Modul 6 Ppgpaud Final (15 November 2019) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDAHULUAN



A



nda pernah mengenal dan mungkin sudah memahami makna, tujuan dan



prinsip asesmen, khususnya asesmen perkembangan anak. Asesmen atau sering juga disamakan artinya dengan penilaian merupakan bagian penting dalam menggambarkan keberhasilan layanan pendidikan anak usia dini yang telah diselenggarakan oleh seorang guru. Sedemikian pentingnya asesmen bagi seorang guru maka asesmen menjadi salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru profesional. Coba! Anda ingat-ingat ada pada kompetensi mana asesmen tersebut dituntut dimiliki dan dikuasai oleh seorang guru profesional ? Betul... menguasai kemampuan asesmen bagian dari kompetensi pedagogiek. Lihat dan cek kembali Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor 137 Tahun 2014 lampiran 2 terdapat butir kompetensi dan sub kompetensi sebagai berikut : Kompetensi Pedagogiek : Kompetensi



Sub Kompetensi



I. Menentukan lingkup 1. Memilih pendekatan, metode dan teknik asesmen proses sasaran asesmen proses dan dan hasil kegiatan pengembangan pada anak usia dini hasil pembelajaran pada anak usia dini 2. Menggunakan prinsip dan prosedur asesmen proses dan hasil kegiatan pengembangan anak usia dini 3. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen 4. Menentukan tingkat capaian perkembangan anak usia dini 5. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan 6. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar



Nah itulah kemampuan asesmen yang menjadi bagian kompetensi pedagogiek yang dituntut pada seorang guru profesional.



1



Kompetensi Pedagogiek : Kompetensi



Sub Kompetensi



K. Melakukan tindakan reflektif, korektif dan inovatif dalam meningkatkan kualitas proses dan anak hasil pengembangan usia dini



1. Melakukan refleksi terhadap kegiatan pengembangan anak usia dini yang telah dilaksanakan 2. Meningkatkan kualitas pengembangan anak usia dini melalui penelitian tindakan kelas



3. Melakukan penelitian tindakan



Pada tabel tersebut terlihat jelas bahwa anda dituntut penguasaan kompetensi sebagai guru PAUD profesional yakni menguasai penelitian tindakan kelas sebagai wahana untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu dan profesional. Nah...., modul ini akan membahas secara lebih praktis dan mudah bagi anda yang sedang dan akan mengikuti pendidikan profesi guru PAUD (guru PAUD level 7) tentang asesmen dan penelitian tindakan kelas. Jika anda masih ingat pada saat mengikuti perkuliahan program pendidikan sarjana PAUD (guru PAUD level 6) tentang hasil hasil dari proses asesmen (penilaian) adalah gambaran pencapaian perkembangan setiap anak usia dini pada setiap aspek perkembangan. Gambaran pencapaian aspek perkembangan tersebut kemudian dilaporkan dalam rapor atau dalam bentuk lainnya. Nah....jika anda mencoba membuat rekapitulasi pencapaian aspek perkembangan pada seluruh anak dalam satu kelas kemudian dibuat profil pencapaian perkembangannya (misalnya pada aspek kognitif) maka anda akan menemukan berapa anak yang mencapai perkembangan sangat baik (BSB = Berkembangan sangat baik), BSH (Berkembang Sesuai Harapan), MB (Mulai Berkembang) dan BB (Belum Berkembang). Berdasarkan profil tersebut, anda mungkin menemukan ada 9 anak yang berada dalam kategori BB (Belum berkembang) maka pada kelompok anak ini anda dapat memberikan tindakan kelas (Action in Class) dengan memberikan program dan kegiatan yang tepat. Tindakan seperti ini kemudian anda teliti menjadi sebuah penelitian tindakan kelas. Jelas dan mudah kan........hubungan antara asesmen (penilaian) dengan penelitian tindakan kelas. Pada modul ini hanya akan dibahas tentang asesmen perkembangan saja.



2



Modul 5 ini akan disajikan dalam bentuk 4 kegiatan belajar sebagai berikut : Kegiatan Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Belajar 4



Materi Hakikat Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini Menggunakan Asesmen Autentik melalui Observasi Menggunakan Asesmen Autentik melalui Portofolio Prosedur Pelaporan Hasil Asesmen



Berdasarkan kegiatan belajar tersebut, anda dapat menguasai capaian pembelajaran pada mata kegiatan (CPMK) dan indicator pada masing-masing kegiatan belajaran serta materi sebagai berikut : Kegiatan Kegiatan Belajar 1 Hakikat Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini



CPMK Mampu merancang dan melaksanakan penilaian capaian perkembangan anak usia dini



Indikator 78. Mampu melaksanakan penilaian proses sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian untuk anak usia dini



Kegiatan Belajar 2 Menggunakan Asesmen Autentik melalui Observasi



Mampu merancang dan 73.Mampu merancang panduan melaksanakan penilaian observasi dengan capaian perkembangan menggunakan teknik anak usia dini pencatatan sesuai dengan data perkembangan anak usia dini yang dinilai 74. Mampu merancang rubrik penilaian kinerja 75. Mampu merancang panduan wawancara untuk mengukur perkembangan anak Kegiatan Belajar 3 Mampu merancang dan 77. Mampu merancang instrumen Menggunakan melaksanakan penilaian penilaian portofolio anak Asesmen Autentik capaian perkembangan melalui Portofolio anak usia dini Kegiatan Belajar 4 Mampu mengolah data 79. Mampu menggunakan Prosedur Pelaporan hasil penilaian berbagai teknik penilaian Hasil Asesmen perkembangan anak dan dalam pembelajaran untuk melaporkannya kepada ketepatan kesimpulan stakeholder secara objektif dan berkelanjutan 80. Mampu memilih teknik analisis data sesuai dengan perolehan data dalam penilaian capaian perkembangan belajar anak. 81. Mampu membuat sajian data hasil penilaian capaian perkembangan anak usia dini 82. Mampu menafsirkan data penilaian capaian



3



perkembangan Mampu menyimpulkan hasil perkembangan anak untuk disampaikan kepada stake holder 84. Mampu membuat rekomendasi berdasarkan hasil pilaian 83.



Nah.... silahkan anda baca, pahami dan gambarkan hasil pemahaman anda nanti melalui soal-soal latihan untuk mempertajam penguasaan anda dan sekaligus untuk mengecek pemahaman anda terhadap modul ini. Selamat belajar dan berbahagia dengan modul ini. Jangan lupa berdoa, sebelum membaca modul ini agar anda mendapatkan ilmu yang barokah dan bermanfaat.



4



Kegiatan Belajar 1 Hakikat Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini A. Pendahuluan



H aruskah seorang guru pendidikan anak usia dini (PAUD) menguasai asesmen atau penilaian perkembangan anak? Apa akibatnya jika guru tidak menguasai asesmen (penilaian) ? Apa pentingnya asesmen bagi anak, orang tua dan lembaga PAUD itu sendiri? Ketiga pertanyaan tersebut diharapkan akan mengantar anda pada pada pemahaman tentang hakikat asesmen pada anak usia dini. Kegiatan belajar 1 ini akan membantu anda mengingkat kembali dan memahami konsep serta contoh asesmen (penilaian) dalam kegiatan pendidikan di Lembaga PAUD. Beberapa konsep yang dimaksud adalah makna dan pentingnya asesmen, sasaran asesmen, tujuan asesmen dan prinsip asesmen. Keempat pemahaman konsep tersebut menjadi prasyarat mutlak bagi anda jika ingin menguasai penggunaan metode dan teknik asesmen pada Kegiatan Belajar 2 dan Kegiatan Belajar 3 serta membuat laporan asesmen perkembangan anak usia dini pada kegiatan belajar 4. Agar anda cepat berhasil memahami dan menguasai kegiatan belajar 1 ini, kami menyarankan anda untuk mereview atau mengulang ingatan anda dan/atau praktik menilai perkembangan anak yang telah anda lakukan (jika anda sebagai guru). Kalau anda belum jadi guru, cobalah anda ingat kembali materi asesmen atau penilaian perkembangan anak waktu anda kuliah dulu. Buatkan hasil review anda dalam bentuk catatan kecil. Mungkin lebih bagus catatan tersebut anda buat dalam bentuk peta konsep. Jika pun anda banyak yang belum paham maka biarkan diisi titik-titik saja dulu dan jika sudah paham dan jelas dengan modul serta kegiatan belajar ini, anda dapat langsung mengisi titik-titik tersebut. Mari kita mulai terlebih dahulu dengan memahami dari dekat tentang makna asesmen atau penilaian pada anak usia dini. Dari pemahaman ini, anda akan menemukan beragaman urgensi (pentingnya) asesmen dari berbagai



5



kepentingan. Anda juga akan merefleksi penguasaan konsep dan praktik asesmen yang pernah anda laksanakan waktu mengikuti program sarjana PAUD (KKNI level 6), terutama yang berkaitan dengan makna, tujuan, sasaran dan prinsip dalam melakukan asesmen. Mari kita ikuti materi berikutnya yakni makna dan urgensi asesmen dalam berbagai sudut pandang. B. Inti Sekarang anda memasuki kegiatan inti dari kegiatan belajar 1 ini. Pengalaman belajar anda dalam kegiatan belajar 1 ini dimaksudkan agar membantu anda menguasai CMPK dan indikator sebagai berikut : Kegiatan Kegiatan Belajar 1 Hakikat Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini



CPMK Mampu merancang dan melaksanakan penilaian capaian perkembangan anak usia dini



Indikator 78. Mampu melaksanakan penilaian proses sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian untuk anak usia dini



Coba anda perhatikan indikator yang ingin dicapai dalam KB 1 ini maka isi indikator tersebut lebih mengarah pada ”kemampuan melaksanakan”, artinya dengan KB 1 ini diharapkan anda akan sampai pada performansi seperti itu. Nah dalam KB ini hanya akan diberikan ilustrasi dari apa yang terjadi dan sudah dilaksanakan di lapangan. Mari kita ikuti dan anda baca materi pokok dan uraiannya sebagai berikut: B.1 Makna dan Urgensi Asesmen Asesmen atau penilaian sebenarnya suatu pengetahuan yang biasa ditemukan dan dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pernahkah anda sendiri memberikan komentar pada seorang anak, misalnya “De... kamu ko tidak mau mengajak temanmu bermain?” atau mungkin anda berkomentar “De... gambarmu bagus sekali”. Menggambarkan anak secara apa adanya atau memberikan nilai tertentu pada keadaan seorang anak merupakan bagian pokok dari apa yang disebut dengan asesmen atau penilaian. Ketika anda berhasil memberikan atau mendeskripsikan keadaan seorang anak secara apa adanya pada suatu waktu tertentu tanpa disertai menebak atau memperkirakan maka anda sudah memahami dan menggunakan konsep dari makna asesmen. Asesmen merupakan suatu proses



6



mendeskripsikan secara apa adanya tentang perilaku yang ditunjukkan oleh anak. Untuk memahami lebih kongkrit lagi coba anda bandingkan dua hasil asesmen terhadap kasus berikut :



Hasil Asesmen 1 (Komentar 1) Seorang anak berdiri memegang spidol dengan menjepit dengan menggunakan lima jarinya membuat suatu coretan. Hasil asesmen 1 memberikan gambaran keadaan anak secara apa adanya.



Hasil Asesmen 2 (Komentar 2) Anak sudah dapat menggunakan alat tulis dan membuat gambar berbentuk geometri Hasil asesmen 2 memberikan komentar yang cenderung menduga atau memperkirakan. Bentuk geometri yang ada dalam photo bukan hasil yang dibuat oleh anak.



Berdasarkan kasus tersebut dapat dikemukakan bahwa komentar 1 memberikan gambaran bahwa asesmen dikemukakan dengan menggambarkan apa adanya perilaku anak. Adapun hasil asesmen kedua, asesmen memberikan gambaran perilaku anak bercampur dengan intepretasi atau penafsiran. Dari gambaran tersebut, anda dapat memberikan kesimpulan singkat dan kunci bahwa asesmen adalah “suatu proses menggambarkan perilaku anak secara apa adanya”. Pemahaman konsep ini sebenarnya hampir sama dengan pemahaman konsep anda terhadap penilaian yang juga harus “menggambarkan perilaku anak secara apa adanya”. Anda juga perlu mempertimbangkan pendapat beberapa ahli yang membedakan antara asesmen (assessment) dan penilaian (evaluation), bahkan ada yang lebih membedakan lagi antara asesmen, penilaian dan evaluasi. Secara harfiah



penilaian



dimaknai



“proses



memberikan



nilai



dengan



cara



membandingkan suatu hasil gambaran perilaku dengan sebuah kriteria “.



7



Nah…untuk lebih membuka wawasan anda, coba kita ikuti dan simak penjelasan para ahli sebagai berikut. Seorang ahli (Learner, 1988; 54) mengemukakan bahwa asesmen sebagai suatu proses pengumpulan informasi tentang seorang anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan anak tersebut. Pada hasil asesmen 1, terdapat informasi (data) yang berkaitan dengan kondisi anak (terutama terkait dengan perilaku motorik halus) sehingga dapat dibuat suatu pertimbangkan (keputusan) tentang status anak, jenis program dan cara lebih lanjut untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak tersebut. Ketika makna asesmen sampai pada proses pengambilan keputusan tentang status perilaku anak maka makna asesmen tersebut sudah termasuk dalam pengertian penilaian, yakni mengambil keputusan nilai (status) anak dalam capaian perkembangannya. Coba anda perhatikan dan pahami pernyataan yang diungkapkan oleh Bonnie Campbell yang memandang asesmen sebagai proses pengumpulan bukti dan dokumentasi perkembangan dan pertumbuhan anak. Pada contoh kasus di atas, dokumen photo merupakan suatu bukti tentang informasi atau keterangan perilaku anak yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus. Bukti photo tersebut memberikan gambaran informasi atau keterangan perilaku anak yang berkaitan dengan kemampuan motoriknya. Konsep asesmen juga sering dihubungkan dengan analisis kebutuhan atau yang disebut dengan need assessment. Asesmen kebutuhan anak memberikan gambaran tentang perilaku aktual yang ditunjukkan anak dibandingkan dengan perilaku normatif pada rentang usianya. Perhatikan pendapat Walter Dick, Lau Carey dan James O. Carey (2005:22) yang memberikan gambaran need assesment sebagai proses mengumpulkan informasi tentang kondisi kemampuan secara actual (kemampuan tampak nyata) dibandingkan perilaku berdasarkan standar normatif. Meneruskan contoh kasus di atas, anda akan bisa membandingkan perilaku motorik halus anak tersebut pada usia 2 tahun dengan perkembangan motorik halus pada rata-rata perkembangan motorik halus pada rentang usia tersebut.



8



Link Internet tentang Pemahaman Makna Asesmen https://www.niu.edu/facdev/_pdf/guide/assessment/formative%20and_summativ e_assessment.pdf http://medsci.indiana.edu/m620/reserves/def_assess.pdf https://www.edglossary.org/assessment/



Nah...cukup jelas bukan apa yang dimaksud dengan asesmen. Berdasarkan ragam makna asesmen tersebut anda dapat memberikan gambaran betapa pentingnya asesmen dilakukan oleh pendidik (guru atau orang tua). Secara psikologis, asesmen dianggap penting untuk memperoleh gambaran kondisi psikologis yang terjadi pada seorang anak dengan mendeskripsikan perilaku yang tampak. Dengan data perilaku aktual (tampak) ini dapat digambarkan kedudukan kondisi psikologis anak dibandingkan keadaan psikologis secara normatif pada rentang usia tertentu. Dalam konteks psikologi perkembangan dan perkembangan anak, setiap anak didik memiliki karakteristik dan tahapan perkembangan normatif yang relatif sama sesuai dengan usia kalender (cronological ages). Standar normatif perkembangan ini akan menjadi kerangka acuan dalam menyusun standar kompetensi perkembangan sesuai dengan usia kelender masing-masing murid. Walaupun secara normatif anak memiliki standar perkembangan yang relatif sama namun dalam proses pencapaiannya, setiap anak memiliki keunikan, tempo dan irama perkembangan masing-masing. Terdapat perbedaan kondisi psikologis (mental ages) yang telah dimiliki dan dicapai setiap anak didik dibandingkan dengan standar perkembangan yang sesuai dengan usia kalender (sesuai usia). Selain tipe belajar tersebut, banyak aspek psikologis yang harus diketahui, dipahami dan dipetakan oleh pendidik melalui proses asesmen. Aspek psikologis yang dimaksud diantaranya adalah minat belajar, motivasi internal, perhatian, motorik halus/kasar, keterampilan menyimak, keterampilan menulis, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, perilaku moral, sikap beragama, perilaku sosial, pengendalian emosi dan sebagainnya. Berbagai aspek perkembangan tersebut perlu diungkap dan dipahami pendidik sebelum pendidik merencanakan dan melaksanakanan kegiatan pembelajaran. Jika menelaah dan menggambarkan keragaman kondisi berbagai aspek psikologis maka pendidik akan menemukan



9



keragaman itu begitu sangat spesifik untuk masing-masing anak. Hal ini sejalan dengan sifat dan hukum perkembangan bahwa perkembangan bersifat individual (individual differences). Oleh karena itu maka pembelajaran seharusnya bersifat individual sesuai dengan keragaman masing-masing anak dan inilah yang menjadi salah satu pijakan sebagian ahli yang menghendaki pembelajaran itu bersifat individual (individual learning). Dengan demikian, secara ideal seharusnya kurikulum disusun sesuai dengan banyaknya keragaman yang ditemukan pada anak usia dini (differences curriculum) sehingga setiap anak mengggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan aktual yang dicapaiannya. Pola inilah yang mendorong munculnya kurikulum individual dan pembelajaran individual. B.2 Sasaran Asesmen Anak Usia Dini Bab ini memberikan gambaran pada Anda tentang kajian yang dikembangkan oleh para ahli asesmen termasuk penulis juga tertarik dengan acuan yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan asesmen. Pada satu pandangan, acuan asesmen diarahkan pada perkembangan anak (child development assesment) dan pandangan lain yang diarahkan pada asesmen berbasis kurikulum (curricuum based assesment). Walau demikian, kedua arah kajian asesmen tersebut belum penulis temukan yang dibahas secara bersamaan dalam satu refensi. Untuk mengantarkan kajian pada pada kedua pijakan dalam melakukan asesmen, ada baiknya pembaca mempelajari gambar sebagai berikut: Content of Development (CoD) (Bahasa, Kognitif, Sosial-emosi, motorik, moral)



Asesment



Activity for Development (Play Based)



10



Content of Program (CoP) (Subject Matter or Concept) (Bahasa, Seni, Sains, Matematika, dsb)



Child Development Based Assessment (CDBA) (Bahasa, Kognitif, Sosial-emosi, motorik, moral)



Asesment



Play Based Assessment (Aktivitas Bermain)



Curriculum Based Assesment (Subject Matter or Concept) (Bahasa, Seni, Sains, Matematika, dsb)



Dalam asesmen berbasis perkembangan, pelaksanaan asesmen diarahkan pada penelaahan dan pendeskripsian berbagai perubahan nyata berbagai aspek psikofisis yang terjadi pada anak usia dini. Sasaran asesmen yang berbasis perkembangan ditujukan pada isi perkembangan (content of development) pada berbagai aspek perkembangan. Isi perkembangan biasanya digambarkan dalam bentuk karakteristik perilaku yang dapat diamati. Dalam pandangan Havighust disebut sebagai tugas perkembangan (development task). Hal ini berimplikasi dalam pengembangan konsep dan praktik pendidikan anak usia dini yakni penyusunan konsep Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) sebagai acauan untuk mengembangkan kurikulum dan pembelajaran. Selain itu, hasil akhir asesmen perkembangan mengarah pada pencapaian tingkat perkembangan anak sesuai dengan rentang usia anak. Dalam pandangan lain, asesmen diarahkan pada sejumlah program yang terdapat dalam kurikulum (content of program). Asesmen dengan sasaran program biasanya akan berkaitan dengan penguasaan anak usia dini pada berbagai pengetahuan, pengalaman dan nilai-nilai sebagai program pembelajaran seperti matematika, sains, studi sosial dan seni. Asesmen ditujukan pada menelaah dan menggambarkan penguasaan anak usia dini pada isi program dari pelajaran. Selain kedua acuan asesmen tersebut, ada juga asesmen yang ditujukan pada aktivitas atau asesmen berbasis proses (activity for development). Dalam bentuk lain acuan dalam melakukan asesmen dikatakan sebagai asesmen berbasis bermain (play



11



based assesment). Asesmen ini diarahkan pada proses bermain yang dilakukan anak usia dini. Link Pemahaman Sasaaran Asesmen Anak Usia Dini https://www.unc.edu/.../PlayBasedAssessmentInformation https://www.bmj.com/bmj/section-pdf/187724?path=/bmj/346/7891/Clinical_Review.full.pdf https://www.cdc.gov/ncbddd/childdevelopment/screening.html https://childpsychologist.com.au/service/assessments/developmental-assessments/ https://www.teachervision.com/using-multiple-intelligences-testing-assessment



B.3. Tujuan Asesmen Anak Usia Dini Agar anda memahami asesmen yang konteksnya sama dengan penilaian, cobalah anda membaca dan memahami pedoman penilaian yang dapat anda cari dalam link kemendikbud. Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan melakukan asesmen, yaitu penilian (asesor) harus menentukan tujuan melakukan asesmen (penilaian). Dengan menentukan tujuan asesmen, maka akan terjawab beberapa pertanyaan berikutnya yaitu konsep/materi pembelajaran, metode, teknik, alat dan media. Edward Chirtenden dalam Bonnie Campbel (1994 : 8) menyatakan empat tujuan asesmen, yaitu 1) untuk tetap berada pada jalur untuk mencapai tujuan pembelajaran (keeping track), 2) mencari tahu sampai sejauh mana kemampuan anak dan juga minat anak (finding out), 3) memonitoring perkembangan anak (checking up), dan 4) membuat kesimpulan/keputusan berkaitan dengan program dan pengelompokan (summing up). Empat tujuan itu dapat



diaplikasikan



cara/metode



dalam



pembelajaran,



pembalajaran, memeriksa



diantaranya



apabila



ada



yaitu



menentukan



permasalahan



dalam



pembelajaran, mengetahui kemampuan anak, dan merekapitulasi kemampuan anak. Tujuan menurut Edward di atas dapat terlihat bahwa asesmen ini merupakan salah satu proses dalam persiapan pelaksanaan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran tergantung dari bagaimana proses pembelajaran tersebut berlangsung. Untuk melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak, maka perlu adanya observasi awal untuk mengetahui karakteristik, kondisi dan kemampuan awal anak. Pengenalan tentang



12



gaya belajar, minat, skill dan pengetahuan anak sangat penting untuk follow up dari hasil asesmen. Berbeda dengan Edward, Joyce S. Choate dkk (1992:9) berpendapat bahwa



tujuan



menggambarkan



asesmen



diantaranya



kemampuan



yaitu



(determining



penyeleksian eligibility)



(screening),



dan



pengajaran



(instruction). Tujuan asesmen yang dikemukakan oleh Joyce S. Choate dkk mengarah pada implementasi kurikulum yang dipergunakan oleh lembaga pendidikan tersebut. Hal ini sangat rasional, karena hasil belajar anak yang terlihat dari kompetensi lulusan (out put) dapat tergambar dengan jelas dalam kurikulum. Hal ini akan akan mengarahkan pendidik dalam membuat program yang sesuai dengan karakteristik dan tahapan perkembangan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam pandangan Salvia dan Ysseldyke seperti dikutip oleh Lerner (1988:54), dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan kesulitan belajar, asesmen dilakukan untuk 5 keperluan, yaitu (1) penyaringan (screening), (2) pengalihtanganan (referal), (3) klasifikasi (classification), (4) perencanaan pembelajaran (instructional planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar anak (monitoring pupil progress). pada penyaringan, anak-anak berkesulitan belajar di suatu kelas atau sekolah diidentifikasi untuk memntukan anak-anak mana yang memerlukan pemeriksaan lebih komprehensif. dlam penyaringan dilakukan evaluasi intensif. berdasarkan hasil evaluasi sepintas, misalnya melalui observasi informasi oleh guru, untuk memnentukan siapa di antara anakanak yang memerlukan evaluasi intensif. berdasarkan hasil evaluasi tersebut, selanjutnya anak dialihtangankan (referral) ke seorang ahli, misalnya psikolog atau dokter, untuk memperoleh pemeriksaan lebih lanjut. berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut anak diklasifikasikan untuk memntukan apakah mereka benar-benar memerlukan pelayanan khusus. pada tahap ini asesmen dilakukan untuk keperluan klasifikasi kesulitan. pada tahap perencanaan pembelajaran, asesmen untuk keperluan penyusunan program perencanaan individual. Dalam memantau



kemajuan



belajar



anak,



asesmen



dapat



dilakukan



dengan



menggunakan tes formal. tes informal, observasi, dan prosedur asesmen



13



Menurut Neil Shambaugh dan Susan G. Magliaro (2006:121) tujuan asesmen dalam pembelajaran diantaranya yaitu: a. Penempatan (placement). Hasil asesmen dapat menjadi rekomendasi guru dalam menempatkan anak dalam kelompok yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan kebutuhannya. b. Diagnosa (diagnostic). Dengan asesmen, asesor atau guru dpat mengetahui permasalahan dan kesulitan yang dihadapi anak. c. Perkembangan (formative). Asesmen juga bertujuan untuk mengetahui perkembangan anak selama proses pembelajaran. d. Hasil akhir (summative). Hasil akhir (summative) setelah melakukan asesmen yaitu untuk mengukur pembelajaran anak. Melihat tujuan di atas, maka terdapat kerancuan antara asesmen dan evauasi. Apabila dalam asesmen terdapat tujuan berupa pengambilan keputusan tentang kelulusan atau hasil belajar maka akan sama dengan evaluasi. Kecuali proses mendapatkan informasi itu ada di awal ketika akan dimulainya pembelajaran, maka hasil belajar yang dimaksud bukanlah untuk menentukan kelulusan atau kenaikan tingkat/kelas akan tetapi untuk mengetahui asal kelompok anak. Apabila anak berasal dari kelas 1 dan akan melanjutkan ke kelas 2, maka alat dan materi pun disesuaikan dengan kelas 1. Selain tujuan asesmen tersebut, terdapat beberapa tujuan dari asesmen secara lengkap sebagai berikut: a. Penyaringan/penyeleksian (Screening). Penyeleksian yang dimaksud yaitu untuk menyeleksi anak yang sesuai dengan program yang dikembangkan. b. Menggambarkan berbagai jenis keterampilan yang terarah (Determining Eligibility).



