12 0 528 KB
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks dimana yang banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komonikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Interaksi komonikasi, penerapan metode mengajar,dan pemakaian pembelajaran yang baik dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, diharapkan hasil belajar siswa pun meningkat. Dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan aktivitas dan motvasi siswa untuk belajar Mata Pelajaran Agribisnis PerikananAir Tawar SMK Negeri 1 Sabu Barat, guru perlu menciptakan kondisi belajar yang kondusif Supaya siswa nyaman dan senang dalam kelas. Tetapi nampaknya siswa kurang termotivasi untuk belajar siswa beranggapan pelajaran Agribisnis Perikanan Air Tawar sulit dipahami. Maka tugas gurulah untuk membangkitkan kembali semangat belajar siswa. Dalam hal ini peneliti selaku guru mata Pelajaran Agribisnis Perikanan Air Tawar sesama rekan guru sesama Mata Pelajaran mencoba melaksanakan perbaikan dan cara mengajar, cara menanamkan konsep pembelajaran kejuruan dan menggunakan media pembelajaran yang menarik. Dikaitkan dengan standard pendidikan Kurikulum 2013 menyatakan bahwa, standard mutu proses merupakan salah satu indikator rendahnya mutu pendidikan mutu pendidikan dasar dan menengah disebabkan kurangnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Siswa cenderung menghafal materi, tidak memahami essensi makna materi, bahkan tidak mengetahui aplikasi tentang materi pembelajaran didunia nyata. Hal ini materi pembelajaran disekolah kurang terkait dengan konteks lingkungan siswa, baik konteks social, budaya, geografis dan karakteristik siswa itu sendiri. Disini menunjukan ada hal yang kurang tepat dalam hal pembelajaran yang selama ini berlangsung disekolah. Ditinjau dari segi proses maka mata pelajaran pelajaran kejuruan di SMK memiliki berbagai ketrampilan sains diantaranya ketrampilan mengamati, menggunakan sebanyak mungkin indra,mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan dan mengaplikasikannya. Kenyataan dilapangan peserta didik kurang tertarik dan kurang aktif dalam belajar. Berdasarkan pengalaman peneliti lapangan selama menjadi guru, kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan pada tahuh-tahun sebelumnya pada kelas X Program Keahlian Perikanan SMK Negeri 1 Sabu Barat, siswa kurang respon terhadap pelajaran Agribisnis Perikanan Air Tawar dalam proses pembelajaran, diantara mereka yang hanyaduduk diam dan
1
tidak mau bertanya, mengerjakan lembaran kerja asal asalan dan ada juga diantaranya siswa yang sering meminta ijin keluar waktu proses pembelajaran berlangsung. Permasalahan diatas sangat tampak pada waktu peneliti bertindak sebagai guru di SMK Negeri 1 Sabu Barat. Kemudian permasalahan itu didiskusikan dengan rekan guru sesama mata pelajaran Agribisnis Perikanan Air Tawar dan Kepala Sekolah, setelah dirumuskan maka peneliti mengambil kesimpulan untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) yang bersifat kolaboratif antara peneliti dengan guru mata pelajaran Agrbisnis Perikanan Air Tawar lainnya pada Kelas X Program keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar SMK Negeri 1 Sabu Barat. Sebelum ini dilaksanakan protest atau test akhir pelajaran, ternyata nilai yang diperoleh siswa banyak yang dibawah criteria ketuntasan minimal ( KKM). Dalam proses belajar yang bermutu seharusnya 65 % siswa memperoleh nilai diatas KKM tetapi kenyataannya disekolah sepertga jumlah siswamemperoleh nilai KKM ( 7,0). Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agribisnis Perikanan Air Tawar ditunjukan oleh kenyataan kurangnya aktifitas belajar siswa belajar siswa dalam mengikuti proses belajar dikelas. Jika hal ini dibiarkan terus menerus tentu banyak siswa yang tidak dapat melanjutkan pelajaran pada pokok bahasan berikutnya pada akhirnya siswa banyak yang diremidial dan menyebabkan waktu yang dijadwal tidak cukup dan akhirnya siswa harus tinggal dikelas. Setelah dilaksanakan analisis masalah proses pembelajaran tahun sebelumnya pada kelas X program keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar SMK Negeri 1 Sabu Barat, siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran Agribisnis Perikanan Air Tawar yang ditandai dengan kurangnya aktivitas dan rendahnya hasil belajarnya siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Nana Sujana, faktor faktor yang menyebabkan kesulitan belajar yang dapat digolongkan menjadi 2 yaitu: 1) faktor dari dalam diri siswa itu sendiri, 2) faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan Berdasarkan pengalaman yang dirasakan oleh peneliti di SMK Negeri 1 Sabu Barat tersebut, diperkirakan faktor faktor yang menyebabkan timbul masalah kurangnya aktivitas dan rendahnya hasil belajaran dalam mata pelajaran Agribisnis Perikanan Air Tawar antara lain : 1. Siswa kurang memahami konsep konsep pelajaran kejuruan agribisnis Perikanan Air Tawar 2. Minat baca siswa terhadap buku pelajaran Agribisnis Perikanan Air Tawar masih rendah 3. Pendekatan dan metode yang digunakan guru kurang tepat, dan kurang bervariasi 4. Media pembelajaran yang digunakan kurang menarik bagi siswa Akibat faktor diatas hasil pembelajaran tidak sesuai dengan yang terapakan untuk mengatasi kurangnya aktivitas dan rendahnya hasil belajar siswa dalam belajar Agribisnis Perikanan Air Tawar, maka akan dilaksanan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pengganti disertai pemakaian lembar kerja (LK). Berdasarkan uraian di atas maka penulis melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang diberi judul: meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan bantuan alat peraga
2
