Mini Riset Kelompok 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Mini Riset



AJARAN ALLAH MENURUT ALKITAB Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah PENDIDIKAN AGAMA Dosen Pengampu : Luhut Simarmata, M.Th.



OLEH : KELOMPOK 2 : DEVI SILVIANA (4192421015) HELEN SAFARINGGA (4192421029) MERY CINTIA AFRILYA SITINJAK (4193121035) SISKA DEWI TITANIA SITUMORANG (4192421027)



PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 202



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan mini riset yang berjudul ajaran Allah menurut Alkitab. Mini riset ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga mini riset ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Mini riset ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah kami ini.



Medan, Mei 2021 Tim Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................2 DAFTAR ISI ...............................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................5 1.1.........................................................................................................Latar Belakang .........5 1.2....................................................................................................Rumusan Masalah .........5 1.3....................................................................................................Tujuan Penelitian .........5 BAB II TINJAUN TEORITIS ..................................................................................6 2.1............................................................................................................ Adanya Allah.........6 2.2................................................................................................... Nama-Nama Allah.........6 2.3..................................................................................................... Keberadaan Allah.........9 2.4....................................................................................................... Sifat-Sifat Allah.......10 2.5....................................................................................................... Penyataan Allah.......12 BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................13 3.1........................................................................................................Jenis Penelitian .......14 3.2..................................................................................................Waktu dan Tempat .......14 3.3......................................................................................................Subjek Penelitian.......14 3.4..............................................................................................Data dan Sumber Data.......14 3.5.........................................................................................Teknik Pengumpulan Dat .......14 3.6.................................................................................................Teknik Analisis Data.......15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................16 4.1.Pernyataan Allah ..................................................................................................16 4.2. Keberadaan Allah ................................................................................................17 4.3.Nama nama Allah .................................................................................................18



4.4.Adanya Allah........................................................................................................19 4.5.Allah Tritunggal ...................................................................................................21 BAB V PENUTUP....................................................................................................22 5.1 Kesimpulan..........................................................................................................22 5.2 Saran ...................................................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................23



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara tentang agama berarti berbicara tentang Allah. Kadang dipikiran kita timbul apa itu agama? Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkunganya. Semua agama mempunyai adanya Allah atau sejenisnya dan kepercayaan tentang Allah inilah yang membedakan agama dengan fenomena lainnya, begitu pun dengan agama kristen. Ajaran tentang Allah menurut Alkitab, topik ini sangat perlu karena masih banyak orang orang Kristen memiliki konsep yang simpang Siur tentang Allah siapa nama Allah dan bagaimana sifat sifatnya masih menjadi sebuah perdebatan ada juga yang dibingungkan dengan ajaran ajaran yang tidak Alkitabiah tentang Allah sehingga imannya terombang ambing. Pemahaman yang tidak jelas tentang Allah mengakibatkan keguncangan Iman terhadap Allah bahkan tidak jarang di dapati mereka menjadi penganut Ateisme, tidaklah susah memahami Allah secara benar jika saja mau mempelajari Alkitab dengan kesungguhan dan teliti, hal yang dipelajari di sini merupakan Teologi tentang Allah yang meliputi pandangan pandangan tentang Allah, argumentasi argumentasi tentang adanya Allah, nama nama Allah pernyataan dan sifat sifat Allah. Sering kali dalam kehidupan sehari-hari, kita melupakan kehadiran Allah, meragukan kekuatannya dan tak percaya akan kekuatan kuasa Tuhan. Padahal pada hakikatnya pengikut Kristus dituntut untuk menjadi orang kristen yang taat kepada Allah dan firman-Nya dan mengandalkan Tuhan dalam segala aktivitas atau setiap kegiatan. Karena, seberat apapun masalah atau sebesar apapun ganjalan dalam hati, jika manusia mengajak serta Tuhan Allah, percayalah, Dia akan hadir dan senantiasa membantu serta memberikan berkat dan rahmatNya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan seputar “Penyimpangan Ajaran Allah Menurut Alkitab dalam Kehidupan”. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bentuk penyimpangan-penyimpangan ajaran Allah menurut Alkitab apa saja yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari? “ 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk penyimpangan-penyimpangan ajaran Allah menurut Alkitab apa saja yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.



BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Adanya Allah Semua agama mengajarkan bahwa Allah itu ada. Namun ada juga paham yang mengatakan bahwa Allah itu tidak ada seperti yang diyakini oleh penganut ateisme. Pembuktian bahwa Allah itu ada merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dan mendasar. Pada umumnya ada dua argumentasi yang dapat diajukan untuk membuktikan bahwa Allah itu memang benar-benar ada. Pertama dengan argumentasi Alkitabiah dan yang kedua adalah dengan argumentasi alamiah (naturalistic aguments). 2.1.1 Argumen Alkitabiah Bahwa Allah ada merupakan ajaran dasar Alkitab, yang tanpanya ajaran tentang penebusan, pembenaran, serta semua ajaran lain menjadi tak bermakna. Dengan adanya Alkitab sesungguhnya telah menjadi bukti bahwa Allah itu ada. Ajaran Kristen menerima kebenaran tentang Allah itu dengan iman. Iman ini bukanlah iman yang buta, melainkan iman yang berdasarkan bukti atau argumen, dan argumen itu ditemukan dalam Alkitab sebagai Firman Allah. Tetapi dalam anggapan ini Alkitab tidak berusaha membuktikan bahwa Allah ada. Hal mana disebabkan, karena sepanjang Alkitab adanya Allah sudah dianggap pasti. Sebagaimana Alkitab, Perjanjian Lama dalam Kejadian 1:1 "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi". Ayat ini menjelaskan kepastian bahwa Allah ada dan tak perlu diragukan lagi. Argumentasi Daud (Mazmur 94:91), Yesaya (Yesaya 40: 12-31) dan Rasul Paulus (Kisah Para Rasul 14:17) telah menjadi suatu bukti bahwa Allah itu ada. Bahkan di dalamnya tersirat untuk mengakui bahwa Dia adalah yang Illahi. Dan secara keseluruhan penulis-penulis Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu pun menyatakan keberadaan Allah secara gamblang. Kenyataan Allah ada dibuktikan dalam sifat kesucian Yesus Kristus. Alkitab juga membuktikan bahwa Allah benar-benar ada, sebab tanpa pertolonga Allah manusia tidak mungkin dapat menulis Alkitab (2 Tim. 3:16; 2 Pet. 1:21). 2.1.2 Naturalistic Arguments Secara natural (naturalistic arguments) dapat juga dibuktikan bahwa Allah benar-benar ada. Naturalistic arguments yang dimaksudkan di sini adalah meliputi: cosmological, teleological, anthropological dan ontological.



