METRIS - Lelang Bandeng Kelompok 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tradisi Lelang Bandeng dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw di Sidoarjo



Bagus Wahyu P. (A02217011), Rohmah Izzah (A02217037), Deivy Nur Setyowati (A92217061), M. Roni Afandi (A92217083), Nurul Lailia Afida (A92217127) Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Abstrak Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu daerah penghasil tambak bandeng dengan produksi bandeng yang selalu meningkat setiap tahunnya sesuai dengan jumlah permintaan konsumen. Adat kebiasaan masyarakat Sidoarjo yang menggunakan bandeng sebagai sajian yang wajib dihidangkan disetiap hajatan kemudian menghasilkan suatu tradisi baru yang menjadi acara rutinan Kabupaten Sidoarjo. Tradisi ini berupa tradisi lelang bandeng tradisional yang diadakan pada salah satu hari besar Islam yaitu peringatan maulid Nabi Muhammad saw sebagai ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Kajian ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan pada studi dokumen arsip dan wawancara di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo. Hasil dari kajian ini yaitu (1) Mengetahui pengertian tradisi lelang bandeng di Sidoarjo, (2) Mengetahui sejarah dan perkembangan tradisi lelang bandeng di Sidoarjo hingga saat ini serta dampaknya bagi masyarakat. Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa tradisi lelang bandeng merupakan tradisi yang bernafaskan Islam sebagai sarana untuk mengetuk hati agar rela mengorbankan sebagian harta guna membantu pembinaan dan pengembangan kegiatan-kegiatan sosial keagamaan dengan mengenang dan menauladani perjuangan pimpinan besar Nabi Muhammad saw yang kemudian mengalami perkembangan secara fungsionalisme dan berdampak bagi masyarakat Sidoarjo. Kata kunci: Bandeng, Lelang, Nabi, Muhammad, Sidoarjo. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi geografis Kabupaten Sidoarjo sangat mempengaruhi potensi sumber daya alam dan kebudayaan masyarakatnya. Sidoarjo merupakan daerah Delta yang merupakan wilayah di sekitar aliran sungai. Daerah ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk usaha perikanan, khususnya perikanan air payau yang dibudidayakan dengan cara tambak1. Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu daerah penghasil tambak bandeng terbesar kedua setelah Kabupaten Gresik. Produksi bandeng di Kabupaten Sidoarjo selalu meningkat setiap 1



Imam Hariyanto, Tesis Analisis Sistem Produksi dan rantai Pasok untuk Implementasi Indikasi Geografis Bandeng Sidoarjo (Program Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember,2015), 13



1



tahunnya dibarengi dengan jumlah permintaan konsumen. Hal tersebut dikarenakan adat kebiasaan masyarakat sekitar yang menggunakan bandeng sebagai sajian yang wajib dihidangkan di setiap hajatan tertentu. Budidaya bandeng kemudian menghasilkan tradisi baru dalam kehidupan beragam masyarakat Sidoarjo. Bandeng sebagai hidangan yang wajib menghasilkan suatu tradisi baru yang menjadi acara rutinan Kabupaten Sidoarjo. Tradisi ini berupa tradisi lelang bandeng tradisional yang diadakan pada salah satu hari besar Islam yaitu peringatan maulid Nabi Muhammad saw. Tradisi lelang bandeng juga berkembang dari pertama kali tradisi ini dilakukan hingga saat ini ditinjau dari segi fungsional. Kajian tentang tradisi lelang bandeng tentu akan memberikan informasi baru bagi masyarakat awam maupun kaum cendekiawan. Pemahaman tentang tradisi lelang bandeng yang hanya sebatas kegiatan rutinan Kabupaten Sidoarjo sangat menarik dengan waktu pelaksanaannya ketika peringatan maulid Nabi Muhammad saw sebagai kegiatan yang bernafaskan Islam serta perkembangan dan dampaknya. 1.2. RumusanMasalah Berdasarkan dengan judul yang dikaji dalam studi ini yakni “Tradisi Lelang Bandeng Sebagai Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw di Sidoarjo” maka dapat dirumuskan masalah yang akan dikaji yakni sebagai berikut: 1.



Apa pengertian dari tradisi lelang bandeng di Sidoarjo ?



2.



Bagaimana sejarah dan perkembangan tradisi lelang bandeng di Sidoarjo hingga saat ini serta dampaknya bagi masyarakat ?



1.3. Tinjauan Pustaka Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan dengan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Dari penelitian Kuni Masyitoh (2017) telah dipaparkan dengan jelas tentang tradisi lelang bandeng di kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini dimulai dengan latar belakang sejarah hingga proses tahapan acara tradisi lelang bandeng di Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini lebih mengarah pada perkembangan lelang bandeng dari tahun ke 1969-2007 dengan kontribusi sosial dan ekonomi bagi masyarakat Sidoarjo. 2



