Minipro Kelas Bumil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN MINI PROJECT



Efektivitas Penggunaan Media Komunikasi Grup Whatsapp “Bunda Sehat” Dalam Pengetahuan Ibu Hamil Pada Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Meruya Selatan Disusun Untuk Melengkapi Syarat Internsip



Disusun Oleh : dr. Missy Ayuni Salisa PROGRAM INTERNSIP PERIODE 2018 - 2019 PUSKESMAS MERUYA SELATAN II JAKARTA BARAT 2019



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan anugerah-Nya yang begitu besar sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan minipro ini yang berjudul Efektivitas Penggunaan Media Komunikasi Grup Whatsapp “Bunda Sehat” Dalam Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Pada Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Meruya Selatan II.



1



Laporan ini ditulis dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat Internsip di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II. Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, baik dalam cara penyajian, penulisan, dan tata bahasa. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna menyempurnakan laporan ini. Dalam menyiapkan, menyusun, dan menyelesaikan laporan ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. dr. Agustina Tiku L. Parura selaku kepala Puskesmas Meruya Selatan II. 2. Ibu Bidan Rukmini yang telah memberikan petunjuk dan nasihat sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. 3. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan laporan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis berupaya menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.



Jakarta, 19 Juni 2019 Penulis,



dr. Missy Ayuni Salisa



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................2 DAFTAR ISI.....................................................................................................3 Bab I PENDAHULUAN Latar Belakang......................................................................................5 Rumusan Masalah.................................................................................7 Tujuan Kegiatan....................................................................................7 Manfaat Kegiatan..................................................................................8 Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2



Definisi Kelas Ibu Hamil......................................................................9 Tujuan Kelas Ibu Hamil........................................................................10 Sasaran Kelas Ibu Hamil......................................................................11 Pelaksaan Kelas Ibu Hamil...................................................................11 Kegiatan Pelaksanaan...........................................................................15 Pendekatan Kelas Ibu Hamil................................................................16 Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil...............................................16 Pelaporan..............................................................................................19 Media komunikas “Whatsapp”.............................................................19 Bab III METODE Bentuk Mini Project..............................................................................21 Tempat dan Waktu................................................................................24 Cara Kerja.............................................................................................24 Materi Penyuluhan................................................................................24 Evaluasi Mini Project...........................................................................25 Bab IV HASIL Data Umum Profil Komunitas Umum...........................................................26 Data Geografis..........................................................................27 Data Sumber Daya Puskesmas.................................................28 Data Indikator Kesehatan Ibu dan Anak...............................................29 Bab V PEMBAHASAN Pembahasan..........................................................................................30 Hambatan..............................................................................................31 Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan...........................................................................................32 Saran.....................................................................................................32 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................33 LAMPIRAN



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada



upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB). Kesehatan yang baik merupakan hal yang penting bagi kesejahteraan manusia. Hal tersebut juga berperan penting dalam pembangunan suatu negara, karena dengan tingkat kesehatan masyarakat yang baik dapat memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi dan diharapkan akan lebih produktif. Salah satunya adalah angka harapan hidup bagi ibu hamil yang sangat membutuhkan pengetahuan dasar menganai proses kehamilan sampai dengan proses kelahiran, maupun setelah kelahiran, ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan selamat. Terutama ibu hamil yang tinggal dipedesaan yang dimana dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah tentunya sangat berpengaruh terhadap pengetahuan dasar mengenai kesehatan selama dan sesudah kehamilan. Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengn sel telur yang dihasilkan oleh indung telur. Setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh didalam rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi janin. Menurut data WHO 2013 sekitar 99% kematian ibu diakibatkan oleh masalah persalinan dan kelahiran yang dapat mengancam jiwa, dan berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan AKI. Upaya tersebut antara lain adalah penempatan bidan di berbagai wilayah dan desa, Buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA), program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), Penyediaan Fasilitas Kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas, Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit. Selain itu, juga dilakukan layanan konsultasi saat pemeriksaan rutin kandungan maupun



4



kunjungan posyandu. Namun, konsultasi tersebut hanya mencakup layanan penyuluhan untuk kasus saat ibu yang datang untuk berkonsultasi. Kekurangan – kekurangan tersebut perlu diatasi, maka dibutuhkan upaya peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku ibu serta keluarga agar lebih menyadari pentingnya kesehatan untuk mendukung langkah tersebut yaitu dengan diadakannya Kelas Ibu Hamil. Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dalam bentuk tatap muka dengan umur kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang dan sebagai sarana belajar kelompok dalam bentuk tatap muka yang berisi pengayaan pengetahuan ibu mengenai perkembangan kehamilan, perawatan masa nifas, pentingnya ASI eksklusif, kegiatan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman buku KIA secara menyeluruh dan terjadwal. Penilaian terhadap pelayanan kesehatan ibu hamil dilihat dari cakupan K1 dan K4. Dimana cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan, sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh layanan antenatal sedikitnya empat kali sesuai dengan jadwal yang di anjurkan di tiap trimester kehamilan. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 cakupan pemeriksaan kehamilan (ANC) di DKI Jakarta sebesar 97%, cakupan tersebut hasilnya sama dengan tahun 2013. Sedangkan, cakupan pemeriksaan kehamilan K4 menurut RISKESDAS 2018 di DKI Jakarta sebesar 84% cakupan tersebut meningkat dibandingkan tahun 2013. Pada Puskesmas Meruya Selatan II dari data PWS Oktober 2018 bahwa kunjungan K1 dan K4 sudah mencapai target yaitu 83% untuk seluruh wilayah di Kelurahan Meruya Selatan Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Namun, tingkat pengetauan ibu hamil terhadap pehamanan buku KIA masih kurang di wilayah Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II. Untuk aplikasi Whatsapp dikalangan petugas puskesmas sendiri digunakan sebagai sarana untuk saling bertukar informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya, salah satunya untuk memberikan informasi dan pengetahuan terhadap grup ibu hamil setelah kegiatan kelas ibu hamil. Namun belum ada regulasi dari Management Puskesmas yang mengatur penggunaan Whatsapp dikalangan petugas puskesmas. Selain itu akun Whatsapp yang digunakan oleh petugas puskesmas pun biasanya masih bercampur penggunaannya dimana digunakan untuk keperluan pribadi dan keperluan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Karena masih bercampur penggunaannya maka belum bisa diketahui apakah ada pengaruhnya terhadap kinerja petugas puskesmas. 5



Oleh karena itu penulis tertarik untuk menganalisa pengaruh dari aplikasi whatsapp terharap pengetahuan ibu hamil. Dan penulis mengambil judul: Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Pada Kelas Ibu Hamil Melalui Media Komunikasi Grup Whatsapp “Bunda Sehat” di Kelurahan Meruya Selatan II.



