22 0 3 MB
ModuI Ajar BUDAYA KERJA
Peruntukan Modul: Kelas X Program Keahlian Semua Jurusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Bojonegoro Penulis: 1. Dyah Perdana W,S.Pd 2. Andhi Setiawan,S.Pd,M.Kom
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul P5BK Profil Pelajar Pancasila Pada Sekolah Penggerak dengan Tema “Budaya Kerja” dengan sub tema Komitmen Belajar. Modul ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Profil Pelajar Pancasila pada Sekolah Penggerak bertema Budaya Kerja. Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan
dan
Kebudayaan
Tahun 2020-2024:Pelajar
Pancasila
adalah
perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia,berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun modul dan pembimbing,
tutor
pendidikan
kesetaraan
dan
semua
pihak
yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan modul ini.
Bojonegoro, Oktober 2021
Tim Penyusun
DESKRIPSI SINGKAT TEMA BUDAYA KERJA
Projek pada tema Budaya Kerja dimaksudkan untuk membangun kesadaran sikap dan perilaku untuk membiasakan diri sebagai budaya kerja positif sesuai dengan standar dunia kerja, agar mampu beradaptasi dengan budaya di dunia kerja, sehingga memiliki kinerja optimal
RUANG LINGKUP TEMA BUDAYA KERJA
Projek pada Tema Budaya Kerja ini Meliputi : 1. Sikap kerja dan 5 R: Komitmen Belajar Membangun Kerja Sama mencapai Sukses Membangun Kepercayaan Diri Training 5 R Penerapan 5 R di Sekolah 2. K3LH dan Perbaikan Berkelanjutan 3. Etika Kerja
TUJUAN
Tujuan umum pada projek tema Budaya Kerja adalah agar peserta didik mempunyai kesadaran sikap dan perilaku untuk membiasakan diri berbudaya kerja positif sesuai dengan standar dunia kerja, dan mampu beradaptasi dengan budaya di dunia kerja, sehingga memiliki kinerja optimal
PROFIL PELAJAR PANCASILA
Dimensi 1
Beriman, Bertaqwa Terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia
Dimensi 2
Berkebinekaan Global
Dimensi 3
Mandiri
Dimensi 4
Bergotong Royong
Dimensi 5
Bernalar Kritis
Dimensi 6
Kreatif
TARGET PESERTA DIDIK
Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusat Keunggulan
SARANA PRASARANA
SARANA PEMBELAJARAN: 1. Digital, berupa video pembelajaran dari internet, buku digital (e-book, PDF dan lainnya. 2. Non Digital, berupa majalah, buku ajar yang relevan, surat kabar, dan lainnya. PRASARANA PEMBELAJARAN: 1. Perangkat keras, berupa PC, laptop, ponsel, tablet dan headset. 2. Perangkat lunak, berupa aplikasi tatap muka daring misalnya Zoom, Google Meet, Webex dan lainnya. Bisa juga LMS seperti Google Classroom, Moodle dan lainnya. Selain itu sumber belajar digital misalnya Youtube, Sumber belajar milik Pusdatin Kemendikbud dan lainnya
MODEL PEMBELAJARAN
- Inquiry learning
- Project Based Learning
KOLABORASI
Guru dapat berkolaborasi antar guru jika menemukan keterbatasan sumber belajar atau guru dapat juga menggunakan sarana sekitar sebagai sumber belajar.
PENGGUNAAN MODUL
Perangkat ajar (toolkit) ini dirancang sedemikian rupa untuk memberi panduan kepada guru SMK untuk menjabarkan kegiatan tema kebekerjaan yang memuat 9 sub tema 1. Sikap Kerja dan 5 R ; Komitmen Belajar Membangun kerjasama mencapai sukses Membangun kepercayaan diri Training 5 R Penerapan 5 R di Sekolah 2. K3LH dan Perbaikan Berkelanjutan; 3. Etika Kerja; Contoh untuk kelas X dengan total 288 JP, setiap tema mendapatkan 96 JP (288 JP : 3 tema = 96 JP).
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
NO
ELEMEN
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik mampu mengembangkan sikap kerja dan menjaga lingkungan kerja agar selalu dalam kondisi ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin (5R) sesuai dengan standar dunia kerja Peserta didik mampu menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) sesuai dengan standar dunia kerja
1
Sikap Kerja dan 5 R
2
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) sesuai dengan standar dunia Kerja
3
Perbaikan secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran dan kehidupan seharihari
Peserta didik mampu melakukan Perbaikan secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran dan kehidupan sehari-hari
4
Nilai-nilai etika kerja dalam pembelajaran dan interaksi antar individu dan kelompok di sekolah.
Peserta didik mampu menerapkan Nilai-nilai etika kerja dalam pembelajaran dan interaksi antar individu dan kelompok di sekolah
LINGKUP MATERI
ASESMEN
JP
a. Komitmen Belajar b. Membangun Kerjasama mencapai sukses c. Membangun kepercayaan Diri d. Training/pelatihan 5 R e. Penerapan 5 R di Sekolah a. Mengenali K3LH dan Manfaatnya b. Mengidentifikasi K3LH di Sekolah c. Melakukan Proses Pemadam Kebakaran d. Berbagi Pengalaman
Diagnostic test Penugasan Tes tertulis
96 JP
Diagnostic test Penugasan Tes tertulis
JP
a. Merencanakan perbaikan berkelanjutan b. Mengidentifikasi c. Menganalisis d. Memonitoring e. Melakukan Pengendalian a. Disiplin diri b. Membangun kerjasama c. Membangun sikap cinta tanah air d. Penerapan etika kerja disekolah
Diagnostic test Penugasan Tes tertulis
JP
Diagnostic test Penugasan Tes tertulis
JP
PERTEMUAN KE 1-12
Tahapan Projek Sikap Kerja dan 5R ini menggunakan alur kegiatan yang dimulai dari tahap: (1) Kontrak Belajar; (2) Bekerja sama mencapai sukses; (3) Melatih kepercayaan diri; (4) Pelatihan 5R; (5) Penerapan 5R;
Pembentukan Sikap Kerja dan Budaya 5R
Cara Penggunaan Panduan Projek Sikap Kerja dan 5R.
