Model Model Penelitian Tindakan Kelas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat berupa



kesehatan



sehingga



penulisan



makalah



ini



dapat



terselesaikan untuk melengkapi tugas perkuliahan Penelitian Pendidikn II. Makalah ini kami susun dengan judul “Model-model Penelitian Tindakan Kelas”. Atas



terselesainya



makalah



ini



kami



mengucapkan



terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan kepada kami dalam penyusunan makalah ini. Terimakasih juga kami ucapkan kepada pihak terkait yang telah memberikan saran dan solusi dalam penulisan makalah ini. Demikianlah semoga makalah ini akan bermanfaat bagi kita semua.



Indralaya, ... Januari 2017



Penyusun



2



Daftar Isi Halaman Judul......................................................................................................i Kata Pengantar.....................................................................................................ii Daftar Isi..............................................................................................................iii Bab I. Pendahuluan...............................................................................................1 A. Latar Belakang.................................................................................................1 B. Rumusan Masalah............................................................................................1 C. Tujuan..............................................................................................................1 Bab II. Pembahasan..............................................................................................2 A. B. C. D. E. F.



Model Kurt Lewin.......................................................................................2 Model Kemmis Mc Taggart........................................................................4 Model John Elliot........................................................................................7 Model Cohen dkk.......................................................................................11 Model Mc Kernan......................................................................................14 Model Hopkins...........................................................................................16



Bab III. Penutup...................................................................................................19 Daftar Pustaka.....................................................................................................20



3



BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Untuk melakukan Penelitian Tindak Kelas (PTK),terlebih dahulu dikemukakan model-model atau desain-desain penelitian tindakan yang selama ini digunakan. Hal ini dimaksudkan agar wawasan kita menjadi lebih luas dan dengan mengetahui berbagai design model penelitian tindakan kelas, design yang dikebangkan akan menjadi lebih jelas dan terarah. Pada prinsipnya peerapan PTK dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Ada beberapa model atau design yang dapat diterapkan. Designdesign tersebut diantaranya Model Kurt Lewin, Model Kemmis Mc Taggart, Model John Elliot, Model Jhon Elliot, Model Cohen dkk, Model Hopkins, dan Model McKernan B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana identifikasi model Kurt Lewin? 2. Bagaimana identifikasi model Kemmis Mc Taggart? 3. Bagaimana identifikasi model John Elliot? 4. Bagaimana identifikasi model Cohen dkk? 5. Bagaimana identifikasi model Hopkins? 6. Bagaimana identifikasi model Mc Kernan? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana identifikasi model Kurt Lewin 2. Untuk mengetahui bagaimana identifikasi model Kemmis Mc Taggart 3. Untuk mengetahui bagaimana identifikasi model John Elliot 4. Untuk mengetahui bagaimana identifikasi model Cohen dkk 5. Untuk mengetahui bagaimana identifikasi model Hopkins 6. Untuk mengetahui bagaimana identifikasi model Mc Kernan BAB II PEMBAHASAN MODEL-MODEL PTK



1



A. Model Kurt Lewin PTK pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946. Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian, karena dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus-menerus. Ia menggambarkan penelitian tindakan sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral. Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu; a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c)pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut : Acting



Observing



Planning



Reflecting Siklus PTK menurut Kurt Lewis 1. Menyusun perencanaan (planning) Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat RPP, mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan dikelas,mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. 2. Melaksanakan tindakan (acting). Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan tindakan yang telah dirumuskan dalam RPP, dalam situasi yang actual, yang meliputi kegiatan awal, inti dan penutup. 2



3. Melaksanakan pengamatan (observing) Pada tahap ini yang harus dilaksanakan adalah mengamati perilaku siswa siswi yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran. Memantau kegiatan diskusi atau kerja sama antar



kelompok



mengamati pemahaman tiap tiap siswa dalam penguasaan materi pembelajaran, yang telah dirancang sesuai dengan PTK. 4. Melakukan refleksi (reflecting) Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mencatat hasil observasi,



mengevaluasi



hasil



observasi,



menganalisis



hasil



pembelajaran, mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK tercapai. Contoh: Bagaimana saya dapat membuat para mahasiswa speak 1.



up dalam matakuliah speaking? Mungkin saya perlu



Perencanaan : memberikan penghargaan (reward) kepada mahasiswa 2. Tindakan : 3.



yang mau berbicara. Saya memberikan penghargaan (yang berupa tambahan nilai) kepada setiap mahasiswa yang mau berbicara.



