Metoda Polygon [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

METODA POLYGON A. Teori Dasar Metode Poligon (Area of Influence) Metoda poligon ini merupakan metoda perhitungan yang konvensional. Metoda ini umum diterapkan pada endapan-endapan yang relatif



homogen dan



mempunyai geometri yang sederhana. Metode ini didasarkan pada penentuan batas dari daerah pengaruh disekeliling suatu lubang bor, yang mencakup setengah dari daerah yang terletak diantara lubang yang berada disekelilingnya. Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai contoh yang berada di tengah-tengah



poligon sehingga metoda ini sering disebut dengan metoda poligon daerah pengaruh (area of influence). Sumber: https://www.google.co.id Daerah pengaruh suatu lubang bor dapat digambarkan dengan menentukan batas–batas luas daerah pengaruh yaitu ditentukan dari batas daerah pengaruh disekeliling suatu lubang bor yang mencakup setengah lubang yang berdekatan disekelilingnya, dimana penyebaran bijih yang dianggap relatif sama dengan tubuh yang ditembus titik bor. Daerah pengaruh dibuat dengan membagi dua jarak antara dua titik contoh dengan satu garis sumbu. Dengan menggunakan metode poligon daerah pengaruh dapat dihitung langkah – langkah sebagai berikut : 1. Untuk menentukan batas – batas daerah pengaruh dari masing – masing lubang bor dapat dilihat pada peta penyebaran titik bor. 2. Menghitung luas daerah pengaruh masing-masing lubang bor, dihitung didalam batas - batas yang ada berdasarkan pembagian Cut off grade. 3. Untuk ketebalan dapat dilihat pada data setiap titik bor, dihitung tiap satu meter kedalamam bijih nikel yaitu dengan menjumlahkan nilai interval bijih pada setiap lubang bor. 4. Untuk mendapatkan jumlah cadangan maka rumus yang digunakan adalah: T=Axtxd Keterangan: T = Tonnase (ton) A = Luas Area (m2) t = Ketebalan (m) d = Density (ton/m³). Metode poligon ini merupakan metode yang sederhana dibandingkan dengan metode lainnya, karena pada perhitungan cadangan endapannya tidak begitu



memperhatikan struktur patial daerah yang akan



diobservasi dan tidak begitu



memperhatikan data-data dari titik-titik bor disekitarnya. Sebelum melakukan perhitungan dengan metode poligon terlebih dahulu diketahui variabel yang mempengaruhi perhitungan, diantaranya : 1. Luas blok/poligon yang akan dihitung. 2. Ketebalan endapan batubara pada lubang bor yang terletak pada blok yang akan dihitung cadangan endapan batubaranya. 3. SG (Spesific Gravity) batubara yang terletak pada blok yang akan dihitung. B. Teknis Menghitung Perlu di ketahui bahwa satu area of inluence berpusat kepada satu lubang bor, artinya nilai ketebalan endapan, kadar endapan, dianggap konstan sesuai pada nilai yang diperoleh dari pengjuian sampel pada lubang bor acuan. Diagram teknik pengolahan data metode poligon



Data dalam metode poligon



Informasi



Informasi



Data hasil



Informasi



litologi



topografi



survey



Quality



LUAS



VOLUME



TONASE



1. Setelah mendapatkan pola poligon dari wilayah yang akan di ukur, hitunglah luas dari permukaan wilayah poligon.



Rumus umum untuk menentukan luas poligon adalah: 2 L=∑ ( X n ∙ Y n−1 )−∑ ( X n ∙ Y n−1 ) Sehingga,



L=



∑ ( X n ∙ Y n−1 )−∑ ( X n ∙Y n−1 ) 2L → L= 2 2



Dimana, L = Luas Poligon X, Y = Koordinat titik poligon n = nomor titik poligon 2. Perhitungan volume yang kami gunakan untuk menentukan adalah dengan volume prisma. Dimana volume yaitu luas alas di kalikan dengan tinggi. Dari data logbor yang ada, juga telah di ketahui ketebalan endapan per seam (dalam hal ini batubara). Ketinggian dari lapisan cadangan di anggap konstan berdasarkan data yang ada pada titik pusat lubang bor pada poligon. V=A∙t Sehingga,



V=



∑ ( X n ∙ Y n−1 )−∑ ( X n ∙Y n−1 ) ∙t 2



Dimana: V = Volume cadangan ( m3 ) A = Luas area of inluence /luas poligon ( m3 ) t = Thicknes /ketebalan lapisan cadangan ( m ) Untuk bisa menentukan luas dan volume dengan perhitungan di atas, diperlukan data koordinat dari setiap sudut wilayah poligon. 3. Setelah volume cadangan di ketahui, untuk menentukan tonase adalah dengan mengalikan volume degan massa jenis atau density dari batuan yang ada di masing masing lokasi. T =V ∙ SG T = Tonnase V = Volume (m3) SG = Spesific Grafity / massa jenis ( kg/m3 )



