14 0 395 KB
MODUL PELATIHAN WORK ENGAGEMENT
Oleh : MUTHIA RAFIDAH (14915038)
PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2018
Pelatihan Keterlibatan kerja A. PENGANTAR Keterlibatan
kerjamerupakan
langkah
dimana
karyawan
dapat
memahami pentingnya pekerjaan yang dilakukan dan peduli dengan pekerjaan tersebut. konsep dasar dari keterlibatan kerjaadalah karyawan menemukan arti dalam bekerja, kebanggaan telah memjadi bagian dari organisasi, bekerja untuk visi dan misi sebuah organisasi, dan karyawan bekerja ekstra serta mengupayakan sesuatu untuk pekerjaan di atas apa yang diharapkan baik dalam waktu dan energi. Modul ini disusun sebagai panduan untuk melaksanakan pelatihan
keterlibatan kerja. Keterlibatan kerjamengacu pada pekerjaan sehari-hari departemen housekeeping di hotel X. Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan keterlibatan karyawan dalam mencapai tujuan departemen
housekeeping. B. TUJUAN PELATIHAN 1.
Menumbuhkan
kesadaran
akan
peran
penting
karyawan
dalam
menyelesaikan pekerjaan untuk mencapai tujuan departemen 2.
Menumbuhkan keinginan dalam diri karyawan untuk mencapai tujuan dari departemen
3.
Melatih tanggung jawab karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan SOP organisasi.
C. SASARAN PELATIHAN 1. Peserta pelatihan memiliki keinginan pribadi untuk mencapai tujuan dari departemen. 2. Peserta pelatihan memahami peran penting diri dalam pekerjaan dan fokus dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai peraturan perusahaan 3. Peserta pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan SOP 4. Peserta pelatihan memiliki kemajuan yang akan dicapai untuk mencapai tujuan departemen
D. DURASI PELATIHAN Pelatihan ini akan dilaksanakan selama ± 7 jam. Rincian waktu kegiatan ini dapat dilihat lebih lanjut pada bagian rundown pelatihan. E.
F.
MATERI PELATIHAN 1.
Keterlibatan kerja
2.
Kemampuan
3.
Kemajuan
METODE PELATIHAN Pelatihan ini menggunakan teknik experimental learning, dengan menerapkan beberapa metode yaitu kuesioner, ceramah, diskusi, mengisi lembar kerja kegiatan roleplay, dan permainan.
G. DESAIN PELATIHAN Pelatihan akan dilaksanakan dengan menggunakan setting indoor (didalam ruangan). Ruangan yang digunakan adalah training room hotel X. H. KUALIFIKASI TRAINER 1. Trainer dalam pelatihan ini merupakan individu yang memahami dan menguasasi dengan baik tata cara prosedur pelatihan. Trainer berperan sesuai hal-hal yang dibutuhkan selama pelatihan, serta mampu mengatasi permasalahan yang mungkin akan terjadi selama pelatihan. 2. Kriteria trainer antara lain, yaitu : a. Pernah menjadi trainer sebelumnya. b. Memahami materi terkait keterlibatan kerja c. Memiliki kemampuan menguasai kelas dengan baik. d. Mampu berkomunikasi secara efektif. 3. Tugas trainer dalam kegiatan ini antara lain : a. Menyampaikan materi dan memandu aktivitas setiap materi. b. Memberikan instruksi yang jelas pada setiap bagian proses pelatihan. c. Menciptakan suasana yang kondusif dalam proses pelatihan.
4. Keterampilan trainer a. Mampu memandu kelompok kecil maupun kelompok besar. b. Mampu memberikan motivasi kepada peserta pelatihan. c. Mampu mengelola waktu dengan baik. I.
