Metode Job Safety Analysis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMBUATAN PROSEDUR PADA KEGIATAN REPARASI KAPAL MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DI PT. DOK PENDINGIN SAMARINDA. Nama : Septiaan Ari Sandy Nim



: 09171065 BAB 1 PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Industri galangan kapal memiliki karakteristik yang spesifik dan lingkungan bisnis yang



komplek (Bruce & Gerrard, 1999). Basuki dan Chairunnisak pada tahun 2012, melakukan Analisa bahaya dan skalanya pada proses pembangunan suatu kapal. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa bahaya dengan skala besar memerlukan penanganan segera. Menurutnya, suatu bahaya biasanya muncul akibat perubahan permintaan owner yang tidak disiasati dengan identifikasi bahaya pada saat pengerjaannya. Kemungkinan bahaya jika dibiarkan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Suatu kecelakaan kerja yang terjadi dilingkungan perusahaan, dapat menimbulkan keresahaan dari pekerja lain. Kenyamanan kerja adalah merupakan salah satu penentu dari baik tidaknya pekerja dalam bekerja. Kecelakaan kerja merupakan hasil dari suatu atau serangkaian penyebab (bahaya) yang pada akhirnya berkaitan satu sama lain. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja adalah dengan menetapkan prosedur pekerjaan. Prosedur ini dibuat sedemikian rupa untuk melatih pekerja metode kerja yang aman. PT. Dok Pendingin merupakan perusahaan galangan kapal swasta nasional di Indonesia yang pasarnya meliputi pasar regional, nasional dan bahkan internasional. Perusahaan ini bergerak pada bidang rancang bangun kapal, reparasi kapal dan jasa service lainnya. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang galangan kapal, sudah pasti dalam kegiatan operasi pengerjaannya sangat erat berhubungan dengan bahaya-bahaya pekerjaan. Salah satu metode untuk menganalisis bahaya dari prosedur pekerjaan adalah metode Job Safety Analysis (JSA). Dengan mengetahui bahaya yang ada dalam pekerjaan dan tindakan pengendaliannya, maka



dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja (Fauzan, 2011).



. Berdasarkan ini diangkatlah tugas akhir yang berjudul, “PEMBUATAN PROSEDUR PADA KEGIATAN REPARASI KAPAL MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DI PT. DOK PENDINGIN SAMARINDA.” 1.2



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis merumuskan masalah



sebagai berikut : 1.



Apa saja identifikasi Langkah pekerjaan dari pekerjaan pada proses reparasi kapal di



perusahaan PT. Dok Pendingin ? 2.



Apa saja identifikasi bahaya pada langkah pekerjaan pada proses reparasi kapal di perusahaan PT. Dok Pendingin ?



3.



Bagaimana rekomendasi cara aman untuk melakukan langkah pekerjaan pada proses reparasi kapal di perusahaan PT. Dok Pendingin ?



4.



Bagaimana prosedur pekerjaan yang telah terintegrasi dengan standar prinsip dan praktik keselamatan dan kesehatan ?



1.3



Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1.



Mengidentifikasi Langkah pekerjaan dari pekerjaan pada proses reparasi kapal di



perusahaan PT. Dok Pendingin. 2.



Mengidentifikasi bahaya pada langkah pekerjaan pada proses reparasi kapal di



perusahaan PT. Dok Pendingin. 3.



Merekomendasikan cara aman untuk melakukan langkah pekerjaan pada proses reparasi kapal di perusahaan PT. Dok Pendingin.



4.



Mengetahui prosedur pekerjaan yang telah terintegrasi dengan standar prinsip dan praktik keselamatan dan Kesehatan.



1.4



Manfaat Penulisan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan bagi



pihak-pihak lainnya: 1.



Bagi Penulis Dapat dipergunakan untuk mengaplikasikan teori yang telah didapat dari proses perkuliahan sehingga dapat menambah pengetahuan khususnya terkait dengan analisis risiko pada proyek reparasi kapal.



2.



Bagi Pembaca Dapat menambah informasi dan wawasan bagi pembaca tentang analisis risiko pada Proyek Reparasi kapal.



3.



Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang risiko-risiko yang dapat timbul pada proses reparasi kapal dan cara menanggulanginya.



1.5



Batasan Masalah Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.



Prosedur reparasi yang diteliti adalah replating, sandblasting dan coating.