Sedangkan dalam penelitian Leo Krismunanto memaparkan tentang usaha untuk menarik kunjungan kekabupaten Sidoarjo dalam acara tradisi lelang bandeng. Dalam tahap pelaksanaanya, tradisi lelang bandeng dilaksanakan pada peringatan maulid Nabi Muhammad saw yang merupakan salah satu hari besar dalam Islam. Dengan demikian maka kajian ini mencoba memperdalam tradisi lelang bandeng dalam perspektif Islam dan perkembangannya dari pertama kali pelaksanaannya hingga sekarang secara fungsional. 1.4. Landasan Teori Tradisi lelang bandeng adalah sebuah tradisi yang cukup lama ada dan berkembang di masyarakat Sidoarjo. Tidak hanya sebuah tradisi, masyarakat sebagai pemeran dalam tradiri ini juga ikut ambil andil dalam perkembangan dan perubahan baik dari segi budaya maupun sosial. Segi budaya dan sosial yaitu tradisi lelang bandeng dan masyarakat Sidoarjo merupakan hubungan yang memiliki keterkaitan yang perlu diulas agar menemukan pemahaman yang baik. Sehingga kajian ini akan bermanfaat bagi masyarakat Sidoarjo baik produsen selaku para petambak bandeng yang memberikan pasokan bandeng untuk tradisi ini dan konsumen selaku masyarakat yang menikmati hasil dari tradisi lelang bandeng. Oleh karena itu, terlebih dahulu melakukan analisis mobilitas sosial yaitu pergerakan dan perkembangan masyarakat baik dari segi budaya dan sosial. 1. Budaya dan Masyarakat Menurut Koentjaraningrat, budaya merupakan keselurahan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkannya dengan belajar dan yang semunaya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari sini, dapat diketahui bahwa budaya adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya. Budaya diperoleh dari manusia sebagai anggota masyarakat. Tenpa masyarakat kemungkinan kecil untuk membentuk suatu budaya. Sebaliknya tidak ada budaya maka tidak ada manusia secara individual maupun kelompok.untuk dapat mempertahankan kebudayaannya (Rowland B.F, 2015 : 95). Tradisi lelang bandeng adalah sebuah budaya dimana itu merupakan hasil dari gagasan dan ide dari masyarakat (manusia). Tradisi ini cukup lama ada dan berkembang hingga sekarang berkat adanya masyarakat yang menjalankan roda tradisi ini dan ikut 3



mempertahankan tradisi ini. tradisi lelang bandeng memiliki hubungan sebagimana budaya dan manusia dengan masyarakat Sidoarjo. 2. Teori Fungsionalisme Pergerakan dan perkembangan dari tradisi lelang bandeng di Sidoarjo telah mengakibatkan perubahan yang dinamis dan signifikan. Dilihat dari fungsi dari tradisi lelang



bandeng



itu



sendiri.



Awalnya



tradisi



ini



digunakan



sebagai



proses



membudidayakan hasil dari para petambak sebagai mata pencaharian sebagian masyarakat Sidoarjo pada saat itu yang berupa bandeng sebagai hidangan wajib di setiap acara. Kemudian saat ini, fungsi lelang bandeng tidak hanya itu melainkan sebagai objek pariwisata dan sarana perekonomian masayarakat Sidoarjo. Oleh karena itu, studi ini menggunakan analisis teori fungsionalisme sebagai landasan untuk memahami agar bisa dibaca dan dimengerti dengan baik. Teori yang digunakan adalah teori fungsionalisme dari Bronislaw Malinowski. Teori fungsionalisme merupakan salah satu teori yang digunakan dalam bidang ilmu sosial, yang menekankan pada masyrakat tertentu. Inti dari fungsionalisme Malinowski adalah segala aktivias kebudayaan sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya2. 1.5. Metode Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Perikanan Kabupaten Sidoarjo yang teletak di Jl. Sultan Agung No. 28, Gajah Timur, Magersari, Sidoarjo pada tanggal 21 Oktober 2019. Kajian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian pendekatan ini diarahkan pada latar belakang pada latar individu tersebut secara holistik. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan melalui studi dokumen dan wawancara. Secara intensif teknik studi dokumen ini digunakan untuk



2



Rudiansyah dkk, Fungsi Puak Poi pada Upacara Paosin dalam Masyarakat Tionghoa di Medan, Jurnal Kajian Seni Vol. 01 No.1 November 2016, 34



4



memperoleh data mengenai komponen apa saja yang terkandung dalam Tradisi Lelang Bandeng di Sidoarjo. Dalam hal ini jenis studi dokumen yang digunakan adalah menggunakan pedoman buku, arsip, dan juga foto yang berkaitan dengan penelitian. Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data utama yang berupa ucapan, pikiran perasaan dan tindakan dari Dinas Perikanan diharapkan akan lebih mudah diperoleh. II. PEMBAHASAN 2.1. Pengertian tradisi lelang bandeng di Sidoarjo. Di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur terdapat sebuah kebiasaan atau suatu kegiatan tradisional yang pada akhirnya menjadi tradisi yakni tradisi lelang bandeng ‘kawakan’. Tradisi ini kerap diadakan setiap tahun bertepatan dengan peringatan Hari Besar Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini dilakukan di Alun-Alun Sidoarjo3. Pelelangan ini berkembang sejak tahun 1962. Pada awalnya pelelangan dilakukan secara gotong royong untuk mendapatkan dana sosial Yayasan Bakti Muslim Sidoarjo (Yabamsi).4 Perkembangan selanjutnya pelaksanaan lelang dilakukan untuk menggali dan mencari usaha mendapatkan dana dari pihak swasta, serta mendorong pembudidaya bandeng untuk meningkatkan hasil produksi tambak dengan melelang bandeng yang memiliki ukuran terbesar. Lelang bandeng di Sidoarjo adalah kegiatan melelang ikan bandeng bukan sembarang ikan bandeng, tetapi bandeng ‘kawakan’ yang dipelihara khusus antara 5-10 tahun dan mencapai berat 7 kg sampai 10 kg per-ekor.5 Bandeng menurut Asep Rudini merujuk pada SIPUK6 dapat hidup di air tawar, air asin maupun air payau. Selain itu, Bandeng relatif tahan terhadap berbagai jenis penyakit. Budidaya bandeng tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan dapat dikelola dengan teknologi yang relatif sederhana.



