Modul Pelatihan Work Engagement [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PELATIHAN WORK ENGAGEMENT



Oleh : MUTHIA RAFIDAH (14915038)



PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2018



Pelatihan Keterlibatan kerja A. PENGANTAR Keterlibatan



kerjamerupakan



langkah



dimana



karyawan



dapat



memahami pentingnya pekerjaan yang dilakukan dan peduli dengan pekerjaan tersebut. konsep dasar dari keterlibatan kerjaadalah karyawan menemukan arti dalam bekerja, kebanggaan telah memjadi bagian dari organisasi, bekerja untuk visi dan misi sebuah organisasi, dan karyawan bekerja ekstra serta mengupayakan sesuatu untuk pekerjaan di atas apa yang diharapkan baik dalam waktu dan energi. Modul ini disusun sebagai panduan untuk melaksanakan pelatihan



keterlibatan kerja. Keterlibatan kerjamengacu pada pekerjaan sehari-hari departemen housekeeping di hotel X. Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan keterlibatan karyawan dalam mencapai tujuan departemen



housekeeping. B. TUJUAN PELATIHAN 1.



Menumbuhkan



kesadaran



akan



peran



penting



karyawan



dalam



menyelesaikan pekerjaan untuk mencapai tujuan departemen 2.



Menumbuhkan keinginan dalam diri karyawan untuk mencapai tujuan dari departemen



3.



Melatih tanggung jawab karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan SOP organisasi.



C. SASARAN PELATIHAN 1. Peserta pelatihan memiliki keinginan pribadi untuk mencapai tujuan dari departemen. 2. Peserta pelatihan memahami peran penting diri dalam pekerjaan dan fokus dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai peraturan perusahaan 3. Peserta pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan SOP 4. Peserta pelatihan memiliki kemajuan yang akan dicapai untuk mencapai tujuan departemen



D. DURASI PELATIHAN Pelatihan ini akan dilaksanakan selama ± 7 jam. Rincian waktu kegiatan ini dapat dilihat lebih lanjut pada bagian rundown pelatihan. E.



F.



MATERI PELATIHAN 1.



Keterlibatan kerja



2.



Kemampuan



3.



Kemajuan



METODE PELATIHAN Pelatihan ini menggunakan teknik experimental learning, dengan menerapkan beberapa metode yaitu kuesioner, ceramah, diskusi, mengisi lembar kerja kegiatan roleplay, dan permainan.



G. DESAIN PELATIHAN Pelatihan akan dilaksanakan dengan menggunakan setting indoor (didalam ruangan). Ruangan yang digunakan adalah training room hotel X. H. KUALIFIKASI TRAINER 1. Trainer dalam pelatihan ini merupakan individu yang memahami dan menguasasi dengan baik tata cara prosedur pelatihan. Trainer berperan sesuai hal-hal yang dibutuhkan selama pelatihan, serta mampu mengatasi permasalahan yang mungkin akan terjadi selama pelatihan. 2. Kriteria trainer antara lain, yaitu : a. Pernah menjadi trainer sebelumnya. b. Memahami materi terkait keterlibatan kerja c. Memiliki kemampuan menguasai kelas dengan baik. d. Mampu berkomunikasi secara efektif. 3. Tugas trainer dalam kegiatan ini antara lain : a. Menyampaikan materi dan memandu aktivitas setiap materi. b. Memberikan instruksi yang jelas pada setiap bagian proses pelatihan. c. Menciptakan suasana yang kondusif dalam proses pelatihan.



4. Keterampilan trainer a. Mampu memandu kelompok kecil maupun kelompok besar. b. Mampu memberikan motivasi kepada peserta pelatihan. c. Mampu mengelola waktu dengan baik. I.



