Modul Bahasa Jawa Kls 7 SMT Ganjil 2021 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BASA JAWA



7 Semester Ganjil



Atur Pangiring Kanthi ngaturaken puji syukur konjuk dhumateng Allah SWT., kula saged ngrampungaken modul pembelajaran basa Jawi menika. Wontenipun modul menika sageda migunani kangge salah setunggale sarana tumprap kalancaran pasinaon basa Jawi ing tataran siswa SMP/MTs. Isi kaliyan materi karakit kanthi nginakaken basa kang gampil dipunpahami amergi ngginakaken tetembungan sarta basa padinan Jawa Timuran. Mligi ing saben wacan sampun dilengkapi kamus alit. Bab menika langkung ngampilaken para siswa sinau mandhiri nalika nggarap gladhen, soal-soal utawi tugas-tugas ingkang ngedhahaken siswa nindhakaken pasinaon saking griya. Cundhuk kaliyan aturan pemerintah supados sekolah kedhah ngetrapaken pasinaon tatap muka winates. Modul basa Jawi menika karakit adhedhasar Kurikulum 2013 muatan lokal Jawa Timur kanthi pengetrapan indikator-indikator ingkang sampun cundhuk kaliyan Kompetensi dasar. Pamilihipun isi materi dipunimbangi kaliyan wontenipun wacan-wacan ingkang dislarasaken kearifan lokal ing sawetawis wilayah Jawa Timur supados saya ngindhakaken seserepan saha kawruh siswa mring kaunggulan wilayah. Kanthi pangajab lumantar modul menika, sageda mbiyantu para siswa SMP/MTs anggenipun nyinau basa Jawi sarta saged nggampilaken lan nglancaraken para siswa ugi guru anggenipun nindhakaken piwucalan basa Jawi. Sejatosipun pangripta sampun mbudi daya murih modul menika saged sampurna, nanging awit saking winatesipun pangertosan saha cupetipun seserepan pranyata modul menika taksih kathah kekirangan-kekiranganipun. Pramila sapa aruh saha panyaruwe saking sinten kemawon tansah dipunantu-antu amrih sampurnaning modul menika. Wasana mugi-mugi modul menika wonten gina paedahipun tumrap rancanging saha kemajenganipun piwucalan basa Jawi ing tataran SMP/MTs. Nuwun. Pangripta



2



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 1. 2.



3.



4.



Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.



Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa daerah sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk meningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa daerah, serta untuk melestarikan dan mengembangkan budaya daerah untuk didayagunakan sebagai upaya pembinaan dan pengembangan kebudayaan Nasional 1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa daerah sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis. 1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa daerah sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis 2.1 Memiliki perilaku demokratis, kreatif, dan santun dalam berdebat tentang kasus atau sudut pandang. 2.2 Memiliki perilaku percaya diri dan tanggungjawab atas karya budaya masyarakat daerah yang pebuh makna 2.3 Memiliki perlaku kreatif, tanggung jawab, dan santun dalam mendebatkan sudut pandang tertentu tentang suatu masalah yang terjadi pada masyarakat dengan menggunakan berbagai ragam bahasa 3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, dan eksposisi dalam bentuk informasi atau berita secara lisan dan tulis. 3.2 Memahami struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks lisan dan tulis untuk menceritakan pengalaman pribadi, profil tokoh , kegiatan, atau peristiwa. 3.3 Memahami struktur teks, unsur kebahasaan, dan pesan moral dari teks lisan dan tulis yang berupa fiksi (wayang/ cerkak/folklor/ topѐng ḍhâlâng). 3.4 Memahami struktur teks, unsur kebahasaan, dan pesan moral lagu tembang macapat dan kreasi secara lisan dan tulis 4.1 Menelaah dan menyunting teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, dan eksposisi dalam bentuk informasi atau berita secara lisan dan tulis. 4.2 Menceritakan pengalaman pribadi, profil tokoh, kegiatan, atau peristiwa dengan menggunakan tata krama. 4.3 Mengapresiasi teks fiksi (wayang/cerkak/ folklor/topèng ḍhâlâng) sesuai konteks secara lisan dan tulis. 4.4 Melagukan dan mengungkapkan pesan tembang macapat dan lagu kreasi



Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



3



Petunjuk Penggunaan Modul A. Petunjuk Siswa: Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal ikuti petunjuk penggunaan modul berikut: 1. Bacalah petunjuk yang ada untuk memudahkan memahami isi materi. 2. Pahami secara seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. 3. Gunakan dengan baik kamus kecil berisi bantuan arti kata/kalimat yang menyertai pada bacaan untuk memudahkan memahami isi bacaan. 4. Ikuti dan lakukan petunjuk-petunjuk pada soal. 5. Kerjakan tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa tingkat pemahaman terhadap materi. 6. Jika belum memahami materi yang disampaikan, bertanyalah kepada guru.



B. Petunjuk Guru: Dalam setiap kegiatan belajar, guru berperan untuk: 1. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar. 2. Membimbing siswa untuk memahami materi dalam proses pengerjaan latihan. 3. Memberikan motivasi dan bimbingan untuk kemajuan belajarnya. 4. Memeriksa dengan seksama tugas-tugas dan latihan yang dikerjakn siswa.



4



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Pemetaan Materi Modul Bahasa Jawa Kelas VII Semester Ganjil Wulangan 1



Tema Pariwisata



Pengetahuan    



2



Profil Tokoh



   



3



Pewayangan



   



4



Lagu Kreasi



   



Semester Ganjil



Ketrampilan



Teks tanggapan deskriptif  Struktur teks tanggapan deskriptif secara lisan dan  tulis Ciri bahasa teks  tanggapan deskriptif secara lisan dan tulis Isi teks tanggapan deskriptif



Menulis teks tanggapan deskriptif Menyunting teks tanggapan deskriptif Membaca teks tanggapan deskriptif







Menulis teks profil tokoh pahlawan sesuai kaidah Membaca teks profil tokoh yang telah ditulis







 



Undha-usuk basa: Ngoko, krama alus Basa rinengga: tembung saroja, tembung entar, tembung kawi



 



Purwakanthi Kata ulang (Tembung rangkep)



Teks profil tokoh Struktur teks profil tokoh Unsur bahasa teks profil tokoh Isi teks profil tokoh







Teks wayang Struktur teks wayang Unsur kebahasaan teks wayang Pesan moral dalam teks wayang



 



Menanggapi isi teks wayang Relevansi pesan moral wayang dengan kehidupan sehari-hari



Teks lagu kreasi Struktur teks lagu kreasi Unsur kebahasaan teks lagu kreasi Pesan moral dalam teks lagu kreasi



 



Notasi lagu kreasi Melagukan lagu kreasi sesuai notasi







Kebahasaan



Basa Jawa Kelas VII







 



Titi swara (Swara jejeg miring) Jinise tembung



Undha-usuk basa: ngoko, ngoko alus Ukara Tanduk, ukara tanggap Imbuhan (Ater-ater anuswara, tripurusa)



5



Daftar Isi Atur Pangiring ........................................................................................................................... Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar .................................................................................... Petunjuk Penggunaan Modul .................................................................................................... Pemetaan Materi Modul Kelas VII Semester Ganjil .................................................................. Daftar Isi ................................................................................................................................... Wulangan 1 (Tema : Pariwisata) ............................................................................................... A. Mangun konteks ........................................................................................................... B. Pasinaon Inti ................................................................................................................. Kegiyatan 1 : Nyemak Teks Dheskripsi ......................................................................... Kegiyatan 2 : Mangerteni struktur Teks Dheskripsi ...................................................... Tugas 1 ......................................................................................................................... Kegiyatan 3 : Mahami Unsur Basa Sajrone Teks Dheskripsi .......................................... Tugas 2 ......................................................................................................................... Uji Kompetensi Wulangan 1 ............................................................................................... Wulangan 2 (Tema : Tokoh Kawentar) ..................................................................................... A. Mangun konteks ........................................................................................................... B. Pasinaon Inti ................................................................................................................. Kegiyatan 1 : Mangerteni struktur Teks Profil Tokoh ................................................... Tugas 1 ......................................................................................................................... Kegiyatan 2 : Mahami Unsur Basa Teks Profil Tokoh .................................................... Kegiyatan 3 : Njupuk Dudutan Isi Teks Profil Tokoh ..................................................... Tugas ............................................................................................................................ Uji Kompetensi Wulangan 2 ............................................................................................... Wulangan 3 (Tema : Pewayangan) ........................................................................................... A. Mangun konteks ........................................................................................................... B. Pasinaon Inti ................................................................................................................. Kegiyatan 1 : Mangerteni Struktur Teks Crita Wayang ................................................. Kegiyatan 2 : Mahami Unsur Basa Teks Crita Wayang .................................................. Kegiyatan 3 : Fungsi lan Tujuwan Teks Crita Wayang ................................................... Tugas 1 ......................................................................................................................... Tugas 2 ......................................................................................................................... Uji Kompetensi Wulangan 3 ............................................................................................... Wulangan 4 (Tema : Tembang Kreasi) ...................................................................................... A. Mangun konteks ........................................................................................................... B. Pasinaon Inti ................................................................................................................. Kegiyatan 1 : Mangerteni struktur Teks Tembang Kreasi ............................................. Kegiyatan 2 : Nemokake Unsur Basa Tembang Kreasi .................................................. Materi Pengayaan : Titi swara ...................................................................................... Uji Kompetensi Wulangan 4 ............................................................................................... Penilaian Akhir Semester ......................................................................................................... Daftar Pustaka ..........................................................................................................................



6



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



2 3 4 5 6 7 7 8 8 9 9 12 14 15 17 17 19 21 21 22 24 24 25 28 28 30 32 33 36 36 42 43 47 47 48 49 50 55 56 59 63



WULANGAN 1 Tema: Pariwisata



Kompetensi Dasar



Indikator



3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, dan eksposisi dalam bentuk informasi atau berita secara lisan dan tulis.



4.1 Menelaah dan menyunting teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, dan eksposisi dalam bentuk informasi atau berita secara lisan dan tulis.



3.1.1 3.1.2 3.1.3 4.1.1 4.1.2 4.1.3



Menjelaskan struktur teks tanggapan deskriptif. Menentukan ciri bahasa teks tanggapan deskriptif. Menyimpulkan isi teks tanggapan deskriptif. Menelaah teks tanggapan deskriptif. Menyunting teks tanggapan deskriptif. Membaca hasil suntingan teks tanggapan deskriptif.



A. Mangun konteks Lelagon Praon reriptane Ki Narto Sabdo iki tembangna bebarengan! PRAON Yo kanca ing gisik gembira alerap-lerap banyune segara angleyak numpak paru layar ing dina minggu ke pariwisata alon praune wis nengah byak byuk byak banyu binelah ora jemu-jemu karo mesem ngguyu ngilangake rasa lungrah lesu adhik njawil mas jebul wis sore witing kelapa katon awe-awe prayogane becik bali wae dene sesuk esuk tumandhang nyambut gawe



Sawise nembangna bebarengan lelagon “Praon” ing ndhuwur, kepriye pangrasamu? Mesthi banjur kaya-kaya menyang pinggir segara sing ombake gumulung ngelam-elami. Kairing tumiyupe angin saka obahe wit klapa ndhadekake rasa lungrah lesu dadi ilang. Sadurunge miwiti sinau teks tanggapan dheskripsi luwih mligi, coba tamatna gambar papan wisata sing ana ing wilayah Jawa iki.



Gambar 1: Guwa Maharani Semester Ganjil



Gambar 2: Coban Canggu Basa Jawa Kelas VII



Gambar 3: Tlaga Sarangan 7



Sawise sliramu nyemak kanthi permati gambar ing ndhuwur, coba wangsulana pitakonan iki manut pamawasmu! 1. Apa sliramu nate menyang papan kasebut? 2. Papan endi sing nate koktekani? 3. Kira-kira kapan pungkasan sliramu ing papan kasebut? 4. Apa ciri khas sing ana ing papan wisata kasebut? 5. Tulisen gambaran papan sing nate koktekani!



Nambah kawruh Tanggapan dheskripsi iku gegambaran ngenani samubarang kanthi rinci lan jelas, saengga pamaos kaya-kaya bisa ngrasakake utawa ndeleng dhewe. Dene sing digambarake bisa papan panggonan, swasana, kewan, manungsa, papan wisata, lan liya-liyane. Tanggapan dheskripsi uga asring ditemoni ing kedadeyan saben dina. Nalika nyritakake kanca raketmu, sliramu mesthi ngrembug ciri-ciri khase. Bisa saka dedege, rambute, andeng-andeng, utawa pakulitane. Nalika ana sing takon omahe pawongan sing digoleki, mesthi terus nggambarake arahe, jarake, werna cet, pager, tanduran kang ana, utawa papan umum tartamtu sacedhake sing bisa didadekake titikan kanggo nggampangake nggoleki. Nalika tuku sepatu mesthi ngrembug ukuran, model, werna, utawa bahane.



B. Pasinaon Inti Teks tanggapan dheskripsi yaiku teks sing isine nggambarake obyek (panggonan, wong, barang, kahanan, swasana) kanthi gamblang lan rinci, tujuwane kanggo njlentrehake, nerangake sawenehe obyek marang sing maca saengga wong sing maca kaya-kaya melu ngrasakake, ngrungokake, ndeleng utawa ngalami apa sing wis diandharake dening penulise.



Kegiyatan 1: Nyemak Teks Dheskripsi Pantai Klayar



Pantai Klayar minangka salah sijine obyek wisata ing kabupaten Pacitan sing nduweni kaendahan nengsemake. Saliyane pantai Klayar uga ana wisata pantai liyane sing ora kalah nengsemake, yaiku pantai Buyutan. Pantai Klayar dumunung ing Kecamatan Donorejo, pase 8



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



ing Desa Kalak, Kabupaten Pacitan. Menawa saka punjere kutha adohe 40 kilo meter arah ngulon, mbutuhake wektu kurang luwih 1 jam. Pantai iki isih sajalur karo pantai Teleng Ria sing wis dikelola kadidene papan wisata luwih dhisik. Pantai Klayar minangka wisata banyu segara sing nduweni kaendahan alami. Pemandhangan sing disuguhake uga beda karo papan liyane. Ing pantai Klayar tinemu watu karang raseksa sing memper sphinx, air mancur alami dhuwure 10 meter. Pasir putih sing gumelar, sarta wewatuan sing unik kayadene suling segara. Para pengunjung sing pingin nglangi lan nglaras gumebyure ombak segara kudu ati-ati. Banyu ing pantai Klayar wernane bening lan katone anteng, nanging ombake cukup gedhe. Malah ana salah sijining mahasiswa sing klelep amerga keseret ombak. Senajan isih sepi pengunjung, pantai Klayar wis cukup dikenal kadidene salah siji papan wisata segara ing Jawa Timur. Pesisire sing endah, karengga pasir putih bener-bener nengsemake.



Bausastra -



: : : : : : :



endah nengsemake punjere sphinx nglaras karengga gumelar



apik nyenengna, Ind. menarik pusat patung raseksa saka zaman Mesir kuno ngrasakake Ind. dihias gelar, beber, Ind. hamparan



Wangsulana pitakonan-pitakonan iki! 1. Ing ngendi papan dununge pantai Klayar? 2. Sapira adohe pantai Klayar saka punjere kutha? 3. Kaendahan sing kepriye sing ditawakake pantai Klayar? 4. Watu karang raseksa ing pantai Klayar memper apa? 5. Apa sing mbedakake pantai Klayar karo papan wisata liyane?



Kegiyatan 2: Mangerteni struktur Teks Dheskripsi Idhentifikasi Struktur teks tanggapan dheskripsi



Klasifikasi Dheskripsi bagean



Teks tanggapan dheskripsi kabentuk saka struktur sing dumadi saka idhentifikasi, klasifikasi, lan dheskripsi bagean. 1. Idhentifikasi njelasake aran, ciri-ciri utawa tandha obyek sing ana ing teks. 2. Klasifikasi nerangake perangan sing mantha-mantha manut jinis utawa klompoke. 3. Dheskripsi bagean nerangake bagean-bagean sing luwih rinci sajrone teks.



Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



9



Teks dheskripsi “Pantai Klayar” ing ndhuwur yen dipilah manut strukture kaya ing ngisor iki: Idhentifikasi Pantai Klayar minangka salah sijine obyek wisata ing kabupaten Pacitan sing nduweni kaendahan nengsemake. Saliyane pantai Klayar uga ana wisata pantai liyane sing ora kalah nengsemake, yaiku pantai Buyutan. Pantai Klayar dumunung ing Kecamatan Donorejo, pase ing Desa Kalak, Kabupaten Pacitan. Menawa saka punjere kutha adohe 40 kilo meter arah ngulon, mbutuhake wektu kurang luwih 1 jam. Pantai iki isih sajalur karo pantai Teleng Ria sing wis dikelola kadidene papan wisata luwih dhisik. Klasifikasi Pantai Klayar minangka wisata banyu segara sing nduweni kaendahan alami. Pemandhangan sing disuguhake uga beda karo papan liyane. Ing pantai Klayar tinemu watu karang raseksa sing memper sphinx, air mancur alami dhuwure 10 meter. Pasir putih sing gumelar, sarta wewatuan sing unik kayadene suling segara. Dheskripsi bagean Para pengunjung sing pingin nglangi lan nglaras gumebyure ombak segara kudu ati-ati. Banyu ing pantai Klayar wernane bening lan katone anteng, nanging ombake cukup gedhe. Malah ana salah sijining mahasiswa sing klelep amerga keseret ombak. Senajan isih sepi pengunjung, pantai Klayar wis cukup dikenal kadidene salah siji papan wisata segara ing Jawa Timur. Pesisire sing endah, karengga pasir putih bener-bener nengsemake.



Tugas 1 Kawah Ijen



Gunung Ijen utawa luwih dikenal kanthi sebutan Kawah Ijen, yaiku salah sijine gunung sing isih aktif nganti saiki. Gunung Ijen manggon 2.443 m saka lumahe segara, kanthi tembok kaldera sing dhuwure 300-500m lan wis ping 4 nyemburake geni ing tahun 1796, 1817, 1913, lan 1936. Ijen minangka salah sijine komplek gunung berapi sing dumadi saka kawah gunung Ijen lan dataran tinggi. Kawasan iki manggon ing telung kabupaten Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi.



