Pada tahun 1999, Bank Niaga menjadi bank di bawah pengawasanBadan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), namun bukan akibat tindak korupsi. Pengambilalihan bank oleh BPPN dilakukan karena dana pemegang saham untuk rekapitalisasi kurang dari 20%. Commerce Asset Holdings Berhad (CAHB), yang sekarang dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad, mengakuisisi saham Bank Niaga pada tahun 2002. Tahun 2007, seluruh kepemilikan saham berpindah ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group. Pada bulan Mei 2008, Bank Niaga resmi berubah nama menjadi Bank CIMB Niaga. Dalam rangka memenuhi kebijakan 6



Single Presence Policy (SPP) yang ditetapkan Bank Indonesia, Khazanah Nasional Berhad sebagai pemilik saham mayoritas Lippo Bank dan juga saham pengendali Bank Niaga (melalui CIMB Group), melakukan penggabungan (merger) kedua bank tersebut secara resmi pada tanggal 1 November 2008 yang diikuti dengan pengenalan logo kepada masyarakat luas. Bank CIMB Niaga hadir untuk terus melanjutkan tradisi dan legacy terbaik dari dua bank besar dan terkemuka di Indonesia, Bank Niaga dan Bank Lippo. Kedua bank tersebut memiliki pengalaman yang panjang dalam memberikan layanan prima bagi para nasabahnya di seluruh tanah air, sehingga semakin memperkuat posisi Bank CIMB Niaga dalam lansekap industri perbankan di tanah air. Fenomena lahirnya kekuatan baru Bank CIMB Niaga, patut disyukuri bersama oleh semua pihak, karena hal ini berarti telah lahir sebuah sinergi dari dua kekuatan bank swasta nasional yang memiliki reputasi yang baik, untuk turut mendukung perekonomian di Indonesia, mempercepat lahirnya wirausaha baru di tanah air, serta memperkuat layanan kepada nasabah, dengan lebih baik, lebih efisien, dan lebih beragam produk dan layanannya. Secara bisnis dan operasional, Bank CIMB Niaga masih menunggu tahapan integrasi berikutnya, atau dikenal dengan istilah Single Platform Day 1 (SPD1). Namun kegiatan bisnis perbankan tetap berjalan seperti biasanya. Karyawan tetap memberikan layanan terbaik dan para nasabah akan terus memperoleh berbagai kemudahan dan fasilitas jasa perbankan. Proses merger yang telah berjalan baik ini, menjadi bukti sekaligus momentum bahwa apa yang telah menjadi komitmen dan dukungan Pemegang Saham telah dijalankan dengan secara baik dan konsisten. Dukungan karyawan yang besar untuk turut bergabung dalam bank hasil merger ini, tentunya semakin memperkuat keyakinan kita bahwa bank ini akan tumbuh lebih besar lagi di masa mendatang. Melalui Laporan Proses dan Pencapaian Merger ini, saya yakin bahwa keberhasilan merger Bank CIMB Niaga saat ini patut dicatat dalam sejarah perbankan nasional di Indonesia. Semoga prestasi yang telah diraih selama ini dapat menjadi pijakan yang kokoh untuk meraih sukses di tahap selanjutnya.