RUNDOWN PELATIHAN Waktu (20 menit)



Kegiatan



Uraian



Metode



Perkenalan trainer, ice breaking (opposite), kontrak pelatihan, pemaparan agenda,



Ceramah, Permainan, Kuesioner



Sesi 1 Motivasi kerja Sesi 2 Membangun



Materi motivasi



Ceramah, diskusi Lembar kerja, Permainan, Diskusi



Sesi 3 Pengantar



Materi keterlibatan kerja



Ceramah, diskusi



Sesi 4 Kemampuan



Berlatih menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan SOP Berlatih merancang pengembangan diri dalam bekerja Rangkuman materi, posttest, evaluasi, penutup



Diskusi,



Pembukaan



pre-test (30 menit) (50 menit)



keterlibatan kerja (30 menit)



(10 menit) (50 menit)



Mengisi lembar kerja, debrief, game pilihan,



debrief



keterlibatan kerja ENERGIZER



(50 menit)



Sesi 5 Kemajuan



(30 menit)



Penutupan



roleplay Diskusi, Ceramah, lembar kerja Ceramah, Kuesioner



OVERVIEW PELATIHAN KEGIATAN 1 Pembukaan Tujuan



1. Membuka pelatihan secara resmi. 2. Membangun hubungan antara peserta dengan trainer. 3. Memaparkan agenda pelatihan secara singkat kepada peserta. 4. Tercipta kontrak belajar yang disepakati bersama. 5. Pengisian pre-test.



Waktu



08.00 – 08.30 (30 menit)



Peralatan



Name tag, lembar pre-test, pulpen, LCD, dan sound system.



Agenda



Prosedur



Sub-sesi



Waktu



Media



Pembukaan



5 menit



-



Ice Breaking



10 menit



-



Kontrak Pelatihan



5 menit



Slide



Pemaparan Agenda



5 menit



Slide



Pre-test



5 menit



Lembar pre-test



 Pembukaan 1. Co-trainer membuka acara dengan menyapa peserta. 2. Perwakilan dari Hotel X membuka acara secara resmi dan menyerahkan acara secara simbolis kepada trainer. 3. Trainer memperkenalkan diri. Trainer menyapa seluruh peserta dan membuka acara dengan membaca doa, kemudian memastikan seluruh peserta berada dalam kondisi siap untuk melakukan aktivitas pelatihan. 4. Trainer mempersilahkan peserta untuk memperkenalkan diri  Ice Breaking 1. Trainer membuka kegiatan dengan permainan bernama



opposite.



Permainan



ini



bertujuan



untuk



melatih



konsentrasi, memotivasi dan membangun semangat peserta pelatihan.



2. Instruksi permainan a. Peserta diminta untuk berbaris. b. Trainer memberi instruksi “ikuti saya”, lalu peserta diminta untuk mengikut gerakan dan ucapan trainer. Akan ada instruksi “normal” dan “opposite”. Jika trainer berkata “normal” maka seluruh gerakan dan ucapan mengikuti



trainer,



instruksi



namun



trainer



jika



mengatakan “opposite” maka peserta diminta untuk mengikuti ucapan trainer dan melakukan gerakan sebaliknya.



Instruksi



lainnya



adalah



ucapan



dan



gerakan maju, mundur, kiri, kanan. c. Trainer menjelaskan makna dari permainan tersebut sebagai sebuah ilustrasi bahwa perubahan merupakan sesuatu yang sulit diawal, namun jika dilakukan secara konsisten



akan



menjadi



lebih



mudah.



Hal



ini



menggambarkan proses pelatihan yang akan dijalani oleh peserta.  Kontrak Pelatihan



Trainer mengajak peserta untuk menentukan aturan yang akan disepakati bersama selama pelatihan, dan menuliskan aturan tersebut sebagai kontrak belajar selama pelatihan.  Pemaparan Agenda 1. Trainer memaparkan secara ringkas alur pelatihan yang akan dilakukan. 2. Trainer



menjelaskan



bahwa



dalam



pelatihan



akan



menggunakan metode belajar yang beragam dan peserta diminta untuk aktif berpartisipasi agar manfaat yang didapatkan dari pelatihan ini semakin banyak.  Pre-test 1. Co-trainer membagikan lembar pre-test kepada peserta. 2. Peserta diminta untuk mengisi lembar pre-test dengan dipandu oleh trainer.