1.2



Rumusan Masalah Tingkat pengetahuan Ibu Hamil tentang kehamilan pada Kelas Ibu Hamil dan



dilanjutkan dengan menggunakan grup WA “Bunda Sehat”. 1.3



Tujuan Kegiatan 1.3.1 Tujuan Umum Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang



pemeriksaan kehamilan, persalinan aman, nifas nyaman, bayi sehat, komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi baru lahir, serta aktifitas fisik ibu hamil. 1.3.2 Tujuan Khusus Terjadinya interaksi antara sesama ibu hamil dan petugas kesehatan



berbagi



pengalaman antar peserta serta meningkatkan pemahaman, sikap, dan perilaku ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan, persalinan aman, nifas nyaman, bayi sehat, komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi baru lahir, serta aktifitas fisik ibu hamil melalui kelas ibu hamil dan grup WA.



1.4



Manfaat Kegiatan 1.4.1 Untuk Tenaga Kesehatan 1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas dalam upaya peningkatan cakupan program 2. Mengetahui tentang kesehatan ibu hamil di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II serta dapat menjalin hubungan yang lebih erat dengan ibu hamil, keluarganya, dan masyarakat. 3. Memudahkan sarana pemberian informasi untuk ibu hamil serta komunikasi ibu hamil dengan layanan kesehatan 1.4.2 Untuk Masyarakat 6



Sarana untuk mendapatkan teman, tempat bertanya, memperoleh informasi penting yang dipraktekkan, serta membantu ibu dalam menghadapi persalinan dengan aman dan nyaman.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Definisi Kelas Ibu Hamil Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil dengan jumlah peserta maksimal 10 orang, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran melalui praktik dengan menggunakan buku KIA, flipchart (lembar balik), pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil, dan di fasilitasi bidan/ tenaga kesehatan. Sejauh ini penyuluhan mengenai kesehatan ibu dan anak masih banyak dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada waktu pemeriksaan kandungan atau pada waktu posyandu. Kegiatan penyuluhan ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus namun memiliki kelemahan antara lain :  Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang dialami saat konsultasi



7



 Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan kepada ibu hanya pengetahuan yang dimiliki petugas saja.  Pelaksanaan penyuluhan kadang tidak terjadwal. Beberapa keuntungan kelas ibu hamil :  Materi yang diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman kelas ibu hamil  Materi lebih komprehensif sehingga memudahkan petugas kesehatan dalam persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil sebelum penyajian materi  Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik tertentu  Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan materi dilaksanakan  Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan penyajian sehingga dapat meningkatkan kualitas sistem pembelajaran. 2.2 Tujuan Kelas Ibu hamil Tujuan umum kelas ibu hamil adalah meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang pemeriksaan dan perawatan kehamilan agar ibu dan janin sehat, persalinan aman, nifas nyaman, ibu selamat, bayi sehat, pencegahan penyakit fisik dan jiwa, gangguan gizi dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar ibu dan janin sehat, perawatan dan bayi lahir agar tumbuh kembang optimal, serta aktifitas fisik ibu hamil. Tujuan khusus kelas ibu hamil : 1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta dengan petugas kesehatan/ bidan 2. Meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku ibu hamil tentang : a. Pemeriksaan dan perawatan kehamilan agar ibu dan janin sehat (pengertian kehamilan, tanda kehamilan, keluhan yang sering dialami ibu hamil, perubahan fisik ibu hamil, perubahan emosional ibu hamil, jadwal pemeriksaan kehamilan, pelayanan kesehatan pada ibu hamil, menjaga ibu hamil dan janin sehat, hal-hal yang harus dihindari oleh ibu selama hamil, mitos/ tabu, dan persiapan menghadapi persalinan) b. Persalinan aman, nifas nyaman, ibu selamat, bayi sehat (tanda-tanda awal persalinan, tanda-tanda persalinan, proses persalinan, inisiasi menyusui dini (IMD), keluarga berencana (KB) paska persalinan, pelayanan nifass, menjaga ibu bersalin dan nifas serta bayi sehat, hal-hal yang harus dihindari ibu bersalin, nifas dan mitos) 8