sertai lembaran kerja dalam mata pelajaran Agribisnis Perikanan Air Tawar (APAT) Kelas X di SMK Negeri 1 Sabu Barat. B. Batasan Masalah Mengingat begitu banyak penyebab kurangnya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar Agribisnis Perikanan Air Tawar, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu: 1. Aktivitas siswa yang diamati adalah, aktivitas siswa dalam memperhatikan media dengan baik, yang mengajukan pertanyaan, yang menjawab pertanyaan guru dengan baik, yang tampil kedepan untuk mempraktikan ulang dengan alat peraga pengganti dan yang mengerjakan lembar kerja (LK) dengan baik. 2. Kompetensi dasar pelajaran yang akan diteliti adalah membudidayakan ikan air tawar (penanganan wadah, peralatan, penentuan dosis pupuk, pemanean dan penanganan rotifer setelah dipanen) C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah : 1. Apakah dengan menggunakan alat peraga disertai Lembar Kerja (LK) dalam pelajaran Agribisnis Ikan Air Tawar, dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas X Program Agribisnis Perikanan Air Tawar SMK Negeri 1 Sabu Barat. 2. Apakah dengan menggunakan alat peraga disertai Lembar Kerja (LK) dalam pembelajaran Agribisnis Perikanan Air Tawar dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas X Pogram Keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar, SMK Negeri 1 Sabu Barat. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa melalui penggunaan alat peraga disertai Lembar Kerja (LK) siswa Kelas X Pogram Keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar, SMK Negeri 1 Sabu Barat. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan alat peraga disertai Lembar Kerja (LK) siswa kelas X Pogram Keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar, SMK Negeri 1 Sabu Barat. E. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Peneliti sendiri, sebagai Guru Mata Pelajaran Agribisnis Perikanan Air Tawar untuk dapat mengembangkan diri dalam bidang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan dapat menggunakan media pembelajaran dan alat peraga lainnya dalam setiap pembelajaran. 2. Guru kejuruan Agribisnis Perikanan Air Tawar sebagai alternative strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. 3. Kepala Sekolah sebagai pengambil kebijakan di sekolah untuk mengadakan alat peraga di sekolah sesuai dengan kompetensi yang diajarkan oleh guru di sekolah. 3
BAB II PERANGKAT TEORITIS
A. Kajian Teori 1. Proses belajar mengajar Proses belajar mengajar merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Dalam peristiwa tersebut terjalin komunikasi timbal balik (interaksi antar guru dan siswa). Belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai interaksi dengan lingkungan. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Hamalik mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti. Salah satu pertanda bahewa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai sikap (afektif) . Pada hakekatnya proses pembelajaran kejuran di SMK lebih mengacu kepada penanaman sikap ilmiah pada diri siswa, dimana guru tidak bertindak sebagai orang serba tahu namun guru adalah pembangkit motivasi dan ketrampilan siswa. 2. Aktivitas belajar Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar (Mulyasa, 2007). Menurut Yamin, proses belajar mengajar yaitu ilmu yag mengkondisikan peserta didik untuk belajar secara kondusif dan mandiri, pembelajaran dilakukan secara tradisional berbeda dengan pembelajaran modern, pembelajaran modern menekankan pada proses, guru sebagai fasilitator dan peserta didik yang lebih aktif untuk belajar, apabila kita kaitkan dengan kurikulum K-13 sekarang, pendekatannya lebih memberdayakan aktivitas siswa. 3. Media pembelajaran dan alat peraga Dalam menjalankan tugas pengajaran guru seringkali menggunakan alat bantu atau media pembelajaran untuk memperbaiki informasi kepada siswa, dalam hal ini media yang dipakai adalah alat peraga. Menurut Sudjana dan Rivai, manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran siswa yaitu pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahkan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehigga lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, metode mengajar akan lebih berfariasi hingga siswa tidak bosan, siswa dapat lebih banyak melakukan belajar sebap tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati dan mengerjakan.
4
Menurut Estiningsih (1994), alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung dan membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Fungsi dari alat peraga adalah untuk menurunkan dari keabstrakan konsep, agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep tersebut. Dengan melihat, meraba dan memanipulasi objek atau alat peraga maka siswa mempunyai pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti dari konsep. 4. Lembar kerja Dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk mempersiapkan perangkat pengajaran seperti satuan pelajaran, RPP dan Lembar kerja siswa, agar tujuan belajar dapat dicapai. Menurut Depdikbud, lembar kerja siswa adalah lembaran kerja yang intinya berisi informasi dari guru kepada siswa dengan tujuan agar siswa dapat melaksanakan sendiri kegiatan belajar melalui praktik atau penerapan hasil belajar untuk mencapai hasil belajar instruksional. 5. Hasil belajar Menurut Surya, hasil proses pembelajaran ialah perubahan perilaku individu. Individu akan memperoleh perilaku yang baru. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah perilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif dan motorik.
B. Kerangka Berpikir Agar penelitian ini mudah dipahami maka kerangka berpikir atau kerangka konseptual pelaksanaannya dapat digambarkan sebagai berikut: Aktivitas belajar meningkat Menggunakan media alat peraga disertai LK dalam pembelajaran Hasil belajar meningkat
Pelaksanakan pembelajaran Kejuruan Agribisnis Perikanan Air Tawar dibantu dengan penggunaan alat peraga diserta LK, penggunaan Alat Peraga diharapkan dapat memperjelas materi pelajaran, sedangkan penggunaan LK tersebut dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
5
BAB III METODE PENELITIAN
I.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Sabu Barat yang terletak di Jalan KoloujuMenia, Desa Menia, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua. Waktu penelitian pada semester dua (II) Tahun Pelajaran 2017/2018 dimulai tanggal 10 Januari 2018 sampai dengan 10 Februari 2018
II. Subjek Penelitian Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas X Program Keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar yang siswanya berjumlah 14 orang terdiri dari 7 siswa putera dan 7 siswa puteri.
III. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classrom Action Research) merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan, kemudian mencobakan secara sistematik sebagai tindakan alternative dalam memecahkan berbagai permasalahan di kelas. Menurut Rochiati, Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bias saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam betuk kata-kata, peneliti merupakan instrument utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan pada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan. PTK dapat dilakukan secara mandiri, tetapi alangkah baiknya kalau dilaksanakan secara kolaboratif baik dengan guru-guru, kepala sekolah, dosen, pengawasnan pihak yang relevan den PTK.
