Miftah.F. ST My Progress Report (Stadion Pondok Gede Bekasi) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERENCANAAN RANGKA ATAP TRIBUN STADION PONDOK INDAH BEKASI I.



DATA TEKNIS 1. Dimensi rangka :



a. Jarak antar kuda – kuda 6 m



2. Jenis Penutup Atap Zincalume ( penutup Atap metal ) a. Berat Jenis 30 Kg/m2 b. Mutu Baja BJ 37 Fy = 240 Mpa



Fu = 370 Mpa



II.



c. Alat sambung yang digunakan las



Kriteria Beban



1. Akibat beban Mati Tambahan (PSDL) a. Beban Penutup Atap Metal



= 30 kg/m2



Beban masih beban merata karena pemodelan sambungan dijadikan sendi maka



beban yang masuk harus beban terpusat ke titik kumpul dengan demikian beban mati tambahan menjadi PSDL = (3 x 1,14 x 3) qSDL = (3 x 1,14)



2. Beban Hidup (PLL)



= 10,26 kg



= 3,42 kg/m



a. Beban hidup Terpusat Diperhitungkan P = 100 kg



Menurut Peratutan pembebanan 20 kg/m2 Sehingga beban merata menjadi 20 x 1,44 PLL = 28,8 kg/m



1



3. Beban Air Hujan (PH) Beban air hujan diperhitungkan sebesar 40kg/m2



40 – 0,8 (α) = 40 – 0,8 (21o) = 40 – 0,286 = 39,714 kg/m Dijadikan Beban terpusat



PH = (39,714 x 6)/2=119,142 kg



4. Beban Angin ( PW )



Beban angina yang diperhitungkan sebesar 40 kg/m2 Koefisien angina tekan



Koefisien angina Isap = -0,4 A. Beban angina tekan



III.



= 0,02 (α) – 0,4



= 0,02 (21o) – 0,4 = 0,02



- PW tekan



= koef. Angina tekan * a * beban tekan angina



- PW Isap



= Koef. Angina Isap * a * beban tekan angina



= 0,02 x 1,14 x40 = 0,912 kg



= - 0,4 x 1,14 x 40 = 18,24 kg



Penentuan Penampang Awal



Berdasarkan gambar arsitektur penampang yang akan digunakan adalah penampang



pipa, disain di SAP menggunakan auto selection dimana software mengiterasi penampang yang akan kuat mendapatkan beban dengan demikian list penampang yang diinputkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :



2



Sectional Dimension



Sectional Properties



Nominal



Outside



Inside



Thickness



Sectional



Unit



Geometrical



Radius of



Modulus of



Outside



Size



Diameter



Diameter



(t)



Area



Weight



Moment of



of



Section



Surface Area



mm



cm²



kg/m



Inertia (I)



Area (i)



cm3



m²/m



cm4



cm



in



D



d



mm



mm



1/8



10,5



6,5



2,0



0,5



0,42



0,051



0,309



0,097



0,03



3/8



17,3



12,7



2,3



1,1



0,85



0,312



0,537



0,361



0,05



27,2



21,6



1/4 1/2 3/4 1



1 1/4 1 1/2 2



2 1/2 3



IV.



13,8 21,7 34,0 42,7 48,6 60,5 76,3 89,1



9,2



15,1 27,6 35,7 41,6 52,9 57,9 80,7



2,3 2,8 2,8 3,2 3,5 3,5 3,8 4,2 4,2



0,8 1,9 2,1 3,1 4,3 5,0 6,8



19,4 11,2



0,65 1,31 1,68 2,43 3,38



0,143 0,833 1,618 3,709 8,341



3,89



12,678



7,47



111,143



5,31 8,79



27,310



101,128



0,415 0,661 0,868 1,095 1,391 1,599 2,009 2,395 3,005



0,207 0,768 1,189 2,182 3,907 5,217 9,028



29,133 22,700



0,04 0,07 0,09 0,11 0,13 0,15 0,19 0,24 0,28



Pemodelan Struktur Pemodelan struktur atap karena atap ini direncanakan menumpu kepada kolom yang



diagonal sehingga untuk disain atap menggunakan software SAP 2000 dimana atap akan dimodelkan langsung menggunakan analisa 3 dimensi Layout pemodelan dapat dilihat pada gambar berikut ini.



3



V.



Aplikasi Pembebanan Berdasarkan perhitungan beban di atas maka beban di inputkan kedalam analisa dimana



nantinya akan dijadikan perhitungan untuk disain elemen penampang dibawah ini adalah aplikasi pembebanan yang di pakai. a. Beban Hidup



b. Beban Mati Tambahan Berat penutup atap yaitu menggunakan zincalume atau penutup atap metal



4



c. Beban Hujan



d. Beban Angin - qW tekan



qW tekan horizontal



- qW Isap



qW Isap horizontal



Sehingga gaya vertikal menjadi qW tekan horizontal



qW Tekan horizontal



= 0,912 kg/m



= 0,912/ tan 21



= 2,98 kg ( diambil sudut yang paling besar) = 18,24 kg/m



= 18,24/tan 17 = 51,094 = 0,912 + 18,24 =19,152 = 2,98 kg



= 51,094



5



1. ISAP



2. Tekan



VI.