7



2. Contoh Perusahaan Joint Venture Berikut ini adalah contoh kasus perusahaan besar yang memiliki perbedaan budaya, bidang pemasaran dan wilayah pemasaran yang melakukan joint venture. Sony Ericsson (joint venture antara Sony dengan Ericsson) . 1.1 Latar Belakang Terbentuknya Sony Ericsson Ericsson adalah salah satu perusahaan penyedia telekomunikasi terkemuka dan sistem komunikasi data, dan layanan terkait yang meliputi berbagai teknologi, termasuk khususnya jaringan seluler terbesar di Swedia. Awalnya, Ericsson adalah perusahaan yang didirikan oleh Lars Magnus Ericsson sebagai toko perbaikan telegram di Swedia pada tahun 1876. Sedangkan Sony adalah perusahaan yang berdiri pada 7Mei 1946 dengan nama Perusahaan Telekomunikasi Tokyo dengan sekitar 20 karyawan. Seiring dengan berkembangnya Sony sebagai perusahaan internasional yang besar, ia membeli perusahaan lain yang mempunyai sejarah yang lebih lama termasuk Columbia Records (perusahaan rekaman tertua yang masih ada, didirikan pada tahun 1888). Sony juga memproduksi ponsel. Pada tahun 2000, beberapa masalah besar sedang dialami kedua perusahaan tersebut. Untuk mengurangi kerugian, Ericsson berfikir untuk merger dengan perusahaan asia yang dapat menghasilkan biaya yang lebih rendah untuk produksi handset. Spekulasi ini dimulai dari kemungkinan penjualan divisi ponsel Ericsson namun presiden director mereka mengatakan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk melakukan itu. "Mobile phones benar - benar sebuah bisnis inti untuk Ericsson. Kami tidak akan berhasil (dalam jaringan) jika kami tidak memiliki telepon," katanya. Dan akhirnya terpilihlah Sony untuk menjadi joint partner kerjanya. 2.1 Yang Mendorong Perusahaan Sony Ericson Melakukan Joint Venture 1. Kerugian yang sangat besar dialami oleh Ericsson Ericsson memutuskan untuk membuat chips ponsel mereka pada satu sumber, Philips Facility di New Mexico. Bulan Maret 2000, kebakaran pada pabrik Philips telah mencemari fasilitas yang steril. Keadaan tersebut membuat produksi ponsel Ericsson dan Nokia (yang juga merupakan konsumen dari fasilitas tersebut) menjadi tertunda. Ketika menjadi jelas bahwa produksi akan benar - benar terpaksa dikompromikan untuk beberapa bulan, Ericsson telah dihadapi masalah serius. Tetapi, Ericsson posisinya jauh lebih buruk karena kedua perusahaan ini tengah memproduksi ponsel baru dengan tanggal peluncuran yang semakin dekat. Jelas, akibat kebakaran tersebut, Ericsson menderita kerugian yang sangat besar.



8



2. Keterbatasan kemampuan untuk memproduksi barang Ketidakmampuan Ericsson dalam memproduksi ponsel murah seperti punya Nokia turut memperparah keadaan ini. Berbeda dengan saingannya, yaitu Nokia. Masalah Nokia tidak terlalu serius karena telah membangun sumber alternatif produksi chip mereka. 3. Persaingan bisnis yang semakin ketat Toshiba dan Siemens talah mengumumkan rencana melakukan kerjasama pada handset 3G untuk jaringan selular pada bulan November 2000. Tentunya hal ini akan merepotkan Ericsson karena disamping harus bersaing dengan Nokia, Ericsson juga harus waspada terhadap Toshiba dan Siemens mengenai strategi mereka setelah melakukan kerjasama. Sementara Ericsson sedang berada dalam kondisi terburuknya. 4. Kecilnya penjualan yang dialami Sony Sony yang bermain bisnis di pasar ponsel di seluruh dunia dengan persentase penjualan kurang dari 1 persen pada tahun 2000, juga mengalami kerugian pada kawasan ini tetapi memiliki keinginan untuk lebih fokus pada pasar dunia. Dan akhirnya pada bulan April 2001, Sony mengkonfirmasikan bahwa ia berbicara dengan Ericsson untuk kemungkinan kerjasama dalam bisnis handset. Kemudian pada Agustus 2001, dua perusahaan telah menyelesaikan syarat - syarat penggabungan yang diumumkan pada bulan April. Sony Ericsson memiliki tenaga kerja awal 3.500 karyawan. 3.1 Kelebihan dan Kekurangan Joint Venture Kelebihan        



Kekuasaan dan hak suara didasarkan pada banyaknya saham yang ditanam oleh masing-masing perusahaan pendiri Perusahaan joint venture tetap memiliki eksistensi dan kebebasan masingmasing Dapat memanfaatkan skala ekonomi dan spesialisasi Sumber informasi akan semakin lengkap karena adanya perbaikan komunikasi dan networking Sumber keuangan akan semakin besar Kredibilitas Joint Venture lebih diakui daripada perseorangan Joint Venture lebih memungkinkan beroperasi secara global Dapat meminimumkan resiko, tidak berat sebelah