RUNDOWN PELATIHAN Waktu (20 menit)
Kegiatan
Uraian
Metode
Perkenalan trainer, ice breaking (opposite), kontrak pelatihan, pemaparan agenda,
Ceramah, Permainan, Kuesioner
Sesi 1 Motivasi kerja Sesi 2 Membangun
Materi motivasi
Ceramah, diskusi Lembar kerja, Permainan, Diskusi
Sesi 3 Pengantar
Materi keterlibatan kerja
Ceramah, diskusi
Sesi 4 Kemampuan
Berlatih menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan SOP Berlatih merancang pengembangan diri dalam bekerja Rangkuman materi, posttest, evaluasi, penutup
Diskusi,
Pembukaan
pre-test (30 menit) (50 menit)
keterlibatan kerja (30 menit)
(10 menit) (50 menit)
Mengisi lembar kerja, debrief, game pilihan,
debrief
keterlibatan kerja ENERGIZER
(50 menit)
Sesi 5 Kemajuan
(30 menit)
Penutupan
roleplay Diskusi, Ceramah, lembar kerja Ceramah, Kuesioner
OVERVIEW PELATIHAN KEGIATAN 1 Pembukaan Tujuan
1. Membuka pelatihan secara resmi. 2. Membangun hubungan antara peserta dengan trainer. 3. Memaparkan agenda pelatihan secara singkat kepada peserta. 4. Tercipta kontrak belajar yang disepakati bersama. 5. Pengisian pre-test.
Waktu
08.00 – 08.30 (30 menit)
Peralatan
Name tag, lembar pre-test, pulpen, LCD, dan sound system.
Agenda
Prosedur
Sub-sesi
Waktu
Media
Pembukaan
5 menit
-
Ice Breaking
10 menit
-
Kontrak Pelatihan
5 menit
Slide
Pemaparan Agenda
5 menit
Slide
Pre-test
5 menit
Lembar pre-test
Pembukaan 1. Co-trainer membuka acara dengan menyapa peserta. 2. Perwakilan dari Hotel X membuka acara secara resmi dan menyerahkan acara secara simbolis kepada trainer. 3. Trainer memperkenalkan diri. Trainer menyapa seluruh peserta dan membuka acara dengan membaca doa, kemudian memastikan seluruh peserta berada dalam kondisi siap untuk melakukan aktivitas pelatihan. 4. Trainer mempersilahkan peserta untuk memperkenalkan diri Ice Breaking 1. Trainer membuka kegiatan dengan permainan bernama
opposite.
Permainan
ini
bertujuan
untuk
melatih
konsentrasi, memotivasi dan membangun semangat peserta pelatihan.
2. Instruksi permainan a. Peserta diminta untuk berbaris. b. Trainer memberi instruksi “ikuti saya”, lalu peserta diminta untuk mengikut gerakan dan ucapan trainer. Akan ada instruksi “normal” dan “opposite”. Jika trainer berkata “normal” maka seluruh gerakan dan ucapan mengikuti
trainer,
instruksi
namun
trainer
jika
mengatakan “opposite” maka peserta diminta untuk mengikuti ucapan trainer dan melakukan gerakan sebaliknya.
Instruksi
lainnya
adalah
ucapan
dan
gerakan maju, mundur, kiri, kanan. c. Trainer menjelaskan makna dari permainan tersebut sebagai sebuah ilustrasi bahwa perubahan merupakan sesuatu yang sulit diawal, namun jika dilakukan secara konsisten
akan
menjadi
lebih
mudah.
Hal
ini
menggambarkan proses pelatihan yang akan dijalani oleh peserta. Kontrak Pelatihan
Trainer mengajak peserta untuk menentukan aturan yang akan disepakati bersama selama pelatihan, dan menuliskan aturan tersebut sebagai kontrak belajar selama pelatihan. Pemaparan Agenda 1. Trainer memaparkan secara ringkas alur pelatihan yang akan dilakukan. 2. Trainer
menjelaskan
bahwa
dalam
pelatihan
akan
menggunakan metode belajar yang beragam dan peserta diminta untuk aktif berpartisipasi agar manfaat yang didapatkan dari pelatihan ini semakin banyak. Pre-test 1. Co-trainer membagikan lembar pre-test kepada peserta. 2. Peserta diminta untuk mengisi lembar pre-test dengan dipandu oleh trainer.