2.1.2.1 Secara Cosmological Argumen ini dikemukakan oleh Aristotle, Aquinas, dan John Locke bahwa pengetahuan didasarkan pada pengalaman inderawi, karena itu jika keberadaan Allah dapat dibuktikan, maka bukti tersebut harus dimulai dengan pengamatan terhadap obyek-obyek fisik di sekitar kita. Pembuktian secara cosmological merupakan hubungan cause-effect atau sebab akibat. Adanya akibat dikarenakan oleh adanya sebab. Cosmos atau alam semesta adalah sebagai akibat dari yang Sempurna dan Abadi. 2.1.2.2 Secara Teleological Argumen Teleologis didasari pada kompleksitas, hubungan timbal balik, fungsi, dan rancangan di dunia. Tatanan yang teratur dan berdayaguna dalam alam semesta tentu ada yang menyebabkan. Secara teleological menunjukan adanya suatu tujuan akhir yang sangat jelas di balik tatanan yang begitu teratur dan yang berdayaguna tersebut. 2.1.2.3 Secara Antropological Manusia memilik sifat moral, insting keagamaan, suara hati dan emosi. Manusia memiliki kesadaran untuk menentukan apakah itu benar atau salah. Di sisi lain akan ada perasaan bersalah jika melakukan yang jahat. 2.1.2.4 Secara Ontological Argumen Ontologis dikemukakan pada abad ke‐sebelas oleh Anselmus, Uskup Agung Canterbury. Argumen ini berakar dari Agustinus yang pada  abad  kelima menghubungkan erat kegiatan berpikir dengan karya Allah (yang berimplikasi pada keberadaan Allah) dalam pikiran kita. Ada suatu keberadaan yang sempurna di dunia ini. Keberadaan sempurna itu sendiri sebenarnya nyata keberadaanya. Dengan adanya keberadaan yang sempurna, maka manusia telah memiliki pemikiran tentang keberadaan itu. 2.2 Nama-Nama Allah Nama-nama Allah dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian besar, yaitu : 2.2.1 Nama-nama Allah yang primer 



Elohim, adalah yang Kuat, yang Mahakuasa, atau yang Agung.







Yahweh, berarti yang ada, yang selalu ada, dan tidak pernah tidak ada. Dia yang ada dengan sendirinya.







Adonai, artinya Tuhan, Tuan, Pemilik. Istilah ini dipakai dalam hubungan Tuan, majikan dan hamba. Hal ini menunjukkan bagaimana sikap seorang hamba terhadap tuannya. Dipakai untuk Allah untuk menekankan tentang otoritasNya yang mutlak.



2.2.2 Nama-nama Allah Memakai Kata Majemuk 



El-Elyon artinya Allah yang maha tinggi. Dalam hai ini sangatlah ditekankan kekuatan-Nya, kedaulatanNya dan keunggulanNya.







El-Olam artinya adalah Allah yang kekal. Hal ini menekankan ketidakberubahan Allah.







El-shaddai, artinya Allah yang Maha Kuasa berdiri diatas gunung.







Yahweh Jireh artinya Tuhan menyediakan.







Yahwe Nissi Tuhan adalah panji-panjiku.







Yahweh Shalom artinya Tuhan adalah damai sejahtera.







Yahweh Sabbath artinya adalah Tuhan semesta Allah, menyatakan kedaulatan dan kemahakuasaan Allah dan sering dipakai oleh para nabi.







Yahweh Elohim artinya Tuhan adalah Allah Israel.







Yahweh Maccaddesehem artinya Tuhan yang menguduskan.







Yahweh Sammah artinya Tuhan di sana.







Yahweh Tsidkenu artinya Tuhan keadilan kita.







Yahweh Rapha artinya Tuhan penyembuh atau tabib. Allah berjanji ke Israel, bahwa Dia akan menyembuhkan mereka, apabila mereka sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allah mereka.







Yahweh Raah artinya Tuhan gembalaku.







Qadosh Israel artinya yang Maha Kudus dari Israel, mengandung dua arti: Kekudusan Allah tidak dapat dibandingkan dan tidak ada Allah yang lain yang kudus.



2.2.3 Dalam Perjanjian Baru 



Bapa merupakan suatu sebutan untuk Allah. Sebagai Bapa, Allah memberikan kepada anak-anaknya anugrah dan damai sejahtera, pemberian yang baik dan juga perintahperintah.







Despostes mengandung arti kepemilikan.







Kurios yang menekankan otoritas atau supremasi.







Tuhan yang berarti Rabi atau Tuan.







Theos artinya Allah dalan perjanjian baru, menyatakan sejumlah kebenaran penting tentang Allah yang benar dan Esa. Ialah satu-satunya Allah yang benar dan Esa.







Di samping nama-nama iersebut di atas masih ada lagi sejumlah nama yang digunakan kepada Aliah. Diantaraiya adalah: Kristus, Tritunggal, Allah Bapa, Roh,