10



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Gunung Ijen nduweni kawasan pertambangan belerang, sing nduduhna gunung iki isih aktif lan isih bisa nyemburake kawah. Nalika ing kawasan kawah Ijen, pengunjung bisa ndeleng para penambang sing manggul tumpukan belerang ngliwati dalan sing rumpil lan akeh ngandhut gas beracun sing mbebayani. Kawah Ijen minangka punjere tlaga kawah paling gedhe sadonya sing bisa mroduksi 36 juta meter kubik belerang lan hidrogen klorida ambane kurang luwih 5.466 hektar. Kawah sing mbebayani iki nduweni kaendahan tanpa banding diimbangi banyu tlaga werna ijo toska sing nentremna. Tlaga Ijen nduweni derajat keasaman nol lan jerone 200 meter. Kanggone sing seneng tantangan, menyang Gunung Ijen bisa liwat sisih lor utawa kidul. Saka lor liwat Situbondo bablas Sempol (Bondowoso) ngliwati Wonosari terus Paltuding. Situbondo menyang Sempol (Bondowoso) jarake kurang luwih 93 km mbutuhake wektu kurang luwih rong jam setengah. Saka kidul, liwat Banyuwangi tumuju Licin sing jarake 15 km. Saka Licin menyang Paltuding 18 km bisa diterusake numpak jeep kurang luwih 6 km sadurunge Paltuding amerga dalane munggah lan menggak-menggok.



Bausastra - kaldera - rumpil



: fitur vulkanik sing kabentuk saka rutuhe lemah sawise mbedhose vulkanik : dalanan sing angel liwatane, akeh watu-watu lancip



Sawise maca teks ing ndhuwur, saiki coba temtokna perangan struktur teks! Struktur Teks Dheskripsi 1. Idhentifikasi Ukarane : .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 2. Klasifikasi Ukarane : .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



11



3. Dheskripsi bagean Ukarane : .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................



Kegiyatan 3: Mahami Unsur Basa Sajrone Teks Dheskripsi Coba wacanen maneh luwih tliti wacan “Pantai Klayar”. Anggone maca karo diswarakne rada banter lan pakecapan sing bener, supaya guru lan kanca liyane keprungu. Ing kono tinemu tembung-tembung sing pamacane kadhang seje karo tulisane. Mligi ing aksara swara (huruf vokal). Kaya tembung-tembung iki, sengaja diwenehi tandha aksarane sing beda supaya sliramu paham. Sateruse ing wacan ora ana tandhane ning perlu dikulinakne: Tembung Anggone maca minangka wisata papan endah gumelar kudu timur ati-ati wis



minƆngkƆ wisƆtƆ papan êndah gumƏlar kudu timUr ati-ati wIs



Titi Swara Titi swara tegese ngucapake tetembungan sing bener manut pakecapan ing basa jawa. Amerga basa jawa nduweni aksara sing khas lan beda karo basa liyane. Kanggo ngampangake anggonmu nyinaoni, diarani swara jejeg lan swara miring. Titi swara saliyane kanggo aksara swara (huruf vokal) uga kanggo sawetara aksara konsonan.



12



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Aksara Swara (huruf vokal) Aksara



Jinise swara swara jejeg



A swara miring swara jejeg I



swara miring



O



E



aksara [a ] diwaca [Ɔ] aksara [a] diwaca [a] aksara [i ] diwaca [i]



Tuladha Tembung



Carane Maca



apa, sapa, kana



ƆpƆ, sƆpƆ, kƆnƆ



aku, sapu, ora iki, sapi, sepi



aku, sapu,ora iki, sapi,sepi



aksara [i] diwaca [I] pancing, dhuwit, swara antarane [i] lan pamit [e] aksara [u] diwaca [u] sapu, ulam, kuku



pancIng, dhuwIt, pamIt



kangkung, irung, bathuk



kangkUng, irUng, bathUk



swara jejeg



aksara [u] diwaca [U] swara antarane [u] lan [o] aksara [o] diwaca [o]



swara miring



aksara [o] diwaca [Ö]



taling swara jejeg



aksara [e] diwaca [ê] [...........



toko, omah, soto, kroto kodhok, lombok, lontong, oncor, odol lele, sate, rame



toko, omah, soto, kroto kƆdhƆk, lƆmbƆk, lƆntƆng, ƆncƆr, ƆdƆl lêlê, satê, ramê



taling swara miring



aksara [e] diwaca [ê] [...........



akeh, oleh, kabeh



akêh, olêh, kabêh



pepet



aksara [e] diwaca [Ə] .......e....



asem, sepet, pelem



asƏm, sƏpƏt, pƏlƏm



swara jejeg U



Katrangan



swara miring



sapu, ulam, kuku



Aksara konsonan Sebageyan aksara konsonan ing basa jawa kang kudu dibedakake yaiku aksara: Aksara



Aksara jawa



Tuladha



[d]



f



dene, dara, dadi, dalan, dawa



[dh]



d



dhewe, dhalang, padha, dhorang, bedhil



[ta]



t



tilas, tuku, topi, tutup, saput



[tha]



q



klothok, kutha, glathik,



Gladhen Wacanen maneh luwih tliti, teks “Kawah Ijen” banjur golekana tembung tembung sing nggunakake swara jejeg lan swara miring! Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



13



Jinise tembung Jinise tembung ing basa jawa dibedakake dadi sepuluh, yaiku: 1. Tembung aran (kata benda); manungsa, meja, kursi, kewan, lly. a) Tembung aran sing kasat mata Tuladha: segara, pengunjung, dalan, segara, pasir, lan sapanunggalane. b) Tembung aran sing ora kasat mata Tuladha: swasana, pariwisata, kabudayaan, kapinteran lan sapanunggalane 2. Tembung kriya (kata kerja); nggawa, njiwit, nulis, lly. 3. Tembung kaanan utawa sipat (kata sifat); sugih, tuwa, medhit, lly. 4. Tembung katerangan (kata keterangan); banter, mentas, sesuk, paling, banget, lly. 5. Tembung wilangan; siji, kasiji, seprapat, sethithik, salirang, lly. 6. Tembung sesulih (kata ganti); a. Sesulih purusa; aku, kula, kowe, panjenengan, lly. b. Sesulih pandarbe; -ku, -mu, lan –e. c. Sesulih panuduh; iki, niki, kuwi, ngono, ngene, lly. d. Sesulih pitakon; apa, kapan, sapa, kepriye, endi, lly. e. Sesulih panyilah; sing, kang, ingkang. f. Sesulih sadhengah; sawijine, apa wae, 7. Tembung ancer-ancer (kata depan); ing, dhateng, menyang, marang, dening, lan saka. 8. Tembung panggandheng (kata sambung); jalaran, sebab, supaya, nalika, nanging, kamangka, dene, mula saka kuwi, lan mulane. 9. Tembung panyilah (kata sandang); si, sang, sri, ingkang, kang, sing, lan para. 10. Tembung panguwuh utawa panyeru (kata seru); adhuh, hah, wah, lho, hore, sokur, hus, hla, o, lan tobat-tobat



Gladhen Wacanen maneh luwih tliti, teks “Kawah Ijen” banjur pilahen tembung-tembung saka teks manut jinise!



Tugas 2 Sawise sliramu paham struktur teks dheskripsi, cobanen nulis teks dheskripsi kanthi mandhiri. Temane papan pariwisata sing ana ing dhaerahmu wae sing wis kokweruhi. Supaya gampang, tutna pandhuan ing ingisor iki, yen isih kangelan, bisa nyuwun pirsa marang guru. a. Nulis perangan idhentifikasi 1) Temtokna obyek wisata ing dhaerahmu sing arep ditulis. 2) Papan manggone wisata kasebut, dunung lan ancer-ancere. 3) Tulisen uga tandha utawa ciri-ciri papan kasebut. b. Nulis perangan klasifikasi 1) Pilahen bagean-bagean saka obyek wisata kasebut. 2) Jelasna bagean umum kanthi ringkes. c. Nulis perangan dheskripsi bagean 1) Jelasna saben bagean obyek kanthi rinci lan gamblang. 2) Wenehana tambahan informasi liya sing bisa nyengkuyung isi teks. 14



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Uji Kompetensi Wulangan 1 A. Pilihen siji jawaban sing bener! ………………………………………………. Candhi Borobudhur dumadi saka 9 tataran yaiku enem teras wujud pesagi lan telu wujud bunder, kanthi pucukan wujud cungkup ing pusere. Candhi iki direnggani panel relief cacah 2.672 lan reca Budha cacah 504. Cungkup pusere kinubengan reca Budha lungguh cacah 72 sing padha dipapanake ing njero stupa-stupa sing bolong-bolong. …………………………………………… 1. Obyek sing dirembug teks ing ndhuwur yaiku…. a. candi Prambanan b. candi Ringin Lawang c. candi Borobudur d. candi Bajang ratu 2. Pethikan wacan dheskripsi kasebut nerangake struktur teks…. a. Identifikasi c. simpulan b. deskripsi bagean d. klasifikasi 3. Ukara utama saka pethikan teks ing dhuwur yaiku…. a. Candhi Barabudhur dumadi saka 9 tataran. b. Candhi iki direnggani panel relief cacah 2.672 lan reca Budha cacah 504. c. Cungkup pusere kinubengan reca Budha lungguh cacah 72. d. Ing njero stupa-stupa sing bolongbolong. 4. Ing ngisor iki sing ora kalebu ciri-ciri teks tanggapan dheskriptif, yaiku…. a. nggambarake utawa nglukisake sawijining kahanan. b. nyritakake bab kang bener-bener kedadeyan lan dialami. c. nggambarake obyek kanthi cetha lan njlentrehake rinci. d. gawe pamaos melu ngrasakake lan ngalami dhewe.



Semester Ganjil



5. Struktur teks tanggapan dheskripsi sing



6.



7.



8.



9.



10.



11.



12.



nerangake aran lan ciri-ciri utawa tandha, yaiku.... a. idhentifikasi c. bagean b. klasifikasi d. dheskripsi bagean Perangan teks sing mantha-mantha manut jinis utawa klompoke diarani…. a. idhentifikasi c. bagean b. klasifikasi d. dheskripsi bagean Tembung-tembung ing ngisor iki nggunakake swara [a] jejeg …. a. bait, aran, rame b. lumrah, ana, lampu c. sapa, aja, kandha d. padhang, dadi, siji Swara [e] sajrone tembung mrene padha karo swara [e] ing tembung…. a. lega, amerga, kena b. sepet, banget, banger c. remuk, rempu, rega d. dhewe, kowe, kere Tembung kang nggunakake swara [I] miring, yaiku…. a. sepi, wangi, asri b. iki, legi, apik c. iwak, sapi, wani d. pancing, miring, garing Panulise swara [d] lan [dh] ing ngisor iki bener.... a. dhewe, dadi c. sandal, dhadhi b. tulada, dhurung d. dhulinan, dholan Panulise ukara iki sing bener yaiku... a. Sopo wingi sing nyileh bukuku? b. Kembang mlathi warnane putih. c. Omahe Rudi pengger rel sepur d. Aku muleh sekolah jam setengah loro. Pandemi iki ndadekake papan wisata padha kukut. Aksara swara [e] ing tembung “ndadekake” diwaca…. a. pepet c. tarung b. taling tarung d. taling



Basa Jawa Kelas VII



15



13. Sunare srengenge mantulake cahya warna abang. Aksara [e] ing tembung sunare,



14.



15.



16.



17.



B. 1.



2. 3.



4.



5.



Tembung kang digaris ngisor kalebu jinise tembung.... a. panyilah, kriya, panggandheng b. kahanan, panguwuh, wilangan c. wilangan, panyilah, kriya d. panguwuh, kaanan, kriya 18. Ukara iki nggunakake tembung sesulih pitakon…. a. Kula badhe dalemipun panjenengan. b. Kepriye carane nggawe layangan? c. Bukune Rizki isih takgawa. d. Sing klambi abang iku jenenge Awang. 19. Aku nyilih sepedhamu ya, sepedhaku bane bocor. Tembung sesulih ing sepedamu lan sepedhaku, kalebu sesulih… a. sesulih purusa c. sesulih panuduh b. sesulih pandarbe d. sesulih pitakon 20. Enom tuwa, gedhe cilik, padha melu lomba gerak jalan. Sing ora kalebu tembung kahanan yaiku… a. enom c. lomba b. tuwa d. gedhe



anggone maca padha karo [e] ing tembung…. a. sate c. mengko b. merem d. bengi Tembung ing ngisor iki sing diwaca “jejeg” yaiku…. a. sepet c. bakul b. klapa d. goroh Sing klebu tuladhane tembung panggandheng yaiku .... a. apa, pira, kaya b. apik, resik, padhang c. karo, nalika, lan d. loro, akeh, sepuluh Ing ngisor iki tembung andhahan, yaiku…. a. direnggani, taktuku, nyunggi b. sapu, endah, katon c. lungguh, dinane, nyanyi d. nulis, gambar, ngecat Saben parak jam telu para mudha padha nindhakake patrol sahur ing sasi Ramadhan… Wangsulana pitakonan ing ngisor iki kanthi patitis! …. Wite cendhek wernane abang tuwa, godhonge lancip cawang telu, ana sing pinggire ringgikringgik ana sing alus. Kembange wernane abang, kaya woh, tengahe ana isine. Sejatine iki kelopak bunga. Iya kelopak bunga iki sing nduweni kasiyat njaga kasarasan lan metabolisme awak. ..... Teks ing ndhuwur kalebu struktur teks dheskripsi perangan...... Wenehana tuladha 3 tembung kang nggunakake swara: a. [a] jejeg b. [i] jejeg c. [u] miring Teks ing ngisor iki suntingen, banjur benerna! Soko pesiser nyawang mangidhul katon pulo-pulo seng apik banget. Ing mangsa ketiga pulo-pulo mau yen kena sunare srengenge mantulake cahya warna semu abang, jan nengsemake banget. Apa maneh sesawangan mau dhideleng naliko ngancik sore, wayah srengenge meh angslop. Ukara iki udalen manut jinise tembung! a. Waah… sepatumu apik banget! b. Minggu ngarep Pak dhe rawuh saka Medan. Wenehana tuladha saukara kang nggunakake tembung: a. Kriya b. Wilangan 16



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



WULANGAN 2 Tema: Tokoh Kawentar



Kompetensi Dasar



Indikator



3.2 Memahami struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks lisan dan tulis untuk menceritakan pengalaman pribadi, profil tokoh , kegiatan, atau peristiwa. 4.2 Menceritakan pengalaman pribadi, profil tokoh, kegiatan, atau peristiwa dengan menggunakan tata krama.



3.2.1 Menjelaskan struktur teks profil tokoh. 3.2.2 Mengidentifikasikan unsur kebahasaan teks profil tokoh. 3.2 3 Menyimpulkan isi teks profil tokoh 4.2.1 Menuliskan teks profil tokoh dengan menggunakan bahasa yang sesuai kaidah. 4.2.2 Membaca teks profil tokoh yang telah ditulis 4.2.3 Menceritakan profil tokoh dengan menggunakan tata krama



A. Mangun konteks



Gambar 1: Ki Hajar Dewantara



Gambar 2: Ki Manteb S



Gambar 3: Susi Susanti sumber:google.com



Gambar-gambar ing ndhuwur minangka pawongan sing gedhe banget lelabuhane marang bangsa Indonesia. Pangorbanan lan perjuwangane ing babagan kang beda-beda agawe majune negara saengga sebutan minangka pahlawan trep kanggo piyambake. Sebutan pahlawan bisa disandhang sapa wae ora mung mligi ngangkat bedhil lan tumbak, ning uga kanggone pawongan kang nduweni lelabuhan manut bidhange dhewe-dhewe. Saliyane paraga-paraga ing ndhuwur, isih akeh paraga liyane sing nduweni kapribadhen luhur gelem kiprah kanthi tulus manut bidang sing ditekuni. Sliramu uga bisa ngasah kemampuanmu kanthi tekun supaya bisa andhil kanggo kemajuan nusa lan bangsa ing bidang sing koksenengi. Supaya luwih ngerti kepriye tokoh sing ana ing gambar ndhuwur, coba wangsulana pitakonan-pitakonan ing ngisor iki! Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



17



1. 2. 3. 4. 5.



Sebutna asmane paraga-paraga ing gambar! Sapa tokoh kang gedhe lelabuhane ing bidhang pendidikan? Saka paraga-paraga ing ndhuwur, paraga sapa sing kokweruhi tanggal miyose? Saka paraga-paraga ing ndhuwur, paraga sapa sing kokweruhi sejarah panguripane? Paraga sapa sing banget kokgandrungi (diidolakan)?



Nambah kawruh Teks profil tokoh iku ngemot biografi saka tokoh kang ditulis. Teks iki kalebu jinise teks naratif, umume sing ditulis yaiku kapribadhene, sejarah panguripane, uga bab-bab kang patut dituladhani saka tokoh-tokoh kasebut.