Kombinasi Pembebanan Dengan mengacu kepada buku peraturan (SNI) baja. Sebagai input data, dengan berbagai kombinasi pembebanan agar mendapatkan gaya dalam yang maksimum sehingga disain mampu terhadap beban – beban yang akan nanti bekerja kombinasi beban diantaranya yaitu: 1.



1,4 DlL+ 1,4 SDl



3.



1,2 DL + 1,2 SDL + 0,5 QHUJAN



2. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



10. 11. 12. 13.



1,2 DL + 1,2 SDL + 0,5 LL 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6 LL



1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6 LL + 0,8 WTEKAN 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6 LL + 0,8 WISAP 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6 QHUJAN



1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6 QHUJAN + 0,8 WTEKAN 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,6 QHUJAN + 0,8WISAP 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,3 WTEKAN + 0,5 LL 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,3 WISAP + 0,5 LL



1,2 DL + 1,2 SDL + 1,3 WTEKAN + 0,5 QHUJAN 1,2 DL + 1,2 SDL + 1,3 WISAP + 0,5 QHUJAN



6



14. 15. VII.



0,9 DL + 0,9 SDL + 1,3 WTEKAN 0,9 DL + 0,9 SDL + 1,3 WISAP



ANALISA STRUKTUR a. Deformasi Struktur



b. Rasio Kapasitas



Berdasarkan analisa Struktur dapat dilihat pada gambar di atas semua penampang sudah memenuhi rasio yaitu kurang dari satu sehingga penampang tersebut dapat



digunakan untuk rangka atap tribun stadion, untuk memperhitungkan metode



pelaksanaan maka penampang diseragamkanmaka di dapatkan penampang tribun stadion dengan menggunakan penampang PIPE berukuran 4 dan 2,5 inchi kemudian di cek kembali.



7



Dapat dilihat spesifikasi penampang seperti di bawah ini :



Nominal Size in



2½“



4”



Outside



Sectional Dimension Inside



Thickness



Sectional



d



mm



cm²



57.9



4.2



Diameter



Diameter



mm



mm



D



76.3



114.3



105.3



(t)



4.5



Area 19.4



15.5



Sectional Properties



Unit



Geometrical



Radius of



Modulus of



kg/m



Inertia (I)



Area (i)



cm3



111.143



2.395



Weight 7.47



12.19



Moment of cm4



234.201



of



cm



4



Outside



Section



Surface Area



29.133



0.24



m²/m



114.3



105.3



Dengan mutu Baja yang digunakan yaitu BJ 37 c. Gaya dalam Struktur Di dapat pula gaya dalam dan reaksi perletakan yang nantinya akan dilakukan



pengecekan lendutan dan untuk reaksi perletakan nantinya akan dijdikan beban terhadap beban pada kolom :



8



1. Momen 3-3



2. Gaya axial



9



3. Gaya Reaksi Perletakan



a) Beban Mati



Joint



OutputCase



F1



F2



F3



Text



Text



KN



KN



KN



17



MATI



172



MATI



27



182 190 200



MATI MATI MATI MATI



-1.077



0



-60.541



0



89.284



-7.522



6.415



-1.08



0



-1.637 -8.837 -7.673



0



-6.415



64.027



-83.352 -60.797 64.355



b) Beban Hidup



10



OutputCas



17



Joint



e



F1



F2



F3



Text



Text



KN



KN



KN



27



172 182 190 200



c)



LL LL LL LL LL LL



-1.05



0



-6.563



0



-6.482 -1.036 -1.05



-6.482



4.081



-58.873 63.595



0



-57.493



0



-4.081



58.617



-58.873 63.596



Berat Total Rangka Atap Berdasrkan ahasil analisa maka didapat berat total rangka atap seperti pada tabel dibawah ini.



d) Reaksi Perletekan Beban Kombinasi



Joint



OutputCase



StepType



F1



F2



F3



Text



Text



Text



KN



KN



KN



COMBENVELOP



Min



-4.275



0



17



COMBENVELOP



27



COMBENVELOP



17



Max



-1.508



Max



-10.531



0



20.46



-73.743



-234.143 248.419



11



27



COMBENVELOP



172



COMBENVELOP



172 182 182 190 190 200 200



VIII. 8.1.



Min



-27.984



8.981



Min



-5.369



0



COMBENVELOP



Max



COMBENVELOP



Max



-12.371



COMBENVELOP



Max



-1.511



COMBENVELOP



Max



COMBENVELOP



Min



COMBENVELOP



Min



COMBENVELOP



Min



-2.292



-30.773 -4.28



-10.742 -28.286



77.772



0



-116.693



0



289.64



-277.224



0



124.998



0



-234.656



-20.46



78.493



0 -8.981



-74.306



249.075



Disain Angkur dan Pelat Perencanaan Angkur A. Kebutuhan Angkur Beban rencana angkur untuk perletakan struktur rangka atap baja adalah P = 277,224 KN ( Ditengah ) P = 249,075 KN ( Ditepi )



 Untuk angkur perletakan ini dengan anggapan bahwa baut – baut angkur



tersebut akan memikul geser penuh walaupun gaya aksial akan mereduksi cukup banyak efek geser.