c. Pencegahan penyakit, komplikasi kehamilan agar ibu dan bayi sehat (penyakit malaria, gejala dan akibatnya, cara peularannya dan cara pencegahan malaria, infeksi menular seksual (IMS), gejala umum HIV/ AIDS, cara pencegahan HIV/ AIDS pada ibu hamil, kurak energi kronis (KEK), anemia (kurang darah), tanda bahaya pada kehamilan, tanda bahaya pada persalinan, tanda bahaya dan penyakit ibu nifas, sindroma paska melahirkan). d. Perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal (tanda bayi lahir sehat, perawatan bayi baru lahir, pelayanan neonatus (6 jam - 28 hari), tanda bahaya pada bayi baru lahir, cacat bawaan, perawatan metode kangooro (PMK), posisi dan perlekatan menyusui yang benar, pemberian imunisasi, menjaga bayi agar sehat, hal-hal yang harus dihindari, mitos dan akte kelahiran). e. Aktivitas fisik ibu hamil. 2.3 Sasaran Kelas Ibu Hamil Peserta kelas ibu hamil merupakan semua ibu hamil yang kontrol rutin kehamilan di Puskesmas Meruya Selatan II. Semua peserta sebaiknya ibu hamil dengan umur kehamilan 4 s/d 36 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang. Diharapkan suami/ keluarga ikut serta minimal satu kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang tanda bahaya serta persiapan persalinan atau materi yang lainnya. Selain itu dalam pelaksanaan kelas ibu hamil melibatkan satu orang kader, bidan atau tenaga kesehatan lainnya. 2.4 Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Penyelenggaraan kelas ibu hamil dapat dilaksanakan oleh pemerintah, swasta LSM dan masyarakat : 1. Fungsi dan Peran (Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas). Pelaksanaan kelas ibu hamil dikembangkan sesuai dengan fungsi dan peran pada masing-masing level yaitu : Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas. a. Fungsi dan peran Provinsi :  Menyiapkan tenaga pelatih  Mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil (sarana dan prasarana)  Monitoring dan evaluasi. b. Fungsi dan peran Kabupaten :  Menyiapkan tenaga fasilitator kelas ibu hamil 9



 Bertanggung jawab atas terlaksananya kelas ibu hamil (dana, sarana dan prasarana)  Monitoring dan evaluasi. c. Fungsi dan peran Puskesmas :  Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir pelaksanaan kelas ibu hamil di wilayah kerjanya.  Bidan atau tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas ibu hamil (identifikasi calon peserta, koordinasi dengan stake holder, fasilitasi pertemuan, monitoring, evaluasi dan pelaporan) 2. Fasilitator dan Narasumber Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasilitator kelas ibu hamil (atau melalui on job training) dan setelah itu diperbolehkan untuk melaksanakan fasilitasi kelas ibu hamil. Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil fasilitator dapat meminta bantuan narasumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu. Narasumber adalah tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dibidang tertentu untuk mendukung kelas ibu hamil. 3. Sarana dan Prasarana a. Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4 m x 5 m, dengan b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.



ventilasi dan pencahayaan yang cukup Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Buku KIA Lembar Balik kelas ibu hamil Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil Buku pegangan fasilitator Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kangguru, dll) jika ada Tikar/ karpet (matras) Bantal, kursi (jika ada) Buku senam hamil/ CD senam hamil (jika ada) Idealnya kelengkapan sarana dan prasarana seperti tersebut diatas, namun



apabila tidak ada ruangan khusus, dimanapun tempatnyabisa dilaksanakan sesuai kesepakatan antara ibu hamil dan fasilitator. Sedangkan kegiatan lainnya seperti senam hamil hanya merupakan materi tambahan. 4. Tahapan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Beberapa tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil : 10



a. Pelatihan bagi pelatih / Training Of Trainer (TOT) Pelatihan bagi pelatih dipersiapkan untuk melatih bagi para fasilitator di tempat pelaksanaan kelas ibu hamil, baik di tingkat kabupaten, kecamatan sampai ke desa. Peserta TOT adalah bidan atau petugas kesehatan yang sudah mengikuti sosialisasi tentang Buku KIA dan mengikuti pelatihan fasilitator. Kegiatan TOT bertujuan untuk mencetak para fasilitator dan selanjutnya akan mampu melaksanakan serta mengembangkan pelaksanaan kelas ibu hamil. Pelatihan bagi pelatih dilakukan secara berjenjang dari tingkat provinsi ke tingkat Kabupaten/ Kota. b. Pelatihan bagi fasilitator Pelatihan fasilitator dipersiapkan untuk melaksanakan kelas ibu hamil. Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan fasilitator kelas ibu hamil atau on job training. Bagi bidan atau petugas kesehatan ini, boleh melaksanakan pengembangan kelas ibu hamil di wilayah kerjanya. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam memfasilitasi kelas ibu hamil, fasilitator hendaknya menguasai materi yang akan disajikan baik materi medis maupun non medis. Beberapa materi non medis berikut akan membantu kemampuan fasilitator dalam pelaksanaan kelas ibu hamil diantaranya :   



Komunikasi interaktif Presentasi yang baik Menciptakan suasana yang kondusif



c. Sosialisasi kelas ibu hamil pada Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Stakeholder Kegiatan sosialisai ini sangat penting di laksanakan sebelum kelas ibu hamil sangat penting. Melalui kegiatan tersebut diharapkan semua unsur masyarakat dapat memberikan respon dan dukungan sehingga kelas ibu hamil dapat dikembangkan dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Materi sosialisasi antara lain : 1) Buku KIA 2) Tujuan Pelaksanaan kelas ibu hamil 3) Manfaat kelas ibu hamil



11



4) Peran Tokoh agama, Tokoh masyarakat dan stakeholder dalam mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil. Peran apa saja yang dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat, tokoh agama stakeholder untuk mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya : a. memotivasi ibu hamil dan keluarganya agar mau mengikuti kelas ibu hamil b. memberikan informasi tentang kelas ibu hamil pada masyarakat khususnya keluarga ibu hamil atau memberikan dukungan fasilitas bagi kelas ibu hamil dan lain-lain. c. Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil 5. Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan kelas ibu hamil : 1) Melakukan identifikasi/ mendaftar semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun waktu tertentu misalnya, selama satu tahun. 2) Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya tempat di Puskesmas atau Polindes, Kantor Desa/ Balai Pertemuan, Posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar menggunakan, tikar/ karpet, bantal dan lain-lain jika tersedia. 3) Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan disampaikan. 4) Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur kehamilan antara 4 sampai 36 minggu. 5) Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan narasumber jika diperlukan. 6. Pelaksanaan kelas ibu hamil Pelaksanaan pertemuan kelas ibu hamil dilakukan minimal 4 kali pertemuan selama hamil atau sesuai dengan kesepakatan antara bidan/ petugas kesehatan dengan peserta/ ibu hamil, dengan tahapan pelaksanaan. 7. Monitoring, evaluasi dan pelaporan Untuk memantau perkembangan dan dampak pelaksanaan kelas ibu hamil perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkesinambungan. Seluruh pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil dibuatkan pelaporan dan didokumentasikan.



