Metodologi Penelitian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Metodologi Penelitian Bisnis Menyusun Insrumen Penelitian (Cara Membuat Kuesioner)



Oleh : Kelompok 5 Dian Cahyaning Tyas Agustin



(1707521122)



Ni Made Juli Adelia



(1707521143)



Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 2019



RPS 9 1. Tentukan Konsep dengan Literatur yang Cerdas Langkah-langkah dalam proses pembuatan kuesioner : Langkah 1



: Tinjauan literature yang relevan pada perencanaan kuesioner.



Langkah 2



: Merencanakan item-item untuk kuisioner. Berpikir mengenai apakah akan menggunakan kuisinoer terkait lainnya?



Langkah 3



: Merencanakan tata ruang dan kuesioner secara integrasi.



Langkah 4



: Melakukan uji coba kuesioner.



Langkah 5



: Tahap cara finalisasi apakah kuisioner yang dipakai sudah teruji untuk



diterapkan dengan perbaikan bila diperlukan. Kuesioner adalah alat serbaguna yang diperoleh untuk penilaian dalam penelitian (Johnson, Burke dan Christensen, Larry, 2008). Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban para responden (Kuncoro, Mudrajat, 2009). Lima belas dasar membuat kuesioner menurut Johnson, Burke dan Christensen, Larry, 2008. Dasar 1 : Kuesioner harus sesuai dengan tujuan penelitian. Dasar 2 : Memahami peserta penelitian. Dasar 3 : Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Dasar 4 : Membuat bahasa yang tepat dan relative pendek. Dasar 5 : Jangan menggunakan pertanyaan yang menggiring/tendensius. Dasar 6 : Menghindari makna ganda. Dasar 7 : Menghindari makna ganda yang lain. Dasar 8 : Tentukan apakah pertanyaan terbuka atau tertutup. Dasar 9 : Gunakan pertanyaan yang tidak bertentangan dan lengkap. Dasar 10 : Berikan jawaban yang tersedia untuk item questioner closed ended questions. Dasar 11 : Sajikan beberapa item untuk mengukur hal-hal abstrak.



Dasar 12 : Sajikan beberapa metode ketika mengukur hal-hal abstrak. Dasar 13 : Agar menggunakan bahasa atau susunan kata yang tidak membuat rancu. Dasar 14 : Mengembangkan kuesioner yang mudah bagi responden Dasar 15 : Lakukan uji coba test kuisioner sebelum diterapkan. 2. Pahami Konsep dengan Baik dan Turunkan dengan Bahasa yang Benar dan Mudah Dimengerti Menurut Kuncoro Mudjarat (2009), menyusun desain instrument adalah membuat kuesioner. Pada penyusunan/pembuatan kuesioner harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Apakah pertanyaan itu perlu ? Karena pertanyaan yang tidak perlu hanya akan membingungkan responden 2. Bagaimanakah pertanyaan itu sebaiknya diajukan ? 3. Hal itu penting sehingga tidak membingungkan dan memberikan acuan. Selain itu tetap dijaga kerahasiannya. 4. Apakah bentuk pertanyaannya terbuka atau tertutup ? (open-ended question atau closed-ended question) 5. Bagaimanakah seharusnya pertanyaan itu dirumuskan ? Sedapat mungkin dihindari menggunakan frase/istilah yang menimbulkan persepsi ganda atau membingungkan. Hindari pertanyaan bermakna ganda (double-barreled question). 6. Bagaimanakah format jawaban disusun ? Apakah alternatif jawaban yang akan digunakan dikotonomi atau pilihan berganda ? Bagaimanakah urutan alternatif jawaban disusun ? Bagaimanakah cara mengatasi jawaban tidak tahu, tidak ada jawaban dan jawaban netral ? 7. Teknik skala yang bagaimanakah sebaiknya digunakan ? 1) Rating Scale a) Graphic rating scales b) Hemized rating scales c) Comparative rating scales 2) Attitude scales a) Likert scale