3. Co-trainer mengumpulkan kembali lembar pre-test yang sudah selesai diisi.
Kegiatan II Sesi 1 Motivasi Kerja 1. Peserta memahami motivasi kerja Tujuan
2. Peserta mengetahui perbedaan antara motivasi kerja yang rendah dan motivasi kerja yang tinggi
Waktu
09.00 – 09.30 (30 menit)
Peralatan
Lembar kerja keterlibataN kerja, LCD, sound system
Agenda
Sub-sesi Materi motivasi kerja
Prosedur
Waktu
Media
30 menit
slide
Materi 1. Trainer memberikan materi mengenai motivasi kerja Moore
(2007)
mendefinisikan
motivasi
kerja
sebagai
antusiasme dan sikap positif yang dirasakan karyawan terhadap
pekerjaan.
Darolia
(2010)
menggambarkan
motivasi kerja sebgai konstruk yang berkaitan dengan kondisi menjelaskan dorongan, arah, dan besar, serta pemeliharaan usaha dalam melakukan pekerjaan. Definisi lain dikemukakan oleh Lathan (2008, dalam kirkpatrick, 2010) definisi ini menjelaskan bahwa motivasi kerja merupakan faktor-faktor internal yang mendorong untuk terjadinya perilaku serta adanya faktor eksternal yang merupakan rangsangan terhadap perilaku tersebut. 2. Motivasi Rendah Menurut
McClelland
(1987)
mengemukakan
beberapakan karakteristik individu yang memiliki motivasi yang tinggi, yaitu : a. Pemilihan tingkat kesulitan tugas Individu
dengan
motivsi
berprestasi
tiggi
cenderung memilih tugas dengan tingkat kesulitan menengah, hal ini dikarenakan individu berkesempatan
untuk
membuktikan
bahwa
ia
mampu
melakukan
sesuatu dengan lebih baik. Sementara individu dengan motivasi berprestasi rendah cenderung memilih tugas dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi atau rendah. Tugas yang mudah dapat diselesaikan oleh semua orang sehingga individu tidak mentehaui seberapa besar usaha yang telah mereka lakukan untuk mencapai kesuksesan. Tugas sulit membuat individu tidak dapat mengetahui usaha yang sudah dihasilkan, karena seberapapun besar usaha
yang
mereka
lakukan,
mereka
mengalami
kegagalan. b. Ketahanan atau ketekunan dalam mengerjakan tugas Individu dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan lebih bertahan atau tekun dalam mengerjakan berbagai
tugas,
tidak
mudah
menyerah
ketika
mengalami kegagalan dan cenderung untuk terus mencoba
menyelesaikan
tugas, sementara individu
dengan motivasi berprestasi rendah cenderung memiliki ketekunan yang rendah. Ketekunan individu dengan motivasi berprestasi rendah terbatas pada rasa takut akan kegagalan dan menghindari tugas dengan kesulitan menengah. c. Harapan terhadap umpan balik Individu dengan motivasi berprestasi tinggi selalu mengharapkan umpan balik atau tugas yang sudah dilakukan, bersifat konkret atau nyata mengeni seberapa baik hasil kerja yang telah dilakukan. Individu dengan motivasi berprestasi rendah tidak mengharapkan umpan balik atas tugas yang sudah dilakukan. Bagi individu dengan motivasi berprestasi tinggi, umpan balik yang bersifat
materi
seperti
uang,
bukan
merupakan
pendorong untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik,
namun digunakan sebagai pengukur keberhasilan. d.
Memiliki tanggungjawab pribadi terhadap kinerjanya Individu
dengan
motivasi
berprestasi
tinggi
memiliki tanggungajwab pribadi atas pekerjaan yang dilakukan. Individu itu memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kinerjanya, cenderung untuk menyelesaikan tugas sampai selesai karena berkaitan dengan kepuasan yang dirasakan. e. Kemampuan dalam melakukan inovasi Inovatif dapat riartikan mampu melakukan sesuatu lebih baik dengan cara berbeda dari biasanya, individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan mentelesaikan tugas dengan lebih baik, menyelesaikan tugas dengan cara berbeda dari biasanya, menghindari hal-hal rutin, aktif mencari informasi untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu, serta cenderung menyukai hal-hal yang sifatnya menantang daripada individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah.
Debrief 1.
Apakah kita sudah memiliki motivasi kerja yang tinggi?