Juru Selamat, Yang Maha Tinggi, Allah Nenek moyang Israel, Alpha dan Omega, Imanuel dan Anak Allah. 2.3 Keberadaan Allah 2.3.1 Allah adalah Roh Dalam Yohanes 4: 24 dikatakan bahwa Allah itu adalah roh , dengan pernyataan Yesus ini dapat disimpulkan bahwa sifat dasar Allah adalah sebagai yang rohani . 2.3.2 Allah adalah Esa Allah itu esa memiliki arti bahwa Allah tidak lebih dari satu atau Monoteisme dengan ke esa An Allah maka esa juga lah jalan untuk datang kepadanya yaitu melalui punya sendiri yaitu didalam Yesus Kristus (Yohanes 14:6). Ke esa An Tuhan adalah simply sitas day artinya bahwa pada Tuhan tidak ada di dapati sifat sifat yang berdampingan dengan kata lain tidak ada kejamakan , sifatnya adalah tunggal dia adalah Tuhan yang. 2.3.3 Allah adalah kekal Sifat kekekalan Allah berarti bahwa Allah pun selalu ada dan tidak ada akhirnya oleh karena itu keberadaannya tidak berwujud dan tidak berpangkal baik up ke masa lalu maupun ke masa yang akan datang kekekalan Allah merupakan kesempurnaan Allah di mana ia di tinggi kan di atas segala batas batas dan rangkaian waktu karena Allah itu Kekal maka menjadi penghiburan bagi umatnya adalah bahwa kekuasaan yang terus menerus mengatur segala sesuatu dan segala peristiwa peristiwa adalah terjamin ia akan memimpin kita melindungi dan memberkati pada hari esok Ibrani 13:8 dan orang orang percaya pun akan berada bersama sama dengan dia dalam kekekalan nya 2.3.4 Allah adalah pribadi Sesuatu disebut pribadi adalah jika memiliki akal atau pikiran perasaan dan kehendak tidaklah dipandang sebagai pribadi apakah Allah memiliki unsur akal perasaan dan kehendak ? pikiran Allah dapat dilihat dalam Roma11: 33-36 siapakah yang mengerti pikiran Tuhan akal dan pemikiran Tuhan ini dapat dilihat dari hal hal berikut Dia mencipta (kejadian 1:1)Dia memiliki rencana (efesus 1:9) Dia menyediakan (Mazmur 139:1) Dia menyelidiki (Mazmur 139:2) Dia mengerti (Mazmur 139:2) Dia memeriksa(Mazmur 139:3) 2.3.5 Allah Tidak Terbatas Hanya Allah yang tak terbatas atau Infiniti yang ada di dunia ini jika Allah disebut sebagai yang tidak terbatas apakah maksudnya ketidakterbatasan tentulah tidak terhingga dan akal manusia yang terbatas tidak dapat memahami yang tidak terbatas itu kita katakan Allah tidak terbatas sesungguhnya dia tidak dapat diukur dan tidak dapat dibatasi oleh apapun baik



itu ruang , waktu maupun gerak 2.3.6 Allah Mahakuasa Allah adalah yang maha kuasa demikian Wahyu 19:6 mengatakan Memang ia memiliki segala kuasa sebutan Mahakuasa hanya ditujukan diperuntukkan kepada Allah kepada manusia atau penciptaannya tak pernah disebut sebagai MahaKuasa inilah salah satu perbedaan Allah dengan makhluk lainnya memang Allah harus Mahakuasa sebab jika tidak bagaimana mungkin dia memerintah dengan segala kedaulatannya jika dikatakan bahwa Allah adalah Maha kuasa itu berarti bahwa Allah adalah Allah yang kuat dalam segalagalanya 2.3.7 Allah Maha hadir Dalam Mazmur 139:7-12 dan Matius 18:20 menyatakan bahwa Allah Mahahadir , Mahahadir sebenarnya bahwa Allah ada di mana mana (omni present) dalam waktu bersamaan 2.3.8 Allah Maha tau Allah tidak pernah diajar karena dia tahu akan segala sesuatu dia tidak pernah dinasehati dan tidak memiliki penasehat karena Allah memiliki hikmat yang luar biasa dan Dia adalah sangat sempurna Patutlah di renungkan bahwa Allah mengetahui segala perkara ,semua pikiran dan setiap pikiran ,semua Roh ,semua makhluk ,ciptaan perbedaan ,semua hukum ,sebab akibat ,semua rahasia ,semua teka-teki ,semua perasaan ,semua tahta dan penguasa ,semua pribadi ,semua yang tampak dan tidak tampak di surga dan dibumi ,gerakan ,ruang waktu ,hidup dan kematian baik , jaahat, surga dan neraka . Allah maha tahu berarti Allah mengetahui segala sesuatu yang sebenarnya tidak ada sesuatu apapun yang tersembunyi bagi Allah. 2.3.9 Allah Tidak berubah Hakikat, sifat sifat ,kesadaran dan kehendak Allah tidak akan pernah berubah karena semua perubahan merupakan kepada keadaan yang lebih baik atau yang lebih buruk . Allah pun tidak mungkin demikian karena semuanya telah sempurna Allah tidak berubah untuk menjadi lebih baik



2.4 Sifat-Sifat Allah 2.4.1 Allah Maha Kudus



Allah Maha Kudus sebenarnya menunjukkan kepada kesempurnaan Allah Dia tidak pernah berbuat dosa bahkan kapasitas dosa tidak ditemukan dalam diriNya kekudusan Allah adalah sifat yang terutama diantara semua sifat sifat Allah 2.4.2 Allah Maha Benar Berbicara tentang kebenaran Allah maka yang perlu diketahui adalah bahwa Allah itu jujur dan setia jika Allah maha benar maka sebenarnya Allah selalu benar dalam segala tindakan Nya dalam segala janjiNya dalam segala firmanNya dan dalam diri Allah tidak pernah ditemukan suatu kesalahan 2.4.3 Allah Maha Adil Diantara begitu banyak sifat sifat Allah salah satu sifat yang paling menarik adalah keadilannya keadilan Allah sangat berhubungan dengan kesucian Allah keadilan keadilan halah berhubungan dengan hukum moralitas dan peradilan keadilan Allah dinyatakan dalam Mazmur 11:7 . Sebagai aplikasi yang dapat diambil dari prinsip keadilan Allah ini adalah Ia menimbang dengan adil akan segala apa yang diperbuat oleh manusia baik itu perbuatan baik maupun perbuatan jaahat bagi orang orang yang telah dilahirkan baru di Adili bukan untuk mempermasalahkan neraka surga tetapi berhubungan dengan pahala kita di surga 2.4.4 Allah Maha Kasih Apabila ada seseorang yang masuk ke dalam kerajaan surga sebenarnya hanya dikarenakan kasih Allah . Anugerah Allah didalam Yesus Kristus telah membuat orang berdosa menikmati berkat berkat surgawi . keselamatan manusia semata mata karena kasih Allah saja sedikit pun tidak ada Andil manusia di dalamnya . Dalam 1 Yohanes 4:8 dikatakan bahwa Allah adalah kasih . Allah adalah kasih dengan demikian kasih merupakan salah satu sifat pokok dari Allah . kasih menyatakan keadaan Allah di dalam pribadinya yang tunggal . kasih yang dimiliki oleh Allah bukanlah sekedar dorongan emosional yang sesaat akan tetapi merupakan kasih sayang yang rasional dan suka rela karena berlandaskan kebenaran dan kekudusan . kenyataan bahwa Tuhan sedih melihatnya(dosa) berarti Ia sendiri masih mengasihi umatNya 2.4.5 Allah Maha Setia Allah maha setia artinya di mana Allah setia terhadap janjiNya kasihNya dan segala rencanaNya Ia setia juga dalam menyelamatkan manusia melalui Tuhan Yesus dan Ia menghukum orang yang menolak Tuhan Yesus kesetian Allah merupakan dasar dari segenap harapan manusia akan berkat berkat yang akan datang hanya karena Ia setia maka janji janjiNya akan tetap bertahan dan janji janjiNya dihormati kesetian Tuhan seharusnya membuat anak anak Tuhan setia dalam berbakti bersaksi melayani berdo’a dan mempelajari