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1



PT. Dok Pendingin



2.2



Standart Operational Procedure (SOP) SOP adalah sekumpulan prosedur operasional standar yang digunakan sebagai pedoman



dalam perusahaan untuk memastikan langkah kerja setiap anggota telah berjalan secara efektif



dan konsisten, serta memenuhi standar dan sistematika (Tambunan, 2013). Menurut Puspitasari dan Rosmawati (2012), beberapa tujuan dibuatnya SOP antara lain: a) Mempertahankan konsistensi kerja karyawan b) Mengetahui peran dan fungsi kerja pada setiap bagian c) Memperjelas langkah-langkah tugas, wewenang dan tanggung jawab d) Menghindari kesalahan administrasi e) Menghindari kesalahan, keraguan, duplikasi dan ketidakefisienan. SOP memiliki manfaat sebagai dokumen referensi mengenai bagaimana cara/ proses menyelesaikan suatu pekerjaan (Hadiwiyono dan Panjaitan, 2013). Salah satu solusi untuk mengurangi terjadinya berbagai macam masalah dalam suatu perusahaan serta untuk meningkatkan perbaikan secara berkelanjutan adalah dengan menerapkan SOP (Setiawan, 2012). Hasil penelitian terdahulu oleh Mustikawati dan Maipan (2012) serta Prasanna (2013) menunjukkan perubahan yang baik pada perusahaan setelah menerapkan SOP. Hasil dari penelitian ini akan disajikan dalam bentuk flowchart seperti penelitian Hadiwiyono dan Panjaitan (2013). Bentuk ini berupa grafik sederhana yang menjelaskan langkah-langkah proses membuat suatu keputusan, bentuk ini digunakan untuk prosedur yang memerlukan banyak keputusan (Ambarwati dan Triana, 2012). 2.3



Identifikasi Bahaya (hazard identification) Bahaya adalah suatu keadaan yang memungkinkan atau berpotensi terhadap terjadinya



kejadian kecelakaaan berupa cedera, penyakit, kematian, kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi operasional yang telah ditetapkan (Tarwaka, 2008). Bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakan atau gangguan lainnya. Karena hadirnya bahaya maka diperlukan upaya pengendalian agar bahaya tersebut tidak menimbulkan akibat yang merugikan (Ramli, 2010). Faktor utama kenyamanan Kerja adalah keselamatan kerja, terutama dalam hal kecelakaan pekerjaan. Kecelakaan bukanlah peristiwa tunggal, tetapi inilah hasilnya Serangkaian penyebab alasan yang saling eksklusif berhubungan dengan kelemahan prosedur, pekerja, prosedur pekerjaan dan tindakan tidak memadai pekerja tidak aman, sehingga berpengaruh pada turunya tingkat produktifitas yang lebih rendah pada keefisiensi kerja. Salah satu cara untuk



mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja adalah dengan menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk menerapkan metode kerja yang efisien dan aman. Dalam memilih pekerjaan yang dianalisa, tedapat proses sebagai pengelolahan data, proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan cara penghitungan statistik kecelakaan kerja dengan menghitung tingkat kekerapan dari data yang diperoleh dan juga penilaian resiko (risk assessment) dengan melihat tingkat kemungkinan (likelihood) dan tingkat keparahannya (severity). Kemudian menguraikan pekerjaan setelah dilakukan pemilihan pekerjaan yang akan dianalisa, selanjutnya dilakukan penguraian pekerjaan kedalam suatu urutan langkah-langkah berdasarkan work instruction dari aktivitas pekerjaan yang dianalisis berdasarkan aturanaturannya. Penguraian ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan secara umum. Mengidentifikasi bahaya dan potensi kecelakaan kerja setelah tahapan penguraian pekerjaan dilakukan, maka selanjutnya dilakukan proses pengidentifikasian bahaya dari setiap aktivitas kerja yang dilakukan. Proses pengidentifikasian bahaya ini bertujuan untuk mengetahui bahayabahaya yang terdapat di dalam semua aktivitas kerja. Sumber bahaya yang termasuk disini adalah bahaya yang berhubungan dengan mesin, peralatan, prosedur kerja, pembangkit dan keadaan lingkungan sekitar. Melakukan kontrol terhadap resiko kerja yang mungkin terjadi (hazard control) dengan menemukan solusi (develop the solutions). Tahapan ini terjadi dari empat kategori yang biasa digunakan untuk mengontrol bahaya yang terjadi berupa merubah lingkungan fisik, mengurangi frekuensi pekerjaan, menggunakan pakaian pelindung, dan melakukan prosedur kerja yang baik. Tindakan proses perbaikan dan perawatan dapat berpotensi terjadi kecelakan kerja karena (unsafe action) atau pun (unsafe condition), dengan melakukan identifikasi bahaya dan risiko serta pengendalianya dengan metode JSA (Job Safety Analysis) dapat mengurangi terjadinya kecelakaan kerja. Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA (Job Safety Analysis) adalah Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari pekerjaan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja serta menentukan bagaimana untuk mengontrol bahayanya tetapi dalam hal ini kekurangan metode JSA (Job Safety Analysis) adalah tidak dapat menganalisa risiko dan menilai bahaya risiko atau risk assessment yang ada dalam tindakan perbaikan dan perawatan infastuktur di PT X.