14



Asesmen dapat digunakan sebagai proses untuk mengetahui dan menetapkan apakah sesorang masuk dalam kategori orang yang membutuhkan layanan khusus. c. Penyusunan/pengembangan program pembelajaran yang tepat dan sesuai (Programing Planing). Asesmen



untuk



keperluan



penyusunan/pengembangan



program



pembelajaran yang tepat. d. Membuat keputusan tentang penempatan (Maping). Mendapatkan gambaran posisi perkembangan anak dalam satu kelompok. Hasil maping ini akan menjadi acuan guru dalam membuat program yang berbeda (differensiasi program) sesuai dengan kebutuhan anak. e. Memantau pekembangan anak (Monitoring). Untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa selama dan setelah mengikuti program pendidikan tertentu. B.4 Prinsip Asesmen Anak Usia Dini Perlu anda ingat-ingat ya bahwa kompetensi sasaran yang dikemukakan pada bagaian awal kegiatan belajar ini adalah “mampu melaksanakan penilaian proses sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian untuk anak usia dini”. Jadi anda memahami prinsip asesmen atau penilaian ini dalam konteks memahami prinsip dalam melaksanakan asesmen. Ketika anda melaksanakan kegiatan asesmen atau penilaian, coba anda perhatikan dulu prinsip penilaian yang mungkin sudah pernah anda pelajari pada level 6 sarjana PAUD, yakni prinsip penilaian dalam pedoman penilaian Kurikulum 2013 PAUD. Oke coba perhatikan penjelasan pada kolom berikut : Penilaian hasil belajar anak pada jenjang PAUD berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Mendidik Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal. 2. Berkesinambungan Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus menerus untuk mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. 3. Objektif Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi



15



subjektivitas penilai sehingga menggambarkan data atau informasi yang sesungguhnya. 4. Akuntabel Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas serta dapat dipertanggungjawabkan. 5. Transparan Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan hasil penilaian dapat diakses oleh orang tua dan semua pemangku kepentingan yang relevan. 6. Sistematis Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan menggunakan berbagai instrumen. 7 7. Menyeluruh Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Penilaian mengakomodasi seluruh keragaman budaya, bahasa, sosial ekonomi, termasuk anak yang berkebutuhan khusus. 8. Bermakna Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak, orangtua, guru, dan pihak lain yang relevan. Nah…ingatkan beberapa prinsip tersebut. Coba anda gunakan pemahaman anda yang dulu kedalam prinsip melaksanakan asesmen atau penilaian perkembangan anak usia dini. Pada prinsip pertama, Anda harus melaksanakan asesmen atau penilaian yang tidak menghakimi, tidak memojokan dan tidak merendahkan harga diri anak. Dengan kata lain, kegiatan penilaian yang anda lakukan harus mendidik, yakni membangun harga diri anak, dan memotivasi anak untuk berkembangan lebih baik. Selain itu, proses penilaian atau asesmen merupakan proses yang berkesinambungan maka anda harus melaksanakan penilaian secara terus menerus dan berkesinambungan. Prinsip ini mengandung makna bahwa proses berkesinambungan jangan dimaknai sebagai upaya untuk membuat ratarata perkembangan anak dalam kurun waktu tertentu. Penjelasan prinsip lainnya yakinlah anda sudah dapat memahaminya. Selain



prinsip



pelaksanaan



penilaian



tersebut,



anda



dapat



mempertimbangkan beberapa prinsip lainnya. Beberapa prinsip yang dimaksud adalah: a. Advokasi (Pendampingan) Dalam proses pemberian pelayanan pendidikan, salah satu yang harus diperhatikan yaitu memberikan bantuan pendampingan belajar anak didik, baik secara individual maupun kelompok anak yang relatif homogen. Oleh karena itu



16



penting adanya pengelompokan (grouping) berdasarkan perkembangan anak apabila lembaga pendidikan tersebut belum dapat memberikan pelayan secara individual. Pengelompokan tersebut akan memudahkan pendidik/guru dalam memberikan pelayanan advokasi (pendampingan). Selain itu pendampingan juga diberikan pada anak didik dengan kebutuhan khusus untuk remedial dan pengayaan atau kebutuhan khusus lainnya. b. Kesesuaian Pemprograman Analisis kebutuhan anak (Need Asesmen Analyses) akan memberikan bantuan dalam penyusunan dan pengembangan program dan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan aktual yang dimiliki anak didik. Tidak hanya dengan kemampuan aktual anak, akan tetapi banyak hal seperti gaya /tipe belajar (learning style), minat dan lingkungan. Karena setiap kemampuan awal (Entering Behavior) anak berbeda satu dengan yang lainnya, maka program, proses dan media yang diberikan pun akan berbeda untuk masing-masing individu atau kelompok anak didik. c. Ketergantungan pada alat atau metode Keberhasilan guru melakukan asesmen sangat tergantung pada metode dan alat yang dipergunakan. Setiap kompetensi yang ada di setiap aspek perkembangan yang akan diasesmen tentu akan menggunakan metode dan media yang berbeda. Semuanya disesuaikan dengan tujuan dan prosesnya. Pemilihan media dan metode yang tidak sesuai tentu tidak akan menhasilkan data/informasi yang maksimal. Oleh karena itu penggunaan metode dan alat disesuaikan dengan karakteristik sasaran asesmen yang dilakukan. d. Equity (Keseimbangan) Asesmen



dilakukan



terhadap



sasaran



subjek



didik



dan



aspek



perkembangan secara seimbang sehingga akan memberikan gambaran yang komprehensif. Pengumpulan data untuk semua aspek bidang pengembangan dengan tidak menitikberatkan hanya pada aspek tertentu (mis : aspek akademis saja). Seperti yang dikemukakan Howard Gardner bahwa manusia memiliki 8 kecerdasan



yang



kesemuanya



memerlukan



perhatian



khusus



dalam



perkembangannya. Karena setiap individu memiliki kecerdasannya masingmasing sesuai dengan karakter dan talenta yang dimiliki. Untuk mengetahui



17



potensi/kemampuan di setiap aspek, maka anak harus memperoleh kesempatan yang setara/seimbang satu dengan lainnya dalam mengikuti kegiatan asesmen. e. Komprehensif Seperti yang telah dijelaskan pada prinsip equity, bahwa asesmen harus dilakukan secara seimbang untuk semua aspek perkembangan akan diperoleh data/informasi perkembangan anak secara menyeluruh. Gambaran aspek perkembangan yang komprehensif akan memudahkan guru mengidentifikasi dan melokalisasi aspek perkembangan yang memerlukan perhatian dan bantuan. Tidak hanya melihat satu atau dua aspek saja yang dianggap penting dalam kehidupannya akan tetapi semua aspek pengembangan. f. Keahlian Administratif Proses dan hasil asesmen harus dilakukan dan dikelola dengan menggunakan analisis administratif yang profesional. Gambaran tahapan proses asesmen dari awal penyusunan kisi-kisi instrument hingga pengolahan data dan penyusunan program harus jelas dan dapat dipertanggung jawabkan. Administatif asesmen yang baik akan memudahkan guru mendata, mencari dan menyimpulkan berbagai hal tentang perkembangan yang terjadi pada anak didik. f. Pragmatis Kegiatan asesmen harus berguna dan dapat dimanfaatkan oleh dan untuk kepentingan anak didik, orang tua dan sekolah. Khusunya bagi guru, karena dari data asesmen akan memudahkan guru dalam melakukan pengelompokan serta penyusuan program yang akan diberikan. Begitu juga dengan orang tua, dengan hasil asesmen orang tua juga mendapatkan gambaran tentang kemampuan awal anak. Hal tersebut akan membantu orang tua melihat perkembangan anak selanjutnya, dan juga membantu orang tua dalam memberikan program yang selaras dengan pihak sekolah untuk mengoptimalkan perkembangan anak. Tentu saja untuk anak, dari data asesmen yang didapat anak akan mendapatkan program dan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya.



18



FORUM DISKUSI



Untuk memperdalam pembahasan Anda tentang materi di atas, ada baiknya Anda melakukan diskusi dengan kelompok belajar anda. Diskusi anda dapat diarahkan pada hal-hal yang dapat memperkaya penguasaan konsep dasar asesmen anda. Perhatikan petunjuk berikut dan cobalah anda melakukannya. 1) Coba anda refleksikan pengalaman ketika anda kuliah mata kuliah asesmen atau ketika anda pernah praktik di lembaga PAUD. Buatlah skema atau bagan konsep tentang urgensi (pentingnya) asesmen, kemana arah asesmen dan prinsip apa yang seharusnya dikuasai serta dijalankan oleh pendidik PAUD. 2) Ada tiga jenis sasaran asesmen yang biasa dibahas oleh para ahli. Coba anda diskusikan dengan teman kelompok anda. Buatlah skema seperti pada diskusi 3) pertama untuk menemukan dan menggambarkan sasaran asesmen menurut CDBA, CBA dan PBA. C. Penutup



RANGKUMAN



Asesmen merupakan suatu proses mendeskripsikan secara apa adanya tentang perilaku yang ditunjukkan oleh anak. Perilaku yang dimaksud diarahkan pada aspek perkembangan yang harus dikuasai anak. Asesmen bertujuan untuk mengungkapkan fakta perkembangan aktual yang terjadi dan dicapai anak (description), memetakan capaian perkembangan pada setiap anak (mapping), mengelompokan anak pada capaian perkembangan yang relatif sama (groupping), memberikan program yang sesuai dengan kebutuhan anak (programming). Untuk mencapai proses asesmen yang benar maka perlu diperhatikan prinsip utama yakni 1) objektif atau memberikan gambaran secaranya apa adanya, 2) kontinyu atau terus menerus, 3) bermakna yakni menemukan dan mengungkap informasi atau keterangan yang bermakna bagi anak, orang tua dan lembaga PAUD agar dapat 4) memberikan pendampingan program (advokasi) yang sesuai.



TES FORMATIF



19



Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan! 1) Berikut ini adalah contoh yang tepat dalam menggambarkan pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar anak adalah .... A. gambaran penilaian proses dan hasil tulisan dari karya anak. B. gambaran penilaian proses berpikir dan belajar konsep bilangan. C. gambaran proses dan hasil belajar kinestetik anak. D. gambaran proses sosialisasi dan hasil emosi anak. E. gambaran kemajuan belajar dan tindak lanjut asesmen 2) Seorang pendidik PAUD melakukan asesmen untuk mengungkap kecerdasan bahasa anak (linguistic intellegence). Sasaran asesmen yang diungkapkan pendidik tersebut adalah .... A. asesmen berbasis perkembangan B. asesmen berbasis kecerdasan jamak C. asesmen berbasis bermain D. asesmen berbasis kurikulum E. asesmen berbasis konten 3) Seorang pendidik PAUD melaksanakan proses asesmen dengan memberikan pendampingan pada anak melalui program yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal tersebut sesuai dengan prinsip .... A. keahlian Adminstratif B. eligibity C. advokasi D. objektif E. reliabel 4) Dalam proses asesmen, seorang pendidik PAUD melakukan asesmen untuk mengungkap kecerdasan bahasa anak (linguistic intellegence). Sasaran asesmen yang diungkapkan pendidik tersebut adalah .... A. asesmen berbasis perkembangan B. asesmen berbasis kecerdasan jamak C. asesmen berbasis bermain D. asesmen berbasis kurikulum



20



E. asesmen konten kurikulum 5) Seorang pendidik melaksanakan asesmen melalui kegiatan diagnostic seperti yang dikemukakan oleh Neil Shambaugh dan Susan G. Magliaro. Kegiatan diagnostik yang dimaksud adalah .... A. mendeskripsikan perilaku anak secara apa adanya B. menggambarkan jarak kemampuan aktual dan kemampuan potensial C. menemukan masalah atau kesulitan anak dan penyebabnya D. menempatkan dan menyesuaikan anak dengan program yang tepat E. menggambarkan derajat keberhasilan anak sesuai target. 6) Seorang



pendidik



PAUD



melakukan



asesmen



(penilaian)



harus



mempertimbangkan prinsip objektif. Prinsip ini digambarkan oleh pernyataan berikut yang paling tepat adalah : A. mendeskripsikan hasil penilaian dengan menambahkan pujian pada anak. B. mendeskripsikan hasil penilaian dengan menggambarkan apa adanya perilaku anak. C. mendeskripsikan hasil penilaian dengan memberikan interpretasi pada perilaku anak. D. mendeskripsikan hasil penilaian dengam memberikan komentar sesuai kriteria penilaian. E. menggambarkan kemajuan proses dan hasil penilai sesuai dengan indikator. 7) Pelaksanaan asesmen atau penilaian yang dilakukan pendidik harus dilakukan dengan memperhatikan pengelolaan data atau hasil informasi dari setiap metode/teknik yang dipergunakan. Pelaksanaan penilaian tersebut sesuai dengan prinsip .... A. keahlian Adminstratif B. eligibity C. advokasi D. objektif E. adaptif



21



8) Dalam melaksanakan penilaian (asesmen), seorang pendidik PAUD melakukan asesmen untuk mendeskripsikan aktivitas bermain yang dilakukan anak. Sasaran asesmen yang dilakukan pendidik tersebut adalah .... A. child development based assessment B. content based assessment C. play based assessment D. multiple intelligence based assessment E. creative play based curriculum 9) Seorang pendidik menemani kegiatan bermain yang membantu seorang anak dalam mengenal huruf atau kata. Kegiatan tersebut dapat dimasukan dalam prinsip pelaksanaan asesmen yang berkaitan dengan ….. A. advokasi (pendampingan) B. keahlian administratif C. ketergantungan pada metode/alat D. komprehensif E. Keakuratan data 10. Anda mungkin bertugas pada suatu Lembaga yang menempatkan penguasaan konsep sains, matematika atau literasi dalam melakukan asesmen. Lembaga tersebut menggunakan sasaran asesmen yang berkaitan ….. A. child development based assessment B. content based assessment C. play based assessment D. multiple intelligence based assessment E. creative play based assessment



22



DAFTAR PUSTAKA Arthur, L., et al. (2001). Programming and Planning in Early Childhood Settings. 2nd ed. Harcourt Australia: Pty Limited. Bentzen, Warren R. (2005). Seeing Young Children: A Guide to Observing and Recording Behavior. 5th edition. New York: Thomas Delmar Learning. Bredekamp, S. & Rosegrant. T (1992). Reaching Potentials: Appropriate Curriculum and Assessment for Young Children. V-I. Washington, DC: NAEYC. Brewer, J.N. (2007). Introduction Early Childhood Education. Boston: Allyn and Bacon. Choate, Joyce, dkk., Curriculum Based Assesment And Programming. Second edition. Allyn and Bacon.1992. Crain, William. (2007). Teori Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Decker, A., Decker, J.R. (1992). Planning and Administering Early Childhood Programs. 5 th ed. Macmillan Publishing Company. Esa, Eva. L. (2003). Early Chilhood Education. Canada: Delmar Learning. Feeney, S., Christensen, D., Moravcik, E. (2006).Who Am I in The Lives of Children. 7th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Gullo, D. F. Understanding assessment and evaluation in early childhood education. New York: Teachers College Press, 1994. Halman, Sri Utami. Time Sampling dan Event Sampling. (http://utamitamii.blogspot.com/2013/10/time-sampling-dan-eventsampling_12.html, diakses tanggal 02 Mei 2014). Hapidin, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Ghiyats Alfiani Press, 2002. Hapidin, Panduan Penilaian Anak Usia Dini. Jakarta : Jakarta: Direktorat PAUD, 2010. Hopkins, Charles D., Richard L. Antes, Classroom Measurement and Evaluation. Itasca, Illionis : Peacock publishers, Inc., 1990. Hoorn, Judith Van. Etc. (1993). Play at the Center of the Curriculum. New York: Merrill, an imprint of Macmillan Publishing Company. https://www.youtube.com/watch?v=gpFM_ZcQw7c Jablon, Judy R, Amy Laura Dombro, Margo L Dichtelmiller. (2007). The Power of Observation for Birth through Eight. 2nd edition. Washington: Teaching Strategies NAEYC. Linder Tony, Trandiciplinary, Play Based Assesment. An Evolving Proccess. Meier, Deborah, and Thomas Hehir. (2002). Multiple Intelligences and Portfolios: A Window inti The Learner’s Mind. Heineman: Evangeline Harris Stefanakis. Nilsen, B., A., (2004). Documenting The Development of Young Children. 3rd ed. Canada: Thomson Learning Inc. Nilsen, Barbara Ann. Week by Week: documenting the development of young children. United Stated of America: Thomson Delmar Learning, 2004. Nitko, Anthony J., Educational Test and Measurement An Introduction. New York : Harcourt Brace Javanovich, Inc., 1983. Puckett, M.B., Diffily, D. (2004). Teaching Young Children: An Introduction to The Early Childhood Profession. 2nd ed. Canada: Thomson Learning Inc.



23



Popham, W James. (2006). Assessment for Educational Leaders. Boston: Pearson Education. Puckett, M. B & Black, J.K. (1994). Authentic Assessment of The Young Child. New York: Macmillan College Publishing Company. Putra, Reza.Metode Observasi Psikologi: "Time Sampling". (http://pemudaumat.blogspot.com/2012/07/metode-observasi-psikologitime.html, diakses tanggal 02 Mei 2014). Pennsylvania’s Department’s of Education and Public (2005) Wellfare.Early Childhood Assesment for Children from Bird to Eight. Harrisburg, PA. Stiggins, Richard J. (1994). Student-Centered Classroom Assesment. New York: Merrill, an imprint of. Macmillan College Publishing Company. The National Academy (2008). Early Childhood Assessment. www.nationalacademies.org. Taylor, Carrol, Lynn Lyons Morris, How to Design Program Evaluation. Newbury Park : SAGE Publication, Inc., 1987. Wortham, S.C. (2005). Assessment in Early Childhood Education. 4th ed.New Jersey: Pearson Prentice Hall.



24



Kegiatan Belajar 2 Menggunakan Asesmen Autentik melalui Observasi A. PENDAHULUAN Ada yang beda dengan isi kegiatan belajar 2 ini yang akan membahas penggunaan asesmen otentik melalui observasi. Yuk….. kita ingat-ingat kembali pada waktu anda kuliah di program sarjana PAUD (level 6). Anda pasti pernah mendengar asesmen otentik atau penilaian otentik. Kata otentik ini secara mudah dapat dimakna “asli, nyata, sesungguhnya, apa adanya, bersifat factual atau menunjuk pada kondisi senyatanya”. Jadi asesmen otentik merupakan proses pengumpulan, pendeskripsian dan pemaknaan objek perkembangan (perilaku anak usia dini) secara langsung, apa adanya dan bersifat faktual. Asesmen otentik dilakukan pendidik PAUD dengan menggambarkan perilaku anak secara factual dan apa adanya. Asesmen atau penilaian seperti ini menghindari pendidik memberikan dugaan, perkiraan, tebak-tebak dan menghasilkan gambaran perkembangan yang tidak objektif alias bias (menyimpang) dari kondisi apa adanya. Banyak sekali sumber belajar yang anda dapat pelajari secara mandiri tentang pemahaman konsep dan praktik asesmen melalui penggunaan metode observasi. Coba anda telusuri naskah dan bagaimana praktik penggunaan metode observasi dalam kegiatan asesmen dalam link berikut : Naskah pdf Metode Observasi ASESMEN_AUTENTIK_DAN_



https://www.researchgate.net/publication/314084849_ PENDIDIKAN_BERMAKNA_IMPLEMENTASI_KURIKULUM_2013



http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PAUD4503-M1.pdf https://www.academia.edu/28144031/Perencanaan_dan_Asesmen_Perkembanga n _Pada_Anak_Usia_Dini_Suyadi Link Video https://www.youtube.com/watch?v=Y4BdOPt2Eow https://www.youtube.com/watch?v=BBNQoL-SCzY



25



https://www.youtube.com/watch?v=Zc2XS678OEg Mudah-mudahan link tersebut berguna untuk semakin mematangkan anda dalam memahami konsep dan praktik penggunaan metode observasi dalam kegiatan asesmen sebagai kompetensi penting pendidik PAUD. Banyak ilustrasi menarik yang dapat anda simpulkan dari naskah dan link video tersebut. B. Inti Inti kegiatan belajar 2 ini akan mengajak anda mendalami penggunaan metode observasi dalam praktik asesmen. Penggunaan metode observasi ini seringkali dianggap metode yang mudah, terutama kalua sudah melakukan “centang mencentang atau tanda V” pada kolom BSH, BSB, MB dan BB. Sebelum melakukan pendalaman tersebut, mari kita hubungkan KB-2 ini dengan sasaran indicator dan CPMK mana saja. Coba perhatikan dan pelajari sasaran indicator yang dapat anda capai dengan KB 2 sebagai berikut : Kegiatan Kegiatan Belajar 2 Menggunakan Asesmen Autentik melalui Observasi



CPMK Indikator Mampu merancang dan 73.Mampu merancang panduan melaksanakan penilaian observasi dengan capaian perkembangan menggunakan teknik anak usia dini pencatatan sesuai dengan data perkembangan anak usia dini yang dinilai 74. Mampu merancang rubrik penilaian kinerja 75. Mampu merancang panduan wawancara untuk mengukur perkembangan anak



Berdasarkan sasaran indikator tersebut, anda akan dihadapkan dengan berbagai materi pokok yang relevan. Oleh karena itu, kita segera saja membaca dan menelaah materi pokok sebagai berikut : B.1 Memaknai Penilaian Otentik dan Observasi Dalam penilaian otentik ini anak menunjukan pengetahuan yang didapatnya dengan kehidupan nyata. Menurut Ellis, Stiggin, Webber dan Wiggins dalam Robert E. Slavin(2009:313) penilaian otentik yaitu suatu penilaian di mana anak diminta untuk membuat sesuatu berdasarkan pengetahuan mereka yang