IV. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus terdiri dari tahap-tahap yaitu: 1) Kegiatan Perencanaan (planning), 2) Pelaksanaan Tindakan (action), 3) Pengamatan (observasi), dan 4) Refleksi (reflection). Pelaksanaan tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dimana 1 kali pertemuan 2 x 45 menit. Siklus I 1. Perencanaan (planning) Jadwal penelitian siklus I ditetapkan sebagai berikut: pertemuan pertama tanggal 12 Januari 2018 dan pertemuan kedua tanggal 19 Januari 2018. Kompetensi dasar yang diajarkan adalah kultur murni zooplankton dengan bantuan alat peraga yang terdiri dari : pertemuan pertama membahas penanganan alat dan wadah 6
budidaya pakan alami dan pertemuan kedua membahas penanganan pupuk dan dosis pupuk yang akan ditempatkan dalam wadah budidaya Evaluasi (test hasil belajar) siklus I dilaksanakan pada 15 menit terakhir pertemua kedua. Untuk melaksanakan penelitian ini dipersiapkan perangkat pembelajaran beserta perangkat pendukung seperti: Lembaran Observasi Siswa (lampiran 1a, 1b), RPP (lampiran 2a, 2c), Le.mbaran Kerja (lembaran 2b, 2d), serta kisi-kisi beserta soal test hasil belajar akhir siklus I (lampiran 3a, 3b) 2. Pelaksanaan Tindakan (action) Melaksanakan rencana pembelajaran dengan bantuan alat peraga disertai LK, kegiatan yang dilaksanakan:
Guru mengabsensi kehadiran siswa
Guru membuka pelajaran dengan memberikan pertanyaan prasarat dan motivasi kepada siswa.
Guru menyampaikan indikator pembelajaran tentang penanganan wadah dan alat budidaya rotifera menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis.
Guru memulai pelajaran dengan memperlihatkan alat-alat dan bahan yang digunakan dalam praktek penanganan wadah dan alat budidaya rotifer seperti bak fiber, seser, gayung thermometer, salinometer, aerator, batu aerasi, kantung plastic gelas ukur dan mikroskop
Guru memberi penjelasan dan petunjuk pelaksanaan praktek dengan bantuan alat peraga guru menjalankan materi dan siswa memperhatikan
Siswa diberi kesempatan untuk mempraktikan dengan alat peraga tersebut Kemudian guru melakukan metode Tanya Jawabtentang materi tersebut
Guru membantu siswa membuat kesimpulan pelajaran.
Guru membagikan Lembaran Kerja (LK), siswa mengerjakan dan guru mengumpulkan LK yang sudah dikerjakan siswa
Guru menutup pembelajaran dengan meminta siswa agar membaca materi memanen rotifer dan penanganan setelah panen.
3. Pengamatan (observasi) Permantauan obsevasi dilakukan oleh observer yang dalam hal ini adalah peneliti sendiri yang akan mencatat aktivitas siswa selama proses belajar mengajar, data disusun berdasarkan data lembaran pengamatan yaitu pengamatan dari aspek aktifitas yang dilakukan selama PBM yang terdiri dari:
Siswa yang memperhatikan dan menggunakan alat peraga dengan baik
Siswa yang mengajukan pertanyaan
Siswa yang menjanwab pertanyaan guru
Siswa tampil kedepan untuk mengerjakan praktek dengan alat peraga 7
Siswa yangmengerjakan lembarkerja denga baik
Masalah yang muncul dalam proses pembelajaran yang tidak tercantum dalam lembaran observasi dicatat pada lembar catatan. Evaluasi merupakan tahap penskoran berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes yang diberikan selam kegiatan. 4. Refleksi (reflection) Data yang dihimpun diolah secara kuantitatif (persentase) dan secara kualitatif (deskripsi dengan kata-kata). Dari refleksi ini akan tergambar hasil yang dicapai apakah rumusan masalah ditrima atau ditolak pada bagian refleksi ini akan tergambar hasil yang dicapai, gambaran hasil secara rinci dapatdilihat pada BAB IV dan akan digambarkan pula kekurangan kekurangan yangditemukan pada siklus pertama seperti siswa yang tidak mau bertanya, tidak mau menjawab pertanyaan guru dan tidak mau kedepan ini disebabkan karna takut salah sehingga dicemooh teman karna siswa belum memahami materi yang diajarkan guru. Kemudian dilakukan lagi untuk tindakan pada siklus II Siklus II 1. Perencanaan ( planning) Setelah melaksanakan tindakan selama satu siklus , dengan berpedoman pada presentase aktivitas dan hasil belajar siswa serta hasil refleksi siklus I maka tindakan dilanjutkan ke siklus II. Sebelum memulai kegiatan pada siklus II maka terlebih dahulu dipersiapkan perangkat pembelajaran seperti halnya pada siklus I. Selain mempersiapkan perangkat pembelajaran diatas, ditetapkan jadwal untuk siklis II yaitu pertemuan pertama tanggal 26 Januari dan pertemuan kedua tanggal 2 Februari pada siklus ke dua ini kompetensi dasar yaitu memanen rotifera dan penanganan rotifera sesudah dipanen alat peraga yang dipakai yaitu ember bak, gedebok pisang/kulit pepaya/kol, waring, timbangan dan bibit rotifera (air yang teerkontaminasi dengan bahan organik. Langkah langkah perencanaan pada siklus I tetap dilaksanakan pada siklus II, ditambah dengan perlakuan guru memotivasi siswa dengan reward berupa pujuan kepada siswa yang menjawab benar 2. Pelaksanaan tindakan (action) Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II sama dengan siklus I hanya saja setiap siswa sudah membuat ringkasan materi pelajaran. Tiap penyampaian materi dibantu dengan alat peraga 3. Pengamatan ( observation) Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer, selama siklus II terdapat peningkatan untuk setiap aktivitas begitu juga untuk hasil belajar terdapat peningkatan. Siswa yang belum mampu melontarkan pertanyaan atau menjawab pertanyaan guru, maka pada siklus II sudah memperlihatkan kemajuan 8
