Modul Ajar 2 - Keselamatan Dan Kesehatan Kerja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL AJAR DASAR-DASAR TEKNIK OTOMOTIF KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN HIDUP (K3LH)



Bidang Keahlian Program Keahlian Kelas Alokasi waktu Penyusun



: Teknologi Manufaktur dan Rekayasa : Teknik Otomotif : X Otomotif : 4 pertemuan x @6JP x 45menit = 1080 menit : Nama Anda, S.T



CAPAIAN PEMBELAJARAN Peserta didik mampu menerapkan K3LH dan budaya kerja industri, antara lain: praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur dalam keadaan darurat, penerapan budaya kerja industri, seperti 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), dan etika kerja.



MODEL PEMBELAJARAN Problem Based Learning Moda Blended Learning (Daring & Luring)



PROFIL PELAJAR PANCASILA Mandiri, Bernalar Kritis, Berkebhinekaan Global dan Gotong Royong



SARANA PRASARANA Buku LKS, PPT, G.Meet, Laptop, HP Android, Internet.



TUJUAN PEMBELAJARAN



1. Peserta didik mampu menjelaskan konsep K3 secara tepat 2. Peserta didik mampu memahami bahaya-bahaya ditempat kerja 3. Peserta didik mampu menjelaskan pencegahan dan pengendalian bahaya di tempat kerja 4. Peserta didik mampu menjelaskan tentang alat pelindung diri 5. Peserta didik mampu menjelaskan tentang APAR 6. Peserta didik mampu memahami mengatasi kebakaran di tempat kerja 7. Peserta didik mampu menerapkan budaya kerja K3 di industry sesuai dengan lingkungan 8. Peserta didik mempu memahami budaya kerja 5R/5S 9. Peserta didik mampu menerapkan budaya kerja 5R/5S



MATERI AJAR



-



Pengertian dan Prosedur K3LH (Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup)



-



Individu Kelompok



Undang-undang K3 Pengendalian kontaminasi Alat pelindung diri APAR Bahaya di tempat kerja Prosedur dalam keadaan darurat Budaya kerja safety talk & 5R



ASESMEN



JENIS ASESMEN



Performa dalam presentasi hasil Tertulis



LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1 (270 Menit) KEGIATAN PENDAHULUAN ( 30 MENIT) 1. Peserta didik dan Guru memulai denganberdoabersama. 2. Peserta didik disapa danmelakukan pemeriksaan kehadiran bersama denganguru. 3. Peserta didik bersama denganguru membahas tentang kesepakatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran 4. Peserta didik menerima informasi



tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah pembelajaran, metode penilaian yang akan dilaksanakan yang ditayangkan.



KEGIATAN INTI (225 MENIT) 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai topik yang akan dibahas 2. Peserta didik menerima informasi kompetensi materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Guru menyarankan peserta didik untuk menyiapkan media, alat dan buku yang dibutuhkan. 4. Guru membagi peserta didik menjadi enam kelompok yang maksimal terdiri 5 - 6 orang menyesuaikan jumlah peserta didik.  Kelompok 1 dan 2 : membahas tentang pengertian dan prosedur K3LH  Kelompok 3 dan 4 : membahas tentang Undang-undang K3  Kelompok 5 dan 6 : membahas tentang penerapan K3LH dilingkungan sekitar 5. Peserta didik dalam kelompok mengamati tayangan audiovisual yang disajikan oleh guru atau tautan pada LK atau mengerjakan latihan soal (pada Lembar Kerja/ Modul ada petunjuk kelompok atau individu) 6. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan guru yang terkait dengan materi yang akan dibahas. 7. Guru membagikan LK dan peserta didik membaca petunjuk, mengamati LK.



8. Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok atau indiviual untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan hal-hal yang belum dipahami dari masalah yang disajikan dalam LK serta guru mempersilahkan peserta didik dalam kelompok lain atau secara individual untuk memberikan tanggapan, bila diperlukan guru memberikan bantuan komentar secara klasikal.



9. Peserta didik dimintamelaporkan hasil studinya dan kemudian bersama-sama dengandibimbing olehgurumendiskusikanhasil laporannyadidepankelas



10. Peserta didik menyusun laporan hasil diskusi penyelesaian masalah yang diberikan terkait materi yang didiskusikan



11. Pesertadidiksecarabergantian mengungkapkan gagasannya. Gurumembimbingdiskusi.



KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT)



REFERENSI



1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru 2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan 3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.



UNTUK GURU 







Buku materi dasar dasar teknik otomotif, internet, youtube.



REFLEKSI



Apakah dalam membuka pelajaran dan memberikan penjelasan teknis atau intruksi yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh peserta didik? Bagain manakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki?



  



UNTUK SISWA



Apakah kamu memahami intruksi yang dilakukan untuk pembelajaran? Apakah media pembelajaran, alat dan bahan mempermudah kamu dalam pembelajaran? Apakah materi yang disampaikan, didiskusikan, dan dipresentasikan dalam







 



Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas, latihan dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran? Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan? Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami oleh peserta didik?



   



pembelajaran dapat kamu pahami? Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi pembelajaran? Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan pembelajaran? Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran? Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar yang lebih baik?



MATERI K3LH (Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup) 1. Pengertian Setiap melakukan suatu pekerjaan kita harus memperhatikan K3LH agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal. Selain itu kita harus memperhatikan kebersihan yang ada



pada lingkungan kerja agar dapat menciptakan suasana yang nyaman dan sehat. Sehat artinya bahwa lingkungan itu telah benar-benar bersih. Nyaman memiliki arti yang menunjukan bahwa tempat itu memang rapi dan indah serta enak untuk dipandang Tujuan umum dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah:  Untuk mencegah atau mengadakan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja, agar karyawan tidak mendapatkan cedera atau celaka.  Tidak terjadi kerusakan atau kerugian pada alat, material produksi dan lingkungan kerja. Jadi dalam hal ini, keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di perusahaan tidak hanya bertujuan untuk menyelamatkan manusia (karyawan) saja tetapi juga menyelamatkan alat, material produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. Lebih rinci lagi keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk:  Mencegah terjadinya kecelakaan kerja (zero accident).  Menjamin tempat kerja yang sehat, nyaman, dan aman sehingga dapat menimbulkan semangat kerja.  Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan.  Mencegah atau mengurangi cacat tetap akibat pekerjaan.  Mengurangi biaya operasional (reduce operational cost) atau mencegah pemborosan terhadap tenaga kerja, modal, peralatan dan sumber-sumber produksi lainnya.  Mengamankan, menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana pendukung kegiatan perusahaan dari kerusakan akibat kecerobohan dan kelalaian kerja  Memperlancar, mengamankan dan meningkatkan produktivitas serta mutu dari produktivitas kerja. 2. Keselamatan Kerja Yaitu usaha untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat untuk mencegah kecelakaan,cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja pada setiap karyawan dan untukmelindungi sumber daya manusia. Hubungan Keselamatan Kerja dengan Produksi Keselamatan kerja adalah salah satu bagian dari pada produksi disamping kuantitas dan kualitas. Produksi = Kuantitas + Kualitas + Keselamatan Kerja Keselamatan kerja merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu bagian produksi, artinya tidak akan pernah tercipta suatu produksi jika terjadi kecelakaan kerja. 3. Faktor-faktor pendukung keselamatan kerja yaitu:  Pengaturan jam kerja dengan memperhatikan kondisi fit untuk pekerja  Pengaturan jam istirahat yang memadai untuk menjaga kestabilan untuk bekerja  Pengaturan Penggunaan peralatan kantor yang menjamin kesehatan kerja pekerja  Pengaturan Sikap tubuh dan anggota badan yang efektif yang tidak menimbulkan gangguan ketika bekerja  Penyediaan sarana untuk melindungi keselamatan kerja pekerja  Kedisiplinan pekerja untuk mentaati ketentuan penggunaan peralatan kerja dan perlindungan keselamatan kerja yang telah disediakan dan diatur dengan SOP (Standard Operating Prosedur) yang telah ditetapkan 4. Faktor-faktor pendukung keselamatan kerja yaitu:



   