Kegiatan III Sesi 2 Membangun keterlibatan kerja 3. Peserta mampu mengetahui peran dalam departemen Tujuan
4. Peserta mampu mengetahui pentingnya fokus dalam memilih sebuah pilihan
Waktu
09.00 – 09.50 (50 menit)
Peralatan
Lembar kerja keterlibataN kerja, LCD, sound system
Agenda
Sub-sesi
Waktu
Mengisi lembar kerja keterlibatan
10 menit
kerja
Prosedur
Media Lembar kerja keterlibatan kerja
Debrief
20 menit
-
Permainan
10 menit
-
Debrief
20 menit
-
Mengisi Lembar kerja keterlibatan kerja 3. Trainer meminta co-trainer membagikan lembar kerja keterlibatan kerja 4. Trainer memandu peserta dalam mengerjakan lembar kerja keterlibatan kerja 5. Peserta diminta untuk mengisi lembar kerja keterlibatan kerja yang berisi pertanyaan terkait tujuan departemen, hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan departemen dan peran penting 6. Setelah mengisi lembar kerja trainer mengajak peserta untuk berdiskusi
Debrief 1. Pentingnya mengetahui tujuan departemen 2. Pentingnya memahami diri sendiri sebagai karyawan untuk mencapai tujuan departemen 3. Pentingnya pekerjaan karyawan dalam mencapai tujuan departemen
Permainan “Pilihan”
1. Trainer akan memberikan permainan “pilihan”. 2. Trainer menjelaskan tiga karakter yang akan dimainkan, yaitu Samson, Singa, dan Delila. 3. Trainer meminta peserta untuk membuat gaya bagi tiaptiap karakter yang akan dimainkan. 4. Peserta diminta untuk berbaris menjadi dua kelompok. Lalu peserta diminta untuk saling membelakangi peserta satu sama lain. 5. Trainer akan memberitahu peserta bahwa, Singa kalah dengan Samsons, Samson kalah dengan Delila, Delila kalah dengan Singa. 6. Peserta diminta untuk memilih karakter yang diinginkan dan bergaya atau berekspresi sesuai karakter yang dipilih. 7. Trainer akan memberikan aba-aba untuk peserta berbalik badan
berhadapan
dengan
peserta
lain
dan
mengekspresikan pilihanannya. 8. Setelah melakukan permainan, trainer mengajak peserta berdiskusi
Debrief 2.
Kenapa memilih karakter itu?
3.
Pada saat (detik-detik terakhir atau dari awal sudah memilih itu) apa memilih karakter tersebut?
4.
Adakah gaya dan pilihannya berbeda? Kenapa bisa berbeda?
5.
Pentingnya
menentukan
mencapai tujuan.
pilihan
agar
fokus dalam
KEGIATAN III Sesi 1 Pengantar keterlibatan kerja Tujuan
Peserta memahami definisi dan konsep keterlibatan kerja
Waktu
08.30 – 09.00 (30 menit)
Peralatan
LCD, lembar slide, dan sound system.
Agenda
Sub-sesi Materi keterlibatan kerja Diskusi
Prosedur
Waktu
Media
20 menit
Slide
10 menit
Prosedur 1. Trainer menjelaskan materi keterlibatan kerja yang meliputi : a.
Definisi keterlibatan kerja Menurut Robbins dan Judge (2008) keterlibatan kerja yaitu keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme individual
dengan
Keterlibatan karyawan
kerja dalam
kerja
yang
merupakan bekerja
mereka sikap
dengan
dan
lakukan. perilaku
mengekspersikan
dirinya. Karyawan menemukan arti dalam bekerja, kebanggaan telah menjadi bagian dari organisasi tempat ia bekerja, bekerja untuk mencapai visi dan misi keseluruhan sebuah organisasi. Karyawan akan bekerja ekstra dan mengupayakan sesuatu untuk pekerjaan di atas apa yang diharapkan baik dalam waktu dan energi. Keterlibatan kerja yaitu sikap dan perilaku karyawan untuk terlibat secara erat dengan perusahaan dengan memberikan segala usaha yang terbaik untuk mencapai tujuan departemen. b.