 Baut yang direncanakan diameter 19 mm dengan mutu baut Fu = 500 Mpa  Ab = ¼ x



19 = 283,53 mm



 Vd = ∅F x R x Fu x Ab = 0,75 x 0,4 x 500 x 283,53 = 42,529 Jumlah angkur yang dibutuhkan n= n=



P 277,24 = = 6,51 ~ 7 Vd 42,529



P 249,075 = = 5,85 ~ 6 Vd 42,529



Jadi Untuk Angkur di Interior Adalah 7 θ 19 mm sedangkan untuk di ekterior digunakan 6 θ 19 mm.



B. Panjang Pengankuran Syarat :



Tidak Kurang dari = 0,06 x db x Fy = 0,06 x 19 x 290 = 330,6 ~ 340 mm 8.2.



Maka Panjang Pengangkuran adalah 340 mm’ Perencanaan Pelat Dasar



Tegangan tumpu ijin , Fb unutk beton diperoleh sebagai berikut : Untuk pelat yang meliputi seluruh luasan beton : = 0,35



= 0,35 ∗ 24,9 = 8,61



12



Tebal Pelat Landasan



Beban reaksi perletakan Rencana = 244583 N =



244583 = 267,747 0,75 290 10



Diambil 200 mm karena perhitungan dipertimbangan dengan panjang bxh = ∅ = ∅



=



= 0,75 290 = 217,5



=



= 0,35 24,9 = 8,4



244583 = 29117,0238 8,4 ,



B yang diperlukan = =



= 107,84



Sehingga berdasarkan pertimbangan dimensi A maka B diambil Juga 200 mm =



=



2



244583 = 6,114 200 200 250 = − 16,2 = 91,6 2



=







=2



IX.



=2



6,114 = 26,6 290



91,6



Sehingga Didapat Pelat Dasar 200 x 200 x 27 mm



Kontrol Lendutan



Lendutan Ijin Untuk Gording L/180 =3,33 cm



Dicari fx = lendutan terhadap sumbu x-x profil Dimana : = =



= =



= =



=



Fy = lendutan terhadap sumbu y-y profil



(



)



(



)



(



)( )



(



 Lendutan akibat Beban Merata



 Lendutan akibat Beban Terpusat  Lendutan akiabt beban Merata



)( )



( (



) )



(



 Lendutan akbat beban terpusat =



=



)( )



=



( , (



) ( ,



)



,



234.201



234.201



,



= 2,118



= 0,0355



)(



)



234.201



= 2,118



13



f



=



=



(



)( )



=



(



)(



)



234.201



= 0.0355



(2,1178 + (0,0355 ) + (2,1178 + (0,0355 ) = 2,99 cm < 3,33 CM ok



Berdasarkan uji kontrol lendutan lendutan aktual melebihi lendutan ijin sehingga perlu detailing khusus dalam pelaksanaan dengan cara menambahkan trakstang



14



PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG UNTUK TRIBUN STADION



I.



DATA STRUKTUR Fungsi Bangunan



:



Tribun stadion



Mutu Beton



:



K = 300 Mpa untuk kolom, K = 225 Mpa balok, pelat, tie-beam dan pilecap



Sistem Struktur Jenis Pondasi Mutu baja



Mutu sengkang



Modulus elastisitas baja beton



Tihang Pancangg Mini



:



BJ 37



: :



elastisitas :



Berat jenis beton Berat jenis baja



Beton Bertulang dengan kolom dan balok



: :



Mutu rangka



Modulus



:



: :



fy = 400 MPa fy = 240 MPa



fu = 370 MPa



fyu = 240 MPa



Es = 200000 MPa



Ec = 4700 √fc’ Mpa γb = 2400 kg/ m3 γc = 7850 kg/ m3



16



II. PRELIMININARY DESIGN Preliminary Design (Perencanaan Awal) dilakukan untuk mendapatkan dimensi



awal yang digunakan untuk perancangan struktur sesuai dengan SNI 03-28742013 tentang.” Pesrsyaratan beton structural untuk bangunan gedung”. Perencanaan awal untuk menentukan dimensi balok,kolom dan plat. 2.1. Preliminary Design Balok Tabel 4. 1. Tebal minimum plat



Tebal minimum, h



Dua Satu ujung Kedua ujung tumpuan Kantilever menerus Menerus sederhana Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan partisi atau kontruksi lain yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar



Komponen struktur



Pelat masif l/20 l /24 l /28 l /10 satu arah Balok ata pelat l /16 l /18.5 l /21 l /8 rusuk satu arah CATATAN Panjang bentang dalam mm Nilai yang diberkan harus digunakan langsung untuk komponen struktur denga beton normal (We = 2400 kg/m3) dan tulangan BJTD 40. Untuk kondisi lain, nilai di atas harus dimodifikasikan sebagai berikut (a) Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis di antara 1500 kg/m3



sampai 2000 kg/m3, nilai tadi harus dikalikan dengan (1,65 – 0,0003 We) tetapi tidak kurang dari 1,09, dimana We adalah berat jenis dalam kg/m3.