9



Kekurangan 



Tanggung jawab terhadap semua resiko dibagi antar masing-masing partner (perusahaan-perusahaan yang berlainan)  Resiko rahasia tersebar lebih besar  Resiko tertipu oleh partner usaha lebih besar  Hutang peerusahaan menjadi tanggung jawab bersama, dan seluruh harta jadi jaminannya Dalam setiap organisasi, khususnya perusahaan semua memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Begitu juga dengan Joint Venture. Oleh karena itu, semua tergantung bagaiman kita cara kita menghadapinya. 4.1 Latar Belakang Perusahaan Sony Ericson



10



Sony Ericsson merupakan perusahaan patungan yang didirikan pada tanggal 1 Oktober 2001 oleh perusahaan elektronik Jepang Sony Corporation dan perusahaan telekomunikasi Swedia Ericsson untuk memproduksi ponsel. Alasan lain untuk usaha ini adalah untuk menggabungkan keahlian elektronik konsumen Sony Ericsson dengan pengetahuan teknologi di sektor komunikasi. Ericsson: Di Amerika Serikat, Ericsson bermitra dengan General Electric di awal tahun sembilan puluhan, terutama untuk membangun kehadirannya di AS dan pengenalan merek. Ericsson, yang telah di pasar telepon seluler selama beberapa dekade telah berjuang maksimal namun tetap memperoleh kerugian besar. Hal ini terutama disebabkan kebakaran pabrik Philips di New Mexico yang memproduksi chip untuk ponsel mereka yang menyebabkan tertundanya produksi dan juga karena ketidakmampuan untuk memproduksi ponsel murah seperti Nokia. Pada bulan Agustus 2001, kedua perusahaan (Sony dan Ericsson )telah merampungkan persyaratan merger mengumumkan pada bulan April. Perusahaan ini memiliki tenaga kerja awal 3.500 karyawan. Penggabungan kedua perusahaan tersebut tidak berjalan mulus, pangsa pasar Ericsson benar-benar jatuh dan pada bulan Agustus 2002, Ericsson mengatakan akan berhenti membuat ponsel dan mengakhiri kemitraan dengan Sony jika bisnis terus mengecewakan Namun, pada Januari 2003, kedua perusahaan mengatakan mereka akan menyuntikkan lebih banyak uang ke joint venture dalam tawaran untuk membendung kerugian. Strategi Sony Ericsson adalah merilis ponsel model baru yang memiliki kemampuan seperti foto digital serta kemampuan multimedia lainnya seperti mendownload dan melihat klip video dan kemampuan manajemen informasi pribadi. Untuk tujuan ini, merilis beberapa model baru yang sudah built-in kamera digital dan layar warna adalah hal yang baru pada saat itu. Bagaimanapun, usaha patungan ini terus membuat kerugian lebih besar meskipun penjualan booming. Target untuk membuat keuntungan dari tahun pertama sampai tahun 2002 ditunda hingga 2003 untuk paruh kedua tahun 2003. Perusaah ini mengalami kegagalan dalam misinya untuk menjadi top seller handset multimedia dan berada di tempat kelima dan berjuang pada tahun 2005. Konsentrasi Sony Ericsson saat ini dalam memproduksi ponsel meliputi: musik, kamera, bisnis (web dan email), desain, eco-friendly, dan anggaran telepon terfokus. Enam kategori terbesar adalah: Seri W Walkman adalah merek ponsel musik Sony Ericsson, diluncurkan pada tahun 2005. Ponsel Sony Ericsson W-seri adalah ponsel musik yang terkenal karena menjadi ponsel seri pertama musik mobile, membuat pasar baru bagi musik portabel yang berkembang pada saat itu. Fitur utama yang dapat dilihat 11