Firman Tuhan 2.4.6 Allah Baik Dari setiap halaman Alkitab sebenarnya dapat disimpulkan bahwa Allah itu baik kebaikan Allah adalah sesuatu yang mendorong dia untuk berlaku Baik hati ,ramah Tamah ,murah hati dan beritikat baik terhadap manusia . Allah kita adalah Allah yang berhati lembut dan cepat merasa simpati terhadap semua manusia dan memang inilah tabiatNya hal ini harus diketahui oleh setiap orang Kristen Allah tidak dapat berubah maka kebaikanNya pun tidak pernah berubah. 2.5 Penyataan Allah Penyataan (revelation) adalah suatu tindakan Allah untuk memperkenalkan diriNya kepada manusia, dimana dengan penyataan itu sendiri manusia dapat mengenal Allah secara khusus dapat mengalami keselamatan yang ada dalam Kristus Yesus. Dengan kata lain bahwa penyataan merupakan tindakan Allah untuk membeberkan, memperkenalkan diriNya melalui alam semesta, sejarah, hati nurani manusia dan Alkitab kepada manusia. Penyataan umum adalah kesaksian Allah mengenai diriNya sendiri kepada manusia melalui alam semesta, pemeliharaan terhadap alam, pemeliharaan terhadap manusia dan adanya hati nurani manusia maupun sejarah. Penyataan umum (general revelation) belum bisa membawa manusia kepada hubungan yang benar dengan Aliah dan tidak dapat mendatangkan keselamatan. Itulah sebabnya penyataan umum memiliki keterbatasan. Manusia hanya mampu mencapai kerinduan untuk diselamatkan. Penyataan khusus (specifik relevation) adalah kesaksian Allah mengenai diriNya kepada manusia dengan cara khusus pula. Yesus Kristus sebagai bentuk penyataan khusus merupakan suatu inkarnasi. Inkarnasi itu sendiri adalah menyatakan Bapa (Yohanes 1: 18), menyatakan sifat Allah (Yohanes 14:9), menyatakan kuasa Allah (Yohanes 3:2), menyatakan hikmat Allah (Yohanes 7:42), menyatakan kemuliaan Allah (Yohanes 1: 14), menyatakan hidup Allah (Yohanes 1:1-3) dan menyatakan kasih Allah (Roma 5: 8). Tidak dapat disangkal bahwa Alkitab merupakan bentuk penyataan khusus yang tertulis. Artinya bahwa Alkitab adalah perkataan Allah yang ditulis oleh orang-orang yang dipilih oleh Allah sehingga melaluinya manusia dapat mengenal Allah secara benar. Alkitab adalah kebenaran (Yohanes 17:17) diberikan secara progresif (Ibrani 1:1) dan diberikan dengan maksud yang jelas (2 Timotius 3: 15-17). Penyataan khusus ini penting, karena tidak ada lagi pengetahuan yang benar dalam manusia (karena desa) tentang Allah (Roma 1:21- 22; Efesus 4:19), penyataan umum tidak



menyelamatkan tetapi hanya menuntun kepada penyataan khusus, sehingga manusia dapat menerima keselamataan (Kisah Para Rasul 4:12), apa yang tidak jelas dalam penyataan umum disatukan dan dibuat jelas dalam penyataan khusus.



BAB III METODE PENELITIAN



3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian dengan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang didapatkan berupa deskriptif tentang penyimpangan ajaran Allah menurut Alkitab dalam kehidupan. Dikatakan deskriptif sebab penelitian ini dilakukan sematamata hanya berdasarkan pada fakta atau fenomena yang ada dan secara empiris hidup pada penuturnya sehingga hasilnya adalah pemerian bahasa yang mempunyai sifat pemaparan yang apa adanya (Sudaryanto, 1993:5). 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada tempat tinggal dari tiap-tiap peneliti dan dilakukan pada 18 Mei 2021 sampai dengan penyelesaian penelitian ini. 3.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah individu, benda atau organisme yang dijadikan informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Istilah lain dari subjek penelitian lebih dikenal dengan responden, yaitu orang yang memberi respon atau informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Subjek penelitian atau istilah responden inilah yang dinamakan informan. Pada penelitian ini, subjek penelitiannya adalah masyarakat yang ada pada tempat tinggal dari masing-masing peneliti. 3.4 Data dan Sumber Data Data yang diperoleh pada penelitian ini ialah data deskriptif berupa kegiatan penyimpangan ajaran Allah menurut Alkitab. Sumber data merupakan tempat ditemukannya data-data untuk diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data utamanya adalah kegiatan atau perilaku masyarakat yang ada pada tempat tinggal dari masing-masing peneliti. 3.5 Teknik Pengumpulan Data



Dalam penelitian disamping perlu menggunakan metode penelitian yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpul data yang relevan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan dengan jalan mengadakan pengamatan yang disertai dengan pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran yang dilakukan secara langsung pada lokasi yang menjadi objek penelitian. Tujuan dari observasi adalah untuk mendiskripsikan setting, kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat di dalam kegiatan, waktu kegiatan dan makna yang diberikan oleh para pelaku yang diamati tentang peristiwa yang bersangkutan. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa langkah, yakni : (a) peneliti menentukan sumber data yang ingin diteliti, (b) peneliti mengamatidan memperhatikan secara cermat sekaligus menstranskip sumber data tersebut, (c) peneliti menganalisis data untuk mengetahui penyimpangan ajaran Allah menurut Alkitab yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, (d) peneliti mengambil kesimpulan dari analisis data tersebut.