(b) Untuk fy selain 400 Mpa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700)



Tebal balok yang digunakan berdasarkan tabel diatas



A. Perhitungan Tinggi Minimum Untuk Balok dengan Satu Ujung Menerus Hmin =



=



,



,



= 324,32 ~ 350 mm



B. Perhitungan Tinggi Minimum Untuk Balok dengan Dua Ujung Menerus Hmin =



=



= 285,714 ~ 300 mm



17



Untuk menentukan h minimum diambil yang terbesar yaitu 350 mm, sedangkan



lebar balok menurut peraturan gempa untuk menentukan lebar balok minimum berlaku b = ½ h. Maka lebar minimum balok adalah ½ (350 mm) = 175 mm. Berdasarkan



perhitungan tinggi minimum yang didapat adalah 350 mm, namun ukuran tersebut dianggap terlalu kecil maka untuk mengurangi terjadinya lendutan yang besar tinggi



balok Induk dinaikan menjadi 600 mm dan lebar menjadi 400 mm . Selanjutnya ditentukan ukuran Balok Anak dengan tinggi 400 mm dan lebar 200 mm. Balok Induk



Balok Anak



450mm



350mm



350mm



200 mm



2.2. Preliminary Design Kolom Tributary Area Desain Pembebanan



6,8 m



K1



6m



6m



18



A. Menghitung beban Pu Untuk Menentukan Dimensi Kolom Kolom K1 Beban Mati (PDL) Pelat  3,4 m * 6 * 0,18 m * 2400 kg/m3 Balok x 0,4 m * (0,6 m – 0,12) * 6 m * 2400 kg/m3*2 Balok y 0,4 m * 0,6 * 3,4 m * 2400 kg/m3 Oprit  9 *0,8 * 0,4 * 2400 Total PDL



= 8812,8 kg = 5529,6 kg = 1958,4 kg = 6912 kg



= 23212,8 kg



Bebab Hidup (PLL) Total PLL



= 3,4 m * 6 * 497 kg/m2



Beban Mati Tambahan (PSDL)



= 10138,8 kg



Keramik Spesi Pasir ME Railling Berat Atp Total PSDL



 3,4 m * 6 * 24 kg/m3  3,4 m * 6 * 42 kg/m2  3,4 m * 6 * 16 kg/m3  3,45 m * 6 * 25 kg/m3  (1/4*3,14*0,01) * 6 m * 7850 kg/m3 



= 489,6 = 856,8 = 326,4 = 517,5 = 223,68 = 2426 = 4839,98 kg



Pu1 = (Pu * nlantai yang membebani kolom) Pu



kg kg kg kg kg kg +



= 1,2 PDL + 1,2 PSDL+ 1,6 PLL



= (1,2*23212,8 kg) + (1,2 * 4839,98 kg ) + (1,6 * 10138,8kg) = 27855,36 + 5807,976 + 16222,08 kg = 49885,416 kg



19



Asumsi :



Ρt = 0,015



Fc’= 30 MPa



Fy = 400 MPa Ag=



, (



=



.



)



, (



,



. ,



)



= 34642,65 mm2



Ag = h x b



Asumsi h = b 34642,65



mm2 = 186,125 ~ 200 mm



Maka di dapat tebal minimum kolom adalah 200 mm x 200 mm , pada tahap preliminary design ini memang hanya untuk menentukan dimensi penampang awal minimum karena



struktur bangunan ini menahan berat atap yang kantilever dan menahan puka beban penonton



sebagai fungsi dari stadion sendiri maka penampang awal sementara



ditentukan ukuran 600 mx 400 m.



400 mm



K1



600 mm



20



2.3. Preliminary Pelat Tebal Pelat Minimum yang digunakan berdasarkan tabel diatas A. Perhitungan Tinggi Minimum Untuk Untuk Pelat Hmin =



,



x CF =



CF = 0.4 +



,



x0.74 = 120 mm



fy 240 = 0.4 + = 0.74 700 700



B. Perhitungan Tinggi Minimum Untuk Untuk Pelat Hmin =



xCF =



x0.74 = 105,71 ~ 110 mm



Jadi Digunakan Tebal Pelat h=120 mm 2.4.



Selimut Beton



Nama Kolom Balok Induk



(mm) 450x300



Balok Anak



350 x 200



Kolom Lt Dasar – Lt 1



K 600 x 400



Pelat



Tebal Selimut Beton



III.



Ukuran



200 40



KRITERIA BEBAN



3.1. Tinjauan Beban



21



Dalam melakukan analisi desain suatu bangunan, perlu adanya



gambaran yang jelas mengenai perilaku dan besar beban yang bekerja pada



struktur. Hal penting yang mendasar adalah pemisahan antara beban – beban yang bersifat statis dan dinamis 1. Beban Stastis



Beban statis adalah beban yang memiliiki perubahan insentias beban terhadap



waktu berjalan lambat atau konstan. Jenis – jenis beban statis menurut Peraturaan Pembebanan Indonesia untuk rumah dan Gedung 2012 adalah sebagai berikut a. Beban Mati ( dead load/DL)



Beban mati adalah semua yang berasal dari berat bangunan, termasuk segala unsur tambahan tetap yang merupakan satu kesatuan. Berat sendiri struktur



akan dihitung secara otomatis oleh program ETABS. Program menghitung berat komponen struktur berdasarkan dimensi dan properti bahan yang dimasukkan. Properti bahan yang dimasukkan meliputi berat jenis material (γ baja = 7.850 kg/m3 dan γbeton = 2.400 kg/m3), mutu beton, mutu baja tulangan, serta modulus elastisitasnya.