Vidya Rafika Toyyiba



Sapa atlet sing ora bombong nalika jenenge disebut lolos Olimpiade 2020. Pangrasa lan prestasi kasebut sing disandhang penembak mudha Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba (18 tahun), kadidene penembak mudha Indonesia sing lolos Olimpiade 2020 saka jalur kualifikasi. Fika nduweni tekad bisa ngarumake Indonesia ing bidhang olahraga sing paling bergengsi sadonya. Kabar wiwitan lolos Olimpiade 2020 keprungu nalika dheweke bubar melu Asian Shooting Championship (ASC), Qatar, November 2019. Kasile Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba ngukir prestasi ing umur isih mudha dudu mung amerga kauntungan wae, ning uga amerga saka anggone sregep latihan wiwit umur 9 tahun. Ibune Fika, sing asmane I Gusti Ayu Putu Indra Dewi minangka atlet tembak nasional asring ngajak dheweke menyang papan latihan lan nalika tandhing. Fika wiwitan nyoba senjata nalika dheweke kelas 3 Sekolah Dasar. Banjur oleh kesempatan nduduhake kabisane ing Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 ing Pekanbaru nalika kelas 6 Sekolah Dasar. Nanging sing paling ngumbulake jenenge nalika kasil ngrebut rong medali emas ing Filipina. Saengga pungkasane melu Asian Shooting Championship (ASC), Qatar, Fika kasil ngantongi tiket Olimpiade Tokyo 2020. Remaja putri klairan 27 Mei 2001 iki wis nduduhke mental sing kuat kadidene atlet, rasa percaya dhiri sing diduweni patut diacungi jempol. Dheweke nduweni cara dhewe kanggo nglawan rasa wedi ing saben ajang lomba. Saiki dheweke fokus kanggo ngadhepi pesta olahraga sadonya kasebut. Paling ora Fika melu uji coba ing telung kejuaraan, yaiku ISSF World Cup Rifle/Pistol/Shotgun ing New Delhi, India tanggal 15-26 Maret 2020. ISSF Word Cup Rifle/Pistol ing Munich, Jerman tanggal 2-9 Juni, lan ISSF World Cup Rifle/Pistol/Shotgun ing Baku, Azerbaijan. Saliyane iku, uga ana test event Olimpiade Rifle/Pistol/Shotgun di Tokyo, Jepang, 16-26 April. (sin)



18



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



B. Pasinaon Inti Nyemak Teks Profil Tokoh K.H Abdurrahman Wachid



Kyai Haji Abdurrahman Wahid utawa luwih akrab ditimbali Gus Dur miyos ing Jombang, Jawa Timur tanggal 7 September 1940 kanthi asma asli Abdurrahman Adakhil, sing tegese sang penakluk. Amerga tembung “Adakhil” ora cukup dikenal, banjur diganti “Wahid” sabunjure luwih dikenal Gus Dur. Ditimbali Gus iku kanggo ngajeni marang putra kiai ing pesantren sing tegese “abang utawa mas”. Gus Dur putra pambarep, enem sasedulur saka kulawarga kinurmat. Eyang kakung saka ramane, K.H. Hasyim Asyari, minangka pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Sauntara iku eyang kakung saka pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, guru pesantren wiwitan ing kelas putri. Ramane K.H. Wahid Hasyim minangka sosok sing aktif ing Gerakan Nasionalis lan dadi Menteri Agama taun 1949, sauntara ibune Ny. Hj. Sholehah minangka putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. Taun 1944 Abdurrahman Wahid pindhah saka kutha asale Jombang, tumuju Jakarta ndherekake ramane sing kapilih minangka ketua wiwitan Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia disingkat “Masyumi”. Sawise deklarasi kamardikan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur kondhur ing Jombang nganti sasuwene perang ngukuhi kedaulatan Indonesia saka bangsa Walanda. Panjenengane bali ngetutake ramane ing pungkasan paprangan taun 1949 amerga ramane kalantik minangka Menteri Agama. Gus Dur sekolah ing SD Kris sadurunge pindhah ing SD Matraman Perwari. Taun 1952 ramane ora njabat Menteri Agama, nanging piyambake isih tetep ing Jakarta. Taun 1953 wulan April ramane seda amerga kacilakan. Taun 1954 nutugake pendhidhikan ing sekolah menengah sing wektu iku ora munggah kelas. Banjur ibune ngirim piyambake menyang Yogyakarta. Sawise lulus SMP taun1957, Gus Dur miwiti pendhidhikan muslim ing sawijining Pesantren ing Tegalrejo Magelang. Taun 1959 panjenengane pindhah menyang Pesantren Tambakberas Jombang. Sawetara tetep nutugake pendhidhikan, piyambake uga nyambi dadi guru sateruse dadi kepala sekolah madrasah lan jurnalis Majalah Horizon sarta Majalah Budaya Jaya. Taun 1963, panjenengane nampa beasiswa saka Kementrian Agama kanggo nutugake pendhidhikan ing Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Taun 1970 ngrampungake pendhidhikan saka Universitas Baghdad, nanging kuciwane ora oleh pengakuan saka universitas kasebut. Sabanjure panjenengane tindhak Jerman lan Perancis sadurunge kondhur ing Indonesia taun Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



19



1971. Sabanjure aktif ing donyane penulis lan ngembangake pesantren. Karire minangka jurnalis ing Majalah Tempo lan Koran Kompas sukses nanging dirasa ora bisa nyukupi kabutuhan. Kanggo tambahan, piyambake dodolan kacang lan es. Taun 1974 Gus Dur njabat Sekretaris Umum Pesantren Tebu Ireng nganti taun 1980. Taun 1980 kakukuhake minangka Katib Awwal PBNU nganti taun 1984 lan munggah pangkat dadi Ketua Dewan Tanfidz PBNU. Taun 1987 Gus Dur njabat Ketua Majelis Ulama Indonesia. Ing taun 1989 panjenengane njabat anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI. Lan njabat Presiden Republik Indonesia taun 1999 tumekane taun 2001. Nalika dadi Presiden RI, Gus Dur kagungan pendekatan-pendekatan kang beda kanggo mrantasi masalah negara. Panjenengane kagungan simpatik linuwih marang Gerakan Aceh Merdeka (GAM), ngayomi etnis Tionghoa, nyuwun pangapura marang kulawarga PKI sing tilar donya, lan liya-liyane. Gus Dur uga dikenal asring nglontarake pranyatan-pranyatan kontroversial. Kurang luwih 20 wulan njabat Presiden RI pase tanggal 23 Juli 2001, MPR RI kanthi resmi nglengserake Gus Dur diganteni Megawati Sukarnoputri. Taun 2004, Gus Dur ngupaya nyalonake maneh, nanging ora lolos kesehatan dening Komisi Pemilihan Umum. Wiwit dadi presiden Gus Dur nandhang gerah gangguan paningal, saengga surat lan buku asring diwacakake, mangkono uga nalika nyerat kudu dibantu. Panjenengane nandhang gerah stroke, diabetes lan gangguan ginjel nganti njalari sedane ing Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dina Rebo 30 Desember 2009 jam 18.45 WIB.



Bausastra -



miyos asma ngukuhi kakukuhake panjenengane/ piyambake kagungan kontroversial mrantasi nglengserake



: : : :



lair jeneng mbelani, Ind.mempertahankan dilantik



: : : : :



dheweke duwe perdebatan mareni, Ind. menyelesaikan nglereni



Gladhen Wangsulana pitakonan-pitakonan iki manut isine wacan! 1. Kapan K.H Abdurrahman Wachid miyos? 2. Ing kutha ngendi K.H Abdurrahman Wachid miyos? 3. Sapa asma asline K.H Abdurrahman Wachid? 4. Kena apa K.H Abdurrahman Wachid luwih dikenal Gus Dur? 5. Kapan Gus Dur oleh beasiswa sekolah ing Mesir? 6. Pendekatan-pendekatan apa sing ditindhakake Gus Dur nalika dadi presiden? 7. Kepriye kapribadhene Gus Dur? 8. Sawise maca teks “K.H Abdurrahman Wachid”, patuladhan apa sing bisa kokjupuk?



20



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Kegiyatan 1: Mangerteni struktur Teks Profil Tokoh Orientasi Struktur Teks Profil Tokoh



Prastawa Reorientasi



1. Orientasi yaiku bagean teks sing isine ngenalake tokoh, umume ngandharake jeneng, papan kelairan, lan kulawargane. 2. Prastawa yaiku bagean sing ngandharake kahanan, prastawa, masalah sing tau dialami nanging sing menjila lan duwe kesan mirunggan kang bisa didadekake tepa-tuladha. 3. Reorientasi yaiku bagean panutup lan ngandharake pandhangan lan pamawase panulis marang tokoh sing dicritakake.



Tugas 1 Wacanen luwih tliti maneh, teks “K.H Abdurrahman Wachid” banjur pilah-pilahen manut strukture! Struktur Teks Profil Tokoh 1. Orientasi Ukarane : .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... 2. Prastawa Ukarane : .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... 3. Reorientasi Ukarane : .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................



Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



21



Kegiyatan 2: Mahami Unsur Basa Teks Profil Tokoh Unggah ungguh basa yaiku tataran basa sing ndhuweni paugeran, gumantung sapa sing diajak guneman lan swasana utawa kahanan nalika guneman. Basa sing digunakake nalika nulis teks profil tokoh apike nggunakake basa ngoko alus, iki kanggo ngajeni marang tokoh kasebut. Coba gatekna katrangan ing ngisor iki. Tataran tembung (Tingkatan Kata)



1.



2.



Ngoko Alus



Undha Usuk Basa (Tingkat Tutur Jawa)



1.



Ngoko lugu



2. Ngoko alus



kanggo ngajeni marang wong liya utawa sapantaran



3. Krama lugu



karo wong sing wis kenal nanging ngajeni



4. Krama Alus



karo wong sing luwih tuwa



Krama



3. Krama Inggil



karo kanca sapantaran utawa kanca raket



Ngetrapna Basa Ngoko Alus Ing wulangan iki nyinaoni panganggone basa ngoko alus, sabanjure basa krama lugu lan basa krama alus bakal dirembug ing pawulangan 4 bab crita wayang. Basa ngoko alus yaiku basa ngoko sing kacampuran tembung-tembung krama inggil tumprap sing dijak guneman utawa sing digunem. Sing dikramakake: a. Wonge, umume arupa tembung aran lan tembung sesulih. b. Panindake, umume arupa tembung kriya. c. Kaduwekane, umume arupa tembung aran. Nalika sliramu maca teks “K.H Abdurrahman Wachid”, mesthi nemokake tembungtembung; miyos, kagungan, piyambake, panjenengane, lan liya-liyane. Tembung-tembung iku kalebu basa krama inggil, nanging ater-ater (awalan) lan panambang (akhiran) ora dikramakne inggil. Coba gatekna ukara iki! Kyai Haji Abdurrahman Wahid utawa luwih akrab ditimbali Gus Dur miyos ing Jombang. Tembung ditimbali lan miyos kalebu basa krama inggil. Dene tembung liyane pancet ngoko. Amerga sing diceluk lan sing lair wong liya, yaiku Kyai Haji Abdurrahman Wahid. Dadi tembung celuk lan lair nggunakake basa krama alus.



Gladhen Ukara-ukara ngoko iki owahana dadi basa ngoko alus! 1. Ki Hajar Dewantara lair ing Yogyakarta. 2. R.A Kartini duwe cita-cita sing mulya. 3. Pak Budi ora ngajar amerga lara. 4. Aku mrene dikongkon mbak Rina, mbak Rina njaluk kiriman dhuwit. 5. Pak Dhe mulih wingi, nggawa jeruk limang kilo. 22



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Ater-ater Anuswara lan Tripurusa a) Ater-ater Anuswara Anuswara utawa swara irung (nasal) kanggo nggawe tembung tanduk (aktif). Aterater anuswara cacahe ana 4 (papat), yaiku: Ater-ater Katrangan Tuladha anuswara an-/nMenawa wiwitan tembung tari, thuthuk, damu, dhodhok t, th, d, dh = nari, nuthuk, ndamu, ndhodhok am-/mMenawa wiwitan tembung bengok, pancal, waca b, p, w = mbengok, mancal, maca any-/nyMenawa wiwitan tembung saring, cukur, jala c, s, j = nyaring, nyukur, njala ang-/ngMenawa wiwitan tembung adhuk, kokop, goreng, rokok, kluyur a, k, g, r, l = ngadhuk, ngkokop, nggoreng, ngrokok, ngluyur b) Ater-ater Tripurusa Diarani ater-ater tripurusa amerga ana sambungane karo tembung sesulih (kata ganti orang). Tembung sesulih Ater-ater Tripurusa Tuladha wong kapisan dak-/taktuku, waca, silih (aku, kula) = taktuku, takwaca, taksilih wong kapindho kok-/kotuku, waca, silih (kowe, panjenengan) = koktuku, kokwaca, koksilih wong katelu di-/dipuntuku, waca, silih (dheweke, = dituku, diwaca, disilih piyambakipun) pundhut, waos, ampil = dipun pundhut, dipun waos, dipun ampil



Ukara Tandhuk lan Ukara Tanggap a) Ukara tanduk Ukara tanduk (kalimat aktif) yaiku ukara kang wasesane awujud tembung kriya tanduk. Tembung kriya sing dadi wasesa ing ukara tanduk umume nggunakake imbuhan anuswara (ny-, m-, ng-, n-) lan panambang -i utawa -ke. Jejer ing ukara tanduk biasane nindhakake pakaryan utawa dadi paraga, dene lesan ing ukara tanduk biasane dadi “sasaran”. Tuladha: Maryani nyaponi latar J W L Adhiku ngumbulake layangan ing latar J W L K b) Ukara tanggap Ukara tanggap (kalimat pasif) yaiku ukara kang wasesane awujud tembung kriya tanggap. Jejer ing ukara tanggap padatan dadi sasaran utawa dikenani pakaryan. Wasesa ing ukara



Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



23



tanggap nggunakake tembung kriya sing kawuwuhan (imbuhan) ater-ater di-, ka-, utawa seselan -in- . Wasesa kriya tanggap nduweni ciri-ciri:  dak-/tak- (-i, (a)ke, -ne, -ane)  kok-/ko- (-i, -(a)ke)  di- (i, -a)ke)  ke- (-an)  ka- (-an, -ake) Tuladha: Bukune dijupuk Surya J W K Sega gorenge takpangan J W



Gladhen Gawea 3 (telu) ukara tandhuk lan 3 (telu) ukara tanggap!



Kegiyatan 3: Njupuk Dudutan Isi Teks Profil Tokoh Ing kegiyatan iki sliramu diajab (diharapkan) bisa njupuk dudutan (menyimpulake isi) saka teks profil tokoh. Sadurunge sliramu njupuk dudutan teks profil tokoh kasebut, gatekna tata cara nyimpulake isine teks ing gisor iki! Bab-bab kang kudu digatekake nalika njupuk dudutan teks profil tokoh yaiku: a. Mangerteni urut-urutan struktur teks profil tokoh 1. Pambuka: asal-usul profil tokoh 2. Surasa/isi a) Riwayat pendidikan profil tokoh b) Riwayat pakaryan c) Kiprah lan lelabuhane 3. Panutup a) Wekasan riwayate b) Anugrah saka perjuwangane b. Mangerteni ukara kang dadi topik lan punjering informasi ing sajroning paragraph. c. Nulis dudutan ukara kang dadi punjere informasi ing sawijine perangan dadi bakune gagasan. d. Nggathukake bakune gagasan ing antarane paragraph siji karo perangane paragraph candhake dadi urutan dudutan sing runtut.



Gladhen Sawise mangerteni carane njupuk dudutan saka teks profil tokoh, tulisen ing buku tugasmu dudutan isi teks ““K.H Abdurrahman Wachid”” ing nduwur!



Tugas Tulisen teks profil tokoh sing koksenengi nganggo basa jawa kang becik! Pilihen salah sijine tokoh mirunggan (terkenal) sing wis kokgoleki sumbere saka buku, ariwarti, kalawarti, internet lan sumber liyane. 24



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Uji Kompetensi Wulangan 2 A. Pilihen siji jawaban sing bener!



Susi Pudjiastuti



Susi Pudjiastuti miyos ing Pangandaran, 15 Januari 1965. Panjenengane minangka putra putrine Haji Ahmad Karlan dan Hajjah Suwuh Lasminah. Rama Ibune dikenal kadidene pengusaha ternak ing Jawa Tengah. Sawise sekolah nganti tingkat SMP, Susi nutugake pendhidhikane ing SMA Negeri 1 Yogyakarta. Piyambake mutusake metu saka sekolah nalika kelas loro SMA. Pihak sekolah ngetokake piyambake amerga aktif ing gerakan golput wektu iku. Taun 1980-an utawa era Ore Baru, gerakan golput pancen dilarang. Sawise ora sekolah maneh, Susi miwiti profesi kadidene pengepul iwak PT ASI Pudjiastuti Marine Product ing taun 1983. Taun 1996 panjenengane ngedegake Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan arupa lobster kanthi merek 'Susi Brand'. Taun 2004 panjenengane ngedhegake Susi Air sing wiwitane kanggo ngeterake muatan iwak PT ASI Pudjiastuti. Sateruse Susi Air operasi ing limang pangkalan, yaiku Medan (Sumatera Utara), Kendari (Jakarta), Jawa Tengah (Cilacap), Jawa Barat (Pangandaran dan Bandung), Balikpapan (Kalimantan Timur) lan Jayapura (Papua). Susi krama ping pindho. Garwa sing pungkasan yaiku Christian von Strombeck, sawijining ekspatriat sing nate ngasta ing IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara). Saiki Susi minangka ibu tunggal kanthi putra telu lan wayah siji. Susi Pudjiastuti diangkat dadi Menteri Kelautan lan Perikanan sajrone Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla ing tanggal 26 Oktober 2014. Nalika piyambake njabat Menteri Kelautan lan Perikanan sajrone Kabinet, kagungan kebijakan sing teges tumprap pemburuan iwak ilegal. Asmane raket kanthi istilah “tenggelamkan” sing acuane marang ukuman ngeremake (penenggelaman) kapal-kapal asing illegal ing perairan Indonesia. Kapribadhene sing teges, kendhel lan wani bisa dadi tuladha sing becik. 1.



Pihak sekolah SMA Negeri 1 Yogyakarta ngetokna Susi Pudjiastuti, amerga…. a. ora manut aturan sekolah b. seneng tukaran karo kancane c. aktif ing gerakan golput d. aktif melu lomba-lomba Semester Ganjil



2.



Sawise mutusake ora sekolah maneh, sing ditindhakake Susi Pudjiastuti yaiku… a. Mung dolan wae ora ngerti wayah. b. Ngedegna perusahaan pengepul iwak. c. Pindhah sekolah ing sekolah liya. d. Dadi Menteri Kelautan lan Perikanan.



Basa Jawa Kelas VII



25



3.



4.



5.



6.



7.