3



Bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo. Sejarah Singkat Pasar Lelang Bandeng Di Kabupaten Sidoarjo. (Sidoarjo: Bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo)., dan lihat juga Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di Kabupaten Sidoarjo Tahun 1996-2007. (Surabaya: AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 2, Juli 2017. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya, 2017), 262-263 dan 265. 4 Asep Rudini Setiawan. Studi Pelelangan Bandeng Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan., 11. 5 Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di Kabupaten Sidoarjo Tahun 1996-2007., 266. 6 Asep Rudini Setiawan., . Studi Pelelangan Bandeng Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan, 6-7.



5



Tradisi ini tujuannya selain menjunjung tinggi Maulid Nabi Muhammad SAW, tetapi juga memiliki maksud untuk mempromosikan hasil kekayaan daerah.7 Lelang Bandeng ini merupakan salah satu kegiatan yang termasuk agenda resmi pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Meskipun begitu, lelang bandengdilaksaakan menggunakan system gotong royong dari berbagai kalangan masyarakat Sidoarjo. Gotong royong dapat berupa pengerahan tenaga sukarela dalam kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat dan juga pemerintah.8 Bahkan, tradisi ini juga untuk meningkatkan semangat produksi ikan bandeng para petani tambak, agar Sidoarjo tidak kehilangan ‘ikon’-nya. Tujuan lainnya adalah hasil bersih dari lelang, keseluruhan pendapatan digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan.9 Lelang (auction) adalah salah satu alat pembentuk harga melalui artifisial pasar dengan mempertemukan penjual (sellers) dan pembeli (buyers). Dalam konteks ini penjual dan pembeli langsung bertransaksi untuk mencapai harga keseimbangan.10 Menurut KBBI, Kata ‘Lelang’ memiliki arti penjualan di hadapan orang banyak (dengan tawaran yang atas-mengatasi) dipimpin oleh pejabat lelang.11 Jadi melelang ikan bandeng adalah menjual ikan bandeng di depan khalayak ramai dengan menawarkan harga setinggi-tingginya sampai mentok dipandu oleh petugas atau pejabat lelang. Sedangkan dalam Surat Kep. Men. Keu RI. No.337/KMK.01/2000 Bab.I, Ps.1 berbunyi,12 “Secara umum lelang adalah penjualan barang yang dilakukan di muka umum termasuk melalui media elektronik dengan cara penawaran lisan dengan harga yang semakin meningkat atau harga yang semakin menurun dan atau dengan penawaran harga secara tertulis yang didahului dengan usaha mengumpulkan para peminat”.



7



Bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo. Sejarah Singkat Pasar Lelang Bandeng Di Kabupaten Sidoarjo., dan lihat juga Leo Krismunanto. Usaha Untuk Menarik Kunjungan Wisata Ke Kabupaten Sidoarjo (Studi Deskriptif Tentang Bentuk Atraksi Lelang Bandeng Di Kabupaten Sidoarjo). (Surabaya: Skripsi. Program Studi DIII- Pariwisata Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, 2001) 8 Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di Kabupaten Sidoarjo Tahun 1996-2007., 263. 9 Bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo. Sejarah Singkat Pasar Lelang Bandeng Di Kabupaten Sidoarjo., dan lihat juga Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di Kabupaten Sidoarjo Tahun 1996-2007., 265. 10 Asep Rudini Setiawan. Studi Pelelangan Bandeng Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan. (Bogor: Skripsi. Program Studi Manajemen Bisnis Dan Ekonomi Perikanan-Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, 2009), 7. 11 Tim Penyusun Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. Aplikasi Android KBBI V 0.2.1 Beta (21). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. 12 . Asep Rudini Setiawan. Studi Pelelangan Bandeng Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan., 7.