b. Beban Mati Tambahan ( Super Dead Load ) PLAT LANTAI Selasar



Beban Mati Tambahan Lantai



1. Berat finishing (spesi dan tegel) tebal 5 cm = 0,05 x 2200 kg/m3 = 110 kg/m2 2. Keramik 1 cm



=



24 kg/m2



4. Mekanikal Elektrikal



=



25 kg/m2+



3. Berat Besi Pegangan ( handrill) Total



= =



10 kg/m2



169 kg/m2



22



PLAT PADA TANGGA



Beban Mati Tambahan di Plat Tangga



1. Berat finishing(spesi dan tegel) tebal 5 cm= 0,05 x 2200kg/m2 = 110



kg/m2



= 10



kg/m2



2. Beban mati total trap beton=(½*0,4*0,8*7*2400kg/m3)/(6,8) =395,94 kg/m2 3. Berat Besi Pegangan ( handrill) Total



= 515,94 kg/m2



c. Beban Hidup



Beban hidup pada peraturan pembebanan SNI 2013 Beban minimum untuk perencanaan bangunan gedung dan struktur lain dengan kategori stadium dan



tribun/arena dengan tempat duduk tetap (terikat pada lantai) di dapat di plat tangga dan plat lantai adalah 479 kg/m2.



2. Beban Dinamik



Beban dinamik adalah beban variasi perubahan intensitas beban terhadap waktu yang cepat. Beban dinamis ini terdiri dari beban gempa dan beban hidup a. beban Gempa



Gempa bumi adalah fenomena getaran yang dikaitkan dengan kejutan pada



kerak bumi. Beban kejut ini dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi salah satu factor utamanya adalah benturan/pergesekan ini disebut fault zone. Kejutan tersebut akan menjalar dalam bentuk gelombang. Gelombang ini menyebabkan



permukaan bumi dan bangunan diatasnya bergetar. Pada saat bangunan



bergetar timbul gaya – gaya pada struktur bangunan karena adanya



23



kecenderungan dari massa bangunan untuk mempertahankan dirinya dari gerakan. Gaya yang timbul disebut gaya inersia, besar gaya tersebut bergantung pada banyak faktor yaitu: a) Masa bangunan



b) Pendistribusian masa bangunan c) kekakuan struktur d) Jenis tanah



e) mekanisme redaman dari struktur



f) Prilaku dan besar alami getaran itu sendiri g) Wilayah Kegempaan h) Periode getar alami



Dalam perencanaan ini menggunakan SNI 03-1726-2012 dengan cara diawali dengan



menentukan



parameter







parameter



Gempa



Wilayah



pada



pembangunan apartement ini yaitu di wilayah Yogyakarta dengan prilaku tanah diklasifikasikan tanah sedang berikut parameter – parameternya. Tabel 4. 2. Kategori Resiko Bangunan



Berdasarkan SNI 03 1726 2012 Pasal 4.1.2 Tabel 1, untuk gedung



apartement/rumah susun termasuk ke dalam kategori resiko II Menentukan Faktor keutamaan (Ie)



24



Struktur digunakan untuk memperbesar beban gempa rencana, agar sistem



struktur mampu memikul beban gempa dengan perioda ulang yang lebih panjang. Tabel 4. 3. Faktot Ketutamaan Gempa.



Berdasarkan SNI 03-1726-2012 tentang Standar Perencanaan Ketahanan Gempa



untuk Struktur Bangunan Gedung, karena bangunan adalah stadion kategori resiko III, maka faktor keutamaan gempa (Ie) adalah 1,25. Desain Respon Spectrum



Dalam perencanaan ini menggunakan SNI gempa 2012 dengan cara memasukan lokasi gedung pada web puskim yang nantinya akan diapatkan diagram respon spektrum seperti dibawah ini.



Gambar 4. 1. Percepatan Tanah 0,2 Sec



25



Gambar 4. 2. Percepatan Tanah 1 Sec Tabel 4. 4. Parameter Desain respon Spektrum



PGA (g)



0.356 PSA (g)



0.407



S1 (g)



0.296 SM1 (g)



0.535



SS (g)



0.682 SMS (g)



CRS



0.999 SDS (g)



CR1



0.929 SD1 (g)



FPGA



1.144 T0 (detik)



FA



1.25 TS (detik)



FV



1.808



0.855 0.57



0.357 0.125 0.626



a) Faktor keutamaan Struktur ( I )



Unutk Stadion nilai faktor keutamaan struktur yang dimiliki adalah 1,25.



b) Faktor Reduksi Gempa ( R ) Nilai Sds



Tabel 4. 5. Kategori gempa resiko Sds.



Sds < 0,167 0,167 ≤ Sds < 0,33 0,33 ≤ S ds < 0,5 0,5 ≤ S ds



Kategori Risiko I,II,III A B C D



IV A C D D



Kategori Risiko I,II,III A



IV A



Tabel 4. 6. Kategori gempa resiko Sd1



Nilai Sd1



Sd1 < 0,067



26



0,067 ≤ Sd1 < 0,133 0,133 ≤ Sd1 < 0,2 0,2 ≤ Sd1



B C D



Tabel 4. 7. Tingkat Resiko Gempa



C D D



Tabel 4. 8. Sistem Struktur



Stadion perencanaan ini nilai faktor reduksi gempa ( R ) dari system tersebut di atas adalah sebesar 8



c) Faktor respon Gempa ( C )



Faktor respon gempa ini bergantung pada spectrum respon gempa yang besarnya dipengaruhi oleh  Zona Gempa



Lokasi pembangunan stadion ini adalah di perkotaan sehingga masuk zona kegempaan



 Jenis Tanah



Jenis tanah tergantung pada kecepatan rambat gelombang geser Vs,nilai



IV.



hasil test penetrasi standard N, dan kuat geser Sn.