26



dihubungkan dengan kehidupan nyata mereka, misalnya mengetahui bagaimana gunung meletus dan bahayanya. Pada bagian lain, Pusat Penilaian Pendidikan (2006:1-2) memandang Penilaian otentik (Authentic assesment) sebagai proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetisi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Penilaian otentik juga mengharapkan anak memperoleh pembelajaran yang menyeluruh dan tidak parsial. Oleh karena itu pembelajaran seharusnya dirancang secara tematik dengan mengintegrasikan berbagai



wilayah



pengetahuan.



menurut



Slavin



(2009:313)



Bahkan terkadang



penilaian otentik mengaruskan siswa mengimplementasikan



pengetahuannya



secara lintas wilayah pengetahuan. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mengelaborasi suatu pengetahuan dilihat dari berbagai wilayah, misal bagaimana anak dapat menggunakan matematika sebagai bahasa komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dilihat dari prinsip-prinsipnya, penilaian otentik menurut Bahrul Hayat hendaknya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut : 1) Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a part of, not apart from, instruction). 2) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems) bukan masalah dunia sekolah (school work-kind of problems). 3) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar. 4) Penilaian harus bersifat holistik yang mencangkup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif dan sensori-motorik)



27



Coba anda lihat link berikut https://www.youtube.com/watch?v=R8fcTWqmJcE by : abdul azis



Asesmen Autentik YouTube.MP4



Nah diantara penilaian otentik tersebut, anda akan diajak untuk menggunakan metode observasi sebagai cara utama dalam melakukan asesmen otentik. Pada kegiatan belajar 3 anda akan melanjutkan asesmen otentik dengan menggunakan portfolio. Yuuu…. Sekarang kita mulai membuka kembali pemahaman kita dalam menggunakan metode observasi berikut ragam tekniknya untuk melakukan asesmen otentik. Mengapa kita memilih observasi dalam kegiatan asesmen ? Pertanyaan ini mungkin tidak seharusnya muncul dan dimunculkan dalam modul ini tapi sengaja kami mengajak anda untuk mencoba merenungkan ulang pertanyaan tersebut “betapa pentingnya keterampilan melakukan observasi dalam melakukan asesmen otentik”. Sebagaimana anda ketahui dan pahami, observasi merupakan proses melakukan pengamatan pada suatu objek (khususnya perilaku anak) dengan melibatkan kecermatan indra mata (penglihatan), pendengaran dan proses kerja otak untuk menangkap, menemukan dan mendeskripsikan objek yang diamati. Observasi akan membantu anda melihat objek perilaku (bagian yang terlihat dari aspek perkembangan) secara langsung, nyata dan apa adanya. Kami yakin anda pernah menggunakan observasi perilaku anak ketika praktik di Lembaga PAUD atau mungkin anda pernah melihat bagaimana guru menggunakan observasi dalam melakukan asesmen. Mungkin anda juga pernah menggunakan instrument observasi perilaku dengan Teknik check list atau centang pada kolom BSB (Berkembang Sangat Baik), BSH (Berkembang Sesuai Harapan), MB (Mulai Berkembang) dan BB (Belum Berkembang). Ketika selesai mengamati kemudian dicentanglah kolom MB, BB atau BSH pada suatu indictor perilaku. Ketika mencentang (V), ada diantara anda yang begitu yakin bahwa itu



28



ada dalam kolom yang tepat padahal belum ada petunjuk perilaku yang menggambarkan masing-masing kriteria BSB, BSH, MB dan BB. Nah …dalam kondisi ini sangat mungkin centangan kita tetap dan sangat mungkin centangan meleset (tidak tepat). Pada saat mencentang sangat mungkin ada “gessing” atau ada kira-kira atau ada upaya kita hanya menebak saja. Ini menunjukkan bahwa ketika menggunakan observasi yang bersifat langsung saja masih ada celah terjadinya bias atau penyimpangan hasil asesmen. Dengan penjelasan diatas, mudah-mudahan anda semakin paham betapa penting keterampilan menggunakan metode observasi dalam melakukan asesmen perilaku anak usia dini, khusus perilaku yang mewakili aspek perkembangan anak. Semakin anda terampil menggunakan metode tersebut maka semakin tepat dan akurat hasil asesmen anda. Mari kita perdalam penggunaan metode asesmen tersebut terkait dengan banyak hal yang harus kita pelajari lagi, diantaranya : B.2 Menggunakan Beragam Teknik Observasi Bagian ini bukanlah sekedar memberikan pemahaman tentang definisi atau makna observasi yang sudah tentu anda akan memahaminya. Dalam ingatan anda dan banyak orang, observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek. Pengamatan berarti melihat secara teliti. Kedua pemaknaan tersebut secara umum benar, namun kita ingin mencoba memaknai secara lebih dalam dan terperinci tentang observasi sebagai sebuah keterampilan khusus yang dipergunakan ketika kita melakukan asesmen, bahkan dapat dipergunakan dalam melakukan penelitian kualitatif. Coba kita perdalam beberapa definisi para ahli yang dapat dijadikan rujukan dan pertimbangan untuk memahami observasi sebagai metode dan keterampilan khusus seseorang dalam melakukan pekerjaan tertentu, misalnya melakukan asesmen atau meneliti. Sutrisno Hadi Observasi adalah proses yang sangat kompleks, yang terdiri dari berbagai proses biologis dan psikologis. Hal terpenting dalam observasi adalah proses memori. Pendapat tersebut menegaskan pada anda bahwa memaknai observasi tidak sekeder melihat atau mengamati suatu objek saja. Observasi merupakan proses yang kompleks yang melibatkan proses biologis (mata-penglihatan, telingapendengaran) dan proses psikologis yang melibatkan struktur otak (proses



29



berpikir) untuk menangkap dan memahami makna dari objek yang diamati. Jadi jika anda mengamati perilaku anak lalu langsung menandai makna dari perilaku tersebut tanpa berpikir (proses memori dalam otak) untuk menemukan sesuatu dari perilaku tersebut maka proses yang anda lakukan belum dikatakan observasi dalam arti yang sesungguhnya. Coba kita bandingkan dengan pendapat berikut : Prof. Heru Observasi dimaknai sebagai proses studi yang dilakukan dengan sengaja, sistematis, terencana dan tujuan yang tepat yang akan dicapai dengan mengamati dan merekam semua kejadian dan fenomena dan mengacu pada syarat dan aturan. Hasil pengamatan ini dijelaskan dalam hati, tepat dan akurat, dan tidak diperkenankan untuk menambah atau dikurangai dan dibuat-buat peneliti seperti yang diinginkan. Nah….pendapat ini lebih seru dan detail lagi dalam memaknai observasi. Anda menggunakan makna observasi dalam asesmen harus dilakukan dengan sengaja dan ini artinya harus dengan penuh kesadaran bahwa anda sedang melihat dengan seksama terhadap suatu objek perilaku anak. Karena anda sengaja mengamati maka anda menggunakan observasi atau pengamatan secara sistematis yakni menggunakan konsep dan alur dalam observasi yang benar. Anda juga dengan sengaja merencanakan observasi tersebut pada situasi, tempat, waktu dan objek perilaku tertentu. Proses tersebut dilakukan semuanya dengan tujuan yang jelas yakni menemukan perilaku (sebagai pertanda perkembangan) pada anak usia dini yang sedang diobservasi. Hasil observasi dikemukakan dan digambarkan secara tepat dan apa adanya serta anda tidak boleh menambah atau mengurangi tentang perilaku yang ditemukan pada anak. Patton Pengamatan adalah salah satu metode yang akurat dan mudah untuk melakukan pengumpulan data dan bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami semua peristiwa yang terjadi yang menjadi objek penelitian dalam penelitiannya. Sudjana Pengamatan adalah salah satu yang banyak digunakan alat penilaian dalam mengukur proses dan perilaku individu dalam suatu kegiatan yang dapat diamati. Jadi, untuk mengatakan bahwa pengamatan ini mampu mengukur dan menilai hasil dari proses belajar, misalnya, mengamati perilaku siswa pada waktu yang dihabiskan di kelas, mengamati perilaku guru saat mengajar, para siswa dalam kegiatan kelas. Suharsimi Arikunto



30



Observasi adalah pengamatan langsung dari lingkungan fisik atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berlangsung yang mencakup semua kegiatan perhatian ke objek dengan menggunakan alat penilaian sensorik. Atau sautu pekerjaan yang dilakukan dengan sengaja dan sadar untuk mengumpulkan data dan melaksanakan prosedur yang sistematis dan tepat.



Kita lanjutkan pendalamannya ya. Bagaimana sih tanda atau ciri bahwa seseorang melakukan observasi dalam makna yang tepat dan benar sesuai dengan definisi makna yang disampaikan para ahli. Coba anda perhatikan ciri-ciri observasi berikut: 1. Observasi mempunyai arah dan tujuan yang khusus, bukan hanya untuk mendapatkan kesan-kesan umum tentang suatu fenomena. 2. Observasi ilmiah tidak dilakukan secara untung-untungan dan sesuka hati dalam rangka mendekati situasi obyeknya, akan tetapi semua pelaksanaannya dilakukan secara sistematis dan terencana. 3. Observasi sifatnya kuantitaif, yaitu mencatat sejumlah peristiwa tentang tipe-tipe tingkah laku sosial tertentu. 4. Observasi melakukan pencatatan dengan segera, secepat-cepatnya, tidak menggantungkan diri pada kekuatan ingatan. 5. Menuntut adanya keahlian, agar data yang diperoleh bisa valid. 6. Hasil-hasil observasi dapat dicek dan dibuktikan untuk menjamin validitasnya. Nah… setelah anda memaahami pengertian dan ciri-ciri obeservasi, selanjutnya kita akan sama-sama mengetahui macam-macam observasi. Mari kita pahami pembagian dan macam observasi berikut ini: Menurut peranan observer 1. Observasi Partisipan: observasi di mana observer ikut aktif didalam kegiatan observasi. 2. Observasi Non Partisipan: observasi dimana observer tidak ikut aktif di dalam bagian kegiatan observasi (hanya mengamati dari jauh). Observasi Kuasi partisipasi : observasi dimana observer seolah-olah turut berpartisipasi yang sebenarnya, hanya berpura-pura saja dalam kegiatan observasi yang dilakukan.



31



Menurut situasinya 1. Free Situation: adalah observasi yang dijalankan dalam situasi bebas, tidak ada hal-hal atau faktor-faktor yang membatasi jalannya observasi. 2. Manipulated Stuation: adalah observasi yang situasinya dengan sengaja diadakan. Sifatnya terkontrol (dalam pengontrolan observer). 3. Partially Controlled Situation: adalah campuran dari keadaan observasi free situation dan manipulated situation. Menurut sifatnya 1. Observasi Sistematis : adalah observasi yang dilakukan menurut struktur yang berisikan faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan kategori, masalah yang hendak di observasi. 2. Observasi Non Sistematis : adalah observasi yang dilakukan tanpa struktur atau rencana terlebih dahulu, dengan demikian observer dapat menangkap apa saja yang dapat di tangkap. Nah… dengan mengetahui pembagian macam-macam observasi di atas, anda akan dapat memahami macam-macam pembagian observasi berdasarkan peranan observer, situasi pelaksanaan observasi dan sifat dari observasi. B.3 Mengumpulkan data Observasi dalam Asesmen Sebelumnya anda sudah memahami tentang pengertian dan macam-macam observasi. Nah… sebenarnya bagaiman siah cara pengumpulan data hasil observasi? Yuk kita



cermati dan pahami bersama bagaimana penggunaan data



observasi. Pengumpulan data observasi menggunakan sensori panca indra dan yang biasa digunakan yaitu mata dan telinga untuk mendapatkan berbagai informasi pada saat observasi berlangsung. Semua pengamatan secara kebetulan ataupun sengaja dipelajari bukan sekedar diterima oleh sensori yang anda miliki. Penglihatan dalam observasi melibatkan proses kerja otak, terutama pikiran dari personal masing-masing individu. Setiap orang akan memiliki gambaran dan interpretasi masing-masing tentang hasil observasinya sesuai dengan persepsi dan kepribadiannya. Persepsi dan kepribadian individu



akan memungkinkan seseorang



menggambarkan dan menanfsirkan perilaku anak yang diamati selanjutnya. Meskipun dapat memberikan gambaran dan interpretasi yang berbeda dari guru, observasi sangat otentik karena melibatkan lebih dari satu panca indera. Selain itu,



32



melalui observasi dapat secara langsung menyaksikan, mendengarkan, bercakapcakap, memberikan sentuhan penguatan dan sebagainya. Yuk kita ingat kembali, mengapa observasi dilakukan? Ya! Kita perlu mengingat



kembali,



pentingnya



observasi.



Observasi



dilakukan



karena



memungkinkan dapat bertahan lama. Secara khusus observasi lebih relevan untuk dilakukan terhadap anak-anak. Observasi dapat melihat proses perkembangan dan pertumbuhan anak secara efektif. Observasi dapat memperlakukan anak-anak dengan pendekatan dan cara yang tepat. Observasi memungkinkan pengukuran segala tingkah laku disamping tingkah laku yang tidak dapat diukur sesuai dengan karakteristik anak. Observasi dapat dilakukan melalui berbagai cara sebagai berikut: 1) Menggali informasi berkaitan dengan setiap anak dengan cara: (a) membuat pertanyaan mengenai perkembangan fisik dan kesehatan, emosi, pendekatan pembelajaran, penggunaan bahasa verbal, penggunaan bahasa tubuh, interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya, (b) menemukan jawaban melalui pengamatan 2) Menghormati dan menghargai anak: hal ini ada kaitanya dengan pengaruh kekuatan perasaan observer kepada anak-anak 3) Berhubungan langsung dengan anak-anak 4) Membantu pencapaian perkembangan anak Anda sebagai observer, kira-kira apa saja ya yang akan anda lakukan sebagai observer? Apakah hanya melihat dan menyaksikan perilaku anak, atau ada hal-hal lain yang harus anda lakukan sebagai observer. Baiklah, untuk mendalami hal ini, mari kita pahami penjelasan sebagai berikut: 1) Pemahaman apa yang harus dimiliki untuk melakukan observasi? Pemahaman guru tentang: (a) Budaya (keyakinan tentang membesarkan anakanak, keyakinan tentang pendekatan dan cara berkomunikasi, keyakinan tentang ketidaktergantungan anak, memahami perbedaan budaya), (b) Kondisi spesifik tiap anak (karakter, minat dan emosi), (c) keahlian profesional.



33



2) Berusaha untuk objektif (mendengarkan setiap anak, menggambarkan bukan melabel tingkah laku anak, mendengarkan anak-anak, belajar dari keluarga, mengawasi apa yang Anda lakukan) 3) Panduan Pengamatan Yang Efektif: (a) Pengamatan setiap waktu (mengamati persamaan anak setiap waktu yang memungkinkan Anda untuk melihat perubahan dan pertumbuhan); (b)Menyaksikan anak dalam berbagai situasi (anak-anak mempunyai aksi yang berbeda sesuai dengan situasi seperti latar belakang sosial, waktu tiap hari, pilihan individual, persetujuan pilihan dan tingkat kompetensi yang mempengaruhi tingkah laku anak); (3) Mengawasi apa yang Anda lihat (ini dapat membantu Anda menjadi pengamat yang intensif, contoh nyata dan memperoleh gambaran lengkap tentang anak); (d) Mengamati di dalam dan di luar aksi (Jangan membatasi diri bahwa Anda hanya dapat mengobservasi ketika Anda melangkah keluar dari aksi. Pengamatan partisipatif dilakukan pada saat aksi, direfleksi setelah kenyataan dan atau membuat beberapa catatan). Pengamatan yang efektif adalah sebuah proses terus menerus membuat pertanyaan, jawaban dan mengambil keputusan. Dengan membuat pertanyaan sebelum memulai pengamatan akan membantu Anda meningkatkan perubahan dari apa yang ingin Anda ketahui tentang anak, keluarga dan Anda sebagai guru: 1) Apa yang ingin Anda temukan? (Meletakkan apa yang Anda ingin pelajari ke dalam pertanyaan dengan tujuan yang jelas sebagai pengamat, membuat pengamatan lebih kaya, lebih memuaskan pengalaman. 2) Kapan dan dimana sebaiknya Anda mengamati untuk mendapatkan informasi yang Anda inginkan? (Akan ada waktu ketika Anda mengamati karena Anda melihat atau mendengar sesuatu yang ingin diketahui atau secara sederhana Anda mempunyai waktu yang bebas. Akan ada waktu ketika pengamatan direncanakan daripada secara spontan). 3) Bagaimana Anda mencatat apa yang Anda amati? Ada beberapa cara mencatat data pengamatan termasuk laporan singkat, catatan anekdot, running record, skala pengukuran, matrik, perhitungan jumlah diagram, sketsa, foto. Metode bergantung pada apa yang akan Anda pelajari,



34



aktivitas anak ditingkatkan dengan tanggung jawab dan gaya personal Anda. 4) Bagaimana mengorganisasikan informasi yang Anda kumpulkan? (Tujuan pengamatan membutuhkan sistem untuk menuliskan apa yang anda lihat dan memungkinkan untuk dipelajari dari informasi yang didapatkan. Sistem yang kreatif melibatkan 2 langkah: 1) menuliskan segala sesuatu dalam cara Anda bekerja, 2) mengorganisasikan dan menyimpan informasi sehingga Anda dapat melihat dan mempelajarinya kembali. Dalam proses pelaksanaan observasi anda dapat menggunakan berbagai pendekatan sebagai berikut: 1) Memfasilitasi individual setiap anak Anak-anak sama seperti kita orang dewasa, mereka belajar dengan sebaikbaiknya ketika mereka percaya bahwa kerjasama dengan guru dan belajar dari pengalaman adalah sesuatu yang berarti. Observasi memberikan informasi yang Anda butuhkan untuk membangun kerjasama lebih baik dan membentuk instruksi berdasarkan kekuatan dan kebutuhan anak. 2) Merespon secara individual dan kelompok Pendekatan ini melibatkan intervensi untuk mendukung anak secara individual, sekaligus memberikan ruang bagi anak-anak, untuk merespon kelompok dan keseimbangan kebutuhan individual dan kelompok. 3) Merespon kelompok Merespon kelompok membutuhkan perencanaan yang matang. Pada saat yang sama, membutuhkan keterampilan untuk menjaga mood dan performa diri. 4) Mengadakan asesmen dan laporan Sebagaimana yang Anda interpretasikan tentang informasi yang Anda dapatkan dari setiap anak, Anda dapat membuat penilaian tentang perkembangan dan pembelajaran anak. Pola yang muncul membantu Anda membuat keputusan interaksi masa depan dengan anak dan merencanakan strategi dan kegiatan yang akan digunakan dalam pembelajaran berikutnya.



35



5) Bekerjasama dengan keluarga Anak-anak merasa senang ketika mereka melihat orang dewasa bekerjasama. Pengamatan dan perubahan informasi dengan keluarga membantu Anda akan mempelajari lebih informasi tentang anak-anak denngan melakukan bekerjasama dengan orangtua dan anggota keluarga di rumah. Hal ini akan membantu Anda secara terus menerus dalam membantu perkembangan dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik mereka. Nah... sebagaimana untuk menjadi ahli adalah mempraktikannya secara terus menerus dengan semboyan ”practice make perfect!”. Coba anda perhatikan petunjuk atau tip berikut ini : (1) Ingat, tidak ada waktu yang dihadirkan, (2) Jangan khawatir apa yang akan dilakukan, dapatkan dengan cara Anda, (3) Menemukan sesuatu yang menarik untuk dilihat, (4) Bekerja dengan kolega, (5) Mulai dari yang kecil, (6) Pengakuan dan penghargaan dari apa yang dipelajari dalam pengamatan, (7) Ambillah beberapa waktu untuk memikirkan apa yang Anda pelajari. Selanjutnya, untuk melakukan observasi yang benar dan tepat sesuai dengan pemaparan di atas, anda perlu lebih mendalami ragam teknik yang biasa dipergunakan dalam observasi. Teknik dalam melakukan observasi dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.



Teknik Observasi Naratif Teknik pengamatan naratif adalah pengamatan yang dilakukan oleh pendidik yang dituangkan dalam bentuk cerita/narasi. Teknik pengamatan naratif dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu: a. Running Record Dalam running record, pendidik mencatat semua apa yang dikatakan dan dilakukan oleh seorang anak. Running record dilakukan pada saat pendidik belajar pertama kali mengamati anak. Pendidik mencatat sambil mengamati. Berikut ini anda bisa melihat gambaran contoh running record



36



RUNNING RECORD Nama



: Dewi



Tanggal : 10/08/2019 Pengamat : Lisa Waktu/Settin g 09.30



Dewi berlari ke meja & duduk tanpa memasang celemek. Mulai membagi 2 playdough. Tutor berkata”Hei Dewi, saya pikir kamu melupakan sesuatu.” Dewi tersenyum, “Oh iya.” Ia berdiri & mengambil celemek plastik kuning & memasukkan ke kepalanya-memasang terbalik (bagian panjang di belakang). Tutor tak memberi komentar. Dewi duduk kembali & mengambil playdough



Playdough tertata di atas meja. Tiap kursi memiliki talenan plastik, segumpal playdough, celemek tergantung di belakang kursi. Tutor telah memberi tahu WB bahwa telah tersedia playdough 10.40 …………



Pengamatan



Komentar Setuju/mengal ah dengan permintaan yang layak



Dewi mengambil playdough seukuran sendok teh & menggulungnya menjadi bola. Matanya tertuju pada palydough dan tangannya saat ia menggulung.Ia menggulung playdough dg tgn kanannya di atas talenan.Ia menggulung&menggulung playdough hingga mendekati bentuk bola yang sempurna.Dg



b. Catatan Anekdot (Anecdotal Record) 1) Pengertian Catatan anekdot Anecdotal Record atau catatan anekdot merupakan salah satu cara pencatatan yang sering digunakan pada saat mengadakan pengamatan secara informal atau Informal assessment. Catatan anekdot merupakan sebuah catatan sebagai alat perekam pengamatan (observasi) secara berkala terhadap suatu peristiwa atau kejadian penting, yang



melukiskan perilaku dan kepribadian sesorang dalam bentuk pernyataan singkat dan obyektif. Beberapa orang ahli mendefinisikan catatan anekdot sebagai berikut: Merupakan catatan yang brsifat komulatif dari beberapa tingkah laku individu yang luar biasa (Bimo Walgito, 1987), a)



Merupakan catatan yang dibuat oleh penyelidik mengenai kelakuan-kelakuan yang luar biasa (Sutrisno Hadi, 1985),



37



b)



Merupakan catatan tentang kejadian khusus yang bertalian dengan masalah yang sedang menjadi pusat peratian pengamat, terutama tingkah laku individu yang diamati yang sifatnya typis (Depdikbud, 1964),



c)



Merupakan hasil pencatatan secara tertulis dari perilaku siswa pada suatu waktu tertentu (Mortensen & Schumuller, 1964),



d)



Merupakan sebuah catatan yang mendeskripsikan tentang perilaku anak yang terjadi pada suatu tempat dan waktu tertentu Wortham (2005 ; 97).



e)



Merupakan catatan naratif singkat yang menjelaskan terjadi perilaku anak yang penting bagi pengamat (Janice, 2013 ; 27).