Susi Pudjiastuti diangkat dadi Menteri Kelautan lan Perikanan, tanggal… a. 15 Januari 2014 b. 26 Oktober 2014 c. 26 Januari 2014 d. 15 Oktober 2014 Susi Pudjiastuti raket kanthi istilah “tenggelamkan”, alasane yaiku… a. Menehi ijin marang kapal-kapal asing legal ing perairan Indonesia. b. Menehi ijin marang para nelayan indonesia ing perairan Indonesia. c. Menehi ukuman ngeremake kapalkapal asing legal ing perairan Indonesia. d. Menehi ukuman ngeremake kapalkapal asing illegal ing perairan Indonesia. Ing ngisor iki sing ora bisa dituladhani saka tokoh Susi Pudjiastuti, yaiku…. a. anggone aktif ing gerakan golput 1980 b. tansah usaha supaya sukses lan gelem rekasa c. kendhel lan teges ngadhepi perkara d. tansah urip prasaja lan apa anane Ki Hajar Dewantara miyos ing Jogyakarta tanggal 2 Mei 1889, kagungan asma asli RM Suwardi Suryaningrat. Panjenengane miyos ing lingkungan kulawarga bangsawan saka trah Kraton Ngayogyakarta. Ki Hajar Dewantara kepingin bisa srawung lan cedhak karo kawula cilik, mula gelar kebangsawanane ora diagem lan ganti asma dadi Ki Hajar Dewantara. Pethilan teks ing ndhuwur kalebu struktur teks bagean….. a. orientasi b. prastawa c. reorientasi d. pamawas Saka teks soal no. 6 tembung-tembunge sing ora kalebu basa krama inggil, yaiku…. a. miyos 26



b. kagungan c. asma d. ora 8. Teks profil tokoh (biografi) kalebu teks…. a. dheskripsi b. persuasi c. narasi d. argumentasi 9. Teks profil tokoh nggambarake paraga ing perangan…. a. wiwitan uripe b. tengahing urip c. sasuwene urip d. pungkasane urip 10. Perangan saka teks profil tokoh ing bagean panutup uga diarani…. a. orientasi b. prastawa c. reorientasi d. pamawas 11. Perangan teks profil tokoh sing ngandharake kahanan, prastawa, masalah sing tau dialami dening paraga tartamtu, kalebu struktur…. a. orientasi b. prastawa c. reorientasi d. pamawas 12. Samubarang sing ditulis ing teks profil tokoh kanggo tujuwan…. a. kanggo pamer kapinteran b. ndadhekake bombong (bangga) c. bisa dadi tepa tuladha d. kanggo pantes-pantesan 13. Umume yen ukara sing wasesane awujud tembung kriya tanggap lan Jejer ing ukara padatan dadi sasaran utawa dikenani pakaryan diarani ukara…. a. Ukara verba b. Ukara tanggap c. Ukara tanduk d. Ukara nomina



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



14. Basa ngoko sing kacampuran tembungtembung krama inggil tumprap sing dijak guneman utawa sing digunem, diarani…. a. basa ngoko lugu b. basa ngoko alus c. basa krama lugu d. basa krama alus 15. Basa ngoko alus ana ing ngisor iki,…. a. Aku nggarap tugas bareng kancaku. b. Panjenengan kalawau ngasta menapa? c. Aku nyilih sepedhamu, oleh apa ora? d. Sawise dhahar Mas Tono mirsani TV. 16. Omonge Pak Lurah, kowe kudu budhal saiki supaya ora telat. Menawa nganggo ngoko alus yaiku…. a. Omonge Pak Lurah, kowe kudu budhal saiki supaya ora telat. b. Omonge Pak Lurah, sampeyan kudu bidhal saiki supaya ora telat. c. Ature Pak Lurah, panjenengan kudu tindhak saiki supaya ora telat. d. Aturipun Pak Lurah, panjenengan kedah tindhak samenika supados mboten telat. 17. Sajrone basa ngoko alus sing ora dikramakne inggil, yaiku….



a. wonge b. panindhake c. kaduwekane d. ater-ater lan panambang 18. Ater-ater anuswara ana ing tembungtembung iki…. a. mikir, nggambar, nyawang b. dikirim, taktuku, dakparani c. bukune, kokwenehi, dibungkus d. diliwati, mlaku, macet, mogok 19. Tembung-tembung iki nggunakake aterater tripurusa…. a. takwenehi, ndeleng, nggawa b. dakpasang, kokplayoni, ditukar c. nyawat, nguras, dipadringi d. sapu, saring, mancing 20. Ing ngisor iki kalebu ukara tandhuk,…. a. Yen dikandhani wong tuwa kudu dirungokake. b. Senajan pandhemi, awakmu kudu sregep. c. Suryadi nggarap lan ngirim tugas ing internet. d. Bung Karno, Presiden Indonesia sing kapisan.



B. 1. 2. 3.



Wangsulana pitakonan ing ngisor iki kanthi patitis! Sebutna struktur teks profil tokoh! Jelasna struktur teks profil tokoh perangan orientasi! Ukara iki owahana nganggo basa ngoko alus! a. Anakke Bu Ratna jenenge sapa, aku lali. b. Mas Arman diceluk ibu dikongkon mulih. 4. Gawea ukara tandhuk cacahe loro lan ukara tanggap cacahe loro wae! 5. Tulisen pendapatmu ngenani tokoh Susi Pudjiastuti!



Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



27



WULANGAN 3 Tema: Pewayangan



Kompetensi Dasar



Indikator



3.3 Memahami struktur teks, unsur kebahasaan, dan pesan moral dari teks lisan dan tulis yang berupa fiksi (wayang/ cerkak/folklor/ topѐng ḍhâlâng).



3.3.1 Menjelaskan struktur teks wayang/ topѐng ḍhâlâng. 3.3.2 Menentukan unsur kebahasaan teks wayang/ topѐng ḍhâlâng. 3.3.3 Menyimpulkan pesan moral teks wayang/ topѐng ḍhâlâng 4.3.1 Menanggapi isi teks wayang/ topѐng ḍhâlâng secara tulis. 4.3.2 Membaca hasil tanggapan teks wayang/ topѐng ḍhâlâng 4.3.3 Merelevansikan pesan moral teks wayang/ topѐng ḍhâlâng dengan kehidupan



4.3 Mengapresiasi teks fiksi (wayang/cerkak/ folklor/topèng ḍhâlâng) sesuai konteks secara lisan dan tulis.



A. Mangun Konteks



Petruk Dadi Ratu Kacarita, ing sacedhake tapel wates praja Ngastina madeg praja anyar kangaran Sonyawibawa.Ratune jejuluk Prabu Durtawarna ya Prabu Gurnadur ya Prabu Thongthongsot ya Prabu Belgedhuwelbeh.Ratu mau sekti mandraguna lan bisa ngrubah kahanan kang maune para kawula padha kekurangan uripe dadi makmur. Akeh para kawula Ngastina kang padha pindhah menyang praja Sonyawibawa. Kahanan mau kang ndadekake nesune ratu Ngastina Prabu Duryudana. Ratu Sonyawibawa wis wani mbalelamarang Ngastina. Mula Prabu Duryudana ngerigake prajurit saperlu nglurug perang Sonyawibawa. Nalika para prajurit Ngastina tekan tlatah Sonyawibawa padha kaget. Sawah kang maune cengkar dadi subur lan tandurane ijo royoroyo. Para kawula padha sengkud makarya, ana sing ngluku, macul, ngepeki pari, lan liyaliyane. Papan kang sadurunge rupa bangunan didadekake kandhang pitik, bebek, wedhus, sapi, kang diduweki rakyat. Pokoke, praja Sonyawibawa ngutamakake kesejahteran rakyate. 28



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Nalika prajurit Ngastina mlebu kraton dipapag para punggawa praja Sonyawibawa. Dumadi perang rame. Praja Ngastina kasoran yuda padha mlayu. Prabu Duryudana kepikut dening Prabu Belgedhuwelbeh. Kanggo mbebasake Prabu Duryudana, patih Ngastina, Harya Sengkuni golek bantuwan marang Pandhawa. Senajan tansah mungsuhi Pandhawa, Prabu Puntadewa kersa bebantu. Putra Pandhawa, Gatotkaca, Antasena, lan Bratasena maju perang. Nanging ora bisa ngalahake. Kabeh padha keplayu. Kresna kang titisane Wisnu, prentah marang Gareng lan Bagong ngadhepi Raja Sonyawibawa. Klakon perang rame, ora ana sing kalah ora ana sing menang. Nalika bisa kepikut, Raja Sonyawibawa diudhari busanane badhar dadi Petruk. Pranyata Prabu Belgedhuwelbeh iku sejatine petruk. Nalika ditakoni Kresna kok bisa dadi ratu lan sekti, Petruk matur menawa dheweke nggawa pusaka Jamus Kalimasada. Pusaka mau ditemu merga ceblok nalika dicolong Mustakaweni kang perang karo Bambang Priyambada. Sadurunge dibalekake marang Prabu Puntadewa, pusaka Jamus Kalimasada dianggo ngedekake Negara kang merjuwangake rakyat cilik. Crita Petruk dadi Ratu nduweni pasemon kang akeh. Kayata pasemone wong sugih anyaran, panguwasa anyaran, pasemone kawula cilik kang kepingin mulya, uga pasemone ratu adil iku asale saka kawula alit, lan kawula cilik yen dipercaya dadi panguwasa pranyata uga bisa. (sumber : Jayabaya, No. 24 Pebruari 2007)



Bausastra -



mbalela ngerikake nglurug pasemon



: : : :



mbangkang, ora patuh ngerahake nggrudug nyemoni, nyindir



Nambah Kawruh Ing ndhuwur iku minangka tuladhane crita wayang sing wis dimodhifikasi manut krenteg lan kreasi saka pengarang. Sing baku isih ngandhut pitutur-pitutur lan nilai budi pekerti kang bisa ditularake. Minangka salah sijine jinis crita narasi, crita wayang uga nduweni fungsi kanggo nguri-uri kabudhayan. Sumber crita wayang kajupuk saka buku Mahabarata lan Ramayana, kang lakon critane nggambarake urip lan panguripane manungsaing alam donya wiwit lair tumeka ing pati. Gegambaran kasebut kawujudake lumantar crita-crita manut lakon sing digelarake.



Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



29



Sajrone pagelaran wayang kulit, samubarang sing digunakake ing pagelaran wayang ana pralambange dhewe-dhewe. Dene pralambang mau, kayata :  wayang pralambange manungsa  kelir pralambange langit  debog pralambange bumi  blencong pralambange srengenge, rembulan, lintang  gamelan pralambange kabutuhane manungsa (sandhang, pangan, papan, lansapanunggalane)  kothak pralambange sangkan paran(Ind. asal usul)  gunungan pralambange urip  cempala pralambange jantung  kepyak pralambange lakuning getih



Uji Kawruh 1. 2. 3. 4. 5.



Kanggo ngukur kawruhmu bab crita wayang, coba pitakon-pitakon iki wangsulana! Apa sliramu nate nonton pagelaran wayang? Lakon wayang apa wae sing kokweruhi? Sapa asmane dalang sing kokweruhi? Sebutna jenenge paraga-paraga wayang sing nduweni watak becik lan paraga-paraga wayang sing nduweni watak ala! Saliyane wayang kulit, apa jinis wayang liyane sing kokweruhi?



B. Pasinaon Inti Teks Crita Wayang Srikandhi Senopati Pandhawa Perang Baratayuda wis ngancik dina kang kaping lima. Wadyabala Pandhawa wis sapirang-pirang kang dadi kurban, klebu Prabu Salya lan Raden Drestajumena. Kanggo nerusakeperang, Prabu Sujudana disengkuyung para rayine kayata Dursasana, Durmagati, Dursilawati lan liyan-liyane, misuda Resi Bisma pinangka Senopati. Kahanan mau ndadekake gorehe para Pandhawa, sebab saliyane Resi Bisma kuwi sekti mandra guna, uga sesepuh para Pandhawa.Mula saka iku Pandhawa banjur nyuwun iguh pratikel marang Prabu Kresna kanggo ngadhepi Senopatine Kurawa. Kalebu pambuka (orientasi); ngandarake keadeyan, papan panggonan, nepungake para paraga, lan wewatekane paraga.



“ Arjuna, adhiku wong bagus, ana cara sing bisa kanggo ngrantasi reruwet iki, yen tha sliramu lila.” Ngono pangandikane Prabu Kresna marang Arjuna, nalika para Pandhawa, yaiku Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa lan Prabu Kresna nganakake pirembugan. “ Nuwun Inggih Kakang Prabu, mangga enggal ngendika kula nglilakaken jiwa raga kula” Arjuna sumaur. 30



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



“Yen ngono dhi, saiki kantinen ingkang garwa Dewi Wara Srikandhi, marak sowan mrene” Kalebu pasulayan (komplikasi); nalika ora ana sing bisa ngalahake Resi Bisma minangka senopatine Kurawa sajrone paprangan.



Arjuna gage nyusul Dewi Wara Srikandhi ing papan pelereman ing sapinggiring tegal Kurusetra. Nalika Sang Arjuna rawuh, Dewi Wara Srikandhi isih ngarih-arih ingkang mbakyu yaiku Dewi Drupadi ya garwane Raden Puntadewa sing nangis amarga wis ditinggal seda ingkang rama Prabu Salya uga Kangmase ya Raden Drestajumena. “Yayi, Garwaku Dewi Wara Srikandhi, sliramu diutus Kangmas Prabu Kresna saiki uga sowan ing ngarsane” , ngono Arjuna anggone ngendika karo ingkang garwa. Tanpa suwala Dewi Srikandhi ndherekake ingkang garwa. Sawise tekan ngarep Prabu Kresna lan para kadang Pandhawa. Prabu kresna banjur ngendikan “ He, Wara Srikandhi, dinane iki wadyabala Pandhawa butuh senopati kanggo ngadhepi Resi Bisma, ora ana liya sing bisa nandhingi kajaba amung sliramu, apa kira-kira sliramu sanggup ngayahi jejibah iki?” “Nuwun Kakang Prabu, kula ingkang boten sarujuk menawi adhi Wara Srikandhi kedah jumeneng senopatinipun Pandhawa, aluwung kula piyambak ingkang majeng dados senopati” Arjuna gage nyaut pangandikane Prabu Kresna. “Inggih Kaka Prabu, kula sagah dados senopatinipun Pandhawa, mbelani negara ngantos pecahing dada, wutahing ludira, ngiras malesaken sedanipun Rama Prabu Salya ugi kadang kula sepuh Kangmas Raden Drestajumena” Srikandhi nyaguhi kanthi tatag. “Lha, gene Srikandhi saguh lho, mula dhimas Arjuna aja kokpalangi tekade garwamu, ngertia dakcritani, supaya sliramu ora mangu-mangu ing perkara iki. Prabu Kresna sing setemene pinangka titisane Batara Wisnu, banjur nyritakake lelakon sing wis kawuri lan sing bakal kelakon. Jaman semono ing negara Pancala ana sayembara pilih, yaiku sapa bae sing bisa menangake sayembara mau bakal dipundhut garwa dening putri kedaton, yaiku Dewi Amba, Dewi Ambika lan Dewi Ambalika. Resi Bisma nalika semana isih asma Dewabrata, bisa menangake sayembara, banjur putri telu mau diboyong ing negara Astina. Satekane Astina putri telu mau dipasrahake ingkang rayi Sang Abiyasa pinangka garwane. Dewi Ambika lan Dewi ambalika bisa nrima kanyatan mau. Ing Tembe Dewi Ambalika peputra Raden Pandu Dewanata ya ramane Pandhawa, Dewi Ambalika Peputra Kurawa. nanging dewi Amba ora kersa nrima kahanan mau lan tetep nyuwun dipundhut garwa Sang Dewabrata, Dewabrata sing wis kadhung janji karo ingkang Ibu Dewi Gangga ora bakal krama, ora gelem nampa kersane Dewi Amba. Kanggo nyabarake kersane sang Dewi Dewabrata ngagar-agari nganggo jemparing. Eloking lelakon Jemparing lumepas, ngenani jajane sang Dewi, dewi Amba seda sanalika. Sasedane dewi Amba ana swara ing angkasa tumuju marang Dewabrata, yen besuk ana perang gedhe ing antarane darah Kuru, bakal ana wanita sulistya ing warna, sekti mandraguna, pinangka senopati perang, yaiku titi wancine Dewi Amba nagih janji pati marang Dewabrata. Saiki perang gedhe mau wis kelakon ngancik dina kang kaping lima, Dewabrata ya Resi Bisma madheg dadi senopatine Kurawa, ya mung Dewi Wara Srikandhi



Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



31



sing bisa nandhingi kridhane Resi Bisma, jer satemene Dewi wara Srikandhi iku titisan Dewi Amba sing bakal nagih janji. Krungu critane Prabu Kresna, Raden Arjuna nglenggana lan paring palilah marang garwane dadi senopati wanita, ing perang Baratayuda. Sanalika uga Dewi Srikandhi nyuwun palilah, kanggo nyamektakake wadyabala Pandhawa, maju perang. Ora nganti setengah dina wadyabala Kurawa akeh kang nemahi tiwas, sing isih urip kocar-kacir, salang tunjang mlayu ninggale pabaratan. Weruh kahanan mau Resi Bisma mentang langkap nyarirani tindak ing satengahe paperangan. Bareng weruh yen sing dadi senopati Dewi Srikandhi, lemes otot bebayune, kelingan lelakon sing wis kawuri. Ndadekake lena lan kena puluhan jemparinge Dewi Wara Srikandhi sakala nglumpruk tanpa daya lan sambat nyuwun seda marang Dewi Wara Srikandhi. Meruhi Resi Bisma kasoran, wadyabala Kurawa lan Pandhawa nglereni anggone perang. Kabeh tetawang tangis ngubengi sang Resi ingkang nandang kasangsaya. Kalebu pangudhare prakara (resolusi); prakara wis bisa dirampungake kanthi anane Srikandi kang dadi senopati Pandhawa.



“He, wayah ingsun Pandhawa lan Kurawa, weruha sira kabeh yen ta panandhangku iki, saka anggonku ngundhuh wohing pakartiku pribadi nalika semono, mula dadia kaca benggala. Lan welingku marang sliramu Srikandhi, dadi wanita kang teteg, tanggon anggonmu mbelani jejeging bangsa lan nagara, dadia wanita utama, aku uga ngaturake panuwun sliramu wis nyampurnakake janjiku” bubar ngendikan, Resi Bisma seda, dikupeng kabeh putra wayah Pandhawa uga Kurawa. Kanggo sauntara perang Baratayuda sirep. Kalebu panutup (koda); ing pungkasaning crita, diandharake pitutur kanggo para pamaos.



Bausastra -



wadyabala nyengkuyung rayi misuda goreh iguh pratikel



: : : : : :



prajurit kang melu perang menehi dukungan adhi ngukuhake, Ind. menobatkan ora jenak, Ind. resah pamrayoga, usul, saran



Kegiyatan 1: Mangerteni Struktur Teks Crita Wayang Teks crita wayang kalebu jinise crita narasi, sing umume nduweni struktur teks kaya ing ngisor iki: a. Pambuka (orientasi) Tahapan iki kawiwitan saka nepungake paraga lan latar sajrone crita, kaya dene latar panggonan, wektu, lan swasana. b. Pasulayan (komplikasi) Pasulayan (komplikasi)minangka urutan kedadeyan kang dihubungakeanane sebab akibat. Prakara-prakara kang dialami paraga utama nganti konflik. Ing perangan iki wiwit anane perkara kang dialami dening paraga utama. 32



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



c. Prakara (Klimak) Ing bagean struktur teks klimak ngandarake perkara kang tambah ruwet lan ngambra-ambra. Perkara kang diadhepi dening paraga utama tambah gedhe. d. Pangudhare prakara (resolusi) Ing tahapan iki prangripta njlentrehake solusi sakapasulayan (konflik-konflik) kang dialami paraga. Bisa diarani ing bagean iki perkara wis bisa diwudari utawa dirampungi. e. Panutup (koda) Minangka dudutan kang bisa kapethik saka wacan sing njelasake anane pitutur luhur sing bisa dadi patuladhan.