Dimensi keterlibatan kerja Dimensi
keterlibatan
kerjamenurut
Schaufeli,
Salanova, Gonzales-Roma, & Bakker (2002) yaitu,
1) Vigor Merupakan curahan energi dan mental yang kuat selama bekerja, keberanian untuk berusaha sekuat
tenaga
dalam
menyelesaikan
suatu
pekerjaan, dan tekun dalam menghadapi kesulitan kerja. Kemauan untuk menginvestasikan segala upaya dalam suatu pekerjaan, dan tetap bertahan meskipun menghadapi kesulitan. 2) Dedication Merasa terlibat sangat kuat dalam suatu pekerjaan
dan
mengalami
rasa
kebermaknaan,
antusiasmen, kebanggan, inspirasi dan tantangan. 3) Absorption Dalam
bekerja
karyawan
selalu
penuh
konsentrasi dan serius terhadap suatu pekerjaan. Dalam bekerja waktu terasa berlalu begitu cepat dan menemukan
kesulitan
dalam
memisahkan
diri
dengan pekerjaan. c.
Syarat dalam mengukur keterlibatan kerja Luthan
(2006)
menjelaskan
komponen
yang
digunakan dalam mengukur keterlibatan kerja yaitu : 1) Aktif berpartisipasi dalam pekerjaan Aktif berpartisipasi dalam pekerjaan dapat menunjukkan
seorang
pekerja
terlibat
dalam
pekerjaan. aktif berpartisipasi adalah perhatian seseorang dalam pekerjaan. Dari tingkat atensi inilah maka dapat diketahui seberapa karyawan perhatian, peduli
dan
menguasi
bidang
yang
menjadi
perhatiannya. 2) Menunjukkan pekerjaan sebagai yang utama Menunjukkan pekerjaan sebagai yang utama pada
karyawan
yang
dapat
mewakili
tingkat
keterlibatan kerjanya. Apabila karyawan merasa pekerjaannya adalah hal yang utama. Seorang karyawan akan yang mengutamakan pekerjaan akan berusaha terbaik untuk pekerjaannya. 3) Melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang penting bagi harga diri Keterlibatan kerja dapat dilihat dari sikap seorang
pekerja
pekerjaannya.
dalam
Dimana
pikiran
mengenai
seorang
karyawan
menganggap pekerjaan penting bagi harga dirinya. Apabila pekerjaan tersebut dirasa berarti dan sangat berharga baik secara materi dan psikologis pada pekerja maka pekerja tersebut menghargai dan akan melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin. Sehingga keterlibatan kerja dapat tercapai dan karyawan merasa bahwa pekerjaan mereka penting bagi harga dirinya. d.
Faktor yang mempengaruhi keterlibatan kerja Menurut
Thomas
(2009)
engagement
dapat
dipengaruhi oleh tempat intrinsic rewards, yaitu : 1)
Kebermaknaan (A sense of Meaningfulness)
2)
Pilihan (A Sense of Choice)
3)
Kemampuan (A Sense of Competence)
4)
Kemajuan (A Sense of Progress) Robinson, et al. (2004) menjelaskan bahwa
karyawan yang secara kuat engaged dengan perusahaan akan meningkatkan kinerjanya dan memberikan upaya yang optimal untuk keuntungan perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa kinerja karyawan yang engaged terhadap pekerjaannya cenderung lebih baik sehingga mempengaruhi performa perusahaan kearah yang positif yang pada dasarnya kinerja perusahaan tercapai dari
kinerja individual karyawannya (Antonaco-poulou, 2000). Di sisi lain, Salanova (dalam Lin, 2009 h. 1), juga menemukan fakta bahwa work engagement yang rendah juga akan diikuti oleh performa karyawan yang juga rendah, adanya kebosanan karyawan (Gonzales-Roma dkk, 2006, h.165) dan juga munculnya ketidakpercayaan terhadap organisasi (Chughtay and Buckley, 2009, h. 574). Fay dan Luhrmann (2004, dalam Lin, 2009, h. 1) juga
menemukan
bahwa
tingginya
tingkat
work
engagement juga berhubungan erat terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Semakin tinggi work engagement