Pengamatan :



Bersamaan dengan itu, saya mengamati apakah dengan penghargaan tersebut para mahasiswa mau berbicara. Para mahasiswa mulai mau berbicara. Namun, mereka



4. Refleksi :



tampak



masih



malu-malu



kucing.



Saya



perlu



merencanakan suatu tindakan agar mahasiswa mau berbicara tanpa malu-malu lagi.



B. Model Kemmis dan McTaggart Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin sebagaimana yang diutarakan di atas. Hanya saja, komponen acting (tindakan) dengan 3



observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan. Untuk lebih tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk designnya (Kemmis & McTaggart, 1990:14).



Siklus PTK menurut Kemmis & McTaggart Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaianuntaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu ; perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri



dari



perencanaan,



tindakan,



pengamatan



dan



refleksi.



Pada gambar diatas, tampak bahwa didalamnya terdiri dari dua perangkat komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan



4



sesungguhnya, jumlah siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan. Berikut langkah-langkahnya secara lebih jelas: 1. Refleksi Awal Refleksi



awal



merupakan



kegiatan



penjajakan



yang



dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan masalah selesai dilakukan, selanjutnya perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian. 2. Penyusunan Perencanaan Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahanpermasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.



3. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai



upaya



perbaikan,



peningkatan



atau



perubahan



yang



dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang



5



dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal. 4. Observasi (Pengamatan) Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi. 5. Refleksi Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya langkah-langkah PTK model Kemmis dan Taggart berupa siklus dengan setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan (tindakan), pengamatan (observasi), dan refleksi yang dipandang sebagai satu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan. Pada umumnya terjadi lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah saat ini pada umumnya berdasarkan model PTK Kemmis dan McTaggart ini.



6



C. Model John Elliot Jika diperhatikan desain PTK John Illiot seperti yang terpampang di bawah, tampak bahwa di dalam satu tindakan (acting) terdiri dari beberapa step atau langkah tindakan, yaitu langkah tindakan 1, langkah tindakan 2, dan langkah tindakan 3. Adanya langkah-lamgkah untuk setiap tindakan ini dengan dasar pemikiran bahwa di dalam mata pelajaran terdiri dari beberapa pokok bahasan, dan setiap pokok bahasan terdiri dari beberapa materi yang tidak diselesaikan dalam satu kali tindakan. Oleh karenanya, untuk menyelesaikan satu pokok bahasan tertentu diperlukan beberapa kali langkah tindakan yang terealisasi di dalam kegiatan belajarmengajar. Apa pun masalah yang akan diangkat dalam penelitian, hendaknya tetap berada dalam lingkup permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam praktik kesehariannya di kelas dan merupakan sesuatu yanng ingin dirubah atau diperbaiki. Semuanya itu harus dimulai dari ide awal, sampai monitoring pelaksanaan dan efeknya, sesuai dengan bagan dibawah ini, semuanya tetap dalam bentuk spiral. Model ini sebenarnya bagus untuk diterapkan di sekolah, namun dalan kenyataannya belum banyak guru yang memakai model ini. Hal ini dikarenakan model ini kurang dikenal oleh guru dan sangat sulit penerapannya di lapangan. Mungkin karena belum terbiasa dan belum banyak dosen yang membantu menerapkannya dalam melaksanakan PTK di sekolah.



Siklus I



Siklus II



Ide Awal



7



Siklus III



Temuan dan Analisis



]



Perencaan Umum Langkah tindakan 1,2,3



Implementasu Langkah Tindakan



Monitoring Implementasi dan Efeknya



Penjelasan Kegagalan tentang Implementasinya



Revisi perencanaan Umum Perbaikan Perencanaan Langkah Tindakan Implementasi Langkah berikutnya



Monitoring Implementasi dan Efek



Revisi Ide Umum



Penjelasan Kegagalan dan Efek



Perbaikan Perencanaan Langkah Tindakan 1,2,3



Implementasi Langkah berikutnya



Monitoring Implementasi dan Efek



Model PTK dari John Elliot ini lebih rinci jika dibandingkan dengan model Kurt Lewin dan model Kemmis-Mc Taggart. Dikatakan demikian, karena di dalam setiap siklus terdiri dari beberapa aksi, yaitu antara tiga sampai lima aksi (tindakan). Sementara itu, setiap tindakan



8



kemungkinan terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa hal tersebut itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang



berbeda secara skematis dengan kedua



model sebelumnya. Penjelasan tahapan PTK John Elliot 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk melihat dan menemukan masalah-masalah apa aja yang terjadi disekolah. Lebih khususnya lagi dalam proses pembelajaran di kelas. Identifikasi masalah ini sangat penting posisinya karena tahapan ini merupakan pondasi awal atau acuan awal kegiatan penelitian kedepannya. Seorang peneliti yang baik tentunya akan bisa melihat masalah-masalah apa aja yang patut untuk dipecahkan dengan segera dan urgent bagi sekolah tersebut.