3.6 Teknik Analisis Data Tahap selanjutnya setelah pengumpulan data selesai adalah metode analisis data merupakan tahap yang penting dalam suatu penelitian. Karena dengan analisis data ini data yang diperoleh akan diolah untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang ada. Pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran – kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab pertanyaan atau persolan yang diajukan dalam penelitian. Adapun metode yang digunakan untuk mengelola data kualitatif adalah dengan menggunakan metode induktif. Metode induktif adalah berangkat dari fakta yang khusus, peristiwa yang konkret, kemudian dari fakta atau peristiwa yang konkret itu ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum. Metode kualitatif sebenarnya merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu apa yang dinyatakan responden secara tertulis dan lisan dan perilaku nyata. Yang diteliti dan dipelajari adalah obyek penelitian yang utuh. Sesuai dengan data yang diperoleh adalah data kualitatif maka dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data kualitatif, yaitu mengumpulkan, mengklasifikasikan data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan kemudian dicari dengan teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti selanjutnya ditarik kesimpulannya guna menentukan hasilnya. Hasil dari analisis data tersebut selanjutnya akan disajikan secara deskriptif, yaitu dengan jalan menentukan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahannya yang diteliti dan data-data yang diperoleh



Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan prosedur analisa data dalam 3 langkah : a. Reduksi data, Reduksi data merupakan proses pemilihan, perumusan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang diperoleh dari catatan tertulis dilapangan. Dalam proses ini, peneliti merangkum dan memilih data yang dianggap pokok serta difokuskan sesuai focus penelitian. Dalam mereduksi data, semua data lapangan ditulis sekaligus dianalisis, dirangkum, dipilih hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya, sehingga disusun secara sistematis dan lebih mudah dikendalikan. b. Penyajian data (data display), Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data merupakan kumpulan informasi yang tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang disajikan dalam penelitian adalah data yang sebelumnya sudah dianalisis, tetapi analisis yang dilakukan masih berupa catatan untuk kepentingan peneliti sebelum disusun dalam bentuk laporan. c. Menarik kesimpulan, Langkah selanjutnya adalah tahap penarikan kesimpulan berdasarkan temuan. Penelitian kualitatif menemukan fakta – fakta yang banyak dan beragam, dan dari fakta – fakta tersebut dalam konteksnya ditelaah peneliti dan menghasilkan suatu kesimpulan yang berarti. Pada langkah ini, peneliti menyusun secara sistematis data yang sudah disajikan, selanjutnya berusaha menarik kesimpulan dari data tersebut sesuai focus penelitian.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyataan Allah Penyataan (revelation) adalah suatu tindakan Allah untuk memperkenalkan diriNya kepada manusia, dimana dengan penyataan itu sendiri manusia dapat mengenal Allah secara khusus dapat mengalami keselamatan yang ada dalam Kristus Yesus. Dengan kata lain bahwa penyataan merupakan tindakan Allah untuk membeberkan, memperkenalkan diriNya melalui alam semesta, sejarah, hati nurani manusia dan Alkitab kepada manusia. Penyataan Allah terbagi menjadi dua, yaitu penyataan umum dan penyataan khusus. Penyataan umum adalah kesaksian Allah mengenai diriNya sendiri kepada manusia melalui alam semesta, pemeliharaan terhadap alam, pemeliharaan terhadap manusia dan adanya hati nurani manusia maupun sejarah. Penyataan umum (general revelation) belum bisa membawa manusia kepada hubungan yang benar dengan Aliah dan tidak dapat mendatangkan keselamatan. Itulah sebabnya penyataan umum memiliki keterbatasan. Manusia hanya mampu mencapai kerinduan untuk diselamatkan. Sedangkan, Penyataan khusus (specifik relevation) adalah kesaksian Allah mengenai diriNya kepada manusia dengan cara khusus pula. Yesus Kristus sebagai bentuk penyataan khusus merupakan suatu inkarnasi. Inkarnasi itu sendiri adalah menyatakan Bapa (Yohanes 1: 18), menyatakan sifat Allah (Yohanes 14:9), menyatakan kuasa Allah (Yohanes 3:2), menyatakan hikmat Allah (Yohanes 7:42), menyatakan kemuliaan Allah (Yohanes 1: 14), menyatakan hidup Allah (Yohanes 1:1-3) dan menyatakan kasih Allah (Roma 5: 8). Mengenai penyataan Allah sebenarnya sudah dijelaskan diatas secara kompleks, namun pada keyataannya masih banyak yang tidak memahami maksud dari penyataan Allah. Ada yang bingung dengan pernyataan bahwa “Penyataan umum (general revelation) belum bisa membawa manusia kepada hubungan yang benar dengan Allah dan tidak dapat mendatangkan keselamatan”. Mereka beranggapan mengapa pada penyataan umum mengenai Allah dikatakan sedemikian rupa?. Pada dasar nya penyataan umum memang belum bisa membawa manusia kepada hubungan yang benar dengan Allah dan tidak dapat mendatangkan keselamatan, hal itu karena penyataan umum hanya sebatas kesaksian Allah