C. Mencari Sumber Daya Cadangan Menggunakan Metoda Polygon



Teknik Interpretasi Perhitungan cadangan menggunakan metode polygon secara konvensional, dilakukan secara manual mulai dari plot koordinat titik bor, penentuan boundary (batas wilayah), penentuan area of influence, penghitungan luas, volume, tonase hingga kadar. Dalam percontohan kali ini kami interpretasikan dengan menggambar penyebaran titik bor menggunakan bantuan bantuan ArcGis, dan pembentukan



wilayah polygon secara manual. Data yang digunakan berasal dari jurnal “Perhitungan sumberdaya terukur dengan metode polygon pada PT. Rahmat Tepian Utama blok Utara Desa Muara Batuq Kecamatan Mook Manaar Bulatn Kabupaten Kutai Barat Propinsi Kalimantan Timur”. Dan di dapatkan penampang titik penyebaran sebagi berikut:



Pembuatan wilayah polygon dilakukan secara manual, dengan cara yang sudah di jelaskan sebelumnya, dan didapatkan hasil Interpretasi lain menggunakan salah satu data survey dari PT. PAMA dengan bantuan software Minescape



D. Studi Kasus Perhitungan cadangan menggunakan metode polygon secara konvensional, dilakukan secara manual mulai dari plot koordinat titik bor, penentuan boundary (batas wilayah), penentuan area of influence, penghitungan luas, volume, tonase hingga kadar. a. Berdasarkan Jurnal “Penentuan Cadangan Batubara Dari Data Bor Menggunakan Metode Area Of Influence” Oleh Retna Dumilah, Syamsuddin, S.Si. MT, Sabrianto Aswad, S.Si, MT Pada jurnal kali ini penulis menggunakan data sekunder yaitu data survey, geologi, dan collar yang diperoleh dari perusahaan



X di Kalimantan Timur.



Pengolahan data menggunakan software Surpac 6.1.2 yaitu dengan menginput data dari Microsoft Excel 2007 berupa data survey, collar, dan geologi . Kemudian dari pengolahan data dihasilkan penampang yang memiliki volume untuk setiap Seamnya, lalu volume tersebut dikalikan dengan massa jenis dari batubara maka didapatkan jumlah cadangan untuk setiap seamnya. Volume untuk penampang seam 1A didapatkan sebesar 133001 m3, seam 1B dengan volumenya 206653 m3, dan seam 2 volumenya 68897 m3. Kemudian, cara menghitung cadangan batubara dengan cara manual yaitu memasukkan nilai panjang (p) dan lebar (l) yang dihasilkan dari surpac 6.1.2 sedangkan tebal (T) didapatkan dari data log bor.



Berdasarkan nilaai panjang, lebar dan teal pada seam 1A didapatkan jumlah cadangan pada seam 1A adalah sebagai berikut :



Panjang



Tebal



Desnsity



(meter)



(ton/m3)



Lebar (meter) (meter) SEAM 665,353



239,860



0,93



1,3



621,452



292,512



1,63



1,3



626,191



480,356



0,3



1,3



1A SEAM 1B SEAM 2



SEAM 1A = P x L x T x ρ batubara = 665.353 meter x 239.860 meter x 0.93 meter x 1.3 ton/m3 = 192946.2 ton



SEAM 1B = P x L x T x ρ baatubara = 621.452 meter x 292.512 meter x 1.63 meter x 1.3 ton/m3 SEAM 2 = P x L x T x ρ batubara = 626.191 meter x 480.356 meter x 0.3 meter x 1.3 ton/m3 Maka total cadangan dengan menggunakan perhitungan manual adalah TOTAL CADANGAN = SEAM 1A + SEAM 1B + SEAM 2



192946.2



ton



+



285343.3



ton



+



117309.8



ton



=



595599.3



ton



b. Berdasarkan Jurnal “Identifikasi Sebaran Nikel Laterit dan Volume Bijih Nikel Daerah Anoa Menggunakan Korelasi Data Bor” Penentuan luas area, volume, dan tonase nikel laterit di daerah penelitian



dilakukan berdasarkan data yang



diperoleh dari pemboran eksplorasi yang berjumlah 160 lubang bor. Data-data pemboran tersebut dianalisis



sesuai dengan kadar nikel untuk



mengetahui



ketebalan bijih (ore) dari setiap lubang bor, sehingga dapat digunakan metode area of influence



atau daerah pengaruh, dimana untuk setiap titik bor



diekstensikan sejauh setengah jarak dari titik-titik disekitarnya yang membentuk satu daerah pengaruh (area of influence). Luas blok dihitung berdasarkan segiempat yang terbentuk dari daerah pengaruh yaitu batas luar dari daerah pengaruh suatu titik bor yang merupakan setengah dari spasi titik bor. Besarnya volume ditentukan untuk mengetahui seberapa besar cadangan bijih nikel sehingga dapat dilakukan penambangan. Jenis Lapisan