2) Tujuan Catatan Anekdot Wortham (2005 ; 97) mengatakan, catatan tersebut bertujuan untuk memahami beberapa perilaku atau untuk mengetahui perkembangan anak, serta untuk menggamati perilaku yang tidak biasa. Dalam melakukan pencatatan, pengamat memberikan narasi atau uraian mengenai apa yang telah terjadi. Disamping itu pengamat perlu juga untuk menambahkan komentar untuk menjelaskan tetang apa yang telah terjadi. Pada pencatatan laporan peristiwa penting, harus dibedakan antara berita atau fakta dan pendapat atau opini dari pengamat (observer). Jenice (2013 ; 27) menambahkan bahwa anekdot menjabarkan apa yang terjadi secara faktual dan obyektif, dan menjelaskan bagaimana, kapan, dimana terjadinya dan apa yang dikatakan dan dilakukan. Terkadang disertakan pula alasan bagi perilaku anak, tetapi “mengapa”nya disampaikan di bagian komentar. McFarland (2008) dalam Janice (2013 ; 27), mengatakan catatan anekdot merupakan dokumentasi yang cermat tentang apa yang terjadi pada setiap anak di ruang kelas, sehingga guru dapat memperoleh informasi penting tentang perkembangan dan kebutuhan anak. Catatan anekdot telah lama dibuat oleh guru, psikolog, pekerja sosial, dan bahkan orang tua yang mencatat perkembangan bayinya saat pertama kali berjalan dan bicara.



38



3) Karekteristik Catatan Anekdot Menurut Wortharm, (2005; 97), terdapat lima karakteristik dalam pencatatan anekdot yaitu: a) Merupakan hasil pengamatan langsung, b) Memberikan hasil yang cepat, akurat dan merupakan kejadian yang spesifik, (3) Berisikan catatan perilaku, c) Apabila terjadi suatu peristiwa khusus (an accident) akan dicatat secara terpisah, d) Mencatat tidak hanya perilaku yang baik atau yang biasa tetapi juga mencatat perilaku yang tidak biasa. 4) Ciri-ciri catatan anekdot yang baik adalah: a. Menerangkan tanggal, tempat dan waktu berlangsungnya kejadian tertentu dan siapa yang menjadi observer, b. Melukiskan peristiwa yang faktuil dan obyektif, c. Segera dibuat setelah peristiwa itu terjadi, untuk menghindari kelupaan, d. Harus dibuat oleh beberapa pengamat, e. Harus bersifat selektif, dipilih peristiwa yang penuh arti dan yang ada hubungannya dengan perkembangan individu, f. Laporan harus faktual, dipisahkan dari data dan interpretasi. 5) Manfaat catatan anekdot Beberapa manfaat anda menggunakan catatan anekdot adalah : a. Untuk memperoleh diskripsi perilaku individu yang lebih tepat, b. Memperoleh gambaran sebab-akibat perilaku khusus individu, c. Sebagai acuan dalam mengembangnkan cara-cara penyesuaian diri dengan masalah-masalah dan kebutuhan individu secara mendalam. Selain itu catatan anekdot juga untuk pemahaman individu seperti tersebut di atas, berguna juga bagi: (1) guru atau pendidik baru dalam rangka penyesuaian diri dengan siswa atau peserta didik, (2) guru atau pendidik yang berminat untuk memahami problem-problem siswa atau peserta didik, (3) bagi konselor untuk



39



memberikan layanan konseling bahkan untuk mengadakan pertemuan tentang suatu kasus. Teknologi yang digunakan dalam catatan anekdot a) Dokumentasi Visual/ Ausio Recording Berguna untuk mengambil gambar anak saat sedang bereaksi, berfungsi sebagai pengingat bagi guru tentang masa lalu. Mendorong citra diri anak, bisa digunakan dalam wawancara penilaian, bisa digunakan dalam pertemuan orangtua, bisa digunakan dalam pembuatan buku anak, perangkat pengatur giliran, bisa menampilkan produk anak, bisa digunakan dalam portofolio, panel dokumentasi,



menafsirkan



perkembangan



anak,



perilaku



anak



dan



merencanakan untuk anak. b) Rekaman Video Guna kamera rekaman untuk pengamatan dan diskusi nantiknya dengan anggota staf lainnya atau orangtua. Mengetahui wilayah perkembangan mana saja yang didokumentasikan. Rekaman itu bisa dicatat dan ditambahkan ke data



pengamatan



untuk



membuat



rencana



individual



atau



untuk



mendokumentasikan penilaian. c) Rekaman suara Meningkatkan ke dalaman pengamatan tertulis dengan merekam tuturan atau interaksi lisan anak dengan anak-anak lainnya. Dengan menggunakan ini catatan anekdot lebih mudah membaca kemudian menulis tangan. 6) Kelebihan dan kekurangan Anekdotal Record a) Kelebihan (Janice, 2013 ; 27) (1) Pengamat tidak perlu pelatihan khusus untuk mencatat, (2) Pengamatan bersifat terbuka. Pencatat menulis apa saja dan segala yang ia saksikan dan tidak trbatas pada satu jenis perilaku aau pencatatan, (3) Pengamat dapat mengingat kejadian yang tidak terduga kapan saja terjadinya, karena itu biasanya dicatat di waktu nanti. (4) Pengamat dapat memperhatikan dan mencatat perilaku yang signifikansi dan mengabaikan lainnya.



40



b) Kelemahan pencatatan Anekdot menurut Janice (2013;28) menyebutkan diantaranya ialah: (1) Tidak memberikan gambaran yang lengkap karena mencatat hanya kejadian yang menarik pengamat, 1. Terlalu bergantung pada ingatan pengamat karena dicatat setelah kejadian, 2. Kejadian mungkin dipahami di luar konteks dan karenanya ditafsirkan keliru atau digunakan dnegan cara yang bias, 3. Sulit mengkodekan atau menganalisis catatan naratif, jadi metode ini mungkin tidak terbukti bermanfaat secara ilmiah. 7) Jenis-Jenis (Bentuk) Format Anekdotal Record a. Bentuk I : Hanya sampai data Contoh: Name :………………..… Tanggal: Nama : Pengamat : Tempat : Pengamatan …………………………. Komentar dan Saran …………………………



b. Bentuk II : Sudah ada interpretasi c. Bentuk III : Terdapat data, interpretasi dan rekomendasi Catatan anekdot dapat dibuat oleh tenaga-tenaga kependidikan, baik guru maupun non guru, yang sempat mengobservasi tingkah laku siswa dalam berbagai situasi sekolah. Guru dapat membuat catatan anekdot hanya samapi data (Bentuk-1), sementara bentuk-2 dan bentuk-3 dibuat oleh konselor, karena memerlukan keterampilan tertentu. Interpretasi atau rekomendasi, komentar



41



hendaknya ditulis di ruang tersendiri yang terpisah dari ruang untuk membuat deskripsi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi konselor diantaranya adalah: (1) Menguasai metode observasi dan mempunyai keterampilan mencatat, (2) Dapat menginterpretasikan dengan tepat, (3) Dapat menyusun rekomendasi dengan tepat berdasarkan diagnosa. Catatan anekdot dilakukan oleh pendidik disaat anak mengucapkan dan melakukan kegiatan yang diluar kebiasaan anak pada situasi tertentu. Waktu pencatatan dapat dilakukan setelah peristiwa terjadi. Selain sebagai alat penilaian, catatan anekdot ini sangat berguna untuk studi kasus dan penelaahan tentang perkembangan individu anak. Apabila catatan anekdot ini dikumpulkan dan disusun berdasarkan urutan kejadian dan dihubungkan dengan arah perkembangan anak yang sudah ditelaah perkembangannya, akan terdapatlah kecenderungan perkembangan anak tersebut, terutama kepribadiannya. Dengan menggunakan catatan anekdot, seorang guru dapat:







memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang murid sebagai individu.







memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari suatu tingkah laku murid yang bersangkutan.







memperkembangkan cara-cara untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi murid dalam kegiatan belajarnya.



Menurut bentuk catatan yang dibuat, catatan anekdot itu dapat dibedakan dalam beberapa bentuk, yaitu: 1. Catatan



anekdot



bentuk



evaluatif



berisi



pernyataan



yang



menerangkan penilaian guru berdasarkan ukuran baik-buruk, yang diinginkan-yang tidak diinginkan, yang dapat diterima-yang tidak dapat diterima. Misalnya: “Pada hari ketiga ini, Hanif memperlihatkan sikap yang lebih baik terhadap teman sepermainannya. Ia mulai memberikan pertolongan kepada teman-temannya.” Ruang bermain, 25 Agustus 2019 Pukul 08.45 WIB



42



2. Catatan



anekdot



bentuk



interpretatif,



dimaksudkan



untuk



menjelaskan kegiatan, tingkah laku atau situasi yang telah diamati oleh guru dengan didukung oleh faktor yang diamatinya itu. Perhatikan contoh berikut : “Pada minggu terakhir ini, Andi tampak sangat gelisah. Ia tumbuh begitu cepat. Tentulah perubahan yang terjadi dalam dirinya yang menyebabkan kegelisahan itu. Ruang Kelas, 26 Maret 2019 Pukul 09.45 WIB” 3. Catatan anekdot bentuk deskripsi umum adalah catatan tentang kegiatan, tingkah laku atau situasi dalam bentuk pernyataan umum. Misalnya:



“Amat



mulai



tidak



tenang



bermain



dalam



kelas.



Banyak pekerjaannya tidak selesai pada waktunya. Dia mulai menghindarkan diri dari pertemuan dan percakapan dengan temantemannya. Ruang kelas, 08 April 2019 Pukul 09.00 WIB”



4. Catatan anekdot bentuk deskripsi khusus merupakan catatan yang berisikan uraian tentang kegiatan, tingkah laku murid dan situasi khusus dan teliti. Apabila mungkin dikutipkan kalimat-kalimat langsung, anda dapat menggambarkannya seperti ini : “ Pagi itu udara sangat dingin disertai hujan rintik-rintik, sehingga pada waktu kegiatan bermain bebas, anak-anak tidak turun ke lapangan bermain. Mereka bermain di ruang serbaguna. Fatimah dan Annisa memilih permainan “buyung-buyungan” beserta beberapa orang temannya. Mereka masing-masing menjadi “kepala” dari kedua regu. Annisa berteriak dan menyatakan bahwa teman-temannya yang lain harus memilih ingin masuk regu yang mana. Tiba-tiba terdengar Annisa berteriak dan menyatakan bahwa teman-temannya yang lain tidak mau memilih regu yang dipimpinnya dan semuanya ingin memilih Fatimah. Dan kemudian Fatimah menjawab dengan tenang: “ Habis mereka maunya begitu dan saya tidak dapat mencegahnya.” 43



Pencatatan Anekdot Nama Anak : Vebi Dianingrum Kelompok Usia Semester Tahun Pembinaan



: 3-4 tahun : I (satu) : 2018-2019



Perkembangan Fisik Observer/Tgl:



Perkembangan Sosial Observer/Tgl: Komentar:



Komentar:



Perkembangan Emosi Observer/Tgl: Bu Diana/12 Mei



Kreativita s Observer/Tgl:



08 Saat bersih-bersih, Vebi (4 th) melempar semua boneka ke atas lantai di sudut main peran. Saat diminta untuk memungut boneka-boneka itu ia menolak & pergi. Tutor mengambil tangan Vebi & membimbingnya kembali ke sentra main peran & berkata, “Saya akan membantumu membereskan.” Vebi berhenti & menangis sambil berteriak, “Saya benci kamu, saya tidak suka wajahmu. Kamu tidak boleh datang ke pesta ulang tahun ku!” Komentar: Vebi selama ini selalu



44



Komentar:



kooperatif. Perilaku yang tidak biasanya: marah/tidak senang & marah



Perkembangan Bahasa



Perkembangan Kognitif



Observer/Tgl:



Observer/Tgl:



Komentar:



Komentar:



CATATAN ANEKDOT Tanggal:........................ Usia/Kelas : ...........



Nama



/...........



Guru:...................................



Nama Anak (Usia) Zizah (5 Tahun)



Tempat Area Seni



Waktu 09.00



Peristiwa/Perilaku Zizah membuat coretan dalam sebuah buku gambar. Ia membuat coretan beberapa garis lurus dan menyebutnya “ini kandang kerbau”. Ketika ditanya “kerbaunya mana” ia menjawab lagi mandi di kali.



Contoh: 1



Child Name : Robbie, Mary, Janie Old : 4 years Location : Sunnyside Preschool Observer : Sue Type of Development Observed : Social/Emotional Incident Social/Emotional Notes or Comments Marry dan Janie berada di area rumah Anak-anak perempuan sering tangga (house keeping area). Seolah- bermain bersama dan cenderung olah mereka sedang menyiapkan mencegah orang lain untuk sebuah makanan. Robby melihat memasuki (menyusul) permainan mereka dan menghampirinya serta mereka. Robby telah belajar berkata bahwa dia ingin makan. bagaiman untuk bisa masuk ke Seketika melihat Robby, Janie dalam sebuah kelompok yang



45



berkata,”Kamu tidak boleh bermain disini, kami sedang sibuk”. Robby tetap berdiri disitu sambil memperhatikan mereka memindahkan kemasan buah-buahan. Kemudian Robby berkata, “Saya bisa menjadi ayah dan mencuci piring”. Marry berpikir sejenak lalu menoleh kea rah Janie dan menjawab,”Oh…..Baiklah, kamu boleh bermain bersama kami”.



sedang bermain. Ia berhati-hati untuk tidak mengganggu. Mereka menyerah ketika Robby menawarkan untuk membantu mereka. Robby sudah terbiasa dapat masuk dan diterima ke dalam sebuah kegiatan bermain.



Catatan diambil dari buku “Assessment in Early Childhood Education”, oleh Sue C.Wortham, 2005, hal 98.



Contoh-2: CATATAN ANEKDOT



Nama Anak: Stevie Usia: 4 Thn Tanggal: 23/2 Pengamat : Anne Tempat : HS Waktu : 09.00-10.00 KEJADIAN: Stevie pergi ke area balok dan bertanya kedua bocah, Ron dan Tanner, apakah ia bisa membantu mereka membangun. Mereka bilang boleh. Saat mereka sedang membangun ia tak sengaja menjatuhkan beberapa balok. “Aku bisa kembali meletakkannya ke atas”, katanya, dan menyerahkan balok ke Ron. Untuk sesaat ia mengamati Ron membangun dan lalu berkata,”Aku temukan cerobong asap, Ron”, dan memberikan memberikan balok silinder. Ron memberitahunya dimana harus menaruhnya, dan Stevie mulai menurunkan balok silinder dan menyerahkannya ke Ron dan Tanner untuk dipasang. Akhirnya ia mulai menaruh balok silindernya di sekeliling bangunan. Guru bertanya apa ia ingin melukis jari tetapi ia menjawab,”Aku tidak mau melukis jari kecuali Ron yang melukis jari”. KOMENTAR: Stevie sering terlibat dalam permainan drama dengan beberapa bocah lainnya. Ia terutama senang dekat atau bermain dengan Ron. Ia sepertinya mengintil padanya. Apa saja pertauran Ron dalam permainan, Stevie ikuti. Begitu terlibat di permainan, ia terus bermain dan biasanya tidak mau membolehkan anak lain atau bahkan guru, mengganggunya. Sumber: Janice J.Beaty,”Observasi Perkembangan Anak Usia Dini”, (2013; hal 28).



46



Nama anak Pengamat Usia anak Lokasi Hari/Tanggal Waktu Tipe Pengamatan



: Dody : Luky : 4 Tahun : TK Bintang : Selasa, 11/10/2019 : 09.30 : Perkembangan Sosial



Kejadian Anak-anak berbaris didepan wastafel, kemudian satu persatu cuci tangan, dan mengelap tangannya dengan lap yang dipegang oleh guru. Ketika Erman mendorong Ani dari belakang, Ani mengatakan: “Eh Erman kamu harus antri dulu donk, sabar, jangan dorong aku”, sambil memukul bahu Erman. Lalu Erman mundur kebelakang sedikit dan diam saja. Lalu guru melerai, menyuruh Erman meminta maaf, Erman menjulurkan tangannya kea rah Ani dan mengatakan “maaf ya”, lalu Ani juga menjulurkannya. Lalu giliran Ani maju ke dekat wastafel untuk cuci tangan.



Komentar Erman terlihat tidak sabar sehingga mendorong Ani dari belakang, tetapi Erman kemudian mau meminta maaf setelah gurunya menyuruh meminta maaf.



Nah... setelah melihat macam-macam teknik observasi naratif berupa running record dan catatan anekdot, maka untuk memperoleh hasil running record dan catatan anekdot yang baik harus memenuhi beberapa syarat , diantaranya adalah : 1. Obyektif, hasil dapat diperoleh dengan cara: (1) Catatan dibuat sendiri oleh guru yang mengadakan penyusunan. (2) Pencatatan dilakukan segera setelah salah satu peristiwa ingin dicatat itu terjadi. (3) Deskripsi dari suatu peristiwa dipisahkan dari tafsiran guru sendiri. 2. Deskriptif, hasil ini diperoleh dengan cara: (1) Catatan tentang peristiwa itu hendaknya lengkap. (2) Sertakan latar belakang percakapan. (3) Nyatakan secara langsung.



47



(4) Kejadian-kejadian dicatat tersusun sesuai dengan urutan kejadiannya. 2. Teknik Observasi Terstruktur Mungkin anda pernah mendengar jenis obserasi (pengamatan) terstruktur. Coba anda ingat-ingat kembali. Teknik pengamatan terstruktur adalah pengamatan yang dilakukan oleh guru dimana sebelumnya guru telah mengatur suatu struktur yang berisikan aspek-aspek tertentu yang hendak diamati. Teknik pengamatan terstruktur dapat dilakukan dalam empat cara, yaitu: a. Time Samples (Contoh Waktu) b. Event Samples (Contoh Peristiwa) c. Ceklis Dan Skala Rating d. Wawancara Kita bahas keempat cara tersebut dalam uraian berikut : a. Time Samples Anda sebagai guru dapat menggunakan time samples ketika bermaksud untuk merekam perilaku khusus anak yang muncul pada rentang waktu tertentu dan berulang-ulang. Pencatatan dilakukan oleh guru pada saat pengamatan sedang berlangsung. Contoh 1:



TIME SAMPLES (Contoh Waktu) Nama: Adian, Dian, Nadia Target: V = interaksi positif



x = Interaksi negatif



0 = Tak ada interaksi Tanggal: ……………



# = Memulai interaksi



48



15 menit



Adian



Dian



Nadia



0-3 menit



V #V



0 V



V



3-6 menit 6-9 menit 9-12 menit 12-15 menit



V x



xV



V



# VV #



x V #



V



#x



V V # x



V V 0 V



#



0



x # V



x # V



xV V #



Contoh 2: Nama



: Doni



Perilaku Tanggal



: mengganggu teman (V) : …………………..



15 menit 0-3 menit



V V V



3-6 menit 6-9 menit 9-12 menit 12-15 menit



V VV VVVVV V V V V V



Contoh 3: Nama Anak



: Tini



Usia : 4 Tahun Sekolah : TK Mini Pengamat: : Linda Aspek Pengamatan : Sosial Emosional Tini memukul berkali-kali Time Sebelum Tingkah laku 2:41 Tini dan Rosi makan Tini memukul snack bersama Rosi 3:20 Jon melihat buku di Tini merebut perpustakaan. Tini buku dan menanyakan buku. memukul Jon Jon menolak



Konsekuensi Rosi memanggil guru Jon memukul kembali dan mengambil buku kembali. Tini mengambil buku lain dan duduk



a. Event Samples (Contoh peristiwa) Guru mencatat perilaku dan interaksi tertentu pada anak dengan mempertimbangkan latar belakang terjadinya sebuah peristiwa, pada saat peristiwa, dan setelah peristiwa terjadi. Pencatatan dilakukan pada saat peristiwa sedang berlangsung atau segera setelah peristiwa terjadi.



49



EVENT SAMPLES Nama Anak



: Jesi



Usia Tanggal Sekolah Pengamat: Aspek Pengamatan



: 1 Tahun : 27 Agustus 2019 : TPA Kutilang : Bagus : Sosial Emosional



Jesi menangis terus-menerus Event Kejadian Komentar Ditinggal Anak diantar orangtua, bermain Anak belum terbiasa orangtua sebentar dengan orangtua, lalu untuk mandiri tiba-tiba orangtua pergi tanpa dilihat anak ketika anak bermain. Anak mencari orangtua hingga ke semua sudut ruangan, tapi tidak menemukan orangtua. Anak menjerit keras dan mengeluarkan suara tangis terus menerus hingga siang hari. Guru tidak bisa mendiamkan dan membujuk anak untuk bermain kembali. Ini adalah hari pertama anak masuk TPA b. Ceklis Dan Skala Rating Guru dapat menggunakan ceklis untuk membuat catatan dengan cepat tentang apa yang sebenarnya anak lakukan di dalam kelas. Informasi ini berguna untuk menentukan anak mana yang tertarik pada kegiatan apa atau anak mana yang menyelesaikan tugas yang diberikan. Skala rating mirip dengan ceklis kecuali bahwa perilaku ditandai dalam istilah frekuensi (selalu, kadang-kadang, tak pernah) atau kualitas (di atas rata-rata, rata-rata, atau di bawah rata-rata).



50



CHECKLIST Nama



: ………………………



Pengamat : ………………………



Usia



: ………………………



Tanggal : ………………………



1. Kemampuan mengenali anggota tubuh Apakah anak mampu mengenali/menyebutkan anggota tubuhnya? Kepala Tangan Badan



Telinga



dll 2. Kemampuan mengetahui identitas diri dan keluarga Apakah anak mengetahui: Namanya sendiri Saudara-saudara Siapa ayahnya Siapa ibunya dll



/



3. Kondisi dan perilaku anak Adakah hal-hal yang menyolok yang tampak pada anak tersebut? Kidal Sulit menangkap instruksi Mengisap jempol



Banyak omong Berani dll



51



RATING SCALE Nama Anak:



Usia:



Pengamat: Makan tanpa tumpah:



Tgl:



mudah



agak mudah



sulit



tak bisa



sulit



tak bisa



sulit



tak bisa



sulit



tak bisa



sulit



tak bisa



sulit



tak bisa



Melukis dengan seluruh lengan bergerak: mudah



agak mudah



Memegang krayon dengan jempol & jari: mudah



agak mudah



Mewarnai tanpa keluar dari batas: mudah



agak mudah



Memotong dengan gunting: mudah



agak mudah



Memegang gelas dengan satu tangan: mudah



52



agak mudah



RATING SCALE Pengamat



: …………………………………………



Nama Anak : ………………………………………… Tanggal



: ………………………………………… Keterangan Kadang



Kemampuan



Sering Menggunakan bahasa secara efektif



kadang



Tak



pernah



v



Menghitung sampai sepuluh



v



Berpartisipasi dalam tanya jawab



v



Dst Contoh Perkembangan Bahasa Anak Usia 3 tahun No 1. 2. 3



Uraian Anak memiliki kemampuan bercakapcakap lebih baik Anak memiliki focus perhatian kira-kira 3 menit Anak dapat bicara 300 sd 1000 kata Dst



Skala Penilaian 1 2 3 4 √ √ √



a. Wawancara Teknik wawancara ini paling mudah untuk dilakukan hanya dengan bercakap-cakap antara guru denngan anak, namun dibutuhkan keterampilan dalam pelaaksanaannya. Wawancara terbagi menjadi wawancara informal dan wawancara formal. •



Wawancara/Percakapan informal dengan anak. Contoh: Menanyakan pada anak tentang bangunan balok atau lukisan/gambar (dapat didokumentasikan dalam catatan anekdot).







Wawancara formal dengan anak. Pilihlah sebuah fokus (konsep matematika, perkembangan bahasa, perasaan tentang teman-teman lainnya) dan rencanakan serangkaian pertanyaan dan tanyakan pada semua anak.



53



3. Teknik Observasi Elektronik Alat elektronik dapat digunakan untuk merekam kegiatan dan hasil kerja anak. Yang termasuk teknik observasi elektronik adalah: a. Photo Foto kegiatan anak dapat menjadi sumber data. Diharapkan pendidik dapat mengabadikan kegiatan-kegiatan anak selama mengikuti pembelajaran di lembaga PAUD. b. Rekaman video dan suara Melalui rekaman video dan suara, pendidik dapat mengambil data tentang suatu kejadian atau tentang rekaman kemampuan anak. Contoh kegiatan anak TK menempel bentuk-bentuk geometri



Terlihat empat anak sedang menempel bentuk-bentuk geometri yang sudah disediakan oleh guru seperti bentuk segitiga, segiempat, lingkaran, jajaran genjang, dsb untuk membentuk sebuah mozaik yang berarti seperti membentuk rumah, taman, dsb.