mengenai diriNya sendiri kepada manusia melalui alam semesta, pemeliharaan terhadap alam, pemeliharaan terhadap manusia dan adanya hati nurani manusia maupun sejarah. Dan hal tersebut memiliki banyak keterbatasan sehingga akal sehat manusia belum mampu untuk mengenal Allah melalui penyataan umum saja. Disini lah penyataan khusus diperlukan agar manusia dapat mengenal Allah dengan benar. Penyataan khusus ini sangat penting, karena tidak ada lagi pengetahuan yang benar dalam manusia (karena desa) tentang Allah (Roma 1:21- 22; Efesus 4:19), penyataan umum tidak menyelamatkan tetapi hanya menuntun kepada penyataan khusus, sehingga manusia dapat menerima keselamataan (Kisah Para Rasul 4:12), apa yang tidak jelas dalam penyataan umum disatukan dan dibuat jelas dalam penyataan khusus. 4.2 Keberadaan Allah Orang Kristen menerima kebenaran tentang keberadaan Allah dengan iman. Tetapi iman ini bukanlah iman yang buta, melainkan berdasarkan bukti, dan bukti ini ditemukan di dalam Alkitab sebagai firman Allah dan wahyu Allah melalui ciptaan-Nya. Wahyu Allah ini adalah dasar dari iman kita tentang keberadaan Allah, dan membuat iman tersebut seluruhnya bersifat masuk akal. Satu hal yang harus selalu kita ingat adalah, bahwa hanya melalui iman saja maka kita dapat menerima tentang kebenaran wahyu Allah dan mampu memiliki pemahaman yang benar ke dalam isi iman itu. Manusia sudah mempunyai kesadaran di dalam dirinya tentang keberadaan Allah (meskipun hanya samar-samar), tetapi Alkitab mengatakan bahwa manusia menolak kesaksian ini (Roma 1:18-32). Tugas orang Kristen adalah menghadapkan orang bukan Kristen pada Allah, bukan untuk mempertimbangkan perkiraan bahwa mungkin Allah ada. Melainkan mengubah konsep berpikir mereka dengan menanamkan suatu keyakinan sebagai iman dasar bahwa Allah yang benar adalah Allah yang terdapat dalam Tuhan Yesus Kristus, seperti yang telah tertulis dalam Alkitab. Sementara itu, Roh Kudus akan menolong mereka untuk mengenal Allah dengan lebih baik dan memberikan suatu kehidupan yang baru bagi mereka melalui kelahiran kembali. Karena orang berdosa hanya dapat memperoleh pengetahuan sesungguhnya tentang Allah melalui dilahirkan kembali oleh Roh Kudus pada waktu mereka mendengar Injil. Setelah melakukan observasi, terdapat beberapa orang yang menyangkal bahwa Tuhan itu ada atau yang sering kita kenal sebagai ateis. Atheisme adalah suatu ajaran yang melingkari akan adanya Allah mengingkari akan adanya Allah berarti tidak percaya akan keberadaan Allah. Dalam Perjanjian Lama dalam Kejadian 1:1 "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi". Ayat ini menjelaskan kepastian bahwa Allah ada dan tak perlu diragukan lagi. Argumentasi Daud (Mazmur 94:91), Yesaya (Yesaya 40: 12-31) dan Rasul Paulus (Kisah Para Rasul 14:17) telah menjadi suatu bukti bahwa Allah itu ada. Bahkan di dalamnya tersirat untuk mengakui bahwa Dia adalah yang Illahi. Dan secara keseluruhan penulis-penulis Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu pun menyatakan keberadaan Allah secara gamblang. Kenyataan Allah ada dibuktikan dalam sifat kesucian Yesus Kristus. Alkitab juga membuktikan bahwa Allah benar-benar ada, sebab tanpa pertolongan Allah manusia



tidak mungkin dapat menulis Alkitab (2 Tim. 3:16; 2 Pet. 1:21). Dalam observasi, ditemukan juga orang-orang yang menduakan Allah didalam hidupnya, contohnya orang masih datang mencari dukun, mulai dari hal kesehatan, pekerjaan, jodoh, jabatan sampai dengan niat untuk balas dendam, sementara mereka sudah memeluk suatu agama bahkan ada yang juga rajin gereja. Dapat dikatakan dari dahulu kala hingga saat ini masih ada juga orang yang ingin menduakan Tuhannya. Sikap yang ingin menduakan Tuhannya ternyata tidak terbatas, baik itu kaya dan miskin, yang berpendidikan tinggi atau rendah, pejabat ataupun pegawai rendahan, tetap saja masih ada yang mengharapkan kuasakuasa kegelapan. Sikap orang mau menduakan Tuhannya menandakan bahwa orang tersebut tidak mempercayakan sepenuhnya hidupnya kepada Tuhan yang diyakini dan percayai. Tuhan Yesus dengan tegas menentang hal demikian yang mengatakan: “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan”. Rasul Paulus mengingatkan jemaat yang ada di Korintus untuk berhati-hati, agar tidak mengikuti pola kehidupan orang-orang di Korintus yang terkenal dengan tempat berkumpulnya kuil-kuil terpat menyembah berhala. Tetapi justru memperlihatkan kepada mereka bahwa orang Kristen yang menyembah kepada satu Tuhan yang menciptakan segala sesuatu. Akar dari sikap yang mau menduakan Tuhan tidak lain adalah ketika kita masih memiliki keraguan dan kebimbangan kepada Tuhan. Sehingga prinsip hidup ber-Tuhan yang harus kita pegang adalah bukan memaksa Tuhan member apa yang kita inginkan, tetapi kitalah yang harus melakukan apa yang diinginkan oleh Tuhan. Inilah prinsip kesetiaan dan ketaan kepada Firman Tuhan agar bukan lagi kuasa dosa yang mengarahkan langkah kehidupan kita. 4.3 Nama-nama Allah Tuhan Allah memiliki banyak nama, yaitu : nama-nama Allah yang primer (Elohim, adalah yang Kuat, yang Mahakuasa, atau yang Agung; Yahweh, berarti yang ada, yang selalu ada, dan tidak pernah tidak ada; Adonai, artinya Tuhan, Tuan, Pemilik), nama-nama Allah memakai kata majemuk (El-Elyon artinya Allah yang maha tinggi, El-Olam artinya adalah Allah yang kekal, El-shaddai, artinya Allah yang Maha Kuasa berdiri diatas gunung, Yahweh Jireh artinya Tuhan menyediakan, Yahwe Nissi Tuhan adalah panji-panjiku, dan masih banyak lagi), dan nama-nama Allah dalam Perjanjian Baru (Despostes mengandung arti kepemilikan, Kurios yang menekankan otoritas atau supremasi, Tuhan yang berarti Rabi atau Tuan, Theos artinya Allah dalan perjanjian baru, menyatakan sejumlah kebenaran penting tentang Allah yang benar dan Esa, Kristus, Tritunggal, Allah Bapa, Roh, Juru Selamat, dan masih banyak lagi). Sering dijumpai pada observasi, orang bertanya “Mengapa Tuhan memiliki banyak nama? kenapa tidak satu saja?”. Pada dasarnya mungkinkah nama Yesus—"Tuhan menyertai kita"—merepresentasikan watak Tuhan secara keseluruhannya? Mungkinkah itu sepenuhnya memperjelas Tuhan? jawabannya adalah Tidak. Tuhan mungkin dipanggil dengan banyak nama, tetapi di antara banyak nama ini, tidak ada satu pun yang mampu merangkum semua sifat-sifat dan kebesaran Tuhan, tidak satu pun dapat merepresentasikan Tuhan sepenuhnya. Karena itu, Tuhan memiliki banyak nama, tetapi nama yang banyak ini tidak dapat sepenuhnya memperjelas watak Tuhan karena watak Tuhan sangat kaya sehingga melebihi