• Perangkat ajar ini dirancang untuk memfasilitasi SMK melaksanakan pengembangan Sikap Kerja dan penerapan 5R. Projek Sikap Kerja dan 5R di kelas X diarahkan pada pengembangan Sikap Kerja dan Penerapan 5R yang berisi 5 kegiatan : (1) Komitmen belajar; (2) Membangun kerja-sama mencapai sukses; (3) Membangun kepercayaan diri; (4) Pelatihan 5R; dan (5) Penerapan 5R di tempat kerja. • Alokasi waktu yang disediakan untuk projek Sikap Kerja dan 5R di kelas X adalah 96 JP yang sebaiknya dilakukan dengan sistem blok minggu.
Refleksi Awal Kegiatan ini dilakukan pada saat dan setelah melakukan kegiatan projek pada tahap pengalaman konsep, identifikasi sikap kerja dan 5 R di lingkungan sekolah dengan menggunakan kuisioner sebagai berikut: LEMBAR KERJA REFLEKSI AWAL NAMA : KELAS: NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PERNYATAAN Saya membaca,memahami isi dan menandatangangi kontrak belajar Saya menyadari pentingnya kontrak belajar Saya selalu disiplin dengan peraturan peraturan yang ditetapkan oleh sekolah Saya memiliki tingkat kerapihan yang tinggi diseluruh aktivitas yang dikerjakan Saya selalu melakukan aktivitas dengan penuh semangat dan tanggung jawab Saya selalu menyelesaikan tugas tepat waktu Saya menghargai dan menghormati teman yang berbeda latar belakang suku maupun budaya Saya mampu bekerjasama dengan rekan kerja disetiap pekerjaan Saya senang dengan tugas yang dikerjakan secara berkelompok Saya memiliki sikap kesadaran dan kepedulian kepada sesama manusia dan lingkungan Saya selalu mengawali aktivitas dengan berdoa Saya selalu bersyukur dengan yang dimiliki sekarang
Keterangan: SS S TS STS TT
: Sangat Setuju : Setuju : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju : Tidak Tahu
RESPON PESERTA DIDIK SS
S
TS
STS
TT
KEGIATAN PEMBELAJARAN SUB ELEMEN Komitmen belajar
TEORI SINGKAT PEMBELAJARAN Pengertian Kontrak Belajar. Sekolah
merupakan
salah
satu
lembaga
yang
menjadi
tempat
diselenggarakannya pendidikan bagi tiap individu. Melalui sekolah setiap peserta didik diharapkan dapat belajar lebih baik (school as a place for better leaming), sehingga potensi peserta didik dapat berkembang dengan optimal. Sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang didisain untuk dapat berkontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat suatu bangsa. Sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta peningkatan derajat sosial masyarakat. Salah satu kunci keberhasilan seseorang dalam meraih kedewasaan adalah dengan pendidikan yang baik, akan tetapi untuk mendapatkan pendidikan yang baik memiliki salah satu syarat mutlak bagi orang tua dan peserta didik, yaitu komitmen yang kuat untuk belajar. Komitmen dalam konteks pendidikan dan belajar harus merupakan bentuk kesadaran dari dalam diri individu. Komitmen belajar adalah sebuah janji untuk melakukan yang terbaik disekolah, mempelajari hal yang baru, mengerjakan tugas, adanya perhatian kepada guru, dan membaca bukan hanya karena merasa harus, akan tetapi karena membutuhkannya.
Berdasarkan pemamaparan para ahli, maka definisi komitmen belajar dapat dielaborasikan sebagai suatu kesungguhan dan keterikatan siswa dalam memegang janji untuk melakukan yang terbaik dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan munculnya aspek-aspek sebagai berikut: a. Knowledgeability b. Memiliki motivasi berprestasi c. Kemampuan mengelola emosi d. Memiliki keterampilan mengidentifikasi orang lain yang dianggap penting/ dapat membantu pencapaian tujuan yang ditetapkan. e. Proyeksi diri ke masa depan seseorang. Salah satu bentuk komitmen belajar dalam sekolah kami yaitu dapat dilihat dari dokumen kontrak belajar peserta didik yang diketahui orang tua, juga komitmen seluruh warga sekolah . Dengan adanya kontrak belajar diharapkan peserta didik menyadari pentingnya meningkatkan kemampuan diri.
Contoh Draf Kontrak Belajar yang ada di SMKN 2 Bojonegoro dalam bentuk surat pernyataan yang nanti pada pelaksanaannya bisa di kembangkan lagi.
Asessment/ Penilaian Hasil Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan ini dilakukan untuk mengkukur kecakapan peserta didik dalam Perencanaan, pelaksanaan dan hasil kontrak belajar.
Nama
:
Kelas
:
NO
1
2
3
Tahapan
Melebihi Harapan
Peserta didik mampu melakukan perencanaan kontrak belajar serta Perencanaan mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain dengan menggunakan berbagai prespektif Peserta didik menampilkan tindakan sesuai dengan kontrak belajar serta Pelaksanaan mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain dengan menggunakan berbagai prespektif Menerapkan tindakan sesuai dengan kontrak belajar serta Ketepatan mempertimbangkan Sasaran dampaknya bagi diri dan orang lain dengan menggunakan berbagai prespektif
Berkembang
Mulai
Belum
sesuai Harapan
Berkembang
berkembang
Peserta didik mampu melakukan perencanaan kontrak belajar serta mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain
Peserta didik mampu melakukan perencanaan kontrak belajar
Peserta didik belum mampu melakukan perencanaan kontrak belajar
Peserta didik menampilkan tindakan sesuai dengan kontrak belajar serta mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain
Peserta didik menampilkan tindakan sesuai dengan kontrak belajar
Peserta didik menampilkan tindakan yang belum sesuai dengan kontrak belajar
Menerapkan tindakan sesuai dengan kontrak belajar serta mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain
Menerapkan tindakan sesuai dengan kontrak belajar
Belum bisa Menerapkan tindakan sesuai dengan kontrak belajar
LEMBAR REFLEKSI PESERTA DIDIK 1. Menurut anda, apa manfaat kontrak belajar atau komitmen belajar ? …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 2. Setelah anda menandatangani kontrak belajar, apa konsekuensinya bagi anda pada saat menjalani proses belajar di sekolah sampai dengan lulus ? …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
LEMBAR REFLEKSI GURU 1. Menurut anda, apa manfaat kontrak belajar atau komitmen belajar ? …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… 2. Setelah peserta didik, orang tua, dan pimpinan sekolah menandatangani kontrak belajar, apa konsekunsinya bagi guru pada saat melaksankan proses pembelajaran disekolah ? …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
GLOSARIUM
Modul Projek
Soft Skills
Knowledgeability
Satuan standar yang bersama-sama dengan yang lain digunakan secara bersama Sebuah aktivitas kerja sementra yang dilakukan untuk membuat produk atau jasa dengan waktu (awal sampai akhir) sudah ditentukan dengan jelas. Ketrampilan hidup yang sangat menentukan keberhasilan seseorang yang wujudnya antara lain berpa kerja keras, eksekutor, jujur, visioner dan disiplin. Mempunyai pengetahuan yang luas
SUB ELEMEN Membangun Kerja Sama Meraih Sukses
Asessment/ Penilaian Hasil Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan ini dilakukan untuk mengkukur kecakapan peserta didik dalam Perencanaan, pelaksanaan dan hasil membangun kerja sama meraih sukses. Nama
:
Kelas
:
NO
1
2
Tahapan
Pelaksanaan
Ketepatan Sasaran
Melebihi Harapan Peserta didik menampakkan kemampuan bekerja sama serta mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain dengan menggunakan berbagai prespektif Peserta didik Menerapkan tindakan kemampuan bekerja sama serta mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain dengan menggunakan berbagai prespektif
Berkembang
Mulai
Belum
sesuai Harapan
Berkembang
berkembang
Peserta didik menampakkan kemampuan bekerja sama serta mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain.
