Modul Kraniotomi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Tenanga kesehatan yaitu setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui dibidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. (M. Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, 2009) Meningkatnya angka kecelakaan lalulintas di indonesia sering dikaitkaitkan dengan pertumbuhan alat transportasi di indonesia, terutama kendaraan roda dua. Hal ini juga di dukung dengan angka kecelakaan lalu lintas Trauma kepala adalah salah satu cidera yang disebabkan karna adanya benturan yang terjadi akibat kecelakaan lalu lintas tersebut yang perlu dilakukan penanganan lebih lanjut seperti kraniotomi. Selain itu juga pada pasien yang terkena tumor atau kanker diotak memiliki beberapa pilihan pengobatan, tergantung pada jenis dan stadium tumor, pasien dapat diobati dengan operasi pembedahan, radioterapi, atau kemoterapi. Beberapa pasien menerima kombinasi dari perawatan diatas. Selain itu, pada setiap tahapan penyakit, pasien mungkin menjalani pengobatan untuk mengendalikan rasa nyeri dari kanker untuk meringankan efek samping dari terapi dan untuk meringankan masalah emosional. Jenis pengobatan ini disebut perawatan paliatif. Terdapat beberapa gejala / kumpulan gejala yang karakteristik pada penyakit intrakranial yang sering merupakan masalah utama bagi pasien untuk memperoleh pertolongan medis. Gejala/ kumpulan gejala tersebut tidak jarang menimbulkan persepsi atau interpretasi yang berbeda diantara yang mengeluh (Pasien). Dengan yang mendengarkannya dalam hal ini tenaga kesehatan. Tidak jarang pula suatu gejala medis tertentu diekspresikan secara berbeda–beda, bergantung latar belakang pendidikan/sosial budaya pasien sehingga diperlukan teknik anamnesis yang spesifik untuk menyamakan persepsi. Tindakan bedah Intrakranial atau disebut juga kraniotomi merupakan suatu intervensi dalam kaitannya dengan masalah-masalah pada Intrakranial. Penulisam makalah ini juga salah satu syarat kelulusan mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III, yang dibebankan pada kelompok untuk mempresentasikan tentang ”Perawatan Kraniotomi” pada Akademi Keperawatan Ibnu Sina Kota Sabang dan untuk pembahasan lebih lanjut dapat dilihat pada bab-bab selanjutnya.



Kraniotomi adalah melubangi tengkorak, yang umumnya dilaksanakan bila terdapat tumor, darah atau gumpalan darah ataupun fraktur pada kubah yang terdapat pada otak. (Evelyn C. Pearce, 2009) ndikasi tindakan kraniotomi atau pembedahan intrakranial adalah sebagai berikut :  Pengangkatan jaringan abnormal baik tumor maupun kanker. 



Mengurangi tekanan intrakranial.







Mengevakuasi bekuan darah .







Mengontrol bekuan darah, dan



 Pembenahan organ-organ intrakranial.  Tumor otak  Perdarahan (hemorrage) 



Kelemahan dalam pembuluh darah (cerebral aneurysms)



 Peradangan dalam otak  Trauma pada tengkorak



Pada Luka dengan ditandai adanya pus, necrose, dan serum.  Balutan tidak kotor dan tidak ada rembesan/eksudat 



luka kotor



 Pada pasien yang tidak mengalami decubitus.  Pada pasien yang mobilisasi Prosedur perawatan kraniotomi -



Persiapan pasien



 Memberikan infomasi tentang tindakan yang akan dilakukan  Menjaga privasi pasien -



Persiapan Alat



 Bak instrumen steril berisi : -



2 buah pinset anatomis



-



1 buah pinser sirugis



-



1 buah gunting jaringan



-



Kasa steril dan korentang



-



Handskun steril



-



Kom



-



Verban



-



Handskun bersih



-



Perlak/pengalas



-



Ginting verban



-



-



Nierbeken



-



Plester



-



Cairan naCl 0,9%



-



Suprature



-



Kapas alkohol



-



Spuit 2,5 cc / spuit 5 cc



-



Larutan antiseptik dan larutan klorin



-



1 buah pinset anatomis Cara Kerja



 Perawat cuci tangan  Memakai handskun bersih  Siapkan cairan antiseptik kedalam kom, siapkan plester  Pasang alas atau perlak, dekatkan nirbeken  Paket steril dibuka dengan benar  Membuka balut lama, kemudian buang balutan ke nirbeken  Lepaskan handskun bersih dan buang kedalam  Angkat balutan paling dalam dengan pinset cirugis dan perhatikan jangan sampai mengeluarkan drain atau mengenai luka insisi  Luka dibersihkan dengan kasa lembab (cairan NaCl 0,9%) untuk sekali usap  Gunakan teknik usap dari dalam keluar, gunakan sebanyak 3 atau 5 kali usapan  Kemudian dikeringkan dengan kasa steril  Luka diberikan plester secukupnya  Bereskan pasien, alat dan cuci tangan



E. Hal yang Diperhatikan 



Tanda-tanda vital pada pasien.







Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali balutan basah kering dapat menimbulkan rasa nyeri pada klien.







Perawat harus memberikan analgesi dan waktu penggantian balutan sesuai dengan puncak efek obat.







Pelindung mata harus digunakan jika terdapat resiko adanya kontaminasi ocular seperti percikan dari luka.



DAFTAR PUSTAKA



Asmadi, (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika Hanafiah, Jusuf, M.,& Amir, A.. (2009). Ektika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta; EGC. Pearce, C. Evelyn, (2009), Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Panduan Pratikum Keperawan Medikal Bedah (KMB), Akademi Keperawatan Ibnu Sina http://compbak.blogspot.com/2011/03/askep-kraniotomi.html http://nersrezasyahbandi.blogspot.com/2013/02/teknik-perawatan-luka.html http://eprints.undip.ac.id/37551/1/Hendra_Teguh_P_G2A008092_LAPORAN_KTI.pdf http://feryromanisti.wordpress.com/makalah-perawatan-luka-bersih-kotor/ http://metro.sindonews.com/read/2012/12/30/88/702019/catatan-kecelakaan-tahun-2012