4. Refleksi ( reflelection) Sebagai mana refleksi pada siklus pertama data yang terkumpul pada lembaran observasi diolh secara kuantittif dan kualitatif. Pada refleksi ini digambarkan hasil yang dicapai dan dibandingkan dengan siklus pertama apakah diperoleh kemajuan Dengan siklus kedua ini maka akan diperoleh gambaran secara keseluruhan dan sekaligus mengetahui jawaban permasalahan atau pertanyaan yang diajukan dengan kata lain disini akan diperoleh gambaran apakah hasil peneliti ini sesuai atau tidak dengan tujuan yang dirumuskan, gambaran hasil secara rinci dapat dilihat pada BAB II
V. Variabel dan Data penelitian Variabel adalah konsep konsep yang mengandung lebih dari satu nilai besaran atau atribut (Fathoni, 2005). Variabel penelitian ini ada dua macam yaitu aktivitas siswa dan hasil belajar sebagai variabel terkait dan alat peraga disertai LK
VI. Instrumen Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Instrumen yang baik harus valid (abasah) dan reliable (dapat dipercaya). Instrumen yang dipakai pada penelitian ini adalah lembaran observasi dan lembaran test. Lembaran observasi adalah suatu format atau lembaran yang didalam nya memuat hal hal atau kegiatan yang diamati selama proses pembelajaran seperti siswa yang memperhatikan/ menggunakan alat peraga dengan baik, yang mengajukan pertanyaan ,yang menjawab pertanyaan guru, yang tampil kedepan untuk melaksanakan praktik dengan mengerjakan LKS dengan baik. Test yaitu tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui penguasaan materi yang diberikan selama penelitian dilaksanakan yaitu pada siklus I tentang wadah dan peralatan budidaya rotiera dan siklus II tentang memanenpakan alami (rotifera) dan penanganan rotifer setelah dipanen setiap test dilihat pada lampiran 3b dan lampiran 4b.
VII.Teknis Analisa Data Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti memperhatikan 2 aspek yaitu keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Yang digunakan adalah : 1. Lembaran Observasi Aktivitas
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung diamati
dengan
menggunakan lembaran observasi dan diperoleh dengan mengamati langsung kegiatan siswa didalam kelas. Data tentang aktivitas belajar siswa setiap pertemuan diinterprestasikan untuk menentukan apakah aktivitas siswa kurang sekali, kurang cukup, baik dan sangat baik. Presentase keaktifan siswa yang ditentukan dengan rumas : 9
Presentase aktivitas =
Jumlah siswa aktif x 100 % Jumlah Siswa Keseluruhan
Berdasarkan analisis data keaktifan siswa yang dioleh dengan presentase dapat dikelompokan dengan kriteria seperti dibawah ini : 0%
- 20%
: Kurang baik
21% - 40%
: Kurang
41% - 60%
: Cukup
61% - 80%
: Baik
81% - 100%
: Sangat Baik
2. Hasil Belajar Untuk mengetahui
hasil belajar siswa sebagai dampak dari peningkatan siswa
sebagai dampak dari peningkatan siswa maka setiap akhir siklus diadakan test atau latihan. Peningkatan hasil belajar siswa dari siklus pertama dan siklus kedua dilihat dari presentase Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk Mata Pelajaran Kejuruan Agribisnis Perikanan Air Tawar kelas X program keahlian budidaya perikanan adalah 7,0 siswa mendapat nilai diatas 7,0 dianggap tuntas sedangkan dibawah 7,0 belum tuntas.
10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada Kelas X Program Keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar SMK Negeri 1 Sabu Barat untuk kompetensi dasar menumbuhkan kultur murni zooplankton Mater ini dilaksanakan selama 8 jam pelajaran (4 minggu) yang dibagi atas 2 siklus. Peneliti sebagai observer bertugas mencatat hasil pengamatan selama pelajaran berlangsung melalui lembaran observasi dan catatan lapangan. Pada akhir siklus ini akan dilaksanakan evaluasi atau tes untuk meninjau keberhasilan peneliti dan untuk mendapatkan refleksi untuk perbaikan proses pembelajaran pada siklus II dan kesimpulan hasil penelitian A. Gambaran umum SMK Negeri 1 Sabu Barat 1. Sejarah berdiri Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sabu Barat berdiri pada Juli 2004. SMK Negeri 1 Sabu Barat pada awal berdirinya diberi nama SMK Negeri Satu Atap Perikanan dan Kelautan yang merupakan SMK satu-satunya yang ada