Peserta didik menampakkan kemampuan bekerja sama.
Peserta didik belum menampakkan kemampuan bekerja sama
Peserta didik Menerapkan tindakan kemampuan bekerja sama serta mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain.
Peserta didik Menerapkan tindakan kemampuan bekerja sama.
Peserta didik belum mampu menerapkan tindakan kemampuan bekerja sama
LEMBAR REFLEKSI PESERTA DIDIK 1.
Setelah anda mengikuti seluruh rangkaian kegiatan luar ruangan (outbond), identifikasi pada kegiatan mana yang mendorong anda lebih giat belajar ! ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………
2.
Mengapa setiap anda harus ikut bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam kegiatn sekolah ? ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………
3.
Buatlah rencana bagiamana cara membiasakan dan mempertahankan kerjasama tim ! ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………
LEMBAR REFLEKSI GURU
1. Setelah anda membimbing seluruh rangkaian kegiatan outbond, identifikasi pada kegiatan mana yang mendorong peserta didik lebih giat belajar ! ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Buatlah rencana bagaimana peserta didik dapat membiasakan dan mempertahankan kerjasama tim ! ……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………
GLOSARIUM
Outbond
Sebuah program yang dilaksanakan di luar ruangan maupun di alam bebas (outdoor). Bentuk kegiatanya tersaji berupa permainan (games) kreatif serta edukatif.
Performance
Pertunjukan
Teamwork
kemampuan tiap individu untuk bisa berkomunikasi, mendengar dan melakukan pekerjaan secara lebih teratur
SUB ELEMEN Membangun Kepercayaan Diri
Asessment/ Penilaian Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengkukur kecakapan peserta didik dalam Perencanaan, pelaksanaan dan hasil membangun kerja sama meraih sukses. Nama
:
Kelas
:
NO
1
2
Berkembang
Mulai
Belum
sesuai Harapan
Berkembang
berkembang
Peserta didik menampakkan tindakan yang telah membentuk fisik dan mental serta mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain.
Peserta didik menampakkan tindakan yang telah membentuk fisik dan mental
Peserta didik belum menampakkan tindakan yang telah membentuk fisik dan mental
Pelaksanaan
Peserta didik menampakkan tindakan yang telah membentuk fisik dan mental serta mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain serta lingkungannya dengan menggunakan berbagai perspektif
Peserta didik menampakkan tindakan yang telah berani berpidato/presentasi makalah dengan memberikan argumentasi logis dan sistematis
Peserta didik menampakkan tindakan yang telah berani berpidato/presenta si makalah
Peserta didik belum bisa menampakkan tindakan yang telah berani berpidato/prese ntasi makalah
Peserta didik menampakkan tindakan secara terus menerus yang telah membentuk fisik dan mental serta mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain.
Peserta didik menampakkan tindakan yang telah membentuk fisik dan mental
Peserta didik belum menampakkan tindakan yang telah membentuk fisik dan mental
Ketepatan
Peserta didik menampakkan tindakan yang telah berani berpidato/presentasi makalah dengan memberikan argumentasi logis dan sistematis berdasarkan refrensi tertentu Peserta didik menampakkan secara terus menerus tindakan yang telah membentuk fisik dan mental serta mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain serta lingkungannya dengan menggunakan berbagai perspektif Peserta didik menampakkan tindakan yang telah berani berpidato/presentasi makalah dengan memberikan argumentasi logis dan sistematis berdasarkan refrensi tertentu
Peserta didik menampakkan tindakan yang telah berani berpidato/presentasi makalah dengan memberikan argumentasi logis dan sistematis
Peserta didik menampakkan tindakan yang telah berani berpidato/presenta si makalah
Peserta didik belum bisa menampakkan tindakan yang telah berani berpidato/prese ntasi makalah
Tahapan
Melebihi Harapan
Sasaran
LEMBAR REFLEKSI PESERTA DIDIK Setelah mengikuti kegiatan Melatih Kepercayaan Diri. 1 .
Kegiatan “ Melatih Kepercayaan Diri” apa yang paling sesuai untuk meningkatkan Kepercayaan diri dalam bekerja ? …………………………………………………………………………………………………………………………
2
Ceritakan perubahan fisik anda, setelah mengikuti kegiatan “ Melatih Kepercayaan Diri” ? …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………
3
Bagaimana kesiapan mental anda setelah mengikuti kegiatan “ Melatih Kepercayaan Diri” dalam menghadapi segala kondisi dalam pekerjaan ? …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………
4
Apa rencana anda untuk mempertahankan kepercayaan diri anda setelah mengikuti kegiatan tersebut ? …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………
LEMBAR REFLEKSI GURU
Setelah membimbing kegiatan kesemaptaan fisik dan mental 1 .