b) Semantic differential 3. Menggunakan Secara Tepat Alasan Memilih Angket Terbuka atau Tertutup Angket atau kuesioner merupakan instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah respoden (sumber yang diambil datanya melalui angket), angket atau kuesioner dapat disebut sebagai wawancara tertulis karena isi kuensioner merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh responden. Sudah tentu respondennya ditentukan dulu berdasarkan teknik sampling. Pengirim dapat mendatangi sendiri responden atau mengirim daftar pertanyaan itu melalui pos. karena “kepraktisannya” itulah angket banyak digunakan peneliti. Jenis-Jenis Angket Angket sebagai instrument dalam pengumpulan data yang dibuat untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian kita mengenal beberapa jenis angket yakni sebagai berikut : 1) Angket Tertutup Angket tertutup ialah angket yang apabila pertanyaan disertai dengan pilihan jawaban yang sudah ditentukan oleh peneliti, dapat berbentuk “ya” atau “tidak” dan dapat pula berbentuk sejumlah alternatif atau pilihan ganda. Apabila jawaban terlebih dahulu ditentukan pilihannya maka tertutuplah kesempatan bagi responden untuk menggunakan jawaban lain menurut keinginan sendiri. Misalnya: 



Jenis alat transportasi apa yang sering anda gunakan? A. Kendaraan pribadi B. Bis kota C. Lainnya







Setujukah anda apabila penggunaan kantong plastic di Bali dibatasi? A. Setuju B. Tidak Setuju



2) Angket Terbuka Angket terbuka ialah angket yang apabila dalam daftar pertanyaan tidak diberi pilihan jawaban, sehingga memberi kebebasan kepada responden untuk menjawab sesuai dengan keinginannya sendiri. Dalam hal ini responden dapat leluasa untuk mengemukakan pendapat karena dalam menjawab pertanyaan sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Misalnya:







Jenis alat transportasi apa yang sering anda gunakan? Mengapa memilih jenis itu?







Bagaimana pendapat anda tentang pembatasan pemakaian kantong plastic di Bali?



Kombinasi Antara Angket Terbuka Dan Angket Tertutup Dalam angket ini ialah angket yang dimana dalam daftar pertanyaan selain menentukan atau memberikan alternatif jawaban juga memberi keleluasaan kepada responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Pembuatan angket ini misalnya dimulai dengan membuat angket tertutup dengan mengemukakan sejumlah alternatif jawaban setelah itu masih diberi kebebasan untuk member jawaban tambahan. Misalnya: 



Jenis alat transportasi apa yang sering anda gunakan? A. Kendaraan pribadi B. Bis kota C. ……………..



1) Angket Langsung Angket ini ialah angket yang dimana responden manjawab tentang dirinya. 2) Angket Tidak Langsung Angket ini ialah angket yang dimana responden menjawab tentang orang lain. Keuntungan Dan Kelemahan Angket Dalam penggunaan angket untuk pengumpulan sebuah data memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan sebagai berikut: Keuntungan Angket Dalam suatu penelitian, pengumpulan data dengan menggunakan angket memiliki beberapa keuntungan diantaranya ialah sebagai berikut : 1) Tidak memerlukan kehadiran seorang peneliti. 2) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden. 3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing dan menurut waktu senggang responden. 4) Dapat dibuat anonim, sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab. 5) Dapat dibuat terstandar, sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. 6) Mudah pengisiannya karena responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya. 7) Tidak memerlukan banyak waktu untuk mengisinya.