3. Co-trainer mengumpulkan kembali lembar pre-test yang sudah selesai diisi.



Kegiatan II Sesi 1 Motivasi Kerja 1. Peserta memahami motivasi kerja Tujuan



2. Peserta mengetahui perbedaan antara motivasi kerja yang rendah dan motivasi kerja yang tinggi



Waktu



09.00 – 09.30 (30 menit)



Peralatan



Lembar kerja keterlibataN kerja, LCD, sound system



Agenda



Sub-sesi Materi motivasi kerja



Prosedur







Waktu



Media



30 menit



slide



Materi 1. Trainer memberikan materi mengenai motivasi kerja Moore



(2007)



mendefinisikan



motivasi



kerja



sebagai



antusiasme dan sikap positif yang dirasakan karyawan terhadap



pekerjaan.



Darolia



(2010)



menggambarkan



motivasi kerja sebgai konstruk yang berkaitan dengan kondisi menjelaskan dorongan, arah, dan besar, serta pemeliharaan usaha dalam melakukan pekerjaan. Definisi lain dikemukakan oleh Lathan (2008, dalam kirkpatrick, 2010) definisi ini menjelaskan bahwa motivasi kerja merupakan faktor-faktor internal yang mendorong untuk terjadinya perilaku serta adanya faktor eksternal yang merupakan rangsangan terhadap perilaku tersebut. 2. Motivasi Rendah Menurut



McClelland



(1987)



mengemukakan



beberapakan karakteristik individu yang memiliki motivasi yang tinggi, yaitu : a. Pemilihan tingkat kesulitan tugas Individu



dengan



motivsi



berprestasi



tiggi



cenderung memilih tugas dengan tingkat kesulitan menengah, hal ini dikarenakan individu berkesempatan



untuk



membuktikan



bahwa



ia



mampu



melakukan



sesuatu dengan lebih baik. Sementara individu dengan motivasi berprestasi rendah cenderung memilih tugas dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi atau rendah. Tugas yang mudah dapat diselesaikan oleh semua orang sehingga individu tidak mentehaui seberapa besar usaha yang telah mereka lakukan untuk mencapai kesuksesan. Tugas sulit membuat individu tidak dapat mengetahui usaha yang sudah dihasilkan, karena seberapapun besar usaha



yang



mereka



lakukan,



mereka



mengalami



kegagalan. b. Ketahanan atau ketekunan dalam mengerjakan tugas Individu dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan lebih bertahan atau tekun dalam mengerjakan berbagai



tugas,



tidak



mudah



menyerah



ketika



mengalami kegagalan dan cenderung untuk terus mencoba



menyelesaikan



tugas, sementara individu



dengan motivasi berprestasi rendah cenderung memiliki ketekunan yang rendah. Ketekunan individu dengan motivasi berprestasi rendah terbatas pada rasa takut akan kegagalan dan menghindari tugas dengan kesulitan menengah. c. Harapan terhadap umpan balik Individu dengan motivasi berprestasi tinggi selalu mengharapkan umpan balik atau tugas yang sudah dilakukan, bersifat konkret atau nyata mengeni seberapa baik hasil kerja yang telah dilakukan. Individu dengan motivasi berprestasi rendah tidak mengharapkan umpan balik atas tugas yang sudah dilakukan. Bagi individu dengan motivasi berprestasi tinggi, umpan balik yang bersifat



materi



seperti



uang,



bukan



merupakan



pendorong untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik,



namun digunakan sebagai pengukur keberhasilan. d.



Memiliki tanggungjawab pribadi terhadap kinerjanya Individu



dengan



motivasi



berprestasi



tinggi



memiliki tanggungajwab pribadi atas pekerjaan yang dilakukan. Individu itu memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kinerjanya, cenderung untuk menyelesaikan tugas sampai selesai karena berkaitan dengan kepuasan yang dirasakan. e. Kemampuan dalam melakukan inovasi Inovatif dapat riartikan mampu melakukan sesuatu lebih baik dengan cara berbeda dari biasanya, individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan mentelesaikan tugas dengan lebih baik, menyelesaikan tugas dengan cara berbeda dari biasanya, menghindari hal-hal rutin, aktif mencari informasi untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu, serta cenderung menyukai hal-hal yang sifatnya menantang daripada individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah. 



Debrief 1.



Apakah kita sudah memiliki motivasi kerja yang tinggi?



