Modul Elemen 1 Dasar Dasar Agribisnis Perikanan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS PERIKANAN KELAS X Tahun pelajaran 2022/2023



A.



B.



PROSES BISNIS SECARA MENYELURUH DI BIDANG AGRIBISNIS PERIKANAN Bagian I: Informasi Umum Nama Penyusun



Hilda Wiryanti, S.Pd



Nama Sekolah



SMKN 3 Rejang Lebong



Fase / Kelas



E / X APAT



Capaian Pembelajaran



Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami proses bisnis secara menyeluruh industri agribisnis perikanan antara lain tentang perbenihan, pembesaran, pemanenan, dan perlakuan pasca panen; penerapan K3LH, perencanaan produk, mata rantai pasok (Supply Chain), logistik, proses produksi, penggunaan dan perawatan peralatan di bidang agribisnis perikanan, serta pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal.



Jumlah Pertemuan



4



Alokasi waktu (menit)



24 JP (6 x 45 menit)



Elemen / Domain



Proses bisnis secara menyeluruh di bidang agribisnis perikanan



Kompetensi Awal



1. Memahami K3LH dan budaya kerja industri 2. Dapat menggunakan peralatan dan perlengkapan di tempat kerja



Profil Pelajar Pancasila



Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq, kebhinekaan global, gotong royong, bernalar kritis, kreatif, mandiri.



Sarana Prasarana



• RPS Lab Basah Perikanan • Pelindung tangan (sarung tangan kain, karet) • Pakaian kerja (wearpack/jas laboratorium/baju lapang) • • Topi pelindung/helm kerja • Pelindung pernafasan (masker/respirator) • Alas kaki (sepatu boots) • Papan tulis • Spidol • Komputer/Laptop • Jaringan Internet • LCD Proyektor



Target Peserta Didik



Regular/tipikal



Model Pembelajaran



Discovery Learning



Moda Pembelajaran



Luring



Metode Pembelajaran



Diskusi, tanya jawab, praktik, dan presentasi



Sumber Pembelajaran



Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya



Media Pembelajaran



PPT, Video Youtube



BAGIAN II: KOMPONEN INTI



1. Peserta didik mampu memahami proses bisnis secara



Tujuan Pembelajaran



menyeluruh industri agribisnis perikanan tentang perbenihan secara kreatif dan mandiri 2. Peserta didik mampu memahami proses bisnis secara menyeluruh industri agribisnis perikanan tentang pembesaran secara kreatif dan mandiri 3. Peserta didik mampu memahami proses bisnis secara menyeluruh industri agribisnis perikanan tentang pemanenan secara kreatif dan mandiri 4. Peserta didik mampu memahami proses bisnis secara menyeluruh industri agribisnis perikanan tentang perlakuan pasca panen secara kreatif dan mandiri 5. Peserta didik mampu memahami proses bisnis secara menyeluruh industri agribisnis perikanan tentang mata rantai pasok (suplay chain) secara kreatif dan mandiri 6. Peserta didik mampu memahami proses bisnis secara menyeluruh industri agribisnis perikanan tentang logistic perikanan secara kreatif dan mandiri 7. Peserta didik mampu memahami proses bisnis secara menyeluruh industri agribisnis perikanan tentang proses produksi secara kreatif dan mandiri 8. Peserta didik mampu memahami dan menerapkan prosedur K3LH bidang perikanan melalui proses pengenalan, pengamatan dan praktek secara kreatif dan mandiri 9. Peserta didik mampu memahami dan menerapkan prosedur penggunaan dan perawatan peralatan agribisnis perikanan melalui pengamatan langsung, atau praktek yang terintegrasi dengan kegiatan-kegiatan budidaya perikanan 10. Peserta didik mampu memahami konsep pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal melalui pengamatan langsung, tautan video, gambar, bacaan atau studi kasus yang disajikan secara kreatif dan mandiri



1. Peserta



Pemahaman Bermakna



didik dapat memahami proses bisnis secara menyeluruh di industri agribisnis perikanan 2. Peserta didik dapat memahami pentingnya penerapan prosedur K3LH dalam mengembangkan usaha budidaya perikanan



Pertanyaan Pemantik



1. 2. 3.



Pernahkah kalian makan ikan ? Dari manakah ikan tersebut kalian peroleh ? Apakah proses pembelian ikan tersebut termasuk dalam bisnis perikanan?



Persiapan Pembelajaran



1.



Guru menyiapkan video tentang proses bisnis di industri perikanan https://www.youtube.com/watch?v=hoDl6gSzcwk Guru membuat presentasi tentang bisnis perikanan,dan prosedur K3LH Guru membuat LKPD dan menggandakan LKPD



2. 3. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (6 x 45 menit) Kegiatan Awal (20 Menit)



1. Peserta didik dan Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama. 2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama dengan guru. 3. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran 4. Peserta didik melakukan pretest melalui pertanyaan diagnostik



5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik : a. Pernahkah kalian makan ikan ? b. Dari manakah ikan tersebut kalian peroleh ? c. Apakah proses pembelian ikan tersebut termasuk dalam bisnis perikanan? Kegiatan Inti (220 Menit) Tahap I : Stimulation (Pemberian Rangsangan) - Peserta didik mengamati tayangan video proses bisnis di industri perikanan yang disajikan guru untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, (https://www.youtube.com/watch?v=k-8KcF9omyo) - Memfasilitasi peserta didik untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil pengamatan dari video yang diberikan. Tahap II : Problem statement (identifikasi masalah) - Peserta didik secara responsif mengemukakan ide secara lisan/tulisan identifikasi masalah dari hasil pengamatan terkait dengan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari video dan kondisi penting apa yang menjadi kata kunci untuk menyelesaikan masalah pada video tersebut. - Guru membagi kelompok masing-masing terdiri dari 4-5 orang untuk melakukan diskusi tentang proses bisnis di industri perikanan sesuai LKPD - Guru membagikan LKPD ke peserta didik - Guru menjelaskan LKPD melalui tayangan PPT Tahap III : Data collection (pengumpulan data) - Secara proaktif, peserta didik menggali informasi agar dapat melakukan d i s k u s i yang telah diidentifikasi sebelumnya, materi terkait diskusi, mencari tahu prosedur penyelesaian. Dalam hal ini peserta didik dapat mengakses pengetahuan barunya melalui kegiatan membaca dari hasil browsing di internet, modul yang disediakan, atau sumber-sumber terkait yang berhubungan dengan proses bisnis di industri perikanan - Peserta didik m e l a k u k a n diskusi kelompok mengenai proses bisnis di industri perikanan - Peserta didik menyajikan hasil pengamatan praktik dalam bentuk lembar kerja - Guru memberikan pendampingan dan pengarahan ke setiap kelompok. Tahap IV : Data processing (pengolahan data) - Dari hasil menggali informasi bersama kelompoknya, peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyusun langkah-langkah atau strategi penyelesaian masalah dan menuangkannya pada lembar kerja secara bertanggung jawab Tahap V : Verification (pembuktian) - Peserta didik melakukan verifikasi dan mengevaluasi dalam memecahkan masalah yaitu saling bertanya, berdiskusi di kelompoknya (saling mengecek) untuk finalisasi penyelesaian agar dapat dipertanggungjawabkan Tahap VI : Generalization (menarik kesimpulan) - Menginstruksikan peserta didik terhadap hasil pekerjaan untuk dapat dipresentasikan - Menfasilitasi peserta didik dari perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan yang lain dapat menanggapi. Kegiatan Penutup (20 menit) 1. 2. 3. 4.



Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru. Peserta didik dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa



Pertemuan 2 (6 x 45 menit) Kegiatan Awal (20 Menit) 1. Peserta didik dan Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama. 2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama dengan guru. 3. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan yang



akan diterapkan dalam pembelajaran 4. Peserta didik melakukan pretest melalui pertanyaan diagnostik 5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik : a. Apa yang dimaksud dengan kesehatan dan keselamatan kerja ? b. Mengapa kesehatan dan keselamatan kerja penting ? c. Bagaimana penerapannya di bidang perikanan budidaya ? Kegiatan Inti (220 Menit) Tahap I : Stimulation (Pemberian Rangsangan) - Peserta didik mengamati tayangan video kesehatan dan keselamatan kerja yang disajikan guru untuk menumbuhkan rasa ingin tahu. (https://www.youtube.com/watch?v=4eEY6QI82GM) - Memfasilitasi peserta didik untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil pengamatan dari video yang diberikan. Tahap II : Problem statement (identifikasi masalah) - Peserta didik secara responsif mengemukakan ide secara lisan/tulisan identifikasi masalah dari hasil pengamatan terkait dengan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari video dan kondisi penting apa yang menjadi kata kunci untuk menyelesaikan masalah pada video tersebut. - Guru membagi kelompok masing-masing terdiri dari 4-5 orang untuk melakukan praktik pengamatan morfologi komoditas perikanan sesuai LKPD - Guru membagikan LKPD ke peserta didik - Guru menjelaskan LKPD melalui tayangan PPT Tahap III : Data collection (pengumpulan data) - Secara proaktif, peserta didik menggali informasi agar dapat melakukan praktik yang telah diidentifikasi sebelumnya, materi terkait praktik, mencari tahu prosedur penyelesaian. Dalam hal ini peserta didik dapat mengakses pengetahuan barunya melalui kegiatan membaca dari hasil browsing di internet, modul yang disediakan, atau sumber-sumber terkait yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja - Peserta didik m e l a k u k a n praktik s e c a r a b e r k e l o m p o k dan berdiskusi dalam kelompok mengenai kesehatan dan keselamatan kerja - Peserta didik menyajikan hasil pengamatan praktik dalam bentuk lembar kerja - Guru memberikan pendampingan dan pengarahan ke setiap kelompok. Tahap IV : Data processing (pengolahan data) - Dari hasil menggali informasi dan praktik bersama kelompoknya, peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyusun langkah-langkah atau strategi penyelesaian masalah dan menuangkannya pada lembar kerja secara bertanggung jawab Tahap V : Verification (pembuktian) - Peserta didik melakukan verifikasi dan mengevaluasi dalam memecahkan masalah yaitu saling bertanya, berdiskusi di kelompoknya (saling mengecek) untuk finalisasi penyelesaian agar dapat dipertanggungjawabkan Tahap VI : Generalization (menarik kesimpulan) - Menginstruksikan peserta didik terhadap hasil pekerjaan untuk dapat dipresentasikan - Menfasilitasi peserta didik dari perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan yang lain dapat menanggapi. Kegiatan Penutup (20 menit) 1. 2. 3. 4.



Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru. Peserta didik dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa



Pertemuan 3 (6 x 45 menit) Kegiatan Awal (20 Menit) 1. Peserta didik dan Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama. 2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama dengan guru. 3. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran 4. Peserta didik melakukan pretest melalui pertanyaan diagnostik 5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik : a. Dapatkah kalian menyebutkan peralatan-peralatan yang digunakan pada kegiatan budidaya perikanan? b. Mengapa peralatan – peralatan tersebut memerlukan perawatan ? c. Apakah kalian paham fungsi dari setiap peralatan tersebut ? d. Apakah kalian mengetahui resiko yang dapat timbul jika peralatan tersebut tidak diawasi dengan baik ? e. Dapatkah kalian menjelaskan bagaimana cara merawat minimal 3 peralatan yang telah kalian sebutkan sebelumnya? Kegiatan Inti (220 Menit) Tahap I : Stimulation (Pemberian Rangsangan) - Peserta didik mengamati tayangan video tentang konsep pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal (https://www.youtube.com/watch?v=njWYfA1cD9k) - Memfasilitasi peserta didik untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil pengamatan dari video yang diberikan. Tahap II : Problem statement (identifikasi masalah) - Peserta didik secara responsif mengemukakan ide secara lisan/tulisan identifikasi masalah dari hasil pengamatan terkait dengan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari video dan kondisi penting apa yang menjadi kata kunci untuk menyelesaikan masalah pada video tersebut. - Guru membagi kelompok masing-masing terdiri dari 4-5 orang untuk melakukan wawancara dan diskusi tentang konsep pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal sesuai LKPD - Guru membagikan LKPD ke peserta didik - Guru menjelaskan LKPD melalui tayangan PPT Tahap III : Data collection (pengumpulan data) - Secara proaktif, peserta didik menggali informasi agar dapat melakukan w a w a n c a r a d a n diskusi yang telah diidentifikasi sebelumnya, materi terkait praktik, mencari tahu prosedur penyelesaian. Dalam hal ini peserta didik dapat mengakses pengetahuan barunya melalui kegiatan membaca dari hasil browsing di internet, modul yang disediakan, atau sumber-sumber terkait yang berhubungan dengan konsep pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan local -



Peserta didik m e l a k u k a n praktik s e c a r a b e r k e l o m p o k dan berdiskusi dalam kelompok mengenai karakteristik prosedur penggunaan dan perawatan peralatan agribisnis perikanan Peserta didik menyajikan hasil pengamatan praktik dalam bentuk lembar kerja Guru memberikan pendampingan dan pengarahan ke setiap kelompok.



Tahap IV : Data processing (pengolahan data) - Dari hasil menggali informasi dan praktik bersama kelompoknya, peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyusun langkah-langkah atau strategi penyelesaian masalah dan menuangkannya pada lembar kerja secara bertanggung jawab Tahap V : Verification (pembuktian) - Peserta didik melakukan verifikasi dan mengevaluasi dalam memecahkan masalah yaitu



saling bertanya, berdiskusi di kelompoknya (saling mengecek) untuk finalisasi penyelesaian agar dapat dipertanggungjawabkan Tahap VI : Generalization (menarik kesimpulan) - Menginstruksikan peserta didik terhadap hasil pekerjaan untuk dapat dipresentasikan - Menfasilitasi peserta didik dari perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan yang lain dapat menanggapi. Kegiatan Penutup (20 menit) 1. 2. 3. 4.



Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru. Peserta didik dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa



Pertemuan 4 (6 x 45 menit) Kegiatan Awal (20 Menit) 1. Peserta didik dan Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama. 2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama dengan guru. 3. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran 4. Peserta didik melakukan pretest melalui pertanyaan diagnostik 5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik : a. Apakah yang dimaksud dengan sumber daya manusia? b. Kenapa diperlukan pengelolaan sumber daya manusia? c. Seperti apakah sumberdaya manusia yang diperlukan dalam bidang agribisnis perikanan? d. Bagaimana mengoptimalkan potensi dan kearifan lokal untuk pengembangan agribisnis perikanan ? Bagaimanakah bentuk luar dan dalam rumput laut tersebut? Kegiatan Inti (220 Menit) Tahap I : Stimulation (Pemberian Rangsangan) - Peserta didik mengamati tayangan video tentang konsep pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal yang disajikan guru untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, (https://www.youtube.com/watch?v=k-8KcF9omyo) - Memfasilitasi peserta didik untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil pengamatan dari video yang diberikan. Tahap II : Problem statement (identifikasi masalah) - Peserta didik secara responsif mengemukakan ide secara lisan/tulisan identifikasi masalah dari hasil pengamatan terkait dengan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari video dan kondisi penting apa yang menjadi kata kunci untuk menyelesaikan masalah pada video tersebut. - Guru membagi kelompok masing-masing terdiri dari 4-5 orang untuk melakukan praktik pengamatan morfologi, anatomi dan system fisiologi rumput laut sesuai LKPD - Guru membagikan LKPD ke peserta didik - Guru menjelaskan LKPD melalui tayangan PPT Tahap III : Data collection (pengumpulan data) - Secara proaktif, peserta didik menggali informasi agar dapat melakukan praktik yang telah diidentifikasi sebelumnya, materi terkait praktik, mencari tahu prosedur penyelesaian. Dalam hal ini peserta didik dapat mengakses pengetahuan barunya melalui kegiatan membaca dari hasil browsing di internet, modul yang disediakan, atau sumber-sumber terkait yang berhubungan dengan konsep pengelolaan sumber daya



-



manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal Peserta didik m e l a k u k a n praktik w a w a n c a r a s e c a r a b e r k e l o m p o k dan berdiskusi dalam kelompok mengenai konsep pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal Peserta didik menyajikan hasil pengamatan praktik dalam bentuk lembar kerja Guru memberikan pendampingan dan pengarahan ke setiap kelompok.



Tahap IV : Data processing (pengolahan data) - Dari hasil menggali informasi dan praktik bersama kelompoknya, peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyusun langkah-langkah atau strategi penyelesaian masalah dan menuangkannya pada lembar kerja secara bertanggung jawab Tahap V : Verification (pembuktian) - Peserta didik melakukan verifikasi dan mengevaluasi dalam memecahkan masalah yaitu saling bertanya, berdiskusi di kelompoknya (saling mengecek) untuk finalisasi penyelesaian agar dapat dipertanggungjawabkan Tahap VI : Generalization (menarik kesimpulan) - Menginstruksikan peserta didik terhadap hasil pekerjaan untuk dapat dipresentasikan - Menfasilitasi peserta didik dari perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan yang lain dapat menanggapi. Kegiatan Penutup (20 menit) 1. 2. 3. 4.



Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru. Peserta didik dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa



Refleksi Asesmen



Mengetahui : Kepala Sekolah



Firnando, S.Pd, M.M Nip. 19681215 199303 1 007



Asesmen Diagnostik Asesmen Formatif : Lembar Kerja Peserta Didik Asesmen Sumatif : Soal Latihan Curup Selatan , 2023 Guru Mata Pelajaran



Hilda Wiryanti, S.Pd Nip. 19790807 200604 2 021



C.BAGIAN III : LAMPIRAN BAHAN BACAAN



1. Proses Bisnis Agribisnis Perikanan Negara Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan yang ditunjukan dengan banyaknya pulau-pulau di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya ikan yang banyak dan varisi atau keanekaragaman ikan yang sangat kaya. Nilai ekonomi usaha perikanan termasuk industri bioteknologi kelautan dan perairan tawar mampu memberikan devisa negara yang besar setiap tahun. Nilai ekonomi yang besar ini baru dihasilkan dari aktivitas usaha produksi dan pengolahan (pasca panen) hasil perikanan. Aktivitas bisnis (usaha) perikanan mampu membangkitkan begitu banyak dampak ekonomi terhadap industri penunjang usaha perikanan (seperti jaring, mesin kapal, kincir air tambak, pabrik pakan ikan, pabrik es, dan cold storage), jasa transportasi, perhotelan, bank, dan lain sebagainya.



Dampak dari adanya peningkatan hasil potensi perikanan dan kelautan yang dikelola dengan baik, bertanggung jawab dan berkelanjutan akan mendukung terciptanya industrialisasi perikanan di Indonesia. Ada beberapa faktor yang harus dikuasai oelh para pelaku bisnis di bidang agribisnis perikanan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari bisnis perikanannya, yaitu perencanaan produk, mata rantai pasok (suplay chain), logistic perikanan dan proses produksi. a. Perencanaan Produk Perencanaan produk adalah kegiatan dalam merumuskan barang atau produk yang akan dijadikan sebagai komoditas usaha yang akan dilaksanakan. Definisi perencanaan produk itu sendiri adalah perencanaan tentang apa dan berapa produksi yang akan dibuat oleh perusahaan dalam periode tertentu di waktu yang akan datang. Perencanaan produksi dapat didefinisikan juga sebagai suatu proses untuk memproduksi produk atau barang-barang pada suatu periode tertentu yang ditentukan melalui pengorganisasian sumber daya, baik sumber daya tenaga kerja, bahan baku, dan sumber daya peralatan lainnya. Perencanaan produk atau jasa meliputi berbagai aktifitas seperti uji pemasaran; pemosisian produk dan merek; pemanfaatan garansi; pengemasan; penentuan pilihan produk; fitur produk, gaya produk, dan kualitas produk; penghapusan produk lama; dan



penyediaan layanan konsumen. Di bidang agribisnis perikanan, kegiatan perencanaan produk adalah seperti merencanakan bibit ikan tertentu pada suatu periode produksi, perencanaan membuat produk hasil olahan perikanan, perencanaan produksi udang Windu, atau perencanaan untuk memproduksi ikan hasil pembesaran dan lainnya. Perencanaan dalam bisnis perikanan harus diperhatikan secara matang dan tanggung jawab tinggi. Kemampuan dalam perencanaan produk perikanan merupakan salah satu kemampuan kepemimpinan yang harus dikuasai oleh entrepreneur (pengusaha) agibisnis perikanan. Kemampuan kepemimpinan pengusaha ikan sangat penting untuk : 1) Mengambil keputusan dan mengelola resiko 2) Memutuskan untuk menjadi wirausahawan mandiri 3) Menumbuhkan sifat pantang menyerah 4) Mengelola konflik 5) Mengetahui visi, misi serta merencanakan strategi yang akan dirumuskan. b. Mata Rantai Pasok (Suplay Chain) Pada prinsip industri, seperti di dalam bisnis manufakturing, kegiatan industrinya adalah mengkonversikan beberapa bahan mentah serta bahan-bahan pendukungnya menjadi sebuah produk barang jadi (siap pakai) dan mendistribusikannya kepada pelanggan. Dengan melaksanakan kegiatan merubah bahan dasar menjadi produk siap pakai dan kemudian mengirimkan ke pelanggan merupakan kegiatan Supply Chain atau Rantai Pasokan. Pada semua kegiatan bisnis atau usaha, termasuk bisnis di bidang sgribisnis perikanan, kegiatan Supply chain atau Rantai Pasokan ini perlu dijalankan dengan efektif dan efisien sehingga memberikan makna dalam peningkatan keuntungan bisnisnya. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari kegiatan rantai pasok ini biasanya diperlukan manajemen yang profesional dalam pelaksanaannya. Manajemen tersebut biasanya disebut dengan Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management (SCM). Definisi singkat Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasokan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok. Sedangkan untuk definisi lainnya yang lebih sederhana, Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan adalah mekanisme yang menghubungkan semua pihak yang bersangkutan dan kegiatan yang terlibat dalam mengkonversikan bahan mentah menjadi barang jadi. Pihak yang bersangkutan ataupun kegiatan yang dimaksud tersebut bertanggung jawab untuk memberikan barang-barang jadi hasil produksi kepada pelanggan pada waktu dan tempat yang tepat dengan cara yang paling efisien. Dalam agribisnis perikanan, bisnis yang sering dilaksanakan biasanya selain menjual ikannya secara langsung, bisa juga produk lain dengan bahan baku ikan, ini disebut dengan produk perikanan. Produk Perikanan adalah setiap bentuk produk pangan yang berupa ikan utuh atau produk yang mengandung bagian ikan, termasuk produk yang sudah diolah dengan cara apapun yang berbahan baku utama ikan. Dengan demikian, runtutan alur atau urutan produk dari produsen sampai ke konsumen merupakan mata rantai pasok. Sebagai contoh, berikut adalah mata rantai pasok dalam agribisnis perikanan:



c. Logistik Perikanan Kegiatan logistik perikanan merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan mata rantai pasok atau Supply Chain Manajement (SCM). Urutan kegiatan logistik perikanan dimulai dari produksi perikanan atau produk perikanan, bahan baku dan alat produksi sampai pada pengolahan informasi tentang pengadaan, penyimpanan dan distribusi produk perikanan ke konsumen. Pemerintah melalui peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 5/Permen-Kp/2014 mendefinisikan Sistem Logistik Ikan Nasional, yang selanjutnya disingkat SLIN sebagai berikut : SLIN adalah sistem manajemen rantai pasokan ikan dan produk perikanan, bahan dan alat produksi, serta informasi mulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai dengan distribusi, sebagai suatu kesatuan dari kebijakan untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi perikanan hulu‐hilir, pengendalian disparitas harga, serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri



Dari definisi Sistim Logistik Ikan Nasioal diatas, dapat dipetakan beberapa kegiatan logistik yang harus dikuasai oleh para manajemen pelaku usaha yang bergerak di agribisnis perikanan, yaitu : 1) Penguasaan sistem manajemen rantai pasokan ikan 2) Penyediaan produk perikanan 3) Penyediaan bahan dan alat produksi 4) Kemampuan mengumpulkan informasi mulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai dengan distribusi 5) Pembuatan kebijakan bisnis untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi perikanan 6) Pengendalian disparitas harga, serta 7) Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi d. Proses Produksi Kegiatan terpenting dari sebuah kegiatan bisnis adalah produk itu sendiri. Produk merupakan barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan yang merupakan hasil dari kegiatan produksi. Sedangkan kegiatan dalam upaya menghasilkan produk dikenal dengan kegiatan produksi. Sedangkan kegiatan dalam upaya menghasilkan produk dikenal dengan kegiatan produksi. Proses produksi merupakan interaksi antara bahan dasar, bahan-bahan pembantu, tenaga kerja dan mesin-mesin serta alat-alat perlengkapan yang dipergunakan. Menurut ahli lain, Subagyo, mendefinisikan proses produksi adalah proses masukan menjadi keluaran. Subagyo (2000) menjelaskan bahwa ada 3 jenis proses produksi, yaitu proses produksi secara terus menerus, proses produksi putus-putus dan proses produksi intermediated. Berikut adalah penjelasan proses produksi.



1) Proses produksi terus menerus Proses produksi terus menerus adalah proses produksi yang tidak pernah berganti macam atau jenis barang yang dikerjakan. 2) Proses produksi putus-putus Dikatakan proses produksi terputus-putus karena perubahan proses produksi setiap saat terputus apabila terjadi perubahan macam barang yang dikerjakan. 3) Proses produksi intermediated Dalam kegiatan produksi yang yang sesungguhnya, proses produksi terus menerus dan terputus-putus tidak sepenuhnya berlaku. Biasanya merupakan campuran atau kombinasi dari kedua proses produksi. Hal ini disebabkan karena macam atau jenis prodak yang berbeda tetapi macamnya tidak terlalu banyak dan jumlah barang setiap macamnya agak banyak. Dalam agribisnis perikanan, kegiatan atau proses produksi bisnis perikanan bisa dikategorikan pada 3 jenis produksi, yaitu : 1)



Proses Produksi Melalui Kegiatan Budidaya Proses produksi ini biasanya menghasilkan produk yang berupa bibit ikan, ikan siap dijadikan indukan dan ikan segar untuk konsumsi. Kegiatan produksi saat proses produksi adalah pemijahan yang akan menghasilkan produk larva ikan, pendederan yang akan menghasilkan produk bibit ikan dan pembesaran yang akan menghasilkan produk ikan siap konsumsi dan calon indukan ikan.



2) Proses Produksi Penangkapan Ikan Proses produksi pada sektor penangkapan ikan biasanya dilakukan diperairan lepas, seperti di laut. Perikanan di lautan memiliki macam dan ragam yang sangat banyak. Terlebih jika manusia telah mampu menganalisa ikan yang ada di perairan dasar laut. Akan tetapi kemampuan manusia dan peralatan saat ini masih sangat terbatas. Penangkapan ikan di laut merupakan kegiatan yang dilakukan diseluruh dunia kecuali di daerah yang perairan yang kedalamannya tidak terjangkau, arus terlalu kuat dan membahayakan serta di perairan yang terlarang karena undang-undang internasional. Produk yang dihasilkan dari proses produksi penangkapan ikan berupa ikan laut segar, kerang-kerangan dan rumput laut



3) Proses Produksi Pengolahan Hasil Perikanan Proses produksi pada pengolahan hasil perikanan memiliki jenis yang sangat beragam. Mulai dari pembuatan makanan kaleng dengan bahan utama ikan, produk ikan yang di asap, fermentasi ikan, penggaraman ikan dan lain-lain.



Penanganan produksi ikan yang diolah memiliki tingkat kerumitan tersendiri, mulai dari penyediaan bahan baku ikan yang berkualitas, proses produksi yang harus bersih (higienis) serta pemasaran yang lebih gencar. Pelaku bisnis pengolahan hasil perikanan memiliki peran penting dalam mensuplai asupan gizi konsumennya. Konsumen yang tidak menyukai ikan secara utuh, bisa mendapatkan gizi dari ikan seperti protein dan asam amino esensial melalui produk olahan yang berasal dari ikan itu sendiri.



2. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bidang Perikanan



Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan instrumen untuk memproteksi pegawai, lingkungan, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan di lingkungan kerja dan kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan pegawai di lingkungan kerja. Konsep Dasar K3 adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Secara umum, keselamatan kerja merupakan ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan pegawai dan aset agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Sedangkan kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pegawai melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan, dan pemberian makan serta minum yang bergizi. Dalam lingkungan kerja, beberapa istilah yang sering ditemui antara lain: a. Hazard (sumber bahaya) yaitu suatu keadaan yang memungkinkan/dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada; b. Danger (tingkat bahaya) merupakan peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan preventif; c. Risk merupakan prediksi tingkat keparahan apabila terjadi bahaya dalam siklus tertentu;



d. Incident adalah munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas badan/struktur); e. Acontainer Craneident kejadian bahaya yang diserta adanya korban dan/atau kerugian (manusia/benda). Sebelum membahas pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja (k3), disampaikan konsep atau pandangan K3: a. Konsep lama 1) Kecelakaan merupakan nasib sial dan merupakan risiko yang harus diterima. 2) Tidak perlu berusaha mencegah 3) Masih banyak pengganti pekerja 4) Membutuhkan biaya yang cukup tinggi 5) Menjadi faktor penghambat produksi b. Konsep masa kini 1) Memandang kecelakaan bukan sebuah nasib. 2) Kecelakaan pasti ada penyebabnya sehingga dapat dicegah 3) Penyebab: personal factors 80-85% dan environmental factors 15 % sampai 20 % 4) Kecelakaan selalu menimbulkan kerugian 5) Peran pimpinan sangat penting & menentukan Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai sebuah pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan: tenaga kerja dan manusia pada umumnya (baik jasmani maupun rohani), hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dansejahtera. Sedangkan ditinjau dari keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya (https://prodiaohi.co.id/kesehatan-dan-keselamatan-kerja) a. Keselamatan (safety) Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja; menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan, tempat kerja dan bahan produksi; menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam keselamatan (safety). 1) Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss) 2) Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan resiko yang tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate unacceptable risks) b. Kesehatan (health) Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of physiological and psychological well being of the individual). Secara umum, pengertian dari kesehatan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah kelelahan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Beberapa tahapan prosedur kerja yang perlu dilakukan ditempat kerja antara lain : a. Memeriksa area objek yang akan dikerjakan; b. Menyiapkan dan memeriksa peralatan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan; c. Menyingkirkan/mengamankan benda-benda di sekitarnya ke tempat yang aman; d. Memasang tanda pengaman agar tidak dilintasi; e. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan kebutuhan; f. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan urutannya; g. Memeriksa hasil pekerjaan tersebut, apakah sesuai dengan yang diinginkan; h. Mengembalikan benda-benda yang disingkirkan pada nomor 3 tersebut kepada posisi semula; i. Membersihkan peralatan yang digunakan dan menyimpan pada tempatnya semula. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kesehatan merujuk pada kondisi lingkungan kerja, terutama aspek: a. Gaya hidup seperti minuman keras, rokok, narkoba, dan makanan berlemak; b. Bahan toksik seperti mikroorganisme, patogen, logam berat, B3; dan c. Bahaya fisik seperti kebisingan, sinar ultraviolet, debu di udara. Penyakit akibat kerja dan penyakit terkait kerja Penyakit yang diderita pegawai dalam hubungan dengan kerja, baik karena faktor resiko, kondisi tempat kerja, peralatan kerja material yang dipakai, proses produksi, limbah, dan hasil produksi. a. Penyakit akibat kerja Penyakit tersebut terjadi hanya diantara populasi pekerja, karena adanya paparan di tempat kerja merupakan hal utama dan penyebabnya spesifik.