2. Penyelidikan Penyelidikan dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang masalah yang ditemukan oleh seorang peneliti disekolah. Berdasarkan hasil penyelidikan dapat dilakukan pemfokusan



9



masalah yang kemudian dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. 3. Rencana Umum Rencana umum merupakan seperangkat rencana awal tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh seorang peneliti untuk menjawab masalah penelitian yang ditemukan dikelas atau disekolah. Pada tahapan ini, seorang peneliti akan memberikan perlakuan kepada sampel agar bisa terlihat perubahan prilaku sesuai yang diharapkan oleh peneliti. Dalam model PTK dari John Elliot, terdapat beberapa langkah tindakan yang direncanakan oleh peneliti. Bagian inilah yang membedakan model PTK John Elliot dengan model-model PTK yang lainnya. 4. Implementasi Langkah Tindakan 1 Pada tahap ini, seorang peneliti akan menerapkan atau melakukan perlakuan pada kelas sampel dengan tujuan meningkatkan, merubah atau memperbaiki masalah-masalah penelitian yang ditemukan oleh peneliti dikelas. Tentunya dalam tahap ini, seorang peneliti akan melakukan perlakuannya



didasarkan



pada



langkah-langkah



tindakan



yang



direncanakan pada tahap rencana umum. 5. Memonitor Implementasi Tahap ini bagi seorang peneliti akan melihat dan memantau hasil pemberian perilaku pada kelas sampel. Peneliti akan mendata dan mencatat hasil-hasil dari implementasi pada tahap selanjutnya. Apakah menunjukkan hasil peningkatan (positif) ataupun malah menunjukkan peningkatan yang sebaliknya (negatif). Sudah benarkah atau belum implementasi yang diterapkan oleh peneliti. 6. Penyelidikan



10



Pada tahapan ini, peneliti akan berusaha untuk mengungkap dan menjelaskan tentang kegagalan-kegagalan pengaruh. Faktor-faktor apa aja yang bisa menyebabkan hal tersebut gagal. Tentunya seorang peneliti akan belajar dari kegagalan dan ketidakberhasilan implementasi pada tahapan sebelumnya. 7. Merevisi Ide Umum Pada tahap ini, peneliti berbekal dari data-data yang sudah didapat pada tahap-tahap sebelumnya akan kembali membuat rencana penelitian. Tentunya tahapan ini hanya akan dilakukan jika implementasi telah mengalami kegagalan dan tidak memenuhi harapan serta tujuan penelitian dari peneliti. Makanya dianggap perlu untuk melakukan siklus kedua yang diawali dengan merevisi rencana awal. D. Model Cohen dkk Saat melaksanakan PTK, peneliti harus mengikuti langkah-langkah tertentu agar proses yang ditempuh tepat, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Model Cohen dikembangkan oleh beberapa ahli penelitian yaitu (1) Cohen dan Manion (1980), Taba dan Noel (1982), serta Winter (1989). Berikut ini beberapa langkah yang hendaknya diikuti dalam melakukan PTK (disarikan dari Marzuki: 1997 dalam Sukayat: 2008). Beberapa langkah tersebut adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dianggap penting dan kritis yang harus segera dicarikan penyelesaian dalam pembelajaran seharihari, antara lain meliputi ruang lingkup masalah, identifikasi masalah dan perumusan masalah. a. Ruang lingkup masalah Di bidang pendidikan, PTK telah digunakan untuk pengembangan kurikulum dan program perbaikan sekolah. Contoh PTK dalam pembelajaran berkaitan dengan: 1) metode/strategi pembelajaran; 11