APLIKASI PEMBEBANAN



4.1. Beban Atap



27



4.2. Beban Mati Tambahan



28



4.3. Beban Gempa Arah X



4.4. Beban Gempa Arah Y



V.



KOMBINASI PEMBEBANAN Kombinasi pembebanan dibuat berdasarkan beban-beban rencana yang akan



terjadi pada struktur gedung. Kemudian untuk mensimulasikan arah pengaruh gempa



29



rencana yang sembarang terhadap struktur bangunan gedung, pengaruh pembebanan



gempa dalam arah utama harus dianggap efektif 100% dan harus dianggap terjadi bersamaan dengan pengaruh pembebanan gempa dalam arah tegak lurus pada arah utama pembebanan tadi, tetapi dengan efektifitas hanya 30%. Berikut adalah kombinasi pembebanannya



Berikut merupakan Kombinasi pembebanannya :



Combo 1  1.4 DL + 1.4 SDL



Combo 2  1.2 DL + 1.2 SDL + 1.6 LL



Combo 3  1.2 DL + 1.2 SDL + 1.0 LL + 1.0 EQX + 0.3 EQY Combo 4  1.2 DL + 1.2 SDL + 1.0 LL - 1.0 EQX + 0.3 EQY Combo 5  1.2 DL + 1.2 SDL + 1.0 LL + 1.0 EQX -0.3 EQY Combo 6  1.2 DL + 1.2 SDL + 1.0 LL - 1.0 EQX - 0.3 EQY



Combo 7  1.2 DL + 1.2 SDL + 1.0 LL + 0.3 EQX + 1.0 EQY Combo 8  1.2 DL + 1.2 SDL + 1.0 LL – 0.3 EQX + 1.0 EQY Combo 9  1.2 DL + 1.2 SDL + 1.0 LL + 0.3 EQX - 1.0 EQY Combo 10  1.2 DL + 1.2 SDL + 1.0 LL - 0.3 EQX - 1.0 EQY Combo 11  0.9 DL + 0.9 SDL + 1.0 EQX + 0.3 EQY Combo 12  0.9 DL + 0.9 SDL - 1.0 EQX + 0.3 EQY



Combo 13  0.9 DL + 0.9 SDL + 1.0 EQX - 0.3 EQY Combo 14  0.9 DL + 0.9 SDL - 1.0 EQX - 0.3 EQY



Combo 15  0.9 DL + 0.9 SDL + 0.3 EQX + 1.0 EQY Combo 16  0.9 DL + 0.9 SDL - 0.3 EQX + 1.0 EQY



Combo 17  0.9 DL + 0.9 SDL + 0.3 EQX - 1.0 EQY Combo 18  0.9 DL + 0.9 SDL - 0.3 EQX - 1.0 EQY Dimana :



DL



= Beban Mati



VI.



ANALSIA STRUKTUR



SDL = Beban Mati Tambahan



LL



= Beban Hidup



EQx,y = Beban Gempa Arah x,y



30



6.1. Analisa Terhadap beban Gempa



31



Perioda Struktur



Karena Analis Gempa dengan Menggunakan Beban Gempa Stattik sehingga tidak diperlukan evaluasi gaya geser dengan demikian di dapat gaya geser static yang diakibatkan oleh beban gempa.



Gaya Geser Statik



32



6.1.1. Batasan Simpangan Antar Lantai Tingkat Simpangan antar lantai tingkat desain (Δ) tidak boleh melebihi simpangan antar lantai ijin (Δa) seperti didapat dalama tabel berikut untuk semua tingkat : Simpangan Ijin Struktur



33



. Penentuan simpangan antar lantai



Lantai



Tinggi Lantai (m)



Simpangan Elastis (m)



2



4.96



0.0073



1



3



0.0002



Simpangan Arah x



Ratio Simpangan



Δa



Keterangan



0.0321



Simpangan Antar Tingkat (m) Δ 0.03124



0.006



0.0744



OK



0.0009



0.00088



0.000



0.045



OK



Ratio Simpangan



Δa



Keterangan



0.004



0.0744



OK



0.000



0.06



OK



δi



Simpangan arah Y



Lantai



Tinggi Lantai (m)



Simpangan Elastis (m)



2



4.96



0.0043



0.0189



Simpangan Antar Tingkat (m) Δ 0.01892



1



3



0



0.0000



0.00000



δi



34



6.2. DISAIN TULANGAN KOLOM Pada tahap disain penulangan kolom biaxial digunakan software PCA col dimana disain tersebut berdasarkan hasil output ETABS



35



ID KOLOM



LANTAI



K1



Utama



K1 K1 K2



Depan



K.VIP



8-2VIP



Rekapitulasi Penulangan Kolom



DIMENSI



600X400



600x400 400x300



6.3. DISAIN PELAT LANTAI



GAYA DALAM kNm Mux Muy



kN Pu



490,92 297,33 186,56 544,98 228 274,21 419,29



-7,843 -38,77 43,448 -298,08 -27,944 21,42 -17,547



-202,811 111,912 190,269 21,598 126,07 34,002



kN Vu -223,76 -223,33 9.04



DIGUNAKAN LENTUR 14 D 16



16 D 19 12 D 16



GESER D8 – 200



D8 - 200 D8-200



D 10 - 175



Pada tahap disain penulangan pelat laintai dibantu dengan menggunakan software



excel dimana seluruhnya dihitung manual berdasarkan beban yang bekerja nantinya. LANTA 2