Pengaturan jam kerja dengan memperhatikan kondisi fit untuk pekerja Pengaturan jam istirahat yang memadai untuk menjaga kestabilan untuk bekerja Pengaturan Penggunaan peralatan kantor yang menjamin kesehatan kerja pekerja Pengaturan Sikap tubuh dan anggota badan yang efektif yang tidak menimbulkan gangguan ketika bekerja  Penyediaan sarana untuk melindungi keselamatan kerja pekerja  Kedisiplinan pekerja untuk mentaati ketentuan penggunaan peralatan kerja dan perlindungan keselamatan kerja yang telah disediakan dan diatur dengan SOP (Standard Operating Prosedur) yang telah ditetapkan 5. Dasar Hukum K3 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Yang diatur oleh Undang-Undang ini adalah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Berikut ini adalah beberapa hal yang mendukung diberlakukannya safety dalamperusahaan: 1. Undang-undang no.1 tahun 1970 • Tenaga kerjadi tempat kerja harus sehat dan selamat • Proses produksi harus aman dan efisien • Pengusaha menyediakan tempat dan lingkungan kerja yang aman 2. Undang-undang no.23 tahun 1992 • Kesehatan kerja diwujudkan guna mencapai produktivitas • Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan, pencagahan menyediakansyarat kerja • Setiap pekerja harus bekerja dengansehat dan tidakbahaya



penyakit, dan



6. Tujuan K3  Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional  Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut  Memeliharan sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien



7. Kebijakan dan Prosedur K3  Unsur manusia :  Merupakan upaya preventif agar tidak terjadi kecelakaan atau paling tidak untuk menekan timbulnya kecelakaan menjadi seminimal mungkin (mengurangi terjadinya kecelakaan).  Mencegah atau paling tidak mengurangi timbulnya cidera, penyakit, cacat bahkan kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja.  Menyediakan tempat kerja dan fasilitas kerja yang aman, nyaman dan terjamin sehingga etos kerja tinggi, produktifitas kerja meningkat.  Penerapan metode kerja dan metode keselamatan kerja yang baik sehingga para pekerja dapat bekerja secara efektif dan efisien.  Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.



 Unsur pekerjaan :  Mengamankan tempat kerja, peralatan kerja, material (bahan-bahan), konstruksi, instalasi pekerjaan dan berbagai sumber daya lainnya.  Meningkatkan produktifitas pekerjaan dan menjamin kelangsungan produksinya.  Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin kelangsungannya.  Terwujudnya pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu dengan hasil yang baik dan memuaskan.  Unsur perusahaan :  Menekan beaya operasional pekerjaan sehingga keuntungan menjadi lebih besar, perusahaan bisa lebih berkembang dan kesejahteraan karyawan dapat ditingkatkan.  Mewujudkan kepuasan pelanggan (pemberi kerja) sehingga kesempatan perusahaan untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan lebih banyak.  Terwujudnya perusahaan yang sehat 8. Kecelakaan Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan karena mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya. Penyebab Kecelakaan :  Faktor Internal  Kecenderungan seseorang untuk mendapatkan kecelakaan, apabila sedang melaksanakan pekerjaan tertentu.  Kemampuan dan kecakapan seseorang yang terbatas dan tidak berimbang dengan pekerjaan yang ditangani.  Sikap dan perilaku yang tidak baik dalam melaksanakan pekerjaan misalnya merokok di tempat yang membahayakan, bekerja sambil bercanda, tidak mematuhi peraturan keselamatan kerja dsb.  Faktor External  Pendelegasian dan pembagian tugas kepada para pekerja yang tidak proporsional dan kurang jelas.  Jenis pekerjaan yang ditangani mempunyai resiko kecelakaan cukup tinggi (rentan).  Prasarana dan sarana kerja yang tidak memadai.  Upah dan kesejahteraan karyawan yang rendah.  Timbulnya gejolak sosial, ekonomi dan politik yang mengakibatkan munculnya keresahan pada para pekerja.  Lingkungan dan peralatan kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja, misalnya lantai berair dan licin, ruangan kerja berdebu, ruangan kerja bersuhu tinggi, mesin-mesin yang tidak dilindungi, kondisi hujan, peralatan kerja rusak dsb. Klasifikasi Kecelakaan Menurut jenis kecelakaan ( Terjatuh) :  Tertimpa benda jatuh



    



Tertumbuk atau terkena benda Terjepit oleh benda Pengaruh suhu tinggi Terkena sengatan arus listrik Tersambar petir Menurut sumber kecelakaan :



    



Dari mesin Alat angkut dan alat angkat Bahan/zat erbahaya dan radiasi Lingkungan kerja Menurut Sifat Luka atau Kelainan Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar, keracunan mendadak, akibat cuaca Keadaan yang tergolong Berbahaya:



 Peralatan kerja yang rusak dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.  Mesin-mesin yang tidak terlindungi dengan baik.  Tempat kerja yang membahayakan (berdebu, licin, becek, berminyak, panas, berbau menyengat, terlalu dingin dsb).  Konstruksi atau instalasi pekerjaan yang tidak memenuhi syarat. Perbuatan yang Berbahaya :    



Bekerja sembarangan tanpa mengindahkan ketentuan dan peraturan keselamatan kerja. Bekerja tanpa menggunakan baju atau menggunakan baju yang kedodoran. Bekerja sambil bersendau gurau, merokok Membuka dengan sengaja perlengkapan pelindung mesin dan instalasi pekerjaan yang membahayakan. Pencegahan Kecelakaan:



 Mempersiapkan pekerja untuk dapat bekerja dengan aman dengan cara :  Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan.  Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana suatu pekerjaan harus dikerjakan dengan aman.  Menjelaskan peralatan kerja dan alat-alat keselamatan kerja yang dipakai, termasuk cara penggunaannya.  Menjelaskan tentang tempat dan jenis pekerjaan yang mempunyai tingkat bahaya tinggi dan menjelaskan upaya penanganan serta pencegahannya agar tidak timbul kecelakaan.  Memberikan buku pedoman keselamatan kerja.  Memasang poster, slogan, spanduk dll di tempat tertentu dan di tempat kerja.  Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja.



Kerugian AkibatKecelakaan Kerja Setiapterjadinyakecelakaankerjaselalutidak menguntungkanbagisemuapihak,baikitu karyawan dankeluarganyamaupun perusahaan dimanakaryawan yang mendapatkankecelakaan tersebut bekerja. Adapun kerugian akibat kecelakaan kerja dapat diklasifikasikansebagai berikut: 1. Kerugian finansial (Financialloss) Kerugianfinansialberarti kecelakaantersebutmengakibatkankerugianyangberhubungan dengankeuangan,contohnya:mesin atau alat yang rusak,materialyangrusak,karyawan tidak dapat bekerjasehingga produksimenurun, dan sebagainya. 2. Kerugian sosial (socialloss) Kerugian sosialberartikecelakaantersebut mengakibatkankerugianyang eratkaitannya denganhubunganantarmanusia, contoh:kehilangansahabatbaik,kesedihanbagikeluarga yang keluarganya terkenamusibah kecelakaan kerja,dan lain sebagainya.   



Dan kerugiandapat menimpa siapapun: Karyawan: kesakitan,cedera, cacat,waktu dan uang Keluarga: kesedihan, ekonomi keluarga terganggu dll. Perusahaan: kehilangan karyawan, mengalami kerugian biaya.



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SOAL LATIHAN Kerjakan soal berikut dengan baik dan benar! 1. Menurut kalian apakah penerapan K3LH di tempat kerja itu penting? Mengapa? 2. Dari pengamatan kalian tentang K3LH tentu terdapat perbedaan antara perusahaan yang menerapkan K3LH dengan perusahaan yang tidak menerapkan K3LH, jelaskan!



3. Jika kalian melakukan sustu pekerjaan, maka harus dilengkapi dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), jelaskan pekerjaan yang di lakukan dan jenis APD apa saja yang wajib digunakan? 4. Pekerjaan pada bengkel otomotif terdapat banyak potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Menurut kalian potensi bahaya apa saja yang dapat mengakibatkan kecelakaan di bengkel otomotif tersebut?



5. Bagaimanakah cara untuk menghindari atau meminimalisir potensi bahaya kerja? 6. Perhatikan gambar di bawah ini, dan kemudikan silakan di analisis potensi bahaya yang terjadi pada kegiatan industry tersebut!



Gambar 1



Gambar 2



TUGAS KELOMPOK 1 Lakukan pengamatan dengan teman kelompokmu :



Presentasikanlah hasilnya di depan teman dan guru tentang perawatan pada kendaraan tersebut!



RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL AKTIVITAS PRAKTIK 1 INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK ASPEK Proses presentasihasil



Belum Kompeten (0-6) Peserta didik tidakmampu mempresentasikan hasil observasi



Hasil pencarian Peserta didik tidak mampu informasi terkait alat menyebutkan alat mesin dan mesin dan prosedur prosedur kerjanya kerja



Cukup Kompeten (6-7)



Kompeten (8-9)



Sangat Kompeten (10)



Peserta didik mampu mempresentasikan hasil observasi namun dengan sikap yang kurang baik



Peserta didik mampu mempresentasikan hasil observasi dengan sikap yang baik namun tidakmampu berdiskusi



Peserta didik mampu mempresentasikan hasil observasi dengan sikap yangbaik danmampu berdiskusi



Peserta didik mampu menyebutkan tetapi tidak mampu mencari prosedur kerjanya



Peserta didik mampu menyebutkan alat mesin tetapi kurang memahami prosedur kerja



Peserta didik mampu menyebutkan alat mesin dan prosedur kerja dengan benar



Keterangan :



Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi. Siswa yangcukupkompetendiperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten



PERTEMUAN 2 (270 MENIT) KEGIATAN AWAL ( 30 MENIT)



KEGIATAN INTI (225 MENIT)



1. Peserta didik dan Guru memulai denganberdoabersama. 2. Peserta didik disapa danmelakukan pemeriksaan kehadiran bersama denganguru. 3. Peserta didik bersama denganguru membahas tentang kesepakatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran 4. Peserta didik menerima informasi



1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai topik yang akan dibahas 2. Peserta didik menerima informasi kompetensi materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Guru menyarankan peserta didik untuk menyiapkan media, alat dan buku yang dibutuhkan. 4. Guru membagi peserta didik menjadi enam kelompok yang maksimal terdiri 5 - 6 orang menyesuaikan jumlah peserta didik.  Kelompok 1 dan 2 : membahas tentang Kontaminasi  Kelompok 3 dan 4 : membahas tentang Pemeliharaan kebersihan kerja  Kelompok 5 dan 6 : membahas tentang Alat Pelindung Diri (APD) 5. Peserta didik dalam kelompok mengamati tayangan audiovisual yang disajikan oleh guru atau tautan pada LK atau mengerjakan latihan soal (pada Lembar Kerja/ Modul ada petunjuk kelompok atau individu) 6. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan guru yang terkait dengan materi yang akan dibahas. 7. Guru membagikan LK dan peserta didik membaca petunjuk, mengamati LK. 8. Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok atau indiviual untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan hal-hal yang belum dipahami dari masalah yang disajikan dalam LK serta guru mempersilahkan peserta didik dalam kelompok lain atau secara individual untuk memberikan tanggapan, bila diperlukan guru memberikan bantuan komentar secara klasikal.



tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah pembelajaran, metode penilaian yang akan dilaksanakan yang ditayangkan.



9. Peserta didik dimintamelaporkan hasil studinya dan kemudian bersama-sama dengandibimbing olehgurumendiskusikanhasil laporannyadidepankelas



10. Peserta didik menyusun laporan hasil diskusi penyelesaian masalah yang diberikan terkait materi yang didiskusikan



11. Pesertadidiksecarabergantian mengungkapkan gagasannya. Gurumembimbingdiskusi.



KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT)



REFERENSI Buku dasar dasar teknik otomotif, internet, youtube



1. Pesertadidikdapatmenanyakanhal yang tidakdipahamipadaguru 2. Peserta didikmengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan 3. Peserta didik menerima apresiasidan motivasi dariguru.



UNTUK GURU 



 



 



REFLEKSI



Apakah dalam membuka pelajaran dan memberikan penjelasan teknis atau intruksi yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh peserta didik? Bagain manakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki? Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas, latihan dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran? Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan? Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami oleh peserta didik?



      



UNTUK PESERTA DIDIK Apakah kamu memahami intruksi yang dilakukan untuk pembelajaran? Apakah media pembelajaran, alat dan bahan mempermudah kamu dalam pembelajaran? Apakah materi yang disampaikan, didiskusikan, dan dipresentasikan dalam pembelajaran dapat kamu pahami? Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi pembelajaran? Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan pembelajaran? Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran? Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar yang lebih baik?



MATERI AJAR KONTAMINASI A. Pengertian kontaminasi menurut para ahli, antara lain:  



State Government Of Victoria (2020), kontaminasi adalah zat-zat yang ada di darat atau air tanah yang berpotensi dapat membahayakan lingkungan atau kesehatan manusia. 







Macmillan Dictionary, kontaminasi adalah proses membuat sesuatu menjadi kotor, tercemar, atau beracun dengan cara menambahkan jenis bahan kimia, limbah cair, atau infeksi. 







Vocabulary, kontaminasi adalah pencemaran yang tidak diharapkan dari sesuatu oleh zat lain. 



Dalam dunia industri, termasuk otomotif, limbah atau polutan dalam jumlah besar dihasilkannya. Oleh karena itu, berbagai limbah atau kontaminan harus dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah.  Dalam industri otomotif, banyak sekali kontaminasi yang dihasilkan. Berbagai jenis pencemar tersebut diklasifikasikan berdasarkan berbagai hal seperti bentuk dan sifatnya. Misalnya, jenis pencemar tersebut diklasifikasikan menjadi kontaminan cair, kontaminan padat, kontaminan gas, dan kontaminan B3. B. PENYEBAB KONTAMINASI  Kontaminasi Biologi, beberapa penyebab kontaminasi biologi atau mikrobiologis adalah



parasit (protozoa dan cacing), virus, bakteri patogen, yang dapat menyebabkan keracunan dan infeksi pada manusia.   Kontaminasi Kimia, adalah bahan kimia yang mampu menimbulkan intoksikasi pada manusia. Contoh dari bahan kimia penyebab keracunan: antibiotika, residu pestisida, pencemaran kimia industri.   Kontaminasi Fisik, adalah pencemaran yang bersifat fisik. Contohnya: batu, debu, logam, potongan kayu, atau bahkan peralatan industri yang tidak digunakan. Kontaminasi fisik tidak selalu mengakibatkan penyakit, tetapi juga berbahaya dan dapat menganggu kesehatan manusia. 



C. DAMPAK KONTAMINASI FISIK Menyebabkan gangguan saluran pencernaan, ginjal, hati, jantung, dan organ tubuh lainnya. Dapat menyebabkan keracunanan pada makanan. Dapat melukai keadaan fisik bahkan dapat menyebabkan kematian.  D. CARA MENANGGULANGI KONTAMINASI  Bila Terkena Cairan Korosif Cair, segera dibilas dengan air bersih berulang-ulang pada bagian yang terkena sebelum dibawa ke IGD.   Bila Terkena Bahan Korosif Padat, segera dibilas dengan air berulang- ulang pada bagian yang terkena, bila perlu dengan air sabun sebelum dibawa ke IGD.    Bila Luka Bakar Karena Bahan Kimia, secepatnya menghindari dari bahan kimia tersebut dan dicuci dengan air berulang- ulang dan segera ditangani oleh dokter IGD. 



 Luka Bakar Karena Panas, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan dikompres air es atau diguyur air sampai rasa sakit hilang dan tidak timbul kembali. Bila perlu direndam didalam air. Cara langkah pertolongan pendinginan dapat dilakukan supaya rasa sakit hilang dan yang lebih penting adalah memperlambat reaksi perusakan jaringan tubuh akibat panas kebakaran. E. KONTAMINASI DI BENGKEL OTOMOTIF  Gas H2SO4 dari hasil elektrolisis accu saat terjadi proses pengisian maupun pengosongan.



Indikasi dapat diketahui dari bau menyengat asam sulfat. Sehingga diperlukannya ruangan khusus yang digunakan pada proses pengisian aki. Ruangan tersebut harus memiliki sirkulasi ventilasi yang baik. Selain berbahaya bagi kesehatan, gas H2SO4 juga dapat memicu ledakan jika terkena sumber panas atau api.   Gas buang dari hasil pembakaran kendaraan bermotor terdapat berbagai macam unsur yang dapat membahayakan kesehatan. Gas tersebut seperti karbonmonoksida, karbondioksida, hidrokarbon, dan partikel lainnya dari hasil pembakaran. Sehingga, sebuah workshop atau bengkel harus memiliki serkulasi ventilasi yang baik supaya berbagai partikel tersebut tidak akan meracuni makhluk hidup.   Kontaminan cair seperti uap bensin, cairan pembersih, dan lain sebagainya. Dalam proses perawatannya diperlukannya berbagai alat keselamatan diri seperti masker berguna mencegah terjadinya keracunan akibat berbagai kontaminan cairan.   Limbah B3 atau limbah bahan beracun berbahaya seperti oli dan zat-zat lain yang mengandung bahan berbahaya. Dalam pengelolaan limbah berbahaya tersebut dilakukan secara khusus agar tidak mencemari lingkungan. Limbah-limbah tersebut biasanya ditampung dahulu untuk kemudian dikirim ke tempat penampungan guna didaur ulang. 