b. Penyakit terkait kerja Penyakit ini terjadi juga pada populasi penduduk di luar lingkungan kerja. Pemaparan di tempat kerja hanya merupakan salah satu faktor dan penyebabnya multifaktor. Faktor penyebab penyakit akibat kerja a. Fisik Berupa kebisingan, suhu dan kelembaban, kecepatan aliran udara/ angin, getaran/vibrasi mekanis, radiasi gelombang elektromagnetik dan tekanan udara/atmosfir. b. Kimia Berupa gas (Co, HCN), uap, debu (asbestosis), B3, dan larutan kimia. c. Biologi Bakteri (E.coli dapat menyebabkan diare dan Mycobacterium bovis menyebabkan TBC), virus (herpesviridae menyebabkan herpes), jamur (candida albican dapat menyebabkan keputihan), binatang (serangga melalui gigitan dapat menyebabkan dermatitis), dan tanaman (berupa getah dapat menyebabkan dermatitis). d. Fisiologi a. sikap badan yang kurang baik; b. cara kerja dan jam kerja; dan c. berdiri terus menerus dapat mengakibatkan varises. e. Mental Psikologi a. suasana kerja, hubungan antara bawahan dan atasan; b. pekerjaan yang tidak cocok dengan pendidikan/keahlian; c. tidak dapat bekerja sama; dan d. mudah bosan. Kesehatan dan keselamatan kerja pada dunia usaha dan dunia industri harus diperhatikan dengan seksama pada semua para tenaga kerja yang berada didalam lingkup tersebut. Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dengan menerapkan K3 akan dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Dalam dunia usaha bidang perikanan khususnya budidaya ikan merupakan salah satu sector dunia usaha yang menggunakan tenaga kerja untuk memenuhi target produksinya. Tempat kerja adalah suatu ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumbersumber bahaya. Pada dunia usaha budidaya ikan tempat bekerjanya terdapat di dalam ruangan atau diluar ruangan bergantung pada tingkat usahanya. Usaha budidaya ikan dapat dilakukan secara ekstensif, semi intensif ataupun intensif sangat menentukan penerapan kesehatan dan keselamatan kerjanya. Pada usaha budidaya ikan secara ektensif atau tradisional dimana pada usaha ini tidak banyak menggunakan peralatan-peralatan yang dapat menimbulkan bahaya bagi para pekerjanya. Hirarki pengendalian resiko merupakan suatu urutan-urutan dalam pencegahan dan pengendalian resiko yang mungkin timbul yang terdiri dari beberapa tingkatan secara berurutan. Salah satunya dengan membuat rencana pengendalian antara lain : a. Eliminasi (Elimination) Eliminasi merupakan suatu pengendalian resiko yang bersifat permanen dan harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas utama. Eliminasi dapat dicapai dengan memindahkan obyek kerja atau sistem kerja yang berhubungan dengan tempat kerja yang tidak dapat diterima oleh ketentuan, peraturan atau standar baku K3 atau kadarnya melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan. Cara pengendalian yang baik dilakukan adalah dengan eliminasi karena potensi bahaya dapat ditiadakan. b. Substitusi (Substitution) Cara pengendalian substitusi adalah dengan menggantikan bahan- bahan dan peralatan yang lebih berbahaya dengan bahanbahan dan peralatan yang kurang berbahaya atau yang lebih aman. c. Rekayasa Teknik (Engineering Control) Pengendalian rekayasa teknik termasuk merubah struktur obyek kerja untuk mencegah seseorang terpapar potensi bahaya. Cara pengendalian yang dilakukan adalah dengan pemberian pengaman mesin, penutup ban berjalan, pembuatan struktur pondasi mesin dengan cor beton, pemberian alat bantu mekanik, pemberian absorber suara pada dinding ruang mesin yang menghasilkan kebisingan tinggi, dan lain-lain. d. Isolasi (Isolation) Cara pengendalian yang dilakukan dengan memisahkan seseorang dari obyek kerja, seperti menjalankan mesinmesin produksi dari tempat tertutup (control room) menggunakan remote control. e. Pengendalian Administrasi (Admistration Control) Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menyediakan suatu sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya yang tergantung dari perilaku pekerjanya dan memerlukan pengawasan yang teratur untuk dipatuhinya pengendalian administrasi ini. Metode ini meliputi penerimaan tenaga kerja baru sesuai jenis pekerjaan yang akan ditangani, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi kerja untuk mengurangi kebosanan dan kejenuhan, penerapan prosedur kerja, pengaturan kembali jadwal kerja, training keahlian dan training K3. f. Alat Pelindung Diri (Administration Control)



Alat pelindung diri yang digunakan untuk membatasi antara terpaparnya tubuh dengan potensi bahaya yang diterima oleh tubuh. Secara umum penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam: a. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu kondisi yang tidak aman dari peralatan/media elektronik, bahan, lingkungan kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan cara kerja b. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi antara lain karena Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana, Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect), Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh, Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik, biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat. Beberapa hal penting yang berhubungan dengan tingginya angka kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja dalam suatu perusahaan meliputi: a. Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 dan penggunaan metode pelaksanaan yang kurang tepat dalam perusahaan. b. Lemahnya pengawasan terhadap K3 c. Kurang memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan peralatan pelindung diri. d. Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan mengenai K3. c. Penerapan kaidah K3 pada dunia usaha perikanan budidaya Dalam dunia perikanan budidaya ada tiga fase yang dapat dijadikan segmen usaha yaitu pembenihan, pendederan dan pembesaran. Usaha pembenihan adalah usaha dalam budidaya ikan yang outputnya adalah benih ikan. Usaha pendederan adalah usaha dalam budidaya ikan yang outputnya ukuran ikan sebelum ditebarkan ke unit pembesaran atau ukuran sebelum konsumsi. Sedangkan usaha pembesaran adalah usaha dalam budidaya ikan yang outputnya adalah ikan berukuran konsumsi. Kegiatan produksi dalam budidaya ikan dibagi dalam beberapa kegiatan antara lain adalah pembenihan, pendederan dan pembesaran. Kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan produksi tersebut harus dilakukan agar target produksi yang diharapkan tercapai dan tidak terdapat kecelakaan kerja. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan produksi ini berkaitan dengan metode produksi yang digunakan. Metode produksi dalam budidaya ikan ada tiga yaitu : metode secara ekstensif, semi intensif, intensif, dan super intensif Kesehatan dan keselamatan kerja pada setiap metode budidaya ikan ini sangat berbeda karena sangat berbeda tentang target produksi dan peralatan-peralatan yang digunakan untuk mencapai produksi. Pemilihan metode produksi ini sangat ditentukan dari ketersediaan sarana prasarana yang dimiliki. Peralatan produksi yang dapat digunakan dalam membudidayakan ikan ada beberapa macam. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya ikan, peralatan yang harus disediakan antara lain adalah : 1. Peralatan pemberian pakan 2. Peralatan pengukuran kualitas air 3. Peralatan pencegahan hama dan penyakit ikan 4. Peralatan pengolahan lahan budidaya 5. Peralatan pembenihan ikan secara buatan 6. Peralatan panen 7. Peralatan listrik. Kesehatan tempat bekerja pada dunia usaha budidaya ikan pada umumnya diruang terbuka sehingga kebutuhan oksigen untuk para pekerja diluar ruangan tercukupi dan kondisi lingkungan budidaya ikan yang berair mengakibatkan kondisi kelembaban ruang budidaya sangat lembab. Oleh karena itu dalam melakukan kegiatan budidaya ikan para pekerja harus selalu menggunakan pakaian kerja sesuai dengan peraturan perusahaan dan jangan menggunakan pakaian kerja yang basah. Pemakaian baju kerja yang basah dapat mengganggu kesehatan para pekerja oleh karena itu pada para pekerja yang bekerja berhubungan langsung dengan air yang akan membasahi pakaian kerja sebaiknya menggunakan pakaian kerja yang terlindung dari air. Atau dapat juga pada saat bekerja yang berhubungan dengan air menggunakan pakaian kerja yang khusus dan jika sudah selesai dengan pekerjaan bias menggunakan pakaian yang lain sehingga kesehatan para pekerja tetap terjaminPenggunaan pakaian kerja yang basah dapat mengakibatkan kesehatan para pekerja terganggu. Oleh karena itu harus dipikirkan pakaian kerja yang tepat bagi para pekerja yang bermain dengan air sebagai media hidup ikan yang dipeliharanya. Keselamatan kerja dalam kegiatan budidaya ikan yang menggunakan peralatan listrik harus diperhatikan beberapa hal yang biasanya menyebabkan kecelakaan diantaranya adalah : a. Beban listrik terlalu besar untuk satu stop kontak sehingga dapat menimbulkan pemanasan yang dapat membakar kulit kabel.



b. Sistem kabling yang tidak memenuhi persyaratan standar c. Kesalahan menyambungkan peralatan pada sumber listrik yang jauh lebih tinggi dari voltase yang seharusnya d. Adanya tikus-tikus yang mengerat kabel sehingga dapat menimbulkan hubungan pendek atau kebakaran. Kesehatan dan keselamatan kerja pada usaha budidaya ikan yang mempunyai gudang bahan-bahan kimia harus diperhatikan tentangproses penyimpanannya. Penyimpanan bahan kimia yang salah dapat mengakibatkan kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kecerobohan manusia. Oleh karena itu dalam menyimpan bahan kimia harus diperhatikan beberapa faktor yang akan mempengaruhi bahan kimia selama penyimpanan digudang antara lain adalah : a. Temperatur, terjadinya kenaikan suhu dalam ruang penyimpanan akan memicu terjadinya reaksi bahkan dapat menyebabkan terjadinya perubahan kimia. Kondisi ini dapat mengubah karakteristik bahan kimia. Resiko berbahayapun dapat terjadi sebagai akibat kenaikan suhu di dalam ruang penyimpanan. Oleh karena itu didalam ruangan penyimpanan bahan kimia harus terdapat alat ukur suhu ruang yaitu termometer. Ada beberapa termometer yang dapat mengukur temperatur ruangan. Termometer yang biasa digunakan untuk mengukur suhu ruangan yaitu temperature minimum dan maksimum.k b. Kelembaban, kelembaban dapat diartikan sebagai perbandingan tekanan uap air diudara terhadap uap air jenuh pada suhu dan tekanan udara tertentu. Kelembaban dapat diartikan sebagai banyaknya uap air diudara. Faktor kelembaban sangat penting diperhatikan karena berhubungan erat dengan pengaruhnya pada zat-zat higroskopis. Bahan kimia higrokoskopis sangat mudah menyerap uap air dari udara, juga dapat terjadi reaksi hidrasi eksotermis yang akan menimbulkan pemanasan ruangan. Kontrol terhadap kelembaban ruang penyimpanan penting dilakukan untuk mencegah kerugiankerugianyang tidak diinginkan. Ada beberapa alat pengukur kelembaban yang dapat digunakan seperti higrometer, termohigrometer atau thermometer bola basah dan bola kering. c. Interaksi dengan wadah, bahan kimia tertentu dapat berinteraksi dengan kemasan atau wadah sehingga dapat merusak wadah sampai akhirnya menyebabkan kebocoran. Kebocoran bahan kimia terutama yang berbahaya dapat menimbulkan kecelakaan seperti ledakan, kebakaran dan melukai tubuh. Misalnya, wadah yang terbuat dari bahan besi/logam, sebaiknya tidak digunakan untuk menyimpan bahan kimia yang bersifat korosif karena akan terjadi peristiwa karatan/korosif sehingga akan merusak wadah. d. Interaksi antar bahan kimia, selama penyimpanan bahan kimia dapat berinteraksi dengan bahan kimia lainnya. Interaksi ini dapat mengakibatkan perubahan karakteristik bahan kimia tersebut, misalnya interaksi antara bahan kimia yang bersifat oksidator dengan bahan kimia yang mudah terbakar dapat menimbulkan terjadinya kebakaran, sehingga dalam penyimpanannya harus terpisah. Penggunaan bahan-bahan kimia biasanya dilakukan pada usaha budidaya ikan yang intensif dan melakukan kegiatan pengukuran kualitas air, kesehatan ikan dengan bahan-bahan kimia. Oleh karena itu harus diperhatikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja yang bertanggungjawab pada unit tersebut.