Kegiatan “ Melatih Kepercayaan Diri” apa yang paling sesuai untuk meningkatkan kesigapan/ketangkasan peserta didik dalam bekerja/belajar ? …………………………………………………………………………………………………………………………
2
Ceritakan perubahan fisik peserta didik , setelah mengikuti kegiatan “ Melatih Kepercayaan Diri” ? …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………
3
Bagaimana kesiapan mental peserta didik setelah mengikuti kegiatan “ Melatih Kepercayaan Diri” dalam menghadapi segala kondisi dalam pekerjaan ? …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………
4
Apa rencana anda untuk mempertahankan “ Kepercayaan Diri” anda setelah mengikuti kegiatan tersebut ? …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………
GLOSARIUM
Kesemaptaan
Pull Up
Chinning
Sit Up
Shuttle Run
Lunges
Kesamaptaan berasal dari kata samapta yang memiliki arti ready atau prepared atau bisa juga diartikan kesiapan fisik Gerakan dengan cara seperti bergantung pada tiang horizontal kemudian menarik badan keatas sampai dagu melewati tiang itu dan kembali turun sampai tangan lurus dengan standar untuk laki-laki 10 kali. Gerakan berdiri di depan tiang dengan tiang tersebut setinggi dagu peserta dan kaki masih menginjak ke tanah dan badan ditarik ke depan dan kembali ke belakang Sit Up adalah gerakan duduk kemudian bangun. Test ini bertujuan untuk mengetahui daya tahan serta fleksibilitas otot perut. Standar untuk Laki-Laki 35-40 kali, standar untuk wanita 30 kali dengan waktu 1 menit. Shuttle run adalah lari membentuk angka 8. Lari dengan kecepatan penuh (sprint) melewati 2 patok besi yang berjarak kurang lebih 10 meter dengan titik awal sebelah kanan patok belakang. latihan kekuatan yang sering dilakukan ketika seseorang ingin memperkuat, membentuk, dan mengencangkan tubuh mereka, sekaligus meningkatkan kebugaran tubuh secara keseluruhan, serta meningkatkan kinerja atletik.
SUB ELEMEN Training 5 R
Teori Singkat 5 R
Prinsip 5R adalah saduran dari 5S yang berasal dari Jepang yaitu Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shikute (Rajin). Kelima prinsip ini bersinergi satu dengan lainnya sehingga menciptakan budaya kerja yang aman, nyaman, produktif, dan sehat untuk pekerja maupun perusahaan. Dengan menerapkan 5R, perusahaan akan menghindari pemborosan yang tidak perlu dalam aktivitas yang umumnya tidak disadari, misalnya pemborosan dalam stok barang, material, aktivitas karyawan, manajemen waktu, hingga kesalahan yang berulang.
RINGKAS
Prinsip pertama adalah Seiri atau Ringkas. Dalam prinsip ini Anda akan diminta untuk mampu melakukan: 1. Pemisahan barang dalam kategori diperlukan dan harus disingkirkan. 2. Pemilihan barang yang masih bisa digunakan dan yang rusak. 3. Pengkategorian barang yang sering digunakan dan yang jarang. Dengan menerapkan prinsip Ringkas, Anda mengetahui jumlah barang fisik yang ada di tempat kerja sehingga menghindari adanya barang yang berlebihan atau bahkan tidak diperlukan memenuhi tempat kerja Anda.
RAPI
Prinsip kedua ialah Seiton atau Rapi. Pada prinsip ini yang ditekankan adalah bagaimana cara Anda meletakan barang barang dan mudah untuk mendapatkannya kembali saat diperlukan. Ya, penekanannya adalah pada kata mudah. Karena seringkali kita mampu meletakan barang-barang dengan rapi, namun saat kita membutuhkannya kita justru terjebak dan terpaksa membongkar semua isi lemari penyimpanan. Pada prinsip ini, yang harus diperhatikan adalah: 1. Bagaimana menata barang-barang berdasarkan alur pekerjaan. 2. Bagaimana menata berdasarkan frekuensi penggunaan, fungsi dan batas waktu digunakan. 3. Bagaimana melakukan pengendalian secara visual agar semua barang dapat mudah ditemukan, teratur, dan selalu ditempatnya (tidak dipindahkan seenaknya). Manfaat dari prinsip ini adalah menciptakan lingkungan kerja yang tertata demi memudahkan, mempercepat, dan meningkatkan ketepatan saat memerlukan barang di tempat kerja.
RESIK
Prinsip ketiga adalah Seiso atau Resik. Prinsip ini memberikan pengarahan bagaimana cara menjaga kebersihan di tempat kerja. Karena dengan melakukan pembersihan secara teratur, hal ini sekaligus mencakup pengecekan untuk setiap alat-alat kerja. Apakah ada yang perlu dilakukan maintenace, rusak, atau bahkan perlu diganti. Dari prinsip Seiso atau Resik, kita dapat melakukan tindakan preventif untuk mencegah adanya kecelakaan kerja dari kelalaian alat kerja yang tidak memadai. Yang menjadi cakupan pada prinsip Resik antara lain: 1. Melakukan pembersihan tempat kerja dari segala debu dan sampah secara rutin. 2. Menyediakan fasilitas kebersihan di tempat kerja. 3. Meminimalisir faktor-faktor yang menyebabkan kantor menjadi kotor dan penuh sampah. 4. Melakukan maintenance terhadap alat atau barang di kantor yang sudah usang maupun rusak. Dengan menerapkan prinsip Resik, kita akan mampu menciptakan lingkungan kerja yang bersih, sehat, nyaman, dan menghindari kecelakaan kerja akibat alat kerja yang sudah usang atau rusak.
RAWAT
Masuk ke prinsip keempat yaitu Seiketsu atau Rawat. Pada prinsip ini, yang paling penting adalah bagaimana mempertahankan ketiga proses yang sudah dilakukan sebelumnya yaitu ringkas, rapi, dan resik. Dengan memantapkan diri untuk mengimplementasikan prinsip rawat atau seiketsu, Anda akan merasakan langsung manfaatnya seperti usia penggunakan alat kantor yang lebih panjang sehingga budget pembelian atau maintenance pun bisa menurun drastis.