F. KONTAMINASI PADA BAHAN BAKAR Kontaminasi pada bahan bakar atau lebih singkatnya kita sebut saja kontaminasi pada fuel. Pada artikel sebelumnya pernah saya singgung bahwa kita harus menggunakan fuel atau bahan bakar yang bersih untuk kendaraan kita, dengan membeli bahan bakar pada pom bensinpom bensin. pada artikel kali ini saya akan memperdalam lagi kontaminasi pada bahan bakar. Bahan bakar merupakan sumber energi penggerak utama pada sebuah kendaraan. Dari fuel ini akan di ubah menjadi tenaga gerak didalam sebuah engine. Kita bahas mengenai proses pemindahan energi dari fuel menjadi gerak. Kita ambil contoh proses 4-stroke Proses 4 Stroke



Pada proses proses kerja 4 stroke diatas, proses pertama air intake (Induction), yaitu masuknya udara kedalam chamber pembakaran, proses pengaturan masuknya udara kedalam chamber diatur oleh sebuah katup yang disebut dengan valve, pada



sebuah kendaraan bermotor pada umumnya terdapat 2 valve setiap chamber. Proses kedua adalah compression, dimana valve dari inlet manifold (lorong masuk) tertutup kemudian piston bergerak mengarah Top Dead Centre (bagian puncak dari pergerakan piston), pergerakan piston ini akan mengakibatkan udara tertekan dan menjadi panas. Proses kemudian dilanjutkan dengan proses ketiga, dimana ketika udara menjadi panas karena tekanan dari piston, fuel disemprotkan ke dalam chamber (dikabutkan) dari injector. Apabila fuel yang digunakan adala solar maka tidak diperlukan sebuah spark (busi) untuk memicu ledakan fuel, tapi apabila fuel yang digunakan adalah solar maka diperlukan spark (busi) untuk memacu ledakan pada chamber. Ledakan dari fuel akan menyebabkan piston terdorong ke bawah dan menggerakkan crankshaft. Setelah terjadi ledakan dan menggerakkan piston ke bawah maka valve outlet akan terbuka dan mengalirkan udara hasil ledakan menuju outlet manifold (lorong pembuangan). Proses pembuangan udara ini akan dibantu dengan dorongan dari piston. Kemudian setelah proses keempat selesai maka proses akan berulang menuju proses pertama. Karena terdapat empat proses inilah proses ini disebut dengan proses 4 stroke atau 4 langakah. Selain proses 4 storke ada juga proses 2 stroke. Untuk lebih jelasnya perbedaan antara proses 2 stroke dengan proses 4 stroke kita bisa melihat dalam video dibawah ini. Bagian utama dalam proses ini perubahan fuel ke gerak ini antara lain : 1. Valve 2. Piston 3. Injector 4. Chamber Kontaminasi pada fuel berdampak pada berbagai komponen dalam engine. Tetapi pengaruh terbesar akan berakibat pada komponen-komponen diatas. Akan saya jelaskan beberpaa akibat yang terjadi pada komponen-komponen tersebut. 1. Fuel Injector Secara umum fuel injector adalah tempat keluarnya fuel didalam chamber pembakaran (Cylinder). Fuel yang dikeluarkan sebelumnya dikabutkan terlebih dahulu. Untuk lebih jelasnya kita lihat gambar dibawah ini, beberapa contoh injector dengan keterangan bagian-bagiannya.



Dari gambar diatas bisa dibayangkan apabila terdapat sebuah kotoran yang menghalangi proses fuel spray ataupun pada linenya. Apabila kotoran tersebut tertahan pada plunger dan ikut bergerak seiring dengan pergerakan plunger maka akan mengakibatkan scratch pada area sekitar plunger. Dan akan mengakibatkan kerja plunger akan terhambat dan menyebabkan kebocoran fuel. Dan akibat paling parahnya adalah terjadinya pressure berlebihan karena hambatan dari kotoran tersebut. Injector menurut teknologi yang digunakan dibagi menjadi 3, yaitu



1. Mechanical actuated Unit Injector (MUI), Injector dimana proses spray dipicu oleh pukulan/mechanical 2. Mechanical actuated Electronics Controlled Unit Injector (MEUI), dimana proses spray dipicu oleh mechanic system yang digerakkan oleh electronics system (solenoid) 3. Hydraulic actuated Electronics controlled unit Injector (HEUI), dimana proses spray dipicu oleh mechanic system yang digerakkan menggunakan hydraulic system Untuk keterangan lebih lanjut tentang Injector mungkin akan saya terangkan pada thread yang lain. Pada beberapa jenis injector ini apabila terdapat kotoran yang menghambat akan sama-sama menyebabkan proses spray dari fuel terganggu. Pada MEUI, apabila line dari spray terganggu maka semacam microkomputer yang mengatur system akan memerintahkan untuk menyalurkan fuel lagi ke chamber, karena mungkin tenaga yang dihasilkan berkurang. dari sini kita dapat menarik kesimpulan, seiring perkembangan jaman maka system-system mechanical akan berjalan dengan menggunakan system electronics dimana pada system ini keputusan dari sebuah system akan ditentukan oleh prosesor. Presisi yang digunakan untuk menjalankan system ini sangat tinggi, sehingga dibutuhkan pula Contamination control yang bagus. 2.



Valve



valve pada proses transformasi ini berfungsi sebagai katup untuk mengatur udara  yang masuk dan udara yang keluar. Seperti yang kita ketahui dalam proses pembakaran diperlukan 3 hal mutlak agar proses pembakaran dapat berjalan, yaitu : bahan bakar, udara dan heat (panas). Apakah hubungannya antara kebersihan dari fuel dengan kebersihan dari valve. Coba kita bayangkan proses 4 langkah ini, ketika fuel kotor dispray kedalam chamber, fuel akan berada didalam chamber dan ikut pula dalam proses pembakaran. Ketika proses ini berlangsung kotoran yang ikut masuk dengan fuel akan tersebar didalam chamber, salah satunya akan mengenai valve, baik valve inlet maupun valve outlet. Kotoran tersebut mungkin saja tidak akan ikut habis dalam pembakaran tetepi masih terdapat sisa, nah sisa kotoran ini dapat menempel pada bagian chamber maupun valve. Apabila kotoran ini menempel pada sekat antara valve dengan cylinder atau chamber akan mengakibatkan proses penyekatan akan terganggu. Apa yang akan terjadi :  Pada proses induction, udara akan masuk melalui inlet manifold, apabila valve bagian outlet manifold tidak menutup rapat maka udara panas sisa pembakaran yang seharusnya keluar dapat pula masuk  Pada proses compression, Compression tidak akan mencapai suhu maksimu karena udara tidak termampatkan secara sempurna, akibatnya titik bakar fuel tidak akan didapat dan proses pembakaran tidak akan berjalan lancar. Akibat yang dapat kita lihat, pada proses pembuangan akan terdapat pula sisa fuel yang tidak terbakar. Akibatnya lagi Low power, tenaga mesin akan lemah.  Pada proses exhaust, udara seharusnya keluar hanya dari outlet manifold, apabila pada valve inlet tidak tersekat dengan sempurna maka udara pembuangan juga akan keluar melewati inlet manifold.