6



Dalam teori ekonomi, pelelangan (auction) adalah salah satu mekanisme pembentukan harga (price formation) yang ditujukan untuk mendapatkan level harga yang paling efesien bagi pembeli (buyers) maupun penjual (sellers). Salah satu teori penting dalam pelelangan ikan berdasarkan Asep Rudini merujuk pada teori Vickrey, Klemperer dan McAfee & McMillan13 adalah teori kesamaan pendapatan RET (revenue equivalence theorem). Teori ini menjelaskan bahwa pada dasarnya pelelangan akan menghasilkan kondisi dimana penjual dan pembeli akan mendapat keuntungan rata-rata yang sama (equal profit in average) dari apapun jenis pelelangannya (standard and non-standard) Pelelangan menurut Asep Rudini merujuk pada Kurniawan,14 dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip good governance yang dicerminkan melalui pemberian kesempatan yang sama kepada semua pihak, serta menyeleksi calon pemegang izin usaha yang kredibel, kapabel dan bonafit dalam mengelola sumber dayanya. Diantaranya bebrapa syarat berikut: 1) Adil dan Aman, karena bersifat terbuka/transparan dan lelang disaksikan/dipimpin oleh Pejabat Lelang selaku pejabat umum yang bersifat independen. Sistem lelang mengharuskan pejabat lelang meneliti kebenaran formal subjek dan objek lelang. 2) Cepat dan Efisien, karena pelaksanaan lelang biasanya didahului dengan pengumuman sehingga peserta lelang dapat berkumpul pada saat hari lelang dan dengan pembayaran secara tunai. 3) Kepastian Hukum, karena atas pelaksanaan lelang, pejabat lelang membuat Berita Acara Lelang yang disebut Risalah Lelang. 4) Kompetitif, mewujudkan harga yang wajar karena pembentukan harga lelang pada dasarnya menggunakan sistem penawaran yang besifat terbuka dan transparan. Fungsi tempat pelelangan ikan menurut Asep Rudini merujuk pada Adrianto15 adalah pelelangan sebagai penyedia harga ikan yang optimal sehingga memberikan dampak bagi kesejahteraan nelayan/pembudidaya. Salah satu unsur penting dalam tata kelola pelelangan ikan berdasarkan Asep Rudini merujuk pada konsepsi ideal Adrianto16 mencakup 3 hal yaitu; 1) sebagai lembaga pembentuk harga optimal, 2) sebagai lembaga penyedia ikan dengan kualitas baik, dan 3) sebagai lembaga pengelola perikanan. 2.2. Sejarah dan perkembangan tradisi lelang bandeng hingga saat ini serta dampak bagi masyarakat. 13



Asep Rudini Setiawan. Studi Pelelangan Bandeng Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan., 8. 14 Ibid,. 15 Ibid 16 Ibid,.



7



2.2.1. Sejarah tradisi lelang bandeng tradisional dalam peringatan maulid Nabi Muhammad saw di Sidoarjo. Ikan bandeng menjadi hidangan yang istimewa dan harus disajikan dalam upacara adat ataupun keagamaan. Dalam perkembangannya ikan bandeng menjadi komoditas utama yang membuat banyaknya petani tambak untuk membudidayakan bandeng. Hasil budidaya yang melimpah menjadi dasar ide R.Samadikoen untuk membuat acara lelang bandeng kawakan karena terbatasnya jumlah ikan bandeng yang kawak dan layak untuk diperebutkan. Keunikan ini juga bernilai ekonomis yang tinggi dan membuat R.Samadikoen menetapkan sebuah tradisi khas Sidoarjo yaitu tradisi lelang bandeng tradisional yang memiliki nilai agamis dan ekonomis serta obyek wisata dalam perkembangannya. Secara turun temurun bandeng dijadikan sebagai ikon pada perayaan maulid Nabi Muhammad SAW di Sidoarjo. Fungsi bandeng dalam perayaan maulid nabi selanjutnya dikembangkan oleh masyarakat Sidoarjo. Bandeng berukuran normal dimanfaatkan sebagai lauk yang diusahakan ada. Bandeng berukuran besar dipamerkan pada masyarakat pada malam pelaksanaan lelang bandeng. Kondisi politik dan ekonomi di Indonesia sekitar tahun 60-an turut mendasari adanya lelang bandeng di Sidoarjo17. Tradisi lelang bandeng tradisional pertama kali diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II pada hari Rabu tanggal 18 Juli 1962. Tradisi ini merupakan ide dari R. Samadikoen yang pada saat itu menjabat sebagai Bapak Bupati KDH Tingkat II Sidoarjo. Tradisi lelang bandeng diadakan rutin setahun sekali pada bulan maulid bertepatan dengan peringatan lahirnya Nabi Muhammad saw. Tradisi lelang bandeng didasari dengan banyaknya latar belakang yang menjadi alasan ditetapkannya tradisi ini secara turun temurun18. Sebuah tradisi yang ada tidak terlepas dari latar belakang kondisi geografis lingkungan serta budaya masyarakat setempat. Kondisi geografis Kota Sidoarjo sangat mempengaruhi potensi sumber daya alam dan kebudayaan masyarakatnya. Sidoarjo merupakan daerah Delta yang wilayahnya di sekitar aliran sungai. Daerah ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk usaha perikanan, khususnya perikanan air payau yang dibudidayakan dengan cara tambak. Salah satu



17



Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di KabupatenSidoarjo Tahun 1996-2007. (Surabaya: AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 2, Juli 2017. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya, 2017), 262 18 Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Sidoarjo. 1996. Lelang Bandeng Tradisional Sidoarjo 1996. Sidoarjo : Pemkab Sidoarjo, 10



