Metode Bercerita [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

METODE BERCERITA



Disusun oleh : Ardela Lisandi Ika Sarinah Jenni Vina Nadia Taufik Hidayatullah Dosen Pengampu : Tulaihah Ning Safitri, M.Pd



UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM



2020



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI......................................................................................................................i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Metode Bercerita.................................................................................2 2.2 Dalil Tentang Metode Bercerita............................................................................3 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita.......................................................4 2.4 Langkah-langkah Melakukan Metode Bercerita...................................................4 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan............................................................................................................6 3.2 Saran......................................................................................................................6 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Pada dasarnya, guru atau calon guru perlu memiliki strategi pembelajaran agar



nantinya menjadi guru yang professional dan dalam satu strategi pembelajaran dapat menggunakan lebih dari satu metode pembelajaran. Satu metode pembelajaran dapat digunakan untuk beberapa keterampilan pembelajaran. Tetapi pemilihan metode harus disesuaikan dengan bahan pelajaran, situasi dan kondisi. Karena metode memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran dan menjadi motivasi ekstrinsik. Adapun metode pembelajaran yang terkenal yakni metode ceramah, metode simulasi, metode diskusi, metode demonstrasi, metode resitasi dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam menyikapi banyaknya kegiatan sekolah yang menyebabkan kurangnya efektifitas dan efisiensi akan kegiatan interaksi belajar mengajar, guru perlu menggunakan metode pemberian tugas atau resitasi. Karena bila hanya menggunakan seluruh jam pelajaran yang ada maka tidak akan mencukupi tuntutan luasnya pelajaran yang diharuskan.Dalam makalah ini, kami akan mendalami pembahasan tentang metode bercerita, dalil tentang metode bercerita, kelebihan dan kekurangannya hingga langkah apa saja yang harus dilakukan ketika ingin menerapkan metode bercerita.



1.2



Rumusan Masalah 1.



Apa yang dimaksud dengan metode bercerita ?



2.



Apa yang menjadi dasar hukum/dalil tentang metode bercerita ?



3.



Apa saja kelebihan dan kekurangan metode bercerita ?



4.



Bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan metode bercerita ?



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Pengertian Metode Bercerita Metode merupakan cara kerja yang sistematis yang fungsinya merupakan alat



untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan metode pembelajaran adalah adalah suatu cara atau system yang digunakan dalam pembelajaran yang berfungsi untuk memudahkan agar anak didik dapat mengetahui, memahami, menggunakan dan menguasai bahan pelajaran tertentu.1 Metode bercerita, secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu kata Qashash merupakan bentuk jamak dari Qishash, masdar dari Qassa, Yaqussu, artinya adalah menceritakan dan menelusuri/mengikuti jejak (Manzhur, 711H: 148). Dalam al-Qur’an lafaz Qashash mempunyai makna yaitu kisah atau cerita. Qashash artinya berita alQur’an tentang umat terdahulu (Abdullah, 1994: 205). Metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik. Dalam kegiatan pelaksanaannya, metode bercerita dilaksanakan dalam upaya memperkenalkan, memberikan keterangan, atau penjelasan tentang hal-hal baru dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai kompetensi dasar (Dhieni, 2008: 66). 2 Nurgiyantoro berpendapat bahwa bercerita merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Artinya dalam bercerita seseorang melibatkan pikiran, kesiapan mental, keberanian, perkataan yang jelas sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Dengan kata lain, bercerita adalah salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain dengan cara menyampaikan berbagai macam ungkapan, perasaan yang sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat, M Fadilah, Desain Pembelajaran PAUD. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 161 Tambak, Syahraini. Juni 2016 ‘’ Metode Bercerita dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam’’ . Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru. jurnal Al-Thariqah Vol. 1, No. 1. https://media.neliti.com/media/publications/195161-ID-metode-bercerita-dalam-pembelajaran-pend.pdf ( Diakses pada Selasa, 17 maret 2020 ) 1 2



dan dibaca. Bercerita diungkapkan melalui ekspresi yang menarik terlihat disenangi oleh si pendengar cerita. Bercerita sangat penting bagi perkembangan anak.3 Dari segi istilah, bercerita menurut Gorden dan Brown merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya (Hidayat, 2006: 417). Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masayarakat. Seorang pencerita yang baik akan menjadikan cerita sebagai sesuatu yang menarik dan hidup. Keterlibatan anak terhadap dongeng yang diceritakan akan memberikan suasana yang segar, menarik, dan menjadi pengalaman yang unik bagi anak (Hidayat, 2006: 417). Metode berceritao menurut Nur Uhbiyati yaitu dengan mengisahkan peristiwa sejarah hidup manusia di masa lampau yang menyangkut ketaatannya atau kemungkarannya dalam hidup terhadap perintah Tuhan yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW atau Rasul yang hadir di tengah mereka (Uhbiyati, 1997: 111). Sementara Samsul Nizar dan Zaenal Efendi Hasibuan menyebutkan metode bercerita ini dengan metode kisah yang digambarkan sebagai metode dengan menggunakan cerita-cerita yang dapat menghubungkan materi pelajaran dengan kajian masa lampau agar lebih dapat dan mudah dipahami oleh peserta didik dalam alam lebih nyata (Nizar & Hasibuan, 2011: 78).4 Dengan demikian, dari beberapa devinisi metode bercerita beberapa ahli diatas. Maka dapat disimppulkan bahwa metode bercerita adalah suatu metode mengajar yang digunakan oleh seorang pengajar atau pendidik dengan menuturkan kisah-kisah secara lisan yang diorientasikan kepada hikmah dan ibrah.



