5 0 842 KB
METODA PENGGELARAN KABEL LAUT
URUTAN PELAKSANAAN 1. PERSIAPAN 2. MANUFACTURING KABEL 3. FACTORY ACCEPTANCE TEST ( FAT ) 4. PENGIRIMAN ( PENGANGKUTAN ) 5. SITE ACCEPTANCE TEST ( SAT ) 6. PEMINDAHAN KABEL SECARA SHIP TO SHIP 7. PEMASANGAN KABEL LAUT 8. PEMASANGAN PROTEKSI KABEL LAUT 9. HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENT ( HSE ) DAN KONDISI DARURAT
1. PERSIAPAN
PERSIAPAN YANG DILAKUKAN MELIPUTI 1. PERSIAPAN PERALATAN KERJA a) PERALATAN BANTU PEMASANGAN KABEL LAUT b) PERALATAN BANTU PEMBUATAN TRENCHING c) PERALATAN BANTU PEMASANGAN CONCRETE SHELL DAN CEMENT BAGGING 2. PERSIAPAN TENAGA AHLI 3. PEMBUATAN SHOP DRAWING ( GAMBAR KERJA ) 4. PEMBUATAN PERENCANAAN KERJA 5. PEMBUATAN PROSEDUR HSE DAN TANGGAP DARURAT
2. MANUFACTURING KABEL Proses Pembuatan kabel bawah laut segera dilakukan begitu terbitnya SPK dan apabila desain untuk kabel bawah laut sudah disetujui oleh pihak Klien.
3. FACTORY ACCEPTANCE TEST ( FAT ) Sebelum kabel dikirim ke Indonesia, terlebih dahulu diadakan Factory Acceptance Test atau disingkat FAT yaitu pengujian (test) yang diadakan oleh pihak suplayer kabel dan disaksikan oleh pihak owner dan kontraktor yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa kabel yang akan dikirim ke Indonesia dalam keadaan baik. Setelah proses FAT selesai dan kabel dinyatakan dalam keadaan baik, maka kabel bisa dikirim ke Indonesia.
4. PENGIRIMAN ( PENGANGKUTAN ) Proses pengangkutan kabel bawah laut dari Zhengzhou Hongliang Cable China ke Indonesia menggunakan kapal pengangkut (kapal cargo) yang dilengkapi dengan peralatan khusus untuk menyimpan kabel bawah laut di dalamnya. Cara penyimpanan kabel bawah laut di dalam drum kabel di lakukan dengan cara melingkarkan kabel di dalam drum kabel tersebut dan disusun rapi mulai dari
lingkaran bagian dalam sampai menyentuh lingkaran bagian luar dan seterusnya.
5. SITE ACCEPTANCE TEST ( SAAT ) Setelah kapal pengangkut kabel tiba di Indonesia, sebelum kabel dipindahkan ke kapal gelar terlebih dahulu diadakan Site Acceptance Test atau disingkat diadakan oleh pihak SAT yaitu pengujian (test) yang suplier dan disaksikan oleh pihak owner dan kontraktor untuk melihat keadaan kabel setelah proses Shipping. Setelah proses SAT selesai dan baik, maka kabel kabel dinyatakan dalam keadaan sudah bisa dipindahkan ke kapal gelar.
6. PEMINDAHAN KABEL LAUT SECARA SHIP TO SHIP Sehubungan dengan kabel nya tidak panjang, Pengerjaan pemasangan kabel dilakukan dengan menggunakan haspel Kabel yang dipasang di Drum jack untuk haspel bisa ditarik dan dimundurkan dengan dibantu Penggerak Haspel. Dengan demikian Haspel diangkat dari kapal, bisa disimpan di darat atau langsung ke kapal penggelar.
Pemindahan kabel bawah laut dari kapal pengangkut ke kapal penggelar bisa dilakukan dengan crane pemindah dengan kemampuan disesuaikan dengan berat Haspel ,tindakan pemindahan kabel dengan cara langsung ship to ship ini dimaksudkan untuk mempercepat proses pengangkutan.
Pengangkatan Haspel Kabel ke kapal Penggelar
Kabel diangkat langsung diposisikan pada Drum Jack, yang sudah disiapkan sedemikian rupa agar sampai di lokasi langsung bisa digelar
Posisi Kabel di Drum jack
7. PEMASANGAN KABEL LAUT
Penggelaran kabel dilakukan terpisah dengan pelaksanaan pembuatan trenching dan pemasangan cement bagging dan concrete shell. Cara penggelaran kabel menggunakan satu buah kapal penggelar kabel dan satu buah tugboat assist, dengan masing-masing fungsi dan kelengkapannya
Metode towing Tongkang bergerak dengan ditarik tugboat Kesetabilan posisi dan kecepatan dijaga dengan dua seerviceboat Kecepatan Kapal gelar akan dijaga dengan kecepatan maksimum 1.5 knot
Tahapan pelaksanaan penggelaran dibagi menjadi 3 tahapan, antara lain : Persiapan awal, rute kabel di daerah rawa dipasangi roller sepanjang 1.5 meter. Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses penarikan kabel oleh winch dan roller bagi kabel. Winch penarik kabel menarik kabel dengan bantuan kawat/tali/sling sampai ke area landing point yang sudah ditentukan.