di Kecamatan Sabu Barat. SMK Negeri Satu Atap Perikanan dan Kelautan memiliki 1 program keahlian yaitu Budidaya Rumput Laut (BDRL). Didirikannya SMK ini didasarkan karena Kecamatan Sabu Barat memiliki potensi perikanan dan kelautan yang cukup potensial. Pada tahun pelajaran 2006/2007 dibuka lagi 1 jurusan yaitu Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (TPHPi). Pada tahun 2008 SMK Negeri Satu Atap Perikanan dan Kelautan dirubah namanya menjadi SMK Negeri 1 Sabu Barat dan mempunyai 3 program keahlian dimana program Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Di tutup dan diganti dengan program keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Program Budidaya Rumput Laut dan dibuka lagi Program Nautika Kapal Penangkap Ikan. Pada tahun 2012 SMK Negeri 1 Sabu Barat membuka Program Teknologi Komputer dan Jaringan, Dan Agribisnis Tanaman pangan Dan Holtikultura dan akhirnya sampai saat ini SMK Negeri 1 Sabu Barat mempunyai 5 Program Keahlian. Sepanjang perjalanan SMK Negeri 1 Sabu Barat selama 16 tahun telah mengalami pergantian pemimpin/kepala sekolah sebanyak 4 kali. Table 1. Kepemimpinan SMK Negeri 1 Sabu Barat No
Nama
Masa Jabatan
1
Antonia Bangngoe A,Md.Pd
2004 – 2006
2
Drs. Jemmy J. A. Riwu Tanu
2006 – 2012
3
Daniel Balle Nguru, S.Pd
2012 – 2014
4
Tabita Hau Bale, S.Pd
2014 – sampai sekarang
Sumber : Dokomentasi SMK Negeri 1 Sabu Barat 2017/2018 SMK Negeri 1 Sabu Barat selalu mengadakan perubahan perubahan dari masa ke masa. Hal ini sesuai tuntutan zaman agar tidak tertinggal dengan sekolah lain. 11
2. Letak Geografis SMK Negeri 1 Sabu Barat terletak di Kec. Sabu Barat Kabupaten Sabu Raijua. Dengan batas batas wilayah: 1. Di sebelah Barat berbatasan dengan Pemukiman penduduk 2. Di sebelah Timur berbatasan dengan Jln Raya menuju SD Negeri 5 Menia 3. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Jln Menia Kolouju 4. Di sebelah Utara berbatasan dengan SD Negeri 5 Menia Jarak antara SMK Negeri 1 Sabu Barat dengan ibukota kecamatan + 5 km dan ibu kota kabupaten + 2 km. 3. Struktur Organisasi Struktur organisasi SMK Negeri 1 Sabu Barat merupakan susunan pengurus yang bertujuan untuk kelancaran dan kelangsungan organisasi di sekolah. Untuk jelasnya susunan organisasi di SMK Negeri 1 Sabu Barat dapat dilihat pada table dibawah ini: Table 2. susunan kepengurusan SMK Negeri 1 Sabu Barat Jabatan
Nama
Kepala Sekolah
Tabita Hau Bale, S.pd
Wakasek Kurikulum
Paskah V. Kana Lomi, S.Pd
Wakasek Kesiswaan
Johni R. L. Baky, SE
Komite Sekolah
Donserses Nara Lulu
Ketua Program Keah. APAT
Reovina F.Y Ramly, S. PI
Ketua Program Keah. APHP
Bernadetha Lowa Lebe, S.Pi
Ketua Program Keah. ATPH
Marintje A. Taga, SP
Ketua Program Keah. TKJ
Norhayati F. Muda, S.Kom
Ketua Program Keah. NKPI
Wiwiek D. D. Sudarmi, S.Pi
Ketua Unit Produksi
Mone E. Pigawahi, S.Pi
Pembina Osis
Desiana Padji Kana, S.Pd
Bendahara
Heo O. Dju Bire, S.Sos
Sumber : Dokomentasi SMK Negeri 1 Sabu Barat 2017/2018 4. Keadaan Guru dan Siswa A. Keadaan guru Guru sebagai pendidik yang mentransferkan ilmunya kepada peserta didik mempunyai peranan yang sangat penting sekali. Karena dibawah bimbingan gurulah peserta didik dapat mengetahui segala ilmu pengetahuan. SMK Negeri 1 Sabu Barat memiliki guru yang ahli dibidangnya masing masing yang terdiri dari guru normative, guru adaptif, dan guru produktif. Untuk lengkapnya susunan guru di SMK Negeri 1 Sabu Barat dapat dilihat pada table dibawah ini.
12
Tabel 3. Nama – Nama Tenaga Guru SMK Negeri 1 Sabu Barat No
Mata Pelajaran
S1- Pendidikan
2. Asri Manisteo Ly, S.Pd Desiana Padji Kana, S.Pd
S1- Pendidikan S1- Pendidikan
1. Mastuti Ulumando, S.Pd
S1- Pendidikan
2. Alu Apriani Bunga, S.Pd 1. Paulina Lomi Kale, S.Pd
S1- Pendidikan S1- Pendidikan
2. Deby Yastiti Bahan, S.Pd
S1- Pendidikan
3. Deky Taniu, S.Pd 1. Tabitha Hau Bale, S.Pd
S1- Pendidikan S1- Pendidikan
2. Paskah V. Kana Lomi, S.Pd
S1- Pendidikan
3. Debora Ester Ratu, S.Pd 1. Gawinsers Kana Tiri, S.Pd
S1- Pendidikan S1- Pendidikan
2. Rolina S. Aploegi, S.Pd
S1- Pendidikan
1. George F. Lukas, A.Md
D3- Pendidikan
2. Arlen Modjo Djami, S.Pd
S1- Pendidikan
Marthinus Kalau, S.Pi
S1- Perikanan
1. M. Yusrin, S.Pd
S1- Pendidikan
2. Adi A. Bale Lay, S.Pd
S1- Pendidikan
Mikaela Peni Lein, S.Pd
S1- Pendidikan
1. Jeni F. Raja Lado, SE
S1- Pendidikan
2. Johni R. L. Baky, SE
S1- Pendidikan
1. Johni R. L. Baky, SE
S1- Pendidikan
2. Trince O. Riance, A.Md
D3-Pariwisata
1. Reovina F. Y. Ramly, S.Pi
S1-Perikanan
2. Mone E. Pigawahi, S.Pi
S1-Perikanan\
3. Tjarles G. Lokai, S.Kel
S1-Perikanan
1. Marintje A. Taga, SP
S1-Pertanian
2. Anitha O. S. Pethan, SP
S1-Pertanian
3. Adrianto M. Ndií, SP, MP
S1-Pertanian
Pengolahan Hasil
1. Bernadetha Lowa Lebe, S.Pi
S1-Perikanan
Pertanian
2. Soleman Rohi Lado, A.Md
D3-Pertanian
Neutika Kapal Penangkap