3. Penggunaan dan Perawatan Peralatan Agribisnis Perikanan



Peralatan agribisnis perikanan erat kaitannya dengan penggunaan sarana prasarana yang digunakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarana diartikan sebagai “segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat atau media dalam mencapai maksud atau tujuan”. Sedangkan prasarana adalah “segala sesuatu yang merupakan penunjang utamaterselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dan sebagainya”. Menurut Moenir (1992), mengatakan sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Dari pengertian sarana yg di katakan Moenir tersebut jelas memberi petunjuk sarana merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut. Sementara prasarana adalah peralatan pembantu atau juga peralatan utama, dan kedua alat tersebut berfungsi untuk mewujudkan suatu tujuan yang ingin di capai. Fungsi sarana dan prasarana tentu berbeda berdasarkan ruang lingkup penggunaannya masingmasing. Misalnya, sarana dan prasarana perikanan budidaya dengan perikanan tangkap ataupun pengolahan perikanan sangatlah berbeda. Pada pembahasan ini kita hanya akan membahas mengenai sarana prasarana perikanan budidaya. Budidaya perikanan adalah kegiatan bisnis karena bertujuan untuk mendapatkan keuntungan sehingga bisa diistilahkan sebagai akuabisnis sebagai padanan agribisnis dalam bidang pertanian. Sistem akuabisnis terdiri dari beberapa subsistem sebagaimana berlaku di dalam agribisnis. Berikut ini akan diuraikan subsistem yang dimaksud tersebut, serta cakupan kegiatannya yaitu sebagai berikut. a. Subsistem pengadaan sarana dan prasarana produksi



Pengadaan prasarana produksi mencakup pemilihan lokasi, pengadaan bahan dan pembangunan fasilitas produksi, sedangkan pengadaan sarana produksi mencakup pengadaan induk, benih, pakan, pupuk, obatobatan, pestisida, peralatan akuakultur, dan tenaga kerja. b. Subsistem proses produksi Subsistem ini mencakup kegiatan sejak persiapan wadah kultur, penebaran (stocking), pemberian pakan, pengelolaan lingkungan, pengelolaan kesehatan ikan, pemantauan ikan hingga pemanenan. c. Subsistem penanganan pascapanen dan pemasaran Subsistem ini mencakup kegiatan meningkatkan mutu produk hingga bisa lebihditerima konsumen, distribusi produk, dan pelayanan (servis) terhadap konsumen. d. Subsistem pendukung Subsistem terakhir ini mencakup, antara lain aspek hukum (perundangundangan dan kebijakan), aspek keuangan (pembiayaan/kredit dan pembayaran), aspek kelembagaan (organisasi perusahaan, asosiasi, koperasi, perbankan, lembaga birokrasi, serta lembaga riset dan pengembangan). Setiap subsistem kegiatan yang dilakukan pada perikanan budidaya pastinya meemerlukan peralatan yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini yang berpengaruh pada penggunaan dan fungsi peralatan disetiap kegiatan peru disesuaIkan berdasarkan fungsi dan keguanaannya. Wardiningsih (2014) menjelaskan bahwa suatu unit pembenihan ikan harus mempunyai fasilitas yang lengkap, termasuk peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pengoperasiannya. Sebelum menentukan fasilitas yang diperlukan dalam pengoperasian suatu unit usaha pembenihan ikan, hendaknya memperhatikan: jenis ikan yang akan dipelihara, ukuran ikan yang dihasilkan, sistem produksi, target produksi, sistem pemberian pakan (alami/buatan), dan sistem penyebaran/ pemasaran hasil. Fasilitas yang diperlukan dalam suatu unit pembenihan ikan adalah seluruh sarana berupa bangunan, perkakas dan peralatan yang digunakan untuk pengoperasian secara efisien dan efektif. Komarudin, et. al (1988) mengkategorikan fasilitas tersebut berdasarkan operasionalnya yang terdiri atas sarana pokok, sarana penunjang serta peralatan dan bahan. a. Sarana Pokok 1) Kolam pemijahan. Kolam pemijahan digunakan untuk pemijahan induk. Bentuk, ukuran, dan jumlah kolam disesuaikan dengan jenis ikan, metode pemijahan, dan skala usaha. Pada sistem pemijahan buatan diperlukan fasilitas pemijahan (hatching house) yang di dalamnya terdapat sarana dan peralatan stripping, treatment induk, penampungan telur, penetasan telur, treatment larva, pakan larva, laboratorium yang berhubungan dengan pemijahan seperti analisis kualitas air, penyakit, dan tempat pengepakan larva (Kovari, 1983). Kolam pemijahan dapat berukuran antara 50-100 m2, berbentuk empat persegi panjang dengan kedalaman 0,5-1,2 m. 2) 4) Kolam pendederan I. Setelah persediaan makanan berupa kuning telur (umur 4-5 hari) habis, larva dipindahkan ke kolam pendederan II dan III. Untuk memelihara benih berumur 4-5 hari sampai dengan 3-4 minggu, sebaiknya dipilih tempat yang dekat dengan kolam pemijahan dan terlindung dari gangguan lingkungan. Tujuannya adalah pertama untuk memudahkan pemindahan benih yang kondisinya masih fragile serta mengurangi stres; kedua kondisi benih pada umur tersebut sangat sensitif terhadap fluktuasi lingkungan. Menurut Kovari (1988) dalam Wirdiningsih (tth), kolam pendederan I dapat berukuran antara 100-1000 m 2, atau tergantung dari jumlah benih yang dipelihara serta kapasitas dari kolam pemijahan. Di Unit Usaha Pembenihan, kolam pemijahan dapat mencapai antara 13.000-23.500 m2 . 5) Kolam pendederan II dan III. Ukuran optimum untuk kolam pendederan II dan III dapat berkisar antara 1-10 ha, dengan kedalaman 1-15 m (Direktorat Jenderal Perikanan, 1988 dalam Wirdingsih, tth)). Luas kolam dan jumlahnya tergantung dari jenis ikan dan skala usaha. Misalnya, untuk kolam pendederan ikan mas luasnya adalah antara 500- 2000 m 2 /petak, sedangkan untuk ikan lele antara 2501000 m2 /petak. 6) Kolam pemeliharaan calon induk/induk. Kolam dapat berbentuk empat persegi panjang atau bundar. Ukuran dan jumlah kolam tergantung dari jenis ikan, skala usaha, dan target produksi yang ingin dicapai. Kolam pemeliharaan induk dapat berukuran 200-750 m2 , namun ada juga yang luasnya antara 5001000 m2 . 7) Kolam penampungan benih.



Setelah benih ikan dipanen dari kolam pendederan, benih ikan tersebut ditampung terlebih dahulu sebelum dipasarkan. Ukuran dan jumlah kolam tergantung dari jenis dan ukuran ikan, waktu penangkapan/penjualan ke pasar, dan skala usaha. Kolam penampungan benih dapat berukuran 500- 2000 m2 (Kovari, 1983). Pada kolam ini kualitas air harus diperhatikan kandungan oksigen minimal 3 ppm, air harus mengalir dan selalu berganti dengan debit 10- 15 lt/detik. Untuk mengantisipasi fluktuasi suhu, kedalaman kolam ini antara 50-70 cm. b. Sarana Penunjang 1) Kolam pemberokan Kolam pemberokan digunakan untuk memberok induk sebelum dipijahkan. Jumlah dan luas kolam pemberokan tergantung dari skala usaha. Pada umumnya luas kolam pemberokan antara 75-150 m2 , dengan kedalaman antara 50-75 cm. 2) Kolam pengendapan Kolam pengendapan berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel kasar, sehingga air yang akan digunakan relatif telah bersih dari pasir dan lumpur. Unit bak pengendapan mempunyai luas penampang lebih kurang 40 kali dari luas penampang saluran air dan dibuat panjang berkelokkelok. Hal ini dimaksudkan agar air dapat mengalir secara pelan-pelan, sehingga partikelpartikelnya dapat mengendap, terutama yang kasar. Ukuran dan jumlah kolam tergantung dari skala usaha dan kualitas air. 3) Kolam filter dan reservoar Kolam filter digunakan untuk menyaring air dari partikel-partikel halus, hama, dan penyakit. Air yang telah disaring, ditampung dalam bak reservoar dan selanjutnya digunakan untuk keperluan pembenihan. 4) Kolam pemeliharaan ikan donor Pada sistem pemijahan buatan, diperlukan kolam pemeliharaan donor. Ukuran dan jumlah kolam tergantung dari skala usaha. Pada umumnya luas kolam pemeliharaan ikan donor antara 4001000 m2 . Sarana penunjang lainnya selain kolam-kolam tersebut di atas adalah gudang untuk penyimpanan pakan, obat-obatan, bahan kimia, dan peralatan. Untuk proses pemanenan dan pengepakan diperlukan suatu bangsal. 5) Peralatan dan Bahan Jenis dan jumlah peralatan tergantung pada skala usaha serta metode pemeliharaan. Contoh jenis, jumlah peralatan, dan bahan di BBI terdiri atas: Peralatan teknik: a) Alat -alat pembenihan dan perkolaman. b) Hapa ukuran 2  1  0,75 m dan 2  4  0,75 m sebanyak 10-20 set. c) Corong penetas dengan garis tengah 0,50 m, tinggi 0,50 m, sebanyak 25- 50 buah. d) Waring, jala seser. e) Timbangan 1 kg, 10 kg, dan 100 kg. f) Mistar, termometer, pH meter, meteran gulung 30 m, dan loupe perbesaran 30 kali. g) Alat hypophisa (jarum suntik, sentrifugal, mortar, gelas ukur, alat bedah, lemari es, dan termos). h) Tangki fiber 500 liter, 2 buah. i) Aerator 10 set. j) Alat pertanian, cangkul, dan parang. Alat transportasi ikan: a) Alat pengepakan dan pembongkaran kotak benih ikan. b) Aerator. c) Tangki oksigen 1 m3 dan 2 m3 masing-masing 3 buah. Alat pembuatan pelet, makanan ikan. Kompor, ketel saringan, ember, nyiru, timbangan 1 kg dan 50 kg, dan tempat penyimpanan bahan baku. c. Bahan Pembantu pada Unit Pembenihan Ikan Bahan pembantu pada Unit Pembenihan Ikan meliputi pupuk (organik dan anorganik), kapur, obat-obatan (insektisida dan herbisida), dan pereaksi kimia lainnya. 1) Pupuk a) Pupuk organik diperlukan untuk memperbaiki kesuburan struktur dasar kolam, berupa pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau. b) Pupuk anorganik diperlukan untuk memperbaiki kesuburan dengan lebih cepat, berupa pupuk yang mengandung N dan P. Kebutuhan pupuk untuk unit usaha pembenihan didasarkan pada pedoman sebagai berikut. a) Pupuk organik diperlukan sebanyak 30 ton/tahun di unit usaha pembenihan sentral, sedangkan di unit usaha pembenihan lokal sebesar 15 ton/tahun. Pemupukan dilakukan pada kolam-kolam pendederan saja.