kemampuan manusia untuk mengenal-Nya. Tidak ada cara bagi manusia selain menggunakan bahasa umat manusia untuk merangkum Tuhan seutuhnya. Umat manusia memiliki kosakata yang terbatas untuk merangkum semua yang diketahuinya tentang watak Tuhan. Keterbatasan kosakata ini tidak mampu menggambarkan watak Tuhan yang telah disaksikan sedikit oleh manusia. Jadi, bagi manusia, Tuhan memiliki banyak nama, bukan satu nama saja, karena Tuhan itu hakikat-Nya Maha Melimpah, sedangkan bahasa umat manusia teramat miskin. Satu kata atau nama tertentu saja tidak cukup untuk merepresentasikan Tuhan secara menyeluruh. 4.4 Adanya Allah Keberadaan Allah tidak dapat dibuktikan ada atau tidak ada. Alkitab menyatakan bahwa kita harus menerima fakta bahwa Allah itu ada melalui iman: "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguhsungguh mencari Dia" (Ibrani 11:6). Jika Allah menghendakinya, Ia dapat muncul dan membuktikan kepada seluruh dunia bahwa Ia benar-benar ada. Tetapi jika Ia berlaku demikian, tidak akan ada kebutuhan beriman. "Kata Yesus kepadanya: 'Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya'" (Yohanes 20:29). Ini tidak berarti bahwa sama sekali tidak ada bukti tentang keberadaan Allah. Alkitab menyatakan, "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi" (Mazmur 19:1-4a). Ketika kita melihat bintang-bintang, memperhatikan luasnya alam semesta, mengamati keajaiban alam, melihat keindahan matahari terbenam - semuanya ini menunjuk kepada Allah Sang Pencipta. Jika semua ini belum cukup, adapula bukti tentang keberadaan Allah dalam hati kita. Pengkhotbah 3:11 menyatakan, "...Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka." Di dalam diri kita ada kesadaran tentang sesuatu yang menanti di luar kehidupan ini dan di luar bumi ini. Kita dapat menolak pengetahuan ini secara intelektual, tetapi kehadiran Allah di dalam dan di sekitar diri kita terlalu jelas. Namun, Alkitab menghimbau bahwa akan ada orang yang masih menolak keberadaan Allah: "Orang bebal berkata dalam hatinya: 'Tidak ada Allah'" (Mazmur 14:1). Karena sebagian besar manusia di sepanjang sejarah, berbagai kebudayaan, dan di setiap belahan dunia mempercayai keberadaan Allah, maka tentunya ada sesuatu yang menyebabkan keyakinan tersebut. Selain argumen alkitabiah tentang keberadaan Allah, adapun argumentasi logika. Pertama, argumen ontologis yang menyangkut filsafat keberadaan dan realita harus dipertimbangkan. Argumen ontologis yang paling populer menggunakan konsep Allah untuk membuktikan keberadaan Allah. Ia dimulai dengan definisi Allah sebagai "sosok yang terbesar yang tandingannya tidak ada." Alur argumentasinya adalah bahwa keberadaan adalah lebih agung



daripada ke-tidakberadaan, sehingga sosok terbesar yang dapat dibayangkan harus ada. Jika Allah tidak ada, maka Allah tidak mungkin menjadi sosok terbesar yang dapat dibayangkan, dan itu berkontradiksi dengan definisi Allah. Argumen kedua adalah argumen teleologis, yang mencakup pelajaran tentang sifat segala sesuatu menurut tujuan atau perintah terhadapnya. Argumen teleologis menyatakan bahwa alam semesta menunjukkan sebuah rancangan yang begitu luar biasa sehingga pastilah ada seorang Perancang illahi. Sebagai contoh, jika bumi lebih dekat atau lebih jauh jaraknya dari matahari, maka bumi tidak dapat mendukung banyaknya kehidupan di atasnya seperti saat ini. Jika elemen dalam atmosfir kita berbeda sedikit, maka hampir setiap makhluk hidup di bumi ini akan mati. Kemungkinan sebuah molekul protein tunggal tercipta secara acak adalah 1:10243 (yakni angka 1 diikuti oleh 243 angka nol). Satu sel tunggal terdiri dari jutaan molekul protein. Argumen logika ketika bagi keberadaan Allah adalah argumen kosmologis. Setiap akibat harus ada sebabnya. Inilah alam semesta dan semua di dalamnya adalah akibat. Dengan demikian haruslah ada sebuah sebab yang mengkibatkan segala sesuatu itu hadir. Dan haruslah ada pula suatu faktor yang "tanpa sebab" yang mengakibatkan adanya segala sesuatu. Faktor "tanpa sebab" itu dikenal sebagai Allah. Argumen keempat dikenal sebagai argumen moralita. Setiap kebudayaan sepanjang sejarah masing-masing mempunyai suatu bentuk hukum. Semua orang mempunyai kesadaran akan hal yang benar dan salah. Membunuh, berdusta, mencuri, dan tindakan asusila secara umum ditolak. Darimanakah munculnya kesadaran benar dan salah ini jika bukan dari Allah yang kudus? Meskipun dengan semua argumen ini, Alkitab memberitahu kita bahwa manusia akan menolak pengetahuan tetnang Allah yang begitu jelas dan sebaliknya mempercayai dusta. Roma 1:25 menyatakan, "Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selamalamanya, amin." Alkitab juga menyatakan bahwa manusia tidak beralasan atas ketidakpercayaannya terhadap Allah: "Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih" (Roma 1:20). Banyak orang yang mengklaim menolak keberadaan Allah karena "tidak ilmiah" atau "karena tidak ada bukti." Namun kenyataannya adalah ketika mereka mengakui adanya Allah, mereka harus menyadari bahwa mereka harus bertanggung jawab pada-Nya dan membutuhkan pengampunan dari-Nya (Roma 3:23, 6:23). Jika Allah, maka kita harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita pada-Nya. Jika Allah tidak ada, maka kita dapat melakukan apa saja tanpa harus khawatir akan hukuman/penghakiman Allah. Itulah mengapa banyak memilih untuk menolak keberadaan Allah dan memegang erat teori evolusi naturalis - karena hal itu menjadi alternatif terhadap kepercayaan dalam Allah Pencipta. Allah itu ada dan semua orang pada dasarnya menyadari keberadaan-Nya. Fakta bahwa ada kaum yang begitu