12



2.5 Kegiatan Pelaksanaan Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan minimal 4 kali pertemuan selama hamil atau sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi pokok. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil. Senam ibu hamil merupakan kegiatan atau materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan, setelah sampai di rumah diharapkan dapat dipraktekkan. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15 - 20 menit.



2.6 Pendekatan Kelas Ibu Hamil 1. Kelas ibu hamil dilaksanakan dengan menggunakan prinsip Belajar Orang Dewasa (BOD). 2. Bidan memfokuskan pembelajaran pada upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil dengan menggunakan lembar balik, KB-kit, food model, boneka bayi dll. 3. Sesuai dengan pendekatan BOD, metode yang digunakan adalah :  Ceramah  Tanya jawab  Demonstrasi dan praktek  Curah pendapat  Penugasan (peserta ditugaskan membaca Buku KIA, dll)  Simulasi. 4. Pada awal pertemuan dimulai dengan pengenalan kelas ibu hamil dan perkenalan sesama peserta dan fasilitator. Gunakan label nama untuk peserta dan fasilitator. 5. Setiap penggantian sesi sebaiknya diselingi dengan permainan untuk penyegaran. 2.7 Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Monitoring, Evaluasi 1. Monitoring Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan pencapaian, serta masalah dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil monitoring dapat dijadikan 13



bahan acuan untuk perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya. Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Monitoring di tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota dilakukan minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali. Hal-hal yang perlu dimonitor :  Peserta (keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta, keaktifan bertanya)  Sarana prasarana (tempat, fasilitas belajar)  Fasilitator (persiapan, penyampaian materi, penggunaan alat bantu, membangun suasana belajar aktif)  Waktu (mulai tepat waktu, efektif ). 2. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun negatif pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil berikutnya. Evaluasi oleh pelaksana (bidan atau koordinator bidan) dilakukan pada setiap selesai pertemuan kelas ibu. Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan evaluasi bersama sama misalnya 1 kali setahun. Cara melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil : A. Evaluasi pada pelaksanaan kelas ibu hamil :  Sebelum penyajian materi pada setiap pertemuan kelas ibu hamil, dimulai dengan melakukan penjajagan pengetahuan awal peserta melalui curah pendapat dengan cara memberikan pertanyaan kepada peserta dan peserta diminta untuk menjawab secara bergilir  Evaluasi akhir : dilakukan setelah selesai penyampaian semua materi pertemuan I kelas ibu hamil. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan peserta pada akhir pertemuan Kelas Ibu hamil dengan cara memberikan pertanyaan kepada peserta dan peserta diminta untuk menjawab secara bergilir, kemudian bandingkan antara hasil curah pendapat pertama dengan setelah diberikan materi. B. Evaluasi kemampuan fasilitator pelaksanaan kelas ibu hamil.  Untuk mengetahui kemampuan fasilitator dalam memfasilitasi pelaksanaan kelas ibu hamil dilakukan evaluasi harian/setiap kali pertemuan.  Evaluasi dilakukan setiap akhir pertemuan. 14



 Evaluasi dilakukan oleh bidan dan koordinator bidan atau Dinas Kesehatan Kabupaten atau Dinas Kesehatan Provinsi.  Aspek yang dievaluasi: 1. Pengenalan kelas ibu hamil, 2. Persiapan : a. Kemampuan mengatur ruangan yang mendukung kelancaran proses pembelajaran, b. Kemampuan mempersiapkan materi dan alat bantu c. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil 3. Keterampilan memfasilitasi : a. Menciptakan dan membina suasana / hubungan akrab dengan peserta dan kalangan peserta, b. Kemampuan mendemonstrasikan keterampilan c. Penguasaan isi/topik pertemuan, d. Kemampuan menciptakan situasi partisipasi dalam proses dan mencapai hasil pembelajaran, e. Kemampuan memberikan umpan balik positif yang tepat, f. Keterampilan menggunakan alat bantu visual (Lembar balik, buku KIA dll), g. Penyajian materi yang kondusif sesuai situasi dan kondisi peserta dan tujuan pembelajaran, 4. Keterampilan merangkum sesi, mengevaluasi tanggapan peserta dan membuat kesepakatan untuk membuat sesi lanjutan. 5. Penggunaan Buku KIA pada pertemuan kelas ibu hamil. Lakukan review bersama fasilitator tentang hasil observasi, hal-hal positif dan kekurangan dalam memfasilitasi pertemuan kelas ibu hamil agar pada penampilan Fasilitator pada pertemuan berikutnya bisa lebih baik lagi.



2.8 Pelaporan Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan kelas ibu hamil dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihak



15



pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun setiap selesai melaksanakan kelas ibu hamil. Isi laporan minimal memuat tentang :     



Waktu pelaksanaan Jumlah peserta Proses pertemuan Masalah dan hasil capaian pelaksanaan Hasil evaluasi Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan/tenaga kesehatan



pelaksana kelas ibu hamil ke Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten ke Dinas Kesehatan Provinsi ke Kementerian Kesehatan. Pelaporan oleh bidan/pelaksana pertemuan kelas ibu hamil dilakukan setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan pelaksanaan kelas ibu hamil, Kabupaten dan Provinsi pelaporan disusun setiap 3 (tiga) bulan sekali dan laporan tahunan. 2.9 Media Komunikasi “Whatsapp”