Catatan:



Observasi elektronik dilakukan bila memungkinkan, namun tidak menjadi keharusan.



54



Nah… setelah anda mengetahui dan memahami teknik-teknik observasi, selanjutnya yuk… kita cermati bersama tentang memilih teknik observasi berdasarkan tujuan dilaksanakan observasi yang anda lakukan.



Memilih Teknik Observasi Tujuan



Teknik



Membuat catatan yang jelas tentang kegiatan anak



Running Record, video



Mencatat tingkah laku atau interaksi atau pencapaian tahap perkembangan



Catatan anekdot, foto dengan catatan



Memastikan berapa sering tingkah laku tertentu muncul



Time Sample



Mengerti mengapa & kapan tingkah laku tertentu muncul



Event Sample



Mendapatkan informasi ttg kecenderungan main anak, kemajuan individual, bagaimana material & peralatan (APE) digunakan



Checklist



Mengevaluasi tingkatan tahapan perkembangan tertentu yg dicapai anak



Rating scale



Membandingkan seberapa banyak perbedaan yg dimiliki anak dlm mengerti konsep tertentu



Interview



Secara cepat & akurat mendokumentasikan sesuatu yg sulit digambarkan



Foto dg catatan, video



Mendokumentasikan gerakan, bahasa, interaksi (atau kemampuan yg terkait spt kemampuan musik)



Running record, video atau rekaman suara



Anda dapat menelaah dan membandingkan penjelasan asesmen informal atau informal based assessment di alamat web https://www.scholastic.com/.../formalvs-informal-assessment. dan https://www.tpy.fi/.../assessment_and_documentation atau https://www.wou.edu/...Assessment.



55



Forum Diskusi



Sekarang saatnya anda mencoba melakukan pendalaman dengan menggunakan forum diskusi sebagaimana anda lakukan pada KB 2. Untuk memandu forum diskusi ini, mari kita ikuti alur berikut : 1. Coba anda berdiskusi dengan kawan sekelompok anda tentang pengalaman melakukan observasi. Hal-hal apakah yang paling anda pahami dalam melaksanakan metode observasi sebagai bagaian dari kegiatan asesmen. Susunlah daftar pengalaman anda tersebut tanpa memikirkan benar atau salah dulu. 2. Setelah anda menemukan dan mengiventarisasi daftar pemahaman konsep dan praktik penggunaan observasi dalam kegiatan asesmen, cobalah anda Bersama kelompok menyusun prosedur yang terbaik dalam melakukan asesmen melalui observasi. C. Penutup RANGKUMAN



Pelaksanaan asesmen dapat menggunakan dua pendekatan utama yakni pendekatan asesmen formal (formal based assessment) dan asesmen informal (informal based assessment). Pendekatan asesmen formal biasanya menggunakan instrumentasi dan berbasis pada skor atau angka sehingga ada juga yang menyebutnya sebagai asesmen berbasis tes. Pendekatan asesmen informal menggunakan situasi nyata dan hasil karya nyata anak untuk menggambarkan keadaan perilaku secara apa adanya. Ketika pendidik menggunakan situasi nyata dan membuat deskripsi secara apa adanya dari perilaku yang ditemukan maka dikategorika sebagai asesmen otentik sedangkan jika pendidik mendeskripsikan perilaku anak berdasarkan hasil karya anak maka dikategorikan sebagai portofolio. Atas dasar pendekatan yang dijadikan acuan untuk melakukan asesmen maka prosedur asesmen akan dilalui sesuai dengan pilihan pendekatan.



56



TES FORMATIF 2



Kegiatan Kegiatan Belajar 2 Menggunakan Asesmen Autentik melalui Observasi



CPMK Indikator Mampu merancang dan 73.Mampu merancang panduan melaksanakan penilaian observasi dengan capaian perkembangan menggunakan teknik anak usia dini pencatatan sesuai dengan data perkembangan anak usia dini yang dinilai 74. Mampu merancang rubrik penilaian kinerja 75. Mampu merancang panduan wawancara untuk mengukur perkembangan anak



Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan! 1) Dalam membuat rancangan observasi, seorang pendidik PAUD perlu memperhatikan banyak hal. Pernyataan yang paling tepat berikut yang perlu diperhatikan adalah: A. menentukan sasaran dan Teknik yang dipergunakan. B.



menggambarkan prosedur penggunaan observasi



C.



membuat data hasil observasi yang otentik dan tepat



D. menggambarkan pola-pola observasi yang sistematik E.



menyusun langkah-langkah pembelajaran.



2) Untuk melakukan asesmen perilaku anak membutuhkan gambaran yang memberikan deskripsi yang spesifik tentang perilaku dalam kriteria tertentu. Proses tersebut harus disusun oleh pendidik dalam bentuk : A. portofolio B.



rubrik



C.



anekdot



D. time sampling E.



event sampling



3) Seorang pendidik menggunakan observasi dengan teknik mencatat kejadian khusus yang dilakukan anak pada satuan waktu tertentu. Teknik yang dimaksud disebut dengan .... A. anectdotal record



57



B.



interviwer



C.



portofolio



D. authentic Assessment E.



observasi



4) Seorang pendidik berusaha mengumpulkan data asesmen yang digambarkan melalui catatan khusus dan detail tentang tingkah laku anak. Rancangan observasi tersebut termasuk kedalam teknik …. A. anecdotal record B.



running record



C.



specimen record



D. time sampling E.



event sampling



5) Pengolahan data asesmen yang dilakukan pendidik PAUD merupakan upaya menelaah hasil deskripsi data asesmen menjadi ... A. data rekapitulasi perkembangan B.



data kejadian khusus



C.



data capaian perkembangan anak



D. data catatan sehari-hari anak E.



data catatan perkembangan anak



6) Seorang guru membuat catatan perilaku anak dalam satuan peristiwa, waktu dan tempat kejadian termasuk ke dalam A. catatan anekdot B. catatan wawancara C. analisis dokumen D. catatan lapangan E. catatan perkembangan 7)



Pendidik berusaha membuat catatan narasi perilaku seorang anak secara detail (rinci) dan disusun dalam urutan kejadian yang lengkap disebut dengan….



A. running record B.



time Sampling



C.



check list



D. wawancara



58



E. event sampling 8) Proses pengamatan yang dilakukan dengan maksud untuk merekam perilaku khusus anak yang muncul pada rentang waktu tertentu dan berulang-ulang disebut dengan ….. A. running record B.



time Sampling



C.



check list



D. Wawancara E.



Event sampling



9) Pengumpulan data asesmen yang digambarkan melalui catatan khusus dan detail tentang tingkah laku anak termasuk kedalam : A. anecdotal record B. running record C. specimen record D. time sampling E. event sampling 10) Seorang guru mencatat perilaku dan interaksi tertentu pada anak dengan mempertimbangkan latar belakang terjadinya sebuah peristiwa, pada saat peristiwa, dan setelah peristiwa terjadi termasuk ke dalam…… A. anecdotal record B. running record C. specimen record D. event Samples E. snowball sampling



59



DAFTAR PUSTAKA Arthur, L., et al. (2001). Programming and Planning in Early Childhood Settings. 2nd ed. Harcourt Australia: Pty Limited. Bentzen, Warren R. (2005). Seeing Young Children: A Guide to Observing and Recording Behavior. 5th edition. New York: Thomas Delmar Learning. Bredekamp, S. & Rosegrant. T (1992). Reaching Potentials: Appropriate Curriculum and Assessment for Young Children. V-I. Washington, DC: NAEYC. Brewer, J.N. (2007). Introduction Early Childhood Education. Boston: Allyn and Bacon. Choate, Joyce, dkk., Curriculum Based Assesment And Programming. Second edition. Allyn and Bacon.1992. Crain, William. (2007). Teori Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Decker, A., Decker, J.R. (1992). Planning and Administering Early Childhood Programs. 5 th ed. Macmillan Publishing Company. Esa, Eva. L. (2003). Early Chilhood Education. Canada: Delmar Learning. Feeney, S., Christensen, D., Moravcik, E. (2006).Who Am I in The Lives of Children. 7th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Gullo, D. F. Understanding assessment and evaluation in early childhood education. New York: Teachers College Press, 1994. Halman, Sri Utami. Time Sampling dan Event Sampling. (http://utamitamii.blogspot.com/2013/10/time-sampling-dan-eventsampling_12.html, diakses tanggal 02 Mei 2014). Hapidin, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Ghiyats Alfiani Press, 2002. Hapidin, Panduan Penilaian Anak Usia Dini. Jakarta : Jakarta: Direktorat PAUD, 2010. Hopkins, Charles D., Richard L. Antes, Classroom Measurement and Evaluation. Itasca, Illionis : Peacock publishers, Inc., 1990. Hoorn, Judith Van. Etc. (1993). Play at the Center of the Curriculum. New York: Merrill, an imprint of Macmillan Publishing Company. Jablon, Judy R, Amy Laura Dombro, Margo L Dichtelmiller. (2007). The Power of Observation for Birth through Eight. 2nd edition. Washington: Teaching Strategies NAEYC. Linder Tony, Trandiciplinary, Play Based Assesment. An Evolving Proccess. Meier, Deborah, and Thomas Hehir. (2002). Multiple Intelligences and Portfolios: A Window inti The Learner’s Mind. Heineman: Evangeline Harris Stefanakis. Nilsen, B., A., (2004). Documenting The Development of Young Children. 3rd ed. Canada: Thomson Learning Inc. Nilsen, Barbara Ann. Week by Week: documenting the development of young children. United Stated of America: Thomson Delmar Learning, 2004. Nitko, Anthony J., Educational Test and Measurement An Introduction. New York : Harcourt Brace Javanovich, Inc., 1983. Puckett, M.B., Diffily, D. (2004). Teaching Young Children: An Introduction to The Early Childhood Profession. 2nd ed. Canada: Thomson Learning Inc. Popham, W James. (2006). Assessment for Educational Leaders. Boston: Pearson Education.



60



Puckett, M. B & Black, J.K. (1994). Authentic Assessment of The Young Child. New York: Macmillan College Publishing Company. Putra, Reza.Metode Observasi Psikologi: "Time Sampling". (http://pemudaumat.blogspot.com/2012/07/metode-observasi-psikologitime.html, diakses tanggal 02 Mei 2014). Pennsylvania’s Department’s of Education and Public (2005) Wellfare.Early Childhood Assesment for Children from Bird to Eight. Harrisburg, PA. Stiggins, Richard J. (1994). Student-Centered Classroom Assesment. New York: Merrill, an imprint of. Macmillan College Publishing Company. The National Academy (2008). Early Childhood Assessment. www.nationalacademies.org. Taylor, Carrol, Lynn Lyons Morris, How to Design Program Evaluation. Newbury Park : SAGE Publication, Inc., 1987. Wortham, S.C. (2005). Assessment in Early Childhood Education. 4th ed.New Jersey: Pearson Prentice Hall.



61



62



Kegiatan Belajar 3 Menggunakan Asesmen Autentik Melalui Portofolio A. PENDAHULUAN Jika dalam KB 2 anda menggunakan asesmen otentik dengan observasi maka dalam KB 3 ini anda akan diajak menggunakan keterampilan menganalisis dokumen portofolio. Mengapa portofolio menjadi bagian dari asesmen otentik? Coba anda renungkan! Portofolio merupakan sekumpulan dokumen hasil kerja, hasil belajar atau hasil tugas yang dilakukan siswa (anak usia dini). Sebagai hasil pekerjaan atau belajar siswa maka portofolio akan banyak memberikan informasi tentang perilaku yang mengindikasikan perkembangan dan kemajuan belajar anak. Namun harus hati-hati juga bahwa hasil kerja siswa yang dibawa pulang ke rumah mungkin saja dibantu oleh orangtua atau orang lain sehingga dokumen tersebut menjadi tidak otentik sebagai gambaran nyata hasil belajar anak. Sebagai pengantar, anda dapat mencoba mereview atau mengulangi ingatan anda terkait dengan keterampilan yang pernah anda tunjukkan dalam menggunakan portofolio dalam asesmen. Pada kegiatan belajar 3 anda akan melanjutkan asesmen otentik dengan menggunakan portofolio. B. Inti Anda perlu meyakinkan pada diri anda bahwa materi ini bukanlah materi yang baru sama sekali. Anda mungkin sudah memahami konsep portofolio, bahkan mungkin pernah melaksanakan atau menggunakannya. Coba anda perhatikan sasaran indicator dari KB 3 ini sebagai berikut : Kegiatan Kegiatan Belajar 3 Menggunakan Asesmen Autentik melalui Portofolio



CPMK Indikator Mampu merancang dan 77. Mampu merancang instrumen melaksanakan penilaian penilaian portofolio anak capaian perkembangan anak usia dini



Jika anda perhatikan indicator yang harus anda kuasai maka anda seharusnya bisa mencoba langsung setelah menelaah isi KB 3 ini. Merancang instrument portfolio memang terdengan agak aneh tapi mari kita bahas dulu saja materinya.



63



B.1 Mengapa Portfolio Penting dalam Asesmen ? Pertanyaan ini mendasar sekali dan sekaligus membuka diskusi kita mengapa portfolio bisa dimasukan kedalam pendekatan asesmen nonformal dan menjadi bagian dari asesmen otentik. Secara alamiah, setiap anak senang mencoba dan berusaha membuat suatu karya dengan benda apapun yang ada di sekitar. Jika disekitarnya anak menemukan kardus bekas apapun maka sangat mungkin dia menggunakannya untuk bermain mobil-mobilan, bermain rumah-rumah atau membuat gedung bertingkat. Proses pembuatan, proses bermain dan hasil permainan dengan menggunakan kardus tersebut dapat menjadi bahan untuk portfolio anak. Ketika kita menilai proses membuat dan memainkan alat mainnya maka disitu kita masih menggunakan metode observasi (pengamatan) namun setelah hasil karya ditunjukkan dan dideskripsikan oleh anak maka kita sedang menggunakan hasil tugas sebagai bagian dari portfolio. Coba kita ulang kajian kita pada KB 1 tentang pemahaman asesmen atau penilaian pada anak usia dini. Perhatikan dengan seksama gambar dan penilaian yang dilakukan oleh dua orang dibawah ini.



Hasil Asesmen 1 (Komentar 1) Seorang anak berdiri memegang spidol dengan menjepit dengan menggunakan lima jarinya membuat suatu coretan. Hasil asesmen 1 memberikan gambaran keadaan anak secara apa adanya.



Hasil Asesmen 2 (Komentar 2) Anak sudah dapat menggunakan alat tulis dan membuat gambar berbentuk geometri Hasil asesmen 2 memberikan komentar yang cenderung menduga atau memperkirakan. Bentuk geometri yang ada dalam photo bukan hasil yang dibuat oleh anak.



Jika gambar itu menunjukkan hasil karya atau tugas yang dikerjakan anak sebagai bagian dari bahan portfolio maka bisa sangat keliru hasil penilaian yang



64



dilakukan. Mengapa demikian? Karena dalam gambar tersebut kita tidak melihat (mengamati) secara langsung bagaimana anak menggunakan alat tulis, menjepit dan kemudian membuat coretan. Selanjutnya kita akan mencoba membahas lebih mendalam bagaimana menggunakan portfolio sebagai asesmen yang bersifat otentik yang benar-benar menggambarkan perkembangan anak apa adanya. Dalam hal ini, anda perlu terlebih dahulu mengulangi ingatan dan pemahaman anda tentang makna dan jenis portfolio sebelum menggunakannya sebagai metode untuk asesmen otentik. B.2 Memaknai Portfolio sebagai Metode Asesmen Portfolio merupakan jenis metode yang dipergunakan dalam berbagai bidang studi dan kegiatan yang luas. Sebagai contoh, seseorang yang akan melamar kerja biasanya akan diminta portfolio proses dan hasil kerja yang selama ini telah dicapai, telah dimiliki atau telah dikuasai. Ketika orang menyampaikan hasil portofolionya dan mampu menjelaskan hasil portfolio yang merupakan kinerja dan hasil yang telah dilakukannya maka akan sangat mudah bagi orang tersebut diterima pada pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Termasuk anda, jika anda melamar menjadi guru di Lembaga PAUD internasional yang menggunakan Bahasa Inggris aktif kemudian anda sediakan sejumlah dokumen portfolio seperti sertifikat Bahasa Inggris, dokumen video singkat anda mengajar dalam bahasan Inggris, hasil karya anda berupa lesson plan atau RPPH dan karya bahan ajar PAUD yang anda buat maka sangat mungkin anda mudah untuk diterima. Dengan catatan bahwa seluruh dokumen portfolio tersebut memang milik anda dan anda dapat membuktikan setiap dokumen tersebut. Portofolio telah digunakan dalam bidang-bidang lain seperti arsitek dan artis untuk koleksi hasil kerja mereka dan merekam (mendokumentasikan) prestasi yang telah mereka dapatkan. Menurut Bonnie Campbell Hill dan Cynthia A.Ruptic (1994:32) portofolio dalam pembelajaran mengorganisasikan hasil kerja anak dan refleksi diri yang dapat menggambarkan kondisi dan potensi semua anak. Pendapat di atas menekankan bahwa portofolio merupakan bukti otentik perkembangan anak karena hasil belajar anak dapat dilihat secara nyata dan dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu proses mengumpulkan, menyeleksi dan



65



memberikan gambaran tentang perkembangan anak melalui berbagai dokumen portfolio akan menjadi metode dan bahan penilaian yang otentik dan bermakna. Menurut Carrey, McMillan, Rolhaiser, Bower& Stevahn dalam Robert E. Slavin (2009:314) mengemukakan bahwa portofolio adalah pengumpulan dan penilaian sampel pekerjaan siswa dalam kurun waktu yang panjang. Portofolio bukanlah proses pengumpulan data yang bisa dilakukan sehari atau dua hari. Pendapat ini memberikan gambaran bahwa rangkaian tugas atau hasil pekerjaan anak yang disusun dan dikomentasikan secara sistematik akan memperlihatkan rangkaian perkembangan kmontinum anak pada aspek tertentu. Nah….keren kan jika anda membiasakan diri menyusun dokumen portfolio setiap anak secara teratur maka anda akan menemukan dan dapat menyimpulkan perkembangan anak yang luar biasa serta dapat dipertanggung jawabkan hasilnya. Portofolio memerlukan waktu yang cukup panjang agar informasi yang dibutuhkan bisa didapatkan secara akurat. Portofolio adalah proses pengumpulan data-data (hasil karya anak: laporan) tentang pekerjaan anak yang dilakukan oleh guru (Wortham, 1995 : p.186). Data ini diperoleh dari tugas-tugas keseharian yang dilakukan atau dikerjakan anak dalam berbagai aktivitas bermain. Coba anda bayangkan, dalam sehari anak melakukan aktivitas bermain berapa kali dan menghasilkan berapa hasil karya. Jika setiap hasil pekerjaan anak tersebut anda simpan, diphoto atau divideokan maka suatu saat kumpulan hasil karya anak tersebut akan menjadi dokumen yang sangat berharga untuk melakukan penilaian atau asesmen. Sue Clarck Wortham (1995:203) mengatakan : “Portfolio are a collection of a child’s work and teacher data from informal and performance assesments to evaluate development and learning.” Pendapat ini lebih mempertegas dan memperjelas bagaimana portfolio sebagai suatu proses pengumpulan data pekerjaan anak dan data guru sebagai bagian dari asesmen informal dan asesmen performansi untuk menilai belajar dan perkembangan. Rangkaian data portfolio anak yang tersusun sistematis akan memberikan gambaran tentang performansi anak tersebut pada sejumlah aspek perkembangan. Dalam konteks ini, anda dalam melakukan penilaian performansi setiap anak dengan menggunakan metode portfolio.



66



Mudah-mudahan dengan penjelasan gambling tersebut, anda sudah mulai dapat memahami tentang makna dan kedudukan portfolio sebagai metode untuk melakukan asesmen atau penilaian. Semua pendapat yang telah dipaparkan di atas tentang portofolio selalu mengatakan bahwa portofolio merupakan pengumpulan hasil kerja siswa (anak usia dini). Dengan hasil kerja atau hasil belajar tersebut guru dapat mendapatkan informasi tentang perkembangan anak dalam berbagai aspek secara factual dan otentik. B.3 Jenis dan Tujuan Portfolio sebagai Metode Asesmen Anda mudah mudahan masih ingat jenis apa saja portfolio itu. Jenis portfolio mungkin sebagiannya pernah anda pergunakan pada saat anda praktik mengajar dulu. Nah…. Sekarang kita coba kaji lagi dan perdalam lagi. Portofolio dapat juga dikatakan koleksi informasi atau data tentang anak pada berbagai situasi dan keadaan, terutama dalam mengikuti pendidikan di lemabag PAUD. Portfolio memiliki berbagai jenis yang mungkin sudah anda kenal, diantaranya adalah : 1. Hasil kerja anak, misalnya berupa foto berbagai kegiatan anak misalnya foto saat anak main balok, melukis, interview anak, dan rekaman video. 2. Dokumentasi dengan orang tua, misalnya berupa kuesioner tentang perkembangan anak, misalnya kegiatan keluarga, daftar anggota keluarga, dan alamat kontak darurat. 3. Data kesehatan anak, misalnya tentang imunisasi, atau alergi. 4. Dokumentasi guru, misalnya ringkasan interview dengan orang tua, hasil observasi dan anecdotal records, checklist perkembangan anak, dan lain-lain. Sebagai sebuah metode dan proses, portfolio memiliki tujuan utama menggambarkan kinerja belajar (bermain) dan hasilnya yang dicapai oleh setiap anak. Dengan demikian, portfolio dapat dijadikan metode atau cara untuk menggambarkan dan menilai perkembangan anak. Selain tujuan tersebut, portfolio memiliki tujuan yang lebih luas lagi. Anda dapat membaca dan memahami berdasarkan pendapat berikut ini.



67



1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)



Bonnie Campbell Hill dan Cynthia A. Ruptik (1994 : 33): Mendokumentasikan pembelajaran Melihat gambaran diri Memberikan informasi kepada keluarga dan guru Memperbaiki pembelajaran Membantu untuk menentukan tujuan pembelajaran Memperlihatkan hasil belajar siswa yang terbaik Memperbaiki dan menjaga konsep positif pada diri siswa.



Nah….anda lebih paham lagi dengan tujuan portfolio yang lebih luas tersebut. Tujuan mana yang menurut anda paling menarik atau yang paling susah untuk dimengerti. Oke….. tujuan “mendokumentasikan pembelajaran” itu menarik sekali yak arena dengan portfolio peristiwa pembelajaran guru menjadi terekam dengan sangat baik, bahkan mungkin anda akan menemukan berbagai praktik baik (best practice) yang telah dilakukan selama anda mengajar. Selain itu, dokumen fortofolio dapat dijadikan dasar untuk memperbaiki mutu pembelajaran yang kita lakukan. Selain praktik baik, dokumen portfolio juga bisa memperlihatkan praktik kurang baik alias bad practice yang pernah kita lakukan. Dengan itikad baik dan jujur, catatan peristiwa itu bisa menjadi dasar bagi kita untuk memperbaiki mutu pembelajaran yang akan kita berikan selanjutnya. Portofolio dapat disimpan dan diberikan kepada anak atau orang tua pada waktu tertentu, misalnya: saat pengambilan raport, di dalamnya memuat laporan observasi, ceklis, contoh pekerjaan. Portofolio pembelajaran memiliki tujuan yang lebih luas dari penilaian dan akan mencerminkan filosofi dan tujuan portofolio itu sendiri. Beberapa tujuan dari portofolio menurut Robert E. Slavin (2009:315) yaitu bahan data factual penilaian untuk pelaporan ke orang tua. Selain untuk orang tua, portofolio juga memiliki peranan yang penting untuk guru dalam membantu mengambil keputusan. Oleh karena itu untuk memudahkan membuat rekapitulasi penilaian, maka portofolio dapat dikumpulkan berdasarkan wilayah pengetahuan, aspek perkembangan, atau berdasarkan tema/pembahasan yang ada dalam kurikulum.