Lilis.Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak.( Jakarta: Prenada Media Group, 2016).h.162 4 Tambak, Syahraini. Juni 2016 ‘’ Metode Bercerita dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam’’ . Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru. jurnal Al-Thariqah Vol. 1, No. 1. https://media.neliti.com/media/publications/195161-ID-metode-bercerita-dalam-pembelajaran-pend.pdf ( Diakses pada Selasa, 17 maret 2020 ) 3



2.2



Dalil Tentang Metode Bercerita



Q.S AL-QASAS AYAT 76-80 ْ ‫سى فَبَ َغى َعلَ ْي ِه ْم صلى َوآتَ ْينَهُ ِمنَ ا ْل ُكنُ ْو ِز َمآ اِنَّ َمفَا تِ َحهُ لَتَنُ ْواُ ِبا ْل ُع‬ ُ‫صبَ ِة اُولِى ا ْلقُ َّو ِة اِ ْذ قَا َل لَه‬ َ ‫اِنَّ قَا ُر ْونَ َكانَ ِمنْ قَ ْو ِم ُم ْو‬ )76( َ‫قَ ْو ُمهُ الَ تَ ْف َر ْح اِنَّ هَّللا َ الَ يُ ِح ُّب ا ْلفَ ِر ِحيْن‬ “ Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku zalim terhadap mereka, dan kami telah menganugrahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri.” (QS. Al-Qasas 28: ayat 76) ( َ‫ ِديْن‬l ‫س‬ َ َ‫ص ْيبَ َك ِمنَ ال ُّد ْنيَا َواَل تَ ْب ِغ ا ْلف‬ َ ‫َوا ْبت َِغ ِف ْي َمآ اَتَ َك هَّللا ُ الدَّا َر اآْل ِخ َرةَ َواَل تَ ْن‬ ِ ‫ضقلى اِنَّ هَّللا َ اَل يُ ِح ُّب ا ْل ُم ْف‬ ِ ‫ا َد فِى اآْل ْر‬l ‫س‬ ِ َ‫س ن‬ )77 “ Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qasas 28: ayat 77) ‫قلى‬



‫ ُر َج ْم ًعا‬lَ‫ َّوةً َواَ ْكث‬lُ‫هُ ق‬l‫ش ُّد ِم ْن‬ َ َ‫قَا َل اِنَّ َمآ اُ ْوتِ ْيتُهُ َعلَى ِع ْل ٍم ِع ْن ِد ْيقلى اَ َولَ ْم َي ْعلَ ْم اَنَّ هَّللا َ قَ ْد اَ ْهلَ َك ِمنْ قَ ْبلِ ِه ِمنَ ا ْلقُ ُر ْو ِن َمنْ ه َُو ا‬ )78( َ‫سئَ ُل عَنْ ُذنُ ْوبِه ْي ُم ا ْل ُم ْج ِر ُم ْون‬ ْ ُ‫َواَل ي‬



“ Dia (Qarun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat dari padanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.” (QS. AlQasas 28: ayat 78)



ٍّ ‫فَ َخ َر َج َعلَى قَ ْو ِم ِه فِ ْي ِز ْينَتِ ِهقلى قَا َل الَّ ِذيْنَ يُ ِر ْيد ُْونَ ا ْل َحيَوةَ ال ُّد ْنيَا يَلَيْتَ لَنَا ِم ْث َل َمآ اُ ْوتِ َي قَا ُر ْونُال اِنَّهُ لَ ُذ ْو َح‬ )79( ‫ظ ع َِظ ْي ٍم‬



“ Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, “Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS. Al-Qasas 28: ayat 79) )80( َ‫صبِ ِريْن‬ َّ ‫صالِ ًحاج َواَل يُلَقَّ َهآ اِاَّل ال‬ ُ ‫َوقَا َل الَّ ِذيْنَ اُ ْوتُوا ا ْل ِع ْل َم َو ْيلَ ُك ْم ثَ َو‬ َ ‫اب هَّللا ِ َخ ْي ٌر لِّ َمنْ آ َمنَ َو َع ِم َل‬ “ Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Qasas 28: ayat 80) 2.3



Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita



1) Kelebihan Metode Cerita a) Kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat anak didik. Karen anak didik akan senatiasa merenungkan makna dan mengikuti berbagai situasi kisah, sehingga anak didik terpengaruh oleh tokoh dan topic kisah tersebut. b) Kisah selalu memikat, karena mengundang untuk mengikuti peristiwanya dan merenungkanmaknanya. c) Cerita itu mengandung unsur hiburan sedangkan tabiat manusia suka hiburan untuk meringankan beban hidup sehari-hari. d) Guru dapat menguasai kelas dengan mudah. e)



Didalam cerita itu ada tokoh-tokoh dengan watak tertentu yang bisa memjadi model (teladan) bagi pembentukan watak dan tingkah laku anak-anak. 5



2) Kekurangan Metode Cerita



Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan Dari Al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm.117 5



a) Pemahaman anak didik akan menjadi sulit ketika kisah itu telah terakumulasi oleh masalah lain. b) Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang dimaksud sehingga pencapaian tujuan sulit diwujudkan. c)



Tidak semua pendidik dapat menjiwai suatu cerita seperti yang dimaksudkan oleh pengarangnya.



d) Anak didik menjadi pasif, karena lebih banyak mendengarkan dan menerima pesan. e) Kurang merangsang perkembangan kreativitas anak untuk mengutarakan pendapatnya. f) Daya serap dan daya tangkap anak didik berbeda-beda dan masih lemah sehingga sukar memahami tujuan pokok isi cerita. g) Cepat menumbuhkan rasa bosan bila penyajiannya kurang menarik.6 2.4



Langkah-langkah Melakukan Metode Bercerita Secara umum persiapan guru untuk merancang kegiatan bercerita adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan tujuan dan tema yang dipilih Sebagaimana telah dijelaskan tujuan metode bercerita terutama dalam rangka memberikan pengalaman belajar melalui cerita guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2) Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih Bila kita telah menetapkan rancangan tujuan dan tema selanjutnya guru memilih salah satu diantara bentuk-bentuk bercerita. 3) Menentukan rancangan atau alat yang digunakan dalam bercerita. 4) Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yaitu : 



Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan bercerita kepada anak.



Nurbiana Dhieni, dkk, Metode Pengembangan Bahasa (Jakarta: Penerbitan Universitas Terbuka, 2005. hal, 6.6 6







Mengatur tempat duduk anak.







Pembukaan kegiatan bercerita







Pengembangan cerita yang dituturkan guru







Menetapkan rancangan cara-cara bertutur yang dapat menggetarkan perasaan anak.







Penutup kegiatan bercerita dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.



5) Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.7



BAB III PENUTUP 7



Moeslichaton, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2000), h. 176-180



3.1



Kesimpulan Salah satu metode yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak adalah metode bercerita. Kemampuan berbicara anak akan dapat berkembang apabila



anak



diberi



kesempatan



untuk



menyimak



cerita



kemudian



mengungkapkan apa yang dia dengarkan, melalui metode bercerita juga anak dapat mengingat kejadian-kejadian dalam sebuah cerita dengan cepat, misalnya kemampuan anak dalam mengingat, kemampuan anak dalam melatih kemampuan imaginasi, pertanyaan,



keaktifan dan



anak



keaktifan



dalam anak



menyampaikan dalam



menjawab



perasaan,



mengajukan



pertanyaan.



Dengan



penyampaian pembelajaran menggunakan metode bercerita akan ada peningkatan anak terhadap kemampuan berbicaranya. Maka dalam mengembangkan kemampuan berbicaranya anak memilikicara-cara tersendiri sesuai dengan tahapan perkembangannya, dalam menanggapi suatu pokok bahasan yang diceritakan. Sehingga anak secara bertahap dapat berpikir abstrak dan konstruktif. 3.2



Saran Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan tentang metode bercerita, Kami hanya manusia yang jauh dari kata sempurna. Kami hanya manusia yang hanya mengandalkan buku referensi. Maka apabila pembaca ingin mendalami informasi tentang metode bercerita, hendaknya setelah membaca makalah ini bacalah referensi-referensi lainnya yang lebih komplit dan tidak hanya sebatas membaca makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA



Fadilah, Muhammad. Desain Pembelajaran PAUD. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media).2012 Lilis.Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak.( Jakarta: Prenada Media Group) , 2016 Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan Dari Al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara), 1991 Dhieni , Nurbiana, dkk, Metode Pengembangan Bahasa (Jakarta: Penerbitan Universitas Terbuka), 2005 Moeslichaton, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Rhineka Cipta), 2000 Syahraini, Tambak. Metode Bercerita dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam . Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru. urnal Al-Thariqah Vol. 1, No. 1. https://media.neliti.com/media/publications/195161-ID-metode-bercerita-dalampembelajaran-pend.pdf ( Diakses pada Selasa, 17 maret 2020 )