Gladhen Kanggo ngukur pemahaman anggonmu maca crita wayang ing ndhuwur coba pitakonanpitakonan iki wangsulana. 1. Apa irah-irahane crita wayang sing kok waca? 2. Srikandhi kuwi putrane sapa? 3. Pira sedulure Srikandhi, sebutna! 4. Sapa asmane garwane Srikandhi? 5. Sapa kang dadi senopatine bala Kurawa? 6. Pandhawa nyuwun iguh pratikele sapa kanggo ngadhepi senopatine Kurawa? 7. Pungkasane sapa kang dadi senopatine Pandhawa? 8. Manut critane, ing ngendi papan panggonan kedadeyan perang Baratayudha? 9. Kepriye manut panemumu kedadeyan ing crita kasebut? 10. Pelajaran apa kang bisa dipethik saka crita kasebut?



Kegiyatan 2: Mahami Unsur Basa Teks Crita Wayang Umume kaya teks wacan fiksi lan narasi liyane, teks crita wayang mesthi nggunakake tembung katrangan (wektu, panggonan, kahanan), tembung kriya, lan jinise tembung liyane. Panulise lakon crita uga runtut, migunakake basa-basa rinengga lan paesan supaya ora mboseni. Sing kalebu basa rinengga iku akeh, kayata basa kawi, tembung saroja, tembung garba, tembung entar, paribasan, dasa nama lan liya-liyane. Nanging ing pasinaon iki sliramu bakal nyinaoni basa kawi lan basa krama sing mligine ana ing crita wayang. Luwih jelas maneh semaken bab basa kawi, tembung saroja, tembung garba, lan basa krama alus ing ngisor iki.



Basa Kawi Basa kawi diarani basa kasusastran, tembung-tembung basa kawi asring digunakake ing pagelaran wayang, adicara adat jawa kayadene acara palakrama. Akeh tembung-tembung basa kawi kang isih ditemokake ing prasasti. Tembung-tembung basa kawi uga isih lumrah digawe jeneng wong, sesanti lembaga-lembaga pamrentahan, lan liya-liyane. Tuladha:  Katon Bagaskara, tegese ketok srengenge  Rini Paramita, tegese bocah wadon sing sampurna  Adi Sucipta, tegese pikiran sing apik lan becik  Widya mandala, tegese bumi kapinteran Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



33



Tembung Saroja Tembung saroja yaiku tembung loro sing padha tegese utawa meh padha tegese, kang dianggo bebarengan gunane kanggo mbangetake tegese. Gatekna antarane tembung wiwitan lan tutuge. Tuladha:  [tata] lan [krama] dadi tembung saroja tata krama  [sopan] lan [santun] dadi tembung saroja sopan santun  [ayem] lan [tentrem] dadi tembung saroja ayem tentrem  [jiwa] lan [raga] dadi tembung saroja jiwa raga



Tembung Garba Tembung garba yaiku tembung loro utawa luwih sing digandheng dadi siji kanthi cara ngilangi wandane (suku kata). Tuladha:  aneng, saka tembung ana + ing  sarwendah, saka tembung sarwa + endah  mring, saka tembung marang+ ing Ayo ditliti maneh bareng-bareng wacan wayang “Srikandhi Senopati Pandhawa” ing ndhuwur. Ing kono ana tembung wadya bala, jiwa raga, lan salang tunjang. Tembung-tembung kasebut kalebu tembung saroja. Menawa disetitekake, tembung-tembung saroja iku gampang titenane. Umume antarane tembung kasiji lan kaloro nduweni uni kang memper. Saliyane iku uga ana tembung jaja, krida, palilah, samekta, pabaratan, lan asor. Tembungtembung iki kalebu tembung kawi. Coba golekana tegese kasebut!



Basa Krama Lugu lan Krama Alus Sliramu wis nyinaoni basa ngoko alus ing wulangan 2. Ing wulangan iki tambah kawruh manek basa krama lugu lan krama alus. Waspadhakna tembung: Perang Baratayuda wis ngancik dina kang kaping lima. Ora nganti setengah dina wadyabala Kurawa akeh kang nemahi tiwas. Ukara iki tembunge ngoko kabeh, mula ukarane diarani ngoko lugu. Menawa tembung-tembunge ngoko kecampuran krama, ukarane diarani ngoko alus. Kaya ing tembung: “Yayi, Garwaku Dewi Wara Srikandhi, sliramu diutus Kangmas Prabu Kresna saiki uga sowan ing ngarsane” Tembung garwa, diutus, sowan, ngarsane iku kalebu tembung krama. Dene tembung saiki, uga, ing iku kalebu tembung-tembung ngoko. Gatekna tembung: “Nuwun Kakang Prabu, kula ingkang boten sarujuk menawi adhi Wara Srikandhi kedah jumeneng senopatinipun Pandhawa, aluwung kula piyambak ingkang majeng dados senopati”. Ing ukara kasebut tembung-tembunge krama alus. Supaya luwih jelas wacanen katrangan ing ngisor iki:



34



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



1. NGOKO LUGU Basane ngoko, ora kacampuran tembung-tembung krama. Panganggone:  Padha kanca, sadrajat (sebaya).  Marang wong sing luwih enom. Tuladha: Kowe arep lunga menyang endi? 2. NGOKO ALUS Basane ngoko, kacampuran krama inggil kanggo wong sing dijak guneman lan sing digunem. Ater-ater lan panambang ora dikramakna inggil. Sing dikramakna: a. Wonge, umume arupa tembung aran lan tembung sesulih. b. Panindake, umume arupa tembung kriya. c. Kaduwekane, umume arupa tembung aran. Panganggone:  Sedhulur enom marang sedhulur tuwa.  Wong kapernah tuwa marang wong enom sing drajate luwih dhuwur.  Wong sadrajat sing padha ngajeni. Tuladha: Panjenengan arep tindhak menyang endi? 3. KRAMA LUGU Basane krama lugu, ora dicampuri ngoko lan krama inggil. Ater-ater lan panambang dikramaake. Panganggone:  Wong sadrajat sing durung raket (akrab).  Wong kang durung kenal. Tuladha: Sampeyan badhe kesah ten pundi? 4. KRAMA ALUS Basane luwih alus lan ngajeni. Sing dikramakake wonge, panindake, lan kaduwekane. Awake dhewe ora dikramakake. Panganggone:  Wong enom marang wong tuwa.  Marang wong sing dhuwur drajate. Tuladha: Panjenengan badhe tindhak pundi



Gladhen Pilihen: A. Basa ngoko lugu B. Basa ngoko alus C. Basa krama lugu D. Basa krama alus A. Basa kang digunakake:…. 1. Bocah padha bocah sing durung ngerti unggah-ungguh. 2. Wong omong-omongan karo sapadha-padha sing wis akrab. 3. Ibu marang bapak sing wis kulina ngoko. Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



35



4. Murid marang gurune. 5. Wong enom utawa bawahan marang wong tuwa/ atasane. 6. Wong ngomong dhewe utawa nggremeng. 7. Simbah marang putune. 8. Sedulur enom marang sedulur tuwa. 9. Marang sakanca/ sapantaran. 10. Guru marang muride. B. Ukara-ukara ing ngisor iki nggunakake basa apa? 1. Mas Budi, mengko apa sida tindak menyang Surabaya? 2. Wis yahmene kok durung sare, apa durung ngantuk. 3. Kula mriki wau dikengken adhik, amargi adhik nedi kintunan arta. 4. Adhik saiki ora nang omah, amarga diutus ibu menyang toko. 5. Sing rawuhe telat mesthi ora keduman, mau pak lurah wis ngendikan. 6. Sampeyan wau tilem ten pundi, dipadosi kok mboten wonten. 7. Jare mau sambat luwe, iki takgawakna sega. 8. Panjenengan ora ngasta apa-apa? 9. Kowe sida nerusna sekolah nang SMA? 10. Panjenengan putranipun sinten, kula kok dereng nate kepanggih. C. Ukara nganggo ngoko lugu ing ngisor iki owahana dadi basa krama alus! 1. Sida melu nang omahe bulik? 2. Kowe sida mulih saiki? 3. Nek luwe, ndhang mangan. 4. Aku jalukna dhuwit ibu, kanggo tuku sepatu. 5. Pak dhe teka malang nggawa apel. 6. Surat iki wenehna Pak Lurah! 7. Bapak mulih jam lima sore. 8. Nyilih sepedhamu, oleh apa ora? 9. Aku lagi mangan sega rawon, Ibu mangan sega soto. 10. Sapa sing lagi turu ning ruang tamu?



Kegiyatan 3: Fungsi lan Tujuwan Teks Crita Wayang Sajrone maca crita mligine crita wayang, saliyane bisa kanggo kasenengan, ngisi wektu longgar, uga kudu bisa njupuk pitutur-pitutur kang ana ing crita kasebut. Saliyane iku uga kudu bisa nemokake sambung rapete isi crita karo panguripan sadina-dina. Amerga saka kono bisa methik nilai-nilai budi pakerti/ pesen moral. Salah sijine saka crita “Srikandhi Senopati Pandhawa” ing ndhuwur bisa nuladhani wateke paraga Srikandhi kang tatag lan tanggon, sanggup mbelani bangsa nagarane, ora perduli jejere wanita utawa priya. Tegese saben warga kuwi kudu mbelani negarane ing kahanan apa wae.



Tugas 1: Nemokake struktur teks narasi crita wayang Sawise mangerteni carane nemokake struktur teks fiksi, pilihen crita wayang ing ngisor iki, banjur coba jlentrehna struktur teks saka crita wayang pilihanmu!



36



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



CRITA WAYANG 1 SUMANTRI NGENGER



Ing pertapan Jatisrana, ana pandhitaaran Begawan Suwandhagni. Sang Begawan nduwe anak loro lanang kabeh aran Bambang Sumantrilan Raden Sukasrana. Bambang Sumantri wujude satriya bagus, dene Raden Sukasrana wujude butabajang utawa buta cebol sing nggilani. Sanajan rupane nggilani nanging Bambang Sumantri tresnabanget marang adhine. Samono uga Raden Sukasrana. Nalika Sumantri wis diwasa, Begawan Suwandhagni ngendika supaya Sumantri ngenger utawa suwita menyang Negara Maespati. Sumantri sendika dhawuh. Lakune didherekake punakawanpapat Semar, Gareng, Petruk lan Bagong. Begawan Suwandhagni nitipake sanjata Cakra darbekePrabu Harjuna Sasrabahu supaya dibalekake.Lakune Bambang Sumantri kandheg amarga Raden Sukasrana kepengin melu. BambangSumantri banjur ngarih-arih adhine nganti turu. Sawise adhine turu, Bambang Sumantri budhalnilapake adhine menyang Negara Maespati. Ing Negara Maespati Sang Prabu Harjuna Sasrabahu lagi ngrembug bab arepe mupu sayembarane Dewi Citrawati ing Negara Magada. Dewi Citrawati nganakake sayembara, sapa singbisa menehi srah-srahan putri dhomas cacah wolungatus bakal dadi bojone. Nalika lagi padharembugan katungka sowane Bambang Sumantri. Bambang Sumantri matur arep suwita marang PrabuHarjuna Sasrabahu. Prabu Harjuna Sasrabahu gelem nampa suwitane Sumantri lamun dheweke bisamupu sayembarane Dewi Citrawati. Sumantri nyaguhi banjur budhal menyang Negara Magada. Ing Negara Magada, wis akeh para raja lan satriya sing ngleboni sayembara. Padha-padha gedhe kekarepane, padha-padha ora gelem ngalahe wasana dadi perang rame. Pungkasane para rajalan satriya kalah kabeh karo Sumantri jalaran dheweke migunakake sanjata Cakra. Para raja telukanpadha pasrah putri boyongan nganti cacah wolungatus. Sumantri klakon mboyong Dewi Citrawatikanthi srah-srahan putri dhomas cacah wolungatus. Rumangsa bisa ngalahake ratu sewu negara, Sumantri dadi gumedhe, umuk, kemaki. Ingbatin dheweke rumangsa menangan mula banjur thukul niyate arep nelukake Prabu Harjuna Sasrabahu. “Ratu sewu negara bae padha keyok kabeh karo aku, genea aku ndadak suwita marangPrabu Harjuna Sasrabahu? Kena ngapa ora tak telukake pisan dadi andhahanku?” ngono batine Sumantri kandha. Sumantri banjur nulis surat panantang marang Prabu Harjuna Sasrabahu landipasrahake marang patihe Prabu Harjuna Sasrabahu sing ndherekake lakune saka praja Maespati. Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



37



Prabu Harjuna Sasrabahu mung mesem nampa panantang saka Sumantri. Dheweke enggal methukake lakune Sumantri. Sumantri lan Prabu Harjuna Sasrabahu perang rame. Padha sektine, padha terngginase. Perange nganti pirang-pirang dina. Sumantri kekeselen banjur kepengin ngrampungi perange karo Prabu Harjuna Sasrabahu. Dheweke enggal ngetokake sanjata Cakra arepditamakake marang Prabu Harjuna Sasrabahu. Sanjata Cakra kuwi sejatine duweke Prabu HarjunaSasrabahu. Nalika lair Prabu Harjuna Sasrabahu wis nggawa sanjata Cakra, amarga dheweke sejatinetitisane Bathara Wisnu. Nalika semana sanjata Cakra disilih pamane, Begawan Suwandhagni. Weruh sanjata Cakra ing tangane Sumantri, sakala Prabu Harjuna Sasrabahu nesu. Prabu Harjuna Sasrabahu triwikrama utawa malih dadi buta gedhene sagunung. Sanjata Cakra disaut banjurdiuntal. Buta ngamuk gereng-gereng arep ngremuk Sumantri sing kemaki. “Sumantri, kowe satriyapicek, watekmu ala, melik barange liyan. Satriya wingi sore kemaki wani nantang Ratu Gustine. Takremet pisan remuk kowe Sumantri!” Weruh Bathara Wisnu nesu, Sumantri ndheprok, lemes ora duwedaya. Nalika Sumantri disaut Brahala, Bathara Narada tumurun ngarcapada nyapih satriya loro. Butalilih badhar dadi Prabu Harjuna Sasrabahu. Sumantri banjur ditundhung lunga. Pasuwitane bisa ditampa maneh menawa dheweke bisamuter utawa mindhah Taman Siwedari menyang Negara Maespati. Taman Sriwedari kuwi taman ingkahyangan Nguntara Segara, kahyangane Bathara Wisnu. Sumantri sing wis ilang kasektene amargakoncatan sanjata Cakra banjur klunuh-klunuh lunga saparan-paran, karepe arep wadul bapake,Begawan Suwandhagni. Lakune Sumantri kepethuk Raden Sukasrana sing nyusul lungane. Sumantri nyritakake kabehlelakone marang Sukasrana. Sukasrana mesem krungu critane Sumantri. “Nek mung utel aman we, ampang akang,” kandhane Sukasrana karo ngguyu ngakak. “Tenan, Yayi? Kowe bisa muter Taman Sriwedari?” kandhane Sumantri. “Isoh ae, Akang. Uwi ampang!” “Adhiku, Dhi Sukasrana. Tulungana aku ya, Dhi!” kandhane Sumantri memelas. “Aku isoh utel aman Iwedali ning ana alate, Akang.” “Apa syarate, Dhi?” “Aku engen elu owe, Akang. Aku elu uwita Abu Aluna Asa.” “Kowe kepengin melu aku suwita Prabu Harjunasasra?” “Iya, Akang.” “Iya, Dhi. Angger si Adhi bisa muter Taman Sriwedari mesthi tak ajak suwita menyang Maespati.” “Enan, Kang? Owe anji Kang? Owe ola apusi?” “Iya Dhi, pun kakang janji ora bakal ngapusi!” “Yoh, Akang. Entenana edhela ya?” Sukasrana banjur muja semedi. Sanajan rupane ala nanging gedhe prihatine. Sedhela wae taman Sriwedari wis pindhah menyang alun-alun keraton Maespati, gawe gegere wong sanagara. Sawise klakon muter Taman Sriwedari, Sumantri ditampa suwita ing Negara Maespati dadi patih, aranPatih Suwanda. Sukasrana diajak Sumantri menyang Negara Maespati nanging dipenging ngetok, amarga Sumantri isin duwe adhi wujud buta cebol sing rupane nggilani. Sukasrana dikongkonmanggon lan ndhelik ing sajroning taman. 38



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Nalika Dewi Citrawati ninjo kahanane lan kaendahane Taman Sriwedari, dheweke njeritjeritkamigilan weruh ana buta bajang ing jero taman. Dewi Citrawati banjur lapuran marang Prabu HarjunaSasrabahu. Sang Prabu dhawuh marang Sumantri supaya nyingkirake buta bajang. Sumantri sing wisnggraita menawa buta sing dikarepake kuwi adhine, Sukasrana, banjur budhal mlebu taman.Tekan ing jero taman, Sumantri nesu-nesu ngunek-ngunekake adhine sing medeni DewiCitrawati. Sukasrana dikongkon bali menyang pertapan. Sukasrana ora gelem amarga wis dijanjenidening Sumantri arep diajak suwita ing Negara Maespati. Sumantri gregeten. Sukasrana diagar-agari panah dikongkon bali. Sukasrana tetep ora gelem bali malah nyedhak nagih janjine Sumantri.Ngantisuwe anggone eyel-eyelan, pungkasane panah mrucut saka tangane Sumantri lan nancep ingdhadhane Sukasrana. Sukasrana mati. Kuwandane ilang musna, ninggal sepata. “Kakang Sumantri! Tega temen kowe karo aku, Kakang. Kowe mblenjani janji, Kakang. Akuora trima. Utang pati nyaur pati. Eling-elingen mbesuk yen kowe perang tandhing karo ratu buta sakaNgalengka, ing kono tumekane piwalesku, Kakang. Wis kakang, tak enteni ing lawange surga. Sumantri gela, Sumantri sedhih. Nanging kabeh mau barang wis kebacut. Katresnane marangadhine ilang amarga saka drajat lan pangkat. Wateke ala seneng nyidrani janji. Janji bekti marang ratugustine, diblenjani. Janji nresnani adhine, diblenjani. Janji ngajak adhine, diblenjani. Kabeh mau mungamarga melik drajat pangkat lan kamukten. Besuk patine sumantri dikemahkemah Prabu Rahwanaratu buta saka Ngalengkadiraja. https://caritawayang.blogspot.co.id Bausastra - katungka : kesusul, kaselak : ngalahake, Ind. menaklukkan - nelukake : nganggit, ngira - nggraita : raga, badhane - kuwandane : sumpah, ipat-ipat - sepata : ingkar - nyidrani : pepinginan - melik CRITA WAYANG 2 BIMA BUNGKUS