Kegiatan III Sesi 2 Membangun keterlibatan kerja 3. Peserta mampu mengetahui peran dalam departemen Tujuan



4. Peserta mampu mengetahui pentingnya fokus dalam memilih sebuah pilihan



Waktu



09.00 – 09.50 (50 menit)



Peralatan



Lembar kerja keterlibataN kerja, LCD, sound system



Agenda



Sub-sesi



Waktu



Mengisi lembar kerja keterlibatan



10 menit



kerja



Prosedur







Media Lembar kerja keterlibatan kerja



Debrief



20 menit



-



Permainan



10 menit



-



Debrief



20 menit



-



Mengisi Lembar kerja keterlibatan kerja 3. Trainer meminta co-trainer membagikan lembar kerja keterlibatan kerja 4. Trainer memandu peserta dalam mengerjakan lembar kerja keterlibatan kerja 5. Peserta diminta untuk mengisi lembar kerja keterlibatan kerja yang berisi pertanyaan terkait tujuan departemen, hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan departemen dan peran penting 6. Setelah mengisi lembar kerja trainer mengajak peserta untuk berdiskusi 



Debrief 1. Pentingnya mengetahui tujuan departemen 2. Pentingnya memahami diri sendiri sebagai karyawan untuk mencapai tujuan departemen 3. Pentingnya pekerjaan karyawan dalam mencapai tujuan departemen







Permainan “Pilihan”



1. Trainer akan memberikan permainan “pilihan”. 2. Trainer menjelaskan tiga karakter yang akan dimainkan, yaitu Samson, Singa, dan Delila. 3. Trainer meminta peserta untuk membuat gaya bagi tiaptiap karakter yang akan dimainkan. 4. Peserta diminta untuk berbaris menjadi dua kelompok. Lalu peserta diminta untuk saling membelakangi peserta satu sama lain. 5. Trainer akan memberitahu peserta bahwa, Singa kalah dengan Samsons, Samson kalah dengan Delila, Delila kalah dengan Singa. 6. Peserta diminta untuk memilih karakter yang diinginkan dan bergaya atau berekspresi sesuai karakter yang dipilih. 7. Trainer akan memberikan aba-aba untuk peserta berbalik badan



berhadapan



dengan



peserta



lain



dan



mengekspresikan pilihanannya. 8. Setelah melakukan permainan, trainer mengajak peserta berdiskusi 



Debrief 2.



Kenapa memilih karakter itu?



3.



Pada saat (detik-detik terakhir atau dari awal sudah memilih itu) apa memilih karakter tersebut?



4.



Adakah gaya dan pilihannya berbeda? Kenapa bisa berbeda?



5.



Pentingnya



menentukan



mencapai tujuan.



pilihan



agar



fokus dalam



KEGIATAN III Sesi 1 Pengantar keterlibatan kerja Tujuan



Peserta memahami definisi dan konsep keterlibatan kerja



Waktu



08.30 – 09.00 (30 menit)



Peralatan



LCD, lembar slide, dan sound system.



Agenda



Sub-sesi Materi keterlibatan kerja Diskusi



Prosedur



Waktu



Media



20 menit



Slide



10 menit



 Prosedur 1. Trainer menjelaskan materi keterlibatan kerja yang meliputi : a.



Definisi keterlibatan kerja Menurut Robbins dan Judge (2008) keterlibatan kerja yaitu keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme individual



dengan



Keterlibatan karyawan



kerja dalam



kerja



yang



merupakan bekerja



mereka sikap



dengan



dan



lakukan. perilaku



mengekspersikan



dirinya. Karyawan menemukan arti dalam bekerja, kebanggaan telah menjadi bagian dari organisasi tempat ia bekerja, bekerja untuk mencapai visi dan misi keseluruhan sebuah organisasi. Karyawan akan bekerja ekstra dan mengupayakan sesuatu untuk pekerjaan di atas apa yang diharapkan baik dalam waktu dan energi. Keterlibatan kerja yaitu sikap dan perilaku karyawan untuk terlibat secara erat dengan perusahaan dengan memberikan segala usaha yang terbaik untuk mencapai tujuan departemen. b.