RAJIN
Prinsip yang terakhir atau yang kelima adalah Shitsuke atau Rajin. Tujuan dari prinsip ini adalah untuk membentuk keseluruhan prinsip yang telah kita bahas sebelumnya menjadi sebuah kebiasaan. Dengan membentuk kebiasaan baru dari semua prinsip-prinsip ini akan meningkatkan pencapaian dan kebiasaan positif di lingkungan kerja. Manfaatnya adalah setiap pekerja atau elemen di perusahaan dapat menjadi lebih disiplin dan melekatkan prinsip 5R sebagai budaya kerja.
Asessment/ Penilaian Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengkukur kecakapan peserta didik dalam pelaksanaan dan hasil Training 5 R Nama
:
Kelas
:
NO
1
2
3
5R
Ringkas
Rapi
Resik
Melebihi Harapan Peserta didik menampilkan tindakan yang telah dapat mengatur dan memilah segala sesuatu dan mengambil keputusan yang tegas serta menerapkan manajemen sertifikasi untuk membuang yang tidak diperlukan sesuai aturan dan prinsip dengan mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain serta lingkungannya dengan menggunakan berbagai perspektif Peserta didik dapat mengeksplorasi pikiran dan perasannya dalam menyimpan barang di tempat yang tepat atau tata letak yang tepat sehingga dapat digunakan dalam keadaan mendadak agar mudah diakses serta mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan lingkungannya dengan menggunakan berbagai perspektif Peserta didik dapat mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk karya dan tindakan, serta mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan lingkungannya
Berkembang
Mulai
Belum
sesuai Harapan
Berkembang
berkembang
Peserta didik menampilkan tindakan yang telah dapat mengatur dan memilah segala sesuatu dan mengambil keputusan yang tegas serta menerapkan manajemen sertifikasi untuk membuang yang tidak diperlukan sesuai aturan dan prinsip dengan mempertimbangkan dampaknya bagi diri dan orang lain.
Peserta didik menampilkan tindakan yang telah dapat mengatur dan memilah segala sesuatu sesuai aturan dan prinsip
Peserta didk belum menampilkan tindakan yang dapat mengatur dan memilah segala sesuatu sesuai aturan dan prinsip
Peserta didik dapat mengeksplorasi pikiran dan perasannya dalam menyimpan barang di tempat yang tepat atau tata letak yang tepat sehingga dapat digunakan dalam keadaan mendadak agar mudah diakses serta mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain.
Peserta didik dapat menyelaraskan pemikiran dan tindakan sendiri dalam menyimpan barang di tempat yang tepat atau tata letak yang tepat sehingga dapat digunakan dalam keadaan mendadak agar mudah diakses sebagai bagian dari regulasi diri Peserta didik dapat menyelaraskan pemikiran dan tindakan sendiri dalam melaksanakan pembersihan barang-barang dan tempat kerja dari kotoran sebagai
Peserta didik menampilkan tindakan menyimpan barang di tempat yang tepat atau tata letak yang tepat sehingga dapat digunakan dalam keadaan mendadak agar mudah diakses sesuai aturan yang ada Peserta didik menampilkan tindakan melaksanaan pembersihan barang-barang dan tempat kerja dari kotoran sesuai dengan tugas yang diberikan.
Peserta didik dapat mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk karya dan tindakan, serta mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain dalam konteks pembersihan barang-
4
5
Rawat
Rajin
dengan menggunakan berbagai perspektif Peserta didik dapat Membudayakan standar 3R (ringkas, rapi dan resik ) yang disepakati bersama oleh seluruh warga yang berada pada area kerja yang bersangkutan dengan peningkatan secara terus menerus.
barang dan tempat kerja Peserta didik dapat Menghasilkan gagasan dalam membuat standar 3R (ringkas, rapi dan resik) yang lebih baik dari yang sudah ada.
bagaian dari regulasi diri Peserta didik dapat Meningkatkan 3R (ringkas, rapi dan resik) yang telah dicapai.
Peserta didik disiplin menerapkan 4R dengan benar dan sesuai asas yang berlaku, berkelanjutan, dan menjadi budaya kerja dengan melibatkan semua pemangku kepentingan.
Peserta didik disiplin menerapkan 4R dengan benar dan sesuai asas yang berlaku, berkelanjutan, dan menjadi budaya kerja
Peserta didik disiplin menerapkan 4R dengan benar dan sesuai asas yang berlaku, berkelanjutan.
Peserta didik dapat mempertahank an 3R (ringkas, rapi dan resik ) yang telah dicapai.
Peserta didik disiplin menerapkan 4R dengan benar sesuai asas yang berlaku
LEMBAR REFLEKSI PESERTA DIDIK
Setelah mengikuti kegiatan Training/Pelatihan 5 R 1 . 2
Apa yang dapat anda ceritakan setelah mengikuti kegiatan training 5 R ? ………………………………………………………………………………………………………………………… Apa yang anda lakukan setelah mengikuti kegiatan training 5 R dalam kehidupan seharihari ? …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………
3
Apa gagasan anda untuk menerapkan budaya 5 R di sekolah ? …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………
LEMBAR REFLEKSI GURU
Setelah membimbing training 5 R 1 . 2
Apa yang dapat anda kembangkan setelah membimbing training 5 R ? ………………………………………………………………………………………………………………………… Apa yang akan anda bimbing setelah mengikuti kegiatan training 5R dalam kehidupan sehari-hari ? …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………
3
Apa gagasan anda untuk menerapkan budaya 5 R di sekolah ? …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………
GLOSARIUM
Seiri (Ringkas)
Seiton (Rapi)
Seiso
seiketsu
Shitsuke
maintenance
Seiri merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu: pemilahan barang yang berguna dan tidak berguna; barang berguna disimpan dan barang tidak berguna dibuang. Seiton adalah langkah kedua setelah pemilahan, yaitu: penataan barang yang berguna agara mudah dicari,dan aman, serta diberi indikas Seiso adalah langkah ketiga setelah penataan, yaitu: pembersihan barang yang telah ditata dengan rapih agar tidak kotor, termasuk tempat kerja dan lingkungan serta mesin, baik mesin yang breakdown maupun dalam rangka program preventive maintenance (PM) Seiketsu adalah langkah selanjutnya setelah seiri, seiton, dan seiso, yaitu: penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi dan bersih menjadi suatu standar kerja Shitsuke adalah langkah terakhir, yaitu penyadaran diri akan etika kerja: (1) Disiplin terhadap standar, (2) Saling menghormati, (3) Malu melakukan pelanggaran, dan (4) Senang melakukan perbaikan. maintenance adalah suatu tindakan perbaikan dan perawatan pada suatu objek
SUB ELEMEN PENERAPAN 5 R
TEORI SINGKAT
Benchmarking adalah suatu proses mengidentifikasikan “praktek terbaik” terhadap dua produk dan proses produksinya hingga produk tersebut dikirimkan. Benchmarking memberikan wawasan yang diperlukan untuk membantu manajemen dalam memahami proses dan produknya baik dengan cara membandingkannya dengan Industri yang serupa maupun dengan Industri yang berbeda. Benchmarking dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Tolok Ukur atau Patokan.