b) Pupuk anorganik diperlukan lebih kurang 150 kg/tahun di unit usaha pembenihan sentral dan lebih kurang 75 kg/tahun di unit usaha pembenihan lokal. Pemupukan dilakukan apabila kesuburan kolam relatif sangat rendah. untuk mencegah blooming algae, sebaiknya penggunaan pupuk anorganik dibatasi jumlah penggunaannya. 2) Kapur Kapur tohor (CaCO3) dipakai sebesar 60 ton/tahun di unit usaha pembenihan sentral dan 30 ton di unit usaha pembenihan lokal. 3) Insektisida Insektisida sebanyak 100 liter di unit usaha pembenihan sentral dan 50 liter di unit usaha pembenihan lokal. 4) Bahan pereaksi kimia a) Bahan pereaksi kimia dan obat-obatan lebih kurang 2 kg KMnO4 di unit usaha pembenihan sentral, 1 kg KMnO4 di unit usaha pembenihan lokal. b) Aceton/alkohol sebanyak 10 liter di unit usaha pembenihan sentral, dan 5 liter di unit usaha pembenihan lokal. c) Hormon buatan (HCG) sebanyak 30.000 IU di unit usaha pembenihan sentral dan 15.000 IU di unit usaha pembenihan lokal. d) Aquades lebih kurang 50 liter. untuk unit usaha pembenihan sentral dan 20 liter. di unit usaha pembenihan lokal. e) Bahan anestesia (MS.222) sebanyak 1 liter. di unit usaha pembenihan sentral dan 0,5 liter. di unit usaha pembenihan lokal. f) Antibiotik (Terramycine Kemicitine), 500 gram di unit usaha pembenihan sentral dan 150 gram di unit usaha pembenihan lokal Selain penggunaan berbagai peralatan yang perlus sesuai dengan standar operasional prosedur, peralatan yang digunakan atau pun dalam kondisi disimpan perlu juga melakukan perawatan secara berkala disesuaikan dengan setiap karakteristik peralatan. Perawatan peralatan dapat dilakukan dengan cara membersihkan kembali peralatan yang telah digunakan, melakukan desinfeksi terhadap peralatan lapangan dan laboratorium, mengkalibrasi kembali peralatan-peralatan elektrik dandigital sebelum disimpan pada tempat yang sesuai penempatannya. Penyimpanan peralatan dalam kondisi bersih dan tertata merupakan salah satu upaya perawatan peralatan operasional. Pendataan peralatan yang disimpan serta jumlah dan spesifikasi peralatan perlu dilakukan untuk mempermudah saat alat akan digunakan. Penggunaan dan perawatan peralatan atau sarana sesuai dengan kebutuhan dan kapasitasnya merupakan salah satu factor penting dalam kegiatan agribisnis perikanan. Penggunaan alat yang tepat didukung dengan perawatan sarana prasarana dengan baik secara langsung dapat membantu pencegahan serangan hama dan penyakit yang bisa menyerang komoditas perikanan yang dipelihara, hal ini karena dengan peralatan yang bersih maka kontaminasi dapat dihindari. Desinfeksi juga dapat dilakukan saat sebelum dan sesudah penggunaan peralatan dan sarprasa budidaya untuk menghindari serangan hama penyakit yang dapat berdampak pada keberhasilan usaha agribisnis perikanan. 4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan Potensi dan Kearifan Lokal a. Pengertian sumberdaya manusia Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu. Pengertian SDM dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro dan pengertian makro. Pengertian SDM secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu perusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian SDM secara makro adalah penduduk suatu negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja. Sehingga secara menyeluruh, pengertian Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. Organisasi merniliki berbagai macam sumber daya sebagai ‘input’ untuk diubah menjadi ‘output’ berupa produk barang atau jasa. Sumber daya tersebut meliputi modal atau uang, teknologi untuk menunjang proses produksi, metode atau strategi yang digurunakan untuk beroperasi, manusia dan sebagainya. Diantara berbagai macam sumber daya tersebut, manusia atau sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen yang paling penting. Untuk merencanakan, mengelola dan mengendalikan



sumber daya manusia dibutuhkan suatu alat manajerial yang disebut manajemen sumber daya manusia (MSDM) (Priyono, 2010) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) sangat erat kaitannya dengan SDM dalam sebuah organisasi atau perusahaan. MSDM sendiri memiliki manfaat dan fungsi yang banyak dan berguna dalam mengatur dan memberdayakan SDM yang ada dan direncanakan untuk bergabung dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Berikut adalah 11 Fungsi MSDM: a) Perencanaan, merencanakan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, agar lebih efektif dan efisien. b) Pengorganisasian, pembagian kerja karyawan, hubungan kerja, delegasi wewenang dan koordinasi. c) Pengarahan (Directing), mengarahkan semua karyawan untuk bekerja secara efektif dan efisien. d) Pengendalian (Controlling), mengendalikan dan mengawasi karyawan untuk taat pada peraturan yang ada. e) Pengadaan (Procurement), yaitu proses penarikan, seleksi, orientasi dan induksi karyawan jika diperlukan. f) Pengembangan (Development), yaitu proses peningkatan ketrampilan dari perusahaan bagi karyawan yang biasa disebut pelatihan. g) Kompensasi (Compensation), yaitu penghitungan dan pembagian balas jasa secara adil terhadap karyawan. h) Pengintegrasian (Integration), Mempersatukan kepentingan karyawan dan perusahaan agar selaras dan tidak bertolak belakang. i) Pemeliharaan, yaitu proses memelihara dan meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas. j) Kedisiplinan (Dicipline), pendisiplinan karyawan terhadap peraturan dan norma sosial yanga ada. k) Pemberhentian (Separation), pemberhentian dari organisasi atau dengan kata lain PHK b. Kebutuhan sumberdaya manusia Dalam merencanakan kebutuhan Sumber Daya Manusia secara efektif, perusahaan harus memiliki ide yang jelas tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan dan akan menjadi apa mereka nantinya. Dalam hal ini perlu memperhatikan bagaimana saat ini karyawan tersebut dikembangkan, seberapa sesuai kemampuan yang mereka miliki sekarang digunakan, dan bagaimana supply kemampuan saat ini sesuai dengan kebutuhan nantinya. Pemahaman tentang hal ini membutuhkan apresiasi terhadap perubahan kondisi dan antisipasi dampak kejadian masa datang baik pada supply kemampuan dengan kebutuhan akan kemampuan terhadap rencana bisnis. Analisis kebutuhan sumber daya manusia berusaha menentukan sumber daya manusia bagaimana yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mempertahankan pertumbuhannya serta memanfaatkan peluang di waktu mendatang. Analisis kebutuhan sumber daya manusia tidaklah harus menghasilkan estimasi yang akurat akan kebutuhan sumber daya manusia di masa depan, agar dapat disebut bermanfaat. Proses analisis kebutuhan itu sendiri terlepas dari jumlah yang dihasilkan memudahkan proses perencanaan. Analisis kebutuhan menyebabkan manajer wajib untuk memikirkan masa mendatang serta mengantisipasi berbagai kejadian yang kemungkinan terjadi, meskipun kejadian itu pada akhirnya tidak seperti yang diperkirakan semula. Analisis kebutuhan akan kebutuhan sumber daya manusia seringkali dibagi lagi ke dalam peramalan jangka panjang dan jangka pendek. Jenis terakhir ini hampir tidak terhindarkan pada sebagian besar perusahaan, tetapi suatu penelitian atas 589 anggota American Society of Personal Administration mengungkapkan bahwa hanya 32% melaporkan adanya perencanaan jangka panjang atau kebutuhan sumber daya manusia dalam organisasi mereka (Priyono, 2010). Masalah yang paling membingungkan dalam analisis kebutuhan permintaan sumber daya manusia adalah memperkirakan huhungan antara permintaan terhadap sumber daya manusia dengan keluaran (out put) - barang dan jasa - yang dihasilkan oleh perusahaan. Analisis kebutuhan baik permintaan SDM maupun suplai internal yang tersedia hendaknya meliputi: pengalaman, kemampuan, jenis kelamin. Organisasi yang berbeda mempunyai kebutuhan yang berbeda, sehingga ramalan haruslah dibuat sesuai dengan organisasi tersebut. Jumlah rincian yang dibutuhkan dapat bervariasi dengan ukuran organisasi, akurasi informasi yang tersedia, dan rencana khusus yang telah diperhitungkan. Perhitungan ini mempengaruhi analisis kebutuhan dalam beberapa hal yaitu: (1) tipe organisasi, perusahaan manufaktur cenderung lebih kompleks dibandingkan perusahaan jasa,



(2) ukuran organisasi, semakin besar organisasi semakin besar karyawan yang dibutuhkan (3) penyebaran organisasi, semakin tersebar secara geografis semakin sukar melakukan Analisis kebutuhan SDM karena adanya tekanan pasar tenaga kerja (4) akurasi informasi, ketepatan informasi akan memudahkan melakukan analisis kebutuhan SDM yang mendekati akurasi, sehingga memudahkan dalam memberikan judgment (Priyono, 2010) Priyono, 2010 juga menjelaskan bahwa proses analisis kebutuhan paling tidak memperhatikan enam hal yaitu: 1) Memahami lingkungan dan kondisi organisasi, meliputi: suplai tenaga kerja eksternal, paksaan hukum, ekonomi, desain tugas dan struktur organisasi. Perubahan teknologi, pola produktivitas, dan kecenderungan yang ada, filosofi dan kebijakan manajemen, tujuan dan perencanaan. Pola perputaran dan mobilitas tenaga kerja. 2) Analisis SDM saat ini (tenaga kerja yang tersedia), data demografi, data penilaian, interes tenaga kerja, pengalaman dan pendidikan. 3) Persediaan tenaga kerja (SDM) yang diproyeksikan di masa depan, pengurangan, mobilitas, penggunaan skill, perubahan produktivitas. 4) Analisis keperluan SDM saat ini, posisi otorisasi, struktur organisasi, perpaduan pekerjaan, kriteria perencanaan. 5) Keperluan SDM untuk masa yang akan datang, perubahan organisasi, anggaran, perubahan perencanaan dalam aktivitas/operasional. 6) Forcasting diperlukan/ditampilkan, kebutuhan rekrutmen, kebutuhan latihan dan pengembangan, perencanaan suksesi dan mobilitas, perubahan kebijakan, perubahan jabatan dan organisasional c. Pengadaan dan seleksi sumberdaya manusia Priyono (2010) menjelaskan bahwab pengadaan (procurement) adalah fungsi operasional pertama MSDM. Pengadaan karyawan ini merupakan masalah penting, sulit dan kompleks, karena digunakan untuk mendapatkan dan menempatkan orang-orang yang kompeten, serasi, serta efektif. Pengadaan karyawan didasarkan pada prinsip ”apa” dan baru ”siapa”. Apa dalam arti menetapkan lebih dahulu pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan ”job description”. Sedangkan ”siapa”, merujuk kepada kualifikasi orang yang akan menempati jabatan tersebut, dengan mendasarkan pada ”job specification”. Bila pengadaan karyawan mendasarkan pada ”siapa” lebih dulu, baru kemudian ”apa”, akan menyebabkan terjadinya mismanajemen dalam penempatan, karena kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam penempatan. Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan karyawan yang efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan (perusahaan /organisasi). Pengadaan karyawan harus mendapatkan perhatian yang serius, serta didasarkan pada beberapa hal, antara lain : 1) Analisis pekerjaan (job analysis), Analisis pekerjaan adalah informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai. Manfaat diadakannya analisis pekerjaan ini adalah akan memberikan informasi tentang aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan, konteks pekerjaan, persyaratan personalia, perilaku manusia serta alat yang digunakan. 2) Uraian pekerjaan (job description), Uraian pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang menjabat jabatan itu. Uraian kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya pada jabatan tersebut. Hal ini mengakibatkan pekerjaan tidak beres, bahkan pejabat bersangkutan menjadi overacting. Di sinilah letak pentingnya peranan uraian pekerjaan dalam setiap organisasi. Uraian pekerjan adalah informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi. 3) Spesifikasi pekerjaan (job specification), Spesifikasi pekerjaan adalah uraian persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima agar dapat menjalankan satu jabatan dengan baik dan kompeten. Pada umumnya spesifikasi pekerjaan memuat ringkasan pekerjaan yang jelas dan kualitas definitif yang dibutuhkan dan pemangku jabatan itu. Spesifikasi pekerjaan memberikan uraian informasi mengenai : a) Tingkat pendidikan pekerja; b) Jenis kelamin pekerja; c) Keadaan fisik pekerja; d) Pengetahuan dan kecakapan pekerja; e) Batas umur pekerja; f) Status perkawinan;