dalam semua ponsel Walkman adalah memiliki tombol ‘W’ yang ditekan untuk membuka media center. Model terbaru, Yendo, merupakan ponsel Walkman pertama dengan layar sentuh penuh. Walkman merek ponsel juga diproduksi untuk pasar Jepang, di mana satu ponsel Walkman diluncurkan pada tahun 2009, Premier (Premier Cube), mampu memutar musik dari CD player langsung ke telepon melalui konektor. Sony Ericsson Cyber-shot, diluncurkan pada tahun 2006 dalam modelmodel terbaru dari ponsel seri K. Rentang ponsel ini difokuskan pada kualitas kamera yang disertakan dengan telepon. Cyber-shot telepon selalu menyertakan flash, beberapa dengan xenon flash, dan juga termasuk kamera auto-focus. Sony Ericsson menggebrak kampanye pemasaran global untuk ponsel Cyber-shot dengan peluncuran ‘Don’t Miss a Shot’. Kampanye ini menampilkan pemain tenis wanita atas Ivanovi? Ana dan Daniela Hantuchova. Pada tanggal 10 Februari 2008, seri telah diperluas dengan pengumuman C702, C902 dan telepon C905. Model terbaru, S003, yang diluncurkan pada 2010 untuk pasar Jepang saja, adalah yang kedua dari Cyber-shot seri ponsel bermerek yang dilengkapi dengan kamera 12 Megapixel setelah Satio. Ini menggunakan CMOS ‘Exmor’ sensor, ‘PLASMA’ Dual-LED Flash, ISO 3200, dan tahan air. Sony Ericsson BRAVIA , diluncurkan 2007 di pasar Jepang saja. Sampai saat ini, empat BRAVIA ponsel bermerek telah dihasilkan. Sony Ericsson (FOMA SO903iTV, FOMA SO906i, U1, dan S004 [23]) menggunakan merek BRAVIA. BRAVIA merek ponsel dapat menunjukkan televisi terestrial 1seg. Berbagai ponsel dengan UIQ smartphone, diperkenalkan dengan seri P pada tahun 2003 dengan pengenalan P800. Mereka terkenal karena touchscreens mereka, QWERTY keypad (pada kebanyakan model), dan penggunaan platform antarmuka UIQ untuk Symbian OS. Rentang ini sejak diperluas ke seri M dan ponsel seri G. Sony Ericsson XPERIA , digembar-gemborkan oleh Sony Ericsson XPERIA X1 pada bulan Februari 2008 di Mobile World Congress (sebelumnya 3GSM) yang diselenggarakan di Barcelona Spanyol, merupakan merek dagang pertama yang dipromosikan oleh Sony Ericsson sebagai miliknya dan yang ditunjuk untuk menyediakan teknologi konvergensi antara basis target pengguna. Model pertama, X1, membawa sistem operasi Windows Mobile dengan interface panel Sony Ericsson. Model X10 Xperia memiliki fitur Sistem Operasi Android. Selain itu, Yahoo News melaporkan bahwa Sony akan sejajar dengan Google untuk menjalankan Android pada smartphone game yang akan datang. Sony Ericsson GreenHeart, pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009, digembar-gemborkan oleh Sony Ericsson J105i Naite dan C901 GreenHeart. Hal ini difokuskan pada tema ramah lingkungan, tapi masih fitur dengan teknologi



12



mobile terbaru dan kemampuan multimedia. Hal ini terutama menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan fitur-apps. Rencana kedepan Sony Ericsson tidak lagi menggunakan sistem operasi mobile Symbian. Kini, vendor ponsel yang sempat redup itu coba kembali bersinar dengan fokus menggarap ponsel berbasis Google Android. Demkian pernyataan yang dikemukakan salah satu eksekutif Sony Ericsson, Aldo Liguori. “Ke depan, kami tidak ada rencana mengembangkan perangkat berbasis Symbian lagi (dikutip dari Venturebeat). Sampai pada tahun 2010, Sony Ericsson masih menggunakan OS Symbian untuk jajaran seri Vivaz besutannya. Namun vendor ini bisa saja mengalihkannya ke Android sewaktu-waktu–sama halnya seperti Xperia X10. Kendati demikian, Sony Ericsson akan tetap menjadi anggota Symbian Foundation–organisasi nirlaba yang membahas kompatibilitas antarmanufaktur untuk para pengadopsi OS Symbian.



13