gencar berusaha menyangkal keberadaan-Nya secara tidak sengaja malah membenarkan keberadaan-Nya. Bagaimana caranya kita tahu bahwa Allah itu ada? Sebagai orang Kristen, kita tahu bahwa Allah itu ada karena kita berbicara pada-Nya setiap hari. Kita tidak mendengar suara dengan telinga, tetapi kita menyadari kehadiran-Nya, kita merasakan bimbingan-Nya, kita merasakan kasih-Nya, kita rindu menerima kasih karunia-Nya. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan kita menghapuskan segala penjelasan alternatif lain selain Allah. Begitu ajaibnya Allah telah menyelamatkan kita dan merubah kehidupan kita sehingga kita tidak dapat berbuat apapun selain mengakui dan memuji keberadaan-Nya. Semua argumen ini tidak dapat meyakinkan orang yang sudah berketetapan menolak hal yang sudah sangat jelas. Pada akhirnya, keberadaan Allah harus diterima melalui iman (Ibrani 11:6). Iman di dalam Allah bukanlah lompatan di dalam kegelapan; melainkan pijakan ke dalam ruangan yang terang dimana sebagaian besar orang sudah hadir.



4.5 Allah Tritunggal Melansir Jurnal Allah Tritunggal tulisan Herny Kongguasa, istilah Allah Tritunggal menurut Stephen Tong adalah tiga pribadi di dalam satu Allah, yaitu Bapa, Putra dan Roh Kudus. Ketiganya memiliki hakekat yang sama, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Ketiga Pribadi dalam Tritunggal memiliki sifat-sifat Ilahi, esensi, hakekat, natur, serta dasar yang sama. Semuanya berada dalam satu kesatuan dan selalu bertindak bersama-sama. Meski terdiri dari tiga pribadi, Allah tetaplah satu. Tidak ada Allah yang lain. Hal ini dijelaskan di Alkitab lewat Injil Yesaya 45:5 yang berbunyi: Melansir Jurnal Allah Tritunggal tulisan Herny Kongguasa, istilah Allah Tritunggal menurut Stephen Tong adalah tiga pribadi di dalam satu Allah, yaitu Bapa, Putra dan Roh Kudus. Ketiganya memiliki hakekat yang sama, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Ketiga Pribadi dalam Tritunggal memiliki sifat-sifat Ilahi, esensi, hakekat, natur, serta dasar yang sama. Semuanya berada dalam satu kesatuan dan selalu bertindak bersama-sama. Meski terdiri dari tiga pribadi, Allah tetaplah satu. Tidak ada Allah yang lain. Hal ini dijelaskan di Alkitab lewat Injil Yesaya 45:5 yang berbunyi: Mengutip buku Allah Tritunggal: Allah Tritunggal dan Persona dan Pekerjaan Kristus karya Watchman Nee dan Witness Lee, Tuhan Yesus sempat membahas istilah ketiga Pribadi ini dalam Alkitab, tepatnya Matius 28:19 yang berbunyi: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka ke dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus." Ayat tersebut membuktikan bahwa Tuhan dengan jelas membicarakan ketiga Pribadi, yaitu Bapa, Putra, dan Roh. Kata "nama" dalam ayat tersebut merupakan bentuk tunggal. Jika dilihat secara keseluruhan, ayat ini memaparkan bahwa Allah adalah satu namun tiga dan tiga namun satu.



BAB V PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Semua agama mengajarkan bahwa Allah itu ada. Pada umumnya ada dua argumentasi yang dapat diajukan untuk membuktikan bahwa Allah itu memang benar-benar ada, yaitu argumentasi Alkitabiah dan argumentasi alamiah (naturalistic aguments). 2. Nama-nama Allah dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian besar, yaitu : namanama Allah yang primer, nama-nama Allah memakai kata majemuk, dan nama-nama Allah dalam perjanjian baru. 3. Keberadaan Allah ditunjukkan dalam roh, esa, kekal, pribadi, tidak terbatas, Mahakuasa, Maha hadir, Maha tahu, dan tidak berubah. 4. Sifat-sifat Allah, yaitu : Maha kudus, Maha hadir, Maha adil, Maha kasih, Maha setia, dan baik. 5. Penyataan (revelation) adalah suatu tindakan Allah untuk memperkenalkan diriNya kepada manusia, dimana dengan penyataan itu sendiri manusia dapat mengenal Allah secara khusus dapat mengalami keselamatan yang ada dalam Kristus Yesus.



3.2 Saran Dengan disusunnya mini riset ini kami mengharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami materi mengenai ajaran Allah menurut Alkitab serta dapat memberikan kritik dan saran nya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat penulis sampaikan semoga dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.



Daftar Pustaka Djam’an Satori dan Aan Komariah, Riduwan, (ed). 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Edwin A. Palmer, ed. Wilmington. 1968. Encyclopedia of Christianity. Delaware: National Foundation for Christian Education. J. Wesley Brill. 1994. Dasar Yang Teguh. Bandung: Yayasan Kalam Hidup. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sutrisno Hadi. 1986. Metodologi Research 1 Penulisan Paper, Skripsi, Thesis, dan Disertasi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Terok, Sperry Velmer. 2020. Allah Yang Esa Menurut Ajaran Kristen. Jurnal HUPĒRETĒS. Vol 1(2). Hal 79–93. Tim MPK Pendidikan Agama Kristen Unimed. 2018. Pendidikan Agama Kristen. Medan : Partma Mitra Sari. Wahidmurni.2008. Cara Mudah Menulis Proposal Dan Laporan Penelitaian Lapangan; Pendekatan Kualitatif Dan Kuantitatif. Malang: Ikip Malang.