Whatsapp merupakan salah satu aplikasi yang populer dikalangan masyarakat baik dari kalangan menengah atas maupun kalangan menengah bawah. Kegunaan Whatsapp sendiri adalah sebagai media social chat dimana bisa untuk saling bertukar informasi antar pribadi maupun dalam grup. Menurut Yeboah dan Ewur (2014 : 157) Aplikasi pengirim pesan Whatsapp sudah ada dimana-mana untuk sementara ini tetapi sudah update terbaru telah meningkatkan fungsionalitas dari aplikasi sejak tanggal rilisnya. Tujuan utama dibalik aplikasi ini adalah untuk menggantikan SMS dengan mobile messenger antar platform yang bekerja pada jaringan data. Jika Anda memiliki teks terbatas, ini masih menguntungkan karena merupakan cara yang nyaman untuk menghindari biaya internasional yang mungkin akan dikenakan



16



Mneurut Rohmadi (2016:1) Sosial media, sesuai namanya merupakan media yang memungkinkan penggunanya untuk saling bersosialisasi dan berinteraksi, berbagai informasi maupun menjalin kerja sama. Media sosial dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai bentuk komunikasi elektronik yang mana penggunanya berinteraksi sesuai dengan yang mereka inginkan, dan kebebasan berbagai atau bertukar dan mendiskusikan informasi, ide, pesan pribadi dan konten lainnya tentang satu sama lain dan tentang kehidupan mereka dengan menggunakan sebuah alat multimedia yang beragam baik itu kalimat pribadi, gambar, video atau audio yang memanfaatkan platform online saat mereka bisa terhubung ke internet.



BAB III METODE 3.1 Bentuk Mini Project Setelah persiapan dilakukan, dan didapat sejumlah peserta sesuai dengan target yang sudah ditetapkan akhirnya dilaksanakanlah kegiatan kelas ibu hamil di RW 002 Kelurahan Meruya Selatan. Kelas ibu hamil diikuti oleh 10 orang peserta yang kontrol rutin kehamilannya di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II. Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 2 April 2019 mulai pukul 14.00 WIB. Diawali dengan absensi, dan dilanjutkan dengan pre test mengenai materi awal yang akan 17



diberikan. Saat menunggu kegiatan pretest, dokter internship beserta ibu bidan Rukmini bekerja sama dalam mempersiapkan tempat beserta sarana untuk memberikan penyuluhan. Penyuluhan dilakukan dengan media flipchart. Adapun materi yang disampaikan dalam pertemuan pertama membahas tentang pemeriksaan kehamilan agar ibu dan janin sehat yang meliputi apakah kehamilan itu, tanda kehamilan, keluhan yang sering dialami ibu hamil, perubahan emosional ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, pelayanan kesehatan pada ibu hamil, menjaga ibu hamil sehat dan janin sehat, hal hal yang harus dihindari oleh ibu selama hamil, mitos pada kehamilan, persiapan menghadapi persalinan, hubungan suami istri selama hamil. Ibu ibu hamil sangat antusias dengan kegiatan ini karena dapat membantu mereka untuk lebih mengerti tentang kehamilan, dan mempersiapkan kelahiran. Kegiatan ini sangat disambut baik oleh peserta, yang mana bagi sebagian besarnya pengalaman hamil pertama. Antusiasme mereka tergambar dengan munculnya beberapa pertanyaan yang diajukan kepada kami khususnya masalah keluhan-keluhan awal pada saat kehamilan. Setelah pemberian materi dilanjutkan dengan pelaksanaan senam ibu hamil selama lebih kurang 15-20 menit. Senam ini bertujuan dapat membuat ibu menjadi nyaman dengan kehamilannya, serta dapat memperlancar proses persalinannya. Setelah kegiatan senam selesai, lalu dilanjutkan dengan acara terakhir yaitu kegiatan post test dari materi yang telah disampaikan. Pre test dan pos test ini sangat penting untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil. Pertemuan kedua diadakan pada tanggal 4 April 2019 mulai pukul 14.00 WIB. Seperti halnya pada pertemuan pertama, kegiatan diawali dengan absensi serta pelaksanaan kegiatan pre test terlebih dahulu mengenai materi yang akan diberikan. Persiapan tempat beserta sarana presentasi juga telah kami lakukan sekitar 15 menit sebelum kegiatan dimulai untuk menunjang keberhasilan jalannya acara. Pada pertemuan kedua materi yang diberikan sedikit lebih padat sehingga memerlukan waktu yang agak lama, namun tidak mengurangi antusiasme dari peserta dalam mengikuti jalannya kegiatan. Adapun materi yang diberikan pada pertemuan kali ini diantaranya membahas tentang persalinan aman, nifas nyaman, ibu selamat, bayi sehat yang meliputi tanda tanda awal persalinan, tanda tanda persalinan, proses persalinan, inisiasi menyusui dini, KB pasca melahirkan, pelayanan nifas, menjaga ibu bersalin dan nifas serta bayi sehat, hal hal yang harus dihindari ibu bersalin dan nifas, mitos pada persalinan. Materi tersebut nampaknya juga 18