8



hasil tambak terbesar adalah ikan bandeng19. Dalam sejarahnya, tradisi lelang bandeng dilatar belakangi oleh kebiasaan masyarakat Sidoarjo yang menjadikan bandeng sebagai hidangan wajib pada hari-hari tertentu karena ikan bandeng adalah komoditas utama Kota Sidoarjo. Harga ikan bandeng mengalami kenaikan pada waktu peringatan maulid, hal itu juga yang mendasari panitia pelaksana tradisi lelang bandeng mengadakan serangkaian acara seperti pasar bandeng murah sebelum malam pelelangan bandeng20. Tradisi lelang bandeng yang bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad juga tidak terlepas dari dominasi masyarakat muslim NU di Sidoarjo. Bagi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) merayakan hari besar dalam Islam adalah kegiatan wajib. Salah satunya adalah memperingati Maulid Nabi Muhammad saw21. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang dimasyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Secara substansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Peringatan Maulid Nabi identik dengan kegiatan kenduren dan pembacaan shalawat. Pada pelaksanaan kenduren terdapat menu utama yang berupa nasi tumpeng dengan ikan bandeng sebagai lauk utamanya. Peringatan maulid Nabi dengan mengadakan tradisi lelang bandeng juga merupakan ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta berkat kelimpahan nikmat yang diberikan22. Arsip Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Sidoarjo mengenai tradisi lelang bandeng, tujuan semua pasar lelang bandeng dalam peringatan Maulid Nabi terpampang jelas pada poin pertama yaitu Membuat suatu yang bersifat dan dapat dijadikan tradisi dan akan merupakan hal yang baru bagi masyrakat dan Pemerintah daerah Kabupaten Sidoarjo dalam merayakan Peringatan Hari Besar Maulud Nabi Muhammad saw, yang sekaligus membeikan hiburan dengan berbagai pertunjukan kepada masyarakat 23.



Bagi umat Islam Sidoarjo, kegiatan peringatan Maulid Nabi hendaknya dapat mengenang dan menauladani perjuangan pimpinan besar Nabi Muhammad saw dalam mengemban amanah kehidupan berbangsa dan bernegara yang mampu membimbing umat Islam untuk menuju hidup 19



Imam Hariyanto, Tesis Analisis Sistem Produksi dan rantai Pasok untuk Implementasi Indikasi Geografis Bandeng Sidoarjo (Program Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember,2015), 13 20 Wawancara dengan Ibu Titin Nurani pada 21 Oktober 2019 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo. 21 Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di KabupatenSidoarjo Tahun 1996-2007. (Surabaya: AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 2, Juli 2017. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya, 2017), 262 22 Wawancara dengan Ibu Titin Nurani pada 21 Oktober 2019 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo. 23 Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Sidoarjo. 1996. Lelang Bandeng Tradisional Sidoarjo 1996. Sidoarjo : Pemkab Sidoarjo, 10



9



yang berbahagia dan sejahtera dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, kegiatan lelang bandeng merupakan sarana untuk mengetuk hati agar rela mengorbankan sebagian harta guna membantu pembinaan



dan



pengembangan



kegiatan-kegiatan



sosial



yaitu



kegiatan



keagamaan,



pembangunan tempat ibadah, penyantunan anak yatim piatu maupun sarana sosial lainnya yang semuanya merupakan amalan nyata dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw24. 2.2.2. Perkembangan tradisi lelang bandeng dilihat dari segi fungsional. Kondisi geografis dari wilayah Sidoarjo adalah delta sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tambak atau pemeliharaan ikan-ikan air tawar. Berdasarkan kondisi tersebut pemerintah Kabupaten Sidoarjo berinisiatif untuk mengadakan kegiatan yang bermanfaat, yaitu lelang bandeng tradisional. Kegiatan ini diadakan agar masyarakat Sidoarjo dapat menyadari bahwa kekayaan alam tambak bandeng Sidoarjo sangat melimpah. Tujuan lainnya agar petani tambak termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas budidaya tambaknya. Kegiatan ini juga merupakan upaya nyata dalam memadukan antara konsep religi dan konsep ekonomi. 25 Tradisi lelang bandeng sudah dilaksanakan sejak tahun 1962 dan samapi saat ini terus berkembang. Perkembangan inilah yang menyebabkan perubahan nilai fungsi dari tradisi itu sendiri. Bukan hanya sebuah tradisi peringatan maulid Nabi, melainkan juga alat penunjang perekonomian dan pariwisata. Mulai dari kebutuhan maupun selera manusia itu sendiri maupun kebudayaan masyarakat sekitar. Dalam hal perkembangan, peneliti membagi dalam tiga fase dengan tujuan agar mudah dipahami dan dibaca dengan baik. Berikut pembagiannya : 1. Pemeliharaan Bandeng Kawakan Seperti yang sudah diketahui, penghasilan utama dari Sidoarjo adalah bandeng, namun untuk jenisnya disebut bandeng kawakan. Pemeliharaan dan perkembangbiakan beda sekali dengan bandeng lainnya Sebab harus memperhatikan waktu penangkapan ikan, ketersediaan makanan, kebersihan tempat pemeliharaan, dan pergantian air yang harus teliti dan cermat apabila tidak maka perkembangbiakan dan pemeliharaan bisa dikatakan gagal dan banyak ikan bandeng akan mati.



24



Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Sidoarjo. 1996. Lelang Bandeng Tradisional Sidoarjo 1996. Sidoarjo : Pemkab Sidoarjo, 1-2 25 Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di KabupatenSidoarjo Tahun 1996-2007. (Surabaya: AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 2, Juli 2017. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya, 2017), 261