Duhkitaning Prabu Pandu lan Dewi Kunthi jalaran laire ponang jabang bayi kang awujud bungkus. Tan ana gegaman kang kuwawa kanggo mbedhah bungkus. Kurawa uga melu cawecawe arsa mecah bungkus, sanadyan amung lelamisan, bakune arsa nyirnaaken si bungkus. Wisiking dewa sang bungkus den bucal ing alas Krendawahana. Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



39



Ing pertapan Wukir Retawu Bagawan Abiyasa kasowanan Raden Permadi kang kadherekaken punakawan papat. “Kanjeng Eyang, kadospundi nasibipun Kakang Bungkus, sampun sawetawis warsa mboten wonten suraos ingkang sae, bab menika Eyaang, andadosaken duhkitaning Kanjeng Ibu Kunthi…” Tartamtu Sang Winasis kang pancen luber ing pambudi sampun pirsa apa kang dadi lakon. “Putuku nggeeer...Permadi, mangertiya jer kakangmu nembe nglakoni karmane, ing tembe kakangmu Si Bungkus bakal dadi satriya utama, lan bakal oleh apa kang sinebut wahyu jati…” Anane Si Bungkus ndadekake gegering suralaya. Bumi gonjang ganjing kadya binelah, samodra asat. Ing Suralaya, Batara Guru nimbali Gajahsena, putra sang batara kang awujud gajah, kautus mecah si bungkus saengga dadi sejatining manungsa. Sang Guru ugi angutus Dewi Umayi nggladhi kawruh babagan kautaman marang si bungkus. Purna anggennya peparing ajaran marang si bungkus, Dewi Umayi aparing busana arupa cawat bang bintulu abrit, ireng, kuning, putih, pupuk, sumping, gelang, porong, lan kuku Pancanaka. Salajengipun, Gajahsena mbuka bungkus. Pecahing bungkus dados sapatemon kekalihipun, kaget dados lan perangipun. Binanting sang Gajahsena. Sirna jasad sang gajah. Roh lan daya kekiatanipun manjing jroning angga sang bungkus. Karawuhan Betara Narada. Si Bungkus tumakon marang Sang Kabayandewa, “Heemmm, aku iki sapa?” “Perkencong, perkencong waru doyong, ngger, sira kuwi sejatine putra nomor loro ratu ing Amarta Prabu Pandudewanata. Sira lahir awujud bungkus, lan kersaning dewa sira kudu dadi satriya utama…, lan sira tak paringi tetenger Bratasena ya ngger…” Rawuhipun Ratu saking Tasikmadu kang nyuwun senjata pitulungan marang Bratasena kautus nyirnakaken raja raseksa aran Kala Dahana, Patih Kala Bantala, Kala Maruta lan Kala Ranu. Para raseksa sirna. Sekawan kekiatan saking raseksi wau nyawiji marang Raden Bratasena, inggih punika kekiatan Geni, Lemah, Angin lan Banyu. (http://caritawayang.blogspot.co.id) Bausastra : ora - tan : pinter - winasis : nduweni kaluwihan lan wicaksana - luber ing pambudi : sawise mari anggone menehi ajaran/elmu/pengetahuan - purna anggennyapeparing ajaran : mrasuk, mlebu - manjing Struktur Teks Crita Wayang 1. Pambuka (orientasi) ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... 40



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



2. Pasulayan (komplikasi): ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... 3. Prakara (klimaks) ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ........................................................................................................................................ 4. Pangudhare prakara (resolusi): ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ........................................................................................................................................ ...................................................................................................................................... 5. Panutup (koda) ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... Jlentrehna fungsi lan tujuan teks narasi wayang “BimaBungkus”! 1. Sambung rapete isi crita (relevansi isi cerita) karo panguripan ing saben dina: ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................



Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



41



2. Pitutur luhur: ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................



Tugas 2: Nemokake unsur basa teks narasi wayang Saka Crita Wayang ing ndhuwur, golekana tembung-tembung kang kalebu: 1. Basa rinengga: a. Tembung kawi, lan tegese. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. b. Tembung saroja ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. c. Tembung garba ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. 2. Unggah-ungguh basa: a. Ngoko lugu: ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. b. Ngoko alus: ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. c. Krama lugu: ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. d. Krama alus: ............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................



42



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Uji Kompetensi Wulangan 3 A. Pilihen siji jawaban sing bener! LAIRE GATHUT KACA Kacarita, kaluwarga Pandawa lagi padha bungah, nanging uga priyatin banget nalika putrane Raden Werkudara lan Dewi Arimbi lair. Amarga bayi kang dilairake dening Dewi Arimbi awujud raseksa, lan nganti umur sataun ari‑arine isih nempel durung bisa pedhot. Putrane Raden Werkudara lan Dewi Arimbi mau diwenehi jeneng Tetuka banjur ing sawijining wektu dadi Gathut Kaca. Amarga nalika lair Tetuka awujud raseksa (buta), Raden Werkudara lan para sedhulure Pandhawa ngrasa isin, amarga Tetuka awujud raseksa lan tali pusere durung pedhot‑pedhot. Banjur para Pandhawa padha ngupaya kepriye carane supaya Tetuka bisa dadi wujud manungsa biyasa lan medhot tali pusere Tetuka kuwi. Kanggo ngrampungake masalah iki banjur Arjuna diutus kanggo nyuwun pitulungane para Dewa kanthi cara semedi supaya oleh pituduh para Dewa. Ing wektu kang padha, Panglima perang Kurawa yaiku Karna uga nglakoni semedi njaluk senjata pusaka marang Dewa. Semedi kang dilakoni Arjuna kanthi pasrah lan khusyuk iku ndadekake goncange kahyangan, saengga Dewa gawe kaputusan bakal menehi pusaka kanggo medhot tali pusere Tetuka, saengga ari-arine bakal pedhot saka awake. Banjur Bathara Narada diutus kanggo menehake senjata Kunta wijayadanu marang Arjuna. Ing kene kedadeyan anane kakeliruan, Bathara Narada ora bisa mbedakake antarane Arjuna lan Karna kang padha nglakoni semedi. Amarga saka Bathara Narada kang ora bisa mbedakake Arjuna lan Karna, Bathara Narada menehake senjata marang Karna. Nalika ngerti yen kliru, Bathara Narada banjur cepet‑cepet nggoleki Arjuna lan ngutus Arjuna njaluk senjata Kunta wijayadanu marang Karna. Ora suwe Arjuna wis ketemu Karna lan njaluk senjata Kunta wijayadanu marang Karna. Nanging Karna ora gelem menehake senjata Kunta, banjur ndadekake perang tanding antarane Arjuna lan Karna. Ing perang mau akhire Arjuna bisa ngrebut sarung pusaka, nanging senjatane isih digawa mlayu Karna. Arjuna mulih kanthi gawa sarung/warangka senjata Kunta wijayadanu. Senjata mau pancen sekti, karo warangkane wae bisa medhot tali pusere Tetuka. Nanging anehe warangka senjata mau mlebu ing jero awake Gathut Kaca. Sawise iku Kresna ngramalake kadadean kasebut, menawa mbesuk Gathut Kaca bakale pralayaing tangane kang duwe senjata kasebut. Wektu iku ing kahyangan para Dewa lagi ngadhepi masalah gedhe. Patih Sekipu lan wadyabalane ngobrak‑abrik kahyangan amarga diutus Prabu Kala Pracona. Para Dewa kalah banjur Sang Hyang Bathara Prabu ngutus para Dewa supaya golek pawongan kang bisa ngalahake Sekipu lan Kala Pracona. Bathara Narada banjur diutus ngubengi jagad raya, menawa ana satriya kang khusyuk semedine, saengga bisa ngalahake Patih Sekipu lan Prabu Kala Pracona. Satriya Pandhawa ing wektu iku lagi khusyuk semedine njaluk marang Dewa supaya ngubah wujud Tetuka kang wujud raksasa. Amarga semedine kang kanthi tumemen iku, bisa ngubah langit dadi peteng, gunung‑gunung padha obah, segara asat, lan jagad gonjang‑ganjing, sarta udan salah mangsa. Saka kadadean iku Bathara Narada ngerti yen ana manungsa kang khusyuk semedi njalukmangsa. Saka kadadean iku Bathara Narada ngerti yen ana manungsa kang khusyuk semedi njaluk marang Dewa supaya maksude dikabulake Dewa. Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



43



Bathara Narada banjur nggugah semedi para Pandhawa. Nanging Bathara Narada njaluk marang para Pandhawa menehake bayi Tetuka marang dheweke supaya didadekake jago nglawan Patih Sekipu lan Prabu Kala Pracona kang wis ngrusak kahyangan. Sawise entuk ijin saka Pandhawa, bayi Tetuka digendhong digawa mabur dening Bathara Narada ing Kahyangan. Nanging Sekipu lan Kala Pracona ora gelem nglawan bocah cilik. Akhire, Bathara Narada nggawa Tetuka marang ahli senjata pusaka Empu Ramadi. Sang Empu siap nggodhog Tetuka supaya siap tanding karo Sekipu lan Kala Pracona. Banjur Tetuka digawa ing kawah Candradimuka, dilebokake ing kawah bebarengan karo kabeh pusaka ampuh. Balunge digawe saka wesi. Drijine saka gunting, dlamakane saka pacul, brengose saka kawat. Sawise iku banjur dijupuk maneh saka kawah. Tetuka ora awujud bayi, nanging awujud pamudha kang wis dewasa nanging durung bisa ngomong. Banjur diobati supaya bisa ngomong. Tetuka diwenehi jeneng lengkap, yaiku Gathut Kaca lan Kacanagara. Dening Bathara Guru diwenehi 3 busana pusaka. Kang kapisan Caping basunanda, supaya yen udan ora teles lan yen panas ora kepanasen. Kang kaping pindo, kotang antakusuma, supaya bisa mabur tanpa elar. Kang kaping telu, selaput pada, supaya yen mabur ing duwur lemah bisa lancar tanpa gangguan angin. Dening Bathara Narada, Gathut Kaca banjur ditemokake karo Kala Pracona. Kaloro‑lorone pada perang. Kabeh Dewa Dewi ndelok perang tanding iku. Kabeh padha ngarepake Gathut Kaca menang lan bisa balekake katentreman ing kahyangan. Pungkasane Gathut Kaca bisa ngalahake Kala Pracona. https://karlinasetiyanti.wordpress.com/ 1. Amarga nalika lair Tetuka awujud raseksa (buta), Raden Werkudara lan para sedhulure Pandhawa ngrasa isin, amarga Tetuka awujud raseksa lan tali pusere durung pedhot‑pedhot. Banjur para Pandhawa padha ngupaya kepriye carane supaya Tetuka bisa dadi wujud manungsa biyasa lan medhot tali pusere Tetuka kuwi. Pethikan kasebut yen katitik saka struktur teks kalebu peranganane.... a. orientasi b. klimaks c. komplikasi d. resolusi 2. Kacarita, kaluwarga Pandawa lagi padha bungah, nanging uga priyatin banget nalika putrane Raden Werkudara lan Dewi Arimbi lair. Amarga bayi kang dilairake dening Dewi Arimbi awujud raseksa, lan nganti umur sataun ari‑arine isih nempel durung bisa pedhot. Putrane Raden Werkudara lan Dewi Arimbi mau 44



Basa Jawa Kelas VII



diwenehi jeneng Tetuka banjur ing sawijining wektu dadi Gathut Kaca. Pethikan kasebut yen katitik saka struktur teks kalebu peranganane.... a. orientasi b. klimaks c. komplikasi d. resolusi 3. Sing kautus ngupaya nyuwun pitulungane Dewa kanggo bisa medhot tali pusere Tetuka, yaiku.... a. Kala Pracona b. Arjuna c. Werkudara d. Bathara Narada 4. Kang ora kalebu pusaka paringane Bathara Guru kanggo Gathut Kaca, yaiku…. a. Caping basunanda b. Kotang antakusuma c. Senjata cakra d. selaput pada



Semester Ganjil



5. Wektu iku ing kahyangan para Dewa lagi ngadhepi masalah gedhe. Patih Sekipu lan bala prajurite ngobrak‑abrik kahyangan amarga diutus Prabu Kala Pracona. Para Dewa kalah banjur Sang Hyang Bathara Prabu ngutus para Dewa supaya golek pawongan kang bisa ngalahake Sekipu lan Kala Pracona. Pethikan kasebut yen katitik saka struktur teks kalebu peranganane.... a. orientasi b. klimaks c. komplikasi d. resolusi 6. Dening Bathara Narada, Gathut Kaca banjur ditemokake karo Kala Pracona. Kaloro‑lorone pada perang. Kabeh Dewa Dewi ndelok perang tanding iku. Kabeh padha ngarepake Gathut Kaca menang lan bisa balekake katentreman ing kahyangan. Pethikan kasebut yen katitik saka struktur teks kalebu peranganane.... a. orientasi c. komplikasi b. klimaks d. resolusi 7. Sang Bayuputra iku tansah waskhita, mulane bisa ngoncati sakehing bebaya. Tegese tembung waskhita yaiku… a. seneng nulungi liyan b. awas banget ing batine c. ora gelem tumindhak ala d. akeh sing padha seneng 8. Sawise iku Kresna ngramalake kadadean kasebut, menawa mbesuk Gathut Kaca bakale pralaya ing tangane kang duwe senjata kasebut. Tegese tembung pralaya ing ukara kasebut yaiku… a. seneng c. mati b. pinter d. urip 9. Duhkitaning Prabu Pandu lan Dewi Kunthi jalaran laire ponang jabang bayi kang awujud bungkus. Semester Ganjil



Duhkita uga nduweni teges…. a. susah c. urip b. seneng d. sugih 10. Ukara ing ngisor iki kang ora nggunakake tembung kawi, yaiku…. a. Gandane puspita sing lagi mekar arum wangi. b. Sakabehe tumindhakmu iku pancen pantes dienut lan sinudharsana. c. Amarga nandang sungkawa, nganti netrane Sang Prabu netesake waspa. d. Pungkasane Gathut Kaca bisa ngalahake Kala Pracona. 11. Struktur teks crita wayang kang ngenalake para paraga, lan latar sajrone crita, diarani.... a. orientasi c. komplikasi b. klimaks d. resolusi 12. Lumrahe pitutur/amanat saka crita bisa dideleng saka struktur teks…. a. koda c. komplikasi b. klimaks d. resolusi 13. Perkara kang tambah ruwet lan ngambraambra bisa kedadeyan ing… a. orientasi c. komplikasi b. klimaks d. resolusi 14. Kanggo ngrampungake masalah iki banjur Arjuna diutus kanggo nyuwun pitulungane para Dewa. a. ngoko c. krama lugu b. ngoko alus d. krama alus 15. Duhkitaning Prabu Pandu lan Dewi Kunthi jalaran laire ponang jabang bayi kang awujud bungkus. Tembung jabang bayi kalebu tembung…. a. kawi c. saroja b. garba d. entar 16. Ing ngisor iki sing ora kalebu tuladhane tembung saroja yaiku.... a. tata krama b. gonjang-ganjing c. gandheng renteng d. andhap asor



Basa Jawa Kelas VII



45



17. Ukara ing ngisor iki kang nggunakake tembung saroja, yaiku…. a. Kabeh Dewa Dewi ndelok perang tanding iku. b. Bathara Narada banjur nggugah semedi para Pandhawa. c. Dening Bathara Guru diwenehi 3 busana pusaka. d. Bumi gonjang-ganjing, langit kelapkelap katon. 18. Unggah-ungguh basa kang nggunakake basa ngoko lan kacampuran tembungtembung krama yaiku.... a. ngoko lugu c. krama lugu b. ngoko alus d. krama alus 19. Tembung-tembung kang trep kanggo rembugan marang wong kang diajeni utawa dihormati, yaiku nggunakake basa.... a. ngoko lugu c. krama lugu b. ngoko alus d. krama alus 20. Kanjeng Eyang, kadospundi nasibipun Kakang Bungkus, sampun sawetawis warsa mboten wonten suraos ingkang sae. Ukara kasebut nggunakake basa.... a. ngoko lugu c. krama lugu b. ngoko alus d. krama alus 21. Setitekna pacelathon iki! Pak Rudi : ”Kena apa wingi kok ora mlebu Har?” Hari : ”............................................ ............................................” Wangsulane Hari kang trep, yaiku....



a. Aku ora mlebu amerga lara. b. Kula mboten mlebet amargi gerah. c. Kula mboten mlebet amargi sakit. d. Aku mboten mlebu amarga sakit. 22. Panjenengan rawuh jam pinten pak, kula kok mboten ngertos konduripun. Ukara kasebut nggunakake basa... a. ngoko lugu c. krama lugu b. ngoko alus d. krama alus 23. Pak, ….badhe….dhateng pundi? Kula…., pareng menapa mboten? Tembung-tembung kang trep kanggo njangkepi ukara kasebut yaiku…. a. sampeyan, kesah, melu b. panjenengan, tindhak, ndherek c. kowe, lunga, melu d. panjenengan, lunga, ndherek 24. ”Inggih Bapa sedaya sampun samekta, ananging kula boten saged ngajak adhi Sukrasana, benjang menawi sampun katampi panyuwitan kula, adhi Sukrasana kula papagipun. Kula nyuwun pangestu sapunika ugi kula bidhal.” Sumantri atur sembah pangabekti sarta nyuwun pangestu. Paragraf kasebut migunakake basa.... a. ngoko lugu c. ngoko alus b. krama lugu d. krama alus 25. “ Nuwun Inggih Kakang Prabu, mangga enggal ngendika kula nglilakaken jiwa raga kula” Arjuna sumaur. Ukara kasebut nggunakake basa..... a. ngoko lugu c. ngoko alus b. krama lugu d. krama alus



B. Wangsulana pitakonan ing ngisor iki kanthi patitis! 1. Coba aranana sapa wae paragane teks crita ”Laire Gathutkaca”! 2. Terangna watak wantune para paraga mau! 3. Golekana tembung saroja lan tembung kawi kang ana ing teks ”Laire Gathutkaca”! 4. Tegesana tembung-tembung sing wis koktemokake! 5. Wenehana tuladhane ukara basa ngoko alus sing ana ing teks crita ”Laire Gathutkaca”!