1. Wiwek D. D. Sudarmi, S.Pi
S1-Perikanan
Ikan
2. MAs Sidik, S.Pi
S1-Perikanan
Pendidikan Agama
2
PKN
3
Bahasa Indonesia
5
Matematika
Bahasa Inggris
6
Biologi
7
Kimia
8
Fisika
9
Penjaskes
10
BK
11
Kewirausahaan
12
Seni Budaya
13
14
15
16
17
Pendidikan
1. Very Veronica Selay, S.Pd
1
4
Nama Guru
Agribisnis Perikanan Air Tawar
Agribisnis Tanaman Pangan Dan Holtikultura
Teknik Komputer Jaringan
1. Norhayati F. Muda, S.Kom
S1-Komunikasi
2. Ribkah Manu Hunga, S.Kom
S1-Komunikasi
3. Carol Imanuel Uly, S.Kom
S1-Komunikasi
Sumber : Dokomentasi SMK Negeri 1 Sabu Barat 2017/2018 13
Selain nama nama guru yang tidak kalah pentingnya yaitu mengetahui tentang bagaimana keadaan pegawai SMK Negeri 1 Sabu Barat, dimana terdapat 1 orang pegawai berstatus PNS sedangkan lainnya pegawai berstatus honorer Adapun nama nama pegawai yang bekerja di SMK Negeri 1 Sabu Barat dapat dilihat pada table dibawah ini Table 4. keadaan Pegawai Administrasi No
Nama
Jabatan
Pekerjaan
KTU/Bendahara
Keuangan
1
Heo O. Dju Bire,S.Sos
2
Marianti A. Djada Tiri, A.Ma
Staf
Kearsipan
3
Mawar Bulan, A.Ma
Staf
Kearsipan
4
Jackson Adolf Lay, A.Ma
Staf
Keuangan
5
Marfin Lado Koro, S.Pd
Staf
Kearsipan
6
Anita V. Tallo
Staf
Pustaka
7
Lesly C. Riwu Manoe
Staf
Satpam
8
Angky Sama
Staf
Satpam
B. Keadaan siswa Peserta didik SMK Negeri 1 Sabu Barat umumnya terdiri dari peserta didik yang berasal dari wilayah Kecamatan Sabu Barat dan kecamatan Sabu Tengah. Hal ini dikarenakan yang terdekat untuk menjangkau sekolah adalah 2 kecamatan tersebut. Jumlah siswa SMK Negeri 1 Sabu Barat Tahun Pelakaran 2017/2018 adalah 365 orang. 5. Sarana Prasarana SMK Negeri 1 Sabu Barat memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang mendukung kelancaran proses pembelajaran sarana tersebut antara lain dapat dilihat pada table dibawah ini. Table 5. keadaan sarana prasarana SMK Negeri 1 Sabu Barat, No
Jenis
Jumlah
1
Ruang Belajar
17
2
Ruang Kepala Sekolah
1
3
Ruang Guru
1
4
Ruang Tata Usaha
1
5
Ruang Wakasek
1
6
Ruang Perpustakaan
1
7
Lab Kimia
1
8
Lab Biologi
1
9
In –Focus
3
10
Papan Tulis
21
11
Meja siswa
400
12
kursi Siswa
400 14
13
Meja Guru
50
14
Kursi Guru
50
15
Ruang praktek siswa
4
B. Hasil Penelitian 1. Siklus I Berdasarkan pelaksanaan penelitian pada siklus I diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: a. Pengamatan aktivitas siswa saat pembelajaran Aktivitas yang dilakukan pada siklus I seperti yang diamati yang dicatat oleh Observer (peneliti ) dalam lembaran observasi siswa, dirangkum dalam table rekapiulasi aktivitas siswa berapa jumlah siswa yang melkukan aktivitasdan presentase seperti dibawah ini. Table. 6 rekapitulasi aktivitas siswa selama siklus I Rata –
Pertemuan No 1
Aktivitas yang diamati
Pertama
Kedua
Rata
Jumlah
%
Jumlah
%
%
3
21,43
7
50
35,72
Memperhatikan / menggunakan alat peraga dengan baik
2
Mengajukan pertanyaan
3
21,43
5
35,71
28,57
3
Menjawabpertanyaan guru
3
21,43
8
57,14
39,29
4
Tampil kedepan untuk 5
35,71
9
64,29
50
5
35,71
9
64,29
50
54,29
41
mengerjakan praktek dengan alat peraga 5
Mengerjakan LKS dengan baik Rata – Rata
27,14
Berdasarkan table diatas ,aktifitas siswa setiap kegiatan terjadi peningkatan dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Hanya saja keaktifan siswa untuk bertanya hanya siswa yang memiliki kemampuan berfikir tinggi, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berfikir rendah hanya berdiam diri. Dari aktivitas yang dilakukan siswa selama siklus I untuk 2 kali pertemuan, dapat dikemukakan rata-ratanya sebagai berikut: 1. Selama pertemuan pertama rata rata siswa melakaukan aktivitas berjumlah 27, 14 %(termasuk kategori kurang ). Pada pertemuan pertama kelihatan siswa masi raguragu melakukan aktivitas dalam mengikuti proses pembelajaran, karena adanya perubahan cara mengajar guru. Pada pertemuan pertama ini guru berupaya memotivasi siswa untuk lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. 15
2. Pada pertemuan kedua, rata-rata yang melakukan aktifvitas berjumlah 54,29 % (termasuk kategoro aktivitas siswa cukup) berarti ada peningkatan dari pertemuan pertama. pada pertemuan kedua ini sudah kelihatan dampak dari motivasi yang di berikan guru terhadap pentingnya aktivitas dalam proses pembelajaran. 3. Berarti aktivitas siswa dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua
meningkat
27,15% b. Pengamatan dari hasil belajar siklus I Test pada siklus I diikuti 14 orang siswa ,jumlah soal 4 dengan waktu15 menit. Dari hasil test latihan dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai sama atau diatas KKM 9 orang dan siswa mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 5 orang. Hasil tes siklus I dapat dilihat pada table berikut : Table 7. data hasil tes siklus I Jumlah siswa
Rata rata
Nilai max
Nilai min
14
6,9
8,5
5,0