Kawat/tali/sling baja dari winch diulur sampai ke kapal/barge penggelar kabel dengan menggunakan kapal pembantu. Di pantai, Barge diam dengan posisi membelakangi pesisir hingga jarak terdekat dikedalaman 6 meter. Ujung kabel yang terbungkus dengan rapat dengan pelindung disiapkan diujung cable tray/ujung kapal barge. Kawat/tali/sling baja dari winch diikatkan pada ujung kabel dan kabel mulai ditarik sampai dengan gardu. Setiap 1 meter kabel diikat dengan pelampung. Ujung kabel diikat pada gardu. Kabel diarahkan pada jalur sesuai yang direncanakan dengan menambahkan spare-loop dilanjutkan dengan pelepasan pelampung kabel satu per satu dimulai dari sisi pantai. Pelepasan harus memperhatikan kecepatan turun kabel laut ke dasar lautan.
Beaching Awal
kabeldiatur oleh capstan yang Kecepatan penggelaran/penguluran dipengaruhi oleh faktor regangan kabel, sudut jatuhnya kabel di dasar laut diatur dengan besar sudut jatuha ntara 30° – 40° dan kecepatan pergerakan barge diatur supaya sudut jatuh kabel bias terjaga pada rentang 30° – 40°. Pengaturan kecepatan penggelaran dan pergerakan dilakukan oleh seorang supervisor penggelaran kabel laut. Selanjutnya proses pergerakan kapal tugboat dan barge serta penggelaran kabel terus berlanjut sampai pada posisi dekat dengan PROSES PENGELARAN Tugboat penarik bergerak memposisikan barge dengan koordinat lokasi/jalur yang sudah ditentukan. Tugboat penahan menahan posisi barge supaya berada di lokasi/jalur yang sudah ditentukan. Pergerakan barge diikuti dengan penggelaran kabel laut.
garis pantai (laut dangkal).
Kabel Laut Proses Pengelaran
PROSES BEACHING AKHIR Pada posisi dekat garis pantai, kabel laut dekat permukaan (stopper) diikat dengan 2 atau lebih tali dan dipancangkan ke darat atau ke kapal sehingga posisi kabel tetap. Kapal barge gelar bergerak ke arah samping kiri sepanjang 10 – 50 meter dilanjutkan dengan towing anker/jangkar yang dilakukan oleh tugboat. Posisi barge sudah dalam keadaan diam, kabel laut dari barge penggelar ditarik dan diulur oleh kapal pembantu diikuti pemasangan pelampung tiap 1 meter. Kabel laut yang diulur diatas permukaan, diikat ke beberapa kapal pembantu untuk menjaga posisi kabel tidak menggulung. Ujung kabel dari segmen tersebut diikat dengan kapal pembantu lainnya dan diarahkan ke darat, dilanjutkan dengan pengikatan ujung kabel tersebut ke kawat/sling baja yang terhubung dengan winch di kapal. Kabel ditarik ke darat oleh winch sampai ke gardu di pulau. Kabel diarahkan pada jalur sesuai yang direncanakan dengan menambahkan spare loop dilanjutkan dengan pelepasan pelampung kabel satu per satu dimulai dari sisi dekat kapal. Pada kedalaman air kurang dari satu meter, untuk melindungi kabel dari gesekan karang atau batu saat ditarik dengan winch, di jalur kabel yang ditarik dipasangi roller.
Beaching Akhir
Akhir Beaching
Beaching Akhir
Beaching Akhir
8. PEMASANGAN PROTEKSI KABEL LAUT
Pemasangan concrete shell dilakukan oleh penyelam setelah pekerjaan Cable laying selesai. Step pengerjaan Mengangkat kabel agar concrete shell bisa dimasukan dibawah kabel menggunakan chain block yang digantung di stand bar, atau diangkat langsung menggunakan crain kapal. Menurunkan concrete Shell dengan tenaga manusia melalui tali jalan penyelam. Pemasangan concrete shell. Peralatan yang digunakan penyelam : manual hand tool seperti hand wrench dan hammer wrench.
Pemasangan landasan concrete untuk kabel yang melalui karang Sesuai permintaan user, bahwa bagian kabel yang melalui karang, kabel harus di alasi dengan concrete shell untuk menghindari kabel terluka akibat gesekan dengan karang. Step Pengerjaan Kabel diangkat dengan chains block yang digantung pada stand bar atau diangkat langsung menggunakan crain kapal. Menurunkan concrete bag dengan tenaga manusia melalui tali jalan penyelam. Mengatur concrete bag dibawah kabel Menurunkan kembali kabel.
9. HSE DAN TANGGAP DARURAT
Dalam pelaksanaan pekerjaan secara garis besar antisipasi permasalahan HSE dilakukan dengan : Adanya manajemen mengenai HSE dan Kondisi Darurat
Penetapan tanggung jawab dan wewenang pada personil pelaksanaan pekerjaan dalam penanganan HSE dan Kondisi Darurat. Personil pelaksana pekerjaan mempunyai kemampuan dasar dalam penanganan HSE dan Kondisi Darurat. Adanya prosedur dalam penanganan HSE dan Kondisi Darurat yang disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan kerja penggelaran kabel laut. Adanya peralatan keselamatan kerja, peralatan keadaan darurat dan peralatan pada kecelakaan kerja (P3K). Tersedianya peralatan bantu untuk evakuasi dan fasilitas peralatan serta fasilitas tempat (Puskesmas atau Rumah Sakit).