Tujuan utama dari Benchmarking adalah untuk memahami dan mengevaluasi proses ataupun produk saat ini sehingga menemukan cara atau “Praktek Terbaik” untuk meningkatkan proses maupun kualitas produk. Benchmarking dapat dilakukan untuk proses produksi, produk, jasa maupun sistem dalam suatu organisasi.
4 Cara yang Digunakan Dalam Melakukan Benchmarking 1. Riset in-house.
Melakukan penilaian terhadap informasi dalam perusahaan sendiri maupun informasi yang ada di publik. 2. Riset Pihak Ketiga. Membiayai kegiatan benchmarking yang akan dilakukan oleh perusahaan surveyor . 3. Pertukaran Langsung Pertukaran informasi secara langsung dapat dilakukan melalui kuesioner, survei melalui telepon, dll. 4. Kunjungan Langsung. Melakukan kunjungan ke lokasi mitra benchmarking (cara ini dianggap yang paling efektif ).
Jenis-jenis Metode Benchmark Metode peningkatan kinerja yang dilakukan melalui Benchmark pada umumnya meliputi pengukuran dan perbandingan kinerja terhadap: 1. Bagaimana melakukan perbandingannya 2. Pihak mana yang lebih baik 3. Mengapa pihak lain lebih baik 4. Tindakan apa yang perlu ditingkatkan
Proses Benchmarking 1. Menentukan Apa yang Akan Di-benchmark Hampir segala hal dapat di-benchmark: suatu proses lama yang memerlukan perbaikan; suatu permasalahan yang memerlukan solusi; suatu perancangan proses baru; suatu proses yang upaya-upaya perbaikannya selama ini belum berhasil. Perlu dibentuk suatu Tim Peningkatan Mutu yang akan menyelidiki proses dan permasalahannya. Tim ini akan mendefinisikan proses yang menjadi target, batas-batasnya, operasi-operasi yang dicakup dan urutannya, dan masukan (input) serta keluarannya (output).
2. Menentukan Apa yang Akan Diukur
Ukuran atau standar yang dipilih untuk dilakukan benchmark-nya harus yang paling kritis dan besar kontribusinya terhadap perbaikan dan peningkatan mutu. Tim yang bertugas me-review elemen-elemen dalam proses dalam suatu bagan alir dan melakukan diskusi tentang ukuran dan standar yang menjadi fokus. Contoh-contoh ukuran adalah misalnya durasi waktu penyelesaian, waktu penyelesaian untuk setiap elemen kerja, waktu untuk setiap titik pengambilan keputusan, variasi-variasi waktu, jumlah aliran balik atau pengulangan, dan kemungkinankemungkinan terjadinya kesalahan pada setiap elemennya. Jika memang ada pihak lain (internal dan eksternal) yang berkepentingan terhadap proses ini maka tuntutan atau kebutuhan (requirements) mereka harus dimasukkan atau diakomodasikan dalam tahap ini.
Tim yang bertugas dapat pula melakukan wawancara dengan pihak yang berkepentingan terhadap proses tersebut (dapat pula dipandang sebagai pelanggan) tentang tuntutan dan kebutuhan mereka dan menghubungkan atau mengkaitkan tuntutan tersebut kepada ukuran dan standar kinerja proses. Tim kemudian menentukan ukuran-ukuran atau standar yang paling kritis yang akan secara signifikan meningkatkan mutu proses dan hasilnya. Juga dipilih informasi seperti apa yang diperlukan dalam proses benchmarking ini dari organisasi lain yang menjadi tujuan benchmarking. 3. Menentukan kepada Siapa akan Dilakukan Benchmark Tim Peningkatan Mutu kemudian menentukan organisasi yang akan menjadi tujuan benchmarking ini. Pertimbangan yang perlu adalah tentunya memilih organisasi lain tersebut yang memang dipandang mempunyai reputasi baik bahkan terbaik dalam kategori ini. 4. Pengumpulan Data/Kunjungan
Tim Peningkatan Mutu mengumpulkan data tentang ukuran dan yang telah dipilih terhadap organisasi yang akan di-benchmark. Pencarian informasi ini dapat dimulai dengan yang telah dipublikasikan: misalkan hasil-hasil studi, survei pasar, survei pelanggan, jurnal, majalah dan lain-lain. Barangkali juga ada lembaga yang menyediakan bank data tentang benchmarking untuk beberapa aspek dan kategori tertentu. Tim dapat juga merancang dan mengirimkan kuesioner kepada lembaga yang akan di-benchmark, baik itu merupakan satu-satunya cara mendapatkan data dan informasi atau sebagai pendahuluan sebelum nantinya dilakukan kunjungan langsung.