g) Minat pekerja; h) Emosi dan temperamen pekerja; i) Pengalaman pekerja 4) Evaluasi pekerjaan (job evaluation). Evaluasi pekerjaan (job evaluation) adalah menilai berat atau ringannya, mudah atau sukar, besar atau kecil risiko pekerjaan dan memberikan nama, ranking, serta harga dari suatu jabatan Proses seleksi pegawai merupakan salah satu bagian yang teramat penting dalam keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia. Dikatakan demikian karena dalam organisasi sekelompok pegawai dapat memenuhi tuntutan perusahaan atau tidak itu tergantung pada tepat tidaknya proses seleksi yang dilakukan. Seleksi adalah kegiatan pemilihan dan penentuan calon karyawan (pelamar) untuk diterima atau ditolak menjadi karyawan yang didasarkan pada spesifikasi jabatan yang dibutuhkan. Sistem dan prosedur seleksi harus berasaskan efisien (uang, waktu, tenaga) dan bertujuan untuk memperoleh karyawan yang terbaik dengan penempatannya yang tepat. Sistem seleksi ada dua macam, yaitu : 1) Succesive‐Hurdles adalah sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan uraian testing, yakni jika pelamar tidak lulus pada suatu testing maka ia tidak boleh mengikuti testing berikutnya dan pelamar tersebut dinyatakan gugur 2) Compensatory‐approach adalah sistem yang dilakukan di mana si pelamar mengikuti seluruh testing, kemudian dihitung nilai rata-rata tes apakah mencapai standar atau tidak. Pelamar yang mencapai nilai standar dinyatakan lulus, sedang pelamar yang tidak mencapai standar dinyatakan guru atau tidak diterima d. Pengembangan sumberdaya manusia mengacu pada potensi dan kearifan lokal Keraf (2010) dalam Mayadi (2016) menyatakan bahwa kearifan lokal adalah kearifan tradisional di sini adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebisaan atau etika yang menuntut perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis dimana sangat berhubunga erat dengan sifat-sifat kedaerahan (regional). Wales dalam Rosidi (2011) dalam Mayadi (2016), menyatakan bahwa local genius adalah kemampuan kebudayaan setempat dalam menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada waktu kedua kebudayaan itu berhubungan. Kearifan lokal adalah nilai-nilai yang akan melekat sangat kuat pada masyarakat tertentu dan nilai itu sudah melalui perjalanan waktu yang panjang, sepanjang keberadaan masyarakat tersebut. Pengembangan sumber daya manusia berbasis kearifan lokal pedoman nilai-nilai kearifan lokal merupakan kriteria yang menentukan kualitas tindakan. Sebagai sebuah kriteria yang menentukan, nilai-nilai kearifan lokal bisa menjadi sebuah pijakan untuk pengembangan sebuah pembelajaran kepada manusia yang lebih berkarakter. Kearifan lokal dapat dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan ataupun juga teknologi yang berlangsung sebagai upaya manusia menghadapi tantangan hidup. Raka Dalem, dkk (2007) dalam Mayadi (2016). Dalam agribisnis perikanan, kearifan lokal yang terkait dengan sumberdaya manusia adalah penempatan sumber daya manusia di suatu daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah itu sendiri. Maknanya adalah, bahwa perusahaan atau pelau usaha agribisnis perikanan akan mencari sumber daya manusia untuk dipekerjakan sesuai dengan kebiasaan dan keunggulan yang adi daerah industri atau tempat usahanya. Hal ini sangat penting dilaksanakan karena dengan adanya penempatan karyawan sesuai dengan wilayah dan kearifannya akan mampu meningkatkan integritas karyawan dan tentu saja akan meningkatkan produktivitas yang berdampak positif pada income perusahaan.



LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK



Nama kelompok : Nama : 1 2 3 4 5 Kelas :



1. Lembar kerja peserta didik Proses Bisnis Industri Perikanan Budidaya/ Tangkap/ Pengolahan Alat dan bahan diskusi : laptop, jaringan internet, alat tulis, lembar pengamatan, media pembelajaran Langkah/Petunjuk Kerja a) Pada kegiatan ini, diskusikanlah dengan kelompokmu permasalahan dibawah ini



b) Isikanlah hasil diskusi kalian pada lembar kerja dengan mengisi Tabel. Pertanyaan 1. Jelaskan pengertian Proses Bisnis Industri Perikanan Budidaya/ Tangkap/ Pengolahan! Skor 20 Jawaban :



2.



Jelaskan pengertian Proses produksi pada kegiatan Perikanan Budidaya/Tangkap/Pengolahan* dengan menggunakan kalimat ataupun flowchart! Skor 20 Jawaban :



3.



Jelaskan manfaat merencanakan produk perikanan Budidaya/Tangkap/Pengolahan* ! (skor 20)



Jawab :



4.



Jelaskan tentang mata rantai pasok (suplay chain) dengan menggunakan gambar atau flowchart! (skor 20) Jawab :



5.



Jelaskan tentang penanganan logistic dan pendistribusiannya pada industri perikanan budidaya/tangkap/pengolahan*! (skor 20) Jawab :



b.



Lembar kerja peserta didik Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bidang Perikanan Alat dan bahan diskusi : alat tulis, jaringan internet, lembar pengamatan, sumber bacaan Diskusikanlah dengan teman sekelompokmu permasalahan berikut ini ! Perhatikan gambar-gambar berikut ini !



1) Jelaskan gambar apa yang kalian amati ! Jawaban : Gambar 1



Gambar 2



Gambar 3



Gambar 4



2) Pada masing-masing gambar diatas adalah resiko kerja yang kemungkinan bisa terjadi dari kegiatan-kegiatan tersebut ! Jelaskan ! Resiko kerja gambar 1



Resiko kerja gambar 2



Resiko kerja gambar 3



Resiko kerja gambar 4



3) Bagaimana pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan dari resiko kerja yang dapat ditimbulkan dari gambar tersebut ! Resiko kerja gambar 1



Resiko kerja gambar 2



Resiko kerja gambar 3



Resiko kerja gambar 4



4) Dari ke-4 gambar tersebut manakah yang telah menerapakan upaya pencegahan dan pengendalian resiko kerja di bidang pekerjaan ? Jawab :



5) Jika ada gambar yang belum menerapakan upaya pencegahan resiko kerja ? Apakah yang perlu dilakukan sehingga mereka terhindar dari resiko kerja ? Jawab :



c. Lembar kerja peserta didik Mengidentifikasi dan menerapkan penggunaan Alat Pelindung diri Alat dan bahan praktik



: Pakaian kerja (wearpack) Pelindung Tangan (sarung tangan kain, karet) Topi pelindung Pelindung Pernafasan (masker) Alas Kaki (sepatu boots)



Pelindung mata Pelampung



Langkah/Petunjuk Kerja 1. Lakukan identifikasi dari setiap alat pelindung diri yang telah disediakan No



Nama alat



Fungsi



Waktu penggunaan APD



Lokasi Penggunaan APD



1



2



3



4



5



6



7 2. Simulasikan penggunaan APD disesuaikan dengan lokasi kegiatan, foto dan tempelkan pada kolom di bawah ini !



d. Lembar kerja peserta didik Mengidentifikasi penggunaan dan perawatan peralatan agribisnis perikanan Sumber pengamatan : 1. Pengamatan langsung di industri/ pembudidaya 2. Pengamatan melalui tayangan video Silahkan kalian diskusikan Bersama teman sekelompokmu, pilihlah salah satu sumber pengamatan yang ada kemudian kalian isi tabel pengamatan kalian ! 1. Lakukan pengamatan terhadap industry/ pembudidaya/ tayangan video terkait beberapa hal berikut ! Nama industri : Tanggal kunjungan : Pendamping lapangan : No



Sarana Utama



Keterangan :



Sarana Pendukung



Sarana Operasional



Keterangan



Sarana utama meliputi bangunan yang terdapat pada area (hatchery, tambak, kolam, dsb Sarana pendukung meliputi sarana yang mendukung keberfungsian sarana utama Sarana operasional meliputi sarana atau peralatan yang digunakan untuk kegiatankegiatan operasional 2. Lengkapi daftar yang telah kalian buat sesuai dengan tabel berikut ! No



Gambar Peralatan



Jenis peralatan



Fungsi peralatan



Cara perawatan peralatan



Assessment Diagnostik Tujuan



Bahan/



Kisi Kisi Soal Uraian Konten/ Materi Level



Indikator Soal



Bentuk



No



Peserta didik mampu memahami proses bisnis secara menyeluruh industri agribisnis perikanan antara lain tentang perbenihan, pembesaran, pemanenan, dan perlakuan pasca panen, termasuk didalamnya tentang perencanaan produk, mata rantai pasok (suplay chain), logistik perikanan dan proses produksi secara umum melalui pengamatan langsung, tautan video, gambar, bacaan atau studi kasus yang disajikan.secar a kreatif dan mandiri



Kelas Semest er X/1



Kognitif



Soal



Soal



Menjelaskan  pengertian proses bisnis Mengidentifikasi industry perikanan



Uraian



1



Uraian



2



Definisi proses bisnis



C2



Identifikasi Industri perikanan



C2



Perencanaan suatu produk perikanan



C2



Menjelaskan manfaat merencanakan suatu produk perikanan



Uraian



3



Mata rantai pasok (supply chain)



C2



Menjelaskan pengertian mata rantai pasok (supply chain)



Uraian



4



Proses produksi perikanan



C2



Menjelaskan proses produksi perikanan



Uraian



5



Soal Uraian : 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan proses bisnis! 2.    Bagaimana industry perikanan yang kalian ketahui ? 3. Jelaskan apa manfaat merencanakan suatu produk perikanan ? 4.    Jelaskan apa yang dimaksud mata rantai pasok ( supply chain) ! 5.    Bagaimana proses produksi perikanan yang kalian ketahui ?



