7 0 935 KB
Kelompok 4 Anggota : I Wayan Pramana Eka Putra Kadek Ari Esta I Gede Putra Sedana I Gede Dika Virga Saputra A.A Putri Cintya Paramitha Utari Muhammad Nazib Ni Putu Rusma Eva Arista Ni Made Sukma Sanjiwani Saeful Bahri Putu Yuliantari Dewa Gede Yuda Pratama
TEORI IKATAN VALENSI Berdasarkan teori ikatan valensi, ikatan kovalen
dapat terbentuk jika terjadi tumpang tindih orbital valensi dari atom yang berikatan. Orbital valensi merupakan orbital terluar dari suatu atom dan merupakan tempat terletaknya elektron valensi. Orbital valensi inilah yang digunakan pada pembentukan ikatan kimia.
Penerapan teori Valensi pada F2 Atom F2 akan terjadi akibat tumpang tindih (overlapping) antara orbital – orbital kulit valensi dari masing – masing individu.
F
+
F
F oktet struktur Lewis
F oktet ikatan tunggal
Penerapan Pada H2O 2 elektron yang tidak berpasangan di orbital 2p pada O dapat berpasangan dengan elektron pada orbital 1s dari H.
H
+ O + H
H
O
H
METODE ORBITAL ASLI METODE ORBITAL HIBRIDA (HIBRIDISASI)
Contoh H2S
Gambar tumpang tindih orbital-orbital pada pembentukan ikatan H-S dalam molekul H2S
Hibridisasi Campuran dari orbital atom yang dihitung
secara matematika sebagai kombinasi linier dari orbital atom s, p dan d yang tepat . Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala juga P dan S). Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana.
Kombinasi orbital hibrida Kombinasi dua atau lebih orbiital atom “ ASLI” “Native” pada suatu atom menghasilkan orbital “HIBRIDA” Aturan : Jumlah orbital atom yang berkombinasi harus sama dengan jumlah orbital yang terbentuk
Konsep Hibridisasi sp3
Akibat gabungan EMPAT orbital: (1 orbital s + 3 orbital p) maka penghibridan sp3 menghasilkan EMPAT orbital yang boleh menempatkan pasangan elektron pada aras tenaga yang sama.
Konsep Hibridisasi sp2 Hibridisasi ini terbentuk dari kombinasi satu orbital s dan 2 orbital p dengan satu orbital yang tersisa. Orbital p yang tidak terhibridisasi dapat bertumpangsuh (overlap), menghasilkan ikatan ke dua.
Konsep Hibridisasi sp membutuhkan dua buah orbital p yang tidak terhibridisasi, 2 buah orbital membentuk 2 ikatan.
2s
2p
2s
2p
Orbital sp
Orbital 2p yang kosong
Contoh Metode Orbital Hibrida Pada Molekul CH4
Gambar Tumpang tindih 4 orbital hibrida sp3 dari atom C dengan 4 orbital 1s dari 4 atom H