Limonit



Saprolit



HoleId



Ketebalan (m)



Luas (m2)



Volume (m3)



C100221



9



2.500



22.500



C135163



4



2.500



10.000



C135200



8



2.500



20.000



C135353



13



2.500



32.500



C135354



7



2.500



17.500



C135355



6



2.500



15.000



C135163



3,45



2.500



8.625



C135163



5,30



2.500



13.250



C135200



4



2.500



10.000



C135353



7,85



2.500



19.625



C135353



14,84



2.500



16.875



C135355



9,9



2.500



24.750



Dari volume limonit dan saprolit tersebut, maka dapat dihitung volume nikel pada setiap lapisan, yaitu:







Volume limonit = 117.500 m3







Volume saprolit = 93.125 m3 Berdasarkan hasil perhitungan volume bijih nikel pada lapisan limonit dan



saprolit dengan mengguakan metode area of influence, maka diperoleh volume total bijih nikel dari 160 lubang adalah 210.625 m3. Sehingga didapat dihitung tonase dari bijih tersebut, yaitu: T =Vxk, dimana SG nikel laterit pada lapisan limonit dan saprolit adalah 1,6 ton/m3. T =210.625m3 x1,6 ton/m3 = 337.000 ton c. Berdasarkan Jurnal “Pemetaan Bawah Permukaan dan Perhitungan Cadangan Batubara dari Data Bor Dengan Menggunakan Metode Area of Influence Daerah Konsensi PT SSDK, Desa Bukit Muliah, Kintap, Tanah Laut, Kalimantan Selatan” Berikut adalah data hasi pemboran yang telah dilakukan pembagian menjadi 9 blok:



Luas



Volume



0,54



22935,6



12385,224



1



0,1



12008,82



1294,887



S10



1



0,9



31946,34



28751,706



4



S07



1



0,97



25899,05



25122,0785



yaitu



5



S25



1



0,19



47124,18



8958,5942



139.095,42



m3.



6



S24



1



0,19



25723,79



4887,5201



Sehingga



kita



7



S04



1



0,3



19302,43



5790,729



8



S16



1



1,93



17556,65



33884,3345



9



S01



1



1,5



12015,6



18020,4



Dari



No.



Titik Bor



Seam



Tebal



1



S14



1



2



S11



3



data tersebut kita dapatkan volume total dari 9 titik bor,



dapat menghitung tonase



dari



cadangan tersebut. Dengan menggunakan SG = 1,3 ton/m3, maka diperoleh: T = V x SG T = 139.095,42 ton/m3 x 1,3 ton/m3 = 180824,046 ton d. Berdasarkan Jurnal “Studi Perbandingan antara Metode Poligon dan Inverse Distance pada Perhitungan Cadangan di PT Cipta Mandiri Putra Perkasa Kabupaten Morowali. Salah satu metode yang digunakan dalam menghitung cadangan di PT Cipta Mandiri Putra Perkasa pada Pit 6 adalah dengan menggunakan metode konvensional yaitu poligon. Dalam menghitung cadangan dengan menggunakan metode ini dikelompokan (COG) berdasarkan permintaan pasar dengan pembagiannya yaitu: 1. Medium Grade Ore (MGO) merupakan bijih nikel dengan kadar Ni 1,5% 1,79% dan masssa jenisnya adalah 1,5 ton/m3.



2. High Grade Ore (HGO) merupakan bijih nikel dengan kadar Ni 1,8% - 1,9% dan massa jenisnya 1,5 ton/m3. 3. Premium Grade Ore (PGO) merupakan bijih nikel dengan kadar Ni > 2,0% dan massa jenisnya adalah 1,5 ton/m3. No.



COG (%)



Luas Area (m2)



Thickness (m)



Density (ton/m3)



Tonnage (ton)



Keterangan



1



MGO: 1,5-1,79



74.929,50



3,09



1,50



346.790,68



2



HGO: 1,8-1,9



32.482,10



3,45



1,50



167.907,50



Perhitungan Cadangan dengan Program Office Excel



3



PGO: >2,0



79.535,06



4,10



1,50



489.066,08