HIRARC menurut OHSAS 18001 adalah merupakan elemen pokok dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan langsung dengan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya di samping itu HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) juga merupakan bagian dari “Risk Management” yang harus dilakukan di seluruh aktivitas organisasi untuk menetukan kegiatan organisasi yang mengandung potensi bahaya dan menimbulkan dampak serius terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (Ramli, 2010). Identifikasi bahaya adalah landasan dari program pencegahan kecelelakaan atau pengendalian risiko. Tanpa mengenal bahaya maka tidak dapat ditentukan sehingga upaya pencegahan dan pengendalian risiko tidak dapat dijalankan Berikut ini merupakan langkah-langka manajemen resiko dengan menggunakan HIRARC (Suma’mur, 1986) : 1. Hazard Identification Proses pemeriksaan tiap – tiap area kerja dengan tujuan untuk mengidentifikasi semua bahaya yang melekat pada suatu pekerjaan. 2. Risk Assesment Suatu proses penilaian risiko terhadap adanya bahaya di tempat kerja. 3. Risk Control Suatu proses yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan semua kemungkinan bahaya ditempat kerja serta melakukan peninjauan ulang secara terus menerus untuk memastikan bahwa pekerjaan mereka telah aman 2.4



Standar K3



2.5



Job Safety Analysis Job Safety Analysis atau JSA merupakan metode yang digunakan untuk menentukan



bahaya yang ada dalam setiap tahapan pekerjaan sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan pengendalian terhadap bahaya tersebut. Job Safety Analysis dapat dilakukan dengan mempelajari dan membuat laporan setiap langkah pekerjaan, menganalisis potensi bahaya pekerjaan maupun bahaya pekerjaan yang sudah ada serta menentukan solusi terbaik untuk dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan bahaya tersebut. JSA diperlukan untuk pekerjaan yang sering mengalami kecelakaan atau memiliki angka kecelakaan tinggi, pekerjaan berisiko tinggi dan berakibat fatal, pekerjaan yang jarang dikerjakan sehingga belum diketahui persis bahaya yang ada, pekerjaan yang rumit atau kompleks dimana sedikit kelalaian dapat menyebabkan kecelakaan.



Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan Job Safety Analysis (JSA), yang meliputi mempelajari dan melaporkan setiap langkah pekerjaan, mengidentifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi, melakukan penilaian resiko (Risk Assessment) pada aktivitas kerja yang sudah ada atau berpotensi resiko dan menentukan jalan terbaik untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya. Dalam proses penelitian ini penulis menggunakan metode JSA (Job Safety Analysis). Dipilihnya metode Job Safety Analysis karena peneliti ingin mengidentifikasi bahaya yang berfokus pada interaksi antara pekerja, tugas/pekerjaan, alat dan lingkungan. Setelah diketahui bahaya yang tidak bisa dikendalikan, maka dilakukan usaha untuk menghilangkan atau mengurangi resiko bahaya ke tingkat level yang bisa diterima. Ada kemungkinan terjadinya kecelakaan pada suatu proyek konstruksi menjadi salah satu penyebab gangguan atau penghentian pekerjaan desain. Oleh karena itu, selama pekerjaan konstruksi, wajib penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di tempat kerja di mana masalah kesehatan dan keselamatan kerja ini juga menjadi bagiannya perencanaan dan pengendalian proyek. Kewajiban menjalankan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bagi perusahaan besar melalui UU Ketenagakerjaan hanya menghasilkan 2,1% sendiri dengan lebih dari 15.000 perusahaan besar di Indonesia yang telah menerapkannya Sistem manajemen K3. Jumlah minimum sebagian besar belum jatuh tempo. Job Safety Analysis adalah suatu cara yang digunakan untuk memeriksa metode kerja dan menentukan bahaya yang sebelumnya telah diabaikan dalam merencanakan pabrik atau gedung dan di dalam rancang bangun masin-mesin, alat- alat kerja, material, lingkungan tempat kerja, dan proses kerja. (Soeripto,1997). Adapun data yang dibutuhkan dalam menentukan tahapan – tahapan job safety analysis yang diperoleh dari data primer dan data sekunder, yaitu: 1. Metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan wawancara langsung pada objek penelitian. 2. Data primer adalah data yang didapat dengan melakukan pengamatan dan penelitian secara langsung dilapangan. Data primer yang digunakan adalah : a. Data kondisi daerah kerja yang dianggap rawan kecelakaan kerja. b. Data pengamatan alat pelindung diri yang dipakai pekerja.