Data secara rinci terdapat dilampiran 3e 2. Siklus II a. Berdasarkan pelaksanaan penelitian pada siklus II diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : Pengamatan aktvitas siswa yang terjadi selama siklus II dalam table rekapitulasi aktivitas siswa . Table 8 rekapitulasi aktivitas siswa selama siklus II Pertemuan No
Aktivitas yang diamati
Pertama
Rata – Rata
Kedua
Jumlah
%
Jumlah
%
7
50,00
12
85,71
%
Memperhatikan / 1
menggunakan alat peraga
67,86
dengan baik 42,86 2
3
Mengajukan pertanyaan
Menjawabpertanyaan guru
4
28,57
8
57,14
7
50,00
12
85,71
67,86
10
71,43
12
85,71
78,57
8
57,14
11
78,57
67,86
78,57
65
Tampil kedepan untuk 4
mengerjakan praktek dengan alat peraga
5
Mengerjakan LKS dengan baik Rata – Rata
51,43
16
Berdasarkan table diatas, semua aktivitas yang dilakukan siswa sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I. Pada umumnya siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran, tidak ada lagi siswa yang minta izin keluar saat proses pembelajaran berlangsung. Dari aktivitas yang dilakukan siswaselama siklus II untuk 2 kali pertemuan dapat dikemukakan beberapa hal: 1. Persentase rata-rata siswa yang melakukan kelima aktivitas dalam proses pembelajaran selama pertemuan pertama adalah 51,43 % (termasuk kategori cukup. 2. Persentase rata-rata siswa yang melakukan aktivitas pada pertemuan kedua adalah 78,57 % (termasuk dalam kategori siswa baik). 3. Persentase siswa yang melakukan aktivitas pertemuan kedua meningkat 27,14 % b. Pengamatan terhadap hasil belajar siklus II Seperti pada siklus I tes pada siklus II diikuti oleh 16 orang siswa, jumlah soal 6 buah dengan waktu 15 menit. Dari hasil tes tertulis (latihan) siklus II dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai sama atau diatas KKM 12 orang dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 4 orang. Hasil latihan siklus II dapat dilihat pada tab berikut: Table 9. data hasil tes siklus II Jumlah Siswa
Rata-Rata
Nilai Max
Nilai Min
14
7,7
9,5
6,5
Data secara rinci terdapat di lampiran 4d 3. Perbandingan persentase aktivitas siswa siklus I dan siklus II Perbandingan rata-rata persentase aktivitas siswa selama siklus I dan siklus II dapat dilihat pada table di bawah ini: Table 10. Perbandingan rata-rata persentase aktivitas siswa siklus I dan II Persentase rata-rata aktivitas No
1
siswa
Aktivitas Yang Diamati
Memperhatikan/menggunakan alat peraga dengan baik
Peningkatan (%)
Siklus I
Siklus II
35,72
67,86
32,14
2
Mengajukan pertanyaan
28,57
42,86
14,29
3
Menjawab pertanyaan guru
39,29
67,86
28,57
50,00
78,57
28,57
50,00
67,86
17,86
41
65
24
Tampil 4
kedepan
untuk
mengerjakan praktik dengana alat peraga
5
Mengerjakan LKS dengan baik Rata-rata
17
Berdasarkan table diatas maka rata-rata persentase aktivitas siswa selama siklus I dan siklus II dapat disimpulkan sebaagi berikut: a. Persentase rata-rata siswa yang memperhatikan/menggunakan alat peraga dengan baik selama siklus I adalah 35,72 %, sedangkan pada siklus II adalah 67,86 % berarti terjadi peningkatan 32,14 % b. Persentase rata-rata siswa yang mengajukan pertanyaan selama siklus I adalah 28,57 %, sedangkan pada siklus II adalah 42,86 %, berarti terjadi peningkatan 14,29 % c. Persentase rata-rata siswa yang menjawab pertanyaan guru selama siklus I adalah 39,29 %, sedangkan pada siklus II adalah 67,86 %, berarti ada peningkatan 28,57 % d. Persentase rata-rata siswa yang tampil kedepan untuk mengerjakan praktik dengan alat peraga selama siklus I adalah 50 %, sedangkan pada siklus II adalah 78,57 % berarti terjadi peningkatan 28,57 % e. Persentase siswa yang mengerjakan lembar kerja dengan baik selama siklus I adalah 50 %, sedangkan pada siklus II adalah 67,86 % berarti terjadi peningkatan 17,86 %.
C. Pembahasan 1. Siklus I a. Aktivitas siswa saat pembelajaran -
Memperhatikan/menggunakan alat peraga dengan baik Persentase rata-rata siswa yang memperhatikan/menggunakan alat peraga dengan baik adalah 35,72 %, hal ini menandakan bahwa siswa belum memahami kegunaan alat peraga.
-
Mengajukan pertanyaan Persentase rata-rata siswa yang mengajukan pertanyaan 28,57 %, persentase ini termasuk kategori kurang, ini disebabkan sebagian siswa blum memahami materi yang diajarkan guru dan masih tertanamnya rasa malu, takut salah dan perasaan dicemooh teman.
-
Menjawab pertanyaan guru Persentase rata-rata siswa yang menjawab pertanyaan guru 39,29 %. Karena alat peraga dapat membantu memperjelas materi, maka siswa lebih cepat memahami materi pelajaran, sehingga sebagian siswa sudah dapat menjawab pertanyaan guru walaupun jawaban itu kurang tepat.
-
Tampil kedepan untuk mengerjakan praktik dengan alat peraga Persentase rata-rata siswa yang tampil kedepan untuk mengerjakan praktik dengan alat peraga adalah 50 %. Hal ini menunjukan bahwa sebagian dari siswa antusias untuk melakukan praktik dan memahaminya.