3.    Piston dan Chamber Piston dan chamber merupakan dua bagian yang tidak dipisahkan, apabila fuel yang disemprotkan oleh injector masih mengandung kotoran dan menempel pada piston atau chamber akan menyebabkan scratch. Scratch ini akan menyebabkan terjadinya kebocoran antara ruang chamber diatas piston dan dibawah piston. Selain itu pula kotoran yang terselip pada bagian piston dan chamber akan menjadi gesekan bagi piston yang sehingga tenaga yang dihasilkan juga akan berkurang. Pada keadaan yang lama akan menyebabkan umur dari komponen-komponen ini akan berkurang serta mempunyai kerja yang tidak maksimal kembali. Selain bagian-bagian diatas kontaminasi pada fuel akan berdampak pada komponen-komponen lain. Seperti Fuel Injection Pump, line ataupun komponenkomponen lain yang tidak berhubungan langsung dengan fuel. Begitu pentingnya kebersihan fuel ini untuk mendapatkan kerja yang maksimal dan hemat bahan bakar. Langkah-Langkah untuk menghindari Kontaminasi pada Fuel. Banyak langkahlangkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada fuel, beberapa langkah penting sebagai berikut. 1. Usahakan untuk membeli fuel pada tempat-tempat yang sudah terjamin kebersihannya 2. Jangan sering membuka penutup bahan bakar apabila tidak dibutuhkan 3. Apabila suhu lingkungan sangat dingin (pegunungan), jangan letakkan kendaraan kita langsung di lingkungan terbuka, karena pada suhu yang dingin, akan terjadi pengembunan didalam tangki, Air merupakan salah satu kontamnian yang berbahaya juga. Karena selain mengganggu proses pembakaran, air juga akan menyebabkan korosi yang akan mengakibatkan terjadinya kontaminasi lagi. 4. Untuk Tempat penyimpanan bahan bakar dalam skala besar usahakan menggunakan breather (Alat pernapasan). Usahakan gunakan breather yang mempunyai 2 fungsi, yaitu menyaring udara diluar yang masuk (dari air ataupun kotoran) dan menyaring udara yang ad didalam tangki keluar. 5. Jagalah lingkungan kerja dan penyimpanan alat-alat perbaikan. Kontaminasi sendiri merupakan suatu kondisi dimana terjadi pencampuran atau pencemaran terhadap suatu unsur lain yang memberikan efek tertentu (buruk). Komponen yang dapat menyebabkan kontaminasi sangat beragam mulai dari benda, hewan, maupun berbentuk padat ataupun cair. Karena sifat yang berbahaya maka kontaminan perlu dikendalikan agar tidak mencampur atau mencemar zat atau unsur lain sehingga dapat membahayakan makhluk hidup terutama manusia. Jadi pengendalian kontaminasi merupakan suatu cara untuk mencegah terjadinya pencampuran atau pencemaran terhadap unsur lain yang dapat memberikan efek buruk baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jenis-Jenis Kontaminan 



Kontaminan Cair merupakan kontaminan yang berbentuk cair seperti limbah cairan pembersih, dan lain sebagainya.



Gambar 4. 1Kontaminan Cair







Kontaminan Padat merupakan kontaminan yang berbentuk padat seperti sisa-sisa kabel, plastik, semen, dan lain sebagainya.



Gambar 4. 2 Kontaminan Padat







Kontaminan Gas merupakan kontaminan yang berbentuk gas seperti gas monoksida, gas karbondioksida, cfc, dan lain sebagainya.



Gambar 4. 3 Kontaminan Gas







Kontaminan B3 merupakan kontaminan dari bahan-bahan kimia berbahaya sehingga memerlukan penanganan khusus seperti oli, minyak rem dan lain sebagainya.



Gambar 4. 4 Kontaminan B3



Cara Penanganan Kontaminan



1. Penanganan Kontaminan Cair melalui proses pengolahan primer (penyaringan, pengolahan awal, pengendapan, pengapungan) , pengolahan sekunder dengan mikroorganisme, desinfeksi, dan endapan lumpur.



2. Penanganan kontaminan padat dapat melalui proses penimbunan terbuka, sanitary landfill (lubang yang dilapisi plastik), membuat kompos padat, dan daur ulang. 3. Penangan kontaminan gas dapat melalui kontrol emisi, menghilangkan materi partikulat. 4. Penanganan kontaminan B3 melalui penanganan khusus seperti sumur injeksi, kolam penyimpanan, dan terapan ilmu fisika biologi dan kimia.



Contoh Kontaminan Yang Ada Di Bengkel Berikut merupakan macam-macam kontaminan yang ada di bengkel otomotif: 1.



Gas H2SO4 yang merupakan hasil elektrolisis accu pada saat pengisian maupun pengosongan. Hal ini dapat diketahui dari bau menyengat asam sulfat. Oleh karena itu diperlukan ruangan khusus yang digunakan untuk proses pengisian aki dan ruangan tersebut memiliki ventilasi yang baik. Selain berbahaya untuk kesehatan, gas H2SO4 dapat memicu ledakan apabila terkena sumber panas atau api.



2.



Gas buang dari kendaraan bermotor memiliki berbagai unsur yang dapat membahayakan kesehatan seperti karbonmonoksida, karbondioksida, hidrokarbon, dan partikel lainnya. Oleh karena itu, sebuah workshop atau bengkel harus memiliki ventilasi yang baik agar berbagai partikel tersebut tidak meracuni manusia disekitarnya.



3.



Kontaminan Cair seperti uap bensin, cairan pembersih, dan lain sebagainya. Oleh karena itu dalam proses perawatan diperlukan berbagai alat keselamatan seperti masker untuk mencegah terjadinya keracuna akibat berbagai kontaminan cairan.



4.



Limbah B3 atau limbah berbahaya seperti oli dan zat-zat lain yang mengandung bahan-bahan berbahaya. Limbah berbahaya tersebut diperlukan pengelolaan khusus agar tidak mencemari



lingkungan. Limbah-limbah tersebut biasanya ditampung terlebih dahulu kemudian dikirim ke tempat penampungan untuk didaur ulang.



ALAT PELINDUNG DIRI (APD) 1. Alat Pelindung Kepala



Perlengkapan ini berfungsi untuk melindungi kepala dari pukulan, benturan, atau cedera kepala yang disebabkan kejatuhan benda keras. Alat pelindung kepala juga melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia, maupun suhu ekstrem. Jenis alat pelindung kepala yaitu helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala, dan pelindung rambut.  2. Alat Pelindung Mata dan Muka



Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari bahaya paparan bahan kimia, seperti amonium nitrat, gas, dan partikel yang melayang di udara atau air, percikan benda kecil, panas, atau uap.yang umum digunakan, yaitu kacamata khusus atau spectacles dan goggles. Sedangkan alat pelindung muka adalah tameng muka (face shield) atau full face masker yang menutupi seluruh bagian wajah. 3. Alat Pelindung Telinga



adalah



keras.



Sumbat telinga (ear plug) atau penutup telinga (ear muff) jenis dari alat pelindung telinga. Fungsinya untuk melindungi telinga dari kebisingan atau tekanan yang disebabkan oleh bising terusmenerus atau dentuman alat



4. Alat Pelindung Saluran Pernapasan



Alat ini berfungsi melindungi organ pernapasan dengan menyalurkan udara bersih atau menyaring zat atau benda berbahaya, seperti mikroorganisme (virus, bakteri, dan jamur), debu, kabut, uap, asap, dan gas kimia tertentu. Dengan mengenakan alat pelindung saluran pernapasan, zat asing tidak terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Jenis alat pelindung saluran pernapasan, di antaranya:    



Masker Respirator Tabung atau cartridge khusus untuk menyalurkan oksigen. Tangki selam dan regulator, untuk pekerja di dalam air. 



5. Alat Pelindung Tangan



Sarung tangan adalah jenis alat pelindung tangan. Namun, sarung tangan ini terbuat dari material khusus, tergantung pada kebutuhan dan pekerjaan. Ada yang terbuat dari logam, kulit, kanvas, kain, karet, atau bahan khusus untuk melindungi tangan dari zat kimia tertentu.  6. Alat Pelindung Kaki



Kaki juga harus terlindungi dari benturan atau tertimpa berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin dan bahan kimia berbahaya, serta terpeleset karena permukaan lantai yang licin. Jenis yang digunakan berupa sepatu karet (boots) dan safety shoes. 7. Pakaian Pelindung



Alat pelindung diri ini berfungsi melindungi tubuh dari suhu panas atau dingin yang ekstrim, paparan api dan benda panas, percikan bahan kimia, uap panas, benturan, radiasi, gigitan atau sengatan binatang, serta infeksi virus, jamur, dan bakteri. Jenis yang digunakan yaitu rompi (vests), celemek (apron atau coveralls), jaket, dan pakaian terusan (one piece coverall).  8. Sabuk dan Tali Keselamatan



Sabuk tali keselamatan digunakan untuk membatasi gerakan pekerja supaya tidak jatuh atau terlepas dari posisi aman. Alat ini digunakan untuk pekerja yang aktivitasnya di ketinggian atau dalam ruangan yang sempat di bawah tanah. 



9. Pelampung



Pekerja yang aktivitasnya di permukaan air memerlukan alat pelindung diri ini supaya bisa mengambang dan tidak tenggelam. Jenis yang digunakan yaitu life jacket atau life vest. 



LEMBAR KERJA



TUGAS KELOMPOK 2



Presentasikanlah hasilnya di depan teman dan guru tentang perawatan pada kendaraan tersebut!



RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL AKTIVITAS PRAKTIK 2 INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK ASPEK Proses presentasihasil



Belum Kompeten (0-6) Peserta didik tidakmampu mempresentasikan hasil observasi



Hasil pencarian Peserta didik tidak mampu informasi terkait alat mencari informasi APD pelindung diri (APD)



Cukup Kompeten (6-7)



Kompeten (8-9)



Sangat Kompeten (10)



Peserta didik mampu mempresentasikan hasil observasi namun dengan sikap yang kurang baik



Peserta didik mampu mempresentasikan hasil observasi dengan sikap yang baik namun tidak mampu berdiskusi



Peserta didik mampu mempresentasikan hasil observasi dengan sikap yangbaikdanmampu berdiskusi



Peserta didik mampu mencariinformasi terkait APD, tetapi tidak menyebutkan cara penggunaannya



Peserta didik mampu menyebutkan macam APD beserta fungsi dan cara penggunaannya, tetapi tidak secara keseluruhan



Peserta didik mampu menyebutkan macam APD beserta fungsi dan cara penggunaannya secara keseluruhan



Keterangan : Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.



Siswa yangcukupkompetendiperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten



PERTEMUAN 3 (270 Menit) KEGIATAN PENDAHULUAN ( 30 MENIT) 1. Peserta didik dan Guru memulai denganberdoabersama. 2. Peserta didik disapa danmelakukan pemeriksaan kehadiran bersama denganguru. 3. Peserta didik bersama denganguru membahas tentang kesepakatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran 4. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah pembelajaran, metode penilaian yang akan dilaksanakan yang ditayangkan.



KEGIATAN INTI (225 MENIT) 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai topik yang akan dibahas 2. Peserta didik menerima informasi kompetensi materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Guru menyarankan peserta didik untuk menyiapkan media, alat dan buku yang dibutuhkan. 4. Guru membagi peserta didik menjadi enam kelompok yang maksimal terdiri 5 - 6 orang menyesuaikan jumlah peserta didik.  Kelompok 1 dan 2 : membahas tentang klasifikasi dan prosedur pemadam kebakaran (APAR)  Kelompok 3 dan 4 : membahas tentang penyebab dan pencegahan kebakaran (APAR)  Kelompok 5 dan 6 : membahas tentang penggunaan alat pemadam kebakaran (APAR) 5. Peserta didik dalam kelompok mengamati tayangan audiovisual yang disajikan oleh guru atau tautan pada LK atau mengerjakan latihan soal (pada Lembar Kerja/ Modul ada petunjuk kelompok atau individu) 6. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan guru yang terkait dengan materi yang akan dibahas. 7. Guru membagikan LK dan peserta didik membaca petunjuk, mengamati LK. 8. Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok atau indiviual untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan hal-hal yang belum dipahami dari masalah yang disajikan dalam LK serta guru mempersilahkan peserta didik dalam kelompok lain atau secara individual untuk memberikan tanggapan, bila diperlukan guru memberikan bantuan komentar secara klasikal.



9. Peserta didik dimintamelaporkan hasil studinya dan kemudian bersama-sama dengandibimbing olehgurumendiskusikanhasil



laporannyadidepankelas



10. Peserta didik menyusun laporan hasil diskusi penyelesaian masalah yang diberikan terkait materi yang didiskusikan



11. Pesertadidiksecarabergantian mengungkapkan gagasannya. Gurumembimbingdiskusi.



KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT)



REFERENSI Buku materi dasar dasar teknik otomotif, internet, youtube.



1. Pesertadidikdapatmenanyakanhal yang tidakdipahamipadaguru 2. Peserta didikmengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan 3. Peserta didik menerima apresiasidan motivasi dariguru.



REFLEKSI







 



 



UNTUK GURU Apakah dalam membuka pelajaran dan memberikan penjelasan teknis atau intruksi yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh peserta didik? Bagain manakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki? Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas, latihan dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran? Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan? Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami oleh peserta didik?



      



UNTUK SISWA Apakah kamu memahami intruksi yang dilakukan untuk pembelajaran? Apakah media pembelajaran, alat dan bahan mempermudah kamu dalam pembelajaran? Apakah materi yang disampaikan, didiskusikan, dan dipresentasikan dalam pembelajaran dapat kamu pahami? Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi pembelajaran? Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan pembelajaran? Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran? Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar yang lebih baik?



MATERI AJAR



APAR A. PENGERTIAN KEBAKARAN Kebakaran merupkan suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu baha bakar yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan. Adapun penyebab kebakaran yaitu : a. Bahan padat seperti kayu, kain, kertas, plastik b. Bahan cair, seperti cat, alkohol, berbagai jenis minyak c. Bahan gas seperti propana, butana, LNG Pada suatu peristiwa kebakaran, dikenal dengan adanya segitiga api. Segitiga api yaitu tiga unsur yang membentuk rantai penyebab terjadinya api. Tiga unsur tersebut adalh : a. Jenis bahan yang mudah terbakar b. Oksigen atau zat pengoksida c. Sumber panas yang cukup untuk menaikkan temperatur bahan bakar sampai titik penyalaannya B. SIFAT-SIFAT KEBAKARAN Peristiwa kebakaran memiliki beberapa sifat. Yaitu sebagai berikut : a. Terjadi secara tidak terduga b. Tidak mudah padam jika tidak segera dipadamkan c. Kebakaran akan padam dengan sendirinya apabila konsentrasi keseimbangan hubungan tiga unsur segitiga api tidak terpenuhi lagi C. SUMBER POTENSI PENYEBAB KEBAKARAN Kebakaran dapat terjadi karena disebabkan oleh beberapa sumber, yaitu : a. Api terbuka Penggunaan api terbuka ditempat yang bisa membahayakan dan terdapat bahan yang mudah terbakar juga dapat menjadi salah satu sumber terjadinya kebakaran. Contohnya pengelasan, dapur api, dsb. b. Permukaan panas Alat pemanas, pengering, ataupun oven jika tidak terkendali atau berhubungan dengan bahan mencapai suhu penyalaan juga dapat menyebabkan terjadinya kebakaran. c. Peralatan listrik Peralatan yang berkaitan dengan listrik juga dapat menjadi salah satu sumber terjadinya kebakaran bila tidak memenuhi syarat keamanan yang berlaku (PUIL), pembebanan lebih tegangan yang melebihi kapasitas, dan terdapat bunga api pada motor listrik. d. Reaksi eksotermal Merupakan reaksi yang menghasilkan panas dan juga menghasilkan gas yang dapat dengan mudah terbakar. Contohnya reaksi batu karbit dengan air dan reaksi bahan kimia yang peka terhadap panas. e. Gesekan mekanis Akibat gesekan mekanis yang terjadi pada peralatan yang bergerak jika tidak diberi pelumasan secara terus menerus dapat menimbulkan panas. Bunga api mekanis per gram bubutan atau gerinda dapat menjadi salah satu sumber nyala bila kontak dengan bahan yang mudah terbakar. f.



Loncatan bunga api listrik statis Akibat pengaruh dari mekanis pada bahan nonkonduktor akan dapat menyebabkan penimbunan elektron (akumulasi listrik statis), seperti contoh a. Minyak merupakan bahan nonkonduktor