3. Data sekunder adalah data yang tidak langsung diamati oleh peneliti. Data ini merupakan dokumen perusahaan, hasil penelitian yang telah lalu dan data-data lainnya yang berhubungan dengan penerapan JSA. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : Data kecelakaan kerja selama periode 2011 hingga 2013.



BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1



Diagram Alir Penelitian Secara sistematis, skema dari langkah – langkah pengerjaan penelitian tugas akhir



disajikan dalam bentuk diagram alir (flowchart) yang dapat dilihat pada gasnipmbar berikut :



Diagram 3.1 Diagram Alir 3.2



Perumusan Masalah Studi literatur dilakukan berupa pengumpulan dan pendalaman pemahaman terkait ilmu



yang berupa wawasan atau berupa teori-teori yang terkait dengan tugas akhir ini. Studi yang di lakukan antara lain ialah pengertian risiko pada suatu pekerjaan di galangan, pengertian Job safety analysis, pembelajaran mengenai K3, proses reparasi kapal, risiko pada proses reparasi kapal, serta berdasarkan hasil dari pengamatan di lapangan langsung dan juga hasil dari wawancara langsung kepada para pekerja di lapangan. Adapun data-data yang didapat dari buku-



buku, Tugas akhir, serta jurnal, dan artikel yang masih bersangkutan dengan pokok permasalahan. 3.3



Pengambilan data Survey untuk engambilan data dilakukan pada saat sebelum hingga sesudah pekerjaan di



galangan berlangsung. Pada saat melakukan survei untuk melakukan pengambilan data agar mendapatkan data yang valid, maka data juga di ambil melalui dari hasil kuisioner yang di peruntukkan kepada para pekerja, wawancara kepada para pekerja, dokumentasi pada saat setiap pekerjaan, dan melakukan pengamatan pada setiap pekerjaan yang terkait. Kuisioner berupa pertanyaan tentang kemanan dan bagaimana kondisi pada saat para pekerja melakukan pekerjaan tersebut. 3.4



Identifikasi Langkah Pekerjaan Identifikasi terhadap langkah pekerjaan dilakukan untuk mengetahui apa saja risiko yang



akan terjadi pada saat pekerjaan tersebut berlangsung. Kemudian memeriksa fasilitas apa saja yang tersedia di perusahaan tersebut yang berkaitan dengan K3. 3.5



Identifikasi Bahaya Setelah melakukan identifikasi terhadap langkah pekerjaan kemudain Pengamatan



identifikasi bahaya dilakukan



pada saat survei dilapangan dan setelah pengambilan data.



Identifikasi dilakukan mencari bahaya apa saja yang akan terjadi pada saat pekerjaan berlangsung. 3.6



Job Safety Analysis (JSA) Setelah mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi, kemudian membuat prosedur



keselamatan untuk tiap langkah pekerjaan dari pekerjaan tersebut agar bagaimana bahaya dapat terminimalisir. Prosedur di buat menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) dan juga dibuat berdasarkan fasilitas galangan yang ada, khususnya pekerjaan dengan risiko bahaya yang sangat rentan terjadi. Kemudian mencari solusi dari risiko bahaya yang akan terjadi pada setiap pekerjaan yang akan dilakukan, dan menerapkan prosedur yang sesuai pada setiap kegiatan pekerjaan yang menimbulkan risiko-risiko bahaya yang akan terjadi.



3.7



Pencocokan Hasil Analisis dengan Standar K3



3.8



Kesimpulan



DAFTAR PUSTAKA Wicaksono, Iman Kurniawan dan moses L. Singih. 2011. “Manajemen Risiko K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Permai Surabaya.” Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November. Winata, Sheila Vania. 2016. “Perancangan Standard Operating Procedure (Sop) Pada Chocola.” Surabaya : Universitas Ciputra. Mahendar, Fran dan Darminto pujutomo, S.T., M.T.2014. “Identifikasi Bahaya, Pengendalian Resiko Dan Keselamatan Kerja Pada Bagian Bengkel Repair Galangan Kapal Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (Jsa) Di Pt Janata Marina Indah, Semarang.” Dipongoro : Universitas Diponegoro.



Fajrianti, Gita, SKM., M.Kes.2019. “Analisis Penerapan Pemantauan Kinerja Pada Karyawan Oleh Unit Bagian Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) Di Pt Dok Dan Perkapalan Air Kantung Tahun 2019.” Pangkal Pinang : Stikes Abdi Nusa. Supriyadi, Ahmad Nalhadi, & Abu Rizaal. 2015. “IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO K3 PADA TINDAKAN PERAWATAN & PERBAIKAN MENGGUNAKAN METODE HIRARC (HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT RISK CONTROL) PADA PT. X.” Serang Raya : Universitas Serang Raya.