Pada saat kunjungan langsung (site visit), tim benchmarking mengamati proses yang menggunakan ukuran dan standar yang berkaitan dengan data internal yang telah diidentifikasi dan dikumpulkan sebelumnya. Tentu akan lebih baik jika ada beberapa obyek atau proses yang dikunjungi sehingga informasi yang didapat akan lebih lengkap. Asumsi yang perlu diketahui adalah bahwa organisasi atau lembaga yang dikunjungi mempunyai keinginan yang sama untuk mendapatkan informasi yang sejenis dari lembaga yang mengunjunginya yaitu adanya keinginan timbal balik untuk saling mem-benchmark. Para pelaku benchmarking telah dapat menyimpulkan bahwa kunjungan langsung kepada organisasi dengan praktik terbaik dapat menghasilkan pandangan dan pemahaman yang jauh lebih dalam dibandingkan dengan cara-cara pengumpulan data yang manapun. Kunjungan ini memungkinkan kita untuk secara langsung berhubungan dengan “pemilik proses” yaitu orangorang yang benar-benar menjalankan atau mengelola proses tersebut. 5. Analisis Data
Tim Peningkatan Mutu kemudian membandingkan data yang diperoleh dari proses yang dibenchmark dengan data proses yang dimiliki (internal) untuk menentukan adanya kesenjangan (gap) di antara mereka. Tentu juga perlu membandingkan situasi kualitatif misalnya tentang sistem, prosedur, organisasi, dan sikap. Tim mengindentifikasi mengapa terjadi kesenjangan (perbedaan) dan apa saja yang dapat dipelajari dari situasi ini. Satu hal yang sangat penting adalah menghindari sikap penolakan; jika memang ada perbedaan yang nyata maka kenyataan itu harus dapat diterima dan kemudian disadari bahwa harus ada halhal yang diperbaiki. 6. Merumuskan Tujuan dan Rencana Tindakan
Tim Peningkatan Mutu menentukan target perbaikan terhadap proses. Target-target ini harus dapat dicapai dan realistis dalam pengertian waktu, sumber daya, dan kemampuan yang ada saat ini; juga sebaiknya terukur, spesifik, dan didukung oleh manajemen dan orang-orang yang bekerja dalam proses tersebut. Kemudian tim dapat diperluas dengan melibatkan multidisiplin yang akan memecahkan persoalan dan mengembangkan suatu rencana untuk memantapkan tindakan spesifik yang akan diambil, tahapan-tahapan waktunya, dan siapa-siapa yang harus bertanggung jawab.
Hasil ini akan diserahkan kepada para pelaksana penjaminan mutu (executive) untuk kemudian memantau kemajuan dan mengidentifikasi persoalan-persoalan yang timbul. Ukuran dan standar dievaluasi secara bertahap, barangkali diperlukan penyesuaianpenyesuaian terhadap rencana untuk dapat mengatasi halangan dan persoalan yang muncul. Juga para pelaksana memerlukan umpan balik dari mereka yang berkepentingan terhadap proses dan hasilnya (stakeholders).
Kesenjangan standar mungkin saja tidak dapat dihilangkan karena target organisasi terus saja berkembang dan memperbaiki diri. Yang lebih penting dari semata-mata mengejar kesenjangan adalah menjadikan benchmarking sebagai suatu kebiasaan, yang akan mendorong untuk terus memperbaiki diri. Jika perlu bahkan dapat dibuat atau dibentuk suatu departemen atau divisi tersendiri yang bertanggung jawab melaksanakan benchmarking secara terus menerus (berkelanjutan). Proses benchmarking ini mempunyai banyak keuntungan. Benchmarking mendorong terciptanya suatu budaya perbaikan terus menerus, menghargai orang lain dan prestasinya dan membangun indera dan intuisi akan pentingnya perbaikan yang dijalankan terus menerus tersebut. Jika suatu jaringan dan kemitraan dalam benchmarking telah terbentuk maka berbagai praktik baik dan terbaik dapat saling dibagi di antara mereka. Jenis Benchmarking
Ada 7 macam benchmarking yang penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Internal Benchmarking Memberikan pembandingan antara operasi atau proses yang sejenis dalam korporasi. 2. Competitive Benchmarking Memberikan pembandingan antar pesaing untuk produk atau layanan tertentu (spesifik) 3. Functional Benchmarking Memberikan pembandingan untuk fungsi sejenis dengan industri yang sama. 4. Generic Benchmarking Memberikan pembandingan proses-proses yang independen pada industri atau fungsi secara keseluruhan.
5.
Process Benchmarking Memfokuskan pada proses kerja atau sistem operasi tertentu (misal pembayaran, rekruitmen, komplain pelanggan, pengadaan) untuk menghasilkan hasil pada bottom line results, seperti peningkatan produktivitas, mengurangi waktu siklus produk, pengurangan biaya, peningkatan penjualan, mengurangi laju kesalahan produksi, dan peningkatan keuntungan.
6.
Performance Benchmarking Memfokuskan pada pembandingan produk atau layanan seperti pada harga, kualitas teknis, fitur produk, kecepatan layanan, dan keandalan. Beberapa alat manajemen untuk melakukan ini adalah reverse engineering, pembandingan langsung produk dan layanan, ataupun analisis startistik pada sistem operasi.
7. Strategic Benchmarking Digunakan untuk menguji bagaimana korporasi dapat bersaing dan fokus pada industri tertentu. Sasaran kuncinya adalah mengidentifikasi strategi yang unggul untuk menjadi korporasi yang berhasil.
Asessment/ Penilaian Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengkukur kecakapan peserta didik dalam pelaksanaan Penerapan 5 R Nama
:
Kelas
:
NO
1
5R
Penerapan 5R
Melebihi Harapan Peserta didik disiplin menerapkan 5R dengan benar dan sesuai asas yang berlaku, berkelanjutan, dan menjadi budaya kerja dengan melibatkan semua pemangku kepentingan.
Berkembang
Mulai
Belum
sesuai Harapan
Berkembang
berkembang
Peserta didik disiplin menerapkan 5R dengan benar dan sesuai asas yang berlaku, berkelanjutan, dan menjadi budaya kerja.
Peserta didik disiplin menerapkan 5R dengan benar dan sesuai asas yang berlaku dan berkelanjutan.
Peserta didk disiplin menerapkan 5R dengan benar dan sesuai asas yang berlaku.