maka
kepuasan
kerja
dan
komitmen
organisasi juga semakin tinggi. 2. Trainer
mempersilakan peserta bertanya terkait materi
keterlibatan kerja 3. Trainer kembali melanjutkan sesi kegiatan setelahnya
ENERGIZER Waktu
09.50 – 10.00 (10 menit)
Prosedur
Instruksi 1. Peserta berdiri 2. Trainer memberikan video energizer “baby shark dance”
KEGIATAN IV Sesi 3 Kemampuan Mengerjakan Pekerjaan Tujuan
Peserta mampu meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan SOP
Waktu
10.00 – 10.50 (50 menit)
Peralatan
Pulpen, LCD, Sound system
Agenda
Sub-sesi Berlatih mengerjakan pekerjaan sesuai SOP
Prosedur
Waktu
Media
50 menit
Roleplay
Role Play 1. Trainer mengajak peserta untuk bermain peran 2. Trainer akan menunjukkan empat orang karyawan untuk berpartisipasi dalam permainan roleplay 3. Trainer akan memberikan peran kepada masing-masing peserta untuk membersihkan area kamar, ada empat area kamar yang akan diperagakan oleh peserta seperti kamar mandi, making bed, furniture, dan balkon 4. Trainer akan menunjuk semua peserta sebagai observer dari peran yang akan diperagakan oleh rekan nya. 5. Silahkan mainkan peran anda dengan mencontohkan cara menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan SOP pekerjaan anda sehari-hari.
Debrief
KEGIATAN V Sesi 4. Kemajuan cara menyelesaikan pekerjaan Tujuan
Peserta mengetahui kemajuan dari diri sendiri untuk mencapai tujuan departemen
Peserta mampu merancang program untuk meningkatkan kinerja
Waktu Peralatan Agenda
10.50 – 11.40 (50 menit) Lembar kerja keterlibatan kerja, lembar kerja progres, sound
systemn, LCD Sub-sesi
Waktu
Media
15 menit
Lembar kerja
Lembar kerja Progres
15 menit
Lembar kerja
Diskusi
20 menit
Reviu lembar kerja keterlibatan kerja
Prosedur
1. Trainer memulai sesi pelatihan dengan mereviu kembali lembar kerja keterlibatan kerja 2. Trainer meminta peserta untuk mengisi lembar kerja progres 3. Trainer meminta kesediaan salah satu peserta untuk menceritakan lembar progres yang telah dirancang 4. Trainer bersama peserta mendiskusikan lembar progres
Kegiatan VI Penutupan Peserta mampu me-review poin-poin pembelajaran selama Tujuan
pelatihan dan mengetahui peran penting, kemampuan dan kemajuan diri untuk mencapai tujuan bersama dalam bekerja.
Waktu Peralatan Agenda
Prosedur
11.40 – 12.10 (30 menit) Lembar post-test, lembar evaluasi, pulpen, LCD, dan sound
system. Sub-sesi
Waktu
Media
Rangkuman materi
10 menit
Slide
Post-test
5 menit
Lembar post-test
Evaluasi
10 menit
Lembar evaluasi
Penutup
5 menit
-
Rangkuman Materi 1. Trainer merangkum keseluruhan materi pelatihan. 2. Trainer memotivasi peserta untuk mempraktekkan poinpoin pembelajaran dari pelatihan saat bekerja. 3. Trainer mempersilakan peserta pelatihan jika masih ada yang ingin ditanyakan. Post-Test 1. Co-trainer membagikan lembar post-test pada peserta. 2. Peserta diminta untuk mengisi lembar post-test. 3. Co-trainer mengumpulkan kembali lembar post-test yang sudah selesai diisi. Evaluasi 1. Co-trainer membagikan tiga lembar evaluasi pada peserta. 2. Peserta diberi waktu 10 menit untuk mengisi lembarlembar evaluasi. 3. Co-trainer
mengumpulkan
evaluasi tersebut.
kembali
lembar-lembar
Penutup
Trainer dan co-trainer mengucapkan terima kasih atas partisipasi
peserta
dan
memohon
maaf
atas
segala
kekurangan serta kesalahan selama pelatihan. Kemudian dilanjutkan menutup pelatihan dengan doa bersama.