b. Jika minyak dialirkan melalui selang dengan tekanan tinggi, maka elektron akan tertimbun pada minyak tersebut c. Pada keadaan tertentu elektron dapat terjadi loncatan elektron dan dpat menjadi sumber penyebab kebakaran. D. KLASIFIKASI KEBAKARAN Kita perlu mengetahui klasifikasi kebakaran atau sumber penyebab terjadinya api supaya jenis APAR yang digunakan efektif dalam mengendalikan kebakaran tersebut. Klasifikasi kebakaran yang berlaku di Indonesia mengacu kepada Standart National Fire Protection Association yang telah digunakan dalam Permenaker No 4 Tahun 1980 dengan klasifikasi sebagai berikut a. Kelas A Jenis kebakaran pada benda yang mudah terbakar yang dapat menimbukan arang atau karbon. Contohnya yaitu kayu, kertas, karton, kardus, plastik, dsb. b. Kelas B Jenis kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar. Coontohnya yaitu bahan bakar, bensin, lilin, cat, minyak tanah, thinner, dsb. c. Kelas C Jenis kebakaran pada benda yang menghasilkan listrik atau yang mengandung unsur listrik (instalasi listrik yang bertegangan) d. Kelas D Kebakaran pada logam mudah terbakar. Contohnya yaitu sodium, litium, magnesium, alumunium, potasium, dan radium. E. JENIS-JENIS APAR Alat Pemadam Api Ringan (APAR) merupakan alat yang ringan serta mudah digunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran. a. Jenis jenis media pemadam kebakaran Ada beberapa macam alat pemadam api ringan yang digunakan ditempat kerja. hal ini menyesuaikan dengan jenis usaha tempat kerja tersebut. Berdasarkan bahan pemadam api yang digunakan, alat pemadam api ringan digolongkan menjadi 4 macam yaitu : b. APAR air/water Merupakan jenis APAR yang diisi air dengan tekanan tinggi. APAR jenis ini digunakan untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-bahan seperti kain, kertas, karet, plastik dsb atau yang disebut jenis kebakaran kelas A. Alat pemadam api jenis air ini tidak boleh digunakan pada jenis kebakaran yang disebabkan instalasi listril yang bertegangan atau kebakaran jenis kelas C. c. APAR busa/foam Merupakan alat pemadam api yang didalamnya terkandung bahan kimia yang dapat membentuk busa. Prinsip dari APAR yaitu busa yang disemburkan keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga membuat oksigen tidak dapat merusak untuk proses kebakaran. Alat pemadam api jenis busa sangan efektif untuk memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat nonlogam seperti kain, plastik, kertas, karet, atau kebakaran kelas A, serta bahan-bahan cair yang mudah terabakar seperti alkohol, minyak, solven, atau jenis kebaran kelas B. d. APAR serbuk kimia/dry chemical powder Merupakan alat pemadam api yang didalamnya mengandung bahan kimia yang merupakan kombinasi dari monoamonium dan amonium sulfat. Prinsip kerja dari alat ini yaitu serbuk kimia yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan oksigen yang merupakan unsur penting dalam terjadinya kebakaran. APAR jenis serbuk kimia sangat efektif untuk memadamkan kebakaran di semua kelas kebakaran seperti kebakaran kelas A B C.



e. APAR karbon dioksida/carbon dioxide (CO₂) Merupakan alat pemadam api yang menggunakan bahan karbon dioksida sebagan bahan untuk memadamkan api. Alat pemadam jenis karbon dioksida ini digunakan untuk memadamkan kebakaran yang ditimbulkan oleh bahan cair yang mudah terbakar seperti kebakaran kelas B dan kebakaran kelas C. F. PENANDAAN DAN PENGENALAN a. Penandaan APAR Penandaan yang disyaratkan meliputi a.Prosedur pemakaian b.Nama dan alamat perusahaan pembuat atau penjualnya yang bertanggung jawab b. Cara penandaan Penandaan APAR dilakukan dengan cara a.Huruf timbul atau sketsa pada plat logam yang disolder atau diikat pada tabng APAR b.Dicat langsung pada tabung APAR c. Label yang tahan lama d. Tahun harus ditandakan secara permanen pada badan APAR c. Warna pengenal Bahan APAR harus bewarna merah G. CARA PENGGUNAAN APAR Cara penggunaan APAR yaitu a. Tenang dan jangan panik b. Pilih APAR yang tepat sesuai klasifikasi/jenis kebakaran di tempat yang terdekat c. Tarik pin pengaman yang berada pada valve (mirip kunci yang berada di atas tabung pemadam api) d. Yakinkan anda berdiri searah angin, tidak melawan arah angin. e. Pegang nozzle pada ujung hose atau selang dengan tangan kuat-kuat f. Arahkan nozzle atau pangkal selang pada titik api (area kebakaran) g. Pegang gagang dan tekan lever h. Lakukan tes fungsi , jika APAR tidak berfungsi dengan baik, maka ganti dengan yang lain i. Dekati api searah dengan angin, dan berhentilah pada posisi kira-kira 3 meter dari api. j. Mulailah tekan lever dan menyemprotkan ke pangkal lidah api, maju perlahan-lahan dan meratakan media pemadam di permukaan sumber api. k. Segera menghindar bila media habis namun api belum padam l. Jika api padam, kemudian balikkan posisi tabung dan semprotkanlah ke atas untuk membuang sisa gas pendorong tanpa mengikutkan bubuknya. Guna mempermudah dalam mengingat proses atau pun cara penggunaan APAR, kita dapat menggunakan singkatan P.A.S.S yaitu a.Pull : tarik pin pengaman safety pin (APAR) b.Aim : arahkan nozzle atau pangkal selang ke sumber api c. Squeeze : tekan pemicu untuk menyemprot d. Sweep : ayunkan keseluruh sumber api G. Syarat-syarat Penempatan Alat Pemadam Api Ringan Dengan meletakkan APAR ditempat yang sesuai kan emmbantu para pekerja saat akan menggunakan APAR. Tabung APAR tidak boleh diletakkan diatas lantai, karena dikhawatirkan akan mengganggu orang yang sedang berjalan. Selain itu, dikhawatirkan jika APAR ditaruh di atas lantai akan tersenggol dan membuat tabung APAR rusak. Penempatan APAR yang tepat adalah pada dinding, paling tidak 1 meter dari lantai. Hal ini juga untuk menjaga media APAR dari kelembapan seperti media dry chemical powder yang



sensitif dengan lembab. Merikut merupakan syarat penempatan APAR menurut Permenakertrans RI No. 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR. 1.Mudah dilihat, diakses, dan diambil, juga harus disertai dengan tanda pemasangan APAR 2.Pemberian tanda 125cm dari lantai tepat diatas APAR yang dimaksudkan (jarak minimal APAR dari lantai yaitu 15cm) 3.Jarak antar APAR satu dengan yang lainnya adalah 15 meter, atau bisa ditentukan oleh ahli atau petugas K3 4.Tabung APAR sebaiknya bewarna merah.



LEMBAR KERJA TUGAS KELOMPOK 3



Presentasikanlah hasilnya di depan teman dan guru tentang perawatan pada kendaraan tersebut!



RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL AKTIVITAS PRAKTIK 3 INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK ASPEK



Belum Kompeten (0-6)



Cukup Kompeten (6-7)



Kompeten (8-9)



Sangat Kompeten (10)



Proses presentasihasil



Peserta didik tidakmampu mempresentasikan hasil observasi



Peserta didik mampu mempresentasikan hasil observasi namun dengan sikap yang kurang baik



Peserta didik mampu mempresentasikan hasil observasi dengan sikap yang baik namun tidak mampu berdiskusi



Peserta didik mampu mempresentasikan hasil observasi dengan sikap yangbaikdanmampu berdiskusi



Hasil pencarian informasi terkait bahaya di tempat kerja



Peserta didik tidak mampu mencari informasi terkait bahaya di tempat kerja



Peserta didik hanya mampu mencari informasi dalam kategori B saja terkait penyebab bahaya di tempat kerja



Peserta didik hanya mampu mencari informasi dalam kategori B dan C saja terkait penyebab bahaya di tempat kerja



Peserta didik mampu mencari informasi secara keseluruhan terkait penyebab bahaya di tempat kerja



Keterangan : Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.



Siswa yangcukupkompetendiperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten



PERTEMUAN 4 (270 MENIT) KEGIATAN PENDAHULUAN ( 30 MENIT) 1. Peserta didik dan Guru memulai denganberdoabersama. 2. Peserta didik disapa danmelakukan pemeriksaan kehadiran bersama denganguru. 3. Peserta didik bersama denganguru membahas tentang kesepakatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran 4. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah pembelajaran, metode penilaian yang akan dilaksanakan yang ditayangkan.



KEGIATAN INTI (225 MENIT) 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai topik yang akan dibahas 2. Peserta didik menerima informasi kompetensi materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Guru menyarankan peserta didik untuk menyiapkan media, alat dan buku yang dibutuhkan. 4. Guru membagi peserta didik menjadi enam kelompok yang maksimal terdiri 5 - 6 orang menyesuaikan jumlah peserta didik.  Kelompok 1 dan 2 : membahas tentang bahaya di tempat kerja  Kelompok 3 dan 4 : membahas tentang prosedur dalam keadaan darurat  Kelompok 5 dan 6 : membahas tentang budaya kerja safety talk & 5R 5. Peserta didik dalam kelompok mengamati tayangan audiovisual yang disajikan oleh guru atau tautan pada LK atau mengerjakan latihan soal (pada Lembar Kerja/ Modul ada petunjuk kelompok atau individu) 6. Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan guru yang terkait dengan materi yang akan dibahas. 7. Guru membagikan LK dan peserta didik membaca petunjuk, mengamati LK. 8. Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok atau indiviual untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan hal-hal yang belum dipahami dari masalah yang disajikan dalam LK serta guru mempersilahkan peserta didik dalam kelompok lain atau secara individual untuk memberikan tanggapan, bila diperlukan guru memberikan bantuan komentar secara klasikal.