46



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



WULANGAN 4 Tema: Tembang Kreasi Kompetensi Dasar



Indikator



3.4 Memahami struktur teks, unsur kebahasaan, dan pesan moral lagu tembang macapat dan kreasi secara lisan dan tulis 4.4 Melagukan dan mengungkapkan pesan tembang macapat dan lagu kreasi



3.4.1 Mengidentifikasi struktur teks lagu kreasi. 3.4.2 Mengklasifikasi unsur kebahasaan teks lagu kreasi. 3.4.3 Menyimpulkan pesan moral lagu kreasi. 4.4.1 Membaca notasi lagu kreasi. 4.4.2 Melagukan tembang lagu kreasi



A. Mangun Konteks PRAON dening Ki Narto Sabdo



Nambah Kawruh Tembang kasebut gampang banget ditampa dening masyarat, ora mung masyarakat Jawa nanging uga kawentar ing manca negara. Umume tembang-tembang kasebut ndhuweni cakepan kang prasaja, nyritakake kedadeyan sadina-dina kang kabeh nate ngalami saengga gampang ditembangake. Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



47



Uji Kawruh Wangsulana pitakonan ing ngisor iki! 1) Apa irah-irahane tembang ing ndhuwur? 2) Sapa sing nganggit tembang kasebut? 3) Critakna isine tembang! 4) Apa tema sing cocog? 5) Temokna pitutur kang ana ing tembang!



B. Pasinaon Inti Sawetara lelagon kreasi kang banget populer ing kalangan masyarakat Jawa, umpamane: Gambang Suling (anggitane Ki Narto Sabdo), Yen Ing Tawang Ana Lintang (anggitane Andjar Any), Caping Gunung (anggitane Gesang, 1973), Jenang Gula (anggitane Andjar Any), Jangkrik Genggong (anggitane Andjar Any), Pamitan (anggitane Gesang), lan Aja Lamis (anggitane Gesang). Caping Gunung Dhek jaman berjuang Njur kelingan anak lanang Biyen tak openi Ning saiki ana ngendi Jarene wis menang Keturutan sing digadang Biyen ninggal janji Ning saiki apa lali Ning gunung Tak jadongi sega jagung Yen mendung Tak silihi caping gunung Sukur bisa nyawang Gunung desa dadi reja Dene ora ilang Nggone padha lara lapa Jinise tembang liyane yaiku tembang dolanan. Kayadene tembang campursari tembang dolanan uga kalebu jinise tembang kreasi, kang ora kaiket paugeran guru gatra, guru wilangan, lan guru lagu. Tembang dolanan lumrahe ditembangake dening bocah-bocah cilik sinambi dolanan lan geguyonan bebarengan sakancane. Akeh kang bisa disinaoni lan diajarake marang bocah-bocah lumantar tembang dolanan, bab unggah-ungguh kanthi tembang “Dhondhong Apa Salak”, utawa “Siji loro telu”. Piwulang ngenani syukur marang kuwasane Gusti Allah kang ngripta alam saisine bisa lumantar tembang, “Padhang Mbulan”, utawa “Jago Kluruk”. Nepungake sato kewan kanthi tembang “Menthog-menthog”, “Gajahgajah”, “Kodhok Ngorek”, “Aku duwe Pitik”,lan isih akeh tembang-tembang dolanan liyane. Coba tembang ing ngisor iki tembangna bebarengan. 48



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Padhang Mbulan Yo pra kanca, dolanan ing njaba padhang mbulan, padhange kaya rina rembulane, wis awe-awe ngelingake aja turu sore-sore



Kegiyatan 1: Mangerteni struktur Teks Tembang Kreasi Coba gatekna maneh tembang “Praon” ing ndhuwur, uga jlimetana tembang “Rek Ayo Rek” ing ngisor iki!



Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



49



Menawa ditliti tembang-tembang kasebut nduweni struktur teks kang padha, yaiku ana cakepan tembang uga titi laras. 1. Titi Laras; yen ana ing istilah seni musik saemper karo tangga nada. Asale saka tembung titi kang ateges angka, tulis, notasi, utawa lambang lan laras tegese susunan nada. Dadi titi laras iku notasi tulis, huruf, angka utawa lambang kang nuduhake laras tartamtu. Titi laras, utawa cukup diucapake laras, kaperang dadi loro, yaiku: a. Laras slendro ; iku salah sijine laras ing gamelan. Ana 5 swara, dumadi saka swara 1 2 3 5 6 (diwaca : ji ro lu ma nem). Laras slendro ora ana swara 4 (papat) karo 7 (pitu). b. Laras pelog; beda karo laras slendro kang mung dumadi saka 5 swara, laras pelog nduweni 7 swara. Dumadi saka 1 2 3 4 5 6 7 ( diwaca ji ro lu pat ma nem pi). 2. Cakepan yaiku naskah, teks, utawa syaire tembang kreasi. Cakepan tembang iki sejatine ora beda karo wangun geguritan kang banjur dilagokake. Saliyane titi laras lan cakepan, struktur teks tembang kreasi kang awujud langgam (campursari) ora bisa dipisahake karo struktur lagu populer liyane. Ing kono tinemu bageanbagean, kaya ta intro, verse (pada), chorus (reffain), lan ending. Perangan-perangan iki ora kudu ana ing tembang dolanan.



Gladhen Coba tembang “Rek Ayo Rek” lan tembang “Praon”ing ndhuwur tembangna bebarengan kanthi titilaras kang trep!



Kegiyatan 2: Nemokake Unsur Basa Tembang Kreasi Purwakanthi Sajrone cakepan tembang campursari lan tembang dolanan, kanggo ngolehake tetembungan kang kepenak dirungokake asring nggunakake pilihan tetembungan lan runtuting swara, sastra, lan basa. Pangrakite swara kasebut awujud basa rinengga, yaiku purwakanthi. Dadi purwakanthi bisa digolongake dadi telu, yakuwi purwakanthi swara, purwakanthi sastra lan purwakanthi basa/ lumaksita. Purwakanthi saka tembung purwa lan kanthi. Purwa tegese wiwitan utawangareplan kanthi tegese gandheng. Dadi sing diarani purwakanthi yaiku gandhenge swara (vokal), sastra (konsonan) utawa wanda (suku kata) sing manggon ing mburi karo sing wis kasebut ing ngarep. Gek Kepriye Duh kaya ngene rasane Anake wong ora duwe Ngalor ngidul tansah diece Karo kanca kancane Pye pye pye pye ya ben rasakna Pye pye pye pye rasakna dhewe Pye pye pye pye ya ben rasakna Pye pye pye pye rasakna dhewe 50



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Besuk kapan aku bisa Urip kang luwih mulya Melu njunjung drajating bangsa Indonesia kang mulya Pye pye pye pye mbuh ra weruh Pye pye pye pye mbuh ra ngerti Pye pye pye pye mbuh ra weruh Pye pye pye pye mbuh ra ngerti Tembang ing ndhuwur katon banget nggunakake purwakanthi swara, rata-rata ana ing saben larik. Tuladha liyane purwakanthi swara yaiku: 1) Ana awan, ana pangan. 2) Gemi nastiti ati-ati. 3) Wong bungah, sok nemu susah. Seje maneh karo tembang ing ngisor iki, katon nggunakake purwakanthi basa/ lumaksita. Purwakanthi basa/ lumaksita, yaiku purwakanthi kang wewaton runtute tembungtembung utawa ukara mburi karo tembung-tembung utawa ukara ngarepe. Runtute tembung ora mesthi satembung wutuh, kadhangkala mung saperangan wae. GOTRI Gotri ala gotri nagasari – ri Riwul awal-awul jenang grendul –dul Dolan awan-awan ndelok manten – ten Titenana mbesuk gedhe dadi apa – pa Podheng mbako enak mbako sedheng – dheng Dhengklek eklak-eklek dadi kethek. KODHOK NGOREK Kodhok ngorek, kodhok ngorek Ngorek pinggir kali Theyot theblung, theyot theblung Theyot theblung Bocah pinter bocah pinter besuk dadi dokter Numpak apa, numpak apa, numpak helikopter Tuladha liyane purwakanthi basa/lumaksita yaiku: 1) Lungguh dhingklik, dhingklike wong cilik-cilik. 2) Nandang lara, laraning wong lara lapa. 3) Pandhu suta, suta madyaning Pandhawa Saliyane iku uga tinemu purwakanthi sastra ing tembang “Kodhok Ngorek”. Runtute aksara “k” ing larik siji: Kodhok ngorek, kodhok ngorek. Luwih gemblang maneh ing tuladha iki: 1) Tata titi titig tatag, tanggung tertib. 2) Taberi nastiti lan ngati-ati, mesthi bakal dadi. 3) Tarti tata-tata, ate metu turut ratan, diutus tuku tahu tempe dhuwite kertas telung atus. Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



51



Tembung Rangkep Tembung rangkep dibedakake dadi 4 (papat), yaiku: 1) Dwilingga a. Dwilingga wantah; tembung lingga sing diambali wutuh. Tuladha: dhewe-dhewelinggane dhewe takon-takonlinggane takon omong-omonglinggane omong b. Dwilingga salin swara; tembung lingga sing diambali wutuh, nanging swarane tembung sing ngarep owah. Tuladha: bengak-bengok linggane bengok bola-bali linggane bali celak-celuk linggane celuk 2) Dwipurwa; tembung lingga sing wanda wiwitane tembung diambali kaping pindho. Tuladha: gegamanlinggane gaman tetukulinggane tuku lelaralinggane lara 3) Dwiwasana; tembung lingga sing wanda pungkasane tembung diambali kaping pindho. Tuladha: cekakak linggane cekak cekikik linggane cekik cengenges linggane cenges



Gladhen A. Kanggo gladhen, ukara-ukara iki aranana jinise purwakanthi swara, sastra, utawa lumaksita! 1. Tata, titi, tatas, titis. 2. Negara mawa tata, desa mawa cara. 3. Gotri ala gotri nagasari ri…. 4. Begja-begjane wong lali isih begja sing eling lan waspada. 5. Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. 6. Inggah inggih ora kepanggih. 7. Maju tatu mundhur ajur. 8. Tindhak-tandhuke tansah titi ngati-ati. 9. Negaraku makmur, negaraku maju, negaraku ayem tentrem. 10. Aja gampang percaya karo wong mara sanja. B. Tembung rangkep ing ngisor iki aranana jinise, banjur gawenen ukara! 1. bebungah 2. esuk-esuk 3. nyekakak 4. kelap-kelip 5. lelara



52



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Tugas Kelompok Tindakna pakaryan iki! 1. Gawea kelompok kanthi anggota paling akeh 4 siswa. 2. Pilihen salah siji tembang kang sumadya, utawa bisa golek tembang dhewe manut rembug kelompok. 3. Temtokna: a. Purwakanthi kang ana ing tembang kasebut. b. Pilahen kag kalebu tembung rangkep. c. Pitutur luhur saka tembang. d. Critakna isine tembang. 4. Gladhinen bareng-bareng saklompok banjur tembangna bebarengan. 1. Nunut Ngiyup Nunut ngiyup, kula nunut ngiyup Udan lali ra nggawa payung Teng tritis kula nggih purun Teng emper kula nggih purun Sak derenge matur nuwun Nunut leren, kula nunut leren Ajeng mantuk sampun kewengen Udane ra leren leren Banyune netes ning genteng Leren kula nunut leren Langite peteng ndedet Hawane adem banget Mbok kula dijak mlebet Kersane tambah anget reff : Semarang kaline banjir Arep nyabrang wedi kintir Napa kula angsal mampir Kentongan ampun dititir Kali cilik niku kalen Jaman cilik kanca langen Napa sampean kesupen Kula badhe nderek leren Nunut leren, kula nunut leren Ajeng mantuk sampun kewengen Udane ra leren leren Banyune netes ning genteng Leren kula nunut leren Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



53



2. Gethuk Sore-sore padhang bulan Ayo kanca padha dolanan Rene-rene bebarengan Rame-rame, e dha gegojegan Kae-kae rembulane Yen disawang kok ngawe-awe Kaya-kaya ngelingake Kanca-kanca ja turu sore-sore Reff: Gethuk asale saka tela Mata ngantuk iku tambane apa Gethuk asale saka tela Yen ra mathuk atine rada gela Ja ngono mas aja-aja ngono Kadung janji mas aku mengko gela 3. Lumbung Desa Lumbung desa pra tani padha makarya –ayo dhi Njupuk pari nata lesung nyandhak alu – ayo yu Padha nutu yen wis rampung nuli adang – ayo kang Dha tumandang yen wus mateng nuli madhang 4. Ja Padha Nelangsa Ja padha nelangsa jamane jaman rekasa Urip pancen angelkudune ra usah ngomel Ati kudu tentremnyambut gawe karo seneng ulataja petengnek dikongkon ya sing temen Lha apa ta kanca ati kerep lara ra gelem rekasambudi daya Pancen kabeh padhapengin urip mulya 5. JARANAN Jaranan, jaranan, jarane jaran teji, Sing nunggang ndara bei, Sing ngiring para mentri, Jrek-jrek nong, jrek-jrek gung Jrek-jrek turut lurung, Gedebug krincing, gedebug krincing Prok-prok gedebug jedher, Gedebug krincing, gedebug krincing Prok-prok gedebug jedher …



54



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



Materi Pengayaan : Titi swara Kanggo ngasah kabisanmu bab titi swara kang wis disinaoni ing materi 1 lan kanggo njembarake kawruhmu ngenani swara kang bener, coba ing ngisor iki ana teks tembang kang isih durung bener pakecapane. Tlitinen banjur benerna!



Asil Garapan: ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................................



Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



55



Uji Kawruh Wulangan 4 A. Pilihen siji jawaban sing bener! Jago Kluruk Ing wayah esuk, jagone kluruk Rame swarane pating kemruyuk Wadhuh senenge sedulur tani Bebarengan padha nandur pari Srengenge nyunar kulon prenahe Manuke ngoceh ana wit-witan Pating cemruwit rame swarane Tambah asri donya saisine 1. Jinise tembang kasebut…



2.



3.



4.



5.



6.



a. tembang dolanan b. tembang macapat c. langgam d. panembrana Tema tembang kasebut yaiku..... a. pendhidhikan b. perjuwangan c. kaendahan d. bencana alam Struktur teks kang katon saka tembang ing ndhuwur yaiku..... a. titi laras c. reffain b. cakepan d. corrus Ing ngisor iki pitutur luhur kang bisa kapethik saka tembang kasebut, kejaba.... a. Kudu tansah syukur ngenani alam saisine b. Kudu sregep nyambut gawe c. Luwih becik males-malesan d. Samubarang yen ditandangi bebarengan cepet mari Tambah asri donya saisine. Tegese tembung asri yaiku.... a. seneng c. endah b. sregep d. rusak Srengenge nyunar kulon prenahe. Saka ukara kasebut mratandhani menawa wis wayah.... a. esuk c. awan b. bengi d. sore



56



7. Ing



8.



9.



10.



11.



12.



13.



14.



Basa Jawa Kelas VII



wayah esuk, jagone kluruk, nggunakake jinise purwakanthi.... a. purwakanthi lagu b. purwakanthi swara c. purwakanthi sastra d. purwakanthi lumaksita Naskah, teks, utawa syair ing tembang uga diarani... a. titi laras c. reffain b. cakepan d. corrus Kanggo ngarani pada utawa bait ing tembang, nggunakake tembung.... a. verse c. bait b. pada d. wanda “Inggah inggih ora kepanggih”kalebu jinise purwakanthi….. a. swara c. basa b. sastra d. lumaksita Ukara ing ngisor iki nggunakake purwakanthi sastra…. a. tata titi titis yen ra tliti ketula-tula katali b. ngelmu iku kalakone kanthi laku c. negara mawa tata, desa cara d. padhang mbulan, padhange kaya rina Purwakanthi kang wewaton aksara swara, diarani..... a. purwakanthi lagu b. purwakanthi swara c. purwakanthi sastra d. purwakanthi lumaksita Kang ora kalebu tuladhane purwakanthi basa (lumaksita), yaiku.... a. kodhok ngorek, kodhok ngorek, ngorek pinggir kali b. padhang mbulan, padhange kaya rina c. jalma mara, jalma cilaka d. bis holopis kuntul baris Purwakanthi kang wewaton runtute tembung-tembung utawa ukara mburi karo tembung-tembung utawa ukara ngarepe, kalebu purwakanthi.... Semester Ganjil



a. purwakanthi lagu b. purwakanthi swara c. purwakanthi sastra d. purwakanthi lumaksita 15. Prabu Puntadewa iku peputra lima sing diarani Pandhawa. Tembung kacethak miringkalebu jinise tembung rangkep…. a. dwilingga utuh b. dwilingga salin swara c. dwipurwa d. dwiwasana 16. Tembung rangkep kang tembung linggane diambali wutuh diarani.... a. dwilingga utuh b. dwilingga salin swara c. dwipurwa d. dwiwasana 17. Karo (tangga) kuwi kudu sing rukun lan seneng (tulung). Tembung rangkep sing trep yaiku.... a. tetangga, tulung-tulung b. tangga-tangga, tetulung c. tangga-tangga, tulung-tulung d. tetangga, tulung-tinulung



18. Ing adicara iki mengko sing maringi



sesorah Bapak K.H. Mas’ud Yunus. Tembung sesorah kalebu tembung rangkep.... a. dwilingga utuh b. dwilingga salin swara c. dwipurwa d. dwiwasana 19. Tembung rangkep kang tembung linggane ing wanda wiwitan tembung diambali kaping pindhodiarani.... a. dwilingga utuh b. dwilingga salin swara c. dwipurwa d. dwiwasana 20. Ing ngisor iki sing kalebu tembungtembung rangkep dwilingga utuh.... a. mlaku-mlaku, panas-panas, rerasan b. cengar-cengir, morat-marit, lemulemu c. jejer-jejer, mangan-mangan, rame-rame d. lelagon, lelayar, cekikik



B. Wangsulana kang patitis! Surabaya Cipt: Benysworo Surabaya kuthane metropolitan Duwe sejarah dadi kutha pahlawan Surabaya slogane resik lan ijo Ana karep nggawe rakyat dadi mulya Jembatan merah riwayate sejarah Suromadu perkarane nggawe susah Suromadu basis pengaman segara Rakyat sara mahasiswa nggawe demo Reff : Surabaya rena-rena kahanane Akeh wong gawe polah benere dewe Embong macet jare ruwet aturane Gremet-gremet sing sabar teka enggone Kakilima dodolan penguripane Nggawe rame plasa dadi saingane



Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



57



Ceritane ana gang dodolan oli Terkenale disambangi saben wengi Sumuk sumpek urip neng surabaya Mepet numpuk omah kaya omah dara Ceker-ceker rekasane golek upa Enak ra penak uripku neng surabaya Iki ngono kahanan dadi cerita Ngrungokna crita sak crit dadi rata Sapa gelem urip neng surabaya Siap mentale mergaana cerita 1. 2. 3. 4. 5.