sangat menarik bagi ibu-ibu peserta kegiatan, karena pada awalnya dari apa yang mereka tahu dan dengar bahwa melahirkan itu sakit, berat, dan sangat melelahkan, kemudian di sini kami berupaya memberikan penjelasan untuk mengurangi rasa cemas, dan ketakutan mereka. Dalam hal ini selalu kita tekankan bahwa dengan mengetahui tanda-tanda persalinan, dan bahaya persalinan, serta mengetahui bagaimana proses persalinan yang sesungguhnya, para peserta kemudian mulai mengerti bahwa anggapan mereka selama ini salah. Setelah sesi pemberian materi berlangsung cukup lama, untuk melepaskan ketegangan dan sedikit relaksasi kami berikan kesempatan untuk istirahat, sambil menikmati snack dan minum. Lalu pada akhir sesi dilaksanakan kegiatan post test dan senam hamil seperti halnya pada pertemuan pertama. Pada pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada tanggal 5 April 2019 mulai pukul 14.00 WIB. Seperti pada dua pertemuan sebelumnya, diawali dengan kegiatan absensi serta pre test terlebih dahulu mengenai materi yang akan diberikan. Setelah persiapan presentasi selesai dan peserta telah siap untuk memulai kegiatan lalu dilanjutkan dengan kegiatan pemberian materi. Untuk materi pertama dijelaskan mengenai jenis-jenis penyakit menular seksual, gejalanya serta bagaimana pencegahannya. Di sini kami menampilkan slide dan berisi mengenai gambar-gambar mengenai beberapa penyakit menular seksual yang lumrah ditemui seperti sifilis, gonore, kondiloma. Awalnya saat diberikan penjelasan mengenai hal tersebut ibu-ibu banyak yang kaget, takut jika mendapati suami atau pasangannya atau bahkan mereka sendiri mengalami penyakit seperti itu, namun dari kami sebagai pemberi materi kembali menegaskan bahwa sebisa mungkin harus dilakukan pencegahan terutama dari perilaku seksual yang aman dan baik dari masing-masing pasangan, dan edukasi kepada mereka seandainya menemukan kasus-kasus seperti itu di lapangan misalnya saudara, atau kerabat hendaknya jangan malu-malu untuk memeriksakan ke pelayanan kesehatan yang terdekat agar mendapat penanganan lebih awal dan memberikan respons pengobatan yang lebih baik. Selanjutnya materi dilanjutkan dengan akan membahas pencegahan penyakit komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar ibu dan bayi sehat yang meliputi pembahasan anemia, kurang energi kronis, tanda bahaya pada kehamilan, tanda bahaya pada persalinan, tanda bahaya dan penyakit ibu nifas, sindroma pasca melahirkan, penyakit malaria gejala dan akibatnya, cara penularan malaria, cara pencegahan malaria, HIV AIDS, cara pencegahan HIV AIDS pada ibu hamil. 19



Seperti pada pertemuan sebelumnya, pertemuan ketiga juga ditutup dengan post test dan senam hamil Pertemuan keempat diadakan pada 9 April 2019 mulai pukul 14.00 Pada pertemuan keempat akan membahas perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal yang meliputi tanda bayi lahir sehat, perawatan bayi baru lahir, pelayanan kesehatan neonatus, tanda bahaya pada bayi baru lahir, cacat bawaan, perawatan metode kangguru, posisi dan pelekatan menyusui yang benar, pemberian imunisasi, menjaga bayi agar sehat, hal hal yang harus dihindari dalam merawat bayi baru lahir, mitos pada perawatan bayi baru lahir. Karena ini merupakan pertemuan terakhir tidak lupa kami juga menjelaskan mengenai persiapan-persiapan pasangan menjelang kelahiran antara lain harus mempunyai tabungan untuk persalinan, pakaian untuk bayi yang akan dilahirkan, dan tentunya pembuatan akta kelahiran segera setelah bayi lahir. Meskipun kelihatannya sepele namun terkadang beberapa keluarga melupakan pembuatan akta kelahirannya bahkan sampai terkena denda karena keterlambatan dalam pembuatannya, maka hal ini juga menjadi perhatian kami dengan harapan segera setelah kelas pertemuan ini berakhir ibu hamil akan menjadi siap menghadapi proses kehamilannya. Dan tidak lupa pada akhir sesi ini diadakan post test serta senam hamil. Setelah kegiatan kelas ibu hamil selesai dilanjutkan evaluasi dengan menggunakan whatsapp yaitu grup “bunda sehat” tujuannya untuk memudahkan komunikasi, sehingga bila ada pertanyaan, keluhan, atau kesulitan yang dialami pada masa kehamilan ini dapat ditanyakan langsung dan menemukan solusinya. 3.2 Tempat dan waktu Lokasi kelas ibu hamil dilakukan di Kelurahan Meruya Selatan II. Pada tanggal 2, 4, 5 dan 9 April 2019 pada pukul 13.00 - 15.00 WIB. 3.3 Cara Kerja 1. Pemilihan ibu - ibu hamil yang masuk pada kriteria sejumlah 10 orang. 2. Pada pertemuan pertama, peserta diminta mengerjakan kuesioner. Kemudian diminta mengerjakan pre-test. 3. Setelah mengerjakan pre-test, fasilitator dan narasumber memulai memberikan materi kelas ibu. Materi diberikan dengan feed back langsung secara interaktif. 4. Setelah sesi materi selesai, pasien diminta mengerjakan post test. Poin no 2,3,4 dilakukan selama 4 kali pertemuan. 5. Pre test dan post test dinilai skornya dan dijadikan penilaian pada penelitian ini. 20



6. Peserta diajarkan dan melakukan senam hamil. 3.4 Materi Penyuluhan Pada pelaksanaan kelas ibu hamil akan dibagi menjadi empat pertemuan. Setiap pertemuan akan membahas materi yang berbeda beda. Pada pertemuan pertama akan membahas tentang pemeriksaan kehamilan agar ibu dan janin sehat yang meliputi apakah kehamilan itu, tanda kehamilan, keluhan yang sering dialami ibu hamil, perubahan emosional ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, pelayanan kesehatan pada ibu hamil, menjaga ibu hamil sehat dan janin sehat, hal hal yang harus dihindari oleh ibu selama hamil, mitos pada kehamilan, persiapan menghadapi persalinan, hubungan suami istri selama hamil. Pada pertemuan kedua akan membahas tentang persalinan aman, nifas nyaman, ibu selamat, bayi sehat yang meliputi tanda tanda awal persalinan, tanda tanda persalinan, proses persalinan, inisiasi menyusui dini, KB pasca melahirkan, pelayanan nifas, menjaga ibu bersalin dan nifas serta bayi sehat, hal hal yang harus dihindari ibu bersalin dan nifas, mitos pada persalinan. Pada pertemuan ketiga akan membahas pencegahan penyakit komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar ibu dan bayi sehat yang meliputi pembahasan anemia, kurang energi kronis, tanda bahaya pada kehamilan, tanda bahaya pada persalinan, tanda bahaya dan penyakit ibu nifas, sindroma pasca melahirkan, penyakit malaria gejala dan akibatnya, cara penularan malaria, cara pencegahan malaria, infeksi menular seksual, HIV AIDS, cara pencegahan HIV AIDS pada ibu hamil. Pada pertemuan keempat akan membahas perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal yang meliputi tanda bayi lahir sehat, perawatan bayi baru lahir, pelayanan kesehatan neonatus, tanda bahaya pada bayi baru lahir, cacat bawaan, perawatan metode kangguru, posisi dan pelekatan menyusui yang benar, pemberian imunisasi, menjaga bayi agar sehat, hal hal yang harus dihindari dalam merawat bayi baru lahir, mitos pada perawatan bayi baru lahir, pembuatan akta kelahiran. 3.5 Evaluasi Mini Project - Evaluasi kelas ibu hamil dilakukan dengan pemberian kuesioner pre test dan post test -