Lembar Refleksi Peserta Didik
1. Diskripsikan budaya 5 R yang paling dominan yang anda lihat di tempat benchmarking? ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… 2. Dapatkah anda memberi ulasan berdasarkan apa yang anda lihat di tempat benchmarking, bagian-bagian mana dari tempat praktik disekolahmu yang telah menerapkan prinsip 5 R ? jika ada yang belum, apa idemu untuk menerapannya ? ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… 3. Manfaat apa yang anda rasakan setelah menerapkan 5 R ? ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
Lembar Refleksi Guru 1. Manfaat apa yang dirasakan peserta didik setelah kegiatan benchmarking ! ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
2. Rencana apa yang anda ingin buat untuk membimbing peserta didik menerapkan 5R ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
3. Perubahan apa yang dilakukan peserta didik setelah menerapkan 5R? ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
GLOSARIUM
Benchmark stakeholders reverse engineering bottom line results
Suatu patokan atau tolak ukur yang digunakan untuk menilai atau
membandingkan hal tertentu. Pihak individu, kelompok, ataupun komunitas tertentu yang mempunyai kepentingan dalam suatu perusahaan. Prosedur dan proses dalam membongkar suatu objek untuk mengetahui bahan, cara kerja, atau teknologi yang dipakai sehingga objek tersebut bisa berfungsi dengan baik. laba bersih perusahaan
Nama : Kelas : NO 1
2 3 4 5
6
7
PERNYATAAN Saya sudah membekali diri dengan pemahaman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) Saya selalu menerapkan gaya hidup sehat dikehidupan sehari-hari Saya sudah memahami bahaya dan resiko dalam K3LH Saya selalu menjaga keamanan lingkungan sekitar Saya tahu dan pernah menggunakan alat-alat dalam K3LH seperti APAR, Hydrant yang ada disekolah Saya tahu bahwa K3LH memiliki manfaat tidak hanya dilingkungan sekolah, namun juga di dunia industri serta lingkungan sekitar Saya tahu bahwa di sekolah kami dibekali praktik K3LH
Keterangan: SS S TS STS TT
: Sangat Setuju : Setuju : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju : Tidak Tahu
RESPON PESERTA DIDIK SS
S
TS
STS
TT
DAFTAR PUSTAKA Kegiatan ini dilakukan untuk mengukur kecakapan taruna dalam melaksankan praktik Pemadam Kebakaran Nama Kelas
: :
NO
1
Mengenali K3LH dan manfaatnya
2
Mengenali bentuk-bentuk bahaya di tempat kerja
3
4
5
Perencanaan
Pelaksanaan
Ketepatan sasaran
Melebihi Harapan
Berkembang sesuai harapan
Mulai berkembang
Belum berkembang
Dapat menyebutkan dengan urut dan benar semua dengan cepat dan bervariasi Dapat menyebutkan bentuk-bentuk K3LH dengan benar dan lengkap Taruna mampu melakukan perencanaan identifikasi penyebab kebakaran yang jelas dan terstruktur sesuai tahapan penanganan dalam kecelakaan kebakaran Taruna mampu melaksankan proses pemadam kebakaran sesuai perencanaan dengan mempertimbangkan standart operasional pemadam kebakaran Mampu mengaplikasikan pelaksanaan aktivitas dengan cepat, tepat dan cermat dalam menerapkan budaya kerja di sekolah, di dunia industri dan lingkungan sekitar
Dapat menyebutkan dengan urut dan benar
Dapat menyebutkan sebagian kecil dengan urut dan benar
Belum mampu menyebutkan secara lengkap
Dapat menyebutkan bentuk-bentuk K3LH dengan benar Taruna mampu melakukan perencanaan identifikasi penyebab kebakaran yang jelas dan terstruktur
Dapat menyebutkan bentuk-bentuk K3LH
Belum mampu menyebutkan bentuk-bentuk K3LH
Taruna mampu melakukan perencanaan identifikasi penyebab kebakaran yang jelas
Taruna mampu melakukan perencanaan identifikasi penyebab kebakaran
Taruna mampu melaksankan proses pemadam kebakaran sesuai perencanaan
Taruna mampu melaksankan proses pemadam kebakaran
Taruna mampu melaksankan proses pemadam kebakaran
Mampu mengaplikasikan pelaksanaan aktivitas dengan cepat, tepat dan cermat dalam menerapkan budaya kerja di sekolah
Mampu mengaplikasikan pelaksanaan altivitas sesuai perencanaan
Masih dalam tahapan proses identifikasi pelaksanaan pemadam kebakaran
GLOSARIUM Satgas APAR
K3LH
Budaya Kerja Hydrant Presentasi
(Satuan Tugas) sebuah unit atau formasi yang dibentuk untuk mengerjakan tugas tertentu (Alat Pemadam Api Ringan) alat pemadaman yang bisa dibawa atau dijinjing dan digunakan atau dioperasikan oleh satu orang dan berdiri sendiri (Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup) Ilmu pengetahuan dan penerapan dalam upaya mencegah kecelakaan ketika sedang bekerja Kebiasaan Positif yang dijalankan secara berulang di tempat kerja Alat pemadam yang digunakan untuk perlindungan aset dan bangunan dari bahaya kebakaran Suatu Kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin
NAMA : KELAS: NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PERNYATAAN Saya selalu disiplin dengan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh sekolah Saya memiliki tingkat kerapihan yang tinggi diseluruh aktivitas yang saya kerjakan Saya selalu menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu
Saya selalu bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan Saya selalu melakukan aktivitas dengan penuh semangat Saya melakukan aktivitas dengan bersungguhsungguh Saya menghargai dan menghormati teman yang berbeda latar belakang suku maupun budaya Saya mampu bekerjasama dengan rekan kerja disetiap pekerjaan Saya senang dengan tugas yang dikerjakan secara berkelompok Saya memiliki sikap kesadaran dan kepedulian kepada sesama manusia dan lingkungan Saya selalu mengawali aktivitas dengan berdoa Saya selalu bersyukur dengan yang dimiliki sekarang
Keterangan: SS S TS STS TT
: Sangat Setuju : Setuju : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju : Tidak Tahu
RESPON PESERTA DIDIK SS
S
TS
STS
TT
DAFTAR PUSTAKA
https://blog.purwadi.web.id/reverse-engineering, diakses 10/10/2021 Pukul 09.10 WIB http://kamusbisnis.com/arti/bottom-line/, diakses 10/10/2021 Pukul 09.15 WIB
https://accurate.id/marketing-manajemen/benchmarking-adalah/, diakses 12/10/2021 Pukul 08.30 WIB http://catatanpenulis999.blogspot.com/2018/03/benchmarking-pengertian-carametode.html. diakses 12/10/2021 Pukul 09.40 WIB https://eriskusnadi.com/2011/08/06/5s-seiri-seiton-seiso-seiketsu-shitsuke/ diakses 11/10/2021 Pukul 10.05 WIB https://trainingcenter.events/articles/detail/mengenal-5r-dan-manfaatnya-sebagaibudaya-kerja, diakses 11/10/2021 Pukul 10.30 WIB https://testindo.com/article/511/pengertian-maintenance-pada-industri. diakses 11/10/2021 Pukul 11.40 WIB Tim P5BK, 2021. Modul Budaya Kerja SMK Puger, Jember.