Tulisen pitutur luhur kang kinandhut ing tembang kasebut! Purwakanthi apa bae kang tinemu ing cakepan tembang kasebut? Temtokna tema saka tembang kasebut! Gawea purwakanti swara, sastra, lan basa siji-siji wae! Gawea ukara kang nggunakake tembung rangkep: a. dwilingga utuh b. dwilingga salin swara



58



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



PENILAIAN AKHIR SEMESTER CRITA WAYANG Prabu Puntadewa Prabu Puntadewa iku ratu ing Amarta (Ngamarta), dasanamane Prabu Yudhistira, Darmakusuma, Darmaputra, Darmawangsa, Darmaraja, Gunatalikrama, Sadha Dwijakangka, Sang Ajathasatru.Garwane asma Dewi Drupadi, mbakyune dewi Wara Srikandhi, putrane Prabu Drupada saka Negara Pancala.Saka Sang Prameswari Dewi Drupadi iki, Prabu Puntadewa peputra kakung siji, kekasih Raden Pancawala. Prabu Puntadewa ratu watak pandhita. Watake sabar lan ikhlas, lila donya lila ing pati. Apa bae barang darbeke, yen ana sing njaluk mesthi diparingake. Nadyan sugenge pisan yen ana sing njaluk, mesthi dililakake. Sajake urip ora tau ngapusi (goroh) lan ora nate perang. Sanadyan dipeksa dening Prabu Kresna supaya kersa goroh kanggo kemenangane Pandhawa, nalikane Pandhita Drona jumeneng Mahasenapati ing perang Bharatayuda, Prabu Puntadewa tetep ora kersa. Prabu Puntadewa tetep ngendika jujur, “ingkang pejah Hesthitama”.Mung olehe ngendika “Hesthi” lirih, “Tama”ne banter. Satemah dadi jalaran Pandhita Drona bingung, lan bisa dipateni dening Raden Trusthajumena. Amarga saking banget ngati-atine, ora kersa gawe seriking liyan, lan ora kersa goroh, mula Prabu Puntadewa digambarake wong sing ludirane seta. Saking sucine uripe. Pusakane Prabu Puntadewa wujud kitab/buku, jenenge Layang Kalimasada Pustaka Jamus.Prabu Salya klakon seda ing paprangan merga pusaka iki. Kejaba iku, pusaka liyane wujud tumbak lan payung, jenenge tumbak Karawilang lan payung Tunggulnaga. …………………………………………………………………………………………………….. PILIHEN SIJI JAWABAN SING BENER! 1. Wewatekane Prabu Puntadewa kaya kasebut ing ngisor iki, kejaba.... A. sabar lan ikhlas B. senengane ngapusi C. lila ing donya, lila ing pati D. ora seneng gawe seriking liyan 2. Prabu Puntadewa digambarake wong sing ludirane seta. Ludirane seta ateges…. A. getihe putih C. getihe biru B. getihe abang D. getihe ireng 3. Punjering crita wayang “Prabu Puntadewa” ing ndhuwur yaiku…. A. Perang Baratayudha B. Laire Pandhawa C. Kapribadhene Prabu Puntadewa D. Pandhita Durna gugur 4. Ing ngisor iki dasanamane Prabu Puntadewa, kejaba…. A. Darmakusuma B. Sadha Dwijakangka Semester Ganjil



C. Sang Ajathasatru D. Hesthitama 5. Kluwarga pandhawa kang ora nate perang yaiku….. A. Arjuna C. Yudhistira B. Werkudara D. Nakula 6. Kang bisa dituladha saka crita “Prabu Puntadewa” kasebut, yaiku…. A. kewasisane Prabu Puntadewa sajrone olah kanuragan B. wewatekanePrabu Puntadewa kang luhur C. kapinterane Prabu Puntadewa sajrone teknik paprangan D. kasektene Prabu Puntadewa kang ngedab-edabi 7. Basane ngoko kacampuran tembungtembung krama inggil, ater-ater lan panambang ora dikramakake. Katrangan kasebut kalebu…. Basa Jawa Kelas VII



59



A. ngoko alus B. ngoko lugu



C. krama lugu D. krama alus 8. Basa ngoko alus lumrahe digunakake ….kejaba: A. Ibu marang bapak sing wis kulina ngoko B. Wong isih enom nanging kudu diajeni. C. Anak marang wong tuwane. D. Wong sadrajad/sapantaran sing padha ngajeni. 9. Bu Dewi ora….amerga…. Tembung kang trep kanggo njangkepi ukara kasebut yaiku…. A. teka, lara C. ndugi, gerah B. rawuh, gerah D. ndugi, sakit 10. Ukara ing ngisor iki nggunakake ngoko alus…. A. Aku sesuk menyang Malang. B. Mas Jono nembe mantuk saking Tulungagung. C. Mbak Wati wis sare, rotine durung didhahar. D. Kula ngampil sepedha panjenengan. 11. Ing ngisor iki ciri-ciri teks deskripsi, kejaba…. A. Nggambarake utawa nglukisake sawijining bab. B. Anggone nggambarake kanthi cetha. C. Njlentrehake obyek kanthi rinci. D. Gawe pamaos ora melu ngrasakake lan ngalami dhewe. Kanggo pitakonan no. 12 – 16 Gatekna wacan ing ngisor iki ! ……………………………………………………………… …………………………………………. Kembang rosela werna-werna jinise nanging ing Indonesia kene ana rong jinis, sing godhonge ringgik-ringgik pinggire lan sing alus. Wohe meh padha, mung rada beda wernane. Ing Hawai, Malaysia, Thailand, India, Kuba, tanduran rosela iki werna-werna jinise. Ana sing kembange wernane wungu, putih, violet, biru, oranye, abang tuwa. Ing kana kembang rosela digawe teh, diombe 60



kaya yen ngombe teh biasa. Emane ing kene durung populer. Kamangka yen saben dina ngombe teh hibiscus awak bakal sehat lan seger merga metabolisme lancar lan kecukupan sawetara vitamin sarta mineral. Rehne durung ana sing adol teh hibiscus, becike gawe dhewe wae. ……………………………………………………………………… …………………………………... 12. Pethikan wacan deskripsi kasebut nerangake struktur teks…. A. identifikasi B. klasifikasi definisi C. deskripsi bagean D. lapuran 13. Ing indonesia jinise kembang rosela ana…. A. 2 C. 4 B. 3 D. 5 14. Teh saka kembang rosela uga diarani…. A. teh melati C. teh celup B. teh hibiscus D. teh wangi 15. Kang dudu kasiyate kembang rosela, yaiku…. A. awak bakal sehat lan seger B. metabolisme lancar C. ora gampang ngantuk D. kecukupan sawetara vitamin sarta mineral 16. Saliyane ing Indonesia, kembang rosela uga ana ing negara…. A. Hawai, Malaysia, Thailand, India, Kuba B. Hawai, Singapura, Thailand, India, Kuba C. Malaysia, Cina, Hawai, India, Kuba D. Singapura, Cina, Hawai, Kuba 17. Panulise swara [d] lan [dh] ing ngisor iki bener.... A. dhewe, dadi B. tulada, dhurung C. sandal, dhadhi D. dhulinan, dholan 18. Tembung ing ngisor iki nggunaake swara [a] miring…. A. bait, aran C. lumrah, ana B. sapa, ora D. sapa, ngira



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil



19. Swara [e] sajrone tembung sepet padha



karo swara [e] ing tembung…. A. lele C. mrene B. dhewe D. remuk 20. Tembung kang nggunakake swara [I] miring, yaiku…. A. sepi C. iwak B. iki D. pancing 21. Wong sing digandrungi lan didadekake patuladhan (dadi tokoh idola) lumrahe tokoh kang nduweni.... A. Kesugihan B. kapinteran lan kapribaden apik C. raga kang gagah prakosa D. panguripan sing makmur 22. Sajrone struktur teks profil tokoh dumadi saka orientasi, kronologi, lan reorientasi. Kang dicritakna ing bagean orientasi kaya kasebut ing ngisor iki, kejaba.... A. ngenalake tokoh B. aran, papan lan tanggal lair C. riwayat pendhidhikan lan kluwarga D. pamawase pengarang ngenani tokoh kasebut Kanggo pitakonan no. 23 – 26 Gatekna wacan ing ngisor iki ! Ki Hajar Dewantara Ki Hajar Dewantara sing asmane nalika timur R.M. Suwardi Suryadiningrat, miyos ing Yogyakarta nalika tanggal 2 Mei 1889. Sawise lulus ELS (Sekolah Dasar Walanda) banjur nerusake menyang STOVIA ing Jakarta. Amerga saka kahanan, Ki Hajar Dewantara ora nutug ing STOVIA. Sabanjure nyambut gawe dadi wartawan. Nalika tanggal 25 Desember 1912, Ki Hajar Dewantara bebarengan karo Douwes Dekker lan dr. Cipto Mangunkusuma ngedegake perkumpulan Indische Partj. Perkumpulan sing gegayuhane mbudi amrih bangsa Indonesia bisa uwal saka penjajah Walanda. Amarga gegayuhane sing luhur iku, penjajah Walanda ora seneng. Mulane Ki Hajar Dewantara dipidana kanthi dibuwang Semester Ganjil



menyang negara Walanda. Dhasar priyayi kang luhur bebudine lan madhep mantep anggone mbelani nusa lan bangsa, senajan ing negara manca, wektune digunakake kanggo ngangsu kawruh babagan pendidikan. Sawise kondur ing Indonesia, Ki Hajar Dewantara gedhe kawigatene kanggo majuning pendidikan. Tanggal 3 Juli 1992, Ki Hajar Dewantara ngedegake pawiyatan Taman Siswa. .......................................................................... .......................................................................... 23. Nalika tanggal 2 Mei 1889, Ki Hajar Dewantara miyos ing Yogyakarta. Tegese miyos yaiku.... A. seda C. kondur B. lair D. teka 24. Amarga gegayuhane sing luhur iku, penjajah Walanda ora seneng. Mulane Ki Hajar Dewantara dipidana kanthi dibuwang menyang negara Walanda. Tegese gegayuhan yaiku... A. cita-cita C. kekarepan B. perjuwangan D. kepinginan 25. Ing ngisor iki panyebabe Ki Hajar Dewantara ora disenengi Walanda.... A. Ki Hajar Dewantara mbudi amrih bangsa Indonesia bisa uwal saka penjajah Walanda. B. Ki Hajar Dewantara dipidana kanthi dibuwang menyang negara Walanda. C. Tanggal 3 Juli 1992, Ki Hajar Dewantara ngedegake pawiyatan Taman Siswa. D. Ki Hajar Dewantara nyambut gawe dadi wartawan. 26. Ki Hajar Dewantara ngedegake pawiyatan Taman Siswa, tanggal.... A. 25 Desember 1912 B. 2 Mei 1889 C. 3 Juli 1992 D. 28 April 1959 27. Tetembungan ing ngisor iki kalebu tuladhane tembung andhahan, kejaba…. A. tuku C. lungguh B. kokgawa D. disapu Basa Jawa Kelas VII



61



28. Tembung-tembung sing durung owah saka



29.



30.



31.



32.



33.



34.



asale lan bisa madeg dhewe yaiku.... A. tembung lingga B. tembung andhahan C. tembung saroja D. tembung entar Tembung-tembung ing ngisor iki kalebu tuladhane tembung lingga, kejaba…. A. tuku C. pangan B. mangan D. tamba Tembung sing mratelakake solah bawa utawa tandhang gawe diarani…. A. tembung aran B. tembung wilangan C. tembunng sesulih D. tembung kriya Minggu wingi aku lan Ratna nonton pameran ing alun-alun. Tembung sing digaris ngisor kalebu tembung…. A. aran, sesulih, wilangan B. panggandheng, kriya, ancer-ancer C. ancer-ancer, kriya, sesulih D. kriya, panguwuh, panggandheng Ukara ing ngisor iki nggunakake tembung wilangan, kejaba…. A. Maya tuku gula limang kilo. B. Ibu mundhut kain rong meter setengah. C. Ayo budhal saiki, selak telat. D. Aku semayanan tuku buku jam lima sore. Tembang sing bisa ditembangake karo guyonan nalika dolanan, nanging nduweni pitutur-pitutur kang becik darani tembang…. A. dolanan C. macapat B. campursari D. pop Kang ora kalebu tembang dolanan yaiku…. A. pucung B. lir-ilir C. gundhul-gundhul pacul D. aku duwe pitik



62



Kanggo pitakonan no. 35 – 37 Gatekna tembang ing ngisor iki!



35.



36.



37.



38.



Menthog-menthog takkandhani mung rupamu angisin-isini mbok ya aja ngetok ana kandhang wae enak-enak ngorok ora nyambut gawe Menthog-menthog mung lakumu megalmegol gawe guyu Tembang ing ndhuwur nyritakake…. A. pitik C. sapi B. menthog D. kucing Pitutur kang bisa dijupuk saka tembang kasebut yaiku.... A. menawa mari nyambut gawe oleh turu B. turu luwih penting tinimbang nyambut gawe C. sing sregep nyambut gawe, aja mung turu wae D. kudu sopan marang sapa wae Tembang kasebut menehi pasemon (sindiran) marang …. A. wong kang males B. wong sing sregep C. bocah sekolah D. bocah sing patuh Kang ora kalebu pasangan wyanjana yaiku.... A.



-



B.



]



C.



}



D. S



39. Aku sregep. Aksara jawane yaiku....



Basa Jawa Kelas VII



A. akuse/ge\ B. akus/ge C. akus}gep\ D. akus][gp\



Semester Ganjil



40. ?a[yopdsinau. Ukara kasebut



yen disalin.... A. Aku blajar sinau.



B. Ayo padha sinau. C. Aku sinau bareng. D. Ayo budhal sekolah.



WANGSULANA KANG PATITIS! 41. Struktur teks sajrone wacan dheskripsi ana 3, sebutna! 42. Tulisen profil tokoh kang kokgandrungi (diidolakan) ing bagean orientasi wae! 43. Gawea ukara migunakake tembung: a. sesulih b. panguwuh 44. Ukara ing ngisor iki salinen dadi basa ngoko alus! Ibu nyeluk Mas Deni dikongkon mangan. 45. Tulisen nganggo aksara jawa! Wingi aku melu ngaji.



Daftar Pustaka Padmosoekotjo, S. 1960. Wewaton Panulise Basa Jawa Nganggo Aksara Jawa. Surabaya: PT. Citra Jaya Murti. Hutomo, Suripan Sadi. 1997. Sosiologi Sastra Jawa. Jakarta: Balai Pustaka Mangunsuwito, S.A. 2002.Kamus Bahasa Jawa, Jawa-Indonesia. Bandung: CV. YramaWidya. Sutardjo, Drs Imam. 2008. Kawruh Basa Sarta Kasusastran Jawi. Surakarta: JurusanSastra Daerah FS UNS Suwardi Endraswara. 2009. Metode Pembelajaran Bahasa & Sastra Jawa. Yogyakarta: Kuntul Press Drs. R. Haryana Harjawiyana dan Drs. Theodorus Supriya. 2009. Marsudi unggah-ungguh Basa Jawa. Yogyakarta Sasangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu. 2010. Unggah-ungguh Bahasa Jawa Jakarta: Yayasan Paramalingua Saryono, Djoko. 2011. Sosok Budaya Jawa:Rekonstruksi Normatif Idealistis. Malang: Aditya Media Publishing. Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Pedoman Umum Ejaan bahasa Jawa Huruf Latin yang Disempurnakan. Yogyakarta: Balai Bahasa Sasangka Sry Tjatur Wisnu. 2011. Bunyi-bunyi Distingtif Bahasa Jawa.Yogyakarta:Elmatera Publishing.



Semester Ganjil



Basa Jawa Kelas VII



63



Profil Penulis Nama Lengkap Telepon Kantor/ HP E-mail Alamat rumah Alamat kantor 



 



: NIKI PURWANE RAHAYU, S.Pd. : 085735107321 : [email protected] : Jl. Raya Ngumpak-Jabon, Kec. Mojoanyar : SMPN 1 Mojoanyar, Kab. Mojokerto



Riwayat Pekerjaan : 1) Pengajar di SMKN Kudu Jombang, tahun 2006 – 2009 2) Pengajar di SMP Islam Al-Ishlah Trowulan, Kabupaten Mojokerto tahun 2012 – 2014 3) Pengajar di SMPN 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto tahun 2014 – 2016 4) Pengajar di SMPN 1 Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto tahun 2010 – sekarang Riwayat Pendidikan Tinggi : 1) S-1 Universitas Negeri Malang Pengalaman Menulis : 1) Kontributor artikel pada buku kumpulan artikel Mengajar, Mendidik, Menginspirasi. Tahun 2016, Penerbit Sarbikita Publishing. 2) Penulis buku penunjang pembelajaran Bahasa Jawa SMP/MTs. pada penerbit Mutiara Ilmu tahun 2015 – sekarang.



Profil Penelaah Nama Lengkap Telepon Kantor/ HP E-mail Akun Facebook Alamat kantor 







: Drs. Buhadi, M.M.Pd. : 081230125656 ::: Ds. Modopuro, Kab. Mojosari



Riwayat Pekerjaan : 1) 1994 – sekarang Pengajar di SMPN 2 Mojosari 2) 2005 – 2010 Pengajar di SMPI Mambaul Ulum Mojosari Judul buku yang di tulis : 1) Buku Siswa Sari Basa Jawa



Pembuat Cover Penata Letak / Layouter Pemeriksa dan Pengoreksi Desain Cover



64



: Anton Wijaya, S.E : Ayu Saputri, S.Pd. : Kundarto, S.Pd., M.Pd.



Basa Jawa Kelas VII



Semester Ganjil