2) media pembelajaran. b. Identifikasi masalah Masalah yang akan diteliti memang ada dan sering muncul selama proses pembelajaran sehari-hari sehingga perlu dicarikan penyelesaian. Ada beberapa kriteria dalam menentukan masalah yaitu: 1) masalahnya memang penting dan sekaligus signifikan dilihat dari segi pengembangan kelas dan sekolah; 2) masalah hendaknya dalam jangkauan penanganan; 3) pernyataan masalahnya harus mengungkap beberapa dimensi fundamental



mengenai



penyebab



dan



faktor,



sehingga



pemecahannya dapat dilakukan berdasar hal-hal fundamental ini dari pada berdasarkan fenomena dangkal. c. Perumusan Masalah Pada intinya, rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan masalah PTK, ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997) Beberapa petunjuk tersebut antara lain: 1) masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak mempunyai makna ganda dan pada umumnya dapat dituangkan dalam kalimat tanya; 2) rumusan masalah hendaknya menunjukkan jenis tindakan yang akan dilakukan dan hubungannya dengan variabel lain; 3) rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan rumusan masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut. 2. Analisis masalah



12



Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensidimensi problem yang ada untuk mengidentifikasi aspek-aspek pentingnya sehingga dapat memberikan penekanan tindakan. 3. Merumuskan hipotesis tindakan Hipotesis dalam PTK bukan hipotesis perbedaan atau hubungan, melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan dalam PTK. Jawaban itu masih bersifat teoritik dan dianggap benar sebelum terbukti salah melalui pembuktian dengan menggunakan data dari PTK. 4. Membuat rencana tindakan dan pemantauan Rencana tindakan memuat informasi-informasi tentang hal-hal sebagai berikut: 1) apa yang diperlukan untuk menentukan kemungkinan pemecahan masalah yang telah dirumuskan; 2) alat-alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan data; 3) rencana pencatatan data dan pengolahannya; 4) rencana untuk melaksanakan tindakan dan evaluasi hasil. 5. Pelaksanaan tindakan dan pencatatan Pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan hendaknya cukup fleksibel untuk mencapai perbaikan yang diinginkan. Dalam hal ini jika sesuatu terjadi dan memerlukan perubahan karena tuntutan situasi (pada saat pelaksanaan tindakan), maka peneliti hendaknya siap melakukan perubahan asal perubahan tersebut mendukung tercapainya tujuan PTK. Pada saat pelaksanaan tindakan berarti pengumpulan data mulai dilakukan. Data yang dikumpulkan mencakup semua yang dilakukan oleh tim peneliti yang terkait dalam PTK, antara lain melalui angket, catatan lapangan, wawancara, rekaman video, foto, dan slide. 6. Mengolah dan menafsirkan data Isi semua catatan hendaknya dilihat dan dijadikan landasan untuk refleksi. Dalam hal ini peneliti harus membandingkan isi catatan yang



13



dilakukan tim untuk menentukan hasil temuan. Semua yang terjadi baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan perlu dianalisis untuk menentukan apakah ada perubahan yang signifikan ke arah perbaikan. 7. Pelaporan hasil Hasil dari analisis data dilaporkan secara lengkap tentang pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan maupun perubahan yang mungkin terjadi E. Model McKernan Menurut Mc. Kernan ada tujuh langkah yang harus dicermati dalam PTK, yaitu: 1. Analisis situasi (reconnaisissance) atau kenal medan. 2. Perumusan dan klarifikasi permasalahan. 3. Hipotesis tindakan. 4. Perencanaan tindakan. 5. Penerapan tindakan dengan memonitoringnya. 6. Evaluasi hasil tindakan. 7. Refleksi dan pengambilan keputusan untuk pengembangan selanjutnya.



Siklus PTK menurut Mc. Kernan Melihat bagan diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Definisi Masalah



14



Guru/peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi masalah yang memerlukan tindakan untuk mengatasinya. 2. Assesmen Kebutuhan Setelah masalah ditetapkan dilakukan analisis kebutuhan untuk menetapkan tindakan yang digunakan dan perangkat-perangkat yang diperlukan untuk memecahkan masalah termasuk juga pemahaman peneliti terhadap teori/filosofi/langkah-langkah penerapan tindakan. 3. Hipotesis Setelah kebutuhan pemecahan tindakan teridentifikasi peneliti membuat hipotesis tindakan agar upaya pemecahan tindakan dapat dilakukan. Hipotesis tindakan dapat dalam bentuk: “jika……maka……” misalnya “jika pembelajaran matematika dilaksankan dengan metode pemecahan masalah maka hasil belajar siswa akan lebih baik”. Hipotesis dapat juga dinyatakan dengan rumusan lain seperti: “Bagaimana pelaksanaan metode pemecahan masalah agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD?” 4. Implementasi Pada tahap implementasi ini guru melaksanakan apa yang telah direncanakan dalam bentuk tindakan pada proses pembelajaran. 5. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan sebelum mengambil keputusan terhadap pelaksanaan siklus yang telah berlangsung. 6. Pengambilan Keputusan Dari pengambilan keputusan yang dilakukan dapat menjurus pada kesimpulan “apakah melanjutkan pada pelaksanaan siklus selanjutnya? Atau, kembali untuk mengevaluasi kegiatan awal siklus yang dilakukan