Pedoman Penskoran Soal Uraian : No soal 1



Kunci jawaban Proses bisnis аdаlаh ѕеmuа usaha perorangan



Skor maksimum 20



2



3



4



5



atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan,pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan, pengeringan, atau mengawetkan ikan dеngаn tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis ) industry perikanan meliputi tentang perbenihan, pembesaran, pemanenan, dan perlakuan pasca panen; penerapan K3LH, perencanaan produk, mata rantai pasok (Supply Chain), logistik, proses produksi, penggunaan dan perawatan peralatan di bidang agribisnis perikanan, serta pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal. Manfaat merencanakan suatu produk perikanan yaitu untuk mendukung terciptanya industrialisasi perikanan di Indonesia Mata rantai pasok ( supply chain) adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok. Proses produksi bisnis perikanan yaitu : a. Proses produksi melalui kegiatan budidaya b. Proses produksi penangkapan ikan c. Proses produksipengolahan hasil perikanan Jumlah skor



20



20



20



20 100



RUBRIK PENILAIAN Aspek



Berkembang



Mulai Berkembang



Isi Permasalahan



Siswa kurang mampu memahami dan mengidentifikasi permasalahan yang diberikan dan menuliskan penyelesaian permasalahan masih belum jelas



Siswa mampu memahami dan mengidentifikasi permasalahan yang diberikan. Dan menuliskan penyelesaian sudah cukup jelas tetapi masih terlalu panjang



Mahir Siswa mampu memahami dan mengidentifikasi dan menuliskan secara jelas penyelesaian permasalahan yang diberikan



Sangat Mahir Siswa mampu memahami dan mengidentifikasi dan menuliskan secara jelas penyelesaian permasalahan yang diberikan serta menghubungkan penyelesaian terhadap permasalahan yang diberikan



Presentasi



Belum Dapat difahami peserta lain



Sudah dapat difahami peserta dengan jelas peserta lain tetapi masih terlalu panjang



Sudah dapat difahami dengan jelas oleh peserta lain dengan sesuai dengan pedoman penilaian



Sudah sangat dapat difahami dengan jelas oleh peserta lain dengan sesuai dengan pedoman penilaian dan mampu menggunakan di permasalahan lain.



Instrumen Asesmen Formatif Penilaian Keterampilan Diskusi/Presentasi Tanggal Penilaian: No



Nama Siswa



Kriteria Aspek 1



2



3



Skor 4



5



1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria: 1. Kemampuan menjawab 2. Kemampuan bertanya 3. Ketertiban 4. Keberanian tampil di depan kelas 5. Menghargai pendapat orang lain Nilai = JumlahSkor / total soal x 100 Tabel. Rubrik Penilaian Ketrampilan Pengamatan Aspek Persiapan alat dan bahan



Menggunakan Perlengkapan K3LH



Skor



Kriteria



4



Menguasai



3



Cukup Menguasai



2



Penguasaan terbatas



1



Tidak Menguasai



4



Jika menggunakan semua perlengkapan K3LH (wearpack, sarung tangan, pelindung mata dan sepatu)



3



Jika menggunakan 3 jenis perlengkapan K3LH



Nilai



Melakukan diskusi



Menuliskan hasil pengamatan



2



Jika menggunakan 2 jenis perlengkapan K3LH



1



Jika menggunakan 1 jenis perlengkapan K3LH



4



Menguasai



3



Cukup Menguasai



2



Penguasaan terbatas



1



Tidak Menguasai



4



Menguasai



3



Kurang menguasai



2



Penguasaan terbatas



1



Tidak menguasai



Nilai = Jumlah Skor/total skor x 100 Soal Latihan



Kisi Kisi Soal Uraian



Tujuan



Kelas / Semester



Konten / Materi



Level Kognitif



Indikator soal



Bentuk Soal



No Soal



Peserta didik mampu memahami proses bisnis secara menyeluruh industri agribisnis perikanan tentang proses produksi secara kreatif dan mandiri



X/Ganjil



Industri perikanan



C2



Menjelaskan industry perikanan



Uraian



1



Peserta didik mampu memahami proses bisnis secara menyeluruh industri agribisnis perikanan tentang mata rantai pasok (suplay chain) secara kreatif dan mandiri



Mata rantai pasok (supply chain)



C2



Menjelaskan pengertian Mata rantai pasok (supply chain)



Uraian



2



Peserta didik mampu memahami dan menerapkan prosedur K3LH bidang perikanan melalui proses pengenalan, pengamatan dan praktek secara kreatif dan mandiri



Kesehatan dan keselamatan kerja



C2



Menjelaskan konsep dasar dari Kesehatan dan keselamatan kerja



Uraian



3



Peserta didik mampu memahami



Prosedur penggunaan dan



C2



Menjelaskan sarana pokok



Uraian



4



dan menerapkan prosedur penggunaan dan perawatan peralatan agribisnis perikanan melalui pengamatan langsung, atau praktek yang terintegrasi dengan kegiatan-kegiatan budidaya perikanan



perawatan peralatan agribisnis perikanan



Peserta didik mampu memahami konsep pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal melalui pengamatan langsung, tautan video, gambar, bacaan atau studi kasus yang disajikan secara kreatif dan mandiri



konsep pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal



yang harus ada dalam unit pembenihan ikan



C2



Menjelaskan konsep pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan local dalam agribisnis perikanan !



Uraian



5



Petunjuk : Jawablah soal-soal berikut dengan jelas dan benar ! 1. Jelaskan tentang industry perikanan yang kalian ketahui ! (skor :15) 2. Pada semua kegiatan bisnis atau usaha, termasuk bisnis di bidang sgribisnis perikanan, kegiatan Supply chain atau Rantai Pasokan ini perlu dijalankan dengan efektif dan efisien sehingga memberikan makna dalam peningkatan keuntungan bisnisnya. Jelaskan pengertian Mata rantai pasok (supply chain) ! (skor :20) 3. Jelaskan konsep dasar dari Kesehatan dan keselamatan kerja ! (Skor 20) 4. Komarudin, et. al (1988) mengkategorikan fasilitas unit pembenihan berdasarkan operasionalnya terdiri atas sarana pokok, sarana penunjang serta peralatan dan bahan. Jelaskan sarana pokok yang harus ada dalam unit pembenihan ikan ! (Skor 20) 5. Jelaskan konsep pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan local dalam agribisnis perikanan ! (Skor 20) No



Butir Soal



Alternatif Jawaban



Skor



1



Jelaskan tentang industry perikanan yang kalian ketahui



20



2



Pada semua kegiatan bisnis atau usaha, termasuk bisnis di bidang sgribisnis perikanan, kegiatan Supply chain atau Rantai Pasokan ini perlu dijalankan dengan efektif dan efisien sehingga memberikan makna dalam peningkatan keuntungan bisnisnya.



industry perikanan meliputi tentang perbenihan, pembesaran, pemanenan, dan perlakuan pasca panen; penerapan K3LH, perencanaan produk, mata rantai pasok (Supply Chain), logistik, proses produksi, penggunaan dan perawatan peralatan di bidang agribisnis perikanan, serta pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal. Mata rantai pasok ( supply chain) adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.



20



Jelaskan pengertian Mata rantai pasok (supply chain) ! 3



Jelaskan konsep dasar dari Kesehatan dan keselamatan kerja !



4



Komarudin, et. al (1988) mengkategorikan fasilitas unit pembenihan berdasarkan operasionalnya terdiri atas sarana pokok, sarana penunjang serta peralatan dan bahan. Jelaskan sarana pokok yang harus ada dalam unit pembenihan ikan !



5



Jelaskan konsep pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan local dalam agribisnis perikanan !



Konsep Dasar K3 adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya melalui upayaupaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Sarana pokok dalam unit pembenihan : Kolam pemijahan Kolam pendederan I Kolam pendederan II Kolam pendederan III Kolam pemeliharaan calon induk/induk Kolam penampungan benih



20



Konsep pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan local dalam agribisnis perikanan yaitu bahwa perusahaan atau pelaku usaha agribisnis perikanan akan mencari sumber daya manusia untuk dipekerjakan sesuai dengan kebiasaan dan keunggulan yang ada di daerah industri atau tempat usahanya



20



Nilai = Total skor



20



100



REMIDIAL DAN PENGAYAAN



A. Remidial



1. Peserta didik yang nilainya kurang dari 65 agar memperdalam lagi Ringkasan Materi Modul Proses Bisnis Secara Menyeluruh di bidang agribisnis perikanan



2. Peserta didik yang nilainya lebih dari atau sama dengan 65 mempelajari Modul Perkembangan system teknologi, ekologi periran dan isu-isu global di bidang agribisnis perikanan ramah lingkungan



No 1 2 3 4 5 6 dst



CONTOH PROGRAM REMIDI A Sekolah : …………………………………………….. B. Kelas/Semester : …………………………………………….. C. Mata Pelajaran : …………………………………………….. D. Ulangan Harian Ke : …………………………………………….. E. Tanggal Ulangan Harian : …………………………………………….. F. Bentuk Ulangan Harian : …………………………………………….. G. Materi Ulangan Harian : …………………………………………….. H. KKM : …………………………………………….. Nama Nilai Indikator yang Bentuk Tindakan Nilai Setelah Peserta Ulangan Belum Dikuasai Remedial Remedial Didik



KET



B. Pengayaan Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut : 1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.  2. Mencari informasi secara online tentang materi 3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi 4. Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar. 5. Menyampaikan informasi yang diperoleh



GLOSARIUM Acontainer Craneident



:



Danger



:



Hazard



:



Incident



:



Perencanaan produk



:



Perencanaan produksi



:



Kejadian bahaya yang diserta adanya korban dan/atau kerugian (manusia/benda). Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan preventif suatu keadaan yang memungkinkan/dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas badan/struktur) Kegiatan dalam merumuskan barang atau produk yang akan dijadikan sebagai komoditas usaha yang akan dilaksanakan Sebagai suatu proses untuk memproduksi produk atau barang-barang



pada suatu periode tertentu yang ditentukan melalui pengorganisasian sumber daya, baik sumber daya tenaga kerja, bahan baku, dan sumber daya peralatan lainnya. Perikanan Risk



:



SLIN



:



Supply chain



:



Kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Prediksi tingkat keparahan apabila terjadi bahaya dalam siklus tertentu Sistem manajemen rantai pasokan ikan dan produk perikanan, bahan dan alat produksi, serta informasi mulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai dengan distribusi, sebagai suatu kesatuan dari kebijakan untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi perikanan hulu‐ hilir, pengendalian disparitas harga, serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri Serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.



DAFTAR PUSTAKA Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Buku Teks Bahan Ajar Siswa Dasar-dasar Budidaya Perairan Rahmawati, L. 2018. Wawasan, Peluang dan Tantangan Agropreneur Indonesia. Lely Rahmawati blogspot.com Rejeki, S. 2001. Pengantar Budidaya Perairan. Universitas Diponegooro. Semarang. Setyogati W. 2013. Modul Dasar-Dasar Budidaya Perairan. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian. Cianjur



dan



Wardiningsih Sri. 2014. Prasarana dan Sarana Pembenihan Ikan. Teknik Pembenihan Ikan (Edisi 2). Universitas Terbuka. Tangerang Selata Yapanto L M. 2020. Rantai Pasok Perikanan dan Tantangan yang Dihadapi nelayan di Indonesia. https://darilaut.id/kajian/rantai-pasokperikanan-dan-tantangan-yang-dihadapi-nelayan-diindonesia