Dimensi keterlibatan kerja Dimensi



keterlibatan



kerjamenurut



Schaufeli,



Salanova, Gonzales-Roma, & Bakker (2002) yaitu,



1) Vigor Merupakan curahan energi dan mental yang kuat selama bekerja, keberanian untuk berusaha sekuat



tenaga



dalam



menyelesaikan



suatu



pekerjaan, dan tekun dalam menghadapi kesulitan kerja. Kemauan untuk menginvestasikan segala upaya dalam suatu pekerjaan, dan tetap bertahan meskipun menghadapi kesulitan. 2) Dedication Merasa terlibat sangat kuat dalam suatu pekerjaan



dan



mengalami



rasa



kebermaknaan,



antusiasmen, kebanggan, inspirasi dan tantangan. 3) Absorption Dalam



bekerja



karyawan



selalu



penuh



konsentrasi dan serius terhadap suatu pekerjaan. Dalam bekerja waktu terasa berlalu begitu cepat dan menemukan



kesulitan



dalam



memisahkan



diri



dengan pekerjaan. c.



Syarat dalam mengukur keterlibatan kerja Luthan



(2006)



menjelaskan



komponen



yang



digunakan dalam mengukur keterlibatan kerja yaitu : 1) Aktif berpartisipasi dalam pekerjaan Aktif berpartisipasi dalam pekerjaan dapat menunjukkan



seorang



pekerja



terlibat



dalam



pekerjaan. aktif berpartisipasi adalah perhatian seseorang dalam pekerjaan. Dari tingkat atensi inilah maka dapat diketahui seberapa karyawan perhatian, peduli



dan



menguasi



bidang



yang



menjadi



perhatiannya. 2) Menunjukkan pekerjaan sebagai yang utama Menunjukkan pekerjaan sebagai yang utama pada



karyawan



yang



dapat



mewakili



tingkat



keterlibatan kerjanya. Apabila karyawan merasa pekerjaannya adalah hal yang utama. Seorang karyawan akan yang mengutamakan pekerjaan akan berusaha terbaik untuk pekerjaannya. 3) Melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang penting bagi harga diri Keterlibatan kerja dapat dilihat dari sikap seorang



pekerja



pekerjaannya.



dalam



Dimana



pikiran



mengenai



seorang



karyawan



menganggap pekerjaan penting bagi harga dirinya. Apabila pekerjaan tersebut dirasa berarti dan sangat berharga baik secara materi dan psikologis pada pekerja maka pekerja tersebut menghargai dan akan melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin. Sehingga keterlibatan kerja dapat tercapai dan karyawan merasa bahwa pekerjaan mereka penting bagi harga dirinya. d.



Faktor yang mempengaruhi keterlibatan kerja Menurut



Thomas



(2009)



engagement



dapat



dipengaruhi oleh tempat intrinsic rewards, yaitu : 1)



Kebermaknaan (A sense of Meaningfulness)



2)



Pilihan (A Sense of Choice)



3)



Kemampuan (A Sense of Competence)



4)



Kemajuan (A Sense of Progress) Robinson, et al. (2004) menjelaskan bahwa



karyawan yang secara kuat engaged dengan perusahaan akan meningkatkan kinerjanya dan memberikan upaya yang optimal untuk keuntungan perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa kinerja karyawan yang engaged terhadap pekerjaannya cenderung lebih baik sehingga mempengaruhi performa perusahaan kearah yang positif yang pada dasarnya kinerja perusahaan tercapai dari



kinerja individual karyawannya (Antonaco-poulou, 2000). Di sisi lain, Salanova (dalam Lin, 2009 h. 1), juga menemukan fakta bahwa work engagement yang rendah juga akan diikuti oleh performa karyawan yang juga rendah, adanya kebosanan karyawan (Gonzales-Roma dkk, 2006, h.165) dan juga munculnya ketidakpercayaan terhadap organisasi (Chughtay and Buckley, 2009, h. 574). Fay dan Luhrmann (2004, dalam Lin, 2009, h. 1) juga



menemukan



bahwa



tingginya



tingkat



work



engagement juga berhubungan erat terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Semakin tinggi work engagement



maka



kepuasan



kerja



dan



komitmen



organisasi juga semakin tinggi. 2. Trainer



mempersilakan peserta bertanya terkait materi



keterlibatan kerja 3. Trainer kembali melanjutkan sesi kegiatan setelahnya



ENERGIZER Waktu



09.50 – 10.00 (10 menit)