9. Peserta didik dimintamelaporkan hasil studinya dan kemudian bersama-sama dengandibimbing olehgurumendiskusikanhasil laporannyadidepankelas 10. Peserta didik menyusun laporan hasil



diskusi penyelesaian masalah yang diberikan terkait materi yang didiskusikan



11. Pesertadidiksecarabergantian mengungkapkan gagasannya. Gurumembimbingdiskusi.



KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT)



REFERENSI Buku materi dasar dasar teknik otomotif, buku manual reparasi kendaraan, internet



1. Pesertadidikdapatmenanyakanhal yang tidakdipahamipadaguru 2. Peserta didikmengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan 3. Peserta didik menerima apresiasidan motivasi dariguru.



REFLEKSI







 



 



UNTUK GURU Apakah dalam membuka pelajaran dan memberikan penjelasan teknis atau intruksi yang disampaikan untuk pembelajaran yang akan dilakukan dapat dipahami oleh peserta didik? Bagain manakah pada rencana pembelajaran yang perlu diperbaiki? Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap materi atau bahan ajar, pengelolaan kelas, latihan dan penilaian yang telah dilakukan dalam pembelajaran? Apakah dalam berjalannya proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan? Apakah arahan dan penguatan materi yang telah dipelajari dapat dipahami oleh peserta didik?



      



UNTUK PESERTA DIDIK Apakah kamu memahami intruksi yang dilakukan untuk pembelajaran? Apakah media pembelajaran, alat dan bahan mempermudah kamu dalam pembelajaran? Apakah materi yang disampaikan, didiskusikan, dan dipresentasikan dalam pembelajaran dapat kamu pahami? Manfaat apa yang kamu peroleh dari materi pembelajaran? Sikap positif apa yang kamu peroleh selama mengikuti kegiatan pembelajaran? Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran? Apa saja yang kamu lakukan untuk belajar yang lebih baik?



MATERI AJAR



BUDAYA KERJA SAFETY TALK & 5R Pengertian Budaya Kerja Budaya kerja merupakan sebuah konsep yang mengatur kepercayaan, proses berpikir, serta perilaku karyawan yang didasarkan pada ideologi dan prinsip suatu organisasi. Konsep inilah yang mengatur bagaimana setiap karyawan berinteraksi satu sama lain dan juga bagaimana suatu organisasi atau perusahaan berfungsi. Budaya kerja tidak akan muncul dengan sendirinya, tetapi dibentuk melalui proses terkendali yang melibatkan sumber daya manusia beserta seluruh perangkat pendukungnya. Dapat dikatakan bahwa budaya kerja juga merupakan kumpulan dari asumsi-asumsi dasar yang dipelajari sebagai hasil dari memecahkan masalah yang ada di perusahaan dalam proses penyesuaian. Itulah mengapa budaya kerja berhubungan dengan mentalitas para karyawan dan hal tersebut nantinya akan mempengaruhi suasana kerja mereka. Jenis-Jenis Budaya Kerja 1. Klan (Clan Culture), Budaya kerja klan merupakan budaya kerja yang menciptakan lingkungan kerja yang cenderung ramah dan bersahabat. Situasi ini akan membuat seluruh karyawan perusahaan dianggap seperti satu keluarga besar yang sedang melakukan kolaborasi dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan.Jenis budaya kerja ini lebih menekankan pembentukan team work yang solid serta komunikasi yang baik.  2. Pasar (Market Culture), Budaya kerja pasar merupakan budaya kerja yang menggunakan persaingan sebagai landasan dalam menjalankan sebuah perusahaan. Dari adanya persaingan ini, para karyawan akan lebih termotivasi untuk bersikap kompetitif dan fokus dalam mencapai tingkat produktivitas kerja. Seorang pemimpin dalam budaya kerja ini harus bisa menciptakan situasi persaingan dengan sehat dan kondusif untuk seluruh karyawan yang ada di perusahaan. 3. Hierarki (Hierarchy Culture), Budaya kerja hierarki lebih menekankan konsep lingkungan kerja yang lebih formal dan terstruktur. Kendali dari perusahaan sepenuhnya dipegang oleh orang-orang yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan, karena mereka dinilai memiliki pengalaman serta kemampuan dan layak untuk dijadikan panutan. Perusahaan akan berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya apabila seluruh jajaran perusahaan mematuhi aturanaturan hierarki yang bersifat tegas dan tepat guna. Budaya kerja ini dianggap sebagai budaya kerja yang paling tepat untuk meningkatkan produktivitas sebuah perusahaan. 4. Adhokrasi (Adhocracy Culture), Lingkungan yang menganut budaya kerja adhokrasi akan lebih bersifat dinamis dan kreatif. Para pemimpin dipandang sebagai sosok inovator yang berani mengambil resiko dan memacu motivasi karyawan dalam mewujudkan ide-ide segar. Budaya kerja ini menekankan konsep kebebasan bagi karyawan untuk menciptakan sesuatu yang baru sehingga nantinya akan mampu membuat perusahaan bertahan di tengah ketatnya persaingan. 



PRINSIP PENERAPAN 5R



Prinsip Penerapan 5R adalah untuk mendapatkan lingkungan tempat kerja yang Aman, Nyaman dan Sehat. Berikut ini adalah cara-cara mengelola lingkungan kerja yang dikenal dengan prinsip 5R yang terdiri: 1. RINGKAS (Pemilihan) Prinsipnya adalah memilih dan memisahkan barang yang diperlukan dan tidak diperlukan kemudian menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Hasil yang akan didapatkan dari penerapan prinsip ringkas ini adalah: mobilitas tinggi, aliran kerja lancar, keamanan dan kenyaman sehingga efisiensi dan produktivitas tinggi. 2. RAPI (Penataan) Prinsipnya adalah setiap barang yang ada di tempat kerja mempunyai tempat yang pasti dan jelas, sehingga harus diletakkan pada tempatnya. Pada dasarnya kegiatan pencarian adalah suatu pemborosan. Metode yang dapat dilakukan agar dapat merapikan adalah: barang dikelompokkan dan dibuatkan tanda pengenalnya, disiapkan tempatnya dengan tanda pembatas, dan dibuatkan denah atau peta barang. 3. RESIK (Pembersihan) Prinsipnya adalah membersihkan segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang berarti memeriksa dan menjaga. Jangan sampai berfikir bahwa kebersihan hanyalah tanggung jawab Cleaning Service. Hasil yang akan didapatkan adalah: tidak ada gangguan proses dan mengurangi kesalahan kerja. 4. RAWAT (Pemantapan) Prinsipnya adalah semua orang bisa mendapatkan informasi yang diperlukan yang berkaitan dengan penempatan dan penyimpanan barang-barang dengan tepat waktu. Pada dasarnya kesalahan/ penyimpangan di tempat kerja disebabkan oleh lupa dan tidak tahu. Hasil yang didapatkan kerancuan kerja berkurang, keselamatan dan kesehatan kerja serta peningkatan efisiensi. 5. RAJIN (Disiplin) Prinsipnya adalah kita hanya melakukan apa yang searusnya dilakukan dan tidak melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Hasil yang didapatkan adalah kita akan dapat bekerja dengan profesional.



LEMBAR KERJA TUGAS KELOMPOK 4



Buatah kelompok diskusi yang terdiri dari 3-4 orang,



RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL AKTIVITAS PRAKTIK 4 INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK ASPEK



Belum Kompeten (0-6)



Cukup Kompeten (6-7)



Kompeten (8-9)



Sangat Kompeten (10)



Proses presentasihasil



Peserta didik tidakmampu mempresentasikan hasil observasi



Peserta didik mampu mempresentasikan hasil observasi namun dengan sikap yang kurang baik



Peserta didik mampu mempresentasikan hasil observasi dengan sikap yang baik namun tidak mampu berdiskusi



Peserta didik mampu mempresentasikan hasil observasi dengan sikap yangbaikdanmampu berdiskusi



Hasil pencarian informasi terkait 5R/5S



Peserta didik tidak mampu mencari informasi terkait 5R/5S



Peserta didik hanya mampu mencari informasi nama 5R/5S dan tidak menyebutkan kegiatannya



Peserta didik mampu mencari informasi