10



Meskipun begitu, banyak sekali yang memlihara maupun memeperkembangbiakan bandeng kawakan ini. Sehingga ikan bandeng ini menambah jumlah selera dan kebutuhan masing-masing pembudidaya misalnya sebagai konsumsi apabila ada hajatan, pesta-pesta perkawinan, dan lain-lain. Banyaknya peminat atau penikmat ikan bandeng membuat tujuan daripada pemeliharan bandeng kawakan terus berkembang. Salah satunya adalah digunakan untuk mengikuti ajang lelang bandeng dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. yang diadakan setiap tahun di Kabupaten Sidoarjo.26 2. Peresmian awal dari tradisi lelang bandeng Peresmian awal dari tradisi lelang bandeng dimulai pada tanggal 18 Juli 1962 oleh R. Samadikoen sebagai bapak bupati KDH II Sidoarjo. Tradisi ini bisa dikatakan tradisi yang baru bagi masyarakat Sidoarjo dalam memperingati hari Maulid Nabi Muhammad saw. Diadakannya peresmian tradisi lelang bandeng, maka terbentuknya fungsi-fungsi dari tradisi tersebut, yaitu sebagai budaya masyarakat Sidoarjo, sebagai sarana hiburan kepada masyarakat karena di dalamnya terdapat pertunjukan-pertunjukan, sebagai penggali dan usaha untuk pencarian dana untuk sumber biaya bagi usaha-usaha pembangunan, sebagai wadah aktivitas dalam memperbaiki hasil produksi tambak. sarana pendidkan dan bimbingan kepada para pengusaha tambak, sebagai sarana peningkatan pendapat pembudidaya tambak27 3. Tradisi lelang bandeng masa kini Dalam perkembangan secara kontemporer seperti saat ini, tradisi lelang bandeng telah memiliki banyak fungsi. Fungsi yang lain selain dijelaskan pada masa peresmian awal, yaitu: a. Sebagai objek pariwisata Tradisi lelang bandeng sangat menarik dan unik. Karena tradisi ini bernafaskan Islam dan memiliki aspek pembinaan sumber daya manusia dan hayati.28 Tidak hanya itu, pada saat tradisi lelang bandeng banyak pertunjukan lokal sebagai hiburan dari segi musik, menari, dan



26



Bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo.Sejarah Singkat Pasar Lelang Bandeng Di Kabupaten Sidoarjo 27 Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Sidoarjo, Lelang Bandeng Tradisional Sidoarjo 1996. (Sidoarjo : Pemkab Sidoarjo, 1996), 10 28 Ibid, 1



11



alunan sholawat. Oleh karena itu, tradisi lelang bandeng menarik antisipasi masyarakat dalam maupun luar Sidoarjo untuk melihat atau juga berpartispasi dalam tradisi tersebut. b. Sebagai objek studi penelitian Tradisi lelang bandeng cukup lama diadakan di Sidoarjo. Dimulai dari tahun 1962 hingga sekarang pasti mempunyai perjalanan yang cukup panjang. Tidak hanya itu, tradisi ini juga bisa dibilang menarik untuk dikaji, bisa dari bidang historis, ekonomi, budaya, maupun pariwisata. c. Sebagai objek perekonomian Dalam pelaksanaan tradisi lelang bandeng, banyak para petambak yang ikut dalam acara pelelangan. Hal ini dikarenakan adanya hadiah-hadiah yang cukup besar maupun menarik apabila memenangkan acara lelang bandeng. Meskipun begitu hadiah juga akan dipersembahkan untuk kegiatan sosial, kegiatan pembangunan, dan kegiatan pembinaan. 2.2.3. Proses pelaksanaan tradisi lelang bandeng 1. Persiapan lelang bandeng Sebelum persiapan pelaksanaan lelang bandeng, Dinas Kelautan dan Perikanan terlebih dahulu mensosialisasikan kegiatan lelang bandeng kepada petani tambak, dengan cara membina petani tambak dan melatih cara budidaya ikan dengan benar. Dinas Kelautan dan Perikanan juga meminta kepada petani tambak agar mau membudidayakan ikan bandeng kawak, untuk diikutkan lelang bandeng yang diadakan setiap tahun.29 Selanjutnya, berdasarkan dokumen tertulis tentang rencana kegiatan lelang bandeng tradisional tahun 2005 bahwa persiapan lelang bandeng di Sidoarjo sudah terorganisir dengan baik. Secara administrasi persiapan pelaksanaan lelang bandeng diserahkan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo. Tahap persiapan pelaksanaan lelang bandeng meliputi pembentukan Panitia, musyawarah panitia, pengumuman kepada camat atau petani tambak, musyawarah terhadap petani tambak terkait aturan, jaminan dan teknis penimbangan serta pelelangan, pengumuman ke publik



29



Wawancara dengan Ibu Septi tanggal 21 Oktober 2019 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo.



12



tentang diadakannya lelang bandeng, persiapan pengadaan hadiah, penerimaan bandeng kawak H-1 dari pelaksanaan penimbangan30 2. Pelaksanaan lelang bandeng Tahap pelaksanaan lelang bandeng sesuai data yang diperoleh dari wawancara dan jurnal, terdapat acara pendukung. Acara pelaksanaan lelang bandeng dan acara pendukungnya yaitu: a. Bandeng Murah Penjualan bandeng murah merupakan salah satu acara pendukung pelaksanaan lelang bandeng di Sidoarjo. Penjualan bandeng murah diadakan sehari sebelum perayaan maulid nabi, penjualan diadakan di kantor Dinas Kelautan dan Perikanan. Pada tahun ini, bandeng yang disediakan sekitar 5,5ton. Dijual dengan harga 25.000 rupiah per 2kg, dengan harga aslinya 25.000 rupiah per kg. Artinya bandeng murah ini di subsidi pemerintah sebesar 50% dari harga di pasar. Acara bandeng murah di publikasi pada masyarakat melalui banner di jalan-jalan. Penjualan bandeng murah habis hanya dengan hitungan beberapa jam saja, yang dimulai sekitar jam 8-9 wib.31 b. Pembancaan Sholawat Nabi Maulid nabi yang bertepatan pada 12 Rabi’ul awal merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh umat muslim. Masyarakat terbiasa merayakan maulid Nabi dengan mengadakan shalawatan. Tujuannya untuk meneladani sifat Nabi. Sholawatan tetap dilaksanakan sebelum malam pelelangan bandeng dilakukan. Pada awalnya kegiatan sholawatan ini ditempatkan di Masjid Agung Sidoarjo dilanjutkan dengan kegiatan kendurenan setelah sholawatan. Pada periode selanjutnya tempat pelaksanaan sholawatan dilakukan di Pendopo Alun-Alun Kabupaten Sidoarjo. Peserta shalawatan biasanya adalah kelompok pemimpin cabang, Muslimat dan Fatayat NU dan kelompok Ibu-Ibu Dharma wanita se-Kabupaten Sidoarjo. Beberapa TPQ juga dilibatkan 30



Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di KabupatenSidoarjo Tahun 1996-2007. (Surabaya: AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 2, Juli 2017. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya, 2017), hal 263 31 Wawancara dengan Ibu Septi tanggal 21 Oktober 2019 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo.



13



agar pelaksanaan kegiatan sholawatan lebih meriah. Pelaksanaan sholawatan dalam kegiatan lelang bandeng adalah untuk menjaga fungsinya sebagai acara untuk peringatan maulid nabi. Sehingga lelang bandeng tidak hanya sebagai hiburan semata melainkan juga tetap bernuansa islami.32 c. Penimbangan Bandeng Kawak Tahap penimbangan biasanya diadakan pagi hari sebelum dilaksanakannya lelang bandeng. Ikan bandeng kawak yang akan mengikuti penimbangan didatangkan sehari sebelum penimbangan. Tempat diadakannya penimbangan bandeng kawak di Dinas Kelautan dan Perikanan. Pada pelaksanaan penimbangan, biasanya disaksikan wakil bupati Sidoarjo dan dihadiri media massa. Kriteria penilaian, bibir bandeng harus warna merah karena itu bandeng khas Sidoarjo, kondisi bandeng, berat dan panjang bandeng. Biasanya ada sekitar 4-6 bandeng yang mengikuti penimbangan. Setelah ditentukan 4 pemenang, kemudian bandeng pemenang tersebut dikirab dari dinas sampai pendopo.33 d. Malam Pelelangan Bandeng Malam pelaksanaan pelelangan hasil bandeng kawak diadakan di alun-alun Sidoarjo. Bandeng kawak pemenang dipikul dari pendopo ke panggung utama pelelangan bandeng yang berada di alun-alun. Sebelum dimulainya pelelangan, terlebih dahulu ada hiburan-hiburan seperti penyanyi dangdut dan sebagainya. Pelelangan bandeng dimulai sekitar jam 10 malam, dengan diikuti oleh perusahaan-perusahaan yang



ada di Sidoarjo. Setelah didapatkan pemenang lelang,



selanjutnya pemenang diberi piala dan piagam dari pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Hasil dari lelang bandeng di sumbangkan kepada masjid atau musholla yang membutuhkan, panti asuhan dan sebagainya.34 2.2.4. Dampak lelang bandeng bagi masyrakat



32



Kuni Masythoh. Lelang Bandeng Tradisional Di KabupatenSidoarjo Tahun 1996-2007, hal 264 Wawancara dengan Ibu Septi tanggal 21 Oktober 2019 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo. 34 Ibid. 33



14



Seperti yang telah dijelaskan negenai tradisi lelang bandeng yang diselenggarakan oleh PEMDA Sidoarjo tepatnya di alun-alun Sidoarjo pada saat peringatan maulid Nabi Muhammad ini terdapat adanya dampak yang terjadi bagi petani tambak khususnya dan bagi seluruh masyarakat Sidoarjo. Diantara dampak dari diselenggarakannya kegiatan ini yakni : 1. Dengan diselenggarakannya kegiatan lelang bandeng ini masyarakat dan pemerintah Sidoarjo memiliki hal baru berupa tradisi yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya, dengan adanya tradisi lelang bandeng yang diselenggarakan bertepatan dengan Maulid nabi Muhammad ini masyarakat dapat mengenang dan meneladani perjuangan dari pemimpin besar umat Islam yakni Baginda Nabi besar Muhammad saw. dalam mengemban amanah kehidupan berbangsa dan bernegara dan beliau juga mampu membimbing ummatnya menuju kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, tradisi tahunan ini sekaligus juga menjadi hiburan bagi masyarakat Sidoarjo khususnya, karena dalam kegiatan ini kegiatan lelang bandeng juga dimeriahkan dengan beberapa macam pertunjukan mulai dari mengundang artis dangdut maupun artis-artis penyanyi pop. 2. Selain itu dengan diselenggarakannya tradisi lelang bandeng ini dana yang terkumpul dari hasil lelang bandeng dapat digunakan untuk membantu melaksanakan usaha-usaha dalam bidang pembangunan. Dana hasil penjualan lelang bandeng kemudian dapat disumbangkan untuk kegiatan bakti sosial dan menyalurkannya pada sasaran yang tepat. 3. Dampak selanjutnya yakni dengan diselenggarakannya tradisi lelang bandeng ini dapat memotifasi masyarakat khususnya para petani tambak untuk semakin semangat berinovasi dalam meningkatkan hasil prosuksi tambak khususnya ikan bandeng. 4. Kegiatan lelang bandeng yang dilaksanakan oleh PEMDA Sidoarjo ini juga memberikan manfaat yakni memberikan pembelajaran serta bimbingan kepada para pengusaha tambak untuk memelihara ikan dengan baik yang akhirnya hasil dari tambak masyarakat sidoarjo dapat meningkatkan pendapatan para pembudidaya tambak35. III. PENUTUP 3.1.Kesimpulan