melalui grup whatsapp. Kuesioner dibuat dengan menggunakan google form lalu di bagikan di grup whatsapp. Hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil berikutnya. 21



BAB IV HASIL 4.1 Data Umum 4.1.1 Profil Komunitas Umum Kelurahan Meruya Selatan merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Kembangan di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. Dengan luas 280 Ha. Ketinggian tanah dari permukaan laut ± 7 m. Curah hujan di tempat ini rata-rata 2,50 mm/tahun. Suhu udara rata-rata 37-40 ºC. Jarak dari pusat kantor kecamatan kurang lebih 5 km, dari pusat kantor kota administrasi kurang lebih 2,5 km, dan jarak dari pusat pemerintahan DKI Jakarta kurang lebih 15 km. Alat transportasi yang dapat digunakan adalah kendaraan umum (B 03) dan kendaraan roda dua (ojek). Jumlah penduduk sekitar 19,759 jiwa dengan luas wilayah 97 Ha, dengan wilayah kerja 4 RW dan 36 RT. Terdiri dari 7 Posyandu dan 3 Posbindu. Gedung Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II memiliki ukuran 240 m² yang terletak diatas tanah seluas 600 m². Terdiri dari 2 lantai. Dengan pembagian lantai I, yang merupakan lokasi untuk Loket, Ruang Tunggu, Ruang Data, Poli KIA, KB, BPU, MTBS, Ruang Pojok ASI, Dapur dan Apotek. Sedangkan Lantai II diisi oleh poli BPG, gudang obat, mushola, ruang rapat, gudang PMT, ruang Kepala Puskesmas. Pada wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II, terdapat 1 Poliklinik swasta, 3 bidan praktek swasta, dan 8 lokasi pengobatan tradisional. Puskesmas Meruya Selatan II memiliki visi “Menjadi Garda Terdepan Dalam Pelayanan Kesehatan yang Bermutu”, dan memiliki beberapa misi, yaitu : 1. Melakukan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu dengan sumber daya yang profesional 2. Menerapkan sistem manajemen mutu yang berkesinambungan 3. Meningkatkan kemitraan peran lintas sektoral dan pemberdayaan masyarakat



22



4.1.2 Data Geografis



Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan Kembangan



Batas-batas Kelurahan Meruya Selatan adalah sebagai berikut:    



Utara : Berbatas dengan wilayah puskesmas Meruya Selatan I Selatan : Kelurahan Joglo Barat : Kelurahan Karang Mulia dan Karang Timur Timur: Kelurahan Srengseng



Kelurahan Meruya Selatan terdiri atas 11 RW dan 82 RT yang mempunyai 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan I dengan Wilayah kerja RW 01, 04, 06, 07, 08, 10 dan 11, sedangkan Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II dengan wilayah kerja RW 02, 03, 05 dan 09.  Data Sumber Daya Manusia Puskesmas Sumber Daya Manusia yang ada di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II terdiri dari sebagai berikut:    



Dokter Umum Dokter Gigi Bidan Perawat



: 3 orang : 1 orang : 3 orang : 3 orang 23



    



Asisten apoteker Sanitarian Non kesehatan Petugas Kebersihan Petugas Keamanan



: 1 orang : 1 orang : 2 orang : 2 orang : 3 orang dibagi 24 jam dalam 2 shift



4.2 Data Indikator Kesehatan Ibu dan Anak Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Berikut ini merupakan data berbagai indikator kesehatan ibu dan anak di cakupan wilayah kerja Puskesmas Meruya Selatan 2 sampai dengan bulan Oktober 2018: No



Program



Target



RW 02



RW 03



RW 05



RW 09



1



K1



83%



81,5%



84%



84%



83,1%



2



K4



83%



82,7%



84%



83,5%



83,1%



3



Pertolongan Persalinan oleh Nakes



83%



84,4%



83,3%



84%



82,4%



4



Kunjungan Neonatus 1



83%



76%



82%



81%



89%



5



Kunjungan Nifas



83%



84,4%



83,3%



84%



82,4%



6



Penanganan Komplikasi Ibu Hamil



83%



88%



64%



87%



69%



7



Penanganan Komplikasi Neonatus



83%



91%



90%



72%



73,5%



Tabel 1. Perbandingan angka target dan pencapaian program KIA dan KB di wilayah kerja Puskesmas Meruya Selatan II bulan Oktober 2018



Jumlah Kunjungan Ibu hamil tahun 2018



24



Gambar 2. Diagram batang yang menunjukkan jumlah kunjungan ibu hamil K1-K4 pada bulan Oktober 2018