8) Lebih besar harapan untuk dikembalikan. 9) Lebih mudah pengolahannya. 10) Dapat menjangkau responden dalam jumlah besar. Kelemahan Angket Selain memiliki beberapa keuntungan, pengumpulan data dengan menggunakan angket juga memiliki beberapa kelemahan di antaranya ialah sebagai berikut : 1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab. 2) Seringkali sukar diberi validitasnya. 3) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. 4) Seringkali angket tidak dikembalikan terutama jika dikirim lewat pos. 5) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat. 6) Pilihan jawaban mungkin tidak mencakup apa yang terkadung dalam hati responden. 7) Jawaban responden sudah diarahkan oleh peneliti, sehingga kurang ada kebebasan secara leluasa dari responden. 8) Jawaban dari responden terkadang seadanya dapat jadi tidak dalam keadaan yang sesungguhnya karena dalam pilihan jawaban ada yang apaling baik adan pilihan itu cenderung dipilih oleh responden, padahal dalam kenyataannya tidak seperti itu. 4. Menggunakan Bahasa Secara Benar dan Baik Sesuai dengan Kemampuan Responden Penggunaan bahasa dalam penyusunan kuesioner dan penelitian ilmiah 1) Dalam kuesioner : a) Hindarkan pertanyaan yang menggiring. Contoh : “ Dengan kenaikan harga bahan pokok sekarang ini, seharusnya karyawan diberikan gaji yang layak”. Kalimat pertanyaan seperti itu mengandung unsur menggiring opini dengan mendahului kalimat “dengan kenaikan harga bahan pokok” dan “seharusnya karyawan diberi gaji yang layak”. b) Hindarkan pertanyaan yang menghendaki ingatan. Pertanyaan mengenai waktu lampau seperti kejadian 10 tahun yang lalu dapat menyulitkan responden untuk menjawab.



c) Hindarkan pertanyaan yang bermuatan. Contoh : “sejauh mana kemungkinan perusahaan akan memberikan sanksi jika karyawan melakukan demo”. Kata “sanksi” dan “demo” mengandung muatan emosi yang memperlihatkan dua sudut pandang pihak manajemen dan pihak karyawan. 2) Dalam penelitian ilmiah Untuk mencapai penelitian ilmiah yang baik khususnya dilihat dari segi bahasanya, perlu kiranya dipahami bahwa bahasa Indonesia dalam karya ilmiah mempunyai beberapa ciri khas atau aturan yang berbeda dari karya tulis nonilmiah. Terdapat beberapa ciri khas yang harus dipenuhi dalam hal penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah. Bahasa tulis ragam ilmu pengetahuan memiliki ciri-ciri yaitu: 1) pilihan kata dan peristilahannya tepat, 2) kalimatnya efektif dan penataannya dalam paragraf baik, 3) penalaran dan sistematikanya bagus, 4) pemaparan dan gaya bahasanya menarik. a) Pilihan Kata dan Istilah yang Tepat Untuk menyampaikan gagasan secara jelas kepada pembaca, pemilihan kata atau istilah yang tepat sangat penting dalam menulis. Karena konteksnya adalah penulisan karya ilmiah, pemilihan kata atau diksi serta pemilihan istilah harus mengikuti kaidahkaidah bahasa baku. Selain itu pemilihan kata atau istilah juga menyangkut pemilihan berdasarkan ketepatannya dalam mengantarkan gagasan yang dimaksud oleh penulis. b) Kalimat Efektif Karya tulis ilmiah yang baik tentunya selain menggunakan diksi dan istilah yang tepat juga harus menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. Beberapa ciri kalimat efektif adalah sebagai berikut : 



Keutuhan, kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan makna dan struktur,







Kesejajaran bentuk kata, dan (atau) struktur kalimat secara gramatikal,







Kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami,







Kehematan pengunaan unsur kalimat,







Kecermatan dan kesantunan, dan







Kevariasian kata, dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa.



c) Paragraf yang Baik Jika kalimat-kalimat yang mengantar ide atau gagasan tersebut sudah baik, hal berikutnya yang perlu dicermati adalah apakah paragraf yang disajikan sudah



merupakan paragraf yang baik atau belum. Syarat paragraf yang baik yaitu meliputi: kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Paragraf yang baik harus menggunakan prinsip kesatuan yaitu dalam sebuah paragraf hanya terdiri dari satu gagasan pokok. Semua kalimat yang membentuk kesatuan dalam paragraf tersebut hanya merujuk pada satu gagasan pokok tersebut. Oleh karena itu, pastikan bahwa semua kalimat yang masih dalam satu paragraf tersebut benar-benar selaras antara satu dengan yang lain dalam mengantarkan gagsan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA Rahyuda, Ketut. 2016. Buku Metodologi Penelitian Bisnis.Udayana. Denpasar: Udayana University Press