68



B.4 Pengumpulan data dengan Portofolio Pada bagian ini, anda akan berurusan dengan proses penataan atau pengaturan dokumen kinerja dan hasil belajar anak serta berbagai data pendukungan sehingga menjadi bahan untuk penilaian dengan metode portfolio. Uraian berikut akan memberikan trik atau langkah praktis pada anda agar bisa mengatur dokumen portfolio dengan tepat dan benar. Perhatikan penjelas berikut ini : 1. Sebagai pendidik, anda dapat menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Buatkan dan tetapkan bentuk hasil belajar atau hasil karya yang akan dibuat atau ditunjukkan setiap anak. 3. Susunlah alternatif kegiatan pembelajaran (bermain) dan jenis atau bahan main yang akan dipergunakan anak. 4. Tentukah Teknik proses pengumpulan hasil karya anak dan tempat menyimpannya. Anda dapat memperdalam pemahaman asesmen portofolio dengan mengnnjungi link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=cLmuKQRVeHc by : Guru Belajar



PENILAIAN PORTOFOLIO (Form Selain trik tersebut, anda dapat melihat dan membaca proses pengumpulan data portfolio dan proses mendeskripsikan isi informasi atau data yang ada didalamnya. Silahkan anda perhatikan bagian berikut :



69



Nama: Shafeeya Usia : 4 tahun



Data Portofolio Data Tugas



Deskripsi Data Pada awalnya saat shafeeya diajak berkomunikasi ditanyakan siapa nama dan berapa umurnya, shafeeya tanpa ada rasa malu dan ragu langsung menjawabnya. Setelah itu, saya memberi beberapa pertanyaan lagi seperti dimana shafeeya sekolah, dan lain-lain. Kemudian shafeeya dengan percaya diri menjawab semua pertanyaan yang saya berikan. Lalu, setelah saya mendengarkan jawaban shafeeya, saya mengajaknya untuk menggambar. Saya berikan kertas, spidol, crayon, dan pensil warna. Shafeey memilih untuk menggunakan spidol. Awalnya shafeeya mengatakan kalau shafeeya tidak bisa menggambar, lalu shafeeya melihat mama nya yang mengatakan “ kan shafeeya udah bisa tuh gambar bunga”. Langsung saja shafeeya mulai menggambar, shafeeya bilang ingin menggambar orang. Shafeeya pertama kali membuat bentuk lingkaran yang dimaksud kepalanya lalu membuat kaki dan jari-jarinya. Shafeeya menggambar 4 orang dengan warna spidol yang berbeda. Setelah shafeeya selesai menggambar, shafeeya menceritakan tokoh apa yang telah digambar shafeya. Ada 4 orang yang sudah shafeeya gambar dengan nama yang berbeda juga. Shafeeya memberi nama dari tiap orang yang sudah digambar yaitu ada blossom, bubble, buttercop, dan professor. Shafeeya bilang bahwa shafeeya menggambar tokoh kartun dari powerpuff girls. Shafeeya bercerita apa yang sedang dilakukan dari tokoh digambarnya. Shafeeya bilang tokoh blossom, bubble, dan buttercop diberi tahu oleh professor bahwa sudah waktunya mereka pergi ke sekolah, lalu shafeeya menggambar tas di tiap tokoh tersebut.



Wah….keren kan deskripsi informasi atau data yang disampaikan dalam contoh tersebut. Anda pasti mulai paham betapa penting dan berharganya dokumen portfolio seperti itu dan sudah tentu isinya akan memberikan banyak gambaran tentang perkembangan anak. Nah setelah anda memahami pengumpulan data melalui portofolio, selanjutnya kita akan sama-sama mengetahui tentang bentu-



70



bentuk format portofolio. Perhatikan dan usahakan pahami beberapa format portfolio berikut ini : Catatan Guru tentang Kemampuan Menggambar Anak Bentuk gambar yang dibuat anak :



Tanggal Menggambar :



Judul :



Bentuk gambar yang disukai anak : Tanggal Menggambar :



Judul :



Observasi Lainnya :



Bentuk format portofolio sebagaimana yang ditunjukkan dalam table di atas, dapat dikembangkan dan digunakan untuk perkembangan cara berfikir, seperti halnya kemampuan mengobservasi dalam proses kegiatan sains (Carin 1993: Cliatt & Shaw 1992). Bentuk format lainnya adalah :



71



Nama



:……………………………… :………………………. :………………………………



Tanggal



Guru Mengatur portofolio Aku melihat semua hasil di portofolioku 1. Ini hasil karyaku, sesuatu yang aku sukai (Anak diminta melakukan kegiatan yang disukainya, misalnya melipat, menempel, melukis, menulis dll)



2. Disini adalah pekerjaanku yang terpenting (diisi komentar anak tentang hasil karyanya melalui gambar atau tulisan)



3. Ini pekerjaan yang aku sukai lebih dari apapun. (Anak diminta menggambar dirinya pada cover hasil portofolionya).



B.5 Penggunaan dan Pengolahan Data Portofolio Setelah kita sama-sama mencermati dan memahami tentang apa sih portofolio, cara pengumpulan prortofolio dan contooh bentuk format portofolio, selanjutnya kita akan membahas tentang bagaimana sih penggunaan portofolio? Kita sudah memahami bersama bahwa portofolio itu pengumpulan data yang dilakukan dari waktu ke waktu. Data yang terkumpul dalam portofolio itu dapat digunakan untuk: 1. Menilai dan melihat aspek perkembangan anak dalam periode tertentu 2. Memberikan umpan balik (feed back) baik bagi guru dan orangtua



72



Portofolio tentu saja dapat digunakan untuk menilai dan melihat aspek perkembangan anak, karena portofolio merupkan kumpulan penilaian yang sudah dilakukan oleh guru terhadap anak dalam proses menilai aspek perkembangan tertentu pada kurun waktu tertentu. Portofolio dapat memberikan gambaran tentang mana aspek pekembangan anak yang sudah berkembang dengan baik dan mana aspek perkembangan yang masih belum berkembang. Hal ini sangat berguna bagi guru untuk mmeberikan layanan pendidikan yang tepat bagi masingmasing anak dengan karakter dan perkembangan yang berdeda-beda. Setelah guru melihat aspek perkembangan anak melalui portofolio, guru dapat melakukan feedback) dengan mempelajari portofolio anak yang selanjutnya melakukan identifikasi hambatan anak dan memberikan masukan bagi guru untuk memperbaiki strategi pembelajaran dan metode yang digunakan. Melalui analisis portofolio, guru dapat mengetahui berbagai potensia masing-masing anak yang berbeda satu sama lain, karakter, dan hambatan yang dialami masing-masing anak yang tentu saja berbeda antara anak satu dan anak lainnya. Selaain itu, bagi orang tua, portofolio yang dibagikan dapat dijadikan pijakan untuk mengoreksi pola asuh, termasuk untuk meningkatkan peran sebagai orangtua yang mendampingi dan mendidik dengan cara-cara yag tepat. Umpan balik (feedback) sangat mungkin dapat dilakukan berdasarkan portofolio, karena system penilaian portofolio, data yang sudah didapat dan dikumpulkan tidak hanya sekedar kumpulan data kemudian selesai. Lebih dari sekedar itu, data yang dikumpulkan melalui portofolio dapat dinalaisis secara komprehensif dan kolaboratif oleh guru, kepala sekolah, dan orangtua. Berdasarkan hasil portofolio, guru dan kepala sekolah dapat merancang program parenting untuk membahasa hambatann-hambatan yang dialami ooleh siswa dalam proses pembelajaran dan memahami suatu konsep.



73



Forum Diskusi



Seperti pada KB sebelumnya, anda perlu mendiskusikan KB 3 inidengan teman sekelompok anda. Diskusi anda akan dipandu dalam forum ini agar lebih mengarah pada sasaran indicator yang diinginkan dari KB 3. Sekarang and abaca dan pahami alur forum diskusi ini sebagai berikut : 1. Coba anda kumpulkan beberapa hasil karya atau tugas anak usia dini di Lembaga PAUD. Berdasarkan dokumen tersebut, diskusikan dengan teman sekelompok anda untuk mulai membaca, memahami dan mendeskripsikan isi dokumen portfolio tersebut. Cobalah mulai dari 1 dokumen terlebih dahulu lalu dibaca, dipahami dan dideskripsikan masing-masing. Kemudian hasilnya dibacakan dan dianalisis Bersama untuk menemukan persamaaan dan perbedaan masing-masing teman anda dalam menggunakan portfolio. 2. Berdasarkan kesimpulan hasil diskusi point ke-1, cobalah lanjutkan diskusi kelompoknya dengan menyusun hal-hal apakah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan hasil karya dan tugas anak menjadi bagian dari penggunaan metode portofolio? C. Penutup



RANGKUMAN



Portofolio merupakan pengumpulan hasil kerja siswa. Dengan hasil kerja atau hasil belajar tersebut guru dapat mendapatkan informasi tentang perkembangan siswa dalam berbagai aspek secara faktual. Portofolio memerlukan waktu yang cukup panjang agar informasi yang dibutuhkan bisa didapatkan secara akurat. Portofolio dapat berupa hasil kerja anak, misalnya berupa foto berbagai kegiatan anak, dokumentasi dengan orang tua misalnya kuisioner dengan orangtua tentang perkembangan anak, datakesehatan anak, misalnya tentang imunisasi, dokumentasi guru, misalnya ringkasan interview dengan orang tua. Tujuan portofolio adalah untuk mengevaluasi program. Penggunaan portofolio yaitu untuk menilai dan melihat aspek perkembangan anak dalam periode tertentu dan memberikan umpan balik (feed back) baik bagi guru dan orangtua



74



TES FORMATIF 3



Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan ! 1.



Seorang



pendidik



PAUD



dituntut



mampu



merancang



dan



menggunakan portofolio sebagai salah satu metode asesmen yang bersifat otentik. Dalam penggunaan metode portofolio, asesmen akan diarahkan pada .... A. Penelaahan karya, tugas atau bentuk lainnya. B.



Narasi untuk catatan anekdot



C.



Angket sebagai bahan isian



D. Wawancaa yang dilakukan dengan anak E. 2.



Analisis berbagai dokumentasi



Pendidik PAUD dapat mengumpulkan data asesmen dalam kurun waktu tertentu. Kegiatan asesmen tersebut termasuk ke dalam .... A. Asesmen wawancara B.



Asesmen otentik



C.



Asesmen portofolio



D. Asesmen anekdot E. 3.



Asesmen berbasis tes



Seorang pendidik PAUD dapat melakukan pengumpulan data asesmen melalui metode portfolio. Pengumpulan yang dimaksud adalah ….. A. Data hasil wawancara B.



Data hasil kerja siswa



C.



Data hasil observasi



D. Data hasil asesmen otentik E. 4.



Data hasil dokumentasi



Seorang pendidik PAUD dapat menggunakan portofolio untuk menilai dan melihat aspek perkembangan anak. Selain untuk tujuan tersebut maka pendidik PAUD juga dapat menggunakan portfolio untuk …… A. memberikan catatan anekdot



75



B. memberikan umpan balik (feed back) C. menilai observasi D. mencatat kegiatan anak E. mendeskripsikan minat anak 5.



Ketika seorang pendidik PAUD menggunakan data hasil kerja anak sebagai bagian dari data mentah asesmen. Data berikut yang paling tepat menggambarkan data hasil kerja anak adalah….. A. Data rekapitulasi perkembangan B. Data kejadian khusus C. Hasil catatan sehari-hari anak D. Photo berbagai kegiatan anak E. Data dokumentasi anak



6.



Jika seorang pendidik PAUD akan merancang instrument asesmen portfolio perlu memperhatikan beberapa kaidah (aturan). Berikut ini aturan menggunakan portfolio yang paling tepat adalah ….. A. Pendidik membuat rancangan hasil belajar atau tugas anak. B. Pendidik menyusun alternative pilihan kegiatan belajar C. Pendidik mendisain alur pembelajaran yang akan diikuti anak D. Pendidik mengembangkan media pembelajaran yang sesuai E. pendidik membuat sumber belajar dan materi pembelajaran.



7.



Penggunaan portfolio sebenarnya dapat diperoleh dari sumber data orang tua anak usia dini. Berikut ini adalah dokumen yang tepat untuk dijadikan bahan portfolio dari orangtua anak, yaitu : A. Data kartu keluarga anak B. Data riwayat kesehatan anak C. Data pekerjaan orangtua D. Data penghasilan orangtua E. Data status sosial anak



8.



Penggunaan portfolio oleh guru merupakan proses atau kegiatan yang panjang dan berkelanjutan. Gambaran proses seperti itu ditunjukkan oleh kalimat berikut ini yang paling tepat adalah ….. A. Pendidik mengumpulkan dan menilai sampel hasil kerja siswa



76



secara berkelanjutan. B. Pendidik mengintepretasikan setiap sampel hasil kerja siswa untuk menilai perkembangannya. C. Pendidik mengolah data sampel hasil kerja siswa untuk menempatkan siswa pada kelompok yang sesuai. D. Pendidik mendeskripsikan data sampel hasil kerja anak untuk laporan pada orangtua. E. Pendidik menentukan bahan ajar dan sumber belajar untuk anak. 9.



Penggunaan portfolio oleh pendidik banyak tujuan dan manfaat yang dicapai. Berikut ini adalah manfaat penggunaan portfolio, kecuali ….. A. Melihat gambaran diri B. Memperbaiki pembelajaran C. Memperlihatkan hasil belajar terbaik anak D. Memberi hukuman yang tepat pada anak E. Mengembangkan program pembelajaran.



10. Penggunaan portfolio oleh pendidik memiliki banyak kelemahan. Salah satu kelemahan yang paling tepat dari pernyataan berikut ini adalah …… A. Data kurang otentik B. Membutuhkan waktu lama C. Prosedurnya rumit D. Kurang objektif E. harus kontinyu.



77



DAFTAR PUSTAKA Arthur, L., et al. (2001). Programming and Planning in Early Childhood Settings. 2nd ed. Harcourt Australia: Pty Limited. Bentzen, Warren R. (2005). Seeing Young Children: A Guide to Observing and Recording Behavior. 5th edition. New York: Thomas Delmar Learning. Bredekamp, S. & Rosegrant. T (1992). Reaching Potentials: Appropriate Curriculum and Assessment for Young Children. V-I. Washington, DC: NAEYC. Brewer, J.N. (2007). Introduction Early Childhood Education. Boston: Allyn and Bacon. Choate, Joyce, dkk., Curriculum Based Assesment And Programming. Second edition. Allyn and Bacon.1992. Crain, William. (2007). Teori Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Decker, A., Decker, J.R. (1992). Planning and Administering Early Childhood Programs. 5 th ed. Macmillan Publishing Company. Esa, Eva. L. (2003). Early Chilhood Education. Canada: Delmar Learning. Feeney, S., Christensen, D., Moravcik, E. (2006).Who Am I in The Lives of Children. 7th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Fridani, Lara.(2014)., Perencanaan Asesmen Perkembangan pada Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka Gullo, D. F. Understanding assessment and evaluation in early childhood education. New York: Teachers College Press, 1994. Halman, Sri Utami. Time Sampling dan Event Sampling. (http://utamitamii.blogspot.com/2013/10/time-sampling-dan-eventsampling_12.html, diakses tanggal 02 Mei 2014). Hapidin, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Ghiyats Alfiani Press, 2002. Hapidin, Panduan Penilaian Anak Usia Dini. Jakarta : Jakarta: Direktorat PAUD, 2010. Hopkins, Charles D., Richard L. Antes, Classroom Measurement and Evaluation. Itasca, Illionis : Peacock publishers, Inc., 1990. Hoorn, Judith Van. Etc. (1993). Play at the Center of the Curriculum. New York: Merrill, an imprint of Macmillan Publishing Company. Jablon, Judy R, Amy Laura Dombro, Margo L Dichtelmiller. (2007). The Power of Observation for Birth through Eight. 2nd edition. Washington: Teaching Strategies NAEYC. Linder Tony, Trandiciplinary, Play Based Assesment. An Evolving Proccess. Meier, Deborah, and Thomas Hehir. (2002). Multiple Intelligences and Portofolios: A Window inti The Learner’s Mind. Heineman: Evangeline Harris Stefanakis. Nilsen, B., A., (2004). Documenting The Development of Young Children. 3rd ed. Canada: Thomson Learning Inc. Nitko, Anthony J., Educational Test and Measurement An Introduction. New York : Harcourt Brace Javanovich, Inc., 1983. Puckett, M.B., Diffily, D. (2004). Teaching Young Children: An Introduction to The Early Childhood Profession. 2nd ed. Canada: Thomson Learning Inc. Popham, W James. (2006). Assessment for Educational Leaders. Boston: Pearson Education.



78



Puckett, M. B & Black, J.K. (1994). Authentic Assessment of The Young Child. New York: Macmillan College Publishing Company. Putra, Reza.Metode Observasi Psikologi: "Time Sampling". (http://pemudaumat.blogspot.com/2012/07/metode-observasi-psikologitime.html, diakses tanggal 02 Mei 2014). Pennsylvania’s Department’s of Education and Public (2005) Wellfare.Early Childhood Assesment for Children from Bird to Eight. Harrisburg, PA. Stiggins, Richard J. (1994). Student-Centered Classroom Assesment. New York: Merrill, an imprint of. Macmillan College Publishing Company. The National Academy (2008). Early Childhood Assessment. www.nationalacademies.org. Taylor, Carrol, Lynn Lyons Morris, How to Design Program Evaluation. Newbury Park : SAGE Publication, Inc., 1987. Wortham, S.C. (2005). Assessment in Early Childhood Education. 4th ed.New Jersey: Pearson Prentice Hall.



79



80



Kegiatan Belajar 4 Prosedur Pelaporan Hasil Asesmen A. Pendahuluan Kegiatan belajar 1 telah memberikan pemahaman ulang anda terkait dengan konsep asesmen yang menjadi pijakan anda dalam menggunakan pemahaman konsep tersebut pada praktik langsung asesmen. Pemahaman konsep tersebut mudah-mudahan telah diperkuat oleh materi kegiatan belajar 2 yang berkaitan dengan penggunakan metode observasi dalam praktik asesmen dan kegiatan belajar 3 yang mengupas materi tentang penggunaan portofolio dalam asesemen. Berdasarkan ketiga kegiatan belajar tersebut, anda akan memasuki bagian akhir modul 5 yakni kegiatan belajar 4 yang terkait dengan memahami langkah-langkah (prosedur) melaporkan hasil asesmen perkembangan anak. Pelaporan hasil asesmen ditujukan pada berbagai pihak yang berkepentingan, khsususnya orangtua dari anak usia dini. Sebagai bagaian dari modul daring PPG, anda perlu diingatkan bahwa semua materi asesmen ini sebenarnya pernah diperoleh waktu anda kuliah di level 6 sebagai sarjana Pendidikan (khususnya bidang PAUD). Pada saat perkuliahan di level 6, anda bukan hanya mempelajari asesmen dari konsep teoritik saja tetapi anda pernah melakukan asesmen dengan menggunakan metode dan Teknik serta membuat laporan hasil asesmen ketika anda mengikuti kegiatan praktik keterampilan mengajar (PKM) di Lembaga PAUD. Nah sebelum melanjutkan materi tentang prosedur pelaporan hasil asesmen, Yuuuk…. kita buka kembali pemahaman tentang pengertian pelaporan hasil



asesmen.



Pelaporan



merupakan



kegiatan



menyampaikan



dan



mengkomunikasikan hasil hasil asesmen guru tentang pencapaian aspek perkembangan anak yang akan disampaikan kepada orang tua, anak didik, dan administrasi di lembaga pendidikan anak usia dini. Kegiatan pelaporan ini biasanya dilakukan dalaam jangka waktu tertentu setelah guru mengumpulkan data hasil asesmen, biasanya dilakukan di akhir semester. Pelaporan ini penting dilakukan agar orang tua dapat mengetahui tingkat capaian perkembangan anaknya selama mengikuti seluruh rangkaian kegiatan di sekolah. Berdasarkan



81



pelaporan hasil asesmen ini dharapkan adanya sinergi dan kerjasama yang berkelanjuran antara guru dan orangtua untuk membantu pencapaian aspek perkembangan anak. B. Inti Sebagai bagian terpenting dan terakhir dari modul 5 ini, anda tidak akan memandang materi kegiatan belajar 4 ini sebagai materi baru. Mari kita ikuti materi berikut ini yang akan memperjelas dan memperdalam pemahaman anda tentang pemahaman konsep dan praktik asesmen. Sebelum anda melanjutkan pemahaman materi KB 4 ini, ada baiknya anda pahami kembali tujuan pembahasan materi 4 ini sebagai berikut : Kegiatan Kegiatan Belajar 4 Prosedur Pelaporan Hasil Asesmen



CPMK Indikator Mampu mengolah data 79. Mampu menggunakan hasil penilaian berbagai teknik penilaian perkembangan anak dan dalam pembelajaran untuk melaporkannya kepada ketepatan kesimpulan stakeholder secara objektif dan berkelanjutan 80. Mampu memilih teknik analisis data sesuai dengan perolehan data dalam penilaian capaian perkembangan belajar anak. 81. Mampu membuat sajian data hasil penilaian capaian perkembangan anak usia dini 82. Mampu menafsirkan data penilaian capaian perkembangan 83. Mampu menyimpulkan hasil perkembangan anak untuk disampaikan kepada stake holder 84. Mampu membuat rekomendasi berdasarkan hasil pilaian



B.1 Bentuk Pelaporan Nah… selanjutnya kita akan memahami bentuk pelaporan hasil asesmen yang lazim digunakan oleh lembaga PAUD. Anda tentu saja masih ingat bukan tentang bentuk-bentuk pelaporan? Berdasarkan hasil rangkuman perkembangan anak didik setiap periode waktu tertentu, penilaian dilaporkan dalam bentuk: 1. Laporan tertulis



82



Laporan hasil penilaian yang disampaikan bersumber dari data yang dikumpulkan melalui portofolio, yang berisikan tentang: a. Sampel hasil guntingan, gambar, cetakan, dan tulisan b. Jurnal harian anak c. Coretan gambar (sketsa) sederhana hasil kerja d. Foto anak sedang beraktivitas e. Foto hasil display anak f. Rekaman kaset dan video g. Hasil cetak dari komputer h. Pengamatan terstruktur (pengamatan yang sudah dirancang) i. Penilaian unjuk kerja (dalam bentuk narasi dan contreng) j. Rekaman anekdot k. Rekaman koleksi data l. Sertifikat anak (penghargaan) m. Catatan dari keluarga 2. Laporan secara lisan Laporan ini disampaikan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan dan dilaksanakan dengan cara konsultasi antara guru dengan orang tua. Penyampaian laporan tertulis dan lisan hasil penilaian anak dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Penggunaan bahasa yang lugas b. Disampaikan dengan penggunaan kalimat positif (menghilangkan kata jangan dan tidak boleh) c. Fokus pada permasalahan dan karakteristik anak d. Obyektif e. Mengkomunikasikan secara bersahaja B.2 Pengumpulan Data Hasil Asesmen Sebelum anda menyampaikan laporan hasil asesmen, anda harus memiliki data hasil asesmen dari masing-masing anak. Nah…. Data tersebut tertu saja tidaak dating tiba-tiba saat pelaporan akan disampaikan, tetapi data tersebut perlu



83



dikumpulkan sehingga menjadikannya sebuah pelaporan yang utuh yang menggambarkan tingkat pencapaian perkembangan anak. Pengumpulan data hasil asesmen dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui observasi dan portofolio sebagaimana yang sudah disampaikan pada KB 2 dan KB 3 pada modul PPG ini. 1. Pengumpulan data dengan Observasi Penyampaian laporan hasil asesmen membutuhakan data sebagai bukti otentik bahwa anda sudah melakukan asesmen. Data yang dimaksud sudah tentu adalah bukti faktual yang telah anda peroleh melalui penggunaan berbagai metode dan teknik asesmen. Data faktual tersebut dapat berwujud data hasil observasi dan data portofolio. Untuk memahami data faktual dalam asesmen, baiknya anda mengecek kembali rencana pembelajaran yang pernah anda buat, terutama rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Dalam rencana tersebut, anda pasti menemukan kolom penilaian atau kolom asesmen dan anda juga pasti akan memperhatikan indikator perkembangan apa yang menjadi target dalam RPPH tersebut atau target kompetensi mana yang akan dicapai. Dalam RPPH, indikator perkembangan yang telah ditetapkan merupakan indikator yang sifatnya perkiraan atau predictable (dapat diperkirakan muncul). Hasil pencapaian perkembangan yang aktual atau nyata harus dilakukan melalui kegiatan asesmen. Nah kegiatan asesmen ini anda lakukan tentu saja harus sesuai dengan kegiatan bermain atau kegiatan belajar yanag anak-anak lakukan pada hari tersebut sebagaimana yang tertuang dalam RPPPH. Kegiatan asesmen dilakukan di semua jenis kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak, bukan. Untuk lebih memperjelas pemahaman, mari kita coba buat ilustrasi rencana asesmen berdasarkan RPPH dan hasil asesmen yang diperoleh berdasarkan data faktual sebagai berikut:



84



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN KELOMPOK :B HARI/TANGGAL : Senin TEMA/SUB TEMA : Tanaman (Tanaman Obat) Kompetensi Inti



Kompetensi Dasar



Indikator



Materi



KI-1 (Sikap spiritual)



KD. 1.1 Mengenal Tuhan melalui ciptaannya



Jenisjenis tanaman obat ciptaan Tuhan



KI-3 (Pengetahuan) KI-4 (Keterampilan)



3.6. Mengenal benda -benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) 4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda disekitar



Tanaman cingcau



Metode Tanya Jawab



Media Gambar Tanaman Obat



KBM



Penilaian (Asesmen)



A. Pembukaan Salam & doa Tanya jawab jenis tanaman obat ciptaan Tuhan B. Inti Area Seni Bermain membuat cingcau Bermain membuat kolase dari daun cingcau.