Muy KN 52,613



Rekapitulasi Penulangan Pelat



Mux KN 88,23



PENULANGAN Arah Memanjang Arah Memendek D19 - 150 D22-125



36



6.4. DISAIN BALOK LANTAI



DIMENSI



Panjang



INDUK INDUK INDUK INDUK



450X300 450x300 450x300 450x300



1M 6m 1.7 m 5,91 m 6m 1.7 m 5,919 m 6M 1M 6 & 6,8 m



ANAK ANAK ANAK List Plank kantilever Sloof 1



350x200 350x200 350x200 500X150 250X200 300x200



Mu Tumpuan Lapangan 7,457 7,457 35,936 -31,108 -70,491 -56,172 52,055 33,33 35,936 31,108 70,491 56,172 52,055 33,3 15,3391 15,3391 6,548 6,548 35,15 31,236



Vu Tumpuan 10,79 30,76 90,98 27,4 3,49 3,21 6,27 11,74 12,02 7,09



Lapangan 10,79 23,8 90,98 22,45 3,66 2,06 6,27 11,74 12,02 11,07



Digunakan Tulangan Lentur Geser Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan 4 D14 4 D14 D8-200 D8-200 4 D14 4 D14 D8-200 D8-200 6 D14 5 D14 D12-175 D10-175 4 D14 4 D14 D8-200 D8-200 4 D14 4 D14 D8-200 D8-200 6 D14 5 D14 D8-200 D8-200 4 D14 4 D14 D8-200 D8-200 4 D 12 4 D 12 D8-200 D8-200 4D8 4D8 D 8-100 D8-100 4 D16 4 D16 D8-200 D8-200



6.5. Disain Kebutuhan Poer Fondasi Reaksi Perletakan struktur Tribun hasil running ETABS Story BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE BASE



Load COMBENVELOP MAX COMBENVELOP MIN COMBENVELOP MAX COMBENVELOP MIN COMBENVELOP MAX COMBENVELOP MIN COMBENVELOP MAX COMBENVELOP MIN COMBENVELOP MAX COMBENVELOP MIN COMBENVELOP MAX COMBENVELOP MIN



FX 141.73 88.41 10.99 -190.67 148.44 97.74 -112.27 -286.75 141.52 88.05 7.52 -198.52



FY 27.62 0.59 126.09 25.39 9.4 -7.82 74.72 -80.35 0.6 -24.92 -27.19 -130.15



FZ 333.72 213.03 305.06 153.75 533.99 345.47 576.02 365.71 334.16 213.77 309.55 155.73



MX -2.177 -25.185 91.548 53.002 6.018 -7.438 8.316 -8.051 22.736 1.095 -53.446 -91.81



MY 178.75 115.502 74.889 50.258 185.298 125.059 104.409 70.9 178.496 115.072 74.836 50.168



MZ 0.502 -0.458 -26.488 -74.806 0.502 -0.458 15.606 -15.018 0.502 -0.458 73.139 25.751



Maka dapat dilihat pada tabel di atas untuk beban yang diperlukan fondasi tiang pancang adalah 576,02 KN = 57,602 Ton yang letaknya berada di kolom – kolom tengah sehingga dapat dihitung kebutuhan pancang untuk sruktur fondasi yang akan dibutuhkan



38



Daya dukung tiang didasari dengan data sondir seperti terlihat pad grafik dibawah ini :



Biru Tahanan Konus , Merah adalah Hambatan lekat



Kedalaman Tanah keras didapat adalah 15,2 m dari permukaan tanah



A. Tahanan Konus Keliling Tiang = 0.25 x 4 = 1 m2 Karena ada tahanan gesekan local meurut metode Bagemann adalah tahanan gesekan sisi konus yang di ambil adalah qf maksimum yaitu 66,15 kg/cm2 fs = qf =66,15 kg/cm2 Qs = As x fs = 0,252 x 66,15 = 413433,8 Kg = 413,4375 KN Tahanan Ujung Tiang 4d = 0,25 x 4 = 1 m  qc = 92,75 kg/m2 1d = 0,25 x 1 = 0,25  qc = 170,66 kg/m2 Nilai Rata – rata qc, sepanjang (4d+1d) adalah qca=131,705 kg/cm2 Qb = Ab x qca = 0,0625 x 131,705 x 98,1 = 807,516 KN Wp = 0,0625 x 15,2 x 24 = 22,8 KN Maka kapasitas Dukung Ultimit poer adalah Qu = Qb + Qs – Wp = 1198,15 KN Kapasitas dukung ijin adalah



39



6.6.