15



yaitu mendefinisikan masalah?” Kegiatan ini mungkin disebabkan pelaksanaan siklus yang telah dilalui tidak terlaksana sebagaimana yang telah direncanakan. F. Model Hopknis Berpatokan



pada



desain-desain



model



PTK



para



ahli



pendahulunya, selanjutnya Hopkins (1993) menyusun desain yang dikenal Model Ebbutt (Hopkins, 1993). Model ini menunjukkan bentuk alur kegiatan penelitian dimulai dari pemikiran awal penelitian yang selanjutnya



dikenal



berpendapat



yang



dengan berbeda



reconnaissance. dengan



Bagian



penafsiran



ini,



Elliott



Ebbutt



mengenai



reconnaissancenya Kemmis, yang seakan-akan hanya berkaitan dengan penemuan fakta saja. Padahal menurutnya reconnaisance mencakup kegiatan-kegiatan diskusi, negoisasi, menyelidiki kesempatan, mengakses kemungkinan dan kendala atau dengan singkat mencakup keseluruhan analisis. Menurut Ebbutt, cara yang tepat untuk memahami proses penelitian tindakan adalah dengan memikirkannya sebagai suatu seri dari siklus yang berturut-turut, dengan setiap siklus mencakup kemungkinan masukan balik informasi di dalam dan diantara siklus. Ebbutt mengakui bahwa deskripsi penelitian tindakan ini tidak begitu rapih dibandingkan dengan para pendahulunya dimana proses penelitian tindakan pendidikan yang ideal seperti digambarkan oleh Hopkins (l993) sebagai berikut: Perencanaan Tindakan Target, Tugas, Kriteria Keberhasilan



Implementasi



Evaluasi



Menopang Komitmen Cek kemajuan Mengatasi 16 Problem



Perencanaan Kontruksi



Cek Hasil



Pengambilan Stok Pelaporan Audit



Ambil Start



Desain Model Hopkins Setelah membaca desain model PTK yang dikembangkan oleh beberapa ahli, silahkan kalian memilih desain model siapa yang akan dijadikan desain penelitian pada proses pembelajaran. Semua desain model penelitian diatas dapat dikembangkan kembali sesuai situasi dan kondisi sekolah yang akan dijadikan objek penelitian.



17



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari desain yang dilukiskan di atas tampak bahwa penelitian kelas merupakan proses perbaikan secara terus menerus dari suatu tindakan yang masih mengandung kelemahan sebagaimana hasil refleksi menuju ke arah yang semakin sempurna. Untuk mengatasi suatu masalah,mungkin diperlukan lebih dari satu siklus.Siklus siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan.Siklus kedua dilakukan apa bila masih ada hal hal yang kurang berhasil pada siklus pertama.Siklus ketiga dilakukan karena siklus kedua belum mengatasi masalah,begitu juga siklus siklus berikutnya. Ada beberapa model atau design yang dapat diterapkan. Designdesign tersebut diantaranya Model Kurt Lewin, Model Kemmis Mc Taggart, Model John Elliot, Model Jhon Elliot, Model Hopkins, dan Model McKernan 18



Daftar Pustaka



Guruku



Miistjg.



Model-model



penelitian



menurut



para



ahli.



From:



http://gurukumiisjtg.blogspot.co.id/2014/04/model-model-penelitiantindakan-kelas.html. Diakses tanggal 20 Januari 2017 Ekawarna. Penelitian Tindakan Kelas. Gaung Persada : Jakarta. Kusuma, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Indeks: Jakarta Suhadinet. Langkah-langkah PTK menurut Kemmis dan McTaggart. From: https://suhadinet.wordpress.com/2009/06/08/langkah-langkah-ptk-menurutkemmis-dan-mctaggart/. Diakses tanggal 20 Januari 2017



19