35



Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Sidoarjo. 1996. Lelang Bandeng Tradisional Sidoarjo 1996. Sidoarjo : Pemkab Sidoarjo, 10



15



Lelang Bandeng ini merupakan salah satu kegiatan yang termasuk agenda resmi pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Kata ‘Lelang’ memiliki arti penjualan di hadapan orang banyak (dengan tawaran yang atas-mengatasi) dipimpin oleh pejabat lelang.36 Jadi melelang ikan bandeng adalah menjual ikan bandeng di depan khalayak ramai dengan menawarkan harga setinggi-tingginya sampai mentok dipandu oleh petugas atau pejabat lelang. Tradisi ini memiliki salah satu tujuan yaitu mempromosikan hasil kekayaan daerah yang berupa ikan bandeng. Tradisi ini dilaksanakan bertepatan dengan maulid Nabi Muhammad saw. Adapun hal yang melatarbelakangi tradisi lelang bandeng yang bertepatan dengan maulid Nabi. Ikan bandeng menjadi hidangan yang istimewa dan harus disajikan dalam upacara adat ataupun keagamaan dan menjadi komoditas utama yang membuat banyaknya petani tambak untuk membudidayakan bandeng. Hasil budidaya yang melimpah menjadi dasar ide R.Samadikoen untuk membuat acara lelang bandeng kawakan karena terbatasnya jumlah ikan bandeng yang kawak dan layak untuk diperebutkan. Keunikan ini juga bernilai ekonomis yang tinggi dan membuat R.Samadikoen menetapkan sebuah tradisi khas Sidoarjo yaitu tradisi lelang bandeng tradisional yang memiliki latar belakang nilai agamis dari sebuah tradisi lokal sebagai adat kebiasaan orang NU dan nilai ekonomis sebagai penunjang perekonomian daerah. Dalam perkembangnnya, tradisi yang benafaskan Islam ini bukan hanya berfungsi sebagai sebuah tradisi peringatan maulid Nabi, melainkan juga sebagai objek perekonomian, objek penelitian, dan objek pariwisata. Adapun proses pelaksanaan tradisi ini dimulai dari persiapan dengan pembentukan panitia dan acara pelaksanaan dengan berbagai kegiatan yaitu pasar bandeng murah, pembacaan diba’ atau shalawat nabi, penimbangan bandeng kawak, dan malam pelelangan bandeng. Dampak tradisi lelang bandeng bukan hanya dirasakan oleh masyarakat sebagai penikmat tradisi saja, melainkan juga berdampak pada masyarakat pesisir sebagai petambak bandeng yang memiliki semangat berinovasi dalam meningkatkan hasil prosuksi tambak khususnya ikan bandeng. Selain itu dengan diselenggarakannya tradisi lelang bandeng ini dana yang terkumpul dari hasil lelang bandeng dapat digunakan untuk membantu melaksanakan usaha-usaha dalam bidang pembangunan. Dana hasil penjualan lelang bandeng kemudian dapat disumbangkan untuk kegiatan bakti sosial dan menyalurkannya pada sasaran yang tepat.



36



Tim Penyusun Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. Aplikasi Android KBBI V 0.2.1 Beta (21). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI.



16



DAFTAR PUSTAKA Bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo. Sejarah Singkat Pasar Lelang Bandeng Di Kabupaten Sidoarjo. (Sidoarjo: Bidang Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo Hariyanto, Imam.Tesis Analisis Sistem Produksi dan rantai Pasok untuk Implementasi Indikasi Geografis



Bandeng



Sidoarjo.Program



Magister



Agribisnis



Fakultas



Pertanian



Universitas Jember,2015. Masythoh, Kuni. Lelang Bandeng Tradisional Di KabupatenSidoarjo Tahun 1996-2007. (Surabaya: AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 2, Juli 2017. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya, 2017. Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Sidoarjo. 1996. Lelang Bandeng Tradisional Sidoarjo 1996. Sidoarjo : Pemkab Sidoarjo. Rudiansyah dkk, Fungsi Puak Poi pada Upacara Paosin dalam Masyarakat Tionghoa di Medan, Jurnal Kajian Seni Vol. 01 No.1 November 2016. Setiawan, Asep Rudini. Studi Pelelangan Bandeng Di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan. (Bogor: Skripsi. Program Studi Manajemen Bisnis Dan Ekonomi Perikanan-Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, 2009. Tim Penyusun Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. Aplikasi Android KBBI V 0.2.1 Beta (21). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI.



WAWANCARA Wawancara dengan Ibu Septi selaku kepala bidang pengelolaan, kesehatan dan lingkungan tanggal 21 Oktober 2019 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo. Wawancara dengan Ibu Titin Nurani selaku Kasih Pelayanan Usaha, Komunikasi logistic pada tanggal 21 Oktober 2019 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo.



17