Dari data diatas, untuk sasaran K1 dan K4 ibu hamil pada tahun 2018 mencapai 307 dan target yang telah dicapai pada bulan oktober 2018 pencapaiannya sekitar 256 untuk K1 dan 256 untuk K4, sedangkan cakupan yang harus di capai pada bulan oktober 2018 untuk K1 yaitu 255 dan K4 255 pada program KIA dan KB diwilayah kerja Puskesmas Meruya Selatan II sampai dengan bulan Oktober 2018. Hal tersebut menunjukkan rata rata jumlah kunjungan ibu hamil K1 dan K4 sudah memenuhi target, namun sasaran ibu hamil belum memenuhi dari data pada bulan oktober Pada indikator pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dapat dilihat bahwa semua RW diwiliyah kerja puskesmas Meruya Selatan II sudah mencapai target. Pada indikator kunjungan neonatus 1 dapat dilihat bahwa RW 02 belum mencapai target. Pada indikator kunjungan nifas didapatkan RW 09 belum mencapai target. Pada indikator penanganan komplikasi ibu hamil dapat dilihat bahwa RW 03 dan RW 09 belum mencapai target. Dan pada indikator penanganan komplikasi neonatus didapatkan bahwa RW 05 dan RW 09 belum mencapai target. BAB V PEMBAHASAN



25



Pada laporan mengenai pengetahuan ibu hamil melalui kegiatan kelas ibu hamil dan dilanjutkan evaluasi melalui grup WA “Bunda Sehat” didapatkan hasil bahwa ibu hamil sangat mendukung adanya grup WA karena memudahkan dalam berkonsultasi disamidi Kelurahan Meruya Selatan II yaitu rata rata sudah memenuhi target, namun sasaran ibu hamil belum memenuhi dari data pada bulan oktober 2017. Oleh sebab itu penulis membuat mini project untuk melihat seberapa efektif grup WA terhadap pengetahuan ibu hamil setelah dilakukannya kelas ibu hamil. Dari hasil pretes dan post tes yang telah dilaksanakan terhadap ibu hamil, mendapatkan hasil sebagai berikut. Diketahui bahwa semua ibu hamil yang melakukan konsultasi melalui grup whatsapp melakukan kontrol kehamilan secara rutin. Dengan presentase sebanyak 100%. Kemudian diketahui dari hasil post test bahwa ibu hamil terbanyak melakukan kontrol kehamilan di puskesmas sebanyak 11,8% dan 5,8% ragu terkadang melakukan kontrol kehamilan di puskesmas atau rumah sakit. Selama kehamilan ibu hamil mendapatkan informasi yang cukup baik dengan hasil post test sebanyak 100%. 82,4% ibu hamil menjawab mendapatkan informasi dari petugas kesehatan, dan 17,6% dari media sosial. Menurut ibu hamil, informasi yang diperoleh dari petugas kesehatan itu sangat penting dengan presentase sebanyak 100% dengan salah satu alasannya adalah karena ibu hamil ingin mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang kehamilan serta ibu hamil juga ingin terhindar dari berbagai berita hoax tentang kehamilan. Ibu hamil juga menjawab melalui hasil post test yaitu beberapa informasi penting mengenai kehamilanb yaitu: tentang makanan bergizi bagus untuk ibu hamil dan janin, obatobatan selama kehamilan, tanda bahaya saat kehamilan, dan pertumbuhan-perkembangan janin. Mengenai kelas ibu hamil, diperoleh presentase sebanyak 52,9% menjawab ya pernah mengikuti kelas ibu hamil, 47,1% menjawab tidak pernah mengikuti kelas ibu hamil. Beberapa alasan salah satunya ibu hamil tidak mengikuti kelas adalah tidak tahu mengenai jadwal, kemudian bentrok dengan pekerjaanya. Dari pertanyaan mengenai apakah ibu hamil sering menggunakan alat komunikasi seperti handphone, sebanyak 100% mnejawab iya. Selain itu ibu hamil juga mengharapkan ada media komunikasi antar ibu hamil. Alasannya oleh akrena antar ibu hamil ingin berbagi pengalaman oleh yang sebelumnya.



26



Melalui pertanyaan terakhir di post test mengenai sarana apa yang diinginkan untuk komunikasi sesama ibu hamil, sebanyak 18,8% menjawab melalui grup chat, 6,3% menjawab dengan cara bertemu langsung secara tatap muka.



5.2 Hambatan Hambatan atau kendala ibu hamil pada grup WA “Bunda Sehat” adalah -



Ibu hamil yang tidak memiliki Whatsapp



-



Ibu hamil yang tidak aktif ikut berpartisipasi dalam grup



-



Ibu hamil yang langsung chat pribadi



BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN



27



Kesimpulan dari minipro ini adalah adanya efektifitas dalam penggunaan whatsapp untuk peningkatan atau perbaikan mengenai pengetahuan ibu hamil. Rata-rata semua peserta ibu hamil juga setuju adanya grup ini supaya memudahkan dalam berkomunikasi, bertukar informasi, konsultasi tentang perawatan kehamilan dan persalinan, perawatan nifas dan bayi, pencegahan penyakit dan komplikasi pada kehamilan, dan mitos –mitos yang belum diketahui sebelumnya. B. SARAN Dari pemaparan laporan ini, saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut.



1. Diharapkan semua ibu hamil ikut aktif berpartisipasi terhadap grup whatsapp “Bunda Sehat”. Hal ini karena masih banyak ibu hamil yang pasif. 2. Ditingkatkan lagi untuk dokter internship atau petugas kesehatan dalam memberikan pengetahuan mengenai kehamilan juga lebih cepat menjawab apaila ada ibu hamil yang bertanya



DAFTAR PUSTAKA 1. Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.



28



2. World Health Organization. Health and Development. [Internet]. c2015. [cited 2015 Jan 02]. Available from:http://www.who.int/hdp/en/. 3. Riset Kesehatan Dasar



(RISKESDAS)



2018.



http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_2018/Hasil %20Riskesdas%202018.pdf.



4. Infodatin.Pusat



Data



dan



Informasi



Kementrian



Kesehatan



RI.



http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-ibu.pdf. 5. Novel, Agatha. dr. 2015. Pengaruh Kelas Ibu hamil Terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan



Ibu



Tentang



Buku



Kesehatan



Ibu



dan



Anak.



https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/9232



29