Qa = Qu/F = 1198,15/3 = 399,385 KN = 39,93 Ton Maka di dapat jumlah poer yang dibutuhkan dengan menggunakan dimensi pancang 25 x25 adalah 57,602 / 39,93 = 1,44 ~ 2 poer yang dibutuhkan



Disain elemnt Pile Cap



View 3 dimensi pemodelan SAP 2000



Beban Kolom



40



Hasil Running SAP 2000 Daya Dukung Fondasi



41



AreaElem Text 3 3 3 3 4 4 4 4 9 9 9 9 10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 13 13 13 13



M11 M22 KN-m/m KN-m/m -1.6222 -2.4274 32.0502 2.4638 -34.0684 -56.2297 1.6222 -38.5479 1.6222 -38.5479 -34.0684 -56.2297 32.0502 2.4638 -1.6222 -2.4274 32.0502 2.4638 -1.6222 -2.4274 1.6222 -38.5479 -34.0684 -56.2297 -34.0684 -56.2297 1.6222 -38.5479 -1.6222 -2.4274 32.0502 2.4638 31.4609 2.287 93.9474 0.2135 88.8674 21.4156 -33.4791 -56.0529 98.9851 1.7248 117.4428 -4.2659 246.9871 108.0334 83.8297 19.9043 -33.4791 -56.0529 88.8674 21.4156 93.9474 0.2135 31.4609 2.287



M12 MMax MMin KN-m/m KN-m/m KN-m/m 7.5003 5.4863 -9.5359 2.8655 32.3252 2.1888 -0.4821 -34.0579 -56.2402 4.1527 2.047 -38.9727 -4.1527 2.047 -38.9727 0.4821 -34.0579 -56.2402 -2.8655 32.3252 2.1888 -7.5003 5.4863 -9.5359 -2.8655 32.3252 2.1888 -7.5003 5.4863 -9.5359 -4.1527 2.047 -38.9727 0.4821 -34.0579 -56.2402 -0.4821 -34.0579 -56.2402 4.1527 2.047 -38.9727 7.5003 5.4863 -9.5359 2.8655 32.3252 2.1888 -11.9833 35.752 -2.0041 -19.0601 97.6749 -3.514 -12.9232 91.2586 19.0244 -5.8464 -32.0548 -57.4772 -22.4863 103.9322 -3.2224 -13.4424 118.9098 -5.7329 -4.9335 247.162 107.8585 -13.9774 86.7523 16.9817 5.8464 -32.0548 -57.4772 12.9232 91.2586 19.0244 19.0601 97.6749 -3.514 11.9833 35.752 -2.0041



MAngle Degrees 43.464 5.481 -1.246 5.841 -5.841 1.246 -5.481 -43.464 -5.481 -43.464 -5.841 1.246 -1.246 5.841 43.464 5.481 -19.702 -11.065 -10.483 -13.692 -12.408 -6.228 -2.031 -11.81 13.692 10.483 11.065 19.702



V13 KN/m



V23 KN/m 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



VMax KN/m 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



VAngle Degrees 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



14 14 14 14 15 15 15 15 16 16 16 16 17 17 17 17 18 18 18 18



83.8297 19.9043 246.9871 108.0334 117.4428 -4.2659 98.9851 1.7248 117.4428 -4.2659 98.9851 1.7248 83.8297 19.9043 246.9871 108.0334 93.9474 0.2135 31.4609 2.287 -33.4791 -56.0529 88.8674 21.4156 246.9871 108.0334 83.8297 19.9043 98.9851 1.7248 117.4428 -4.2659 88.8674 21.4156 -33.4791 -56.0529 31.4609 2.287 93.9474 0.2135



13.9774 4.9335 13.4424 22.4863 13.4424 22.4863 13.9774 4.9335 19.0601 11.9833 5.8464 12.9232 -4.9335 -13.9774 -22.4863 -13.4424 -12.9232 -5.8464 -11.9833 -19.0601



86.7523 16.9817 247.162 107.8585 118.9098 -5.7329 103.9322 -3.2224 118.9098 -5.7329 103.9322 -3.2224 86.7523 16.9817 247.162 107.8585 97.6749 -3.514 35.752 -2.0041 -32.0548 -57.4772 91.2586 19.0244 247.162 107.8585 86.7523 16.9817 103.9322 -3.2224 118.9098 -5.7329 91.2586 19.0244 -32.0548 -57.4772 35.752 -2.0041 97.6749 -3.514



11.81 2.031 6.228 12.408 6.228 12.408 11.81 2.031 11.065 19.702 13.692 10.483 -2.031 -11.81 -12.408 -6.228 -10.483 -13.692 -19.702 -11.065



0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



Mu =



108.0334 kNm



S



150



mm



b D tul fy



1000 14 240



mm mm mpa



tebal plat selimut beton fc'



= =



Luas Tulangan, As



1/4× × ^2× /



1026.667



20 mm 24.9 mpa



mm2



=



Tinggi balok regangan, a



=



11.64186 mm T.plat - selimut beton - 1/2 D tul 673 mm



=



Tinggi efektif, d



= Momen nominal, Mn



=



×



=



Syarat :



700 mm







131.5143











×( − /2)



164.3929 kNm



108.0334



44



Mu =



246.9871 kNm



S



125



mm



b D tul fy



1000 19 240



mm mm mpa



Luas Tulangan, As



tebal plat selimut beton fc'



=



1/4× × ^2× /



=



2269.143



=



mm2



25.73089 mm T.plat - selimut beton - 1/2 D tul 670.5 mm



=



Tinggi efektif, d



= Momen nominal, Mn



=



×



=



286.5152



20 mm 24.9 mpa



=



Tinggi balok regangan, a



Syarat :



700 mm















×( − /2)



358.144 kNm



246.9871



45