18
-
Mengerjakan LK dengan baik Persentase rata-rata siswa yang mengerjakan LK dengan baik adala 50 %. Hal ini menunjukan bahwa sebagian siswa dapat mengerjakan LK dengan baik, walaupun ada beberapa orang saja yang masih menyontek pekerjaan temannya.
b. Hasil belajar siklus I Hasil belajar siklus I sudah meningkat dari rata-rata hasil tes sebelum penelitian dilaksanakan dari rata-rata 6,6 menjadi 6,9 (nilai tes sebelum penelitian dapat dilihat pada lampiran 3c). Dari 16 orang siswa yang mengikuti tes akhir siklus I, terdapat 5 orang siswa atau 31,25 % yang nilainya dibawah KKM dinyatakan belum tuntas. Berarti hanya 11 orang siswa atau 68,75 % siswa yang tuntas dalam belajar. Hal ini menunjukan pelaksanaan pembelajaran pada kompetensi dasar Agribisnis Perikana Air Tawar pada periode starter dengan menggunakan alat peraga disertai LK sudah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Siklus II a. Aktivitas siswa saat pembelajaran -
Memperhatikan/menggunakan alat peraga dengan baik Persentase rata-rata siswa yang memperhatikan/menggunakan alat peraga dengan baik adalah 67,86 %. Meningkat dibandingkan siklus I, hal ini menandakan bahwa dengan menggunakan alat peraga siswa termotivasi untuk memperhatikan proses pembelajaran, karena sebelum penelitian, guru hanya membuat gambar alat peraga di papan tulis sehingga motivasi siswa kurang.
-
Mengajukan pertanyaan Persentase rata-rata siswa yang mengajukan pertanyaan 42,86 %, meningkat dibandingkan siklus I. Peningkatan ini terjadi karena pada siklus II siswa disuruh membuat ringkasan materi dan membacanya dirumah sebelum pertemuan diadakan, sehingga materi yang tidak dipahami berani mereka tanyakan.
-
Menjawab pertanyaan guru Persentase rata-rata siswa yang menjawab pertanyaan guru 67,86 %. Meningkat dibandingkan dengan siklus I, karena dengan dibuatnya ringkasan materi untuk dipelajari dirumah, siswa lebih cepat memahami materi yang diajarkan oleh guru sehinga apa yang ditanyakan guru dapat dijawab
-
Tampil untuk mengerjakan praktik dengan alat peraga Persentase rata-rata siswa yang tampil kedepan untuk mengerjakan praktik dengan alat peraga adalah 78,57%. Termasuk kategori siswa lebih cepat mnegerti dan memahami materi dan lebih percaya diri serta mempunyai keberanian untuk memperagakan praktik tersebut.
-
Mengerjakan LK dengan baik. Persentase rata-rata yang mengerjakan LK dengan baik adalah 67,86%. Meningkat dibanding siklus I karena LK adalah salah satu sarana belajar yang harus dibaca, 19
dipahami dan dikerjakan oleh siswa dalam melaksanakan instruksi guru yang terdapat didalamnya, maka pada umumnya siswa sudah mengikuti proses pembelajaran dengan baik, sehingga siswa mendapat kemudahan dalam mengerjakan LK tersebut. b. Hasil belajar siswa siklus I1 Dari 14 orang yang mengikuti tes akhir siklus II, terdapt 2 orang siswa atau 14% yang nilainya dibawah KKM berarti siswa belum tuntas. Sedangkan 12 orang siswa atau atau 86 % diatas KKM berarti sudah tuntas. Berdasarkan data pada lampiran 3c yaitu hasil tes sebelum penelitian persentase siswa yang tuntas 57,14%, setelah diadakan pembelajaran dengan alat peraga disertai LK ternyata hasil Siklus I persentase siswa tuntas 64,29% dan pada siklus II meningkat menjadi 86%. Hasil ini menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa, berarti ketuntasan secara klasikal sudah tercapai. Hasil ini menunjukkan penggunaan Alat Peraga disertai LK dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Ini berarti sesorang yang telah melakukan proses belajar akan mengalami kemajuan, seperti yang dinyatakan Sadiman (2003), belajar adalah proses yang komplek yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku itu menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
20
BAB V PENUTUP I. Kesimpulan Setelah penelitian ini dilaksanakan dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga disertai LK dapat meningkatkan aktifitas belajar Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Agribisnis Perikanan Air Tawar siswa kelas X Program Keahlian Agribisnis Agribisnis perikanan perikanan air tawar SMK Negeri 1 Sabu Barat. Pada Siklus I rata-rata aktivitas siswa 41 %, sedangkan pada siklus II rata-rata aktivitas siswa sebesar 65 %, berarti terjadi peningkatan 24 %. 2. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga disertai LK dapat meningkatkan aktifitas belajar Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Agribisnis Perikanan Air Tawar siswa kelas X Program Keahlian Agribisnis perikanan air tawar SMK Negeri 1 Sabu Barat. Pada Siklus I nilai rata-rata ulangan harian siswa 6,9 sedangkan pada akhir siklus II rata-rata nilai Ulangan harian siswa sebesar 7,7 berarti terjadi peningkatan 0,8. II. Saran 1. Disarankan kepada Guru Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan di SMK Negeri 1 Sabu Barat agar dapat mencobakan pembelajaran menggunakan alat peraga disertai LK untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Siswa. 2. Diharapkan bersama-sama dalam wadah MGMP agar dapat menggunakan alat peraga disertai LK untuk topik lain dalam pembelajaran Agribisnis Perikanan Air Tawar. 3. Disarankan kepada Guru Mata Pelajaran lain untuk dapat menggunakan alat peraga disertai LK untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
21
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud, 1995. Kurikulum SLTP 1994. Jakarta: Depdikbud Estiningsih, E. 1994. Landasan Teknik Pengajaran Hitung SD. Yogyakarta : PPPG Matematika
Fathoni, Abdurrahmat. 2005. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta : PT.Rineka Cipta
Irawan, Prasetya.1999. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN
Mulyasa, E.2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Sadiman,
Arief
S,dkk.2003.
Media
Pendidikan
(Pengertian
Pengembangan
dan
Pemanfaatannya). Jakarta : PUSTEKKOMDIKBUD dan PT. Raja Grafindo Persada
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV. ALFABETA
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar baru Algensindo
Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan pengajaran. Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press
22