Observasi Portfolio



Area Sains Area



Perhatikan kegiatan pembelajaran pada kegiatan inti (bermain membuat cingcau) dan membuat kolase dari daun cingcau kering. Dalam kegiatan itu ada sasaran asesmen yang harus dinilai oleh guru yakni 3.6. mengenal benda-benda di sekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) dan 4.6. menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda disekitar.



Melalui



metode



observasi



guru



membuat



deskripsi



capaian



perkembangan untuk kedua indikator pada seluruh anak yang harus dinilai. Hasil observasi diperoleh capaian perkembangan (3.6 dan 4.6) dari 17 anak dalam satu rombongan kelompok B1 sebagai berikut :



85



Nama Anak



: Mega Silvia Murni



Usia/Kelompok



: 5,3 Tahun/B



Semester/Bulan



: 1/Oktober 2019



Ananda Mega mengambil 3 helai daun cingcau, memegang dan mengusap ketiga daun cingcau. Beberapa saat berikutnya, ananda mulai meremas-remas daun cingcau di atas mangkok plastik sampai keluar airnya. Ananda menambahkan air kedalam daun cingcau yang sudah diremas. Ananda tersenyum sambil memindahkan perasan daun cincau dengan menggunakan saringan kedalam mangkok plastik kosong. Ananda berhasil selesai mengikuti langkah-langkah membuat perasan air daun cingcau. Selain membuat narasi hasil asesmen dalam bentuk seperti itu untuk setiap anak ada juga guru yang membuat deskripsi hasil asesmen sebagai berikut :



No



Nama Anak



1.



Ani Sofiani



2.



Budi Armando



3.



Mega Silviani



4.



Dst.



Deskripsi Hasil Asesmen Ani memperhatikan dan memegang beberapa daun cingcau. Ananda memilih 5 helai daun cingcau dan langsung meremas di atas saringan sambil menambahkan air. Ananda memperoleh hasil air perasan daun cingcau dalam jumlah sedikit. Ananda langsung mengambil daun cingcau dan meremasnya di atas saringan. Ananda tampak cemberut dengan jumlah air sedikit dari hasil perasaan daun cingcau Ananda Mega mengambil 3 helai daun cingkau, memegang dan mengusap ketiga daun cingcau. Beberapa saat berikutnya, ananda mulai meremas-remas daun cingcau di atas mangkok plastic sampai keluar airnya. Ananda menambahkan air kedalam daun cingcau yang sudah diremas. Ananda tersenyum sambil memindahkan perasan daun cincau dengan menggunakan saringan kedalam mangkok plastik kosong. Ananda berhasil selesai mengikuti langkah-langkah membuat perasan air daun cingcau.



Selain data naratif hasil observasi guru tersebut, ada juga diantara guru yang membuat hasil asesmen melalui observasi dengan hasil BSB (4 anak), BSH (7 anak), MB (3 anak) dan BB (3 anak). Hasil tersebut diperoleh guru dengan menggunakan observasi dengan teknik check list. Pertanyaan berikutnya adalah



86



kriteria apakah yang dipergunakan anda untuk menentukan bahwa perilaku anak sudah BSB, BSH, MB dan BB? Yuuk… kita ingat kembali tentang penentuan kriteria hasil asesmen Berkembang Sangat Baik (BSB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Mulai Berkembang (MB), dan Belum Berkembang (BB). Guru dapat menentukan kriteria tersebut dengan membuat rubric penilaian yang akan dijadikan acuan ketika akan memberikan hasil asesmen tersebut. Mari kita coba membuat rubrik penilaian untuk menentukan hasil asesmen sebagai berikut: Aspek Perkembangan Motork Halus



Indikator



Jenis kegiatan Bermain



Kecakatan jari tangan



Penilaian BSB



Meremas Mampu melukis daun cingcau



dengan jari dengan gerakan halus sekaligus teratur dan waktu yang cepat



BSH



MB



BB



Mampu meremas daun cingcau tapi masih dengan gerakan meremas kasar dan membutuhkan waktu yang lama



Mampu meremas daun cingcau dengan gerakan halus dan teratur tapi membutuhkan waktu yang lama



Belum mampu meremas daun cingcau/ masih harus dibantu untuk menggerakkan jari puntuk mereas daun cingcau



Berdasarkan tabel rubrik penilaian tersebut, akan memudahkan guru memberikan penilaian BSB, BSH, MB, ataupun BB. Masing-masing tingkat pencapaian hasil asesmen terlihat perbedaan, sehingga perbedaan kriteria tersebut dapat dijadikan sebagai acuan ketika melihat perilaku yang muncul pada masing-masing anak pada saat mengikuti kegiatan bermain yang sudah dirancang oleh guru dalam RPPH. 2. Pengumpulan data dengan Portofolio Pengumpulan data portfolio biasanya dilakukan melalui pemberian serangkaian tugas pada anak sesuai dengan kegiatan bermain dan tugas yang disisipkan dalam permainan tersebut. Dalam kasus di atas, setelah ada bermain membuat cingcau dilanjutkan dengan bermain membuat kolase dengan daun cingcau kering. Hasil tugas membuat kolase dapat dijadikan bahan untuk



87



melakukan pengumpulan data dengan portfolio. Contoh lain pengumpulan data fortofolio dapat diberikan gambaran sebagai berikut : Nama: Shafeeya Usia : 4,5 tahun Data Portofolio Data Tugas



88



Deskripsi Data Pada awalnya saat shafeeya diajak berkomunikasi ditanyakan siapa nama dan berapa umurnya, shafeeya tanpa ada rasa malu dan ragu langsung menjawabnya. Setelah itu, saya memberi beberapa pertanyaan lagi seperti dimana shafeeya sekolah, dan lain-lain. Kemudian shafeeya dengan percaya diri menjawab semua pertanyaan yang saya berikan. Lalu, setelah saya mendengarkan jawaban shafeeya, saya mengajaknya untuk menggambar. Saya berikan kertas, spidol, crayon, dan pensil warna. Shafeey memilih untuk menggunakan spidol. Awalnya shafeeya mengatakan kalau shafeeya tidak bisa menggambar, lalu shafeeya melihat mama nya yang mengatakan “ kan shafeeya udah bisa tuh gambar bunga”. Langsung saja shafeeya mulai menggambar, shafeeya bilang ingin menggambar orang. Shafeeya pertama kali membuat bentuk lingkaran yang dimaksud kepalanya lalu membuat kaki dan jari-jarinya. Shafeeya menggambar 4 orang dengan warna spidol yang berbeda. Setelah shafeeya selesai menggambar, shafeeya menceritakan tokoh apa yang telah digambar shafeya. Ada 4 orang yang sudah shafeeya gambar dengan nama yang berbeda juga. Shafeeya memberi nama dari tiap orang yang sudah digambar yaitu ada blossom, bubble, buttercop, dan professor. Shafeeya bilang bahwa shafeeya menggambar tokoh kartun dari powerpuff girls. Shafeeya bercerita apa yang sedang dilakukan dari tokoh digambarnya. Shafeeya bilang tokoh blossom, bubble, dan buttercop diberi tahu oleh professor bahwa sudah waktunya mereka pergi ke sekolah, lalu shafeeya menggambar tas di tiap tokoh tersebut.



Selain kedua Teknik pengumpulan data tersebut, pendidik PAUD dapat menggunakan ragam Teknik lainnya agar deskripsi perkembangan dan hasil asesmen menjadi lebih tepat dan otentik. B.3 Pengolahan Data Asesmen Pengolahan data asesmen pada dasarnya diarahkan pada upaya menganalisis sasaran objek asesmen berdasarkan data yang sudah terkumpul. Pendidik berusaha mengolah deskripsi data yang sudah digambarkan. Berikut ini digambarkan contoh pengolahan data asesmen dengan menggunakan sasaran objek perkembangan anak : Hasil Karya Anak



Deskripsi Hasil Penilaian



Hasil Assesmen



Capaian Perkemba ngan



DataTugas







  



 



Gambar rumah, orang, meja, kursi, makanan, tas, buku, pensil,bintang, bulan, matahari, bola Menulis nama Warna pink dan biru Gambar Annisa, Mama, Tante Ijah dan bayi, Nenek (berdasarkan cerita anak) Ada bentuk persegi panjang, persegi, bulat, segitiga Annisa ingin menggambar lagi (ketika ditanyakan mau bermain apa lagi)



Bahasa, (Pra-menulis) menulis huruf dari namanya sendiri Fisik Motorik, (Motorik halus) terampil menggunakan tangan kanan dan kiri (menggambar) Kognitif, (Berpikir logis) Mengklasifikasikan benda berdasarkan 3 variabel warna, bentuk, dan ukuran dan Kognitif, (belajar pemecahan masalah) Menyebutkan nama anggota keluarga dan teman Bahasa, (Mendengar dan menyimak) Mengungkapkan keinginan, perasaan, dan pendapat dengan kalimat sederhana dalam berkomunikasi dengan anak atau orang dewasa Seni(Visual art) Menampilkan hasil karya seni dalam bentuk gambar Sosial Emosional,



BSB BSH



BSB



BSB



BSB



BSB BSH



BSB



(Bertanggung jawab) berani mengemukakan pendapat dan keinginan



89



CATATAN ANEKDOT Tanggal:........................ Usia/Kelas : ........... Nama Anak (Usia) Zizah (5 Tahun)



Tempat Area Seni



/...........



Nama Guru:................................... Waktu 09.00



Peristiwa/Perilaku



Capaian Perkembangan



Zizah membuat coretan dalam Fismot (BB) sebuah buku gambar. Ia membuat coretan beberapa garis lurus dan menyebutnya Bhs (BSH) “ini kandang kerbau”. Ketika ditanya “kerbaunya mana” ia menjawab lagi mandi di kali.



Jika anda membaca dan melihat isi kolom ketiga dan keempat, mungkin anda bertanya, bagaimana cara menentukan capaian perkembangan dengan status (kriteria) BSB, BSH, MB dan BB. Nah…..bagian inilah yang menjadi persoalan pendidik PAUD di lapangan. Dalam standar nasional PAUD (permendikbud 137 tahun 2014) dan Kurikulum 2013 PAUD (permendikbus 146 tahun 2014) tidak ada rujukan atau panduan untuk menentukan kriteria untuk BSB, BSH, MB dan BB. Sebagai solusinya, anda perlu menyusun sendiri kriteria tersebut dalam bentuk rubrik. Sebelum memberikan contoh tentang rubrik mari kita lihat bersama gambaran masing-masing kriteria yang disusun dalam pedoman penilaian sebagai berikut : Kriteria Umum Capaian Perkembangan a. 1 (BB) artinya Belum Berkembang: bila anak melakukannya harus dengan bimbingan atau dicontohkan oleh guru; b. 2 (MB) artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih harus diingatkan atau dibantu oleh guru; c. 3 (BSH) artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat melakukannya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru; d. 4 (BSB) artinya Berkembang Sangat Baik: bila anak sudah dapat melakukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum mencapai kemampuan sesuai indikator yang diharapkan.



90



Attention : hati-hati ya….jangan sampai anda memaknai BB (skor 1), MB (skor 2), BSH (skor 3) dan BSB (skor 4) menjadi data mentah yang akan mengukur rata perkembangan anak pada setiap indikator. Direktorat Pembinaan PAUD telah menyusun pedoman kriteria pencapaian perkembangan anak. Berikut ini contoh penyusunan rubrik perilaku yang menggambarkan secara spesifik indikator perilaku dari aspek perkembangan yang bisa anda pertimbangkan.



ASPEK PERKEMBANGAN NILAI AGAMA & MORAL Pengetahuan Agama dan Moral



BSB BSH MB BB



Perilaku Beragama BSB BSH MB BB



CAPAIAN PERKEMBANGAN



DESKRIPSI



VG (BSB)



Ananda memiliki pengetahuan agama dan moral yang hari besar keagamaan, tempat ibadah, cara beribadah dan toleransi dalam beragama. Menunjukkan pengetahuan tentang hari besar keagamaan, tempat dan cara beribadah serta cara menghormati sesama Menunjukkan pengetahuan tentang hari besar keagamaan dan tempat serta cara beribadah. Menunjukkan pengetahuan tentang hari besar keagamaan Sesekali menunjukkan pengetahuan tentang hari besar keagamaan VG (BSB) Terbiasa melaksanakan praktik ibadah wajib, berperilaku jujur, sopan, hormat dan menghargai cara beragama orang lain. Terbiasa melaksanakan praktik ibadah wajib dan berperilaku jujur, sopan, hormat. Terbiasa melaksanakan praktik ibadah wajib. Sewaktu-waktu melaksanakan praktik ibadah wajib.



Pengetahuan Agama dan Moral 1. Mengenal agama yang dianut BSB Menunjukkan pengetahuan tentang hari besar keagamaan, tempat dan cara beribadah serta cara menghormati sesama BSH Menunjukkan pengetahuan tentang hari besar keagamaan dan tempat serta cara beribadah. MB Menunjukkan pengetahuan tentang hari besar keagamaan BB Sesekali menunjukkan pengetahuan tentang hari besar keagamaan Perilaku Beragama BSB Terbiasa melaksanakan praktik ibadah wajib, berperilaku jujur, sopan, hormat dan menghargai cara beragama



91



orang lain. Terbiasa melaksanakan praktik ibadah wajib dan berperilaku jujur, sopan, hormat. Terbiasa melaksanakan praktik ibadah wajib. Sewaktu-waktu melaksanakan praktik ibadah wajib.



BSH MB BB



Bahasa Keterampilan Mendengar dan Menyimak (Memahami bahasa) BSB Mengikuti perintah, informasi dan percakapan yang lebih kompleks BSH Melbatkan dan menanggapi dalam percakapan atau beberapa perintah. MB Mengikuti perintah sederhana BB Kadang-kadang memberi tanggapan Mengungkapkan bahasa (Berbicara,Pra-Menulis dan Pra-membaca) Keterampilan Pra-membaca (Pre-reading skill)



BSB BSH (ToRS) MB ((Bridging Reading) BB (MS & SCS)



Mulai membaca lancar pada kalimat sederhana Mulai menunjukkan pemahaman pada huruf dan kata Menghubungkan kata (huruf) dengan gambar yang sesuai



Mulai tertarik dengan tulisan dan bacaan serta merasa dirinya sudah bisa membaca Keterampilan Pra-menulis (Pre-writing skill) BSB Membuat tulisan yang sesuai dengan ejaan. BSH (ToRS) Membuat coretan mirip huruf MB ((Bridging Membuat coretan acak Reading) BB (MS & SCS) Menggunakan alat tulis dengan benar Keterampilan Berbicara (Communication skill) BSB Menggunakan kalimat, informasi atau keterangan yang kompleks. BSH Menggunakan kalimat, informasi atau keterangan yang lengkap MB Menggunakan kalimat, informasi atau keterangan yang sederhana BB Menggunakan kata yang terbatas Berdasarkan hasil analisis fakta yang digambarkan dari deskripsi hasil asesmen maka dapat disimpulkan capaian perkembangan setiap anak pada setiap indicator perkembangan. Persoalan yang sering ditemukan guru di lapangan dan



92



mungkin juga anda adalah samakah pandangan guru untuk menentukan status anak BSB, BSH, MB dan BB? Jawaban mungkin sama dan mungkin berbeda. Untuk mendekati kesamaan dalam menilai maka dibutuhkan rubrik sebagai descriptor dari masing-masing kriteria capaian perkembangan. Hal penting lain yang perlu anda perhatikan pada saat analisis hasil asesmen adalah kedudukan anak yang berada dalam posisi BB (Belum Berkembang) dan bahkan mungkin ada anak yang mengalami gejala-gejala berbeda sekali dan membutuhkan perhatian khusus. Biasanya anak ini berada di bawah status BB yang mengarah pada kemungkinan anak berkebutuhan khusus. Jika anda menemukan anak seperti ini dari hasil asesmen maka sebaiknya segera dikonsultasikan pada teman sejawat anda dari profesi guru pendidikan khusus. B.3 Laporan Hasil Asesmen Pada bagian akhir ini, mari kita ingat kembali pola pelaporan hasil asesmen. Anda masih mengingatnya bukan? Pola pelaporan hasil asesmen harus sesuai dengan pengumpulan data hasil asesmen yang telah dilakukan sebelumnya selama periode waktu yang telah ditentukan. Pola pelaporan hasil asesmen perkembangan anak, anda seharusnya dapat membaca dan memahaminya dalam pedoman penilaian perkembangan anak dalam kurikulum 2013 PAUD (Permendikbud 146 tahun 2014). Coba perhatikan pola atau alur penjelasan berikut: Prosedur Pelaksanaan Penilaian Perkembangan Anak 1. Peganglah kompilasi data anak yang merupakan input utama dalam menuliskan laporan. a. Apabila simpulan akhir adalah BSH dan BSB, masukkanlah indikator-indikatornya ke dalam teks laporan dalam bahasa narasi yang dapat dipahami orang tua. Ini merupakan kekuatan dan kompetensi anak. b. Apabila simpulan akhir adalah BB dan MB, masukkanlah indikator-indikatornya ke dalam teks laporan, dalam bahasa narasi yang dapat dipahami orang tua. Ini merupakan rekomendasi bagi anak. Harapannya orang tua dan guru membantu menstimulasi untuk waktu-waktu yang akan datang. 2. Berikan pengantar pada bagian/ paragraf PENDAHULUAN. Tuliskan hal-hal umum tentang anak, misalnya kehadiran, kesukaan dan kepribadian anak. 3. Tuliskan 6 program pengembangan (nilai agama & moral, fisik motorik, sosial emosional, bahasa, kognitif dan seni). Dalam tiap program pengembangan masukkan Kompetensi Dasar yang telah dituliskan. Jangan lupa tulis pula indikator-indikator yang muncul dari Kompetensi Dasar tersebut. Apabila ada fakta-fakta dari catatan anekdot atau hasil karya, masukkanlah untuk membuktikan kompetensi anak



93



tersebut. 4. Jika ada foto yang dapat menggambarkan kemampuan anak dapat dilampirkan di bagian atau paragraf yang sesuai dengan aspek yang dilaporkan. Coba juga panduan ini berikut ini untuk menyusun laporan narasi perkembangan anak. Adapun rambu-rambu dalam penulisan narasi laporan adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan bahasa positif. 2. Obyektif/ individual. 3. Tidak menghakimi. 4. Terdapat unsur Kekuatan (K) yang merupakan kekuatan anak atau menggambarkan ketercapaian Kompetensi Dasar dalam bentuk tata bahasa Subjek, Predikat dan Keterangan yang ditunjukkan melalui indikator yang disertai Ilustrasi/ Contoh (IC) perilaku spesifik. 5. Terdapat unsur Kebutuhan dan Rekomendasi (KR) yang menggambarkan perkembangan/ kemampuan yang belum tercapai sehingga masih membutuhkan bantuan yang diikuti saran menindaklanjutinya. 6. Sertakan (IC) yang merupakan Ilustrasi/ Contoh perilaku spesifik sebagai bukti/otentikasi dari perkembangan anak yang dilaporkan. Rumusan KR diisi jika hasil penilaiannya BB/ MB. Rumusan KR juga diperkenankan disampaikan kepada orang tua secara tertulis ataupun lisan untuk memperkuat kemampuan anak yang sudah mencapai kemampuan BSH ataupun BSB. Mudah-mudahan panduan tersebut dapat membantu anda untuk membuat laporan secara lebih tepat dan benar. Laporan Pemahaman lebih lengkap tentang pelaporan hasil asesmen, coba anda lihat link video berikut : https://www.youtube.com/watch?v=bBDQe51HNxw https://www.youtube.com/watch?v=fPf7ZLgcMJ4 https://www.youtube.com/watch? v=L8NWdwz8gNY



Sebagai bagian akhir dari penjelasan ini, mari anda simak contoh laporan akhir yang sudah diberikan panduannya dalam panduan penilaian di kurikulum 2013 PAUD berikut ini.



94



PENDAHULUAN Mengikuti perkembangan Ananda Abas pada awal tahun ajaran baru ini, sungguh merupakan pengalaman yang menyenangkan. Abas merupakan anak yang mandiri. Kemandirian Abas sudah tampak sejak awal semester 1, ditunjukkan dengan mau ditinggalkan orang tua untuk bermain bersama guru dan teman-teman di sekolah sejak Abas baru mengikuti kegiatan di sekolah selama sepekan, mudah bergaul, mau bermain dengan semua anak, ramah dan suka bercerita tentang pengalamannya kepada kami dan teman-temannya. PERKEMBANGAN NILAI AGAMA & MORAL Perkembangan nilai agama dan moral ananda Abas berkembang sangat baik, seperti :  Dapat mengucapkan Basmallah sebelum melakukan kegiatan, mengucap Hamdallah ketika



selesai



melakukan



kegiatan,



mengucapkan istighfar ketika lupa peraturan, Allahu Akbar, Masha Allah dan Subhanallah ketika melihat ciptaan Tuhan.  Dapatmengucapkando’a-do’adan menunjukan sikap tertib dalam berdoa, meliputi do’a mau makan, do’a setelah makan, do’a mau belajar, do’a keluar kamar mandi, do’a keluar rumah, do’a orang tua.  Ananda menunjukkan kemampuan dalam mengucapkan beberapa surat pendek diantaranya surat An-Naas, Al-Falaq, Al-ikhlas, Al-Lahab dan An-Nashr,  Dapat mengikuti senandung Asmaul Husna yang diucapkan secara bersama-sama (Ar-Rahman s.d. Al-Khobir) serta bersholawat Nabi.  Ananda dapat mengikuti gerakan praktek sholat dengan tertib dan membacakan bacaan sholat dengan baik.  Ketika bertemu dengan Ibu guru, ananda menunjukan sikap menyapa dengan ramah dan bersalaman dengan santun.  Ananda sudah mengenal Nabi Muhammad SAW serta nama Malaikat Jibril, Mikail, Raqib dan Atid beserta tugasnya.



PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK



95



Beberapa perkembangan fisik motorik Ananda Abas berkembang sesuai harapan ditunjukkan dengan: 



Ananda mampu melakukan berbagai gerakan



terkoordinasi untuk melatih kelenturan dan keseimbangan seperti berjalan jongkok, merayap, berjalan di atas papan titian, melompat dan berlari. 