Prosedur



 Instruksi 1. Peserta berdiri 2. Trainer memberikan video energizer “baby shark dance”



KEGIATAN IV Sesi 3 Kemampuan Mengerjakan Pekerjaan Tujuan



Peserta mampu meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan SOP



Waktu



10.00 – 10.50 (50 menit)



Peralatan



Pulpen, LCD, Sound system



Agenda



Sub-sesi Berlatih mengerjakan pekerjaan sesuai SOP



Prosedur



Waktu



Media



50 menit



Roleplay



 Role Play 1. Trainer mengajak peserta untuk bermain peran 2. Trainer akan menunjukkan empat orang karyawan untuk berpartisipasi dalam permainan roleplay 3. Trainer akan memberikan peran kepada masing-masing peserta untuk membersihkan area kamar, ada empat area kamar yang akan diperagakan oleh peserta seperti kamar mandi, making bed, furniture, dan balkon 4. Trainer akan menunjuk semua peserta sebagai observer dari peran yang akan diperagakan oleh rekan nya. 5. Silahkan mainkan peran anda dengan mencontohkan cara menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan SOP pekerjaan anda sehari-hari. 



Debrief



KEGIATAN V Sesi 4. Kemajuan cara menyelesaikan pekerjaan  Tujuan



Peserta mengetahui kemajuan dari diri sendiri untuk mencapai tujuan departemen







Peserta mampu merancang program untuk meningkatkan kinerja



Waktu Peralatan Agenda



10.50 – 11.40 (50 menit) Lembar kerja keterlibatan kerja, lembar kerja progres, sound



systemn, LCD Sub-sesi



Waktu



Media



15 menit



Lembar kerja



Lembar kerja Progres



15 menit



Lembar kerja



Diskusi



20 menit



Reviu lembar kerja keterlibatan kerja



Prosedur



1. Trainer memulai sesi pelatihan dengan mereviu kembali lembar kerja keterlibatan kerja 2. Trainer meminta peserta untuk mengisi lembar kerja progres 3. Trainer meminta kesediaan salah satu peserta untuk menceritakan lembar progres yang telah dirancang 4. Trainer bersama peserta mendiskusikan lembar progres



Kegiatan VI Penutupan Peserta mampu me-review poin-poin pembelajaran selama Tujuan



pelatihan dan mengetahui peran penting, kemampuan dan kemajuan diri untuk mencapai tujuan bersama dalam bekerja.



Waktu Peralatan Agenda



Prosedur



11.40 – 12.10 (30 menit) Lembar post-test, lembar evaluasi, pulpen, LCD, dan sound



system. Sub-sesi



Waktu



Media



Rangkuman materi



10 menit



Slide



Post-test



5 menit



Lembar post-test



Evaluasi



10 menit



Lembar evaluasi



Penutup



5 menit



-



 Rangkuman Materi 1. Trainer merangkum keseluruhan materi pelatihan. 2. Trainer memotivasi peserta untuk mempraktekkan poinpoin pembelajaran dari pelatihan saat bekerja. 3. Trainer mempersilakan peserta pelatihan jika masih ada yang ingin ditanyakan.  Post-Test 1. Co-trainer membagikan lembar post-test pada peserta. 2. Peserta diminta untuk mengisi lembar post-test. 3. Co-trainer mengumpulkan kembali lembar post-test yang sudah selesai diisi.  Evaluasi 1. Co-trainer membagikan tiga lembar evaluasi pada peserta. 2. Peserta diberi waktu 10 menit untuk mengisi lembarlembar evaluasi. 3. Co-trainer



mengumpulkan



evaluasi tersebut.



kembali



lembar-lembar



 Penutup



Trainer dan co-trainer mengucapkan terima kasih atas partisipasi



peserta



dan



memohon



maaf



atas



segala



kekurangan serta kesalahan selama pelatihan. Kemudian dilanjutkan menutup pelatihan dengan doa bersama.