Ananda mampu melakukan permainan fisik, seperti



permainan dengan media simpai, bermain bola keranjang serta permainan tradisional seperti galasin, Bapak beruang, tok tok Ubi dan petak jongkok. 



Ananda terlihat sudah terampil menggunakan tangan



kanan dan kiri dalam berbagai aktivitas, seperti menggunakan sendok dan garpu saat makan, menggunakan pensil saat menulis, menggunakan crayon dan kuas saat melukis.  Ananda juga terlihat dapat menirukan bentuk, meronce, menggambar, menempel, menggunting sesuai pola, meniru angka dan aktivitas lainnya yang menstimulus motorik halus Ananda.  Ananda sudah memperlihatkan perilaku hidup bersih dengan terbiasa mencuci tangan sebelum makan dan membuang sampah pada tempatnya.  Ananda sudah terbiasa minum setiap selesai bermain dan setiap selesai makan, menunjukan suka makan sayur dan buah-buahan yang disediakan di sekolah.  Berikut pertumbuhan fisik ananda: Juli



Agustus



September



Oktober



November



Desember



Berat Badan Tinggi Badan Lingkar kepala Adapun perkembangan fisik motorik ananda Abas yang mulai berkembang adalah:  Ananda lebih menyukai makanan berupa lauk saja. Hal ini berarti kemampuan ananda yang mencerminkan perilaku hidup sehat masih mulai berkembang. Rekomendasi : Perkembangan kompetensi yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari orang tua adalah : Pencapaian perkembangan kompetensi mengonsumsi sayuran masih belum berkembang. Saat di sekolah, Ananda lebih menyukai makan hanya dengan lauk saja. Oleh karena itu, mohon bantuan orang tua untuk membiasakan ananda makan sayur setiap hari.



96



PERKEMBANGAN KOGNITIF Kemampuan Abas dalam aspek perkembangan kognitif telah berkembang sesuai harapan dengan rincian sebagai berikut :  Ananda mulai dapat menunjukkan sikap kreatif dalam menyusun puzzle dan membuat bentuk sederhana dari media lego, dan selalu menyelesaikan tugas hingga tuntas.  Ananda dapat mengelompokkan benda, ananda dapat mengelompokan benda-benda berdasarkan bentuk, warna, ukuran, sifat, jenis, dan fungsi.  Ananda dapat menemukan hubungan antar dua benda. Seperti menghubungkan ayam dengan makanan ayam, kambing dengan makanan kambing, ikan dan makanan ikan.



 Ananda dapat menghubungan benda dengan tulisan kata benda tersebut, seperti gambar apel dengan tulisan apel, gambar mobil dengan tulisan mobil.  Ananda juga sudah mulai mengenal perbedaan kasar–halus, mengenal posisi atas-bawah, kanankiri, depan-belakang, mencoba macam-macam rasa (manis dan asin),  Ananda mampu membilang 1-20 tanpa bantuan, mengenal bentuk lambang bilangan 1-20, dapat mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan, membedakan dan membuat 2 kumpulan benda yang lebih banyak atau lebih sedikit. Ananda juga sudah mampu menyebutkan lebih dari satu kegunaan dari suatu benda, mencari dan menunjuk beberapa benda berdasarkan fungsinya, mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut fungsinya.  Ananda menyelesaikan tugas hingga tuntas ketika menanam pohon dan selalu menyiramnya setiap pagi.  Ananda dapat menggunakan gelas, sendok, pisau plastik, saringan, teko sesuai fungsi saat saat aktivitas membuat es jeruk, menggunakan gayung dan ceret saat menyiram tanaman.



PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI Secara umum perkembangan ananda Abas dalam aspek perkembangan sosial emosional berkembang



97



sesuai harapan.  Ananda sudah menunjukkan rasa percaya dirinya dengan selalu mengangkat tangan



setiap



guru



bertanya,



sering



menyampaikan gagasan, dan berani tampil menyanyi di depan teman-temannya.  Ananda menunjukan sikap jarang terlambat ke sekolah, mau menerima konsekuensi ketika melakukan kesalahan atas aturan yang sudah dibuat bersama.  Ananda sudah memperlihatkan sikap sabar saat menunggu temannya yang belum selesai bermain, sabar mengantri saat cuci tangan, sabar saat menunggu jemputan tiba.  Ananda sudah tidak menangis lagi ketika berpisah dengan ummi di jam sekolah, dapat bermain sendiri, dapat makan sendiri, dapat menggunakan sepatu sendiri.  Luar biasa ananda sering berbagi makanan dengan temannya, mau menyapa temannya, berusaha menghibur temannya yang menangis.  Ananda menunjukan suka bermain bersama teman-temannya bermain tanpa membedakanbedakan dan memilih-milih teman.  Ananda menunjukan kedekatan dengan guru baru dan teman barunya, sering terlihat mengajak teman untuk bermain bersama.  Setiap selesai bermain ananda menunjukan sikap tanggung jawab dengan selalu memebereskan mainan ke tempatnya setiap selesai bermain. PERKEMBANGAN BAHASA Perkembangan bahasa Ananda Abas telah berkembang sesuai harapan pada point-point berikut ini:  Ananda dapat melakukan satu sampai empat perintah sederhana secara berurutan, misalnya setelah berbaris di depan kelas ibu guru memberikan informasi, yaitu “masuk ke dalam kelas, simpan tas, ambil botol minum lalu duduk di karpet.”  Ananda dapat menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita panen buah, beternak sapi, beternak ayam, liburan ke desaku, saat ditanya oleh guru.  Ananda menunjukan inisiatif mengungkapkan gagasan dan cara yang anak inginkan, serta dapat menceritakan kembali cerita panen buah, beternak sapi, beternak ayam, liburan ke desaku, saat ditanya oleh guru.



98



 Ananda



selalu



berinisiatif



menuliskan



namanya pada setiap karya yang ia buat seperti karya gambar, kolase, pesawatpesawatan, mobil-mobilan.  Keaksaraan



Ananda



juga



berkembang



dengan baik, terlihat dari kepandaian ananda dalam mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya, mengenal huruf yang ada pada namanya, dan mampu mencari kata berawalan ba-bi-bube-bo tanpa bantuan guru. PERKEMBANGAN SENI Sedangkan kemampuan ananda Abbas dalam perkembangan seni mulai berkembang sesuai harapan :  Ananda menunjukan rasa suka pada kegiatan menggambar meniru bentuk bentuk binatang seperti ayam, kambing, kelinci dan kuda, bentuk buah-buahan seperti mangga, jeruk nanas, dapat berkreasi dari bahan bekas, dan mampu membuat kreatifitas dari bahan dasar kain planel.  Ananda menunjukan minat dan kesenangan bernyanyi, selalu bersemangat saat bernyanyi bersama, dapat menyanyikan beberapa lagu sederhana misalnya lagu Hari merdeka, haji, singkong, paman dari desa secara bersama-sama.  Ananda selalu memberikan semangat dengan bertepuk tangan setiap temannya tampil.  Ananda juga menunjukan kemampuan menari yang cukup baik dengan dapat menirukan tarian senam pinguin, chicken dance, senam maumere. PENUTUP Pada umumnya, pencapaian perkembangan Ananda Abas berkembang sesuai harapan. Kemandirian, tanggung jawab dan kreativitas ananda berkembang sesuai usianya. Harapan kami, ananda semakin mampu mengembangkan ide-ide kreatifnya dan kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah ada. Juga semakin menunjukkan perkembangan kesehatan yang baik seiring dengan kesukaannya terhadap



99



makanan yang berasal dari sayur. Semoga guru dan orang tua dapat senantiasa bekerja sama dalam memberikan stimulasi-stimulasi yang dapat memaksimalkan potensi, bakat, dan kreativitasnya demi perkembangan yang optimal.



Forum Diskusi Pada bagian akhir ini, anda perlu mendiskusikan secara lebih serius mengingat KB 4 merupakan rangkuman pemahaman anda dari KB 1, KB 2 dan KB 3. Sebagai puncak dari pemahaman modul asesmen perkembangan anak, cobalah anda berdiskusi dengan teman sekelompok tentang hal-hal berikut : Jika anda dengan teman sekelompok diminta untuk menyimpulkan salah satu sub aspek perkembangan anak (misalnya sub aspek kemampuan memecahkan masalah dalam aspek kognitif) dengan menggunakan metode observasi dan portfolio. Coba diskusikan bagaimana langkah yang akan anda kerjakan agar memperoleh kesimpulan hasil perkembangan anak yang objektif dan dapat dipercaya. C. Penutup



RANGKUMAN



Pelaporan hasil asesmen pada orangtua merupakan bagian dari puncak pertanggung jawaban layanan PAUD secara professional yang anda lakukan. Untuk memberikan pertanggung jawaban laporan asesmen perkembangan anak yang tepat dan otentik maka perlu dipahami sejumlah prosedur atau langkahlangkah. Pengumpulan data hasil asesmen dengan menggunakan metode dan Teknik tertentu merupakan langkah awal yang harus diperhatikan pendidi. Hasil pengumpulan data tersebut dapat dijadikan pijakan untuk memberikan informasi tentang perilaku apa yang terlihat menggambarkan aspek perkembangan tentu. Penggambaran deskripsi perilaku yang ditemukan dapat dikonfirmasikan dengan rubrik perilaku yang sesuai dengan kriteria tertentu.



TES FORMATIF 4



100



Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan ! 1.



Dalam pengolah data penilaian (asesmen), seorang pendidik harus mampu melakukan pengumpulan data terlebih dahulu. Pernyataan berikut adalah proses pengumpulan data yang tepat adalah : A. mengoleksi semua hasil tugas dan karya anak B. menggambarkan data atau informasi secara sistematik C. memberikan komentar analisis pada data yang ada D. melakukan pengecekan kebenaran data yang diperoleh E. menata lingkungan belajar yang nyaman dan aman



2.



Pendidik PAUD dapat mengumpulkan data asesmen yang mendeskripsikan perilaku anak dalam situasi sesungguhnya. Kegiatan asesmen tersebut termasuk ke dalam .... A. asesmen portofolio B. asesmen wawancara C. asesmen otentik D. asesmen berbasis tes E. asesmen anekdot



3.



Pada pelaporan hasil asesmen hal terpenting yang harus guru perhatikan dalam penulisan laporan perkembangan anak yaitu .... A. obyektif B. cepat C. insidental D. bertahap E. berkesinambungan



4.



Pengumpulan data asesmen yang digambarkan melalui catatan khusus dan detail tentang tingkah laku anak termasuk ke dalam…. A. anecdotal record B. running record C. specimen record D. time sampling



101



E. snowball sampling 5.



Pengolahan data asesmen merupakan upaya menelaah hasil deskripsi data asesmen menjadi ... A. data rekapitulasi perkembangan B. data kejadian khusus C. data capaian perkembangan anak D. data catatan sehari-hari anak E. data perkembangan khusus anak



6.



Dalam proses pembelajaran yang tertuang melalui RPPH, asesmen dilakukan terhadap indikator perkembangan yang bersifat…. A. acceptable B. predictable C. measurable D. adaptable E. fisieble



7.



Penyampaian laporan hasil asesmen membutuhkan data sebagai bukti…. A. otentik B. kontekstual C. objektivitas D. otoritas E. observasi



8.



Sebelum anda menyampaikan laporan hasil asesmen, anda harus memiliki data…. A. hasil penelitian B. hasil pengamatan C. hasil asesmen D. hasil audit E. hasil wawancara



9.



Pengumpulan data portofolio biasanya dilakukan melalui pemberian…. A. serangkaian tugas B. serangkaian penilaian C. serangkaian penghargaan



102



D. serangkaian pengamatan E. serangkai wawancara 10 Pada penulisan laporan disampaikan dua program yang meliputi…. A. program pengembangan observasi dan portofolio B. program pengembangan observasi dan kemampuan dasar C. program pengembangan perilaku dan portofolio D. program pengembangan perilaku dan kemampuan dasar E. program pengembangan proses dan hasil belajar anak.



DAFTAR PUSTAKA Arthur, L., et al. (2001). Programming and Planning in Early Childhood Settings. 2nd ed. Harcourt Australia: Pty Limited.



103



Bentzen, Warren R. (2005). Seeing Young Children: A Guide to Observing and Recording Behavior. 5th edition. New York: Thomas Delmar Learning. Bredekamp, S. & Rosegrant. T (1992). Reaching Potentials: Appropriate Curriculum and Assessment for Young Children. V-I. Washington, DC: NAEYC. Brewer, J.N. (2007). Introduction Early Childhood Education. Boston: Allyn and Bacon. Choate, Joyce, dkk., Curriculum Based Assesment And Programming. Second edition. Allyn and Bacon.1992. Crain, William. (2007). Teori Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Decker, A., Decker, J.R. (1992). Planning and Administering Early Childhood Programs. 5 th ed. Macmillan Publishing Company. Esa, Eva. L. (2003). Early Chilhood Education. Canada: Delmar Learning. Feeney, S., Christensen, D., Moravcik, E. (2006).Who Am I in The Lives of Children. 7th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Gullo, D. F. Understanding assessment and evaluation in early childhood education. New York: Teachers College Press, 1994. Halman, Sri Utami. Time Sampling dan Event Sampling. (http://utamitamii.blogspot.com/2013/10/time-sampling-dan-eventsampling_12.html, diakses tanggal 02 Mei 2014). Hapidin, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Ghiyats Alfiani Press, 2002. Hapidin, Panduan Penilaian Anak Usia Dini. Jakarta : Jakarta: Direktorat PAUD, 2010. Hopkins, Charles D., Richard L. Antes, Classroom Measurement and Evaluation. Itasca, Illionis : Peacock publishers, Inc., 1990. Hoorn, Judith Van. Etc. (1993). Play at the Center of the Curriculum. New York: Merrill, an imprint of Macmillan Publishing Company. Jablon, Judy R, Amy Laura Dombro, Margo L Dichtelmiller. (2007). The Power of Observation for Birth through Eight. 2nd edition. Washington: Teaching Strategies NAEYC. Linder Tony, Trandiciplinary, Play Based Assesment. An Evolving Proccess. Meier, Deborah, and Thomas Hehir. (2002). Multiple Intelligences and Portfolios: A Window inti The Learner’s Mind. Heineman: Evangeline Harris Stefanakis. Nilsen, B., A., (2004). Documenting The Development of Young Children. 3rd ed. Canada: Thomson Learning Inc. Nilsen, Barbara Ann. Week by Week: documenting the development of young children. United Stated of America: Thomson Delmar Learning, 2004. Nitko, Anthony J., Educational Test and Measurement An Introduction. New York : Harcourt Brace Javanovich, Inc., 1983. Puckett, M.B., Diffily, D. (2004). Teaching Young Children: An Introduction to The Early Childhood Profession. 2nd ed. Canada: Thomson Learning Inc. Popham, W James. (2006). Assessment for Educational Leaders. Boston: Pearson Education. Puckett, M. B & Black, J.K. (1994). Authentic Assessment of The Young Child. New York: Macmillan College Publishing Company.



104



Putra,



Reza.Metode Observasi Psikologi: "Time Sampling". (http://pemudaumat.blogspot.com/2012/07/metode-observasi-psikologitime.html, diakses tanggal 02 Mei 2014). Pennsylvania’s Department’s of Education and Public (2005) Wellfare.Early Childhood Assesment for Children from Bird to Eight. Harrisburg, PA. Stiggins, Richard J. (1994). Student-Centered Classroom Assesment. New York: Merrill, an imprint of. Macmillan College Publishing Company. The National Academy (2008). Early Childhood Assessment. www.nationalacademies.org. Taylor, Carrol, Lynn Lyons Morris, How to Design Program Evaluation. Newbury Park : SAGE Publication, Inc., 1987. Wortham, S.C. (2005). Assessment in Early Childhood Education. 4th ed.New Jersey: Pearson Prentice Hall.



KUNCI JAWABAN SOAL



105



Kunci Jawaban Tes Formatif 1 1. A 2. B 3. C 4. B 5. C 6. B 7. B 8. C 9. A 10. B Kunci Jawaban Formatit KB-2 1. A 2. B 3. A 4. B 5. C 6. A 7. B 8. B 9. B 10. D Kunci Jawaban Formatif 3 1. A (Penelaahan karya, tugas atau bentuk lainnya.) 2. C (Asesmen portofolio) 3. B (hasil kerja siswa) 4. B (memberikan umpan balik/feed back) 5. D (foto berbagai kegiatan anak) 6. D 7. B 8. A



106



9. D 10. B Kunci Jawaban Formatif 4 1. A (Mengoleksi semua hasil tugas dan karya anak) 2. C (Asesmen otentik) 3. A (Obyektif) 4. B (Running record) 5. C (Data capaian perkembangan anak) 6. B (Predictable) 7. A (Otentik) 8. C (Hasil Asesmen) 9. A (Serangkaian Tugas) 10. D (Program pengembangan perilaku dan kemampuan dasar)



TES SUMATIF



107



1) Pelaksanaan penilaian proses dan hasil perkembangan anak mengacu pada prinsip kesesuaian dengan metode. Pernyataan berikut yang paling tepat menggambarkan pelaksanaan prinsip tersebut adalah….. A. Penilaian dilaksanakan dengan mengacu pada administrasi yang teratur. B. Penilaian dilaksanakan mengikuti pola perkembangan anak. C. Penilaian dilaksanakan untuk mengadvokasi perkembangan anak. D. Penilaian dilaksanakan sesuai dengan ketepatan metode dan Teknik yang dipergunakan. E. Penilaian dilaksanakan dengan cara-cara yang objektif 2) Dalam membuat rancangan observasi, seorang pendidik PAUD perlu memperhatikan banyak hal. Pernyataan yang paling tepat berikut yang perlu diperhatikan adalah: A. menentukan sasaran dan teknik yang dipergunakan. B.



menggambarkan prosedur penggunaan observasi



C.



membuat data hasil observasi yang otentik dan tepat



D. menggambarkan pola-pola observasi yang sistematik E.



menyusun langkah-langkah pembelajaran.



3) Seorang pendidik membuat hasil asesmen dalam bentuk catatan khusus dan detail tentang tingkah laku anak dimasukan dalam bentuk rancangan….. A. anecdotal record B.



running record



C.



specimen record



D. time sampling E.



event sampling



4) Ketepatan dalam menyimpulkan hasil asesmen sangat tergantung pada proses yang dilakukan pendidik dalam melakukan pengumpulan data. Pernyataan berikut adalah proses pengumpulan data yang tepat adalah : A. mengoleksi semua hasil tugas dan karya anak B. menggambarkan data atau informasi secara sistematik



108



C. memberikan komentar analisis pada data yang ada D. melakukan pengecekan kebenaran data yang diperoleh E. menata lingkungan belajar yang nyaman dan aman 5) Seorang pendidik PAUD harus memiliki keahlian administatif dalam melaksanakan asesmen. Keahlian administrative yang dimaksud adalah…. A. Menentukan kedudukan anak dalam status perkembangannya B. Memberikan pendampingan pada anak C. Menentukan status perkembangan anak berdasarkan data hasil asesmen D. Menyimpan dan mengkomunikasikan proses serta hasil perkembangan anak E. Mencatat dan mengatur hasil asesmen proses serta perkembangan anak. 6) Penilaian kinerja anak membutuhkan gambaran perilaku yang detail dan spesifik. Gambaran tersebut disusun oleh pendidik dalam bentuk : A. portofolio B. rubrik C. anekdot D. time sampling E.



event sampling



7). Pengumpulan data asesmen melalui metode portfolio ditujukan oleh…. A. Data hasil wawancara B. Data hasil kerja siswa C. Data hasil observasi D. Data hasil asesmen otentik E. Data hasil tes pada anak 8) Upaya yang dilakukan untuk memilih teknik dalam mengumpulkan data asesmen yang mendeskripsikan perilaku anak dalam situasi sesungguhnya adalah .... A. asesmen portofolio B. asesmen wawancara C. asesmen otentik



109



D. asesmen berbasis tes E. asesmen anekdot 9) Pelaksanaan diagnostik dalam kegiatan asesmen dapat ditunjukkan melalui pernyataan berikut ini…. A. mendeskripsikan perilaku anak secara apa adanya B. menggambarkan jarak kemampuan aktual dan kemampuan potensial C. menemukan masalah atau kesulitan anak dan penyebabnya D. menempatkan dan menyesuaikan anak dengan program yang tepat E. menggambarkan derajat keberhasilan anak sesuai target. 10). Penggunaan portfolio berikut yang tepat untuk untuk menilai dan melihat aspek perkembangan anak adalah…. A. memberikan catatan anekdot B. memberikan umpan balik (feed back) C. menilai observasi D. mencatat kegiatan anak E. mendeskripsikan kejadian khusus 11) Penyajian data hasil asesmen yang digambarkan melalui catatan khusus dan detail tentang tingkah laku anak termasuk ke dalam…. A. anecdotal record B. running record C. specimen record D. time sampling E. snowball sampling 12) Seorang pendidik menggunakan rancangan metode portofolio diarahkan untuk.... A. Penelaahan karya, tugas atau bentuk lainnya. B. Narasi untuk catatan anekdot C. Angket sebagai bahan isian D.Wawancara yang dilakukan dengan anak. E. Mengungkapkan rubrik penilaian 13) Seorang pendidik melaksanakan asesmen dengan menggambarkan hasil



110



kecerdasan linguistic anak. Pelaksanaan asesmen seperti itu mengacu pada pendekatan….. A. asesmen berbasis perkembangan B. asesmen berbasis bermain C. asesmen berbasis kurikulum D. asesmen konten kurikulum E. asesmen berbasis kecerdasan jamak 14) Catatan hasil perkembangan anak yang disusun dalam bentuk satuan peristiwa, waktu dan tempat kejadian termasuk ke dalam bentuk….. A. catatan anekdot B. catatan wawancara C. analisis dokumen D. catatan lapangan E. catatan perkembangan 15) Orang tua anak usia dini dapat menjadi sumber untuk mengumpulkan data asesmen. Dokumen berikut yang tepat untuk dijadikan bahan portfolio dari orangtua anak adalah …. A. Data kartu kelurga anak B. Data riwayat kesehatan anak C. Data pekerjaan orangtua D. Data penghasilan orangtua E. Data status social keluarga 16) Sebagai lanjutan dari hasil asesmen, seorang pendidik memberikan bantuan program bermain tertentu pada seorang anak. Kegiatan tersebut dapat dimasukan dalam prinsip pelaksanaan asesmen yang berkaitan dengan ….. A. keahlian administratif B. ketergantungan pada metode/alat C. komprehensif D. advokasi (pendampingan) E. Keakuratan data



111



17) Seorang pendidik melakukan perekaman data perilaku anak yang muncul pada rentang waktu tertentu dan berulang-ulang disebut dengan ….. A. running record B.



time Sampling



C.



check list



D. Wawancara E.



Event sampling



18) Seorang pendidik PAUD dapat merancang instrument asesmen portfolio dengan memperhatikan beberapa kaidah (aturan). Aturan berikut ini yang paling tepat dalam menggunakan portfolio adalah ….. A. Pendidik membuat rancangan hasil belajar atau tugas anak. B. Pendidik menyusun alternative pilihan kegiatan belajar C. Pendidik mendisain alur pembelajaran yang akan diikuti anak D. Pendidik mengembangkan media pembelajaran yang sesuai. E. Pendidik menyusun asesmen dalam RPPH 19) Proses penafsiran data hasil asesmen merupakan upaya menelaah hasil deskripsi data asesmen menjadi ... A. data rekapitulasi perkembangan B. data kejadian khusus C. data capaian perkembangan anak D. data catatan sehari-hari anak E. data perkembangan khusus anak 20) data portofolio biasanya dilakukan melalui pemberian…. A. serangkaian tugas B. serangkaian penilaian C. serangkaian penghargaan D. serangkaian pengamatan E. serangkai wawancara Kunci Jawaban Sumatif 1. D 2. A



112



3. A 4. B 5. E 6. B 7. B 8. E 9. C 10. B 11. C 12. A 13. E 14. A 15. B 16. D 17. B 18. A 19. C 20. A



113